Disusun Oleh:
A’izzatul ‘Aisyiyah 1105620033
Nadzhifa Adistya Jawahiritsani 1105620049
Vivi Fathiyaturrahmah 1105620063
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam selalu tecurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya serta umatnya. Semoga
kami mampu meneladani beliau sebagai manusia yang berguna.
Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep
Dasar PAUD dengan judul “Konsep Dasar PAUD Menurut Friederich Wilhelm August
Fröbel”. Makalah ini tentu tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dr. Hapidin, M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Konsep Dasar PAUD dan semua pihak yang telah membantu memberikan saran
serta masukan untuk menyempurnakan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan agar makalah kami menjadi lebih
baik dan berguna di masa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
P E N D A H U L U A N.................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................1
1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH..............................................................................2
2.1 GLOSARIUM...................................................................................................................3
2.2 FILOSOFI PAUD MENURUT FROEBEL.....................................................................3
1. Free Self Activity..............................................................................................................4
2. Creativity...........................................................................................................................5
3. Social Participation...........................................................................................................5
4. Motor Expression..............................................................................................................5
2.3 PANDANGAN TENTANG AUD DAN PAUD MENURUT FROEBEL.......................6
2.4 TUJUAN DAN PRINSIP PENDIDIKAN MENURUT FROEBEL................................7
A. Tujuan PAUD Menurut Froebel....................................................................................7
B. Prinsip Didaktik yang Dikemukakan Froebel...............................................................8
2.5 PENDEKATAN DAN MODEL PENDIDIKAN PADA ANAK USIA DINI
MENURUT FROEBEL...............................................................................................................9
A. The Gift.........................................................................................................................9
B. The occupation............................................................................................................12
C. The Mothers Play........................................................................................................15
BAB III..........................................................................................................................................17
P E N U T U P...............................................................................................................................17
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................17
PETA KONSEP.............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 GLOSARIUM
3
4
hukum kekal kesatuan segala sesuatu dan untuk menemukan tempat dalam kesatuan ini.”
(Jerry Kirkpatrick, Montessori, Dewey & Capitalism.)
Taman kanak-kanak adalah republik bebas pada masa kanak kanak. (1782-1852)
Taman Kanak-Kanak merupakan tempat untuk mengembangkan keaktifan serta kemandirian
berlangsung. Menurut Froebel (1782-1852) Bermain adalah sarana pengembangan pertama
dari pikiran manusia, upaya pertama untuk berkenalan dengan lahiriah dunia, untuk
mengumpulkan pengalaman asli dari hal-hal dan fakta, dan untuk latihan kekuatan tubuh dan
pikiran. Froebel percaya bahwa fokus utama taman kanak-kanak adalah bermain - proses di
mana anak-anak mengekspresikan pikiran, kebutuhan, dan keinginan terdalam mereka.
Penekanan Froebel pada permainan kontras dengan pandangan tradisional di abad ke-19
bahwa permainan, suatu bentuk kemalasan dan kekacauan, adalah bagian yang tidak
memadai dari kehidupan manusia.
Ada 4 komponen dasar dari filosofi Froebel yaitu sebagai berikut:
1. Free Self Activity
Aktivitas diri didefinisikan sebagai pengembangan kualitas dan keterampilan
yang memungkinkan untuk mengambil ide yang tidak terlihat dan menjadikannya
kenyataan; aktivitas diri melibatkan merumuskan tujuan, merencanakan tujuan itu, dan
kemudian bertindak berdasarkan rencana itu sampai tujuan itu terwujud (Corbett,
1998). Corbett menyarankan bahwa salah satu kontribusi signifikan Froebel untuk
pendidikan anak usia dini adalah teorinya yang memperkenalkan permainan sebagai
sarana untuk melibatkan anak-anak dalam aktivitas diri untuk tujuan eksternalisasi sifat
batin mereka. Froebel memperkenalkan teorinya untuk anak usia dini adalah permainan
sebagai sarana untuk melibatkan anak-anak dalam aktivitas diri untuk tujuan
eksternalisasi sifat batin mereka. Froebel menyatakan bahwa self activity dapat dilakukan
dengan bermain pada masa anak-anak. Ia percaya bahwa bermain adalah ekspresi
tertinggi dari perkembangan manusia di masa kanak-kanak karena bermain dapat
mengeskpresikan kebebasan dalam diri anak usia dini. Menurut Froebel, dengan bermain,
anak-anak akan mendapatkan pemahaman tentang dunia melalui pengalamannya sendiri.
Menstimulasi aktivitas diri pada masa anak usia dini adalah tugas dari pendidikan
prasekolah.
4
5
2. Creativity
Dalam rangka membantu perkembangan anak, agar mereka dapat berpindah dari
satu bidang perkembangan pendidikan ke bidang lain, Froebel memberikan banyak
kegiatan stimulan bagi anak untuk meningkatkan kreativitas dan kemampuannya. Froebel
merancang serangkaian bahan ajar, yang disebutnya "gift and occupatons", untuk
menunjukkan hubungan tertentu dan membimbing anak dalam kegiatan perbandingan,
pengujian, dan eksplorasi kreatif (Watson, 1997) Gift atau hadiah merupakan benda
untuk dimainkan anak, seperti bola, kubus atau silinder, yang dapat membantu anak
memahami dan menginternalisasi konsep bentuk, ukuran, ukuran dan hubungannya
(Staff, 1998).
3. Social Participation
Program pendidikan Froebel melibatkan kerjasama erat dengan keluarga. Froebel
percaya bahwa orang tua memberikan pengaruh pendidikan yang paling penting dalam
kehidupan seorang anak. Sejak pengalaman pendidikan pertama anak dilakukan di dalam
keluarga, ia mengenal lingkungan keluarga dan pekerjaan yang dilakukan di lingkungan
tersebut. Secara alamiah, melalui aktivitas diri yang kreatif, anak akan meniru apa yang
telah mereka pelajari dengan mengamati kehidupan keluarga sehari-hari, yang langsung
dan nyata (Dewey, 1990). Froebel percaya bahwa menyediakan lingkungan rumah di
lingkungan sekolah akan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berinteraksi
secara sosial di tempat-tempat yang mereka kenal dengan cara yang tidak menimbulkan
ancaman. Berfokus pada pekerjaan rumah sebagai dasar dari konten kursus awal dapat
memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan keterampilan interaksi sosial, yang
akan mempersiapkan mereka untuk topik tingkat yang lebih tinggi pada tahap
perkembangan pendidikan selanjutnya (Dewey, 1990).
4. Motor Expression
Ekspresi motoric mengacu pada belajar melalui latihan daripada mengikuti
instruksi hafalan, yang merupakan aspek yang sangat penting dari prinsip pendidikan
Froebel. Froebel tidak percaya bahwa anak-anak harus ditempatkan dalam model
masyarakat, tetapi harus dibiarkan membentuk model mereka sendiri dan tumbuh dengan
kecepatan mereka sendiri selama tahap perkembangan proses pendidikan. Corbett
(1998b) menganut prinsip Froebel untuk tidak mengembangkan anak dalam keadaan
5
6
darurat atau tergesa-gesa. Dia perlu berpartisipasi dalam semua pengalaman yang
dibutuhkan di setiap tahap dan membantu mereka memahami hubungan antara hal-hal
dan konsep dan dengan diri mereka sendiri sehingga dia dapat memahami dunia subjektif
dan objektifnya. Corbett setuju bahwa perkembangan itu berkelanjutan, satu tahap
dilakukan di tahap lain, jadi jangan mengabaikan apa pun secara terburu-buru atau karena
alasan lain saat anak Anda menjalani proses pendidikan. Pendidik yang bertanggung
jawab harus berusaha untuk menentukan tingkat perkembangan pribadi setiap anak untuk
menyediakan materi dan kegiatan yang diperlukan untuk mempromosikan perkembangan
pendidikan yang sesuai. Froebel percaya bahwa imitasi dan sugesti pasti akan terjadi,
tetapi mereka hanya boleh digunakan oleh guru sebagai alat untuk membantu siswa
mengembangkan konsep pembelajaran mereka sendiri (Dewey, 1990).
Atas dasar 4 komponen tersebut, Froebel menciptakan Taman Kanak-Kanak yang
belajar melalui alam dan pentingnya bermain agar anak usia dini dapat bebas
mengekspresikan diri mereka dan mendapatkan pengalaman yang baik di usianya. Visi
Froebel adalah untuk mengapresiasi dan mencintai anak-anak, untuk menyediakan dunia
baru bagi anak-anak, serta memberikan pembelajaran secara bermain dengan kelompok
usia mereka agar mereka mandiri. Sehingga Froebel menciptakan berbagai macam media
pembelajaran untuk mengembangkan potensi anak. Media tersebut berupa benda yang
dapat diraba seperti kubus, bola, dan lainnya untuk melatih aktivitas diri mereka. Froebel
juga menciptakan serangkaian kegiatan yang memberikan kesempatan pada anak untuk
berekspresi agar melatih kreatifitasnya. Terakhir, Froebel menciptakan pembelajaran
berbasis lagu dan games yang dirancang khusus untuk kegiatan sosial pengalaman anak
agar melatih perkembangan motoriknya.
2.3 PANDANGAN TENTANG AUD DAN PAUD MENURUT FROEBEL
Menurut Froebel, jika anak-anak kekurangan pengasuhan dan perhatian yang
seharusnya sesuai dengan kebutuhan mereka, maka berpengaruh terhadap perkembangan
anak pada saat ini dan di masa yang akan datang. Menurutnya pengasuhan yang baik harus
mempertimbangkan secara seimbang kondisi mental anak dan kebutuhan fisiknya. Jika anak-
anak tidak diberikan pengasuhan sesuai dengan tahap perkembangannya, mereka akan
kekurangan dasar dalam melaksanakan kehidupannya di sekolah dan di dalam
6
7
lingkungannya. Menurutnya, kondisi kehidupan pada masa dewasa di semua kelas sosial itu
tergantung pada perawatan mental dan fisik yang menyeluruh pada anak usia dini.
Froebel menemukan penyebab dasar pengasuhan anak yang cacat adalah karena
kurangnya perhatian untuk mengembangkan potensi mereka. Maka dari itu, Froebel
membuat lembaga dengan motto “Come Let Us Live With Our Children” atau Ayo Kita
Hidup Bersama Anak-anak. Menurutnya pendidikan bukan hanya tugas seorang guru
melainkan tugas pendidik bersama-sama dengan orang tua dan keluarga yang bersifat
koheren. Froebel menerapkan pendekatan pembelajaran langsung, ia menggunakan sebidang
kecil tanah yang digunakan sebagai taman, dari pengalamannya belajar dengan anak-anak di
taman, ia yakin bahwa tindakan dan observasi langsung adalah cara terbaik untuk mendidik.
Pada tahun 1837 Froebel mendirikan sekolahnya sendiri dan menyebutnya Taman Kanak-
kanak.
Sebelum adanya Taman Kanak-kanak Froebel, anak-anak pada usia dini tidak
bersekolah, diyakini pada masa tersebut anak usia dini belum memiliki kemampuan untuk
fokus atau mengembangkan keterampilan kognitif dan emosional mereka. Namun, Froebel
mengungkapkan keyakinannya sendiri tentang pentingnya pendidikan usia dini dengan cara
". . . because learning begins when consciousness erupts, education must also." ... karena
pembelajaran dimulai ketika kesaradaran meletus, pendidikan juga harus.
Froebel menyebut pendekatannya terhadap pendidikan sebagai "aktivitas diri". Ide ini
memungkinkan anak untuk dipimpin oleh minatnya sendiri dan dengan bebas
menjelajahinya. Pendidikan tersebut melalui permainan yang tidak hanya mendorong
aktivitas batin, melainkan menggunakan lingkungan terdekat anak sebagai sarana umtuk
bermain sebagai alat bantu pendidikan. Permainan tersebut dapat memberikan gambaran
tentang hubungan antara kehidupan manusia dengan alam, dan indikasi hukum-hukumnya.
Diharapkan dengan permainan tersebut dapat mempengaruhi perkembangan anak. "Children
are like tiny flowers: They are varied and need care, but each is beautiful alone and glorious
when seen in the community of peers." - Friedrich Froebel (1782-1852) Anak-anak seperti
bunga kecil: Mereka bervariasi dan membutuhkan perawatan, tetapi masing-masing indah
sendirian dan mulia jika dilihat dalam komunitas teman sebayanya. - Friedrich Froebel
(1782-1852).
7
8
8
9
2.5 PENDEKATAN DAN MODEL PENDIDIKAN PADA ANAK USIA DINI MENURUT
FROEBEL
Pendidikan adalah proses mendidik yang melibatkan penerapan nilai-nilai. Di dalam
pendidikan terdapat proses pemahaman, penghayatan, penjiwaan, dan pengamalan.
Pendidikan merupakan mengikuti kegiatan proses pembelajaran untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan.
Model Pendidikan anak usia dini merupakan sebuah penerapan dari prinsip dan
metode yang dikemukakan kemudian menjadi sebuah kegiatan pembelajaran serta
dikembangkan pada anak usia dini sebab anak memperoleh pengetahuan dari berbagai cara.
Salah satu pendekatan dan model Pendidikan kindergarten oleh Frederich Wilhelm Froebel.
Froebel dalam Soejono (1988:49-58) adalah oranag pertama yang memiliki ide untuk
membelajarkan anak di luar rumah. Konsep belajar menurut Froebel lebih efektif melalui
bermain dan lebih menitikberatkan pada pembelajaran keterampilan motoric kasar atau
motoric halus. Ia mengembangkan bagian-bagian dasar dalam model pembelajaran pada
Pendidikan Anak Usia Dini yaitu spielpedagogik menurut Bahasa spiel yaitu bermain dan
9
10
pedagogic yang berarti ilmu, sehingga berarti ilmu bermain. Permainan adalah cermin
kehidupan, kehidupan seseorang dan orang lain, dari kehidupan dalam dan luar (Das Spiel ist
ein Spiegel des Lebens, des eignen und des Fremdlebens, des Innen- und Umlebens)-froebel.
Bagian bagian dari spiel atau permaianan yang diciptakan oleh Froebel yaitu The Gift
(Spielgaben), The Occupation (Spielformen) dan The Mothers Plays. Berdasarkan 3 bagian
bagian dasar penerapan model pendidikan Froebel dapat dikembangkan sebagai berikut
A. Spielgaben (The Gift)
Spielgaben lebih dikenal dengan The gift atau permainan hadiah merupakan
sejumlah benda yang dapat diraba dan dimainkan oleh anak-anak dengan cara tertentu.
Melalui hadiah Froebel, banyak yang dapat dilakukan karena dengan hadiah tersebut
anak dapat meniru bentuk maupun tindakan suatu benda dan lebih mengenalnya. Dengan
bola berwarna lembut dan tali yang merupakan hadiah pertama sehingga dapat dibuat
menjadi pendulum, burung terbang, gerobak tarik, roda berputar dan banyak hasil
lainnya.
Froebel menjalani hidupnya dengan membuat permainan-permainan sederhana
dan mempedalam ciptaannya sehingga menjadi jelas dan lebih hidup agar pemainan yang
ia ciptakan anak usia dini menjadi cerdas. Menurut Froebel segala sesuatu yang dibuat
maupun rangkaian oleh anak usia dini, seperti menenun, hal tersebut dapat menjadi
sebuah topik seperti cerita pendek serta lagu yang menjadi bentalan anak usia dini.
