Anda di halaman 1dari 2

#KuliahdiTwitter

Oleh Desita D

Halo sobat Twitter di manapun kalian berada, hehe nyapa dulu. Membicarakan soal
Twitter, hampir kita semua tahu bahwa media tersebut menjadi salah satu media yang paling
sering digunakan oleh warganet belakangan ini. Menjamurnya pengguna Twitter tentunya
dipengaruhi oleh beberapa fungsi yang dimilikinya, seperti untuk berinteraksi dengan teman,
menjadi tempat 'sambat', mencari giveaway, mencari informasi terkini atau sekedar untuk
mencari konten hiburan dari warga Twitter yang katanya receh. Tetapi rasanya cukup
disayangkan jika kita melihat fungsi Twitter sebatas hal-hal seperti itu saja, padahal di media
tersebut kita juga bisa melihat cuitan atau thread yang bisa mengedukasi diri kita, misalnya
tentang pendidikan, kesehatan fisik dan mental, tips dan trik terkait hal-hal tertentu atau
bahkan sebagai media untuk promosi sebuah produk.
Membicarakan soal edukasi melalui media sosial, Twitter ternyata juga bisa
dimanfaatkan sebagai media untuk melaksanakan perkuliahan. Seperti salah satu dosen
jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Ibu Dyna Herlina. Beliau
mengajak mahasiswanya untuk kuliah di Twitter. Menarik bukan? #KuliahdiTwitter ternyata
membuat mahasiswa menjadi lebih tertarik dengan perkuliahan yang diberikan, walaupun
tidak sampai menjadi hashtag yang trending di Twitter, hehe. Kuliah di Twitter versi Bu
Dyna membicarakan hal-hal terkini terkait mata kuliah Ilmu Komunikasi. Metode yang
digunakan beliau yaitu dengan membuat sebuah thread tentang mata kuliah yang diampu,
lalu memberikan ruang bagi mahasiswanya untuk menyajikan kasus, membuat pertanyaan
dan saling menanggapi satu sama lain.
Perkuliahan di Twitter yang diampu oleh Bu Dyna membuat banyak pihak juga ikut
meramaikan, seperti para kakak tingkat dan rekan dari Bu Dyna. Terkhusus mata kuliah Etika
Komunikasi, cukup banyak kasus yang disajikan oleh teman-teman mahasiswa maupun Bu
Dyna sendiri. Kasus-kasus tersebut menyangkut etika di dalam penyiaran, perfilman,
kehumasan dan jurnalistik. Sudut pandang mahasiswa dalam menanggapi kasus-kasus
tersebut juga menjadi hal yang menarik untuk didiskusikan. Menurut saya pribadi,
pembelajaran seperti ini membuat mahasiswa lebih aware dengan berita terkini dan mau
menuangkan pendapatnya dengan tulisan jika ia jarang speak up saat perkuliahan di kelas.
Di era yang serba maju ini, dengan jaringan internet yang cenderung lebih mudah
untuk diakses, tentunya pembelajaran secara online juga akan semakin mudah dilakukan.
Berbagai cara juga dapat digunakan untuk membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif dan
menyenangkan, salah satu contohnya dengan kuliah di Twitter. Perlu untuk kita sadari
bahwasanya sistem dan suasana pembelajaran yang menarik tentunya akan membuat belajar
menjadi lebih menyenangkan. Hal tersebut cenderung membuat mahasiswa tidak cepat bosan
dan memberikan atensi yang lebih terhadap perkuliahan. Kita tidak harus melaksanakan
perkuliahan dengan suasana yang ‘sepaneng’, karena membuat kita cepat mengantuk kan?
Tetapi perlu diperhatikan juga bahwasanya “kita kuliah boleh santai, pembelajaran kita
menyenangkan, tapi menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif itu juga perlu”.
Beberapa hal juga perlu kita perhatikan saat melakukan perkuliahan secara online
atau melalui media sosial. Perlu kita ingat, bahwasanya di media sosial opini yang kita
utarakan dapat dibantah atau pandangan orang-orang tidak selalu sama terhadap opini kita.
Maka dari itu, beretika ketika menggunakan media sosial baik untuk pembelajaran ataupun
sekedar berinteraksi dengan orang lain juga penting untuk diperhatikan. Misalnya dengan
menanggapi opini orang lain dengan sopan. Hal itu dilakukan supaya tujuan kita saat
menggunakan media sosial untuk pembelajaran juga dapat dicapai dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai