Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TENTANG DIET MAKAN SEHAT


PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER

Disusun Oleh:
Dian Bardiansyah, S. Kep
NIM. 11194692210133

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


TENTANG DIET MAKAN SEHAT
PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER

Disusun Oleh:
Dian Bardiansyah, S. Kep
NIM. 11194692210133

Banjarmasin, Januari 2023

Mengetahui

Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

H. M. Sandi Suwardi, S.Kep.,Ns., M.Kes Eirene E.M. Gaghauna, S.Kep., Ns., MSN
NIP. 197502141994021001 NIK.1166012009017
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


TENTANG DIET MAKAN SEHAT
PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER

Disusun Oleh:
Dian Bardiansyah, S. Kep
NIM. 11194692210133

Banjarmasin, Januari 2023

Mengesahkan

Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

H. M. Sandi Suwardi, S.Kep.,Ns., M.Kes Eirene E.M. Gaghauna, S.Kep., Ns., MSN
NIP. 197502141994021001 NIK.1166012009017

Mengetahui,
Ketua Jurusan Program Studi Keperawatan

Mohammad Basit, S. Kep., Ns., MM


NIK.1166102012053
A. Latar Belakang
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan fungsi jantung karena
pasokan darah dan oksigen yang tidak memadai ke miokardium. Penyakit
jantung khususnya jantung koronertermasuk penyakit yang menduduki
tingkat morbiditas dan mortalitas nomor satu di dunia (Ramadhan, M. H,
2022)
Menurut statistik dunia, ada 9,4 juta kematian setiap tahun yang
disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dan 45% kematian tersebut
disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Diperkirakan angka tersebut akan
meningkat hingga 23,3 juta pada tahun 2030. Di Indonesia salah satu
penyakit kardiovaskular yang terus menerus menempati urutan pertama
adalah penyakit jantung koroner. Menurut survei Sample Registration
System angka kematian penyakit jantung koroner 12,9% dari seluruh
kematian. Prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan diagnosis dokter
yang dilakukan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 sebesar 0,5%
sedangkan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5%. Hasil
Riskesdas ini menunjukkan penyakit jantung koroner berada pada posisi
ketujuh tertinggi Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia (WHO, 2016).
Di Banjarmasin sendiri kasus penyakit jantung koroner mencapai 6 ribu
penderita pada tahhun 2020 dan setiap tahun penderita jantung koroner
semakin bertambah sekitar 1 ribu orang (Dinkes prov kalsel. 2020)
Salah satu penyebab angka kematian yang tinggi pada penyakit jantung
tersebut adalah intake nutrisi yang tidak optimal. Penyakit jantung koroner
memang tidak dapat disembuhkan, namun pengobatan yang adekuat
termasuk nutrisi yang optimal dapat membantu mengelola gejala klinis dan
mengurangi kemungkinan terjadinya perburukan. Mengingat fakta bahwa
malnutrisi adalah faktor risiko umum penyakit jantung danberkaitan dengan
hasil klinis yang lebih buruk, maka diet yang optimal sangat penting untuk
pasien jantung coroner (Lestari, M. E. I, 2015).
Berbagai penelitian berhasil membuktikan faktor-faktor risiko antara lain
obesitas, merokok, profil lipid abnormal, dan lain-lain. The Global Burden of
Metabolic Risk Factors for Chronic Diseases Collaboration yang
menggabungkan 97 penelitian kohor dengan lokasi penelitian tersebar di
seluruh dunia, juga membuktikan bahwa obesitas mempunyai hubungan
yang signifikan terhadap penyakit jantung koroner antara obesitas dengan
penyakit jantung koroner. Penelitian ini menghasilkan pooled RR sebesar
1,69 (95%) (Lu. Y, 2012).
Adanya hasil yang signifikan antara obesitas dengan penyakit jantung
koroner adalah karena obesitas dapat meningkatkan tekanan darah, kadar
trigliserida, kolesterol, resistensi glukosa, serta penggumpalan darah.
Peningkatan tekanan darah membuat pembuluh darah rentan untuk
mengalami penebalan dan penyempitan. Hal tersebut jika terjadi pada arteri
koroner akan menimbulkan penyakit jantung koroner. Begitu pula, jika terjadi
peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol, hal ini akan memicu munculnya
thrombosis plak pada pembuluh darah. Hal ini juga dapat menimbulkan
penyakit jantung koroner.
Diet dan gaya hidup yang sehat adalah cara terbaik untuk memiliki
jantung dengan kinerja optimal. Hubungan tersebut terjadi secara langsung
karena sebagian besar penyakit kardiovaskular berasal dari plak
aterosklerotik, hipertensi, dan obesitas. Ketiga faktor risiko kardiovaskular ini
berhubungan langsung dengan kebiasaan diet. Berkaitan dengan plak
aterosklerosis, tahap awal pembentukannya melibatkan lipid dalam tunika
intima, terutama lipoprotein densitas rendah yang dikonsumsi dan nantinya
akan menyebabkan gangguan fungsi endotel. Gangguan fungsi endotel
tersebut meningkatkan respon inflamasi, pembentukan trombus, dan
beberapa konsekuensi patologis, seperti kalsifikasi, stenosis, ruptur, atau
perdarahan (Butler T et all, 2020).
Maka dari itu pentingnya gaya hidup dan diet mayoritas pasien yang
dirawat diruang jantung khususnya pasien dengan PJK masih tergolong
pasien yang baru terkena penyakit sehingga banya k yang tidak mengetahui
penyebab penyakit jantung koroner bahakan beberapa pasien merasa
cemas karena penyakit muncul secara tiba-tiba. Faktor gaya hidup dan
riwayat penyakit sebelumnya menyebabkan akhirnya terkena penyakit
jantung koroner. Tindakan yang dilakukan pada pasien dengan PJK selain
pemeriksaan EKG pasien juga diberikan trombolitik dan selanjutkan akan
menjalankan pemeriksaan DCA (Diagnostic Cardiac Angiografi) dan
selanjutkan akan dijadwalkan untuk pemasangan PCI (percutaneous
coronary interventio. Banyak juga pasien yang tidak ingin dilakukan
pemeriksaan karena perasa takut dan mengira penyakit ini bisa sembuh
dengan sendirinya padahal dignostik awal yang tepat dapat meningkatkan
angka harapan hidup pasien dan mencegah terjadinya perburukan pada
penyakit jantung atau komplikasi. Selain menjelaskan tentang PJK dan juga
tindakan yang akan dilakukan pada pasien bekal untuk pasien dirumah juga
menjadi bagian penting untuk mencegah terjadinya perburukan dan agar
pasien menjalankan pola hidup sehat yang akan disampaikan pada pasien
yang memiliki penyakit jantung coroner khususnya pada pasien rawat inap
jantung di RSUD Ulin Banjarmasin.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pasien dan keluarga mampu memahami dan menerapkan tentang
Pentingnya gaya hidup sehat pada pasien yang memiliki penyakit
jantung
Koroner.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pemaparan tentang pentingnya gaya hidup
sehat pada pasien yang memiliki penyakit jantung Koroner selama 15
menit diharapkan oasien dan keluarga dapat:
a. Mengetahui pengertian penyakit jantung koroner
b. Mengetahui penyebab dari penyakit jantung koroner
c. Mengetahui cara mencegah penyakit jantung koroner
d. Mengetahui pentingnya pentingnya gaya hidup sehat pada pasien
yang memiliki penyakit jantung Koroner
e. Mengetahui tips perawatan pentingnya gaya hidup sehat pada
pasien yang memiliki penyakit jantung Koroner
C. Kriteria Klien Dalam Penyuluhan
Pasien yang memiliki [enyakit jantung coroner
D. Waktu dan Tempat Kegiatan
Hari dan Tanggal : Jum’at , 20 Januari 2023
Pukul : Pagi 09.00 WITA – selesai
Tempat : Ruang Tulip Il C (Ruang Jantung)

E.
F. Setting

KETERANGAN :
1. Moderator
2. Pamateri dan Pemandu
3. Peserta

G. Struktur Pelaksana
1. Pemateri : Dian Bardiansyah
2. Dokumentasi : Teman Kelompok

H. Alat
Leaflet

I. Metode
Presentasi

J. Langkah – Langkah Kegiatan


No Tahap Waktu Kegiatan Sasaran Media
Kegiatan Penyuluhan
1. Fase 5 menit Perkenalan diri Pasien dengan Kata/
Persiapan diagnosa medis kalimat
Penyakit Jantung
koroner
2. Fase 10 1. Meminta izin Pasien dengan Kata/kalimat
Orientasi menit terhadap diagnosa medis
kesediaan Penyakit Jantung
pasien koroner
terhadap
penyuluhan
2. Menjelaskan
tujuan dan
manfaat
penyuluhan
3. Menjelaskan
sistematik
jalannya
penyuluhan
4. Kontrak waktu
3. Fase Kerja 10 Menjelaskan Pasien dengan Kata/kalimat
menit materi terkait diagnosa medis
Pentingnya gaya Penyakit Jantung
hidup sehat pada koroner
pasien yang
memiliki penyakit
jantung Koroner
4. Fase 10 1. Evaluasi Pasien dengan Kata/kalimat
Terminasi menit (melihat diagnosa Penyakit
pengetahuan Jantung koroner
dan
pemahaman
setelah
diberikan
edukasi)
2. Membuka sesi
pertanyaan &
diskusi

J. Laporan Hasil Kegiatan


1. Input
Tempat pelaksanaan dilakukan penyuluhan penderita Penyakit
Jantung koroner
2. Proses
Peran perawat dalam penyuluhan tentang penatalaksanaan
penyuluhan terkait pentingnya gaya hidup sehat pada pasien yang
memiliki Penyakit Jantung koroner serta keluarga dapat membantu
meningkatkan pengetahuan, mampu membantu pasien dan keluarga
agar dapat mengetahui gaya hidup sehat pada pasien yang memiliki
Penyakit Jantung Koroner.
3. Hasil
Respon pasien dan keluarga mengikuti dan mengerti
penyuluhan yang diberikan, pendapat pasien dan keluarga terhadap
penyuluhan yang diberikan. Setelah dilakukan pemaparan tentang
Pentingnya gaya hidup sehat pada pasien yang memiliki penyakit
jantung Koroner
DAFTAR PUSTAKA

Butler T, Kerley CP, Altieri N, Alvarez J,Green J, Hinchliffe J, et al. Optimum


nutritional strategies for cardiovascular disease prevention and
rehabilitation (BACPR). Heart. 2020;106(10):724-31.

Lestari, M. E. I. (2015). Penerapan algoritma klasifikasi Nearest Neighbor (K-NN)


untuk mendeteksi penyakit jantung. Faktor Exacta, 7(4), 366-371.

Lu Y, Hajifathalian K, Ezzati M, Woodward M, Rimm EB, Danaei G. Metabolic


mediators of the effects of body-mass index, overweight, and obesity on
coronary heart disease and stroke: a pooled analysis of 97 prospective
cohorts with 1,8 million participants. Lancet. 2014;383(9921):970-83.

Ramadhan, M. H. (2022). Diet pasien penyakit jantung koroner. Jurnal


Kedokteran Syiah Kuala, 22(4).

WHO 2013 About Cardiovascular diseases. World Health OrganizLation.


