1. Konsep Dasar
1.1. Konsep Dasar Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan serangkaian proses yang diawali dari konsepsi
atau pertemuan antara ovum dan sperma sehat dan dilanjutkan dengan
fertilisasi, nidasi dan implantasi. Lama kehamilan dibagi menjadi 3
trimester yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 10 hari) (Sulistyawati,
2012).
2. Tanda-tanda kehamilan
a. Tanda Tidak Pasti atau Dugaan (Presumptive Sign)
Menurut Sulistyawati, Ari (2009) tanda tidak pasti atau dugaan
kehamilan adalah sebagai berikut :
1) Amenorea ( berhentinya menstruasi )
2) Mual ( nausea ) dan muntah (emesis )
3) Ngidam ( menginginkan makanan tertentu )
4) Syncope ( pingsan )
5) Kelelahan
6) Payudara Tegang
7) Sering Miksi
8) Pigmentasi Kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.
Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi ini meliputi tempat-
tempat berikut ini:
a) Sekitar pipi : cloasma gravidarum
b) Sekitar leher : tampak lebih hitam
c) Dinding perut : striae gravidarum dan linea nigra
d) Sekitar payudara : hiperpigmenasi areola mamae
e) Sekitar pantat dan paha atas : terdapat striae akibat
pembesaran bagian tersebut.
9) Varises ( penampakan pembuluh darah vena )
b. Tanda Kemungkinan ( Probability Sign )
Menurut Sulistyawati, Ari (2009) tanda kemungkinan (Probability Sign)
kehamilan adalah sebagai beriku :
1) Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
f) HPHT
Keterlambatan menstruasi bagi wanita usia subur berarti terdapat
kemungkinan kehamilan, serta untuk menentukan umur kehamilan
dan tafsiran persalinan (Manuaba, 2009).
11) Riwayat KB
Riwayat kontrasepsi diperlukan untuk mengetahui kontrasepsi yang
pernah digunakan, lama penggunaan kontrasepsi, keluhan saat
penggunaan kontrasepsi da rencana kontrasepsi yang akan dating
Romauli, 2011).
12) Pola Kebiasaan Sehari – hari
a) Nutrisi
Kecukupan gizi ibu hamil dan pertumbuhan kandungannya dapat
diukur berdasarkan kenaikan berat badan. Kenaikan berat badan
yang dianjurkan pada ibu hamil sesuai dengan Indeks Massa Tubuh
(IMT) (Pantikawati, Ika. dkk. 2010).
b) Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam untuk wanita hamil
juga di anjurkan tidur siang. Jadwal istirahat dan tidur harus
diperhatikan denngan baik karena istirahat dan tidur yang teratur
dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk
kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin. Cobalah untuk
tidak berbaring telentang sewaktu tidur, karena bisa menempatkan
rahim di atas pembuluh darah yang penting (vena cava inferior) yang
berjalan ke bawah di bagian perut. Belajarlah posisi tidur
Kebersihan/ menyamping sejak awal (Pantikawati, Ika. dkk. 2010).
c) Personal Hygiene
Mandi diperlukan untuk kebersihan kulit terutama untuk perawatan
kulit karena pada ibu hamil fungsi ekskresi keringat bertambah.
Mandi minimal 2 kali sehari. Puting harus dibersihkan, persiapan
menyusui dengan perawatan puting dan kebersihan payudara. Celana
dalam harus kering, jangan gunakan obat/ penyemprot ke dalam
vagina. Sesudah BAB/BAK dilap dengan lap khusus, sebaiknya
selama hamil tidak melakukan vaginal touching bisa menyebabkan
perdarahan atau embolus (Pantikawati, Ika. dkk. 2010).
Pakaian yang sebaiknya digunakan longgar, terbuat dari katun
sehingga dapat menyerap keringat dan sebaiknya hanya satu kali
pakai. Jika diperlukan, daerah lipatan badan dapat diberi bedak, hal
ini mencegaah kekeringan dan mengurangi dermatitis kontak atau
alergi (Manuaba, 2009).
d) Eliminasi
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul,
keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing
akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi
menyebabkan metabolisme air menjadi lancar (Pantikawati, Ika. dkk.
2010).
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormone progesterone
yang meningkat (Pantikawati, Ika. dkk. 2010).
e) Aktifitas sehari-hari
Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari namun tidak terlalu
lelah dan berat karena dikhawatirkan mengganggu kehamilannya, ibu
hamil utamanya trimester I dan II membutuhkan bantuan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari agar tidak terlalu lelah. Kelelahan
dalam beraktifitas akan banyak menyebabkan komplikasi pada setiap
ibu hamil misalnya perdarahan dan abortus (Manuaba, 2009).
f) Kebutuhan seksual
Trimester III : Hubungan seksual setelah usia kehamilan 30 minggu
akan mengalami kesukaran teknik. Hal ini dikarenakan perut yang
sudah membesar dan berat. Untuk dapat melakukan hubungan
seksual masih ada kemungkinan dengan menggunakan teknik dari
belakang (Manuaba, 2009). Selain itu, hubungan seksual tidak boleh
terlalu sering dan hati-hati karena dapat menyebabkan ketuban pecah
dini dan persalinan prematur.
7) Abdomen :
Pembesaran ke atas : Primigravida akibat otot dinding abdomen
masih tegang, Tingginya fundus uteri dapat dipergunakan untuk
mengukur: -umur kehamilan. Pigmentasi dinding abdomen : Linea
alba karena pigmentasi, Striae gravidarum livid saat hamil dan striae
gravidarun alba sebagai bekas kehamilan sebelumnya.
a) Bekas luka operasi : Bekas seksio/operasi(Manuaba, 2012).
b) Leopold I
Normal tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian
yang berada di fundus (Romaulli, 2011).
Tinggi fundus yang tidak konsisten dengan usia kehamilan dapat
mengindikasikan Struktur anatomi yang tidak reliable, seperti
abdomen yang panjang, tanggal yang tidak akurat, Janin lebih kecil
atau lebih besar dari yang seharusnya, Jumlah cairan amnion lebih
sedikit atau lebih banyak dari yang seharusnya, kehamilan kembar,
letak abnormal, ada massa di uterus seperti kista atau tumor,
Teknik yang salah, IUGR
c) Leopold II
Normal teraba bagian panjang, keras seperti papan(punggung) pada
satu sisi uterus dan pada sissi lain teraba bagian kecil.
Tujuan nya adalah untuk mengetahui batas kiri / kanan pada uterus
ibu, yaitu : punggung pada letak bujur atau kepala pada letak
lintang (Romaulli, 2011).
d) Leopold III
Normal pada bagian bawah janin teraba bagian yang bulat, keras,
melenting (kepala janin)
Tujuan : untuk mengetahui presentasi/bagian terbawah janin yang
ada di simfisis ibu.
e) Leopold IV
Leopold IV tidak dilakukan jika kepala masih tinggi. Palpasi secara
Leopold lengkap ini baru dapat dilakukan jika janin sudah cukup
besar kira-kira bulan 6 keatas. Sebelum bulan ke-4 biasanya
bagian–bagian janin belum jelas, jadi kepala belum dapat
ditentukan begitu pula punggung anak
8) Genetalia
a) Pengeluaran fluor : infeksi dengan diagnosis banding trichomonas
vaginalis atau candida albikans, infeksi vaginosis bakterialis.
b) Kondiloma akuminata : infeksi virus, jika ukurannya besar
sebaiknya persalinan melalui SC.
c) Tanda chadwick : Sebagai akibat terjadinya hipervaskularisasi,
warna kebiruan pada vagina.
d) Luka perineum : bekas episiotomy (Manuaba, 2012)
9) Ekstermitas
Adanya oedema pada ekstermitas atas atau bawah dapat
dicurigai adanya hipertensi hingga preeklamsi, diabetes mellitus,
jantung, dan kekurangan albumin (Manuaba 2012).
b. Palpasi
1) Leher
Tidak ada bendungan atau pembesaran vena jugularis. Jika ada
hal ini berpengaruh saat persalinan terutama saat meneran.Hal ini
dapat menambah tekanan pada jantung dan menambah kerja jantung,
potensial terjadi gagal jantung.
Tidak terjadi pembesaran kelenjar tyroid, jika ada potensial terjadi
kelahiran prematur, lahir mati, lahir BBLR, kretinisme dan keguguran.
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe (pembesaran kelenjar limfe
memungkinkan terjadi infeksi oleh berbagai penyakit misalnya TBC,
sifilis, radang akut, di kepala, faring dan kulit.
2) Payudara
Teraba atau tidak benjolan abnormal, kolostrum keluar /belum
(kolostrum mulai diproduksi pada usia kehamilan 12 minggu tapi
mulai keluar pada usia kehamilan 20 minggu).
c. Auskultasi
1) DJJ : +/-
2) Frekuensi normal : 120-160 x/menit
3) Reguler / tidak : jika tidak, tidak terjadi gawat janin <120
x/menit = menjadi gawat janin >160 x/ menit = menjadi gawat
janin (Manuaba 2012).
4) Dada : tidak ada ronchi, tidak ada wheezing, menandakan pernah
terganggu akibat penyakit pernafasan.
d. Perkusi
Tungkai : Reflek Patella (+) Reflek patella (-) menandakan ibu
kurang vitamin B1 dan mengalami intoksikasi MgSO4
e. Pengukuran panggul luar
Alat yang dipakai adalah jangka panggul dari martin.
Caranya :
1) Distansia spinarum jarak antara spina illiaca anterior superior
kanan dan kiri, normal 23-26 cm.
2) Distansia cristarum jarak terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri
yang letaknya kira-kira 5 cm di belakang spina iliaca anterior
superior dengan ukuran 26-29 cm.
3) Conjugata eksterna jarak antara tepi atas simphisis dan prosesus
spinasus lombal V dengan ukuran 18 cm.
4) Lingkar panggul yaitu dengan memakai pita diukur mulai tepi atas
simphisis, dikelilingkan ke belakang melalui pertengahan antara
spina iliaca anterior superior dan trochanter mayor kanan, ke ruas
lumbal ke V (prosessus spinasus lumbal ke V) terus kembali
sepihak, ukuran 80-90 cm (Manuaba 2012).
f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
1) Glukosa dalam urin : untuk memastikan adanya DM,
kemungkinan glukosuria yang terjadi segera setelah makan,
disebabkan intoleransi insulin, tetapi keadaan ini cepat menjadi
normal. Jika pada akhir kehamilan mungkin terdapat laktosa
sehingga tes reduksi mungkin positif sebagai bentuk persiapan
untuk gula ASI (Manuaba, 2012).
2) Protein urin : normal tetap ada protein tetapi jumlahnya kecil.
Jumlah yang makin meningkat terdapat pada preeclampsia,
penyakit jantung, nefritis (Manuaba, 2012).
3) Kadar Hb : ibu hamil normal 10,5 – 15 gr/ dL (Manuaba,
2012).
4) HBSAg : merupakan antigen hepatitis B untuk mendeteksi
adanya virus hepatitis B. Virus hepatitis sangat potensial untuk
ditularkan kepada janin di dalam kandungan, maka pemeriksaan
laboratorium penting dilakukan selama kehamilan
5) Anti HIV : Anti HIV (Antigen Human Immunodeficiency
Virus) bertujuan mendeteksi adanya infeksi virus HIV yang
berpotensi menular pada janin. Jika ibu hamil terinfeksi HIV harus
segera diterapi dengan antivirus dan persalinannya dilakukan
secara bedah sesar untuk mencegah bayi tertular virus HIV.
c. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko infeksi pada bayi
2) Kurang pengetahuan
3) Resiko infeksi pada luka SC
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I.B.G, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: EGC
Sulistyawati, Ari dan Nugraheny, Esti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada
Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba MedikaHani, Ummi, dkk. 2010. Asuhan
Kebidanan paa Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika
Disusun Oleh:
Sarwono Dwi Saputra
NIM. 2021.04.058
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas Profesi Ners Stase
Keperawatan Maternal yang dilaksanakan pada 20 September – 09 Oktober 2021
Mahasiswa,
……………………….. ( )
Kepala Ruangan,
………………………..
ASUHAN KEPERAWATAN
KEHAMILAN DENGAN PLHA
Disusun Oleh:
Sarwono Dwi Saputra
NIM. 2021.04.058
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas Profesi Ners Stase
Keperawatan Maternal yang dilaksanakan pada 20 September – 09 Oktober 2021
Mahasiswa,
……………………….. ( )
Kepala Ruangan,
………………………..