Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“PENGARUH AGAMA TERHADAP PERILAKU”

DOSEN :

H. Gt. Wardiansyah,SH,MH.

DISUSUN OLEH:

Nasril Pahmi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1            LATAR BELAKANG
Agama memberikan penjelasan bahwa manusia adalah mahluk yang memilki
potensi untuk berahlak baik (takwa) atau buruk (fujur) potensi fujur akan senantiasa
eksis dalam diri manusia karena terkait dengan aspek instink, naluriah, atau hawa
nafsu, seperti naluri makan/minum, seks, berkuasa dan rasa aman. Apabila potentsi
takwa seseorang lemah, karena tidak terkembangkan (melalui pendidikan), maka
prilaku manusia dalam hidupnya tidak akan berbeda dengan hewan karena didominasi
oleh potensi fujurnya yang bersifat instinktif atau implusif (seperti berjinah,
membunuh, mencuri, minum-minuman keras, atau menggunakan narkoba dan main
judi).
Agar hawa nafsu itu terkendalikan (dalam arti pemenuhannya sesuai dengan
ajaran agama), maka potensi takwa itu harus dikembangkan, yaitu melalui pendidikan
agama dari sejak usia dini. Apabila nilai-nilai agama telah terinternalisasi dalam diri
seseorang maka dia akan mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang
bertakwa, yang salah satu karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri (self
contor) dari pemuasan hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

1.2            RUMUSAN MASALAH


A.      Apa pengertian agama ?
B.      Apa pengertian prilaku ?
C.      Apakah pengaruh agama terhadap prilaku ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AGAMA


