Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

IBU HAMIL DENGAN PLHA

1. Konsep Dasar
1.1. Konsep Dasar Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan serangkaian proses yang diawali dari konsepsi
atau pertemuan antara ovum dan sperma sehat dan dilanjutkan dengan
fertilisasi, nidasi dan implantasi. Lama kehamilan dibagi menjadi 3
trimester yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 10 hari) (Sulistyawati,
2012).
2. Tanda-tanda kehamilan
a. Tanda Tidak Pasti atau Dugaan (Presumptive Sign)
Menurut Sulistyawati, Ari (2009) tanda tidak pasti atau dugaan
kehamilan adalah sebagai berikut :
1) Amenorea ( berhentinya menstruasi )
2) Mual ( nausea ) dan muntah (emesis )
3) Ngidam ( menginginkan makanan tertentu )
4) Syncope ( pingsan )
5) Kelelahan
6) Payudara Tegang
7) Sering Miksi
8) Pigmentasi Kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.
Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi ini meliputi tempat-
tempat berikut ini:
a) Sekitar pipi : cloasma gravidarum
b) Sekitar leher : tampak lebih hitam
c) Dinding perut : striae gravidarum dan linea nigra
d) Sekitar payudara : hiperpigmenasi areola mamae
e) Sekitar pantat dan paha atas : terdapat striae akibat
pembesaran bagian tersebut.
9) Varises ( penampakan pembuluh darah vena )
b. Tanda Kemungkinan ( Probability Sign )
Menurut Sulistyawati, Ari (2009) tanda kemungkinan (Probability Sign)
kehamilan adalah sebagai beriku :
1) Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.

Sumber : Sofian, A. 2012

No Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


.

1 22-28 minggu 24-25 diatas simpisis

2 28 minggu 24-25 cm diatas simfisis

3 30 minggu 29,5-30 cm diatas simfisis

4 32 minggu 29,5-30 cm diatas simfisis

5 34 minggu 31 cm diatas simfisis

6 36 minggu 32 cm diatas simfisis

7 38 minggu 33 cm diatas simfisis

8 40 minggu 37,7 cm diatas simfisis

NO Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


1 28 minggu 2-3 jari diatas pusat
2 32 minggu Pertengahan pusat demgan px
3 36 minggu 3 jari dibawah px atau sampai setinggi
pusat
4 40 minggu Perlengkapan pusat px, tetapi melebar
kesamping
Sumber : Sofian, A. 2012
2) Tanda Hegar (pelunakan dan dapat ditekannya istmus uteri).
3) Tanda Goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung
hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
4) Tanda Chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk
juga porsio dan serviks.
5) Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.
6) Kontaksi Braxton Hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin di
dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadic, tidak nyeri, biasanya
timbul pada kehamilan 8 minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan
abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus meningkat
frekuensinya, lamanya, dan kekuatannya sampai mendekati persalinan.
7) Teraba janin
8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan ( Planotest ) positif

c. Tanda pasti ( Positive Sign )


Menurut Sulistyawati, Ari (2009) tanda pasti (positive sign) kehamilan adalah
sebagai berikut:
1) Teraba Gerakan janin dalam rahim
2) Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ) pada kehamilan 12 minggu
3) Teraba Bagian-bagian janin
4) Kerangka janin bila dilakukan rontge
5) Terlihat kntong janin pada pemeriksaan USG

1.2 Konsep Dasar HIV


1. Pengertian AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome adalah singkatan dari AIDS.
AIDS adalah kumpulan gejala klinis akibat penurunan sistem kekebalan
tubuh yang timbul akibat infeksi HIV (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2012).
Virus HIV memasuki tubuh seseorang maka tubuh akan terinfeksi dan
virus mulai mereplikasi diri dalam sel orang tersebut (Sel limfosit T CD4 dan
Makrofag). Virus HIV akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan
menghasilkan antibodi untuk HIV. Masa antara masuknya infeksi dan
terbentuknya antibodi yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium
adalah antara 2-12 minggu dan disebut masa jendela (window period).
Selama masa jendela, pasien sangat infeksius sehingga mudah menularkan
kepada orang lain meskipun hasil pemeriksaan laboratorium masih negatif
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
2. Penyebab
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan
penyakit AIDS (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
3. Gejala Terinfeksi HIV
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dicurigai bila paling
sedikit mempunyai dua gejala mayor dan satu gejala minor dan tidak terdapat
sebab-sebab penekanan imun yang lain yang diketahui seperti kanker,
malnutrisi berat atau sebab-sebab lain. Gejala mayor meliputi penurunan
berat badan > 10% berat badan, diare kronis lebih dari satu bulan, demam
lebih dari satu bulan. Gejala minornya yaitu batuk-batuk selama lebih dari
satu bulan, gatal-gatal atau penyakit kulit (pruritus/dermatitis) seluruh tubuh,
infeksi umum yang berulang seperti herpes zoster, infeksi jamur pada mulut
dan faring, infeksi herpes simpleks yang lama dan meluas, pembesaran
kelenjar limfa secara mnyeluruh. Adanya kanker kulit (sarkoma kaposi)
meluas atau Meningitis cryptococcal sudah cukup untuk menegakkan AIDS

4. Cara Penularan HIV


Virus HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara yaitu hubungan
seksual;pajanan oleh darah, produk darah atau organ dan jaringan yang
terinfeksi termasuk terpajan jarum suntik yang telah terinfeksi HIV; penularan
dari ibu ke anak (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Perilaku berisiko tertularnya HIV adalah perilaku individu yang
memungkinkan tertular virus HIV. Sejumlah perilaku risiko yang dimaksud
adalah berhubungan seksual yang tidak aman (tidak memakai kondom),
berganti-ganti pasangan seksual, berganti-ganti jarum suntik dan alat lain
yang kontak dengan darah dan cairan tubuh dengan orang lain (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Cairan tubuh yang tidak menularkan HIV antara lain keringat, air mata,
air liur/ludah dan air kencing. Sedangan menurut Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2015 Human Immunodeficiency virus (HIV) tidak
ditularkan melalui hidup serumah, tidur bersama, bersalaman, berpelukan,
bersentuhan, berciuman, kolam renang, alat makan dan minum secara
bersama, ataupun gigitan serangga seperti nyamuk
5. Cara Pencegahan Penularan HIV
Kita dapat melakukan pencegahan penularan HIV dengan berbagai
cara sederhana antara lain berperilaku seks yang aman (abstinen, saling
setia, seks dengan menggunakan kondom), mencegah penularan melalui
alat-alat yang tercemar dengan prinsip kewaspadaan universal, pencegahan
pada transfusi darah dengan skrining donor dan pencegahan penularan dari
ibu ke anak melalui program PMTCT (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2015).
6. Waktu Dan Risiko Penularan HIV Pada Ibu Hamil
Waktu penularan HIV dari ibu ke anak dapat terjadi selama hamil (5-
10%), melahirkan (10 20%) dan saat menyusui (5-20%) (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
7. Faktor Yang Berperan Dalam Penularan HIV Dari Ibu Ke Anak
Ada tiga faktor utama yang berpengaruh pada penularan HIV dari ibu ke anak
yaitu:
1. Faktor ibu antara lain jumlah virus dalam tubuh, jumlah sel CD4, status
gizi selama hamil, penyakit infeksi selama hamil dan gangguan pada
payudara
2. Faktor bayi antara lain usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir,
periode pemberian ASI, adanya luka di mulut bayi
3. Faktor obstetrik antara lain jenis persalinan, lama persalinan, ketuban
pecah dini dan tindakan episiotomi (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2015).
8. Mengapa AIDS Perlu Perhatian Khusus
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) perlu mendapat
perhatian khusus karena vaksin masih dalan uji coba, AIDS dapat menyerang
siapa saja (pria, wanita, tua, muda, anak-anak, janin dalam kandungan ibu
yang terinfeksi, terutama usia produktif), orang yang terinfeksi HIV menjadi
pembawa dan penular virus HIV selama hidupnya walaupun penderita
tampak sehat serta kasus AIDS merupakan fenomena gunung es (menurut
WHO satu kasus HIV, tersembunyi 100-200 orang) (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2015).
9. Pengobatan ARV
Pengobatan ARV jangka panjang, teratur dan disiplin, penularan 1
dari ibu ke anak bisa diturunkan hingga 2% (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2015). ARV sudah terbukti dapat menghambat replikasi virus
sehingga kadar virus dalam darah yang menginfeksi sel kekebalan tubuh atau
CD4 menurun dan akibatnya kekebalan tubuh mulai pulih atau meningkat
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Untuk memulai terapi ARV perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
1. persiapan klien secara fisik/mental untuk menjalani terapi melalui
edukasi prapemberian ARV;
2. bila terdapat infeksi oportunistik, maka infeksi tersebut perlu diobati
terlebih dahulu. Terapi ARV baru bisa diberikan setelah infeksi
oportunistik diobati dan stabil (kira-kira setelah dua minggu sampai dua
bulan pengobatan).
3. Profilaksis kotrimoksazol diberikan pada stadium klinis 2, 3, 4 dan atau
CD4 < 200. Untuk mencegah PCP, Toksoplasma, infeksi bacterial
(pneumonia, diare) dan berguna juga untuk mencegah malaria pada
daerah endemis;
4. pada ibu hamil dengan tuberkulosis: OAT selalu diberikan mendahului
ARV sampai kondisi klinis pasien memungkinkan (kira-kira dua
minggu sampai dua bulan) dengan fungsi hati baik untuk memulai
terapi ARV.
Syarat pemberian ARV pada ibu hamil dikenal dengan singkatan SADAR,
yaitu sebagai berikut.
1. Siap: menerima ARV, mengetahui dengan benar efek ARV terhadap
infeksi HIV.
2. Adherence: kepatuhan minum obat.
3. Disiplin: minum obat dan kontrol ke dokter.
4. Aktif: menanyakan dan berdiskusi dengan dokter mengenai terapi.
5. Rajin: memeriksakan diri jika timbul keluhan.
Pathway
2. Konsep dasar asuhan keperawatan
2.1 Konsep Dasar Asuhan keperawatan Pada Kehamilan
Hari / Tanggal : Untuk mengetahui hari dan tanggal pengkajian saat ini
Jam : Untuk mengetahui waktu kunjungan
Tempat : Untuk mengetahui tempat dilakukan pengkajian
Oleh : Untuk mengetahui siapa yang melakukan anamnesa
No. Registrasi : Untuk mengetahui no. registrasi milik klien saat periksa
difasilitas kesehatan agar tidak tertukar dengan klien
lainnya
1. Pengkajian
a. Subyektif
1) Biodata
a) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar
tidak keliru dalam memberikan penanganan.
b) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang
dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya
belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk
terjadi perdarahan dalam masa nifas.
c) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau
mengarahkan pasien dalam doa.
d) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan
konseling sesuai dengan pendidikannya.
e) Suku bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.
f) Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya,
karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
g) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
h) Alasan masuk
Untuk mengetahui alasan yang membuat pasien datang yang
berhubungan dengan persalinannya (Varney,2008)..
2) Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa
kehamilan
3) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) Berapa Kali Periksa dan Dimana
Frekuensi dari pemeriksaan antenatal adalah:
1) Minimal 1 kali pada Trimester I
2) Minimal 1 kali pada Trimester II
3) Minimal 2 kali pada Trimester III (Depkes RI. 2009).
Ibu hamil dapat melaksanakan pemeriksaan kehamilan di sarana
kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu, Bidan Praktek
Swasta dan Dokter Praktek (Pantikawati, Ika. dkk. 2010).
b) Gerakan Janin
Pada multigravida biasanya dirasakan pada usia 18 minggu,
sedangkan pada multigravida sekitar 16 minggu (Ummi, Hani. 2011).
Pada umumnya 10 gerakan terjadi dalam jangka waktu 20 menit – 2
jam. Gerakan janin akan bertambah setelah makan, gerakan ibu. Janin
normal akan tidur ± 20 menit. Selama 2-3 hari sebelum lahir gerakan
janin akan berkurang (Pantikawati, Ika. dkk. 2010).
Cara menghitung gerakan janin: letakkan 10 uang logam dalam
mangkok, keluarkan dan letakkan di atas meja, masukkan kembali
uang logam ke dalam mangkok setiap kali bayi bergerak.
4) Pemberian Imunisasi TT
Tujuan pemberian imunisasi TT adalah untuk melindungi janin dari
Tetanus Neonatorum sehingga ibu hamil perlu dikaji mengenai stustus
TT dengan menanyakan tahun kelahiran ibu sehingga dapat diketahui
status TT ibu tersebut lengkap atau tidak (Pantikawati, Ika. dkk. 2010).
5) Pemberian Tablet Tambah Darah (Tablet Fe)
Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada
ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan kebutuhan meningkat
seiring dengan pertumbuhan janin. Cara pemberian adalah satu tablet Fe
per hari, sesudah makan, selama masa kehamilan dan nifas
(Pantikawati, Ika. dkk. 2010).
6) Riwayat Kebidanan atau Obstetri yang lalu
a. Kehamilan
Informasi terinci mengenai riwayat obstetric sebelumnya, apabila
ada sangatlah penting karena banyak penyulit yang terjadi pada
kehamilan sebelumnya yang akan kambuh pada kehamilan
selanjutnya (Pantikawati, Ika. dkk. 2010).
Pengkajian mengenai masalah/gangguan saat kehamilan seperti
hyperemesis, perdarahan pervaginam, pusing hebat, pandangan
kabur, dan bengkak – bengkak ditangan dan wajah.
b. Persalinan
Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan
dan ditolong oleh siapa. Jika wanita pada kelahiran terdahulu
melahirkan secara bedah sesar, untuk kehamilan saat ini mungkin
melahirkan pervaginam. Keputusan ini tergantung pada lokasi insisi
di uterus, jika insisi uterus berada dibagian bawah melintang, bukan
vertikal maka bayi diupayakan untuk dikeluarkan pervaginam.
c. Nifas
Adakah panas, perdarahan, kejang – kejang, dan laktasi. Kesehatan
fisik dan emosi ibu harus diperhatikan (Romauli, 2011)
7) Riwayat Kesehatan Sekarang dan yang lalu
Menurut Romauli (2011) berikut adalah riwayat kesehatan yang
mempengaruhi ibu hamil:
a) Anemia yang dapat menyebabkan kematian janin dalam kandungan,
persalinan premature, persalinan lama, dan perdarahan postpartum
b) TBC Paru, janin akan tertular TBC setelah lahir. Bila TBC berat,
maka akan menurunkan kondisi ibu hamil, tenaga dan ASI
berkurang, dapat terjadi abortus, bayi lahir lama, dan perdarahan
postpartum
c) Jantung yang bahanya adalah payah jantung bertambah berat bahkan
sampai gagal jantung, atau kelahiran prematur
d) Diabetes mellitus, yang akan menyebabkan persalinan premature,
hydramnion, kelainan bawaan, BBL besar, dan kematian janin dalam
kandungan
e) HIV/AIDS yang bisa tertular ke janin
f) Hipertensi dapat memburuk selama hamil, disertai meningkatnya
morbiditas ibu biasanya diikuti dengan pre eklamsi atau eklamsi.
Resiko pada janin dapat terjadi restriksi pertumbuhan (IUGR), serta
morbiditas dan mortalitas perinatal (Pantikawati, Ika. dkk. 2010).
g) Epilepsi berdampak pada kehamilan . Kejang selama hamil akan
menyebabkan penurunan aliran darah uterus dan oksigenasi janin
(Pantikawati, Ika. dkk. 2010).
8) Riwayat Kesehatan Keluarga.
Ditanyakan mengenai penyakit yang mungkin diderita oleh keluarga,
seperti penyakit menular (TBC, hepatitis) yang dapat menular pada ibu
dan janin atau bayi yang sudah lahir.Ditanyakan mengenai penyakit
yang menurun yang diderita keluarga, faktor yang dapat meningkatkan
kemungkinan hamil kembar adalah ras, keturunan, umur dan paritas
(Manurung 2011).
9) Riwayat Pernikahan
a) Umur pertama kali menikah
Untuk menentukan kesehatan organ reproduksi.
b) Berapa kali menikah
Batas ideal dan diikuti hamil setelah 2 tahun. Disebut primigravida
tua sekunder jika hamil stelah lima tahun menikah. Kehamilan
setelah 5 tahun dianggap hamil dengan resiko tinggi karenanilai
kehamilan yang tinggi.
c) Jumlah anak
Umur anak terkecil diatas 5 tahun, jumlah anak ideal sampai
kehamilan ketiga. Kehamilan kelima sudah termasuk grande
multipara, harus diwasapadai perdarahan post partum (Manuaba,
2009).
d) Wanita hamil yang sudah lama menikah, nilai anak tentu besar
sekali dan ini perlu diperhitungkan dalam pimpinan persalinan
(anak mahal) (Ummi,Hani, dkk, 2010).
10) Riwayat Haid
a) Menarche
Menstruasi perempuan yang umumnya terjadi pada usia sekitar 13-
15 tahun. Akibat arus informasi global, pancaindra makin mudah
menjadi matang sehingga umur menarke semakin muda (Manuaba,
2009).
b) Siklus
Interval dari hari pertama periode menstruasi sampai hari pertama
periode berikutnya normalnya 21 – 35 hari.
Menstruasi yang teratur menunjukkan bahwa aksis hypothalamus-
hipofisis-ovarian aksis dengan pancaindra telah menunjukkan
keharmonisan yang baik. Ini berarti bahwa setiap menstruasi akan
dilepaskan ovum sehingga dapat terjadi kehamilan (Manuaba,
2009).
c) Lama
Lama perdarahan yang normal adalah 5 hari dengan rentang antara
3-7 hari. Perdarahan yang melebihi 7 hari (polimenorea,
metroragia). Durasi menstruasi yang berlangsung hanya sekitar 2-3
hari menunjukkan kurangnya rangsangan estrogen sehingga fase
proliferasi tidak normal kurang subur.
d) Banyaknya
Jumlah tampon atau pembalut yang digunakan setiap hari akan
bermanfaat hanya jika diketahui penyebab pembalut tersebut harus
diganti.kurang lebih 16 cc. Durasi menstruasi normal, pembalut
sekitar 2-3 buah penuh. Durasi menstruasi yang kurang, pembalut
sekitar 1-2 buah sehari tidak penuh. Durasi menstruasi yang banyak
disertai gumpalan, pemakaian pembalut lebih dari 3 buah/ hari
sampai penuh (Manuaba, 2009).
e) Keluhan
Selama haid yaitu dismenorea (rasa nyeri saat haid sehingga
mengganggu aktifitas sehari hari)dan pusing serta leukorea pada
saat sebelum dan sesudah haid. Disminorea adalah nyeri saat haid,
biasanya dengan rasa kram dan terpusat di abdomen bawah.
Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai dari yang ringan
sampai berat. Keparahan disminorea berhubungan langsung dengan
lama dan jumlah darah haid (Prawirohardjo, 2014).

f) HPHT
Keterlambatan menstruasi bagi wanita usia subur berarti terdapat
kemungkinan kehamilan, serta untuk menentukan umur kehamilan
dan tafsiran persalinan (Manuaba, 2009).
11) Riwayat KB
Riwayat kontrasepsi diperlukan untuk mengetahui kontrasepsi yang
pernah digunakan, lama penggunaan kontrasepsi, keluhan saat
penggunaan kontrasepsi da rencana kontrasepsi yang akan dating
Romauli, 2011).
12) Pola Kebiasaan Sehari – hari
a) Nutrisi
Kecukupan gizi ibu hamil dan pertumbuhan kandungannya dapat
diukur berdasarkan kenaikan berat badan. Kenaikan berat badan
yang dianjurkan pada ibu hamil sesuai dengan Indeks Massa Tubuh
(IMT) (Pantikawati, Ika. dkk. 2010).
b) Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam untuk wanita hamil
juga di anjurkan tidur siang. Jadwal istirahat dan tidur harus
diperhatikan denngan baik karena istirahat dan tidur yang teratur
dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk
kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin. Cobalah untuk
tidak berbaring telentang sewaktu tidur, karena bisa menempatkan
rahim di atas pembuluh darah yang penting (vena cava inferior) yang
berjalan ke bawah di bagian perut. Belajarlah posisi tidur
Kebersihan/ menyamping sejak awal (Pantikawati, Ika. dkk. 2010).
c) Personal Hygiene
Mandi diperlukan untuk kebersihan kulit terutama untuk perawatan
kulit karena pada ibu hamil fungsi ekskresi keringat bertambah.
Mandi minimal 2 kali sehari. Puting harus dibersihkan, persiapan
menyusui dengan perawatan puting dan kebersihan payudara. Celana
dalam harus kering, jangan gunakan obat/ penyemprot ke dalam
vagina. Sesudah BAB/BAK dilap dengan lap khusus, sebaiknya
selama hamil tidak melakukan vaginal touching bisa menyebabkan
perdarahan atau embolus (Pantikawati, Ika. dkk. 2010).
Pakaian yang sebaiknya digunakan longgar, terbuat dari katun
sehingga dapat menyerap keringat dan sebaiknya hanya satu kali
pakai. Jika diperlukan, daerah lipatan badan dapat diberi bedak, hal
ini mencegaah kekeringan dan mengurangi dermatitis kontak atau
alergi (Manuaba, 2009).
d) Eliminasi
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul,
keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing
akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi
menyebabkan metabolisme air menjadi lancar (Pantikawati, Ika. dkk.
2010).
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormone progesterone
yang meningkat (Pantikawati, Ika. dkk. 2010).
e) Aktifitas sehari-hari
Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari namun tidak terlalu
lelah dan berat karena dikhawatirkan mengganggu kehamilannya, ibu
hamil utamanya trimester I dan II membutuhkan bantuan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari agar tidak terlalu lelah. Kelelahan
dalam beraktifitas akan banyak menyebabkan komplikasi pada setiap
ibu hamil misalnya perdarahan dan abortus (Manuaba, 2009).
f) Kebutuhan seksual
Trimester III : Hubungan seksual setelah usia kehamilan 30 minggu
akan mengalami kesukaran teknik. Hal ini dikarenakan perut yang
sudah membesar dan berat. Untuk dapat melakukan hubungan
seksual masih ada kemungkinan dengan menggunakan teknik dari
belakang (Manuaba, 2009). Selain itu, hubungan seksual tidak boleh
terlalu sering dan hati-hati karena dapat menyebabkan ketuban pecah
dini dan persalinan prematur.

13) Data Psikososial


Pada trimester III , ditandai dengan rasa tidak nyaman timbul kembali,
merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik; merasa tidak
menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu; takut akan rasa
sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir
akan keselamatannya; khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan
tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan
kekhawatirannya; merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya;
merasa kehilangan perhatian; perasaan menjadi sensitif. (Romauli,
2011)
b. Objektif
1. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum
Kesadaran sangat penting dinilai dengan melakukan anamnesis
Penilaian pada glasgow coma scale: Compos mentis (sadar penuh)
(Potter 2009).
2) Tanda-tanda vital
1) Suhu
Suhu tubuh yang normal adalah 36 – 37,5 oC. Suhu tubuh lebih dari
37oC perlu diwaspadai adanya infeksi (Romauli, 2011).
2) Tekanan Darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila
tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih, dan
atau diastolik 15 mmHg atau lebih, kelainan ini dapat berlanjut
menjadi pre eklampsia dan eklampsia kalau tidak ditangani dengan
tepat (Romauli, 2011).
3) Nadi
Dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60 – 80 x/ menit.
Denyut nadi 100 x/ menit atau lebih dalam keadaan santai
merupakan pertanda buruk. Jika denyut nadi ibu 100 x/ menit atau
lebih, mungkin ibu mengalami salah satu atau lebih keluhan seperti
tegang, ketakutan atau cemas akibat masalah tertentu, perdarahan
berat, anemia, demam, gangguan tiroid, gangguan jantung
(Romauli, 2011).
4) Pernapasan
Untuk mengetahui fungsi sistem pernapasan. Normalnya 16 – 24
x / menit (Romauli, 2011).
3) Berat Badan
Berikut ini merupakan kenaikan berat badan yang dianjurkan pada
ibu hamil sesuai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Penambahan Berat Badan Berdasarkan IMT
Kategori IMT Pertambahan BB (Kg)
Rendah <19,8 12,5 – 18
Normal 19,8-26 11,5 – 16
Tinggi 26-29 7 – 11,5
Obesitas >29 ≥7
Gemeli 16 – 20,5
Sumber : Manuaba, 2012.
4) TB
Ibu hamil dengan Tinggi Badan < 145 cm tergolong resiko tinggi.
Ibu hamil tersebut kemungkinan memiliki panggul sempit yang
sempit dan memiliki resiko yang lebih besar mengalami persalinan
prematur dan melahirkan bayi yang kecil (Romauli 2011).
5) LILA
LILA < 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu
yang kurang/buruk. Sehingg beresiko untuk melahirkan BBLR
(Mandriwati 2012).
6) Tafsiran persalinan (TP)
Rumus Naegele terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir
(HPL, EDC= expected date of confinement). Rumus ini terutama
berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari, sehingga ovulasi
terjadi pada hari ke-14. Lama kehamilan rata-rata dihitung dari hari
pertama menstruasi terakhir (HPM) adalah 280 hari atau 40
minggu. Atas dasar ini tercipta rumus Naegele, yang meramalkan
HPL, yaitu tanggal HPHT ditambah 7, bulan dikurangi 3, tahun
tetap atau ditambah 1 (Kusmiyati, 2011).
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
1) Waktu pasien berdiri : skoliosis/kifosis/lordosis
2) Waktu pasien berjalan : Pincang/Kaki O/ kaki X
3) Muka : ucat/tidak, ada kloasma gravidarum/tidak, bengkak/tidak.
4) Mata ; sclera putih/kuning, conjungtiva merah muda/putih.
5) Leher : Kelenjar Gondok : pasien disuruh menengadah kemudian
disuruh menelan. Jika ada benjolan yang ikut bergerak naik turun
menandakan adanya pembesaran, ada pembesaran vena jugularis/
tidak, kelenjar tyroid membesar/tidak.
6) Payudara : Simetris/tidak, bersih atau tidak, puting susu
menonjol/mendatar/masuk,adabenjolan/tidak,hiperpigmentasi areola
mammae ,keluar kolostrum (hamil 4 bulan jernih, hamil 4-8 bulan
encer sekali , hamil 8 bulan keatas warna nya kuning seperti susu
jolong) (Manuaba, 2012)

7) Abdomen :
Pembesaran ke atas : Primigravida akibat otot dinding abdomen
masih tegang, Tingginya fundus uteri dapat dipergunakan untuk
mengukur: -umur kehamilan. Pigmentasi dinding abdomen : Linea
alba karena pigmentasi, Striae gravidarum livid saat hamil dan striae
gravidarun alba sebagai bekas kehamilan sebelumnya.
a) Bekas luka operasi : Bekas seksio/operasi(Manuaba, 2012).
b) Leopold I
Normal tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian
yang berada di fundus (Romaulli, 2011).
Tinggi fundus yang tidak konsisten dengan usia kehamilan dapat
mengindikasikan Struktur anatomi yang tidak reliable, seperti
abdomen yang panjang, tanggal yang tidak akurat, Janin lebih kecil
atau lebih besar dari yang seharusnya, Jumlah cairan amnion lebih
sedikit atau lebih banyak dari yang seharusnya, kehamilan kembar,
letak abnormal, ada massa di uterus seperti kista atau tumor,
Teknik yang salah, IUGR
c) Leopold II
Normal teraba bagian panjang, keras seperti papan(punggung) pada
satu sisi uterus dan pada sissi lain teraba bagian kecil.
Tujuan nya adalah untuk mengetahui batas kiri / kanan pada uterus
ibu, yaitu : punggung pada letak bujur atau kepala pada letak
lintang (Romaulli, 2011).
d) Leopold III
Normal pada bagian bawah janin teraba bagian yang bulat, keras,
melenting (kepala janin)
Tujuan : untuk mengetahui presentasi/bagian terbawah janin yang
ada di simfisis ibu.
e) Leopold IV
Leopold IV tidak dilakukan jika kepala masih tinggi. Palpasi secara
Leopold lengkap ini baru dapat dilakukan jika janin sudah cukup
besar kira-kira bulan 6 keatas. Sebelum bulan ke-4 biasanya
bagian–bagian janin belum jelas, jadi kepala belum dapat
ditentukan begitu pula punggung anak

8) Genetalia
a) Pengeluaran fluor : infeksi dengan diagnosis banding trichomonas
vaginalis atau candida albikans, infeksi vaginosis bakterialis.
b) Kondiloma akuminata : infeksi virus, jika ukurannya besar
sebaiknya persalinan melalui SC.
c) Tanda chadwick : Sebagai akibat terjadinya hipervaskularisasi,
warna kebiruan pada vagina.
d) Luka perineum : bekas episiotomy (Manuaba, 2012)
9) Ekstermitas
Adanya oedema pada ekstermitas atas atau bawah dapat
dicurigai adanya hipertensi hingga preeklamsi, diabetes mellitus,
jantung, dan kekurangan albumin (Manuaba 2012).
b. Palpasi
1) Leher
Tidak ada bendungan atau pembesaran vena jugularis. Jika ada
hal ini berpengaruh saat persalinan terutama saat meneran.Hal ini
dapat menambah tekanan pada jantung dan menambah kerja jantung,
potensial terjadi gagal jantung.
Tidak terjadi pembesaran kelenjar tyroid, jika ada potensial terjadi
kelahiran prematur, lahir mati, lahir BBLR, kretinisme dan keguguran.
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe (pembesaran kelenjar limfe
memungkinkan terjadi infeksi oleh berbagai penyakit misalnya TBC,
sifilis, radang akut, di kepala, faring dan kulit.

2) Payudara
Teraba atau tidak benjolan abnormal, kolostrum keluar /belum
(kolostrum mulai diproduksi pada usia kehamilan 12 minggu tapi
mulai keluar pada usia kehamilan 20 minggu).
c. Auskultasi
1) DJJ : +/-
2) Frekuensi normal : 120-160 x/menit
3) Reguler / tidak : jika tidak, tidak terjadi gawat janin <120
x/menit = menjadi gawat janin >160 x/ menit = menjadi gawat
janin (Manuaba 2012).
4) Dada : tidak ada ronchi, tidak ada wheezing, menandakan pernah
terganggu akibat penyakit pernafasan.
d. Perkusi
Tungkai : Reflek Patella (+) Reflek patella (-) menandakan ibu
kurang vitamin B1 dan mengalami intoksikasi MgSO4
e. Pengukuran panggul luar
Alat yang dipakai adalah jangka panggul dari martin.
Caranya :
1) Distansia spinarum jarak antara spina illiaca anterior superior
kanan dan kiri, normal 23-26 cm.
2) Distansia cristarum jarak terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri
yang letaknya kira-kira 5 cm di belakang spina iliaca anterior
superior dengan ukuran 26-29 cm.
3) Conjugata eksterna jarak antara tepi atas simphisis dan prosesus
spinasus lombal V dengan ukuran 18 cm.
4) Lingkar panggul yaitu dengan memakai pita diukur mulai tepi atas
simphisis, dikelilingkan ke belakang melalui pertengahan antara
spina iliaca anterior superior dan trochanter mayor kanan, ke ruas
lumbal ke V (prosessus spinasus lumbal ke V) terus kembali
sepihak, ukuran 80-90 cm (Manuaba 2012).
f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
1) Glukosa dalam urin : untuk memastikan adanya DM,
kemungkinan glukosuria yang terjadi segera setelah makan,
disebabkan intoleransi insulin, tetapi keadaan ini cepat menjadi
normal. Jika pada akhir kehamilan mungkin terdapat laktosa
sehingga tes reduksi mungkin positif sebagai bentuk persiapan
untuk gula ASI (Manuaba, 2012).
2) Protein urin : normal tetap ada protein tetapi jumlahnya kecil.
Jumlah yang makin meningkat terdapat pada preeclampsia,
penyakit jantung, nefritis (Manuaba, 2012).
3) Kadar Hb : ibu hamil normal 10,5 – 15 gr/ dL (Manuaba,
2012).
4) HBSAg : merupakan antigen hepatitis B untuk mendeteksi
adanya virus hepatitis B. Virus hepatitis sangat potensial untuk
ditularkan kepada janin di dalam kandungan, maka pemeriksaan
laboratorium penting dilakukan selama kehamilan
5) Anti HIV : Anti HIV (Antigen Human Immunodeficiency
Virus) bertujuan mendeteksi adanya infeksi virus HIV yang
berpotensi menular pada janin. Jika ibu hamil terinfeksi HIV harus
segera diterapi dengan antivirus dan persalinannya dilakukan
secara bedah sesar untuk mencegah bayi tertular virus HIV.

c. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko infeksi pada bayi
2) Kurang pengetahuan
3) Resiko infeksi pada luka SC
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2015. Pedoman, Pelaksanaan perencaan penularan HIV dan


sivilis ibu dan anak bagi tenaga kesehatan : Kementrian Kesehatan

Manuaba, I.B.G, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: EGC

Pantikawati, Ika & Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).


Yohyakarta: Muha Medika
Prawiroharjo, sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: Salemba


Medika

Romauli, Suryati. 2011. Asuhan Kebidanan 1 (Konsep Dasar Asuhan


Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta :


Salemba Medika.

Sulistyawati, Ari dan Nugraheny, Esti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada
Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba MedikaHani, Ummi, dkk. 2010. Asuhan
Kebidanan paa Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika

Mandriwati, G. A. 2012. Asuhan Kebidanan Antenatal Edisi 2. Jakarta: EGC


Manurung, Santa. 2010. Keperawatan Profesionan. Jakarta: Tim

Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC


LAPORAN PENDAHULUAN
KEHAMILAN DENGAN PLHA 

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Maternal


Profesi Ners 

Disusun Oleh:
Sarwono Dwi Saputra
NIM. 2021.04.058

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
KEHAMILAN DENGAN PLHA

Disahkan pada tanggal :        


Di :

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan maternal pada pasien kehamilan


dengan PLHA.
Yang disusun oleh:
Nama : Sarwono Dwi Saputra
Nim : 2021.04.058
Prodi : Profesi Ners

Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas Profesi Ners Stase
Keperawatan Maternal yang dilaksanakan pada 20 September – 09 Oktober 2021

Mahasiswa,

Sarwono Dwi Saputra


NIM. 2021.04.058
Mengetahui,
Pembimbing Klinik, Pembimbing Institusi,

……………………….. ( )

Kepala Ruangan,

………………………..
ASUHAN KEPERAWATAN
KEHAMILAN DENGAN PLHA 

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Maternal


Profesi Ners 

Disusun Oleh:
Sarwono Dwi Saputra
NIM. 2021.04.058

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
2021
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
KEHAMILAN DENGAN PLHA

Disahkan pada tanggal :        


Di :

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan maternal pada pasien kehamilan


dengan PLHA.
Yang disusun oleh:
Nama : Sarwono Dwi Saputra
Nim : 2021.04.058
Prodi : Profesi Ners

Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas Profesi Ners Stase
Keperawatan Maternal yang dilaksanakan pada 20 September – 09 Oktober 2021

Mahasiswa,

Sarwono Dwi Saputra


NIM. 2021.04.058
Mengetahui,
Pembimbing Klinik, Pembimbing Institusi,

……………………….. ( )

Kepala Ruangan,

………………………..

Anda mungkin juga menyukai