Sehingga teori the gift yang diberikan oleh Froebel mampu diadaptasikan dan diterapkan
dalam kehidupan dan ekspresi pikiran hidup mereka. (M. E. Nuth)
The gift memiliki manfaat atau dapat di demonstrasikan dalam beberapa bentuk
seperti bentuk kehidupan dimana anak dapat menggunakan the gift untuk menciptakan
sesuatu barang yang mereka lihat atau temukan di lingkungan kehidupan mereka, lalu
bentuk pengetahuan dimana anak dapat menggunakan the gift untuk megeksplorasi
matematika, sains dan logika karena dari the gift ini dapat mengenalkan anak dengan
sudut, jumlah bahkan hukum gravitasi. Juga dalam bentuk kecantikan dimana anak dapat
menggunakan the gift untuk menciptakan sebuah senin dan desain yang indah. Bentuk-
bentuk ini pun di demonstrasikan dan diterapkan oleh alumni terkenal dari sekolah yang
didirikan Froebel seperti seorang arsitek bernama Frank Lloyd Wright. Berikut dalah
beberapa kategori hadiah yang di ciptakan oleh Froebel
10
11
11
12
fisika yang terdapat pada bola dan silinderyaitu bergerak/dapat menggelinding serta
resonansi suara dengan cara mengetuk-ngetuk hadiah pada sebuah permukaan.
3) Hadiah 3, 1 set 8 kubus
Bentuk kubus yang sudah dikenal sekarang dibagi menjadi 1 set kubus yang
terdiri dari delapan kotak kubus kecil. sekitar satu inci di setiap tepinya, yang
merupakan ukuran yang nyaman untuk tangan anak kecil. Seorang anak senang
membongkar hadiah ini, menyusun ulang delapan kubus dengan berbagai cara, dan
kemudian menyusunnya kembali dalam bentuk kubus. Anak bahkan bisa terdorong
untuk melakukan modifikasi seperti membuat konstruksi tiang bangunan. Hadiah ini
juga dapat digunakan untuk membedakan, menghitung, dan aritmatika.
4) Hadiah 4 Persegi Panjang
Hadiah bangunan kedua ini pada awalnya muncul sama seperti hadiah ketiga.
Tetapi kejutan menanti anak ketika potongan-potongannya ditarik terpisah. Masing-
masing dari delapan balok kayu ini adalah papan persegi panjang, dua kali lebih
panjang dan setengah dari lebar kubus hadiah sebelumnya. Banyak kemungkinan
baru untuk permainan dan konstruksi muncul karena perbedaan ini.
5) Hadiah 5
Hadiah ke lima ini memiliki bangunan baru di antaranya dibagi menjadi dua
atau empat. Yaitu set balok kayu yang terdiri dari kubus, papan, dan prisma segitiga
6) Hadiah 6
Satu set balok kayu yang lebih kompleks yang mencakup kubus, papan,
dan prisma segitiga .
B. Spielformen (The occupation)
Spielformen atau lebih dikenal dengan the Occupation ataupun permaianan
pekerjaan merupakan serangkaian kegiatan yang memberikan kesempatan pada anak
untuk berekspresi dengan latihan keterampilan tertentu, pekerjaan tersebut mengarah
pada penemuan dan memberi anak pengalaman. The Occupations menggabungkan
kegiatan seperti menjelajahi tanah liat, kayu, kolase, memasak, parket, menjahit,
menenun, menggambar, melukis dan membangun dengan peralatan konstruksi. Lebih
secara khusus, mereka berhubungan dengan eksplorasi bentuk padat dan datar (3D dan
12
13
2D), garis dan titik melalui penyediaan sumber daya tak terbatas. (Profesor Tina Bruce
dan Jane Dyke)
Tidak seperti Hadiah, Pekerjaan tidak dapat kembali ke bentuk aslinya setelah
sebelumnya tidak berbekas. Ini memberikan keyakinan pada anak tentang sesuatu yang
