Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACUAN PEMBELAJARAN (SAP)

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KRITIS

PENDIDIKAN KESEHATAN PERCUTANEOUS CORONARY

INTERVENTION (PCI)

Disusun Oleh :

Maria Yulia Dewi Kurniasari (202254026)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH


YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Satuan Acuan
Pembelajaran (SAP) dengan judul “Pendidikan Kesehatan Percutaneous Coronary
Intervention” ini dengan tepat waktu dan tanpa adanya halangan apapun. Tugas ini
penulis susun sebagai pemenuhan tugas praktik Keperawatan Kritis, dan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penulis dalam kegiatan praktik klinik profesi ners di Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta pada semester I.

Proses penyusunan makalah ini dapat terlaksana dengan bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Arimbi Karunia Estri, Ns., M.Kep. selaku dosen pembimbing akademik
praktik klinik Keperawatan Kritis.
2. Bapak Jeffry Ade, S.Kep. Ns. selaku pembimbing klinik praktik klinik
Keperawatan Kritis.

Atas dukungan yang telah diberikan dalam proses pembuatan Satuan Acuan
Pembelajaran (SAP) ini, sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis sadar
sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan pada penyusunan Satuan Acuan
Pembelajaran (SAP) ini. Untuk itu, penulis memohon maaf apabila masih banyak
kekurangan dalam proses penyusunan SAP ini. Penulis juga mohon kritik dan saran yang
membangun agar mampu menyusun makalah SAP berikutnya dengan lebih baik lagi.

Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat memenuhan penugasan


Keperawatan Kritis. Terima kasih.

Yogyakarta, 20 Desember 2022

Penulis
BAB 1

SATUAN ACUAN PEMBELAJARAN (SAP)

PENDIDIKAN KESEHATAN PERCUTANEOUS CORONARY INTERVENTION

Hari, tanggal : Rabu, 21 Desember 2022


Tempat : Ruang ICCU
Topik : Percutaneous Coronary Intervention
Sasaran : Pasien dan keluarga
Tujuan : Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan klien dan/atau keluarga
mampu memahami tentang otitis ekserna
Garis Besar Materi : 1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner
2. Pengertian Percutaneous Coronary Intervention
3. Anjuran paska Percutaneous Coronary Intervention
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Alat Bantu Peraga : Leaflet
Rencana Evaluasi : 1. Evaluasi proses
a. Perawat dapat menjelaskan kegiatan edukasi yang
dilakukan dengan jelas
b. Perawat dapat menjelaskan materi tentang Penyakit Jantung
Koroner secara singkat dan jelas
c. Pasien dan keluarga dapat mengikuti dan memperhatikan
penjelasan dari perawat terkait penyakit Percutaneous
Coronary Intervention dengan baik
d. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan kembali materi yang
disampaikan oleh perawat
e. Waktu pelaksanaan edukasi sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan
2. Evaluasi hasil
a. Pasien dan keluarga mampu menjawab pengertian Penyakit
Jantung Koroner dengan benar
b. Pasien dan keluarga mampu menjawab pengertian
Percutaneous Coronary Intervention dengan benar
c. Pasien dan keluarga mampu menjawab apa saja anjuran
paska Percutaneous Coronary Intervention
Sumber : Amisi, W. G., Nelwan, J. E., & Kolibu, F. K. (2018). Hubungan
antara Hipertensi dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner
pada Pasien yang Berobat di Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr.
RD Kandou Manado. KESMAS, 7(4). Retrieved from
https://ejournal.unsrat.ac.id/
Apriyani, S., Nurachmah, E., & Maria, R. (2021). Efektivitas
Edukasi Berbasis Multimedia terhadap Peningkatan Kepatuhan
dalam Pengobatan dan Perawatan Diri pada Pasien Pasca
Percutaneous Coronary Intervention (PCI). Journal of
Telenursing (JOTING), 3(2), 658-667. DOI:
10.31539/joting.v3i2.2952
Kemenkes RI. (2019, Maret 05). Yuk, Simak Diet pada Jantung
Koroner. Retrieved from https://p2ptm.kemkes.go.id/
Nadia, S., Wati, D. F., Febrina, W., & Hasnita, E. (2022). Studi
Kualitatif Strategi Koping Perawatan Diri Pada Pasien Post
Percutaneous Coronary Intervention (PCI). REAL in Nursing
Journal, 5(3), 169-180. DOI: 10.32883/rnj.v5i3.2066.g825
Novriyanti, I. D., Usnizar, F., & Irwan, I. (2014). Pengaruh Lama
Hipertensi Terhadap Penyakit Jantung Koroner di Poliklinik
Kardiologi RSUP. Dr. Mohammad Hoesin Palembang 2012.
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan: Publikasi Ilmiah Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya, 1(1), 55-60. Retrieved from
https://ejournal.unsri.ac.id/
Riska, Y. S. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Non ST
Elevation Myocard Infarct dengan Penerapan Ambulasi Dini
dan Perubahan Posisi Post Percutaneous Coronary Intervention
(PCI) di Ruangan Cardiovascularcare Unit (CVCU) RSUP DR.
M. Djamil Padang (Doctoral dissertation, Riska Yusnita Sari).
Retrieved from http://scholar.unand.ac.id/

