Anda di halaman 1dari 10

11/24/2020 Pertemuan 12-Landasan Ekonomi dan Landasan Hukum dalam Pendidikan

Pertemuan 12-Landasan Ekonomi dan Landasan Hukum dalam Pendidikan

Situs: Online Learning Universitas Negeri Jakarta Dicetak Oleh: Vivi Fathiyaturrahmah
Kursus: Landasan Pendidikan (Neti Karnati PG PAUD) Tanggal: Selasa, 24 November 2020, 09:10
Pertemuan 12-Landasan Ekonomi dan Landasan Hukum
Buku:
dalam Pendidikan

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37809 1/10
11/24/2020 Pertemuan 12-Landasan Ekonomi dan Landasan Hukum dalam Pendidikan

Keterangan

Pembahasan kali ini memiliki beberapa pembahasan sebagai berikut:

SUB POKOK BAHASAN  : 

1.  Landasan Ekonomi dalam Pendidikan

2. Landasan Hukum dalam Pendidikan

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu:

Mahasiswa mampu menganalisis landasan, azas dan prinsip-prinsip pendidikan

INDIKATOR         :

1.  Mahasiswa mampu menghasilkan kajian ilmiah tentang penerapan landasan dan   asas pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan

2. Mahasiswa memiliki karakter kuat dalam mengaplikasikanlandasan dan azas pendidikan dalam melaksanakan pendidikan

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37809 2/10
11/24/2020 Pertemuan 12-Landasan Ekonomi dan Landasan Hukum dalam Pendidikan

Daftar Isi

1. Landasan Ekonomi dalam Pendidikan

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37809 3/10
11/24/2020 Pertemuan 12-Landasan Ekonomi dan Landasan Hukum dalam Pendidikan

1. Landasan Ekonomi dalam Pendidikan

ASAS PENDIDIKAN, EKONOMI, PENDIDKAN DALAM EKONOMI, DAN PERAN EKONOMI DALAM PENDIDIKAN

Kemajuan Ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak
lagsung pada bidang Norma kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan kurang trampil,
terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan budaya global, serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang bersifat
pluralistik sehingga rawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa. Adanya pasar bebas, kemampuan bersaing,
penguasaan pengetahuan dan teknologi, menjadi semakin penting untuk kemajuan suatu bangsa. Ukuran kesejahteraan suatu bangsa telah
bergeser dari modal fisik atau sumber daya alam ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kepercayaan (sulipan,2008).

Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (Life Skill ), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan
keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah, tidak pasti dan
kompetitif dalam kehidupannya. Kecakapan ini sebenarnya telah diperoleh siswa sejak dini mulai pendidikan formal di sekolah maupun yang
bersifat informal, yang akan membuatnya menjadi masyrakat berpengetahuan yang belajar sepanjang hayat (Life Long Learning) (Yulio
Yandi,2009).

A.Pengertian Asas Pendidikan


Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun
pelaksanaan pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan
itu. Asas-asas tersebut antara lain:

1.                            Asas Tut wuriHandayani


Asas tut wuri handayani, yang kini menjadi semboyan Diknas pada awalnya merupakan salah satu dari asas 1922 yakni : tujuh buah asas dari
Perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 Juli 1922). Asas atau semboyan ini dikumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara. dan mendapat
dukungan dari positif dari menambahkan dua semboyan yaitu : Ing Ngarso Sung Tuladha dan Ing Madya Mangun Karsa. Ketiga semboyan itu
telah menyatu menjadi satu kesatuanasas.

Asas tut wuri handayani merupakan inti dari asas 1922 yang menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya dengan
mengingat tertibnya persatuan dalam peri kehidupan umum (Karya Ki Hajar Dewantara, 1962:59).

2.                            Asas Belajar sepanjang hayat


Istilah belajar sepanjang hayat erat kaitannya dengan istilah “pendidikan seumur hidup” (Gordon, 1975: Ch. I).

Ada 2 misi yang diemban dalam proses belajar mengajar berdasarkan latar pendidikan seumur hidup yaitu : membelajarkan peserta didik
dengan efisien dan efektif dan serentak dengan itu, meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis belajar sepanjang
hayat (Soedomo,2007).

3.                            Azas Kemandirian dalam Belajar


Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas tut wuri handayani dan belajar sepanjang hayat. Implikasi dari asas ini adalah pendidik harus
menjalankan peran komunikator, fasiltator, organisator, dsb. Pendidik diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar
sedemikian rupa sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar tersebut ( M.J. Langeveld ,1995).

B.         Penerapan asas-asas Pendidikan (di sekolah dan di luar sekolah)


1.          Keadaan yang ditemui

Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang, yakni :

1)               Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang
pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat. Peserta didik bertanggung jawab atas
pendidikannyasendiri

2)            Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk
memasuki lapangan kerja bidang tertentu yangdiinginkannya

3)          Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan ketrampilan sesuai
dengan gaya dan irama belajarnya

4)           Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan
sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat bertumbuh menjadi manusia yangmandiri

5)            Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan ketrampilan agar dapat berkembang
menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah
normal sampai jauh diatas normal (JurnalPendidikan,1989).

Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang, yaitu :

1)          Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik
dari tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal; berbagai jenis pendidikan; dan
berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai perguruantinggi

2)        Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka
dapat melaksanakan tugsnya secara proporsional. Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air.
Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun diluar negeri

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37809 4/10
11/24/2020 Pertemuan 12-Landasan Ekonomi dan Landasan Hukum dalam Pendidikan

3)      Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar mampu memenuhi tantangan pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas melaluipendidikan

4)     Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media
pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan ketrampilan, sarana pendidikanjasmani

5)      Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang bertujuanuntuk:

a)         Meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai cara belajar

b)       Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya

6)    Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi,
sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur

7)         Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
anggota masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatanolahraga untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di
bidang olahraga

8)        Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya
mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia; peningkatan ilmu pngetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan mental.

2.                   Permasalahan yangdihadapi


a.         Masalah Peningkatan Mutu Pendidikan

Pemerintah mengusahakan berbagai cara dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, antara lain: (1) Pembinaan guru dan tenaga
pendidikan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan, (2) Pengembangan sarana dan prasarana
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi, (3) Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi serta pengembangan nilai-nilai budaya bangsa,

(4) Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan budaya bangsa
(drs RMP Sosrokartono, 1992).

b.         Masalah Peningkatan Relevansi Pendidikan

Pemerintah telah dan sedang mengusahakan peningkatan relevansi penyelenggaraan pendidikan yang efektif dan efisien (1) meningkatkan
kemudahan dalam komunikasi informasi antara pusat–daerah, daerah–daerah, agar arus komunikasi informasi pembaharuan pendidikan
berjalan lancar, (2) desiminasi– inovasi pendidikan: kelembagaan‟sumber daya manusia, sarana dan prasarana,

proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara terpadu, dan (3) peningkatan kegiatan penelitian untuk memberi masukan dalam upaya
meningkatkan relevansi pendidikan (Depdikbud, 1983).

c.         Masalah pendekatan komunikasi oleh guru

Sekarang masih terdapat kecendrungan bahwa peserta didik terikat oleh penggunaan komunikasi satu arah dalam kegiatan pembelajaran
dengan mengandalkan metode ceramah. Dalam komunikasi demikian, pendididk menempatkan dirinya dalam kedudukan yang lebih tinggi
dari peserta didik. Tidak jarang, peserta didik dijadikan objek komunikasi oleh seorang guru. Dengan rendahnya umpan balik dari peserta didik,
dan cenderung hanya menghasilkan perubahan pengetahuan memberikan implikasi yang negatif terhadap out put pendidikan, yakni
membuat peserta didik tidak terdorong untuk belajar mandiri, mereka lebih bergantung kepada informasi yang diberikan pendidik (Rogers dan
Schoemaker, 1981).

