Anda di halaman 1dari 11

TERBUKTI BERWARGANEGARA AMERIKA

MK BATALKAN KEMENANGAN BUPATI SABU RAIJUA

NAMA = WARHAM SALIM

NIM = 10200120181

ABSTRAK

MK mendiskualifikasi atau membatalkan kemenangan Pasangan Calon Nomor Urut 2 Orient Patriot
Riwu Kore dan Thobias Uly dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sabu Raijua Tahun
2020, Nusa Tenggara Timur, lantaran Orient memiliki dwi kewarganegaraan. Dalam putusan yang
dibacakan Ketua MK Anwar Usman, MK membatalkan empat Keputusan KPU Kabupaten Sabu Raijua
Pertama, Keputusan Nomor 342/HK.03.1-Kpt/5320/KPU-Kab/XII/2020 tentang Penetapan
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sabu Raijua Tahun 2020.
Kedua, MK membatalkan Keputusan KPU Kabupaten Sabu Raijua Nomor 152/HK.03.1-
Kpt/5320/KPU-Kab/IX/2020 tentang Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati yang
Memenuhi Syarat Sebagai Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sabu Raijua Tahun 2020
bertanggal 23 September 2020. Ketiga, MK membatalkan Keputusan KPU Kabupaten Sabu Raijua
Nomor 153/HK.03.1-Kpt/5320/KPU-Kab/IX/2020 tentang Penetapan Nomor Urut dan Daftar
Pasangan Calon Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sabu Raijua Tahun 2020 bertanggal 24
September 2020, sepanjang mengenai Pasangan Calon Nomor Urut 2 (Orient Patriot Riwu Kore dan
Thobias Uly). Keempat, MK membatalkan Keputusan KPU Kabupaten Sabu Raijua Nomor
25/HK/03.1-Kpt/5420/KPU-Kab/2021 tentang Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati
Terpilih dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sabu Raijua.

A. PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Sosok Bupati Terpilih Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, Orient Patriot Riwu Kore sempat menyita
perhatian. Sebab ketika sudah terpilih sebagai pemimpin Sabu Raijua untuk lima tahun ke depan,
Orient malah terungkap sebagai WN Amerika Serikat.

Polemik pun bergulir, termasuk kemenangannya yang digugat ke Mahkamah Konstitusi. Dan pada
Kamis (15/4) hari ini, MK memutuskan untuk mendiskualifikasi kepesertaan Orient dalam pemilihan
kepala daerah tersebut, yang otomatis menggugurkan kemenangannya.

Mengadili, mengabulkan permohonan pemohon untuk sebagian," kata Ketua MK, Anwar Usman,
saat membacakan putusan di Jakarta. "Menyatakan batal keputusan KPU Sabu Raijua tentang
penetapan rekapitulasi hasil penghitungan suara.

Menyatakan batal keputusan KPU Sabu Raijua tentang penetapan pasangan calon bupati dan wakil
bupati terpilih dalam Pilkada Sabu Raijua tanggal 23 Januari 2020. Menyatakan diskualifikasi
pasangan calon nomor urut 2, Orient Patriot Riwu Kore-Thobias Uly, dari kepesertaan dalam Pilkada
Sabu Raijua 2020," imbuh Anwar.

Dengan demikian, Orient dan pasangannya Thobias Uly didiskualifikasi serta tidak behak
diikutsertakan dalam pemungutan suara ulang. Kendati demikian, belum diketahui kapan Komisi
Pemilihan Umum akan menggelar pemungutan suara ulang atas Pilkada Sabu Raijua.

Sebagai pengingat, masalah ini bermula dari temuan status WN AS yang disandang pula oleh Orient.
Ketika kisruh mulai membesar, Orient pun mengakui bahwa dirinya memang pernah mendapatkan
kewarganegaraan AS pada 2007 karena pekerjaannya di General Dynamics NASSCO yang bergerak di
bidang pembuatan kapal tempur untuk Angkatan Laut AS dan kapal minyak.

Orient lalu mengakui bahwa status WN AS-nya itu sudah dilepaskan pada 5 Agustus 2020 alias
sebulan sebelum pendaftaran Paslon Pilkada lewat Kedutaan Besar AS. Namun permohonan Orient
rupanya belum diproses Kedubes AS dengan alasan pandemi COVID-19.

Alhasil Kedubes AS masih mencatat Orient sebagai warga negaranya. Dua paslon lawan Orient-
Thobias dan LSM Aliansi Masyarakat Peduli Demokrasi Sabu Raijua (AMAPEDO) lantas menggugat
kemenangan Orient ke MK yang akhirnya dikabulkan hari ini.

Yang bersangkutan masih melekat status sebagai WN AS sehingga tidak memenuhi syarat warga
negara sebagaimana diatur dalam Pasal 7 UU Pilkada untuk mengajukan diri sebagai calon dalam
Pilkada Sabu Raijua," tutur Hakim MK Saldi Isra dalam pertimbangan putusannya. "Maka status
Orient Patriot Riwu Kore sebagai calon Bupati dari paslon nomor urut 2 harus dinyatakan batal demi
hukum."

II. RUMUSAN MASALAH

A. Mengapa mk membatalkan kemenangan bupati sabu raijua ?


B. apakah orang asing bisa menjabat atau menjadi kepala daerah ?
C. Mengapa mk memerintahkan kpu untuk melakukan pemilihan umum ?

METODE PENELITIAN

Metode penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada
metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa
gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya, kecuali itu maka juga diadakan pemeriksaan
yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan
atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan.

JENIS PENELITIAN

Penelitian hukum adalah suatu penelitian yang mempunyai obyek hukum, baik hukum sebagai suatu
ilmu atau aturan-aturan yang sifatnya dogmatis maupun hukum yang berkaitan dengan perilaku dan
kehidupan masyarakat. Pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada
metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa
gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya. Jenis penelitian yang peneliti gunakan yaitu
penelitian hukum normatifyang artinya yaitu penelitian bangunan norma. Norma yang
dimaksuddalam hal ini yaitu mengenai norma, asas-asas kaidah dari peraturanperundang-undangan
dan putusan pengadilan. Dalam penelitian inipeneliti akan menganalisis mengenai putusan dari
Komisi PemilihanUmum terkait studi kasus yang peneliti teliti dimana dalam
calonpasangan terpilih terdapat calon yang memiliki dwikewarganegaraan.

PENDEKATAN PENELITIAN

Pendekatan penelitian terbagi menjadi penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Pengertian
dari penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, tindakan dan lainnya, secara
holistic dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata naratif pada suatu konteks khusus alamiah
dan dengan memanfaatkan metode ilmiah. Untuk penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan, meramalkan, mengontrol fenomena melalui pengumpulan data
terfokus dari data numerik.

METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini, akan diteliti data sekunder. Dengan demikian kegiatan utama yang dilakukan
dalam melaksanakan penelitian ini, yaitu studi kepustakaan. Data sekunder adalah data yang
diperoleh melalui kepustakaan, dengan mengkaji, menelaah dan mengolah literatur, peraturan
perundangan-undangan, artikel- artikel atau tulisan yang berkaitan dengan permasalahan terkait
dengan pembatalan kemenangan bupati sabu raijua.

TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis merupakan penjelasan dari semua bahan-bahan maupun data-data yang sudah dikumpulkan
dan dijelaskan sebelumnya secara sistematis. Penejelasan tersebut diuraikan secara logis menurut
pemikiran dari penulis. Terdapat beberapa jenis teknik analisis data, tetapi dalam penelitian ini
penulis menggunakan teknik analisis data secara kualitatif. Teknik analisis data secara kualitatif yaitu
metode analisis data dengan cara mengelompokkan dan menseleksi data yang diperoleh dari
penelitian lapangan menurut kualitas dan kebenarannya kemudian disusun secara sistematis, yang
selanjutnya dikaji dengan metode berfikir secara deduktif dihubungkan dengan teori-teori dari studi
kepustakaan (data sekunder), kemudian dibuat kesimpulan yang berguna untuk menjawab rumusan
masalah dalam penelitian ini

PEMBAHASAN

A. Mk batalkan kemenangan bupati sabu raijua

MK memutuskan mendiskualifikasi Bupati Sabu Raijua terpilih Orient Riwu Kore. Dari hasil
pengumpulan data dan keterangan dari berbagai pihak, Orient masih berstatus sebagai Warga
Negara Amerika Serikat (AS).

Hal itu diputuskan dalam pembacaan sidang putusan perkara 135/ PHP.BUP-XIX/2021 yang
dilayangkan oleh pasangan calon nomor urut tiga Taken Irianto Radja Pono dan Herman Hegi Rdja
Haba dalam Pilkada Sabu Raijua.

Dalam gugatan itu, pemohon menganggap pemilihan bupati dan wakil bupati Sabu Raijua, Nusa
Tenggara Timur (NTT) cacat formil mulai dari proses pendaftaran.
Mengabulkan permohonan pemohon untuk sebagian. Menyatakan batal keputusan KPU Kabupaten
Sabu Raijua. Menyatakan diskualifikasi paslon Sabu Raijua, Orient Patriot Riwu Kore-Thobieas Uly,"
kata Ketua MK Anwar Usman yang dibacakan di Gedung MK, Kamis (15/4).

Berdasarkan bukti yang dikumpulkan, MK mengatakan status orient sejak 2007 adalah warga negara
AS. Hal itu dibuktikan dengan kepemilikan paspor AS. Jika mengacu pada UU Nomor 12 Tahun 2006,
Indonesia menganut asas kewarganegaraan tunggal. Sehingga saat Orient mempunyai paspor AS,
saat itu secara otomatis status WNI tidak berlaku.

Selain itu, mengacu pada pasal 7 ayat (1) UU Nomor 10 Tahun 2016 terkait persyaratan pencalonan
bupati dan wakil bupati mengharuskan berstatus WNI. Sehingga pencalonan Orient tidak dapat
diterima. MK menganggap Orient tidak jujur terhadap status kewarganegaraannya selama ini.
"Status Orient sebagai calon bupati nomor urut dua harus dinyatakan batal demi hukum," kata
Anwar. Dengan gugurnya Orient, MK mengatakan pendampingnya, Thobias Uly juga ikut gugur.
Pasangan calon bupati dan wakil bupati itu merupakan satu kesatuan.

Namun demikian, MK mengatakan gugurnya Orient tidak otomatis pasangan bupati dan wakil bupati
yang mendapat perolehan suara terbanyak kedua menang. MK menjelaskan KPU harus menggelar
pilkada ulang dengan diikuti dua calon dalam batas waktu yang ditetapkan. "Waktu yang diperlukan
untuk melaksanakan pemungutan suara ulang adalah paling lama 60 hari kerja sejak diucapkannya
putusan mahkamah," ujarnya.

Diketahui KPU Sabu Raijua menetapkan pasangan Orient Riwu Kore dan Thobias Uly sebagai bupati
dan wakil bupati terpilih pada Desember 2020 lalu. Mereka meraih 21.359 suara atau 48,3 persen
suara sah.

Orient seharusnya dilantik pada 17 Februari 2021 lalu. Namun, Kementerian Dalam Negeri
menundanya sebanyak dua kali karena masih mendalami kasus Orient terkait status
kewarganegaraannya.

Mahkamah Konstitusi (MK) menganulir kemenangan Orient Patriot Riwu Kore dalam Pemilihan
Bupati Sabu Raijua, NTT. Sebab, Orient dianggap tidak pernah jujur menyangkut status
kewarganegaraannya.

Mengabulkan permohonan pemohon untuk sebagian. Menyatakan batal keputusan KPU Kabupaten
Sabu Raijua. Menyatakan diskualifikasi Sabu Raijua, Orient Patriot Riwu Kore-Thobieas Uly," kata
Ketua MK Anwar Usman yang dibacakan di gedung MK dan disiarkan lewat channel YouTube MK,
Kamis (15/4/2021).

Kemenangan Orient juga digugat oleh kontestan Pilbup Saju Raijua, Taken Irianto Radja Pono dan
Herman Hegi Rdja Haba. MK menyatakan secara faktual Orient adalah pemilik paspor AS dan paspor
Indonesia. Orient tidak jujur saat mengajukan permohonan paspor Indonesia dan mengajukan
permohonan administrasi pendaftaran ke KPU Sabu Raijua.

Orient is an American Citizen," ujar hakim konstitusi Saldi Isra mengutip surat dari Kedubes Amerika
Serikat. Orient memiliki paspor AS hingga 2027. Padahal, Indonesia memiliki status
kewarganegaraan tunggal.
Sehingga tidak memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam pasal 7 ayat 1 UU 10/2017 sebagai calon
Bupati Sabu Raijua. Maka harus dinyatakan batal demi hukum," ucap Saldi.

B. apakah orang asing bisa menjabat atau menjadi kepala daerah

Polemik mengenai status kewarganegaraan bupati terpilih Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara
Timur (NTT), Orient Patriot Riwu Kore belum berakhir. Diketahui, status Orient merupakan warga
negara Amerika Serikat (AS).

Hal itu terungkap setelah Bawaslu Kabupaten Sabu Raijua menerima balasan surat elektronik dari
Kedubes AS mengenai status kewarganegaraan Orient sejak Februari 2021. "Kami sudah menerima
surat dari Kedubes Amerika di Jakarta. Kami tanya apakah dia masih warga negara Indonesia atau
sudah menjadi warga negara Amerika, dan informasi dari sana benar Orient Riwu Kore warga negara
Amerika Serikat," kata Ketua Bawaslu Sabu Raijuna, Yudi Tagihum

Dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 1 Tahun 2020 disebutkan bahwa syarat
utama menjadi kepala daerah, baik gubernur, bupati, maupun wali kota adalah warga negara
Indonesia (WNI).

Selanjutnya, WNI tersebut harus memenuhi sejumlah persyaratan. Pertama, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Kedua, setia kepada Pancasila, UUD 1945, cita-cita proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tingkat pendidikan Bupati terpilih Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) Orient Patriot
Riwu Kore (kiri) dalam debat para calon yang digelar secara live di Youtube Lihat Foto Bupati terpilih
Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) Orient Patriot Riwu Kore (kiri) dalam debat para
calon yang digelar secara live di Youtube(Tangkapan layar YouTube KPU Sabu Raijua)

Ketiga, berpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau sederajat.

Keempat, berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun untuk Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
dan 25 (dua puluh lima) tahun untuk Calon Bupati dan Wakil Bupati atau Calon Wali Kota dan Wakil
Wali Kota terhitung sejak penetapan Pasangan Calon.

Kelima, mampu secara jasmani, rohani dan bebas penyalahgunaan narkotika.

Keenam, tidak pernah sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih. Dikecualikan bagi terpidana yang melakukan tindak pidana kealpaan atau
tindak pidana politik, misalnya pandangan politik yang berbeda dengan rezim yang sedang berkuasa.

Ketujuh, bagi mantan terpidana yang telah selesai menjalani masa pemidanaannya wajib secara jujur
atau terbuka mengemukakan kepada publik bahwa yang bersangkutan bukan pelaku kejahatan yang
berulang-ulang.

Kedelapan, bukan mantan terpidana bandar narkoba dan kejahatan seksual terhadap anak.

Kesembilan, tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Kesepuluh, tidak pernah melakukan perbuatan tercela.

Kesebelas, menyerahkan daftar kekayaan pribadi kepada instansi yang berwenang memeriksa
laporan harta kekayaan penyelenggara negara.

Keduabelas, tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara badan
hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara

Ketigabelas, tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.

Keempatbelas, memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan memiliki laporan pajak pribadi. Kelimabelas,
belum pernah menjabat sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati, atau Wali
Kota atau Wakil Wali Kota selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama.

Jika kita berpedoman pada huku yang berlaku (Undang –Undang No.12 Tahun 2006 tentang
kewarganegaraan RI), tetunya kita juga harus taat dalam menerapkan kebijakan hukum itu
sendiri,semua ketentuan terkait apa saja di sekitar kita tentunya selalu bertalih dengan hukum.
Karena Orient belum memiliki status warganegara yang jelas, secara otomatis ia belum bisa diberi
tanggung jawab penuh dalam mengurus tata kelola pemerintahan-konteks daerah Sabu Raijua.
Penyelesaiaan kasus ini menjadi landasan hukum untuk kasus-kasus lain pada priode
berikutnya.Orang asing tidak bisa menjadi kepala daerah.

Kewarganegaraan ganda biasanya terjadi pada anak yang lahir karena perkawinan campuran (salah
satu orang tuanya berkewarganegaraan asing). Atau pada anak yang lahir di luar wilayah negara RI,
yang karena menurut hukum negara tempat ia lahir memberikan kewarganegaraan kepada yang
bersangkutan.

Masalah Bupati Terpilih Tapi teks pesan tadi nampaknya bukan soal anak yang berkewarganegaraan
ganda. Adalah seorang calon kepala daerah terpilih di Kabupaten Sabu Raijua, NTT yang menurut
keterangan resmi Konsuler negeri Paman Sam setelah keterpilihannya sebagai bupati, ia adalah
warga negara AS.

calon kepala daerah yang notabene telah melalui tahapan amat panjang dan ketat dalam proses
pencalonan, eh, masih timbul masalah administratif-substantif di tahapan akhir; kedua, bergegas
membuka kitab hukum pilkada dan kewarganegaraan.

Temuannya ada dua: pertama, memang tidak ada ketentuan yang spesifik mengatur bahwa calon
kepala daerah harus seorang WNI, melainkan cukup memenuhi syarat bahwa yang bersangkutan
setia kepada Pancasila, UUD NRI 1945, cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan NKRI.

Kedua, bila pun calon kepala daerah pada mulanya adalah warga negara asing, dan untuk keperluan
mencalonkan diri sebagai kepala daerah di Indonesia telah mengajukan pewarganegaraan Indonesia
dengan proses yang tentunya panjang, maka ia harus mengucapkan lafal sumpah yang esensinya
sama dengan syarat pencalonan kepala daerah tersebut (syarat kesetiaan).
Dalam konteks ini mestinya tidak ada problem perihal keabsahannya sebagai calon kepala daerah.
Karena pewarganegaraannya telah membuktikan kesetiaannya pada negara Indonesia.

In case, nampaknya tak sesederhana itu. Selain anak yang berkewarganegaraan ganda, sejauh ini
banyak orang dewasa yang berpotensi besar juga memiliki kewarganegaraan ganda. Ia adalah orang
yang biasanya karena pekerjaan/kepentingannya harus mengajukan pewarganegaraan atau memiliki
identitas kewarganegaraan asing.

Dan menurut hukum negara yang bersangkutan, ia tetap diakui sebagai warga negara asing, tanpa
harus menanggalkan status kewarganegaraan asalnya. Di situlah timbul kewarganegaraan ganda
pada orang dewasa.

Problem pada bupati Sabu Raijua terpilih ini kemungkinan besar karena situasi tersebut. Ia adalah
seorang WNI yang pernah memiliki identitas kewarganegaraan asing, tanpa melepas status
kewarganegaraan Indonesianya.

Meski seharusnya, menurut hukum kewarganegaraan Indonesia, ia telah kehilangan


kewarganegaraan Indonesia karena memeroleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri atau
memiliki paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atas namanya.

Celakanya, penyelenggara Pilkada justru menerima pendaftarannya. Karena kemungkinan di saat itu
ia dapat memenuhi syarat administratif sebagai calon kepala daerah, padahal dibalik pencalonannya
tersebut ia juga menyandang kewarganegaraan asing.

Nasib Keterpilihan

Telepon pintar masih berdering, pertanyaan belum selesai. Nasi telah jadi bubur, yang bersangkutan
terpilih sebagai bupati, lantas, bagaimana dengan nasib pencalonannya sebagai kepala daerah?
Dalam hukum, bila suatu hal tercapai tetapi ternyata tidak memenuhi syarat formil, maka
ketercapaian tersebut idealnya mesti dapat dibatalkan.