permanen. Juga, Pekerjaan dilakukan dengan materi yang digunakan, mengajarkan anak
tentang kreatifitas dan kesabaran, bahkan juga banyak bentuk seni yang akan membuat
anak dapat menertapkan ilmu tersebut untuk masa depan. (Froebel Today)
Metode pendidikan saya menawarkan kepada murid-muridnya sejak awal
kesempatan untuk mengumpulkan pengalaman mereka sendiri dari hal-hal itu sendiri,
untuk melihat dengan mata kepala sendiri dan untuk belajar dengan cara beeksperimen
dari hal-hal dan hubungan benda satu sama lain, dan juga kehidupan nyata (Frederich
Froebel)
Kayu sebagai pekerjaan dirancang untuk menumbuhkan naluri aktif dan
kreatif; memberikan latihan dalam kegagalan dan kesuksesan; untuk menguji
kemampuan memusatkan pikiran sambil melakukan hal yang pasti; untuk menyediakan
sarana komunikasi antara guru dan anak, dimana yang terakhir dapat memberikan
informasi yang jeli, dari mana guru dapat menyampaikan pengetahuan yang lebih
tepat; untuk membuka jalan penelitian bagi siswa kehidupan anak, dan untuk berikan
kepada guru ruang lingkup penuh untuk individualisme dalam pencapaian cita-cita
Pendidikan (Judd 1906)
Teori diatas memberikan informasi bahwa the occupation menurut Froebel dapat
terbagi sesuai dengan material ataupun bahan yang di pakai dalam pembelajaran anak usia
dini sebagai berikut
1. Padatan
Menurut Froebel, Anak-anak juga dapat terlahir sebagai pematung yang
merupakan manusia yang dapat meniru, menciptakan, dan mengubah. Kegiatan ini
merupakan daya tarik terbesar bagi anak, mereka menyukai kegiatan membentuk dengan
jenis bahan yang lentur, menguleni dan membentuknya mewakili imajinasi mereka. Fakta
ini yang menjadi perhatian bagi Froebel ketika dirinya menjadikan Occupations sebagai
bagian dari filosofi pendidikannya. Kegiatan ini akan membuat anak mengekspresikan
kreatifitas mereka, dengan material padat yang mereka eksplorasi dari berbagai bahan
13
14
seperti tanah liat, lilin plastic, kayu, bahkan salju, yang melibatkan tangan dan indera
dalam pembentukannya. Perkerjaan ini tidak butuh urutan tertentu mereka melakukannya
sesuai denga napa yang mereka inginkan
2. Permukaan
Kegiatan ini terdiri dari melukis, melipat kertas, memotong dan mendesain kertas,
mainan kertas, konstruksi karton skala besar dan kecil, dan kerajinan kayu untuk anak-
anak usia 2 hingga 13 tahun ke atas. The Froebel Occupations berangsur-angsur berubah
dalam bentuk-bentuk dari padatan ke permukaan. Kertas adalah media yang paling
banyak digunakan dengan kayu dan padatan lainnya. Melukis dengan cat air dengan
metode basah-atas-basah dapat dilakukan sejak usia balita hingga dewasa. Jenis lukisan
lainnya bisa diperkenalkan setelah usia taman kanak-kanak. Melipat kertas sederhana,
memotong kertas dan mendesain serta membuat mainan sederhana dari kertas adalah cara
kreatif untuk bekerja dengan tangan dan menggunakan imajinasi. Koordinasi,
mendengarkan instruksi, mengikuti arahan, dan kesabaran diajarkan. Hasilnya adalah
karya seni yang indah, benda yang berguna, atau mainan yang menyenangkan. Bekerja
dengan karton dan bahan daur ulang lainnya sambil membuat konstruksi skala besar dan
kecil bermanfaat bagi seorang anak. Kreasi besar yang dapat di terapkan oleh seorang
anak membawa dunia ke dalam skala mereka.
