Anda di halaman 1dari 3

EVALUASI AKHIR SEMESTER KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

Katharina Gloria Benedikta (1151600211)

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena manusia tidak bisa lepas dari
komunikasi, karena dengan berkomunikasi manusia dapat saling berinteraksi atau berhubungan
satu sama lainnya baik dalam kehidupan sehari-hari, dirumah, pasar atau dimana tempat mereka
berinteraksi. Disadari sepenuhnya bahwa komunikasi yang dilakukan manusia selalu
mengandung potensi perbedaan budaya, sekecil apa pun perbedaan itu sangat membutuhkan
upaya untuk keberhasilan proses komunikasi secara efektif yakni dengan menggunakan
informasi budaya mengenai pelaku-pelaku komunikasi yang bersangkutan. Tak dapat di elak lagi
komunikasi lintas budaya menjadi kebutuhan bagi semua kalangan untuk menjalin hubungan
yang baik dan memuaskan bagi setiap orang, terutama mereka yang berbeda budaya.
Komunikasi lintas budaya merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk saling berbagi
informasi di berbagai budaya dan kelompok sosial. Hal ini digunakan untuk menggambarkan
berbagai proses komunikasi dan masalah-masalah yang secara alami muncul dalam suatu
organisasi atau konteks sosial yang terdiri dari individu-individu dari berbagai agama, sosial,
etnis, dan latar belakang pendidikan.
Dalam hal ini,kami ingin membahas tentang sebuah kasus yang kami anggap sebagai proses
diskriminasi agama yang terjadi di Yogyakarta tentang pemotongan nisan salib di Makam
Purbayan, Kotagede dan mengkaitkan masalah diatas dengan materi cara pandang atau agama
sebagai cara pandang.
Diskriminasi ada disekitar kita dan terkadang tanpa disadari kita adalah korban dan pelaku
dari diskriminasi itu sendiri. Diskriminasi tidak lepas dari aspek “siapa yang kuat dan siapa yang
lemah, siapa yang mayoritas dan siapa yang minoritas” . sebagai pelaku, ketika (mereka)
menganggap hanya ideologi, pandangan, pemahamannya yang paling benar dan menilai
(korban) diluar ideologi, pemahaman, pandangannya adalah tidak benar, maka hal itu
merupakan salah satu dasar dari lahirnya diskriminasi. Seringkali kita hanya mengikuti arus
masyarakat, mengikuti apa yang ada disekitar tanpa menyadari bahwa tindakan itu adalah
diskriminasi.
Dan tujuan dari dibuatnya essay ini adalah untuk mempelajari lebih dalam lagi tentang
diskriminasi yang masih sering dilakukan masyarakat kita saat ini dan mencari solusi bersama
untuk mengatasinya.
Seperti yang kita ketahui setiap kelompok sosial memiliki cara pandang,- sejumlah
kepercayaan dan nilai yang kurang lebih sistematis yang dinilai oleh kelompok tersebut dan
mengandung arti dari realitas yang ada. Setiap orang juga memiliki agama atau kepercayaan,
agama mengikat manusia dengan hal-hal sakral. Agama telah mengikat orang bersama-sama
dalam dan memelihara cara pandang budaya mereka selama ribuan tahun.
Berbicara tentang agama, agama dan perilaku tidak dapat dipisahkan, orang memuja sesuatu
yang sakral atau symbol-simbol keagamaan yang sakral bukanlah sesuatu yang dapat dipisahkan
dari kehidupan sehari-hari.
Berbicara tentang simbol keagamaan, terjadi sebuah kasus di jogja tentang pengrusakan salah
satu simbol agama di pemakaman umum Jogjakarta karena adanya larangan simbol-simbol
agama Nasrani ataupun agama diluar islam di daerah pemakaman tersebut, selain itu warga
setempat yang mayoritasnya muslim juga mendatangi rumah duka dan meminta agar tidak
dilakukan sembhayang lingkungan di kampung mereka.
Menurut artikel yang kami baca,larangan simbol Nasrani dan ibadat di wilayah pemakaman
tersebut terjadi karena tempat pemakaman tersebut ialah pemakaman umum tetapi sebagian
besar yang dimakamkan disitu ialah orang muslim.
Seperti yang dijelaskan di materi cara pandang, simbol keagamaan seperti tanda salib merupakan
salah satu ritual keagamaan dan ritual merupakan bagian dari setiap tradisi keagamaan yang ada.
Hal ini sangat disayangkan karena dianggap masyarakat setempat sangat intoleran dengan
penduduk minoritas.
Oleh karena itu, warga setempat perlu melakukan rembuk bersama agar tercipta kesepakatan
yang adil bagi semua pihak. Tidak ada aturan soal makam muslim yang tak boleh bersebelahan
dengan makam nonmuslim. Itu hanya kesepakatan sosial yang tidak diatur agama.

Kesepakatan itu, soal apakah pemakaman itu pemakaman khusus muslim atau tidak. Jika
pemakaman itu khusus muslim, maka warga perlu memikirkan di mana warga nonmuslim yang
meninggal akan dimakamkan.

Meskipun begitu, kita juga memahami betul Purbayan adalah daerah dengan mayoritas
muslim.Namun,sebaiknya tidak perlu diberlakukan aturan-aturan tak tertulis seperti itu hanya
karena agama kita merupakan mayoritas daerah tersebut.
Sebaiknya buatlah aturan yang dimana menguntungkan kedua belah pihak tanpa adanya
diskriminasi seperti contoh kasus diatas.
Agama merupakan elemen utama budaya dimana cara pandang seseorang berasal. Meskipun
setiap agama memiliki beberapa fitur unik, namun masing-masing memiliki kesamaan,
diantaranya spekulasi mengenai arti kehidupan,kitab suci, ritual, etika, dan tempat perlindungan
setiap anggotanya.
Maka dari kesamaan-kesamaan tersebut akan lebih baik lagi jika kita sebagai masyarakat
Indonesia yang berasaskan Pancasila menjunjung tinggi nilai tersebut untuk toleransi terhadap
sesama warga negara dan terhadap sesama makhluk ciptaan tuhan.
Diskriminasi-diskriminasi sederhana seperti ini sudah seharusnya dihapuskan, mengingat
negara Indonesia merupakan negara yang berasaskan demokrasi pancasila, dan demokrasi adalah
sistem yang menganut HAM sehingga setiap lapisan masyarakatnya mendapat hak yang sama
dalam berbagai aspek. Untuk meminimalisasi tindakan diskriminasi ini, diperlukan kesadaran
dari semua pihak. Di mulai dari hal yang kecil, di mulai dari individu-individu tiap
masyarakatnya agar lambat laun keadilan dan kedamaian dapat terwujud di negeri yang
berasaskan demokrasi ini.

Daftar Pustaka
Putsanra, Dipna Videlia.2018. “Duduk Perkara Pemotongan Nisan Salib di Makam Purbayan
Kotagede”, https://today.line.me/ID/article/WgymoQ?utm_source=copyshare, diakses pada 23
Desember 2018, pukul 16.32

Anda mungkin juga menyukai