Anda di halaman 1dari 4

Berawal dari Kata “Jalani Aja Dulu”

Oleh :

Sucila Nurratih

(Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Andalas)

Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN


PPM) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil oleh setiap
mahasiswa Universitas Andalas. KKN PPM dilaksanakan pada saat peralihan
semester 6 menuju semester 7. Tahun 2022 adalah pelaksanaan KKN PPM untuk
mahasiswa angkatan 2019 yang dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2022 hingga 27
Agustus 2022. Menurut informasi awal penempatan KKN PPM tahun ini berdasarkan
domisili tempat tinggal mahasiwa yang berada di lebih kurang 200 lokasi di Sumatra
Barat. Pada 18 Juli 2022 adalah hari keluarnya tempat penempatan lokasi KKN PPM
bagi mahsiswa Universitas Andalah. Hari ini adalah hari yang dinantikan oleh setiap
mahsiswa setelah merasa digantung selama berhari-hari. Sayangnya, pada
penempatan lokasi KKN PPM tersebut tidak terdapat namaku di lokasi manapun.
Drama penempatan lokasi KKN PPM berlangsung hingga H-2 dilaksanakan KKN
PPM. akhirnya saya pribadi tidak mendapatkan penempatan di daerah domisili,
karena namaku baru keluar penempatan di H-2 KKN PPM dilaksanakan.

Bermula dari sini, Aku Sucila Nurratih sebagai mahasiswa Fakultas


Peternakan Universitas Andalas berasal dari Kota Payakumbuh yang melaksanakan
KKN PPM di Desa Batang Tajongkek, Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman.
Untuk melaksanakan KKN di Desa Batang Tajongkek saya memiliki rasa takut dan
keraguan karena harus menyatukan 25 kepala dalam satu tim. Tapi rasa takut ini aku
ketepikan, karena dalam tim KKN PPM Desa Batang Tajongkek ini aku memiliki
salah satu bestie dari satu jurusan, satu pertemanan, satu kontrakan, hingga satu
kamar (hehe). Disaat orang-orang harus melakukan survey lokasi terlebih dahulu, hal
tersebut tidak berlaku bagiku yang langsung menuju lokasi pada hari H KKN PPM
dilaksanan karena baru bergabung di H-2.
Tepat tanggal 25 Agustus 2022 langitpun bersedih mewakili perasaanku saat
itu, apalah daya motor ini harus tetap digerakkan menempuh derasnya hujan dari
Kota Padang menuju Kota Pariaman hingga akhirnya aku dan temanku Vira sampai
di Desa Batang Tajongkek. Pertama memasuki rumah, kami disambut dengan
senyuman dari teman-teman yang sudah terlebih dahulu sampai di lokasi. Dibalik
senyuman dibibirku masih terselip rasa kekhawatiran yang tidak bisa dengan cepat
beradaptasi dengan lingkungan baru dengan satu atap diisi oleh 19 kepala.

Di Desa Batang Tajongkek ini kami diterima dengan baik oleh perangkat desa
dan kalangan masyarakat yang ramah tamah saat berjumpa dengan mahasiswa, disana
kami juga dibantu untuk mencari tempat tinggal mahasiswa KKN, bergurau bersama,
menyelesaikan program kerja yang dibantu oleh masyarakat sekitar, hingga akhir
terjadinya perpisahan namun tidak untuk memutus tali silaturrahmi.

Minggu pertama pelaksanaan kegiatan, hari-hari terasa sangat lama dengan


tidak adanya kegiatan jelas seperti KKN pada umumnya. Aku masih enggan untuk
berbicara banyak entah itu karena joks yang tidak sesuai, tingkat kelucuan yang
berbeda, aku masih bingung dan berharap KKN ini cepat selesai. Hingga suatu hari
pecahlah tangis seorang gadis Payakumbuh ini saat meyendiri karena celengan rindu
terhadap keluarga di rumah sudah penuh. Sebenarnya, jauh dari orang tua bukan
merupakan suatu hal yang baru bagiku, tetapi entah apa yang membuat aku ingin
rasanya pulang dan kembali di zona nyaman. Itu semua tidak pernah aku sampaikan
kepada orang tuaku karena aku tau mereka akan ikutan sedih melihat anaknya yang
menangisi kerinduan ini. Semuanya hanya bisa aku ceritakan kepada teman sebaya
melalui handphone untuk mendapatkan sedikit ketenangan.

Hari-hari selanjutnya berusaha untuk tetap enjoy dan mengikuti semua


kegiatan dengan full senyum sembari proses pendekatan satu sama lain di dalam tim.
Demi hari berlalu, interaksi terus terjadi antara satu sama lain. Hingga sampai dititik
mana seperti aku dan teman-temanku layaknya sudah lama kenal. Banyak kegiatan
yang kami lalui bersama salah satunya yaitu gotong royong hingga aku dan teman-
teman menyebut gotong royong sebagai proker utama (canda yak).
Salah satu hal yang lucu selama KKN PPM di Desa Batang Tajongkek adalah
membuat list mandi di group chat whatsapp. Tinggal di satu rumah berisi 12 orang
dengan satu kamar mandi tentunya bukan sutu hal yang biasa bagi setiap orang.
Untuk mendapat antrean setiap selesai melakukan program kerja kami selalu
membuat list mandi agar tidak ada keributan diantara kami se-rumah. Namun, kami
juga memiliki tempat mandi lain yaitu Surau Batu, siapa yang tak kenal dengan Surau
Batu yang mampu menyediakan kami air bersih.

Selama 34 hari yang akan terasa begitu lama diawal, akan terasa cepat berlalu
jika “dijalani aja dulu” bahkan rasanya masih tidak ingin usai bersama mereka yang
sudah menemukan titik nyaman. Sebelas orang teman di rumah “Bu Ida” ini memiliki
karakter yang berbeda namun bisa memahami antara satu dan yang lainnya serta
saling melengkapi. Setiap hari dilalui dengan candaan, kehebohan rumah, hingga
pergi main bersama dengan slogan “pergi satu pergi semua, ga pergi satu ga pergi
semua”.

Pernah suatu malam dimana aku menangis kecil lagi saat teman-teman yang
baru kenal satu bulan terakhir ini memberi nasihat, masukan, serta pertimbangan
terhadap my love story yang tidak seberuntung orang-orang lain untuk diperjuangkan.
Tidak menyangka rasanya jika sebelas orang tersebut akan sepeduli itu tentang hal
yang membuat aku sedih belakangan ini, bahkan mereka tahu persis ceritaku dan
nama sosok salah satu teman laki-laki tersebut yang berbeda jurusan dengan mereka
semua.

Oh iya, tidak lupa juga saat di Kota Pariaman aku juga dijak Vira untuk
melihat salah satu tradisi adat di Kota Pariaman yang tidak akan aku ulangi lagi yaitu
“Hoyak Tabuik”. Berbondong-bondong memasuki kawasan Pantai Gandoriah
bersama ribuan orang, hal ini yang mendasarkan aku tidak akan mengulanginya lagi.
Jika terlengah sedikit maka kita akan kehilangan rombongan. Sedihnya saat itu
banyak terdapat anak kecil yang terpisah dari orang tuanya, istri yang terpisah dari
suaminya, bahkan juga ada terpisahnya pasangan tua kakek dan nenek yang saking
semangatnya untuk menyaksikan acara tersebut.
Tak terasa 34 hari sudah kami lalui bersama dengan berinteraksi dengan
sejumlah tokoh terlibat dalam menjalankan hidup di Desa Batang Tajongkek. Banyak
kenangan yang terukir dan tak mampu dituangkan dalam tulisan ini. Terima kasih
kepada rekan-rekan seperjuangan yang mampu bekerja sama dan menurunkan ego
nya masing-masing serta mengajari banyak hal baru dalam hidup ini, terima kasih
kepada Dosen Pembimbing Lapangan KKN PPM Desa Batang Tajongkek yang baik
hatinya dalam membimbing mahasiwa, terima kasih kepada perangkat desa, dan
terima kasih kepada seluruh masyarakat Desa Batang Tajongkek yang menerima
kami dengan lapang dada.

Anda mungkin juga menyukai