A. LATAR BELAKANG
merupakan penyakit yang sangat menggangu aktivitas dan bila tidak ditangani
dengan baik dapat berakibat fatal. Biasanya penyakit gastritis terjadi pada orang-
orang yang mempunyai pola makan tidak teratur dan merangsang produksi asam
gastritis. Gejala-gejala sakit gastritis selain nyeri di daerah ulu hati adalah mual,
muntah, lemas, kembung dan terasa sesak, nafsu makan menurun, wajah pucat,
suhu badan naik, keluar keringat dingin, pusing, atau selalu bersendawa dan pada
Penyakit gastritis terjadi karena dua hal, yaitu gangguan fungsional dari
lambung yang tidak baik dan terdapat gangguan struktur anatomi. Gangguan
dengan sistem saraf di lambung atau hal-hal yang bersifat psikologis. Gangguan
struktur anatomi bisa berupa luka erosi atau juga tumor. (sukarmin,2011).
tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah
hasil persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%,
China 31%, Jepang14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Prevalensi gastritis
yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2%
yang secara substantial lebih tinggi dari pada populasi di barat yang berkisar 4,1%
Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa
yaitu di kota Medan, lalu di beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%,
yang telah saya dapatkan di Dinas Kesehatan Nias Utara bahwa penderita gastritis
menyimpulkan bahwa keluhan sakit pada penyakit gastritis paling banyak ditemui
akibat gastritis fungsional, yaiu mencapai 70-80% dari seluruh kasus. Gastritis
fungsional merupakan sakit yang bukan disebabkan oleh ganguan pada organ
lambung melainkan lebih sering dipicu oleh pola makan yang kurang sesuai,
Gastritis yang terjadi pada santri karena tidak memperhatikan pola makan
yang teratur, selain itu makan makanan pedas dan asam yang dapat merangsang
meningkatkan gastritis.Orang yang memiliki pola makan yang tidak teratur mudah
terserang penyakit ini. Pada saat perut diisi, tapi dibiarkan kosong atau ditunda
pengisian nya, asam lambung akan mencerna lapisan mukosa lambung, sehingga
timbul rasa nyeri. Pola makan yang baik terdiri dari frekuensi makan, jenis
makanan, pola makan yang teratur merupakan salah satu dari pelaksanaan gastritis
2019)
hal-hal berikut : Makan dalam jumlah kecil tetapi sering, Kurangi makanan yang
dapat mengiritasi lambung, misalkan makanan yang pedas, asam dan berlemak,
penghilang rasa sakit, Berkonsultasi dengan dokter jika anda merasakan gejala
lakukan oleh Rika (2016) yang menyatakan ada hubungan antara pengetahuan
dengan perilaku pencegahan gastritis. Hal ini berarti semakin baik Pengetahuan
yang dimiliki maka semakin baik pula perilaku tentang pencegahan gastritis.
terletak di Jl Jetis Kulon VII No. 10 Surabaya. Pondok pesantren PPPM Baitul
Makmur tergolong memiliki santri yang tidak terlalu banyak. Santri pondok
pesantren tersebut terdiri dari pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan hasil survei
pendahuluan yang dilakukan peneliti di Pondok Pesantren PPPM Baitul Makmur
Surabaya Tahun 2022 bahwa jumlah penderita Penyakit Gastritis cukup tinggi
yaitu 15 orang dan berada di posisi ke 2 dalam sakit yang diderita santri menurut
data Poskestren milik Ponpes PPPM Baitul Makmur. Selanjutnya dari hasil survey
awal yang di lakukan peneliti secara wawancara pada bulan desember 2021
mengetahui tentang pencegahan gastritis Tetapi tidak semuanya tahu secara umum
1.1PENGKAJIAN
a. Data Inti
1) Geografis
c) Jumlah : 4 Asrama
d) Batas Wilayah
2) Demografi
a) Jumlah Warga
: 92
Pesantren
b) Jumlah Santriawan : 37
c) Jum;ah Santriawati : 53
d) Jumlah Santriwati
: 34
Remaja
e) Jum;ah Santriawan
: 48
Remaja
f) Jumlah Santri Husada
: 6
Perempuan
g) Jumlah Santri Husada
: 4
Perempuan
3) Demografi Fokus pada Agregat Remaja Pesantren
Tabel 1.Distribusi Frekuensi Demografi Responden pada Agregat
Remaja dengan Gastritis di Pondok Pesantren Baitul Makmur
Kelurahan Wonokromo KecamatanWonokromo Desember 2021
Variabel Kategori Frekuensi Persentase Total
Laki – laki 20 41 %
Jenis Kelamin 48
Perempuan 28 82 %
Jawa 80 97,5 %
82
Madura 2 2,5 %
Suku
Betawi 0 0
Lainnya 0 0
4) Statistik Vital
b) Asrama
(1) Tipe asrama
(a) Permanen
(b) Semi Permanen
(c) TidakPermanen
(3) Lantai
(a)Tanah
(b) Papan
(c)Keramik
c) Kamar
(1) Tipe kamar
(a) Permanen
(b) Semi Permanen
(c) TidakPermanen
(2) Lantai
(a) Tanah
(b) Papan
(c) Keramik
d) Sumber Air
(1) Penyedia air bersih
(a) PAM
(b) Sumur
(c) Sungai
e) Pembungan Sampah
(1) Tempat pembuangan sampah
(a) Tempat sampah karet
(b) Tempat sampah plastik
(c) Tempat sampah permanen
f) Pembuangan Limbah
(1) Kebiasaan BAB dan BAK
(a) Jamban /WC
(b) Sungai
(c) Sembarangan
(2) Jenis jamban yang digunakan
(a) Duduk semua
(b) Jongkok
2. PelayananKesehatan danSosial
Pondok Pesantren Baitul Makmur Kelurahan Wonokromo
Kecamatan Wonokormo. Memiliki fasilitas kesehatan dan
pelayanan sosial:
a. Poskestren
b. Balai Pengobatan Klinik
c. Toko Obat
PENGGUNAAN SARANA
NO FREKUENSI PERSENTASE
YANKES
1 POSKESTREN 25 80.6 %
JUMLAH 30 100 %
Sumber :
3. Komunikasi
a. Media Komunikasi yang sering di jumpai :
Handphone
b. Media Komunikasi yang sering di digunakan :
Handphone
c. Sumber Informasi kesehatan tentang Penyakit Gastritis:
Tenaga Kesehatan
d. Metode informasi kesehatan tentang Penyakit Gastritis:
Penyuluhan
c. Data Persepsi
NO Diagnosa Keperawatan Tingkat pentIngnya Perubahan Positif bagi Peningkatan kualitas Perioritas Masalah dari 1 Jumlah
Komunitas masalah untuk masyaraka tjika hidup jika diselesaikan : sampai 6 :
diselesaikan : masalah diselesaikan : 0= tidakada 1= kuran gpenting
1= rendah 0= tidakada 1= rendah 6= sangat penting
2= sedang 1= rendah 2= sedang
3= tinggi 2= sedang 3= tinggi
3= tinggi
Defisit kesehatan 3 3 3 5 14
komunitas
Defisit pengetahuan 2 2 2 5 11
tentang penanganan
penyakit gastritis
1.2DIAGNOSA KOMUNITAS
1. Defivit kesehatan kominitas
2. Defisit pengetahuan tentang penanganan penyakit gastritis
1.3RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN LUARAN INTERVENSI KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
1 Defisit kesehatan Setelah dilakukan asuhan 1. Ketersediaan program promosi Intervensi Utama : Pengembangan kesehatan
komunitas keperawatan komunitas selama 2 kesehatan meningkat masyarakat
minggu maka status kesehatan 2. Partisipasi dalam program Definisi : memfasilitasi anggota kelompok atau
komunitas meningkat masyarakat untuk mengidentifikasi isu kesehatan
kesehatan komunitas meningkat
komunitas dan mengimplementasikan solusi yang
3. Kepatuhan terhadap standar ada
kesehatan lingkungan meningkat Tindakan observasi :
4. Sistem surveilans kesehatan 1. Identifikasi masalah prioritas
meningkat 2. Identifikasi aset atau potensi dalam masyarakat
5. Pemantauan standar kesehatan 3. Identifikasi kekuatan dan partner dalam
komunitas meningkat pengembangan kesehatan
4. Identifikasi tokoh atau pemimpin dalam
masyarakat
Tindakan terapeutik :
1. Berikan kesempatan kepada setiap anggota
masayarakat untuk berpartisipasi sesuai aset yang
dimiliki
2. Libatkan anggota masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran terhadap isu dan
masalah kesehatan yang dihadapi
3. Libatkan masyarakat dalam musyawarah untuk
mendefinisikan isu masalah kesehatan dan
pengembangan rencana kerja
4. Libatkan masayarakat dalam proses perencanaan
dan implementasi serta revisi program kerja
5. Persatukan masyarakat dengan cita-cita
komunitas yang sama
6. Bangun komitmen antar anggota masyarakat
2 Defisit pengetahuan tentang Setelah dilakukan asuhan 1. Perilaku sesuai anjuran meningkat Intervensi utama : Edukasi penyakit gastritis – phbs
penanganan penyakit keperawatan komunitas selama 2 2. Kemampuan menjelaskan tentang pada santri
gastritis pada santri minggu maka tingkat pengetahuan penyakit gastritis meningkat Definisi: menyediakan informasi tentang pengetahuan
masyarakat tentang penanganan gastritis pada santri
3. Perilaku sesuai dengan
penyakit gastritis di pondok Tindakan observasi :
pesantren meningkat pengetahuan meningkat 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Tindakan terapeutik:
1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
Tindakan edukasi :
1. Jelaskan pengertian dari penyakit gastritis
2. Jelaskan pentingnya makan yepat waktu dan gizi
seibamng untuk mencegah keluhan nyeri perut
3. Anjurkan menghindari makanan jajanan yang
tidak sehat ( misal: mengandung pewarna buatan,
mengandung pengawet, pemanis buatan,
penyedap)
4. Anjurkan santri mengidentifikasi gejala dari
gastritis.
5. Ajarkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS)
1.4RANCANGAN IMPLEMTASI
NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL RENCANA KEGIATAN TEMPAT METOD MEDIA SASAR PJ WAKTU
KEPERAWATAN (LUARAN) E AN
1. Defisit kesehatan Setelah 1.Pengurus 1.Membangun komitmen Pondok Diskusi, LCD, Masyar Ketua : Hari
komunitas dilakukan Pondokmengeta dengan pengurus pondok pesantren tanya alat tulis, akat Nanan pertama
asuhan hui masalah dan para santri di daerah jawab laptop pondok g,
keperawatan Angota
kesehatan yang binaan
komunitas :
selama 2 terjadi pada 2.Menyusun program Semua
minggu santri mereka kesehatan bersama mahasi
maka status 2.Pengurus masyarakat tentang swa
kesehatan pondok bersedia makanan sehat bagi siswa RPL
komunitas berpartisipasi pondok kelomp
meningkat dalam program ok 3
menanggulangi
masalah
kesehatan santri
mereka
3.Pegurus pondok
bersedia
mematuhi
standar
kesehatan terkait
kesehatan santri
2 Defisit Setelah 1.Santri bersedia 1.Membuat leaflet tentang Pondok Cerama Laptop, masyar Ketua : Hari ke
pengetahuan dilakukan menerima penyakit gastritis pesantren h, LCD, akat Nanan 10
tentang penyakit asuhan informasi dari 2.Membuat penyuluhan diskusi Leaflet g,
gastritis pada keperawatan Angota
mahasiswa tentang penyakit gastritis
santri di pondok komunitas :
selama 2 2.Pengetahuan 3.Mengajarkan perilaku Semua
minggu santri tentang hidup bersih sehat pada mahasi
maka penyakit masyarakat swa
tingkat gastritis RPL
pengetahuan meningkat kelomp
masyarakat 3.Santri mau dan ok
tentang gizi
mampu
dan nutrisi
anak usia berperilaku
sekolah sesuai anjuran
meningkat kesehatan
VII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DIAGNOSA
NO WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1. Defisit kesehatan komunitas Hari pertama 1. Mengadakan Evaluasi saat
pertemuan bersama pelaksanaan
pengurus dan para S: Warga Pondok
menerima
santri
mahasiswa, dan
2. Menyusun merasa senang
program kesehatan dengan kehadiran
untuk para santri mahasiswa.
O: warga pondok
kooperatif
A: komunitas mau
dan mampu untuk
meningkatkan
kesehatan
komunitas
P: melanjutkan
menyusun
program
peningkatan
derajat kesehatan
para santri.
2. Defisit pengetahuan tentang Hari kesepuluh 1. Membuat leaflet Evaluasi setelah
penanganan penyakit tentang penyakit seminggu
gastritis gastritis dan pelaksanaan
S: Santri antusias
pencegahannya
terhadap edukasi
2. Membuat yang disampaikan
penyuluhan Ppt oleh mahasiswa,
tentang penyakit dan dapat
gastritis memahami dan
3. Mengajarkan mengerti edukasi
perilaku hidup yang diberikan
oleh mahasiswa
bersih sehat pada
O: santri interaktif
masyarakat dengan kegiatan
edukasi
A: komunitas mampu
meningkatkan
pengetahuan
tentang penyakit
gastritis dan cara
penaggulanginya
P: melanjutkan
edukasi tentang
perilaku hidup
bersih sehat
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN