Anda di halaman 1dari 4

11/7/2020 HAKIKAT ILMU PENDIDIKAN

HAKIKAT ILMU PENDIDIKAN

Situs: Online Learning Universitas Negeri Jakarta Dicetak Oleh: Vivi Fathiyaturrahmah
Kursus: Landasan Pendidikan (Neti Karnati PG PAUD) Tanggal: Sabtu, 7 November 2020, 23:49
Buku: HAKIKAT ILMU PENDIDIKAN

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37778 1/4
11/7/2020 HAKIKAT ILMU PENDIDIKAN

Daftar Isi

1. HAKIKAT ILMU PENDIDIKAN

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37778 2/4
11/7/2020 HAKIKAT ILMU PENDIDIKAN

1. HAKIKAT ILMU PENDIDIKAN

A.    Pengertian Hakikat Manusia

Manusia adalah mahluk hidup yang dapat mengeluarkan pertanyaan,manusia mempunyai hasrat untuk untuk mengetahui segala sesuatu.
Sebagaimana kita maklumi, bukankah anak kecil saja selalu bertanya tentang berbagai hal yang menarik perhatiannya, atas dasar hasrat
ingin tahunya. Manusia tidak hanya bertanya tentang berbagai hal yang ada diluar dirinya, tetapi juga bertanya tentang dirinya sendiri. Dalam
rentang ruang dan waktu manusia telah dan selalu beruapaya mengetahui dirinya sendiri, manusia mempelajari melalui berbagai
pendekatan (commonsense, ilmiah, filosofis dan religi) dan atau melalui berbagai sudut pandang (biologi, sosiologi, antropologi, psikologi,
politik). Sebab itu, manusia dapat menemukan berbagai ragam pengetahuan dengan karakteristiknya masing-masing tentang
kemanusiannya.

Dalam kehidupan yang riel manusia menunjukkan keragaman dalam berbagai hal, baik tampilan fisiknya, strata sosialnya, kebiasaannya.
Bahkan sebagaimana dikemukakan di atas, pengetahuan tentang manusiapun bersifat ragam sesuai dengan pendekatan dan sudut
pandang dalam melakukan studinya. Namun demikian, di balik keragaman manusia, terdapat satu yang menunjukkan kesamaan diantara
semua manusia, yaitu bahwa semua manusia adalah MANUSIA. Sepintas pernyataan ini terlihat sederhana, tetapi sesungguhnya sangat
prinsip dan mendasar sekali. Alasannya bukanlah karena manusia semua adalah sama sebagai manusia. Berbagai kesamaan yang menjadi
karakteristikesensial setiap manusia ini disebut pula sebagai hakikat manusia, sebab dengan karakteristik esensialnya itulah manusia
mempunyai martabat khusus sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya. Contohnya manusia adalah animal rasional, animal
symbolicum, homo faber, animal educandum, homo sapiens, homo socius dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar
tentang manusia dengan makna eksistensinya manusia di dunia. Dengan kata lain, pengertian hakikat manusia adalah seperangkat gagasan
tentang sesuatu yang olehnya manusia menjadi apa yang terwujud maupun terlihat yang memiliki karakteristik yang khas.

B.     Aspek-Aspek Hakikat Manusia

1.      Manusia sebagai mahluk Tuhan

Manusia adalah  subyek yang memiliki kesadaran dan penyadaran diri. Karena itu, manusia adalah subyek yang menyadari keberadaannya,
ia mampu membedakan dirinya dengan segala sesuatu yang ada diluar dirinya; selin itu manusia bukan saja mampu berpikir tentang dirinya
dan alam sekitarnya, tetapi sekaligus sadar tentang pemikirannya. Namun, sekalipun manusia menyadari perbedaannya dengan alam bahwa
dalam konteks keseluruhan alam semesta manusia merupakan bagian daripadanya. Sebab itu, mempertanyakan asal usul alam semesta
dimana manusia berada, manusia pun mempertanyakan asal usul keberadaan dirinya sendiri.

Kita memang tidak dapat memungkiri tentang adanya proses evolusi di alam semesta termasuk pada diri manusia, namun atas dasar
keyakinan agama tentu saja kita tidak dapat menerima pandangan yang menyatakan keberadaan manusia di alam semesta semata-mata
sebagai hasil evolusi dari alam itu sendiri tanpa sang Pencipta. Oleh karena manusia berdudukan sebagai mahluk Tuhan YME maka dalam
pengalaman hidupnya terlihat bahkan dapat kita alami sendiri adanya kenyataan kemahlukan/kemanusiannya yang diberikan oleh sang
Pencipta.