Yogyakarta, 20 Desember 2022

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Arimbi Karunia Estri, Ns., M.Kep. Jeffry Ade, S.Kep. Ns.

Mahasiswa,

Maria Yulia Dewi Kurniasari


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penyakit Jantung Koroner


Secara global PTM penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya yaitu penyakit
kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan oleh
gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, seperti PJK, penyakit gagal jantung
atau payah jantung, hipertensi dan stroke. PJK adalah penyakit yang di sebabkan
adanya plak yang menumpuk di dalam arteri koroner yang mensuplai oksigen ke otot
jantung (Amisi, Nelwan, J. & Kolibu, 2018).

2.2 Pengertian Percutaneous Coronary Intervention


Percutaneous Coronary Intervention merupakan intervensi atau tindakan non bedah
untuk membuka atau mendilatasi atau melebarkan arteri coroner yang mengalami
penyempitan agar aliran darah dapat kembali menuju ke otot jantung dan biasanya
sering dilakukan melalui arteri femoralis yaitu lebih dari 95% kasus. Seperti tindakan
kateterisasi, prosedur PTCA juga hanya menggunakan pembiusan/anastesi lokal di
kulit. Akses pembuluh darah bisa di pergelangan tangan ataupun di pangkal paha.
(Chair, et al., 2007 yang disitasi oleh Riska, 2018).

2.3 Anjuran Paska Percutaneous Coronary Intervention


Pada pasien dengan post PCI di anjurkan untuk melakukan latihan jasmani secara
teratur dalam bentuk aerobik yang dilakukan minimal 3 kali seminggu selama 30
menit dengan intensitas sedang. Selanjutnya pada kategori Keaktifan diri melakukan
kontrol pengobatan, minum obat dengan teratur sesuai dengan jadwal minum obat
yang di berikan oleh dokter untuk mengurangi beberapa gejala yang di timbulkan,
selain dengan meminum obat yang teratur, bentuk keaktifan diri partisipan dalam
melakukan kontrol pengobatan adalah dengan melakukan Chek up atau kontrol rutin
ke rumah sakit, biasanya partisipan akan kontrol ulang ke rumah sakit selama satu
bulan sekali (Nadia, Wati, Febrina & Hasnita, 2022). Sebab Pasca Prosedur PCI akan
berhasil apabila pasien berhenti merokok, olahraga dan patuh terhadap pengobatan
(Kähkönen et al., 2018 yang disitasi oleh Apriyani, Nurachmah & Maria, 2021).

Anda mungkin juga menyukai