Agama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak gama =
kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan
manusia dari kekacauan. Didunia barat terdapat suatu istilah umum untuk pengertian
agama ini, yaitu : religi, religie, religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan
dengan penuh penderitaan atau mati-matian, perbuatan ini berupa usaha atau sejenis
peribadatan yang dilakukan berulang-ulang.
Istilah lain bagi agama ini yang berasal dari bahasa arab, yaitu addiin yang
berarti : hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan, keputusan, dan
pembalasan. Kesemuanya itu memberikan gambaran bahwa “addiin” merupakan
pengabdian dan penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya
dengan upacara dan tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi ketaatan tersebut.
Dari sudut sosiologi, Emile Durkheim (Ali Syari’ati, 1985 : 81) mengartikan
agama sebagai suatu kumpulan keayakinan warisan nenek moyang dan perasaan-
perasaan pribadi, suatu peniruan terhadap modus-modus, ritual-ritual, aturan-aturan,
konvensi-konvensi dan praktek-praktek secara sosial telah mantap selama genarasi
demi generasi.
Sedangkan menurut M. Natsir agama merupakan suatu kepercayaan dan cara
hidup yang mengandung faktor-faktor antara lain :
a.       Percaya kepada Tuhan sebagai sumber dari segala hukum dan nilai-nilai hidup.
b.      Percaya kepada wahyu Tuhan yang disampaikan kepada rosulnya.
c.       Percaya dengan adanya hubungan antara Tuhan dengan manusia.
d.      Percaya dengan hubungan ini dapat mempengaruhi hidupnya sehari-hari.
e.       Percaya bahwa dengan matinya seseorang, hidup rohnya tidak berakhir.
f.        Percaya dengan ibadat sebagai cara mengadakan hubungan dengan Tuhan.
g.       Percaya kepada keridhoan Tuhan sebagai tujuan hidup di dunia ini.
Sementara agama islam dapat diartikan sebagai wahyu Allah yang diturunkan
melalui para Rosul-Nya sebagai pedoman hidup manusia di dunia yang berisi Peraturan
perintah dan larangan agar manusia memperoleh kebahagaian di dunia ini dan di
akhirat kelak.
Adapun Pengertian agama menurut berbagai agama :
A.      Agama hindu
Agama menurut agama Hindu ialah satya, arta, diksa, tapa, brahma dan yajna.
Satya berarti kebenaran yang absolute. Arta adalah dharma atau perundang-undangan
yang mengatur hidup manusia. Diksa adalah penyucian. Tapa adalah semua perbuatan
suci. Brahma adalah doa atau mantra-mantra. Yajna adalah kurban. Pengertian lain
ialah dharma atau kebenaran abadi yang mencakup seluruh jalan Kehidupan manusia.
Jadi agama menurut agama Hindu ialah kepercayaan hidup pada ajara-ajaran suci dan
diwahyukan oleh Sang Hyangwidi yang kekal abadi.
B.      Agama budha
Agama menurut agama Budha ialah suatu kepercayaan atau persujudan atau
kepercayaan manusia akan adanya daya pengendalian yang istimewa dan terutama dari
suatu manusia yang harus ditaati dan pengaruh pemujaan tadi atas perilaku manusia.
Pengertian lain dari agama adalah suatu badan dari ajaran kesusilaan dan filsafat dan
pengakuan berdasarkan keyakinan terhadap pelajaran yang diakui baik yang ajaran
yang budha yang sangat mulia. Dalam pengertian yang lain bahwa agama adalah cara
tertentu untuk pemujaan kepada para dewa, dewa agung yaitu adanya kekuatan gaya
tak terlihat yang menguasai alam semesta.
C.      Agama kristen
Agama menurut agama Kristen ialah segala bentuk hubungan manusia dengan
yang suci. Terhadap yang suci ini manusia tergantung, takut karena sifatnya yang
dahsyat dan manusia tertarik karena sifat-sifatnya yang mempesonakan.
D.     Agama islam
Agama menurut agama Islam ialah, kata Islam berasal dari kata: salam yang
artinya selamat, aman sentosa, sejahtera: yaitu aturan hidup yang dapat
menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat.
2.2PENGERTIAN PRILAKU
Perkataan prilaku atau tingkah laku mempunyai pengertian yang luas skali. Yaitu
tidak hanya mencakup kegiatan yang bersifat motoris saja seprti berbicara, berjalan,
lari-lari, berolah raga, bergerak dan lain-lain, akakn tetapi juga membahas macam-
macam fungsi seprti melihat, mendengar, mengingat, berfikir, penampilan emosi-emosi
dalam bentuk tangis dan tersenyum.
Tingkah laku atau perbuatan manusia ini tidak terjadi secara sporadic(timbul
dan hilang disaat-saat tertentu), akan tetapi selalu ada kelangsungan antara perbuatan
satu dengan perbuatan yang berikutnya. Misalnya seorang anak akan sekolah hari ini
dan akan sekolah besok hingga terus-menerus sampai bertahun-tahun untuk akhirnya
kepandaian tersebut menjadikan dia mendapatkan pekerjaan dan pengalaman
pekerjaan yang kemudian dia mendapatkan penghasilan, dan berkeluarga,
berketurunan dan seterusnya.
Dalam pengertian yang lain Perilaku adalah merupakan perbuatan atau tindakan
dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh
orang lain ataupun orang yang melakukannya.
Perilaku mempunyai beberapa dimensi:
         fisik, dapat diamati, digambarkan dan dicatat baik frekuensi, durasi dan intensitasnya.
         ruang, suatu perilaku mempunyai dampak kepada lingkungan (fisik maupun sosial)
dimana perilaku itu terjadi
         waktu, suatu perilaku mempunyai kaitan dengan masa lampau maupun masa yang
akan datang.
         Perilaku diatur oleh prinsip dasar perilaku yang menjelaskan bahwa ada hubungan
antara perilaku manusia dengan peristiwa lingkungan. Perubahan perilaku dapat
diciptakan dengan merubah peristiwa didalam lingkungan yang menyebabkan perilaku
tersebut
         Perilaku dapat bersifat covert ataupun overt
a.       overt artinya nampak (dapat diamati dan dicatat)
b.      covert artinya tersembunyi (hanya dapat diamati oleh orang yang melakukannya)
         Fokus pengubahan perilaku kepada perilaku yang dapat diamati (perilaku overt)
2.3 PENGARUH AGAMA PADA PRILAKU
Agama adalah pedoman perilaku moral, maka agama adalah pemengaruh
