Anda di halaman 1dari 21

KONSEP DASAR FISIOLOGI PERSALINAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Kebidanan Dosen


Pengampu : Djudju Sriwenda, SST., MPH

Disusun Oleh

1. Faisa salsabilaa

2. Gebby Febrina

3. Ghina Rahma Tiara

4. Hafizha Hayyu

5. Yulita Octaviani

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan Kebidanan
Program Studi Profesi Bidan
2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas

kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep dasar teori fisiologi

persalinan” Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada ibu Djudju Sriwenda, SST., MPH

selaku dosen pembimbing dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan

makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami

menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah

ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Konsep dasar teori fisiologi

persalinan” dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 4
1.2 Tujuan ................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................... 6
2.1 Uterus di Akhir Kehamilan dan Menjelang Persalinan ....................... 6
2.2 Hormonal Persalinan ......................................................................... 8
2.3 Perubahan Biokimia Selama Persalinan terhadap
Anatomi dan Fisiologi Maternal dan Janin ......................................... 9
2.4 Diagnosis Awal Persalinan ................................................................ 11
2.5 Mekanisme Persalinan ...................................................................... 11
2.6 Posisi dan Presentasi Janin .............................................................. 16
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 20
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 20
3.2 Saran ................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan merupakan suatu proses alami yang dialami oleh ibu bersalin dan

berlangsung dengan normal dalam kehidupan. Persalinan dapat didefinisikan sebagai

proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui

jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks akibat kontraksi uterus

dengan frekuensi, durasi dan kekuatan yang teratur (Rohani, 2011).

Persalinan normal terjadi pada kehamilan cukup bulan dan berjalan secara spontan

disaat permulaan dengan janin menunjukkan kepala sebagai ujung depan (Vertex

Presentation), proses tersebut berakhirs dalam waktu 18 jam tanpa komplikasi apapun

(Rahayu, 2017). Selama sembilan bulan lebih periode kehamilan dan persalinan

perempuan akan mengalami letih, lelah, lesu, khawatir dan takut. Tingginya angka

penanganan kehamilan dan persalinan dengan tindakan medis dan farmakologi

berdasarkan alasan takut pada rasa nyeri dengan cara pijat effleruage pada area

punggung tanpa menggunakan obat bius.

Proses persalinan dipengaruhi tiga faktor berupa passage (jalan lahir), passanger

(janin), power (kekuatan). Persalinan dapat berjalan dengan normal (Euthocia) apabila

ketiga faktor terpenuhi dengan baik. Selain itu terdapat faktor lain yang mempengaruhi

proses persalinan yaitu psikologis dan penolong (Rohani dkk, 2011). Pada ibu yang

pertama kali menjalani proses persalinan akan takut, cemas, khawatir yang berakibat

pada peningkatan nyeri selama proses persalinan dan dapat menganggu jalan persalinan

menjadi tidak lancar (Wijaya dkk, 2014). Sehingga dalam suatu persalinan seorang istri

membutuhkan dukungan fisik maupun psikis agar dapat meringankan kondisi 2 psikologis

ibuyang tidak stabil, peran suami sangat dibutuhkan selama proses persalinan,

4
1.2 Tujuan

1. Untuk menerapkan dan menganalisis Uterus di Akhir Kehamilan dan Menjelang


Persalinan

2. Untuk menerapkan dan menganalisis Hormonal Persalinan

3. Untuk menerapkan dan menganalisis Perubahan Biokimia Selama Persalinan


terhadap Anatomi dan Fisiologi Maternal dan Janin

4. Untuk menerapkan dan menganalisis Diagnosis Awal Persalinan

5. Untuk menerapkan dan menganalisis Mekanisme Persalinan

6. Untuk menerapkan dan menganalisis Posisi dan Presentasi Janin

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

Konsep Dasar Persalinan

Persalinan merupakan proses pengeluaran janin dan plasenta daridalam uterus

melalui vagina menuju dunia luar oleh kontraksi otot-ototrahim. Pada umumnya bayi akan

lahir pada usia kehamilan sekitar 40minggu. Kejadian persalinan bersifat alamiah,

pristiwanya normal namunapabila tidak dikelola dengan baik dapat menjadi abnormal.

Terjadinya persalinan/kelahiran disebabkan karena adanya kehamilan, kehamilan secara

umum ditandai dengan aktivitas otot polos meometrium yang relatiftenang yang

memungkinkan pertumbuhan dan perkembangna janinintrauterin sampai dengan

kehamilan aterm.

Menjelang persalinan otot polos uterus mulai menungjukan aktivitas kontraksi

secara terkoordinasi dselingi dengan suatu periode relaksasi dan mencapai puncaknya

menjelang persalinan, serta secara berangsur menghilang pada periode postpartum.

Mekanisme regulasi yang mengatur aktivitas kontraksi myometrium selama kehamilan,

persalinan dn kelahiran

2.1 Uterus di Akhir Kehamilan dan Menjelang Persalinan

Uterus pada Akhir Kehamilan

Uterus Pada akhir kehamilan akan terus membesar dalam rongga pelvis dan seiring

perkembangannya uterus akan menyentuh dinding abdomen, mendorong usus ke

samping dan ke atas, hingga menyentuh hati. Pada saat pertumbuhan uterus akan

berotasi kearah kanan, dekstrorotasi ini disebabkan oleh adanya rektosigmoid didaerah

kiri pelvis. (oktodemia,2018).

Uterus pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti telur.

Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui

antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil fisiologis, hamil

ganda atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan sebagainya. Pada kehamilan

6
36 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila

pertumbuhanjanin normal, maka tinggi fundus uteri pada 32 minggu adalah 27 cm dan

pada 36 minggu adalah 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali

dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus.Hal ini disebabkan oleh kepala

janin yang pada primigravida turun dan masuk kedalam rongga panggul. Pada trimester

III, istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah

uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian

atas uterus menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata

antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal

sebagai lingkaran retraksi fisiologis. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal

daripada SBR (Manuaba, Kusuma, Fajar dan Chandranita, 2010)

Uterus Saat kehamilan memasuki trimester III tinggi fundus uteri telah mencapai 3

jari diatas umbilikus atau pada pemeriksaan Mc Donald sekitar 26 cm. Ukuran uterus

pada kehamilan cukup bulan adalah 30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.

Hal ini memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan perkembangan janin.

Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri akan turun kembali dan terletak tiga jari di

bawah procesus xifoideus (px) oleh kepala janin yang turun dan masuk ke dalam rongga

panggul. Uterus Pada kehamilan cukup bulan ketebalan dinding uterus awalnya 5 mm

dan beratnya 2 ons menjadi lebih dari 2 pon. Kapasitas awal kurang dari 10 ml meningkat

menjadi 5000 ml atau lebih (Varney dkk, 2007).

Uterus menjelang persalinan

Menjelang persalinan, bagian bawah uterus yang disebut serviks akan mulai melunak,

memendek dan menipis. Akan terasa tidak nyaman saat mengalami tahap ini. Penipisan

uterus umumnya dinyatakan dengan presentasi. Contohnya, pada penipisan 0 persen,

leher rahim umumnya sangat tebal, yaitu berukuran 2 sentimeter. Sebelum melakukan

persalinan, leher rahim harus dihilangkan 100 persen atau menipis sepenuhnya.

Menjelang persalinan uterus akan mengencang dan hanya terjadi selama sekitar 30 detik

dan tidak lebih dari 2 kali per jam. Namun, ketika kontraksi terjadi setiap 5 menit dan

7
berlangsung 60 detik atau lebih, bisa jadi itu merupakan kontraksi jelang persalinan (fahil

rizal,2020)

2.2 Hormonal Persalinan

Siklus hidup wanita tak lepas dari pengaruh berbagai hormon sejak masih di dalam

kandungan hingga lanjut usia. Pada saat hamil dan melahirkan, peranan hormon tersebut

meningkat guna melakoni proses yang dialami setiap wanita. Berikut ini akan kita bahas

mengenai hormon yang bersangkutan dengan persalinan wanita hamil.

Menjelang persalinan terjadi penurunan hormon progesteron. Hormon ini berfungsi

menyiapkan kondisi rahim agar dapat dihuni calon janin. Pada masa awal kehamilan,

progesteron sangat dibutuhkan agar tidak tejadi keguguran. Namun, menjelang

persalinan wanita fungsi tersebut sudah tidak diperlukan lagi sehingga produksinya

menurun.

Di sisi lain produksi estrogen, oksitosin, dan prostaglandin meningkat pesat.

