Anda di halaman 1dari 3

c.

Mekanisme Persalinan Normal menurut Sulistyawati (2013) yakni : 1) Penurunan kepala Terjadi
selama proses persalinan karena daya dorong dari kontraksi uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan
meneran dari pasien. 41 2) Penguncian (engagement) Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal
dari kepala janin telah melalui lubang masuk panggul pasien. 3) Fleksi Dalam proses masuknya kepala
janin ke dalam panggul, fleksi menjadi hal yang sangat penting karena dengan fleksi diameter kepala
janin terkecil dapat bergerak melalui panggul dan terus menuju dasar panggul. Pada saat kepala
bertemu dengan dasar panggul, tahanannya akan meningkatkan fleksi menjadi bertambah besar yang
sangat diperlukan agar saat sampai di dasar panggul kepala janin sudah dalam keadaan fleksi maksimal.
4) Putaran paksi dalam (rotasi dalam) Putaran paksi dalam merupakan pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah
simfisis. Pada presentasi belakang kepala, bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan
bagian inilah yang akan memutar ke depan arah simfisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan
persalinan karena merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul (Rohani, 2013 :148). 42 5) Lahirnya kepala secara
ekstensi Proses ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya tersebut membentuk
lengkungan carus yang mengarahkan kepala ke atas menuju lorong vulva. Bagian leher belakang di
bawah oksiput akan bergeser ke bawah simfisi pubis dan bekerja sebagai titik poros (hipomoklion).
Uetrus yang berkontraksi memberikan tekanan tambahan dikepala yang menyebabkan ekstensi lebih
lanjut saat lubang vulva-vagina membuka lebar. 6) Restitusi Restitusi merupakan perputaran kepala
sebesar 45 derajat baik ke kanan atau ke kiri, bergantung pada arah mengikuti perputaran menuju posisi
oksiput anterior. 7) Putaran paksi luar Putaran ini terjadi secara bersamaan dengan putaran internal dari
bahu. Pada saat kepala janin mencapai dasar pangggul, bahu akan mengalami perputaran dalam arah
yang sama dengan kepala janin agar terletak dalam diameter yang besar dari rongga panggul. Bahu
anterior akan terlihat pada lubang vulva-vagina dan bergeser dibawah simfisis pubis. 8) Lahirnya bahu
dan seluruh anggota badan bayi Bahu posterior akan menggembungkan perineum dan kemudian
dilahirkan dengan cara fleksi lateral. Setelah bahu dilahirkan, seluruh tubuh janin lainnya akan dilahirkan
mengikuti sumbu carus

1. Uterus
Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan pada otot polos uterus dan
penurunan hormon progesteron yang menyebabkan keluarnya hormon oksitosin.
Kontraksi uterus dimulai dari fundus uteri menjalar ke bawah, fundus uteri bekerja kuat
dan lama untuk mendorong janin ke bawah, sedangkan uterus bagian bawah pasif hanya
mengikuti tarikan dan segmen atas rahim, akhirnya menyebabkan serviks menjadi lembek
dan membuka. Kerja sama antara uterus bagian atas dan bagian bawah disebut polaritas.

Pembentukan Segmen Atas Rahim dan Segmen Bawah Rahim


Segmen atas rahim (SAR), terbentuk pada uterus bagian atas dengan sifat otot yang lebih
tebal dan kontraktif. Pada bagian ini terdapat banyak otot serong dan memanjang. SAR
terbentuk dari fundus sampai ishmus uteri.
Segmen bawah rahim (SBR) terbentang di uterus bagian bawah antara ishmus dengan
serviks, dengan sifat otot yang tipi dan elastis, pada bagian ini banyak terdapat otot yang
melingkar dan memanjang. (sumarah dkk,2009)
Uterus
Saat ada his,uterus teraba sangat keras karena seluruh ototnya kontraksi.Proses ini akan
efektif hanya jika his bersifat fundal dominan, yaitu kontraksi didominasi oleh otot
fundus yang menarik otot bawah rahim keatas sehingga akan menyebabkan pembukaan
serviks dan dorongan janin kebawah secara alami.(Ari sulistiawati,2010)

