Anda di halaman 1dari 30

Program Studi S1 Keperawatan

Fakultas Keperawatan dan Kebidanan


Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
2021

A. LATAR BELAKANG

Gastritis atau lebih lazim kita menyebutnya sebagai penyakit maag,

merupakan penyakit yang sangat menggangu aktivitas dan bila tidak ditangani

dengan baik dapat berakibat fatal. Biasanya penyakit gastritis terjadi pada orang-

orang yang mempunyai pola makan tidak teratur dan merangsang produksi asam

lambung. Beberapa infeksi mikroorganisme juga dapat menyebabkan terjadinya

gastritis. Gejala-gejala sakit gastritis selain nyeri di daerah ulu hati adalah mual,

muntah, lemas, kembung dan terasa sesak, nafsu makan menurun, wajah pucat,

suhu badan naik, keluar keringat dingin, pusing, atau selalu bersendawa dan pada

kondisi yang lebih parah, bisa muntah darah (Gustin, 2011).

Penyakit gastritis terjadi karena dua hal, yaitu gangguan fungsional dari

lambung yang tidak baik dan terdapat gangguan struktur anatomi. Gangguan

fungsional berhubungan dengan adanya gerakan dari lambung yang berkaitan

dengan sistem saraf di lambung atau hal-hal yang bersifat psikologis. Gangguan

struktur anatomi bisa berupa luka erosi atau juga tumor. (sukarmin,2011).

Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1juta dari jumlah penduduk setiap

tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah

penduduk setiap tahunnya. Berdasarkan penelitian Word Health Organization

(WHO) mengadakan tinjauan terhadap beberapa negara di dunia dan mendapatkan

hasil persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%,

China 31%, Jepang14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Prevalensi gastritis
yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2%

yang secara substantial lebih tinggi dari pada populasi di barat yang berkisar 4,1%

dan bersifata simptomatik. (WHOdalam Gustin, 2011).

Secara Nasional, Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di

Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa

penduduk. Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh

Departemen Kesehatan RI dan angka kejadian gastritis tertinggi mencapai 91,6%

yaitu di kota Medan, lalu di beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%,

Denpasar 46%, Jakarta 50%,Bandung 32,5% , Palembang 35,35%, Aceh 31,7%,

dan Pontianak 31,2 % (Sumarni 2013). sedangkan di Sumatra utara angka

kesakitan cukup besar 91,6%.(ilham syahputra Siregar,2016).Berdasarkan data

yang telah saya dapatkan di Dinas Kesehatan Nias Utara bahwa penderita gastritis

sebanyak 510 di tahun 2020.

Bahaya penyakit gastritis jika dibiarkan terus-menerus akan merusak

fungsi lambung hingga menyebabkan kematian. Berbagai penelitian

menyimpulkan bahwa keluhan sakit pada penyakit gastritis paling banyak ditemui

akibat gastritis fungsional, yaiu mencapai 70-80% dari seluruh kasus. Gastritis

fungsional merupakan sakit yang bukan disebabkan oleh ganguan pada organ

lambung melainkan lebih sering dipicu oleh pola makan yang kurang sesuai,

faktor psikis dan kecemasan (Saydam, 2011).

Gastritis yang terjadi pada santri karena tidak memperhatikan pola makan

yang teratur, selain itu makan makanan pedas dan asam yang dapat merangsang

dan meningkatkan asam lambung dan makanan tersebut paling beresiko

meningkatkan gastritis.Orang yang memiliki pola makan yang tidak teratur mudah
terserang penyakit ini. Pada saat perut diisi, tapi dibiarkan kosong atau ditunda

pengisian nya, asam lambung akan mencerna lapisan mukosa lambung, sehingga

timbul rasa nyeri. Pola makan yang baik terdiri dari frekuensi makan, jenis

makanan, pola makan yang teratur merupakan salah satu dari pelaksanaan gastritis

dan juga merupakan pencegah kekambuhan gastritis.(Ernawati, Istianah, Hapipah,

2019)