Peningkatan ini tentu juga dipengaruhi hormon-hormon lain yang dari hipofise seperti

somatomamotropin, luteinizing hormon, relaksin, dan sebagainya.

Hormon Estrogen
Bersama hormon yang lain estrogen meningkat menjelang persalinan. Hormon ini

bekerja merangsang kelenjar mammae dan menyebabkan kontraksi rahim. Hormon ini

dihasilkan oleh plasenta selama proses kehamilan terjadi hingga saat melahirkan tiba.

Hormon Relaksin
Hormon ini berfungsi melunakkan serviks dan jalan lahir sehingga siap untuk dilalui

bayi. Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum (bagian tepi rahim). Hormon ini sangat

berperan dalam percepatan proses persalinan wanita.

Hormon Oksitosin
Hormon oksitosin banyak diproduksi menjelang persalinan. Oksitosis menyebabkan

kontraksi otot-otot polos uterus yang berfungsi mendorong penurunan kepala bayi. Disisi

lain, hormon oksitosin bertugas menyiapkan laktasi dengan membuka saluran ASI dari

alveolus ke puting payudara. Produksi oksitosin bertambah apabila dilakukan stimulasi

puting susu. Cara ini dilakukan apabila kontraksi rahim ibu inadekuat.

Hormon Prolaktin

8
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior ini bertugas menstimulasi

pertumbuhan alveolus pada payudara. Pengeluaran hormon ini dipacu oleh estrogen.

Pada akhir kehamilan atau menjelang persalinan wanita prolaktin bertugas memproduksi

air susu untuk bayi setelah dilahirkan.

Hormon Prostaglandin
Prostaglandin bekerja membantu oksitosin dan estrogen dalam merangsang aktivitas

otot polos. Hormon ini dihasilkan oleh rahim dan produksinya meningkat pada akhir

kehamilan. Terkadang wanita juga mendapatkan prostaglandin dari sperma saat

berhubungan intim. Oleh karena itu, bagi ibu hamil yang waktu persalinannya mundur

disarankan untuk berhubungan seks agar mendapatkan pasokan prostaglandin untuk

memicu kontraksi uterus.

2.3 Perubahan Biokimia Selama Persalinan terhadap Anatomi dan Fisiologi


Maternal dan Janin

Pada mulai terjadinya proses persalinan terdapat perubahan-perubahan morfologik

dan biokimia tersendiri didalam jaringan uterus yang mempersiapkan kontraksi yang kuat

dan terkoordinasi. Diantara  perubahan ini adalah :

1. Perlunakan dan pematangan serviks.

2. Perkembangan gap junction diantara sel-sel miometrium

3. Peningkatan jumlah reseptor oksitosin pada miometrium.

4. Peningkatan reseptor kontraktif darimiometrium terhadap uterotonin.

Persalinan mulai saat benteng pemeliharaan kehamilan dilepaskan yang

menyebabkan  pembentukan uterotonin dan uterotropin. Diantara yang paling poten dari

uterotonin ini adalah prostaglandin, oksitosin, angiotensin II, arginin vasopresin, dan

bradikinin. Beberapa uterotonin ini diproduksi dalam jaringan intrauterin, seperti desidua

uterus dan membran janin ekstraembrionik yang merupakan jaringan sangat potensial

enzimatik untuk pembentukan PGE2 dan PGF2.

PGE2 dan PGF2 adalah stimuli yang poten untuk kontraksi miometrium dan diyakini

bekerja meningkatkan kontraksi miometrium dan diyakini bekerja meningkatkan


2+
konsentrasi Ca bebas intraselular, suatu proses yang menghasilkan aktiviotas myosin

light chain kinase, fosforilasi miosin, dan kemudian interaksi miosin terfosforilasi dan

9
aktin. PGE2 dan PGF2 juga bekerja menginduksi perubahan-perubahan pada

pematangan serviks, yaitu aktivitas kolagenase-kolagenasa dan suatu perubahan

konsentrasi glikosaminoglikan. Selama ibu dalam masa kehamilan dan menyusui akan

mengalami peningkatan kebutuhan zat gizi, hal ini disebabkan mengalami perubahan

baik anatomi, fisiologi maupun perubahan lainnya.

Perubahan fisiologi pada wanita hamil telah dimulai sejak trimester pertama sampai

akhir yang terjadi sebagai respon terhadap stimulus fisiologis oleh fetus. pengaruhnya

biokimia terhadap anatomi dan fisiologi pada internal pengaruh yang utama ialah

peningkatan volume darah sampai 4/3 kali volume darah normal. Hipervolumia ini

menyebabkan pengenceran darah, sehingga kadar hemoglobin, albumin dan zat-zat lain

menurun.

Selama ibu dalam masa kehamilan dan menyusui akan mengalami peningkatan

kebutuhan zat gizi, hal ini disebabkan mengalami perubahan baik anatomi, fisiologi

maupun perubahan lainnya. Perubahan-perubahan yang menyebabkan peningkatan

kebutuhan nutrien dalam tubuh antara lain:

1. Pertumbuhan janin

2. Pertumbuhan rahim

3. Pertumbuhan plasenta

4. Penambahan volume darah

5. Pembesaran payudara dan penambahan kelenjar ASI

6. Peningkatan metabolisme tubuh

7. Pertambahan berat badan

8. Perubahan pada kulit

9. Perubahan pada sistem kardiovaskuler.

2.4 Diagnosis Awal Persalinan

Diagnosis persalinan meliputi hal hal sebagai berikut :

a. Diagnosis dan Konfirmasi saat persalinan

b. Diagnosis tahap dan fase dalam persalinan

c. penilaian masuk dan turunnya kepala di romgga panggul

10
d. identifikasi presentasi dan posisi janin

2.5 Mekanisme Persalinan

Turunnya kepala dibagi dalam beberapa fase sebagai berikut.


1. Masuknya kepala janin dalam PAP
a. Masuknya kepala ke dalam PAP terutama pada primigravida terjadi pada bulan

terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya terjadi pada permulaan

persalinan.

b. Masuknya kepala ke dalam PAP biasanya dengan sutura sagitalis melintang

menyesuaikan dengan letak punggung (Contoh: apabila dalam palpasi didapatkan

punggung kiri maka sutura sagitalis akan teraba melintang kekiri/ posisi jam 3 atau

sebaliknya apabila punggung kanan maka sutura sagitalis melintang ke

kanan/posisi jam 9) dan pada saat itu kepala dalam posisi fleksi ringan.

c. Jika sutura sagitalis dalam diameter anteroposterior dari PAP maka masuknya

kepala akan menjadi sulit karena menempati ukuran yang terkecil dari PAP

d. Jika sutura sagitalis pada posisi di tengah-tengah jalan lahir yaitu tepat di antara

symphysis dan promontorium, maka dikatakan dalam posisi ”synclitismus” pada

posisi synclitismus os parietale depan dan belakang sama tingginya.

e. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphisis atau agak ke belakang

mendekati promontorium, maka yang kita hadapi adalah posisi ”asynclitismus”

f. Acynclitismus posterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati symphisis dan os

parietale belakang lebih rendah dari os parietale depan.

g. Acynclitismus anterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati promontorium

sehingga os parietale depan lebih rendah dari os parietale belakang h. Pada saat

kepala masuk PAP biasanya dalam posisi asynclitismus posterior ringan. Pada

saat kepala janin masuk PAP akan terfiksasi yang disebut dengan engagement

11
2. Majunya Kepala janin
a. Pada primi gravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga

panggul dan biasanya baru mulai pada kala II

b. Pada multi gravida majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul

terjadi bersamaan.

c. Majunya kepala bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain yaitu: fleksi,

putaran paksi dalam, dan ekstensi

d. Majunya kepala disebabkan karena:

1) Tekanan cairan intrauterine

2) Tekanan langsung oleh fundus uteri oleh bokong

3) Kekuatan mengejan

4) Melurusnya badan bayi oleh perubahan bentuk rahim

3. Fleksi
a. Fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil yaitu

dengan diameter suboccipito bregmatikus (9,5 cm) menggantikan suboccipito

frontalis (11 cm)

b. Fleksi disebabkan karena janin didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan

dari pinggir PAP, cervix, dinding panggul atau dasar panggul

c. Akibat adanya dorongan di atas kepala janin menjadi fleksi karena momement

yang menimbulkan fleksi lebih besar daripada moment yang menimbulkan defleksi

d. Sampai di dasar panggul kepala janin berada dalam posisi fleksi maksimal. Kepala

turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan

e. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin yang

disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi yang disebut

sebagai putaran paksi dalam

12
4. Putaran paksi dalam
a. Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa

sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah

symphysis

b. Pada presentasi belakang kepala bagian terendah adalah daerah ubun-ubun kecil

dan bagian ini akan memutar ke depan ke bawah symphysis

c. Putaran paksi dalam mutlak diperlukan untuk kelahiran kepala, karena putaran

paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk

jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul

d. Putaran paksi dalam terjadi bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi

sebelum kepala sampai di Hodge III, kadang-kadang baru terjadi setelah kepala

sampai di dasar panggul

e. Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam:

1) Pada letak fleksi, bagian kepala merupakan bagian terendah dari kepala

2) Bagian terendah dari kepala mencari tahanan yang paling sedikit terdapat

sebelah depan atas dimana terdapat hiatus genitalis antara muskulus levator

ani kiri dan kanan

3) Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior

13
5. Ekstensi
a. Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar panggul,

terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan

lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan di atas, sehingga kepala

harus mengadakan ekstensi untuk dapat melewati pintu bawah panggul. b. Dalam

rotasi UUK akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul UUK berada

di bawah simfisis, dengan suboksiput sebagai hipomoklion kepala mengadakan

gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan.

b. Pada saat ada his vulva akan lebih membuka dan kepala janin makin tampak.

Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum.

c. Dengan kekuatan his dan kekuatan mengejan, maka berturut-turut tampak

bregmatikus, dahi, muka, dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.

d. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut putaran

paksi luar

6. Ekstensi
a. Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar panggul,

terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan

lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan di atas, sehingga kepala

harus mengadakan ekstensi untuk dapat melewati pintu bawah panggul

14
b. Jika tidak terjadi ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum dan

menembusnya

c. Kepala bekerja dengan 2 kekuatan yaitu satu mendesak ke bawah dan satunya

lagi menolak ke atas karena adanya tahanan dasar panggul

d. Setelah subocciput tertahan di pinggir bawah symphysis, maka yang dapat maju

adalah bagian yang berhadapan dengan subocciput

7. Putaran paksi luar


a. Putaran paksi luar adalah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi,

untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung janin.

b. Bahu melintasi PAP dalam posisi miring.

c. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul

yang dilaluinya hingga di dasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan bahu akan

berada dalam posisi depan belakang.

d. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dulu baru kemudian bahu belakang,

kemudian bayi lahir seluruhnya.

15
2.6 Posisi dan Presentasi Janin

Letak Janin dalam Rahim

Letak janin dalam rahim terutama di akhir sangat penting berkaitan dengan

prognosis persalinan. Letak janin saat hamil tidak memerlukan perhatian, karena

kedudukannya belum dapat dipastikan ( Manuaba, dkk., 2009: 129).

Sebagian besar janin dalam rahim akan menuju pada letak kepala karena :

1. Berat kepala lebih dari bokong

2. Kepala yang bulat lebih sesuai dengan pintu atas panggul

3. Kepala menyesuaikan diri, dengan ruangan yang lebih kecil pada pintu atas
panggul.

4. Bokong menyesuaikan diri dengan ruangan yang luas pada fundus uteri.

Istilah yang berkaitan dengan letak janin

16
a. Situs ( Letak Janin)
Hubungan sumbu panjang ibu dengan sumbu panjang janin sehingga

dijumpai kedudukan membujur atau lintang ( Manuaba, dkk., 2009: 130).

Hubungan sumbu panjang janin dan sumbu panjang rahim dikenal dua bentuk

membujur ( letak kepala, letak sungsang dan letak lintang.

b. Habitus ( Sikap)

Letak bagian janin satu terhadap lainnya. Hubungan antara kepala, bokong,

tangan, dan kaki satu dengan yang lainnya. Letak janin fisiologi adalah :

a) Badan melengkung, menyesuaikan diri dengan rahim.

b) Kepala fleksi, dimana dagu menempel pada dada.

c) Lengan bersilang didepan dada.

d) Kaki melipat pada paha, dan lutut rapat pada badan.

e) Kepala janin berada di atas panggul.