d.       Masalah peranan pendidik

Metode pembelejaran yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik, yakni metode ceramah dimana pendidik melakukan komunikasi
satu arah, pendidik sering menempatkan dirinya sebagai orang yang paling dominan. Tidak jarang, pendidik, dosen atau guru menempatkan
dirinya sebagai orang yang paling dan serba tahu dalam segala hal pada waktu kegiatan belajar berlangsung. Tugas seorang pendidik
sebenarnya mendorong peserta didik untuk mencari informasi sendiri  yang dikatakan sebagai upaya belajar mandiri (Ernest E. Bayles,1974).

e.         Masalah tujuan belajar

Learning to know dan learning to do belum cukup untuk dijadikan tujuan belajar. Oleh karena kemajuan teknologi terutama kemajuan
transpotasi dan komunikasi membuat dunia semakin sempit, sehingga intensitas interaksi manusia semakin tinggi tanpa dibatasi oleh
perbedaan suku, agama, ras, dan asal-usul. Oleh karena itu, tujuan belajar diperluas dengan learning to life together dan learnign to be ( M.J.
Langeveld,1995).

3.              Pengembangan penerapan asas-asaspendidikan


Sehubungan dengan permasalah yang dihadapi dalam penerapan asas-asas pendidikan, maka perlu diadakannya upaya pengembangan
penerapan asas-asas pendidikan dengan tujuan untuk membantu mengatasi permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya.

a.                Meningkatkan mutu pendidikan

Dalam menghadapi masalah peningkatan sumber daya manusia sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pemerintah telah
dan sedang mengupayakan peningkatan: mutu guru dan tenaga kependidikan, mutu sarana dan prasarana pendidikan, mutu kurikulum dan
isi kurikulum sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan nilai-nilai budaya bangsa (rustamalis,2015).

b.              Meningkatkan relevansi pendidikan

Dalam upaya meningkatkan relevansi pendidikan, pemerintah melakukan berbagai upaya (1) usaha menemukan cara baru dan pemanfaatan
teknologi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam, (2) usaha pemanfaatan hasil penelitian pendidikan bagi
peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan (3) usaha pengadaan ruang belajar, ruang khusus
(bengkel kerja, konseling, pertemuan, dan sebagainya) yang menunjang kegiatan pembelajaran.
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37809 5/10
11/24/2020 Pertemuan 12-Landasan Ekonomi dan Landasan Hukum dalam Pendidikan

c.                Mengembangkan komunikasi dua arah

Dalam meningkatkan umpan balik dari siswa, seorang guru harus mengembangkan komunikasi dua arah. Siswa tidak hanya mendengarkan
namun juga memberikan respon dalam setiap permasalahan yang diberikan seorang pendidik. Dengan demikian, peserta didik akan
terdorong untuk belajar mandiri, tidak tergantung kepada pendidik saja.

d.                      Menggeser peranan pendidik menjadi fasilitator, informator, motivator, dan organisator.

Fasilitator sebagai penyedia layanan misalnya memberikan kasus yang harus dipecahkan atau didiskusikan. Informator sebagai pemberi
informasi terkini yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Motivator sebagai pemberi motivasi kepada peserta didik. Organisator yang
membimbing peserta didik menyelesaikan tahap- tahap pembelajaran yang telah ada.

Asas pendidikan memiliki arti hukum atau kaidah yang menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. Asas pendidikan juga
diartikan sebagai sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dan dapat mendidik diri sendiri. Seperti diketahui,
manusia yang dilahirkan hamper tanpa daya dan sangat tergantung pada orang lain (orang tuanya, utamanya ibu) namun memiliki potensi
yang hampir tanpa batas untuk dikembangkan.

Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas yang member arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-
asas tersebut bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan di dunia maupun yang bersumber dari pemikiran dan pengalaman
sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia. Di antara berbagai asas tersebut, tiga buah asas akan dikaji lebih lanjut dalam makalah ini.
Ketiga asas itu adalah asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hayat, dan asas kemandirian dalam belajar. Ketiga asas itu dipandang
sangat relevan dengan upaya pendidikan, baik masa kini maupun masa depan. Oleh karena itu, setiap tenaga kependidikan harus memahami
dengan tepat ketiga asas tersebut agar dapat menerapkannya dengan semestinya dalam penyelenggaraan pendidikan sehari-hari.

ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN


Asas Tut Wuri Handayani

Asas Tut Wuri Handayani merupakan gagasan yang mula-mula dikemukakan oleh  Ki Hajar Dewantara seorang perintis kemerdekaan dan
pendidikan nasional. Tut Wur iHandayani mengandung arti pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki  mengikuti dari belakang dan memberi
pengaruh, tidak menarik-narik dari depan, membiarkan anak mencari jalan sendiri, dan bila anak melakukan kesalahan baru pendidik membantunya.
Asas ataupun semboyan tut wuri handayani yang dikumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara itu mendapat tanggapan positif dari Drs.  R.M.P 
Sostrokartono (filsuf dan ahli bahasa) dengan menambahkan dua semboyan untuk melengkapinya, yakni Ing Ngarso Sung Tulodho dan Ing Madya
Mangun Karsa (Wawasan Kependidikan Guru dalam Tirtarahardja,2005:118).
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yakni:

·        Ing ngarsa sung tuladha (jika didepan memberi contoh),

·        Ing madya mangun karsa (jika ditengah-tengah, membangkitkan kehendak, hasrat atau motivasi),dan

·        Tut wuri handayani (jika dibelakang, mengikuti dengan awas).

Asas Tut Wuri Handayani memberi kesempatan anak didik untuk melakukan usaha sendiri, dan ada kemungkinan mengalami berbuat
kesalahan, tanpa ada tindakan (hukuman) pendidik. Hal itu tidak menjadikan masalah, karena menurut Ki Hajar Dewantara, setiap kesalahan
yang dilakukan anak didik akan membawa pidananya sendiri, kalau tidak ada pendidik sebagai pemimpin yang mendorong datangnya
hukuman tersebut. Dengan demikian, setiap kesalahan yang dialami anak tersebut bersifat mendidik. Menurut asas tut wuri handayani (1)
pendidikan dilaksanakan tidak menggunakan syarat paksaan, (2) pendidikan adalah penggulowenthah yang mengandung makna: momong,
among, ngemong (Karya Ki Hajar Dewantara, hal. 13). Among mengandung arti mengembangkan kodrat alam anak dengan tuntutan agar
anak didik dapat mengembangkan hidup batin menjadi subur dan selamat. Momong mempunyai arti mengamat-amati anak agar dapat
tumbuh menurut kodratnya. Ngemong berarti kita harus mengikuti apa yang ingin diusahakan anak sendiri dan memberi bantuan pada saat
anak membutuhkan, (3) pendidikan menciptakan tertib dan damai (orde en vrede), (4) pendidikan tidak ngujo (memanjakan anak), dan (5)
pendidikan menciptakan iklim, tidak terperintah, memerintah diri sendiri dan berdiri di atas kaki sendiri (mandiri dalam diri anak didik (Karya Ki
Hajar Dewantara,1962:59).

Azas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perencanaan maupun
pelaksanaan pendidikan. Pandangan tentang hakekat manusia merupakan tumpuan berpikir utama yang sangat penting dalam pendidikan.
Salah satu dasar pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dan dapat mendidik diri sendiri (Brodjonagoro,1966:35).

Azas Belajar Sepanjang Hayat


Pada dasarnya manusia adalah makhluk “menjadi” yakni makhluk yang tidak pernah sempurna, dia selalu berkembang mengikuti
perkembangan yang terjadi di lingkungan hidupnya. Asas belajar sepajang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain
terhadap pendidikan seumur hidup (life long education) UNESCO Institute for Education (UIE Hamburg) menetapkan bahwa pendidikan seumur
hidup adalah pendidikan yang harus :

a.                Meliputi seluruh hidup individu.

b.               Mengarah kepada pembentukan, pembaruan, peningkatan, dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.

c.                Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu.

d.                Mengakui kontriobusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasuk yang formal, non-formal dan informal.

Kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat harus dirancang dan diimplementasi dengan memperhatikan dua
dimensi (Hameyer, 1979: 67-81, Sulo Lipu Lasulo, 1990:28-30).

a.                Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah, antara lain pengkajian tentang:

1)              Keterkaitan antara kurikulum dengan masa depan peserta didik.

2)              Kurikulum dan perubahansosial-kebudayaan.


onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37809 6/10
11/24/2020 Pertemuan 12-Landasan Ekonomi dan Landasan Hukum dalam Pendidikan

3)              “The forecasting curriculum” yakni perancangan kurikulum berdasarkan suatu prognosis, baik tentang perilaku peserta didik pada
saat menamatkan sekolah.

4)              Keterpaduan bahan ajaran dan pengorganisasian pengetahuan.

5)               Penyiapan untuk memikul tanggung jawab, baik tentang diri sendiri maupun dalam bidang sosial.

6)              Pengintegrasian dengan pengalaman yang telah dimiliki peserta didik.

7)            Untuk mempertahankan motivasi belajar secara permanen peserta didik harus dapat melihat kemanfaatan yang akan
didapatkannya dengan tetap mengikuti pendidikan itu.

b.                                   Dimensi horizontal dari kurikulum sekolah yakni keterkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di
luar sekolah.

1)              Kurikulum sekolah merefleksi kehidupan di luar sekolah.

2)              Memperluas kegiatan belajar ke luar sekolah.

3)              Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam kegiatan belajar mengajar.

Implikasi dari kemampuan ilmu dan teknologi yang amat pesat tersebut ialah seseorang dituntut untuk mau dan mampu belajar sepanjang
hayat. Dengan kemauan dan kemampuan untuk dapat belajar sepanjang hayat, maka konsep belajar tidak lagi sekedar belajar untuk tahu
(learning to know) dan mampu (learning todo) akan tetapi belajar sepanjang hayat yang menuntut kemauan dan kemampuan seseorang
guna belajar untuk menjadi (learning tobe).

Kemandirian Dalam Belajar


Baik asas tutwuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara langsung erat kaitannya dengan asas kemandirian daam belajar. dalam
kegiatan belajar-mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar dengan menghindari campur tangan guru, namun guru
selalu siap untuk ulur tangan apabila diperlukan.

Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator disamping
peran-peran lain, informator, organisator dan sebagainya.

a.                Guru sebagai fasilitator diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar, sedemikian rupa sehingga memudahkan
peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut.

b.      Guru sebagai motivator mengupayakan timbulnya prakarsa untuk memanfaatkan sumber belajar.

Hal tersebut berarti bahwa pendidik perlu memberikan dan bahkan merangsang peserta didik untuk memburu informasi selain dari dirinya
sendiri.

B.        Penerapan Asas Pendidikan (Disekolah dan Luar Sekolah) 

Dewasai ni dalam hal penerapan asas-asas pendidikan dalam kegiatan pembelajaran, setidaknya terdapat tiga masalah yang perlu mendapat
perhatian yakni masalah cara berkomunikasi dan peranan guru dalam pembelajaran serta tujuan pembelajaran.

1.              Keadaan yang ditemui

Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang.

a)          Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik
dari tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal dan informal, berbagai jenis pendidikan dan
berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi.

b)        Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada semua jalur, jenis dan jenjang agar mereka
dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Serta dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan diseluruh tanah air. Pembinaan guru
dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun luar negeri.

c)            Usaha pembaruan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar mampu memenuhi tantangan pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan.

d)         Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat, ruang belajar, perpustakaan, media
pengajaran, sarana pelatihan dan keterampilan. Sarana pendidikanjasmani.

e)         Pengadaan buku ajar yang diperuntukkan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang bertujuan:

-                       Meningkatkan sumber penghasilan

-                       Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya.

f)        Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi mudah kepemimpinan dan keterampilan, kesegaran, jasmani dan daya
kreasi kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur.

g)       Usaha mengadakan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam
mewujudkan keluarga sehat, peningkatan IPTEK, keterampilan serta ketahanan mental.

Pemerintah telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan
sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang.

Dalam penerapan asas tut wuri handayani dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang yakni :

-              Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang diminatinya disemua jenis, jalur dan jenjang
pendidikan yang disediakan oleh pemerintah.

-                Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminati agar dapat mempersiapkan diri untuk
memasuki lapangan kerja dibidang tertentu yang diinginkan.

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37809 7/10
11/24/2020 Pertemuan 12-Landasan Ekonomi dan Landasan Hukum dalam Pendidikan

-                 Peserta didik yang memiliki kemampuan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan
keterampilan sesuai dengan gaya dan irama belajarnya.

-                    Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan keterampilan sesuai
dengan cacat yang disandang agar dapat tumbuh menjadi manusia yang mandiri.

-                      Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan agar dapat
berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri.

Permasalahan Yang Dihadapi


a.                Masalah Peningkatan Mutu Pendidikan

Kebijakan peningkatan mutu pendidikan tidak harus dipertimbangkan dengan kebijaksanaan pemerataan pendidikan. Karena peningkatan
kualitas pendidikan harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan.

Pemerintah mengusahakan berbagai cara dalam upaya peningkatan mutu pendidikan antara lain :

-                Pembinaan guru dan tenaga pendidikan disemua jalur, jenis dan jenjang pendidikan yang menyelenggarakanpendidikan.

-           Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

-          Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai dengan perkembangan nilai- nilai budaya bangsa.

-        Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan perkembangan IPTEK serta perkembangan budayabangsa.

b.              Masalah Peningkatan Relevansi Pendidikan

Kebijaksanaan peningkatan relevansi pendidikan mengacu pada keterkaitannya dengan ke-bhineka tunggal ika-an masyarakat, letak
geografis Indonesia yang luas dan pembangunan manusia Indonesia yang multidimensional.

Pemerintah      telah      dan      sedang      mengusahakan     peningkatan     relevansi penyelenggaraan pendidikan yang efektif dan efisien.

1)              Meningkatkan kemudahan dalam komunikasi informasi antarapusat-daerah.

2)             Inovasi pendidikan, kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, proses belajar mengajar yang dilaksanakan
secaraterpadu.

3)             Peningkatan kegiatan penelitian untuk memberi masukkan dalam upaya peningkatan relevansipendidikan.

Dalam upaya meningkatkan relevansi pendidikan, pemerintah melakukan berbagai upaya :

1)    Usaha menemukan cara baru dan pemanfaatan teknologi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pesert didik yang beragam.

2)    Usaha pemanfaatan ruang belajar, ruang khusus yang menunjang kegiatan pembelajaran.

3.)       Pengembangan Penerapan Asas-Asas Pendidikan

Dalam penerapan asas-asas pendidikan ada 3 masalah yang perlu mendapat perhatian antara lain sebagai berikut :

a.                Pendekatan Komunikasi oleh Guru

Dewasa ini masih terdapat kecendrungan bahwa pendidik masih terikat oleh penggunaan komunikasi satu arah dalam kegiatan
pembelajaran dalam mengadakan metode ceramah. Dalam komunikasi yang demikian, pendidik menempatkan dirinya dalam kedudukan
yang lebih tinggi dari peserta didik. Akibatnya rendah kemungkinan umpan balik dari peserta didik, dan cendrung hanya menghasilkan
perubahan pengetahuan. Komunikasi yang demikian memberi implikasi yang negatif terhadap out-put pendidikan, yakni membuat peserta
didik tidak terdorong untuk belajar mandiri (Rogers dan Schoemaker, 1981; Depdikbud, 1983).

b.              Peranan Pendidik

Peranan Pendidik amatlah penting untuk mendorong peserta didik guna berupaya mencari informasi sendiri yang dapat dikatakan sebagai
upaya belajar mandiri (Driyarkara,1980).

PENDIDIKAN DALAM EKONOMI

Pendidikan merupakan suatu proses pemberdayaan untuk mengungkapkan potensi yang ada pada manusia sebagai individu, yang
selanjutnya dapat memberikan sumbangan kepada masayarakat lokal, kepada masayarakat bangsanya, dan kemudian kepada
masayarakat global. Dengan demikian, fungsi pendidikan bukan hanya menggali potensi-potensi yang ada di dalam diri manusia, tetapi juga
bagaimana manusia ini dapat mengontrol potensi yang telah dikembangkannya itu agar dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup
manusia itu sendiri.

“Pengembangan sumber daya manusia untuk pembangunan menempatkan manusia sebagai pusat perhatian dalam proses pembangunan
sebagai produsen dan konsumen” (Raharto, 1998). Artinya, dari sisi konsumen manusia ditempatkan sebagai pemanfaat akhir dari hasil
pembangunan, dan dari sisi produsen sebagai faktor input yang penting dalam proses produksi.

Proses pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan atau bagian  integral dari pengembangan SDM sebagai subjek sekaligus objek
pembangu- nan. Dengan demikian, pendidikan harus mampu melahirkan SDM yang berkualitas dan bukan menjadi beban pembangunan
dan masyarakat, yaitu SDM yang menjadi sumber kekuatan atau sumber penggerak (driving forces) bagi seluruh proses pembangunan dan
kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan mesti berhubungan secara timbal balik dengan pembangunan di berbagai bidang
kehidupan (politik, ekonomi, sosial, budaya). Sehingga, pendidikan akan dapat dimaknai sebagai suatu bentuk investasi SDM untuk
menciptakan iklim yang memungkinkan semua penduduk atau warga negara turut andil dalam pembangunan dan mengembangkan diri
mereka agar menjadi warga negara yang produktif.

Tujuan pembangunan nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan dan berdaya saing maju dan
sejahtera dalam wadah negara kesatuan republik indonesia yang didukung oleh manusia yang sehat, mandiri dan bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa.

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37809 8/10
11/24/2020 Pertemuan 12-Landasan Ekonomi dan Landasan Hukum dalam Pendidikan

Dari tujuan tersebut tercermin bahwa sebagai titik sentral pembangunan adalah pemberdayaan sumber daya manusia, baik sebagai sasaran
pembangunan maupun sebagai pelaku pembangunan. Dengan demikian, pembangunan pendidikan merupakan salah satu aspek
pendukung keberhasilan pembangunan nasional.

Berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, maka  peranan   pendidikan   dalam   pembangunan   dapat  
dirumuskan   sebagai berikut:

Dalam meningkatkan manusia sebagai makhluk individu yang berpotensi lahir dan batin, dilaksanakan dengan pemberian
pengetahuan,keterampilan,nilai dan sikap. Pembentukan nilai adalah nilai-nilai budaya bangsa danjuganilai-nilai keagamaan sesuai dengan
agama masing-masing dalam  rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Proses transformasi
tersebut  berlangsung dalam  jalur  pendidikan  baik  itu formal, maupun non-formal.

Dalam menghadapi perubahan masyarakat yang terus menerus dan berjalan secara cepat manusia dituntut untuk selalu belajar dan
adaptasi dengan perkembangan masyarakat sesuai dengan zamannya. Dengan perkataan lain manusia akan menjadi ”pelajar seumur
hidup”. Untuk itu lembaga pendidikan

berperan untuk mepersiapkan peserta didiknya menjadi pelajar seumur hidup yang mampu belajar secara mandiri dengan memanfaatkan
berbagai sumber belajar baik yang ada di sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Moedjiono dalam buku Dasar- dasar Kependidikan (1986),
mengemukakan bahwa aktivitas belajar dalam rangka menghadapi perubahan-perubahan  yang cepat di dalam masyarakat menghendaki:

(1)kemampuan untuk mendapatkan informasi,

(2)keterampilan kognitif yang  tinggi,

(3) kemampuan menggunakan strategi dalam memecahkan masalah, 

(4) kemampuan menentukan tujuan yang ingin dicapai, 

(5) mengevaluasi hasil belajar sendiri, 

(6) adanya motivasi untuk belajar, dan 

(7) adanya pemahaman diri sendiri.

Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Artinya, setiap pengeluaran
yang dipergunakan untuk pendidikan dianggap sebagai pengeluaran yang hasilnya bukan untuk dinikmati sekarang tetapi pada masa yang
akan datang. Sebagai investasi, pembangunan pendidikan sudah selayaknya mendapatkan porsi anggaran yang signifikan dalam rangka
meningkatkan kualitas SDM penduduk Indonesia sesuai dengan potensi alam sekitar agar dapat menghasilkan produk dan jasa layanan  yang
sangat kompetitif pasar global.

Dengan demikian, jumlah penduduk yang besar dan tersebar ini dapat dipetakan dan kemudian dikembangkan melalui strategi dan kebijakan
pendidikan yang memperhatikan aspek-aspek penting di luar pendidikan, baik ekonomi, politik, sosial, dan budaya bangsa Indonesia sehingga
peringkat HDI Indonesia dapat terus meningkat ke arah yang lebih baik

Kita tidak bisa memungkirinya bahwa sumbangan pendidikan pada pembangunan sangatlah besar, meskipun hasilnya tidak bisa kita lihat
dengan segera. Tapi ada jarak penantian yang cukup lama antara proses dimulainya usaha dengan hasil yang ingin dicapai (Shiddiq, 2009).

EKONOMI DALAM PENDIDIKAN


Peranan ekonomi dalam dunia pendidikan cukup menentukan. Pendidikan menjadi sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap
dalam menghadapi perubahan di lingkungan kerja. Oleh karena itu, tidaklah heran apabila negara yang memiliki penduduk dengan tingkat
pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat. Pendidikan sebagai hak asasi individu anak bangsa
telah diakui dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 10 yang menyebutkan bahwa “ Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. Sedangkan
ayat 3 menyatakan bawa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam undang- undang. Oleh
sebab itu, seluruh komponen bangsa baik orang tua, masyarakat, maupun pemerintah bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui pendidikan (UU RI No. 2 Tahun 2003: 37).

Ekonomi sebagai sumber pembiayaan pendidikan sangat penting karena hal ini akan mendorong, memicu dan memacu etos bangsa menuju
kualitas yang baik. Ekonomi implikasi yang cukup menentukan keberhasilan pendidikan. Dengan ekonomi yang kuat maka sarana, prasarana,
media, alat belajar dan sebagainya dapat dipenuhi. Proses belajar mengajar lebih intensif, motivasi dan kegairahan kerja personalia
pendidikan akan  meningkat.

Ekonomi sangat berperan penting dalam pendidikan. Bagaimana tidak, jika ekonomi tidak mencukupi dalam satu keluarga dalam memenuhi
biaya pendidikan anaknya maka banyak anak yang tidak merasakan pendidikan. Namun dalam pemerintahan Jokowi, masyarakat sedikit
lega dalam hal pendidikan. Sebelumnya, dalam kampanye, Jokowi berjanji akan memberlakukan program Kartu Indonesia Pintar dalam
konsep pendidikan. Program itu hasil pengembangan Kartu Jakarta Pintar yang berfungsi meringankan biaya pendidikan masyarakat. Kartu
Indonesia Pintar adalah program bantuan dana yang diberikan Kementrian Pendidikan berupa buku tabungan dan nomor rekening untuk
menyalurkan dana bantuan itu kepada masyarakat. Semoga program pemerintahan Jokowi dapat dikembangkan dan tepat pada
sasarannya.

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37809 9/10
11/24/2020 Pertemuan 12-Landasan Ekonomi dan Landasan Hukum dalam Pendidikan

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37809 10/10

Anda mungkin juga menyukai