Siapa yang berwenang membatalkan? Adalah lembaga peradilan atau lembaga yang diberi
kewenangan oleh hukum untuk memutus masalah itu. Problemnya, adakah mekanismenya
mengingat seluruh tahapan sudah terlewati.

Dalam hukum pilkada dikenal bahwa Mahkamah Konstitusi adalah lembaga final pemutus
perselisihan dalam pilkada. Itupun untuk perselisihan hasil perolehan suara. Artinya, tidak ada
lembaga yang dapat membatalkan keterpilihannya sebagai bupati karena masalah administrasi,
setelah seluruh tahapan terlewati.

Menurut hukum pilkada, ia memang tetap dapat dilantik sepanjang tidak ada masalah dalam
perselisihan perolehan suara. Namun untuk taat pada hukum kewarganegaraan, bila ia komitmen
dan setia pada ke-WNI-annya, maka sebaiknya ia menanggalkan paspor/kewarganegaraan asingnya
dan mempertegas statusnya sebagai WNI.

Bila tidak bersedia, mestinya ia dapat diberhentikan karena dinilai melanggar sumpah/janji jabatan
kepala daerah untuk melaksanakan undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya.
Karena menurut hukum kewarganegaraan, seorang yang memperoleh kewarganegaraan lain atau
memiliki paspor negara asing seharusnya berakibat pada hilangnya kewarganegaraannya sebagai
WNI. Dan ketika ia kehilangan ke-WNI-annya, maka pencalonannya sebagai kepala daerah mestinya
dapat dikatakan cacat formil-substantial.

Masalahnya bisa jadi tak hanya soal hukum. Melainkan juga soal politik, yang kemungkinan
legitimasinya sebagai bupati terpilih melemah. Lawan politik dan sebagian masyarakat tentu
meragukan kedudukannya sebagai bupati karena dinilai tak lagi loyal. Tapi soal politik ini biarlah
berotasi sesuai dinamikanya.

Bila memang politik hukum kewarganegaraan dan pilkada kita menghendaki bahwa seorang yang
dapat menjadi pejabat di Indonesia adalah WNI, maka celah syarat pencalonan mesti ditambal
rapat.

Evaluasi Hukum Pilkada

Hanya saja, persoalan ini tentu harus menjadi evaluasi pengaturan pilkada ke depan. Di luar
perdebatan dalam wacana revisi UU Pilkada soal tarik ulur kapan pilkada akan digelar kembali,
sebaiknya anggota dewan turut mencermati celah-celah dalam UU Pilkada semacam ini.

Bila memang politik hukum kewarganegaraan dan pilkada kita menghendaki bahwa seorang yang
dapat menjadi pejabat di Indonesia adalah WNI, maka celah syarat pencalonan mesti ditambal rapat.

Dengan menegaskan bahwa calon kepala daerah harus merupakan WNI (seperti syarat menjadi
Presiden dan Wakil Presiden). Bila perlu disertai ketentuan teknis verifikasinya guna mengantisipasi
kasus-kasus serupa.

C. Mk perintahkan kpu untuk melakukan pemilihan ulang

Mahkamah Konstitusi (MK) memerintahkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menggelar
pemungutan suara ulang dalam pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sabu Raijua Tahun
2020.

Hal itu diputuskan dalam sidang putusan atas perkara yang diajukan oleh pasangan calon nomor
urut 3 yakni Takem Radja Pono dan Herman Hegi Radja Haba.

Memerintahkan termohon (KPU) untuk melaksanakan pemungutan suara ulang Pemilihan Bupati
dan Wakil Bupati Sabu Raijua Tahun 2020," kata Ketua MK Anwar Usman dalam sidang yang
disiarkan secara daring, Kamis (15/4/2021).

MK memutuskan pemungutan suara ulang itu tidak diikuti oleh pasangan calon nomor urut 2 yakni
Orient Patriot Riwu Kore dan Thobias Uly.

Adapun pemungutan suara ulang hanya boleh diikuti oleh Pasangan Calon Nomor Urut 1 Nikodemus
N Rihi Heke dan Yohanis Uly Kale. Serta Pasangan Calon Nomor Urut 3 Takem Radja Pono dan
Herman Hegi Radja Haba. Sementara Orient dan Thobias didiskualifikasi oleh MK.

MK Putuskan Diskualifikasi Pasangan Orient-Thobias Selain itu, MK juga memerintakan KPU dan
Bawaslu RI untuk melakukan supervisi pelaksanaan amar putusan ini. Polri khususnya Polda NTT dan
Polres Sabu Raijua diperintahkan MK untuk melakukan pengamanan pemungutan suara ulang.
Sedangkan untuk permohonan lainnya dari Takem-Herman selain yang dikabulkan MK dinyatakan
ditolak.

MK lantas memerintahkan untuk dilaksanakan pemungutan suara ulang Pilkada Sabu Raijua 2020
tanpa mengikutsertakan pasangan Orient-Thobias. "Memerintahkan Termohon (KPU Sabu Raijua)
untuk melaksanakan pemungutan suara ulang Pilkada Sabu Raijua 2020 dengan diikuti paslon nomor
urut 1, Nikodemus N. Rihi Heke-Yohanis Uly Kale dan paslon nomor urut 2, Takem Irianto Radja
Pono-Herman Hegi Radja Haba," ujar Ketua MK Anwar Usman di Gedung Mahkamah Konstitusi,
Jakarta Pusat, Kamis (15/4/2021).

Dalam kesempatan itu, Anwar menyampaikan bahwa pemungutan suara ulang itu harus dilakukan
dalam jangka waktu 60 hari ke depan atau sejak diumumkannya putusan ini. "Memerintahkan
pemungutan suara ulang dimaksud harus sudah dilakukan dalam tenggang waktu 60 hari kerja sejak
putusan ini diucapkan dan menetapkan serta mengumumkan hasil pemungutan suara ulang tanpa
harus melapor ke Mahkamah,".

MK juga memerintahkan kepada KPU RI untuk melakukan supervisi dan koordinasi dengan KPU
Provinsi NTT dan KPU Sabu Raijua dalam rangka pelaksanaan amar putusan MK tersebut. Begitu juga
dengan Bawaslu RI diminta MK untuk melakukan supervisi dan koordinasi dengan Bawaslu Provinsi
NTT dan Bawaslu Kabupaten Sabu Raijua dalam rangka pelaksanaan amar putusan ini.

Dalam amar putusan, MK juga mendiskualifikasi Pasangan kepala daerah Terpilih Orient P Riwu Kore
dan Thobias Uly dari Pilkada Kabupaten Sabu Raijua. Diskualifikasi ini terkait dengan status
kewarganegaraan Orient yang didalam persidangan MK terbukti yang bersangkutan adalah warga
negara Amerika Serikat.

Adapun dalam pertimbangannya, Hakim MK Saldi Isra menyatakan pemungutan suara ulang harus
dilakukan sebab dukungan pemilih di Pilkada Sabu Raijua tersebar kepada tiga paslon. Dengan
demikian, MK menilai kekosongan yang ditimbulkan dari diskualifikasi Orient-Thobias tak bisa diisi
langsung dengan menunjuk paslon yang memperoleh suara terbanyak peringkat kedua sebagai
paslon terpilih.

Dengan pertimbangan demikian, demi meneguhkan kembali legitimasi atau dukungan rakyat kepada
paslon yang kelak akan terpilih dan memimpin Kabupaten Sabu Raijua, Mahkamah berpendapat
harus dilaksanakan pemungutan suara ulang dengan hanya menyertakan 2 paslon yaitu paslon
nomor 1 dan paslon nomor 3," kata Hakim MK Saldi Isra.
KESIMPULAN

MK membatalkan kemenangan Pasangan Calon Nomor Urut 2 Orient Patriot Riwu Kore dan Thobias
Uly dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2020, lantaran Orient
memiliki dwi kewarganegaraan.Dalam putusan yang dibacakan Ketua MK Anwar Usman, MK
membatalkan Keputusan KPU Kabupaten Sabu Raijua , Keputusan Nomor 342/HK.03.1-
Kpt/5320/KPU-Kab/XII/2020 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan
Bupati dan Wakil Bupati Sabu Raijua Tahun 2020.