Geneve. [cited 2016 Apr 26]. Available from: http://www.who.
int/cardiovascular_diseases/about_cvd/en/
LAMPIRAN
1.1 Lampiran Materi
a. Definisi
Penyakit jantung koroner adalah suatu kondisi yang di sebabkan
oleh penyempitan dan penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan
darah ke otot jantung. Penyempitan dan penghambatan disebabkan oleh
akumulasi plak yang berada dibagian dinding arteri coronaria sehingga
menyebabkan terjadinya penurunan aliran darah ke jantung yang dapat
berakibat terjadinya gangguan oksigenasi otot jantung dengan berbagai
derajat bentuk iskemia, infark sampai nekrosis otot jantung dan juga
kematian (Marleni & Alhabib, 2018).
American heart association (AHA), mendefinisikan penyakit
jantung koroner adalah istilah umum untuk penumpukan plak di arteri
jantung yang dapat menyebabkan serangan jantung. Penumpukan plak
pada arteri koroner ini disebut dengan aterosklerosis. Penyakit jantung
koroner (pjk) merupakan keadaan dimana terjadi penimbunan plak
pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner menyempit
atau tersumbat. Arteri koroner merupakan arteri yang menyuplai darah
otot jantung dengan membawa oksigen yang banyak. (Prabowo &
Pranata, 2017).
b. Etiologi
Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan,
penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran darah
ke otot jantung yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi yang
parah, kemampuan jantung memompa darah dapat hilang. Hal ini dapat
merusak sistem pengontrol irama jantung dan berakhir dan berakhir
dengan kematian.
Penyempitan dan penyumbatan arteri koroner disebabkan zat
lemak kolesterol dan trigliserida yang semakin lama semakin banyak dan
menumpuk di bawah lapisan terdalam endothelium dari dinding pembuluh
arteri. Hal ini dapat menyebabkan aliran darah ke otot jantung menjadi
berkurang ataupun berhenti, sehingga mengganggu kerja jantung sebagai
pemompa darah. Efek dominan dari jantung koroner adalah kehilangan
oksigen dan nutrient ke jantung karena aliran darah ke jantung berkurang.
Pembentukan plak lemak dalam arteri memengaruhi pembentukan
bekuan aliran darah yang akan mendorong terjadinya serangan jantung.
Proses pembentukan plak yang menyebabkan pergeseran arteri tersebut
dinamakan arteriosclerosis.
Awalnya penyakit jantung di monopoli oleh orang tua. Namun,
saat ini ada kecenderungan penyakit ini juga diderita oleh pasien di
bawah usia 40 tahun. Hal ini biasa terjadi karena adanya pergeseran
gaya hidup, kondisi lingkungan dan profesi masyarakat yang
memunculkan "tren penyakit" baru yang bersifat degnaratif. Sejumlah
perilaku dan gaya hidup yang ditemui pada masyarakat perkotaan antara
lain mengonsumsi makanan siap saji yang mengandung kadar lemak
jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan,
kurang berolahraga, dan stres (Sarwin, 2016).
c. Manifestasi Klinik
Ada beberapa manifestasi klinik yang muncul pada penderita
penyakit jantung koroner, yaitu:
1) Nyeri dada, sakit dada kiri (angina) dan nyeri terasa berasal dari
dalam, nyeri dada yang di rasakan pasien juga bermacam-macam
seperti di tusuk-tusuk, terbakar, tertimpa benda berat, di sayat,
panas. Nyeri dada di rasakan di dada kiri di sertai penjalaran ke
lengan kiri, nyeri di ulu hati, dada kanan, nyeri dada yang menembus
hingga punggung, bahkan ke rahang dan leher.
2) Beberapa hari atau minggu sebelumnya tubuh terasa tidak
bertenaga, dada tidak enak, waktu olahraga atau bergerak jantung
berdenyut keras, napas tersengal-sengal (sesak napas), kadang-