Menurut Nurheti Yuliarti (2009), timbulnya gastritis dapat dicegah dengan

hal-hal berikut : Makan dalam jumlah kecil tetapi sering, Kurangi makanan yang

dapat mengiritasi lambung, misalkan makanan yang pedas, asam dan berlemak,

Hilangkan kebiasaan mengkonsumsi alkohol, Jangan merokok, Ganti obat

penghilang rasa sakit, Berkonsultasi dengan dokter jika anda merasakan gejala

gastritis, Peliharalah berat badan, Memperbanyak olahraga dan disarankan aerobik

dilakukan setidaknya selama 30 menit setiap harinya, Manajemen stress, bisa

dilakukan dengan meditasi ataupun yoga.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang. Gastritis juga dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan

untuk mencegah terjadinya gastritis(Abdullah, 2008). Hasil penelitian yang di

lakukan oleh Rika (2016) yang menyatakan ada hubungan antara pengetahuan

dengan perilaku pencegahan gastritis. Hal ini berarti semakin baik Pengetahuan

yang dimiliki maka semakin baik pula perilaku tentang pencegahan gastritis.

Pada pondok pesantren PPPM Baitul Makmur merupakan pondok yang

terletak di Jl Jetis Kulon VII No. 10 Surabaya. Pondok pesantren PPPM Baitul

Makmur tergolong memiliki santri yang tidak terlalu banyak. Santri pondok

pesantren tersebut terdiri dari pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan hasil survei
pendahuluan yang dilakukan peneliti di Pondok Pesantren PPPM Baitul Makmur

Surabaya Tahun 2022 bahwa jumlah penderita Penyakit Gastritis cukup tinggi

yaitu 15 orang dan berada di posisi ke 2 dalam sakit yang diderita santri menurut

data Poskestren milik Ponpes PPPM Baitul Makmur. Selanjutnya dari hasil survey

awal yang di lakukan peneliti secara wawancara pada bulan desember 2021

didapatkan hasil 8 orang sedang menjalani pengobatan gastritis diantaranya 3

orang pasien kurang mengetahui tentang pencegahan gastritis dan 5 orang

mengetahui tentang pencegahan gastritis Tetapi tidak semuanya tahu secara umum

tentang pencegahan gastritis tersebut.

Dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk Melakukan

penelitian dengan judul Gambaran Pengetahuan santri tentang penyakit Gastritis

di Pondok Pesantren PPPM Baitul Makmur Surabaya Tahun 2022.


FORMAT PENGKAJIAN KOMUNITAS
PONDOK PESANTREN

1.1PENGKAJIAN
a. Data Inti

1) Geografis

a) Wilayah : Jl.Jetis Kulon VII/5

b) Luas : Tanah : 890 m2 , Bangunan : 1.660 m2

c) Jumlah : 4 Asrama

d) Batas Wilayah

(1) Utara : Jetis Kulon gang 1

(2) Selatan : Jetis Kulon gang 8

(3) Barat : Jetis Kulon gang 10

(4) Timur : Jetis Kulon gang 6

2) Demografi
a) Jumlah Warga
: 92
Pesantren

b) Jumlah Santriawan : 37

c) Jum;ah Santriawati : 53

d) Jumlah Santriwati
: 34
Remaja
e) Jum;ah Santriawan
: 48
Remaja
f) Jumlah Santri Husada
: 6
Perempuan
g) Jumlah Santri Husada
: 4
Perempuan
3) Demografi Fokus pada Agregat Remaja Pesantren
Tabel 1.Distribusi Frekuensi Demografi Responden pada Agregat
Remaja dengan Gastritis di Pondok Pesantren Baitul Makmur
Kelurahan Wonokromo KecamatanWonokromo Desember 2021
Variabel Kategori Frekuensi Persentase Total
Laki – laki 20 41 %
Jenis Kelamin 48
Perempuan 28 82 %
Jawa 80 97,5 %
82
Madura 2 2,5 %
Suku
Betawi 0 0
Lainnya 0 0

Sumber : data siswa pondok

4) Statistik Vital

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Demografi Responden pada Agregat


Remaja dengan Gastritis di Pondok Pesantren Baitul Makmur
Kelurahan Wonokromo Kecamatan Wonokromo Desember 2021