perilaku moral manusia karena keyaqinan itu masuk ke dalam konstruksi kepribadian.
Sejauh mana efektivitas pengaruhnya tentu tergantung dari kuat mana antara
penyampai pengaruh dengan penerima pengaruh.
Setiap agama pasti memiliki aturan atau perintah masing-masing agama yang
harus di patuhi oleh segenap pengikutnya. Dan aturan-aturan tersebut akan
mempengaruhi pada tingkah laku atau prilaku dari pengikutnya. Akan tetapi apabila
dalam menjalankan perintah atau atauran yang diberikan oleh agama dijalankan hanya
karena meggugurkan kewajiban belaka maka bisa saja prilakunya tidak sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh agama. Salah satu contohny adalah ada orang yang ibadahnya
rajin akan tetapi mereka juga ahli ma’siat atau ahli berbuat kemunkaran.
Dewasa ini pula banyak perilaku para pemeluk agama yang telah menyimpang
jauh dari esensi ajaran agama itu sendiri. Akibatnya, agama menjelma menjadi sosok
yang seram dan menakutkan. Padahal, esensi ajaran agama adalah cinta dan kasih
sayang. Saat ini kita tidak hidup di zaman perang dengan senjata sebagai alat utama.
Kita sekarang berpijak di era keterbukaan dan demokrasi. Seharusnya, yang tampak
adalah sikap saling membantu dan menebar kedamaian.
Dapat disaksikan perbedaan antara orang yang beriman dengan ornag yang
tidak beriman yang hidup menjalankan agamanya, dengan orang yang tidak
menjalankan agama atau mejalankan agama dengan cara acuh tak acuh kepada
agamanya. Pada wajah orang yang beragama terlihat ketentraman batin, sikapnya dan
perbuatannya tidak akan menyengsarakan atau mnyusahkan orang lain, lain halnya
dengan orang yang hidupnya terlepas dari iktan agama atau tali agama, hidupnya akan
mudah terganggu oleh goncangan jiwa dan suasana.
kalau kita mau berfikir secara mendalam sebenarnya agama adalah sebagai
pemersatu aspirasi manusia yang paling kuat, sebagian jumlah besar moralitas sumber
tatanan masyarakat dan perdamaian batin dan individu sebagai suatu yang
memulyakan dan yang membuat manusia beradab.
Akan tatpi banyak sekali tuduh-tuduhan yangsangat menykitkan telinga kita,
mereka berpendapat bahwa agama adalah sumber mpeghambat kemajuan manusia dan
memepertinggi fanatisme dan sifat tidak toleran, pegacuan, pengabaian, tahayul, dan
kesia-sian, padahal pandangan seperti itu adalah pandangan yang sanagt keliru.
Dan sebenarnya agama adalah sebagai sumber penting dalam kebudayaan
memberikan arahan dan bentuk pada fikiran, perasaan, dan tindak tanduk manusia,
bagaimanakah tidak tindakan ini sudah susai ataukah belaum dengan masyarakat dan
bagaimana akibatnya.
Sedikit contoh tentang perintah agama yang mempengaruhi pada kehidupan
pemeluknya :
1.      Perintah sholat pada pemeluk agama islam
Shalat adalah sala satu perintah dan juga rukun islam yang harus dilakukan oleh
pemeluk agama islam ketika mereka sudah baligh baik orang islam laki-laki ataupun
perempuan, dan tidak bisa diwakilkan ketika mereka masih hidup. Dan tanpa kita
sadari ternyata pelaksanaan perintah ini berpengaruh pada kehidupan pelakunya.
Diantara pengaruhnya adalah
  Alokasi waktu
  Pekerjaan atau kegiatan disesuaikan agar tidak terjadi konflik
  Kebanyakan tempat-temat belanja dan gedung-gedung sarana umum didirikan tempat
untuk sholat
  Pakaian shalat
2.      Perintah puasa pada agama Kristen atau katolik
Punya tidak hanya untuk pemeluk agama islam ternyata dalam ajaran agama Kristen
juga mengenala yang namanya puasa akan tetapi puasa mereka tidak sama dengan
puasa yang dilakukan oleh pemeluk agama islam, puasa yang dlaukakn oleh pemeluk
agama Kristen dilakaukan kurang lebih sekitar empat puluh hari sebelum atau sesudah
hari paskah dengan tidak makan daging, telur, keju, susu, dan tidak merokok. adapun
pengaruhnya terhadap pemeluknya diantaranya adalah :
  Pengeluaran yang berkurang
3.      Peringatan hari besar terhadap pemeluk agama islam
Setiap agama mempunyai hari besar yang haris diperingati oleh seluruh pemeluk agama
tersebut. Dan ini berpegaruh pada pemeluk agama tersebut. Adapun pengarihnya
adalah :
  Secara umum mereka bisa berkumpul dengan keluarga, sanak saudara, dan handai
taulan.
  Saling memaafkan atas segala kesalahan
  Bertambahnya kebutuhan.
Dari sedikit contoh pengaruh agama diatas dapat kita fahami bahwa agama
memang memberikan pengaruh pada pola hidup pemeluknya, dan yang pasti
pengaruhnya adalah pengaruh yang positif bukan pengaruh yang negatif, dan jika kita
jumpai pelaku agama atau pemeluk agama yang mungin melakukan perbuatan yang
tidak mencerminkan agama mereka itu bukan berarti agama tersebut yang tidak tepat
akan tetapi oknum dari pelaku agama tersebut yang tidak mampu melaksanakan aturan
aagam yang telah ada.
Dan mungkn kita juga pernah melihat ada orang yang ahli ibadah akan tetapi
mereka juga ahli dalam melakukan kemunkaran, fenomena seperti ini adalah sesuatu
yang sudah biasa terjadi dikalangan masyarakat kita ini karena merelka melakukan
aturan agama atau perintah agama yang mereka peluk hanya karena sekedar
menggugurkan kewajiban atau mungkin hanya karena faktor-faktor kedunian saja.
BAB III
PENUTUP
3.1            KESIMPULAN
Agama adalah pedoman perilaku moral, maka agama adalah pemengaruh perilaku
moral manusia karena keyaqinan itu masuk ke dalam konstruksi kepribadian, Dalam
pengertian Agama merupakan pengabdian dan penyerahan, mutlak dari seorang hamba
kepada Tuhan penciptanya dengan upacara dan tingkah laku tertentu, sebagai
manifestasi ketaatan tersebut.
Perilaku adalah merupakan perbuatan atau tindakan dan perkataan seseorang yang
sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang
melakukannya.
Agama memepunyai pengaruh yang sangat besar pada pola hidup dan tingkah laku
pemeluknya, karena agama memberikan kedamaina dan ketentraman bagi pemeluknya
bila ia menjalankan aturan tersebut dengan sesungguhnya mnejalankan dan bukan
ahnaya karena menggugurkan kewajiban saja.

Anda mungkin juga menyukai