2. Aktifitas Uterus (Miometrium)


Pada kehamilan menjelang 7 bulan, bila dilakukan pemeriksaan palpasi atau pemeriksaan dalam dapat
diraba adanya kontraksi-kontraksi kecil dari rahim (kontraksi Braxton / Hicks) amplitudo 5 mmHg
berlangsung sebentar sesudah kehamilan 30 minggu, aktifitas rahim akan lebih kuat dan lebih sering.
Pada kehamilan diatas 36 minggu dan pada permukaan kala 1, his timbul lebih sering dan lebih kuat,
permukaan serviks 2 cm. Pada akhir kala 1, kontraksi uterus lebih meningkat, lebih sering dan teratur
dengan amplitudo 60 mmHg.
• Pada kala pengeluaran, his menjadi lebih efektif, terkoordinasi, simetris dengan fundadominan kuat, dan
lebih lama (60-90 detik).
• Pada waktu relaksasi, kekuatan tonus uterus kurang dari 12 mmHg, karena dalam keadaan istirahat.
Adakalanya pada waktu uterus beraktifitas dengan kontraksi maka akan menemukan rasa nyeri dan sakit
rasa his. Perasaan sakit ini mungkin dikarenakan askemia dalam corpus dan tempat terdapat banyak
serabut saraf. Peristiwa ini meneruskan perasaan sakit melalui saraf sensorik di pleksus hipogastrikus ke
sistem saraf pusat. Sakit pinggang sering terasa pada kala pembukaan dan bila bagian bawah uterus
berkontraksi. Hal ini disebabkan oleh serabut sensorik turut terangsang, maka dari itu, jika His sempurna
dan efisien dengan adanya dominasi di fundus uteri serta relaksasi bagian bawah uterus dan serviks,
perasaan sakit pinggang dan sakit di bagian bawah ini akan berkurang.

c. Trimester 3 Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk persalinan yang
seringnya melibatkan peregangan vagina. Ketebalan mukosa bertambah, jaringan ikat mengendor,dan
sel otot polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna
keputihan dan lebih kental.1,2 Pada minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin mempengaruhi
penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi
pada waktu persalinan. 12 Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen bawah uterus pada
trimester akhir. Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi 12 sehingga segmen bawah uterus akan
melebar dan menipis, hal itu terjadi pada masa-masa akhir kehamilan menjelang persalinan. Batas
antara segmen atas yang tebal dan segmen bawah yang tipis disebut lingkaran retraksi fisiologis.

2) Hormon-hormon yang mempengaruhi proses persalinan : a) Estrogen Bersama hormon lainnya


estrogen meningkat menjelang persalinan bekerja merangsang kelenjar mammae dan menyebabkan
kontraksi rahim. Hormon dihasilkan oleh plasenta selama proses kehamilan sampai persalinan. b)
Oksitosin Hormon ini banyak diproduksi menjelang persalinan, menyebabkan kontraksi otot-otot polos
uterus yang berfungsi mendorong turunnya kepala bayi. Hormon oksitosin bertugas menyiapkan laktasi
dengan membuka saluran ASI dari alveolus ke puting payudara. Produksi hormon ini akan bertambah
apabila dilakukan stimulasi puting susu. Cara ini dilakukan jika kontraksi rahim tidak adekuat. Jika cara
tersebut tidak juga membantu maka dapat dilakukan cara yang lebih efektif yaitu melakukan teknik
pemijatan akupresur pada titik SP6 dan LI4. Menurut (Helena Laksmi Dewi, 2017) gangguan yang paling
sering terjadi saat persalinan adalah adanya hambatan dalam meridian. Dengan merangsang acupoints
sepanjang saluran, menggunakan akupresur dapat membantu menghindari penghalang, memulihkan
hambatan pada meridian, dan membantu mengembalikan kesehatan. Beberapa ilmuwan telah
menunjukan bahwa mengapa akupresur dapat berpengaruh terhadap nyeri dan lamanya persalinan kala
I, ada hal yang mengganggu meningkatkan rangsangan nyeri dan memungkinkan meningkatnya kadar
hormon endorphin dalam darah. Akupresur juga dapat merangsang pelepasan oksitosin dari kelenjar
hipofisis, yang dapat secara langsung ikut merangsang kontraksi rahim, oleh karenanya jika proses
persalinan lambat, kontraksinya juga lemah atau leher rahim yang lambat membesar dapat merangsang
acupoint membantu mengatur kontraksi serta mengembalikan keseimbangan proses persalinan. c)
Prolaktin Hormon yang dihasilkan dari kelenjar hipofise anterior bertugas menstimulasi pertumbuhan
alveolus pada payudara. Pengeluaran hormon dipacu oleh estrogen. Menjelang persalinan, prolaktin
juga bertugas memproduksi air susu untuk bayi setelah dilahirkan. d) Prostaglandin Hormon ini bekerja
untuk merangsang otot polos yang dihasilkan oleh rahim dan produksinya meningkat pada akhir
kehamilan. Terkadang wanita mendapatkan prostaglandin dari sperma saat berhubungan seksual,
sehingga pada akhir persalinan disarankan untuk melakukan hubungan seksual (Adrian, 2017

(3) (PPT) PRESENTASI DAN POSISI JANIN | Nura Suciati Fauzia - Academia.edu

Anda mungkin juga menyukai