MK juga membatalkan Keputusan KPU Kabupaten Sabu Raijua Nomor 153/HK.03.1-Kpt/5320/KPU-


Kab/IX/2020 tentang Penetapan Nomor Urut dan Daftar Pasangan Calon Peserta Pemilihan Bupati
dan Wakil Bupati Sabu Raijua Tahun 2020 bertanggal 24 September 2020, sepanjang mengenai
Pasangan Calon Nomor Urut 2 (Orient Patriot Riwu Kore dan Thobias Uly).

MK perintahkan Termohon untuk melaksanakan pemungutan suara ulang Pemilihan Bupati dan
Wakil Bupati Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2020 dengan diikuti dua pasangan calon yakni Pasangan
Calon Nomor Urut 1 Nikodemus N. Rihi Heke dan Yohanis Uly Kale serta Pasangan Calon Nomor Urut
3 Taken Radja Pono dan Herman Hegi Radja Haba. MK juga memerintahkan pemungutan suara ulang
tersebut dilakukan dalam tenggang waktu 60 hari kerja sejak putusan diucapkan. .

Menurut Mahkamah, kepemilikan paspor Amerika Serikat atau paspor negara asing lainnya, jika
merujuk Pasal 23 huruf h jo huruf a dan huruf b UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI,
membawa konsekuensi bahwa Orient Patriot Riwu Kore seharusnya secara serta merta (otomatis)
kehilangan statusnya sebagai Warga Negara Indonesia tanpa harus melalui mekanisme administratif
pelepasan kewarganegaraan.

Putusan MK tentang pilkada sabu raijua, lanjut dia menjadi bahan evaluasi bagi penyelenggara dan
peserta agara semakin jujur dan terbuka memberikan dokumen administrasinya. Sebab, dalam
perosesnya, KPU dinilai telah melaksanakan tahapan sesuai regulasi yang ada. “Selain
penyempurnaan peraturan, kejujuran, dan keterbukaan masing –masing pihak terkait pencalonan
sangat penting agar praktik pilkada sebagai peraktik krtatanegaraan bisa berjalan baik”. Undang –
undang (UU) Nomor 1o Tahun 2016 tentang pilkada dan PKPU Nomor 1 tahun 2020 tentang
pencalonan mesti mengasumsikan semua bakal calon yang mendaftar warga negara indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt60790ff81ab50/terbukti-warga-amerika-serikat--mk-
batalkan-kemenangan-bupati-terpilih-sabu-raijua/?page=1

https://www.wowkeren.com/berita/tampil/00360799.html

https://www.saplaw.top/pendekatan-perundang-undangan-statute-approach-dalam-penelitian-
hukum/

http://repository.uph.edu/3566/6/Chapter%203.pdf

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210415154322-12-630450/mk-batalkan-kemenangan-
bupati-sabu-raijua-orient-riwu-kore

https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/04/105500565/ramai-soal-bupati-ntt-berstatus-wna-
bagaimana-aturannya-?page=all

https://nasional.kompas.com/read/2021/04/15/16564081/mk-perintahkan-kpu-gelar-pemungutan-
suara-ulang-pilkada-sabu-raijua-tanpa

https://www.tribunnews.com/nasional/2021/04/15/mk-perintahkan-kpu-sabu-raijua-gelar-
pemungutan-suara-ulang-dalam-60-hari

https://www.beritasatu.com/nasional/760753/orient-didiskualifikasi-mk-perintahkan-pemungutan-
suara-ulang-di-sabu-raijua

https://kumparan.com/yuniar-riza/bupati-terpilih-kewarganegaraan-ganda-dan-problem-
hukumnya-1v8Ld7C9VQj/full

Anda mungkin juga menyukai