kadang di sertai mual, muntah dan tubuh mengeluarkan banyak
keringat (Wijaya & Putri, 2013).
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Elektrokardiografi (EKG) EKG memberi bantuan untuk diagnosis dan
prognosis, rekaman yang dilakukan saat nyeri dada sangat
bermanfaat.
2) Chest X-Ray (foto dada) Thorax foto mungkin normal atau adanya
kardiomegali, CHF (gagal jantung kongestif) atau aneurisme
ventrikel.
3) Latihan tes stres jantung (treadmill) Treadmill merupakan
pemeriksaan penunjang yang standar dan banyak digunakan untuk
mendiagnosa PJK, ketika melakukan treadmill detak jantung, irama
jantung, dan tekanan darah terus-menerus dipantau, jika arteri
koroner mengalami penyumbatan pada saat melakukan latihan maka
ditemukan segmen depresi ST pada hasil rekaman.
4) Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan
gambar jantung, selama ekokardiogram dapat ditentukan apakah
semua bagian dari dinding jantung berkontraksi normal dalam
aktivitas memompa. Bagian yang bergerak lemah mungkin telah
rusak selama serangan jantung atau menerima terlalu sedikit
oksigen, ini mungkin menunjukkan penyakit arteri koroner.
5) Kateterisasi jantung atau angiografi adalah suatu tindakan invasif
minimal dengan memasukkan kateter (selang/pipa plastik) melalui
pembuluh darah ke pembuluh darah koroner, prosedur ini disebut
kateterisasi jantung. Penyuntikan cairan khusus ke dalam arteri
intravena ini dikenal sebagai angiogram, tujuan dari tindakan
kateterisasi ini adalah untuk mendiagnosa dan sekaligus sebagai
tindakan terapi bila ditemukan adanya suatu kelainan.
6) CT scan (Computerized tomography Coronary angiogram) Adalah
pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk membantu
memvisualisasikan arteri koroner dan suatu zat pewarna kontras
disuntikkan melalui intravena selama CT scan, sehingga dapat
menghasilkan gambar arteri jantung, ini juga disebut sebagai ultrafast
CT scan yang berguna untuk mendeteksi kalsium dalam deposito
lemak yang mempersempit arteri koroner. Jika sejumlah besar
kalsium ditemukan, maka memungkinkan terjadinya PJK.
7) Magnetic resonance angiography (MRA) Prosedur ini menggunakan
teknologi MRI, sering dikombinasikan dengan penyuntikan zat
pewarna kontras, yang berguna untuk mendiagnosa adanya
penyempitan atau penyumbatan, meskipun pemeriksaan ini tidak
sejelas pemeriksaan kateterisasi jantung.
e. Komplikasi
Komplikasi penyakit jantung koroner menurut Wijaya & Putri (2013), yaitu
sebagai berikut :
1) Gagal jantung kongestif
2) Syok kardiogenik
3) Ruptura jantung
4) Aneurisme ventrikel
5) Perikardiak
6) Sindrom dressler
7) Aritmia

f. Anjuran Diet Penyakit Jantung Koroner


1) Batasi penggunaan garam bila ada tekanan darah tinggi (Hipertensi)
2) Hindari makanan yang mengandung gas seperti kol, lobak, nangka muda
3) Dianjurkan untuk tidak minum kopi dan alcohol
4) Bahan makanan yang berlemak sebaiknya dibatasi dan pilihlah daging
tanpa lemak atau ikan segar, ayam dan lain sebagainya
5) Semuda buah boleh dimakan kecuali nangka masak, durian, alpukat
diberikan dalam jumlah terbatas
6) Dalam memasak sebaiknya tidak menggunakan cabe dan bumbu yang
merangsang
7) Bagi yang terlalu gemuk, jumlah makanan pokok sebagai sumber hidrat
arang dikurangi, contoh sumber hidrat arang: beras, roti, mie, kentang,
bihun, biscuit, tepung-tepungan, gula dan lain sebagainya
8) Makanan yang sebaiknya dipilih yaitu makanan yang mudah dicerna dan
tidak merangsang
9) Usahakan untuk mengurangi makanan gorengan dan yang dimasak
dengan santan kental.

Anda mungkin juga menyukai