Anda di halaman 1dari 1

Pemberian Wewenang dan Otonomi Daerah Pasca-Reformasi di Indonesia:

Konflik, Dampak Empiris dan Rekomendasi ke Depan


Nofal Arifin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, nofalarifin3@gmail.com

Abstrak

Otonomi Daerah pasca-reformasi di Indonesia memungkinkan pengalihan wewenang ke


pemerintah daerah dan meningkatkan responsivitas lokal terutama pada bidang pendidikan,
kesehatan, juga infrastruktur. Namun, hal ini juga memunculkan potensi konflik antara
pemerintah pusat dan daerah serta tantangan dalam koordinasi, kapasitas, dan akuntabilitas.
Pemerintah telah mengambil inisiatif, seperti mekanisme penyelesaian sengketa dan pelatihan,
untuk mengatasi masalah ini. Otonomi Daerah adalah instrumen penting dalam pembangunan,
memerlukan koordinasi dan kapasitas yang baik untuk berhasil.

Pada dasarnya, pemberian wewenang merupakan salah satu bentuk otonomi daerah
dan merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan karena dengan adanya pemberian
wewenang diharapkan dapat lebih memaksimalkan bahwa efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-
aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan
keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan memberikan
kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban
menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan
negara.

Dengan semangat otonomi daerah itu pulalah muncul paradigma pemberian wewenang
yang dapat mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan. Di masa era reformasi sekarang, ruang
bagi daerah untuk mengusulkan bahwa Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan
penyelenggaraan otonomi daerah sehingga perlu diganti. Dengan kebijakan yang demikian ini,
kebijakan pemberian wewenang sekarang lebih didominasi oleh proses politik daripada proses
teknokratis.

Kata Kunci: Otonomi Daerah, Pasca Reformasi, Konflik

A. Pendahuluan

Anda mungkin juga menyukai