3. Garis
Kegiatan ini terdiri dari menggambar, permainan benang, merajut jari, merajut
jarum, merenda, menenun, menyulam, menenun bilah, menjalin dan mengepang: untuk
anak-anak usia 2 hingga 13 tahun ke atas. Pekerjaan Froebel terus berkembang dari bahan
padat, ke permukaan, dan sekarang ke garis. Setiap aktivitas yang berdasarkan garis dapat
dijadikan Pekerjaan selama anak melihat dan memahami kesatuannya. Salah satu
kegiatan yang termasuk dalam pekerjaan garis yaitu menggambar yang merupakan salah
satu bentuk seni yang paling sederhana dan paling bermanfaat. Anak-anak berusia dua
tahun senang dengan selembar kertas besar dan satu set krayon yang bagus. Anak anak
akan menggambar abstrak sesuai denganimajinasi mereka. Gerakan tangan yang bebas,
dan bermain dengan berbagai warna warna adalah kegiatan yang baik bagi anak untuk
meningkatkan motoric dan kognitifnya. Kemampuan nya dalam menggambar pun
berkembang saat mereka tumbuh, berbagai bahan dapat dieksplorasi seperti pensil, kapur,
14
15
dan pastel. visualiasi sketsa di dalam dan luar ruangan memperluas dunia anak-anak dan
membantu mereka untuk melihat dan menghormati detail lingkungan mereka. Selain
menggambar kegiatan garis lainnya yaitu permainan benang yang telah ada selama
berabad-abad. Anak-anak di mana-mana hanya terpesona oleh bola benang dan apa yang
bisa dilakukan dengannya. Seperti merajut jari, dan akhirnya merajut jarum dan rajutan
bisa diajarkan. Pekerjaan ini membuktikan bahwa Froebel tahu bahwa permainan anak-
anak berubah menjadi pekerjaan, perdagangan atau hobi orang dewasa. Menjahit di atas
kertas grafik, di kartu yang dicetak, atau di atas kain bordir adalah pekerjaan berbasis
garis lainnya.
Desain paling sederhana dimulai dengan kelompok usia Taman Kanak-kanak
yang terdiri dari 4 hingga 7 tahun. Kertas dieksplorasi sebagai garis ketika permukaan
dibagi menjadi strip panjang. Dengan bentuk baru ini, banyak Pekerjaan dapat dipelajari.
Menenun potongan kertas di atas tikar dapat menyebabkan penenunan pada alat tenun.
Potongan kertas yang saling bertautan dapat membuat Bintang Froebel dan barang
dekoratif lainnya. Benang jalinan dan kertas kepang mengajarkan pola koordinasi dan
matematika. Menenun bilah kayu tipis menjadi bentuk geometris melanjutkan konsep
matematika untuk anak yang lebih besar.
4. Poin
The Occupations kini telah memperkecil ukurannya menjadi area terkecil yaitu
Poin dalam Pekerjaan Pekerjaan diwakili oleh lubang berlubang di atas kertas, umumnya
dilubangi dengan jarum jahit atau jarum perforasi khusus. Mula-mula kertas itu dibuat
grafiknya. Hal ini memungkinkan gambar dijahit, yang mencerminkan pekerjaan garis
sebelumnya. Desain tangan bebas di atas kertas biasa dibuat oleh anak yang lebih besar
dengan tangan terampil.
Kerajinan manik-manik dapat diperkenalkan kepada anak-anak berusia dua tahun
dalam bentuk manik-manik merangkai kayu besar yang mencerminkan bentuk hadiah
Froebel 1 dan hadiah 2. Saat anak tumbuh di tangan mereka, manik-manik yang lebih
kecil dan pekerjaan pola yang rumit dapat diselesaikan.
5. Rekonstruksi
Pekerjaan atau konstruksi kacang polong dengan kacang polong yang dibasahi
atau kacang garbanzo dan tusuk gigi adalah pekerjaan yang sangat bermanfaat dan
15
16
mengasyikkan. Anak-anak seusia Taman Kanak-kanak menikmati kegiatan ini dan anak-
anak yang lebih besar menciptakan konstruksi menakjubkan yang menentang gravitasi.
Anak-anak yang paling optimis mampu fokus dengan Pekerjaan ini. Pekerjaan kacang
polong secara langsung terkait dengan dunia alami taman dan hutan dan mengajarkan
pelajaran pemersatu adalah bagian penting dari pendidikan Froebel.