Variabel Katagori Frekuensi Persentase Total


Keluhan Utama Nyeri Perut 26 89,7%
Mual 2 6,9 %
30
Muntah 1 3,3 %
Pusing 1 3,3 %
Perasaan Responden Biasa saja 3 9,7 % 30
Sedih 0 0
Cemas 27 90,3
Kecewa 0 0
Penyakit Yang sering
timbul pada santri 3
Ya 20 80 % 30
bulan terakhir adalah
Gastritis
Tidak 10 10 %
Sumber :

b. Data Sub Sistem


1. Lingkungan Fisik Pesantren
a) Pondok
(1) Terdapat kandang Ternak
(a) Ya
(b) Tidak

(2) Jika ada, Letak kandang Ternak


(a) DidalamPondok
(b) Di LuarPondok

(3) Keadaan kandang Ternak


(a) Bersih
(b) Kotor

(4) Terdapat Taman


(a) Ya
(b) Tidak

(5) Jika ada, Letak taman


(a) Dekat Pondok
(b) Jauh Pondok
(6) Keadaan Taman
(a) Bersih
(b) Kotor

b) Asrama
(1) Tipe asrama
(a) Permanen
(b) Semi Permanen
(c) TidakPermanen

(2) Kapasitas asrama


(a) 1 asrama< 10kamar
(b) 1asrama > 10 kamar

(3) Lantai
(a)Tanah
(b) Papan
(c)Keramik

(4) Ada jendela setiap asrama


(a) Ya
(b) Tidak

(5) Penerangan di asrama oleh cahaya matahari


(a) Baik
(b) Cukup
(c) Kurang

(6) Luas asrama


(a) Memenuhi syarat
(b) Tidak memenuhi syarat

(7) Jarak antara asrama


(a) Dekat
(b) Terpisah

(8) Halaman di sekitar asrama


(a) Memiliki
(b) Tidakada

(9) Pemanfaatan perkarangan di sekitar asrama


(a) Kebun Pondok berada di lahan sempit,
berdempetan dengan rumah warga sekitar
(b) Kolam
(c) Kandang

(10) Keadaan perkarangan di sekitar asrama


(a) Bersih
(b) Kotor

c) Kamar
(1) Tipe kamar
(a) Permanen
(b) Semi Permanen
(c) TidakPermanen

(2) Lantai
(a) Tanah
(b) Papan
(c) Keramik

(3) Ada jendela setiap kamar


(a)Ya
(b) Tidak

(4) Penerangan di kamar oleh cahaya matahari


(a) Baik
(b) Cukup
(c) Kurang

(5) Luas kamar


(a) Memenuhi syarat
(b) Tidak memenuhi syarat

(6) Jarak antara kamar


(c) Dekat
(d) Terpisah

(7) Halaman /teras disekiatr kamar


(a) Memiliki
(b) tidakada

d) Sumber Air
(1) Penyedia air bersih
(a) PAM
(b) Sumur
(c) Sungai

(2) Sumber air untuk masak dan minum


(a) PAM
(b) Sumur
(c) Air Mineral

(3) Sistem pengelolaan air minum


(a) Dimasak
(b) Tidak di masak

(4) Sumber air mandi /mencuci


(a) PAM
(b) Sumur
(c) Sungai

(5) Tempat penampungan air sementara


(a) Tandon
(b) Bak
(c) Gentong
(d) Ember

(6) Kondisi tempat penampungan air


(a) Terbuka
(b) Tertutup

(7) Kondisi air penampungan


(a) Berwarna
(b) Berbau
(c) Berasa
(d) Tidakberasa/berwarna

e) Pembungan Sampah
(1) Tempat pembuangan sampah
(a) Tempat sampah karet
(b) Tempat sampah plastik
(c) Tempat sampah permanen

(2) Jenis Sampah


(a) Organik
(b) Anorganik semua
(c) Basah
(d) Kering

(3) Pengelolaan Sampah


(a) Di daur ulang
(b) Di bakar
(c) Di Timbun

(4) Penampungan sampah sementara


(a) Ada
(b) Tidak ada

(5) Bila ada. Keadaannya,:


(a) Terbuka
(b) Tertutup

(6) Jarak tempat sampah dengan kamar


(a) Dekat ( < 5m )
(b) Jauh ( > 5m )

f) Pembuangan Limbah
(1) Kebiasaan BAB dan BAK
(a) Jamban /WC
(b) Sungai
(c) Sembarangan
(2) Jenis jamban yang digunakan
(a) Duduk semua
(b) Jongkok

(3) Pembungan air limbah


(a) Resapan
(b) Got
(c) Sungai
(d) Sembarangan

(4) Kondisi saluran pembuangan


(a) Lancar
(b) Tersumbat/ tergenang

2. PelayananKesehatan danSosial
Pondok Pesantren Baitul Makmur Kelurahan Wonokromo
Kecamatan Wonokormo. Memiliki fasilitas kesehatan dan
pelayanan sosial:
a. Poskestren
b. Balai Pengobatan Klinik
c. Toko Obat

Tabel 3.Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan Penyakit :


Gastritis .Berdasarkan Penggunaan Sarana Pelayanan kesehatan di
Pondok Pesantren Baitul Makmur Kelurahan Wonokromo Kecamatan
Wonokromo Desember 2021

PENGGUNAAN SARANA
NO FREKUENSI PERSENTASE
YANKES
1 POSKESTREN 25 80.6 %

2 BALAI PENGOBATAN KLINIK 2 6.5 %

3 TOKO OBAT 3 12.9 %

JUMLAH 30 100 %

Sumber :

3. Komunikasi
a. Media Komunikasi yang sering di jumpai :
Handphone
b. Media Komunikasi yang sering di digunakan :
Handphone
c. Sumber Informasi kesehatan tentang Penyakit Gastritis:
Tenaga Kesehatan
d. Metode informasi kesehatan tentang Penyakit Gastritis:
Penyuluhan

Tabel 4.Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan Penyakit


Gastritis .Berdasarkan Informasi Kesehatan tentang Penyakit Gastitis di
Pondok Pesantren Baitul Makmur Kelurahan Wonokromo Kecamatan
Wonokromo Desember 2021.
Pernah memperoleh
No Frekuensi Persentase
Informasi kesehatan
1 Ya 10 35,5 %
2 Tidak 20 64,5%
Jumlah 30 100 %
Sumber :

Tabel 5.Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan Penyakit


Gastitis..Berdasarkan Sumber Informasi Kesehatan tentang Penyakit
Gastitis di Pondok Pesantren Baitul Makmur Kelurahan Wonokromo
Kecamatan Wonokromo Desember 2021
Sumber Informasi
No Frekuensi Persentase
Tentang Kesehatan
1 Media cetak 3 9.7 %
2 Media elektronik 14 45.3 %
3 Tenaga Kesehatan 11 35.3 %
4 Teman / keluarga 3 9.7 %
Jumlah 30 100%
Sumber :

Tabel 6.Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan Penyakit


Gastritis..Berdasarkan metode informasi di Pondok Pesantren Baitul
Makmur Kelurahan Wonokromo Kecamatan Wonokromo Desember
2021.
Metode Informasi
No Frekuensi Persentase
Tentang Kesehatan
1 Penyuluhan 20 67 %
2 Postr Leaflet 7 23 %
3 Mading 0 0
Pemutaran Video
4 3 10 %
/film
Jumlah 30 100 %
Sumber :

c. Data Persepsi

Tabel 7.Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan


Penyakit Gastritis Berdasarkan sikap keluarga di Pondok Pesantren
Baitul Makmur Kelurahan Wonokromo Kecamatan Wonokromo
Desember 2021.

No Pengetahuan Frekuensi Persentase


1 Biasa saja 0 0
2 Cemas 6 20 %
3 Lebih Perhatian 24 80 %
Jumlah 30 100
Sumber :

Tabel 8.Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan Penyaki


Gastritis. .Berdasarkan pengetahuan di Pondok Pesantren Baitul
Makmur Kelurahan Wonokromo Kecamatan Wonokromo Desember
2021.
No pengetahuan Frekuensi Persentase
1 Belum 20 64,5%
2 Sudah 10 35,5 %
Jumlah 30 100
Sumber :