2.      Manusia sebagai satu kesatuan Jasmani dan Rohani

Masalah lain yang dipertanyakan manusia, khususnya oleh para filsuf yakni berkenaan dengan struktur metafisik manusia. Aspek apakah yang
esensial pada diri manusia itu, badannya ataukah jiwa/rohaninya?

Jasmani dan rohani pada manusia tidak dapat terpisahkan, jika jasmani dan rohani pada manusia terpisahkan tidak memiliki makna lagi
dalam kehidupannya.

3.      Manusia sebagai mahluk individu

Manusia yang satu mempunyai perbedaan dengan manusia yang lain, begitu juga anak kembar identik dilahirkan dengan perbedaan baik
fisik maupun psikhis. Manusia sebagai mahluk individu mempunyai keunikan, manusia sebagai mahluk individu memiliki dunianya sendiri yang
disebut pribadi.

4.      Manusia sebagai mahluk social

Manusia sebagai mahluk hidup tidak dapat menjalani kehidupan sendiri. Manusia sebagai mahluk social ditandai dengan manusia butuh
untuk berinteraksi. Manusia membutuhkan bantuan manusia lain dalam kehidupannya.

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37778 3/4
11/7/2020 HAKIKAT ILMU PENDIDIKAN

5.      Manusia sebagai mahluk berbudaya

Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan kebudayaan, hidup berbudaya dan membudaya. Kebudayaan bukan sesuatu yang
ada diluar manusia, bahkan hakikatnya meliputi perbuatan manusia itu sendiri. Berbicara tentang kebudayaan adalah berbicara tentang
manusia itu sendiri.

6.      Manusia sebagai Mahluk susila

Manusia sadar akan diri dan lingkungannya, mempunyai potensi dan kemampuan untuk berpikir, berkehendak bebas, bertanggung jawab
serta punya potensi untuk berbuat baik. Karena itulah, eksistensi manusia memiliki aspek kesusilaan. Misalnya dalam berpikir manusia terikat
satu aturan tatanan kehidupan yang bersifat normative contohnya jika kita meminjam barang orang lain kita mempunyai kewajiban untuk
menjaga dan mengembalikan barang tersebut.

7.      Manusia sebagai mahluk beragama

Aspek keberagamaan merupakan salah satu karakteristik esensial eksistensi manusia yang terungkap dalam bentuk pengakuan atau
keyakinan akan kebenaran suatu agama yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Keberagamaan menyiratkan adanya pengakuan dan
pelaksanaan yang sungguh atas suatu agama, ada pun yang dimaksud dengan agama, adapun yang dimaksud dengan agama adalah tata
keimanan atau keyakinan atas adanya sesuatu yang mutlak di luar diri manusia, dengan tat peribadatan sebagai implementasi keimanan
dengan kemutlakan dan bersifat sangat normative.

C.    Hubungan Hakikat Manusia dengan Pendidikan

Manusia sebagai mahluk yang dinamis terus berkembang kearah kemajuan yang bersifat positif memerlukan alat untuk menopang
perkembangannya yaitu pendidikan. Manusia sebagai mahluk hidup yang sempurna diandingkan mahluk hidup lainnya memiliki kelebihan
yaitu berpikir, memiliki cipta rasa dan karsa. Jika eksistensi manusia ingin terus dimunculkan dan dikembangkan maka manusia harus
memanusiakan dirinya sendiri melalui pengalaman-pengalaman yang di dapat dan dicari dengan alat pendukungnya yaitu pendidikan.
Pendidikan akan membesarkan manusia dari segala aspek dan potensi yang dimiliki, manusia akan mengalami proses pendidikan sepanjang
kehidupannya.

D.    Pendidikan, Martabat dan Hak Asasi manusia

Pendidikan dapat kita definisikan sebagai humanisasi atau upaya memanusiakan manusia, yaitu suatu upaya membantu manusia untuk
dapat bereksistensi sesuai dengan martabatnya sebagai manusia. Sebab manusia menjadi manusia sebenarnya jika ia mampu
merealisasikan hakikatnya secara total, maka pendidikan hendaknya merupakan upaya yang dilaksanakan secara sadar dengan bertitik tolak
pada asumsi tentang hakikat manusia.

Hidup bagi manusia bukan sekedar hidup sebagaimana mahluk hidup lainnya. Hak hidup bagi manusia mengimplikasikan hak untuk
mendapatkan pendidikan. Hak inilah yang diperjuangkan berbagai hak asaasi manusia.

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/tool/print/index.php?id=37778 4/4

Anda mungkin juga menyukai