C. The Mothers Play
The Mothers Play adalah lagu-lagu dan permainan atau games yang dirancang khusus
untuk tujuan mengembangkan 'tubuh, anggota tubuh, dan indera' seorang anak dengan
berbagai permainan jari dan permainan dengan ibu nya. (Web Froebel) Dalam penelitian lain,
bernyanyi telah diusulkan sebagai sarana untuk meningkatkan emosi keterhubungan
(bonding / attachment; Bargiel, 2004) dan dapat membantu orang tua untuk berhubungan
dengan mereka anak (Edwards, 2011). Secara neurologis, musik telah terbukti mengaktifkan
dan merangsang bagian otak yang menangani pemrosesan emosi, dengan efek musik pada
bagian tersebut area yang mirip dengan bentuk rangsangan emosional lainnya (Trainor &
Schmidt, 2003) Meskipun lagu-lagu Froebel awalnya dirancang untuk rumah, mereka juga
digunakan di taman kanak-kanak dan nyanyian tetap menjadi komponen rutin tahun-tahun
awal kontemporer praktek. Contoh penerapan permainan dari Prinsip Froebel.
1. Permainan Warna
Anak anak berdiri memegang bola yang memiliki berbgai macam warna lalu
mereka berdiri seusai dengan urutan pelangi, selama mereka menyanyikan lagu sehingga
menyebut warna bola yang mereka pegang, mereka harus menampilkan dan menciptakan
cara mereka dalam mengenalkan warna tersebut
2. Permainan Bola
Anak-anak duduk atau berdiri diatas sebuah ring, bila tersebut di oper satu sama
lain hingga garis terahir, seperti permainan megoper bola.
16
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa hal yang telah dipaparkan pada BAB II, maka dapat kita
simpulkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini muncul karena terdapat beberapa teori tentang
anak usia dini menurut para ahli. Dengan mengacu pada teori, maka PAUD seharusnya
mengubah atau mengkondisikan pola perkembangan sehingga setiap anak mempunyai pola
perkembangan yang baik. Oleh karena itu, PAUD harus berfungsi optimal sebagai penentu
perkembangan anak pada masa yang akan datang. PAUD sebagai persiapan bagi anak untuk
masuk ke jenjang pendidikan lebih lanjutnya (school readiness).
Selanjutnya, Froebel merupakan Bapak Pendidikan Anak Usia Dini karena beliau
menemukan dan menghasilkan suatu sistem “kindergarten” yang berarti Taman Kanak-Kanak.
Tujuan pendidikan menurut Froebel adalah perkembangan menyeluruh dari individu, semua
daya individu, dan harmoni internal individu, sebagaimana relasi harmonis dengan alam,
masyarakat dan Tuhan. Dengan prinsip didaktatik, situasi pembelajaran, dan prinsip yang dibuat
oleh Froebel, maka akan tercipta Taman Kanak-Kanak yang berorientasi kesukesan untuk anak
usia dini dalam mencapai masa emas dan masa perkembangannya.
Model Pendidikan Froebel dapat dipelajari dari tiga prinsip yang ia kemukakan yaitu the
gift, the occupation dan the mother play. The gift merupakan sebah permainan anak usia dini
ciptaan Froebel yang memiliki 6 urutan sesuai dengan usia dan manfaat bagi anak usia dini. The
occupation adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan menurut prinsip Froebel. The mothers
17
18
play adalah lagu-lagu yang dciptakan Froebel untuk mengiringi berbagai permainan pada anak
usia dini.
PETA KONSEP
FILOSOFI PAUD
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat, S. T. (2018). Filsafat Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
1(1), 1–13.
Suryana, D. D. M. P. (2007). Dasar-Dasar Pendidikan TK. Hakikat Anak Usia Dini, 1, 1–65.
Yuliani Nurani, S. (2012). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Cetakan Kelima. 1–40.
Nurani Sujiono, Yuliani. Konsep Dasar PAUD. Jakarta: PT. Indeks. 2011
20