Tabel 9.Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan Penyakit


Gastritis. .Berdasarkan pernah mengalami sakit maag di Pondok
Pesantren Baitul Makmur Kelurahan Wonokromo Kecamatan
Wonokromo Desember 2021.
No Sikap Frekuensi Persentase
1 Pernah 26 83,9 %
2 Tidak 4 16,1 %
Jumlah 30 100 %
Sumber :
Para santri di PPPM Baitul makmur yang sebagian besar adalah
mahasiswa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Surabaya
maka untuk keperluan kuliah dibutuhkan alat komunikasi berupa
Handphone. Dengan alat komunikasi ini para santri bisa mngunduh
berbagai aplikasi untuk keperluan penunjang perkuliahan dan tidak
terkecuali layanan go food. Melalui layanan go food ini para santri bisa
memesan makanan dari luar sesuai selera para santri. Dari hasil
anamesa didapatkan pernyataan bahwa mereka sering memesan
makanan go food yang bercita rasa pedas, asam, dan kecut. Karena
terlalu sering atau juga karena terlalu pedas maka menimbulakn
gangguan pada pencernaan mereka.
ANALISA DATA PENGKAJIAN PONDOK PESANTREN
PRIORITAS MASALAH PONDOK PESANTREN

NO Diagnosa Keperawatan Tingkat pentIngnya Perubahan Positif bagi Peningkatan kualitas Perioritas Masalah dari 1 Jumlah
Komunitas masalah untuk masyaraka tjika hidup jika diselesaikan : sampai 6 :
diselesaikan : masalah diselesaikan : 0= tidakada 1= kuran gpenting
1= rendah 0= tidakada 1= rendah 6= sangat penting
2= sedang 1= rendah 2= sedang
3= tinggi 2= sedang 3= tinggi
3= tinggi

Defisit kesehatan 3 3 3 5 14
komunitas

Defisit pengetahuan 2 2 2 5 11
tentang penanganan
penyakit gastritis

1.2DIAGNOSA KOMUNITAS
1. Defivit kesehatan kominitas
2. Defisit pengetahuan tentang penanganan penyakit gastritis
1.3RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO TUJUAN LUARAN INTERVENSI KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
1 Defisit kesehatan Setelah dilakukan asuhan 1. Ketersediaan program promosi Intervensi Utama : Pengembangan kesehatan
komunitas keperawatan komunitas selama 2 kesehatan meningkat masyarakat
minggu maka status kesehatan 2. Partisipasi dalam program Definisi : memfasilitasi anggota kelompok atau
komunitas meningkat masyarakat untuk mengidentifikasi isu kesehatan
kesehatan komunitas meningkat
komunitas dan mengimplementasikan solusi yang
3. Kepatuhan terhadap standar ada
kesehatan lingkungan meningkat Tindakan observasi :
4. Sistem surveilans kesehatan 1. Identifikasi masalah prioritas
meningkat 2. Identifikasi aset atau potensi dalam masyarakat
5. Pemantauan standar kesehatan 3. Identifikasi kekuatan dan partner dalam
komunitas meningkat pengembangan kesehatan
4. Identifikasi tokoh atau pemimpin dalam
masyarakat
Tindakan terapeutik :
1. Berikan kesempatan kepada setiap anggota
masayarakat untuk berpartisipasi sesuai aset yang
dimiliki
2. Libatkan anggota masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran terhadap isu dan
masalah kesehatan yang dihadapi
3. Libatkan masyarakat dalam musyawarah untuk
mendefinisikan isu masalah kesehatan dan
pengembangan rencana kerja
4. Libatkan masayarakat dalam proses perencanaan
dan implementasi serta revisi program kerja
5. Persatukan masyarakat dengan cita-cita
komunitas yang sama
6. Bangun komitmen antar anggota masyarakat

2 Defisit pengetahuan tentang Setelah dilakukan asuhan 1. Perilaku sesuai anjuran meningkat Intervensi utama : Edukasi penyakit gastritis – phbs
penanganan penyakit keperawatan komunitas selama 2 2. Kemampuan menjelaskan tentang pada santri
gastritis pada santri minggu maka tingkat pengetahuan penyakit gastritis meningkat Definisi: menyediakan informasi tentang pengetahuan
masyarakat tentang penanganan gastritis pada santri
3. Perilaku sesuai dengan
penyakit gastritis di pondok Tindakan observasi :
pesantren meningkat pengetahuan meningkat 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Tindakan terapeutik:
1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
Tindakan edukasi :
1. Jelaskan pengertian dari penyakit gastritis
2. Jelaskan pentingnya makan yepat waktu dan gizi
seibamng untuk mencegah keluhan nyeri perut
3. Anjurkan menghindari makanan jajanan yang
tidak sehat ( misal: mengandung pewarna buatan,
mengandung pengawet, pemanis buatan,
penyedap)
4. Anjurkan santri mengidentifikasi gejala dari
gastritis.
5. Ajarkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS)
1.4RANCANGAN IMPLEMTASI
NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL RENCANA KEGIATAN TEMPAT METOD MEDIA SASAR PJ WAKTU
KEPERAWATAN (LUARAN) E AN
1. Defisit kesehatan Setelah 1.Pengurus 1.Membangun komitmen Pondok Diskusi, LCD, Masyar Ketua : Hari
komunitas dilakukan Pondokmengeta dengan pengurus pondok pesantren tanya alat tulis, akat Nanan pertama
asuhan hui masalah dan para santri di daerah jawab laptop pondok g,
keperawatan Angota
kesehatan yang binaan
komunitas :
selama 2 terjadi pada 2.Menyusun program Semua
minggu santri mereka kesehatan bersama mahasi
maka status 2.Pengurus masyarakat tentang swa
kesehatan pondok bersedia makanan sehat bagi siswa RPL
komunitas berpartisipasi pondok kelomp
meningkat dalam program ok 3
menanggulangi
masalah
kesehatan santri
mereka
3.Pegurus pondok
bersedia
mematuhi
standar
kesehatan terkait
kesehatan santri

2 Defisit Setelah 1.Santri bersedia 1.Membuat leaflet tentang Pondok Cerama Laptop, masyar Ketua : Hari ke
pengetahuan dilakukan menerima penyakit gastritis pesantren h, LCD, akat Nanan 10
tentang penyakit asuhan informasi dari 2.Membuat penyuluhan diskusi Leaflet g,
gastritis pada keperawatan Angota
mahasiswa tentang penyakit gastritis
santri di pondok komunitas :
selama 2 2.Pengetahuan 3.Mengajarkan perilaku Semua
minggu santri tentang hidup bersih sehat pada mahasi
maka penyakit masyarakat swa
tingkat gastritis RPL
pengetahuan meningkat kelomp
masyarakat 3.Santri mau dan ok
tentang gizi
mampu
dan nutrisi
anak usia berperilaku
sekolah sesuai anjuran
meningkat kesehatan
VII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

DIAGNOSA
NO WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1. Defisit kesehatan komunitas Hari pertama 1. Mengadakan Evaluasi saat
pertemuan bersama pelaksanaan
pengurus dan para S: Warga Pondok
menerima
santri
mahasiswa, dan
2. Menyusun merasa senang
program kesehatan dengan kehadiran
untuk para santri mahasiswa.
O: warga pondok
kooperatif
A: komunitas mau
dan mampu untuk
meningkatkan
kesehatan
komunitas
P: melanjutkan
menyusun
program
peningkatan
derajat kesehatan
para santri.
2. Defisit pengetahuan tentang Hari kesepuluh 1. Membuat leaflet Evaluasi setelah
penanganan penyakit tentang penyakit seminggu
gastritis gastritis dan pelaksanaan
S: Santri antusias
pencegahannya
terhadap edukasi
2. Membuat yang disampaikan
penyuluhan Ppt oleh mahasiswa,
tentang penyakit dan dapat
gastritis memahami dan
3. Mengajarkan mengerti edukasi
perilaku hidup yang diberikan
oleh mahasiswa
bersih sehat pada
O: santri interaktif
masyarakat dengan kegiatan
edukasi
A: komunitas mampu
meningkatkan
pengetahuan
tentang penyakit
gastritis dan cara
penaggulanginya
P: melanjutkan
edukasi tentang
perilaku hidup
bersih sehat
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS PESANTREN

Anda mungkin juga menyukai