Kelainan dalam sikap dijumpai bentuk diantaranya letak defleksi kepala (letak

puncak kepala, letak dahi, letak muka) dan kedudukan kombinasi ( kepala

tangan atau lengan, kepala dan kaki, kepala dan tali pusat).

5. Posisi
Posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin

apakah sebelah kanan, kiri, depan, atau belakang terhadap sumbu ibu (maternal

pelvis). Misalnya pada letak belakang kepala ( LBK) ubun – ubun kecil (uuk) kiri

depan, uuk kanan belakang ( Mochtar, 2012: 69).

Presentasi Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di

bagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam.

Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu, dan lain – lain

( Mochtar, 2012: 68).

Dalam keadaan normal, presentasi janin adalah belakang kepala dengan

penunjuk ubun – ubun kecil dalam posisi transversal ( saat masuk pintu atas

panggul), dan posisi anterior ( setelah melewati pintu tengah panggul). Dengan

17
presentasi tersebut, maka kepala janin akan masuk panggul dalam ukuran

terkecilnya apabila sikap kepala janin fleksi. Sikap yang tidak normal akan

menimbulkan malpresentasi pada janin, dan terjadi kesulitan persalinan karena

diameter kepala yang harus melalui panggul menjadi lebih besar ( Prawirohadjo,

2009: 582).

6. Kedudukan bagian terbawah janin


Menurut Manuaba ( 2010: 131), kedudukan terbawah janin adalah :

Kedudukan Terbawah Janin

Kedudukan bagian terndah janin Denominator


Kepala belakang Ubun-ubun kecil
Puncak Ubun-ubu besar
Muka Os mandibularis
Sungsang Os Sungsang Sacrum
Lintang Os scapula dan arah penutup ketiak

Pathway persalinan fisiologi

Kehamilan 36-40 mg

Penurunan kadar
progesteron
18 & estrogen
Krisis Kontraksi
Ansietas situasional pada uterus
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

19
3.1 Kesimpulan

Persalinan merupakan suatu proses alami yang dialami oleh ibu bersalin dan

berlangsung dengan normal dalam kehidupan. Persalinan dapat didefinisikan sebagai

proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui

jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks akibat kontraksi uterus

dengan frekuensi, durasi dan kekuatan yang teratur (Rohani, 2011).

Persalinan merupakan proses pengeluaran janin dan plasenta daridalam uterus

melalui vagina menuju dunia luar oleh kontraksi otot-ototrahim. Pada umumnya bayi akan

lahir pada usia kehamilan sekitar 40minggu. Kejadian persalinan bersifat alamiah,

pristiwanya normal namunapabila tidak dikelola dengan baik dapat menjadi abnormal.

Terjadinya persalinan/kelahiran disebabkan karena adanya kehamilan, kehamilan secara

umum ditandai dengan aktivitas otot polos meometrium yang relatiftenang yang

memungkinkan pertumbuhan dan perkembangna janinintrauterin sampai dengan

kehamilan aterm.

3.2 Saran

Dalam hal ini tenaga kesehatan terutama bidan harus bisa dan mengerti tentang

asuhan kebidanan apa saja yang harus diberikan pada ibu bersalin bidan juga harus bisa

mendokumentasikan semua tindakan dan perkembangan yang terjadi pada ibu bersalin.

Dan Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itusaran dan

kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demikesempurnaan penulisan

makalah yang akan datang

DAFTAR ISI

20
Anggaeni, Hidayah. 2012. Pengaruh Rangsangan Puting Susu Terhadap Peningkatan
Kontraksi Uterus Pada Ibu Inpartu Kala II di POLINDES ANNYER TUNGGALPAGER
PUNGGING MOJOKERTO

Departemen Kesehatan RI. (2007). Asuhan Persalinan Normal.

Manuaba, Ida Bagus.2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita .Jakarta:EGC

Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Edisi
ketiga. Jakarta : EGC.

Manuaba, dkk. 2015. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP

Reeder, (2002), Keperawatan Maternitas Vol 1, Jakarta, EGC ............, (2002),


Keperawatan Maternitas Vol 2, Jakarta, EGC.

Saifudin dkk (2001), buku acuan Nasional pelayanan kesehatan Janet M (2002),
Kebidanan Oxford dari bidan untuk bidan, Jakarta EGC
Varney, et al. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Varney’s Midwifery Edisi 4. Jakarta : EGC.
2007.

21

Anda mungkin juga menyukai