Anda di halaman 1dari 113

RENDAH NAMUN INDAH

BANYAK KURANG NAMUN PATUT DI KENANG


Bayu Dwi Prakoso’
KKN IAIN TULUNGAGUNG Desa Kaligrenjeng, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten
Blitar 2020 Posko 1 / Manajemen Keuangan Syariah
Malam sebelum pemberangkatan KKN tepat di tahun 2020 ini, saya merasakan hal yang
negatif tentang bagaimana disana, adaptasi dengan masyarakat setempat, kondisi desa, mistis
tidaknya tempat tinggal dan sebagainya selama 35 hari ke depan, tetapi bagaimana lagi
kewajiban tugas kuliah juga harus dilakukan. Di tambah beban saya yang menjadi ketua posko
pasti bebannya lebih banyak dari yang lain. Begitupun juga teman-teman yang merasakan hal
yang sama dengan saya. Yang takut akan suasana desa karena belum terbiasa dengan kondisi
tersebut.
Rabu 7 Januari 2020, tepat diadakannya proses pelpasan KKN IAIN TLUNGAGUNG
dengan melaksanakan upacara yang di hadiri semua peserta KKN. Saya mendapat bagian di
Desa Kaligrenjeng Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Yang awalnya saya asing dengan
desa tersebut, ternyata dekat dengan pantai Tambakrejo yang sudah saya kunjungi sebelumnya.
Dan salah satu teman posko bertempat tinggal di desa Tambakrejo. Tetapi saya masih bingung
kenapa desa Tambakrejo tidak di ikutkan dalam kewilayahan KKN, padahal secara garis besar
desa Tambakrejo merupakan bagian dari Kecamatan Wonotirto.
Jum’at 9 Januari 2020 dilaksanakannya pemberangkatan posko saya dan teman-teman
dengan membawa barang yang cukup banyak kemudian di angkut ke mobil pickup. Kebetulan
pemberangkatan tersebut saya di bonceng oleh Nanda yang menggonceng saya dengan asyik dan
nyaman dan mobil pickup yang mengikuti dari belakang sebab tidak tahu arah jalan. Sesampai
disana tepat di rumah sederhana yang sebelumnya sudah survey dan merundingkan rumah
tersebut oleh Huda selaku Koordinasi Kecamatan. Akhirnya kita memutuskan untuk bermalam di
rumah pemilik yaitu Pak Tarmian selama 35 hari kedepan. Malam pertama setelah kedatangan di
rumah posko, saya dan teman-teman mengadakan rapat yang berisikan perkenalan masing-
masing individu yang masih malu-malu.
Keesokan harinya, kami membersihkan rumah tersebut dengan diiringi musik yang indah.
Setelah membersihkan rumah, kami bergegas untuk mengunjungi rumah warga setempat yang
berdekatan dengan posko kami. Ternyata hal negatif yang sebelumnya saya fikirkan itu kliru.
Ternyata masyarakat di desa tersebut sangat ramah dan juga menerima kami dengan sapaan yang
sopan, Hal yang mistis yang tidak saya rasakan, suasana yang sejuk, hanya saja di desa
Kaligrenjeng susah air yang menyala 2x sehari (pagi dan sore). Dengan kondisi air yang susah,
saya memutuskan untuk mandi di rumah tetangga, karena dengan mandi di rumah tetangga saya
dapat berbincang-bincang dengan pemilik rumah, sekalian siapa tau dapat kopi atau makan hehe.
1
Menjelang terbit matahari kembali, 13 Januari 2020, di laksanakan Pembukaan KKN di
Desa Kaligrenjeng di hadiri dengan Kepala Desa, dan juga seluruh perangkat desa dan peserta
KKN berjumlah 40 anak dengan posko 1 berisikan 20 anak dan pokso 2 berisikan 20 anak. Desa
Kligrenjeng mempunyai 4 dusun yaitu Krajan, Ringinrejo, Jatinom, Sweden. Kebetulan kami
mendapatkan wilayah Krajan dan Sweden. Kami di pimpin Dosen Pembimbing Lapangan yang
bernama pak Muhammad Sulton Aziz L.c.Mh yang bias mengarahkan kami untuk melaksanakan
program kerja yang baik.
Hari berikutnya, kami meminta izin ke sekolahan untuk mengajar di SDN 1
KALIGRENJENG dan MI SWEDEN. Kami mendapatkan izin tanpa surat karena melihat
keadaan sekolahannya tidak memungkinkan untuk di renovasi, dan tenaga pendidik yang kurang.
saya langsung memasuki kelas 5 yang kebetulan jam kosong dan mulai berkenalan dengan
masing-masing anak. Dengan ramahnya mereka menyambut kedatangan kami. Sepulang sekolah
mereka mengaji di masjid, sepulang dari mengaji mereka melanjutkan menuju ke posko kami
untuk belajar bersama dan itu rutinitas kami selama 35 hari. Kemudian malamnya kami rapat
lagi untuk menentukan jadwal piket dan jadwal masak.
Hari berikutnya saya dan sekertaris saya yang bernama Krisdiana menuju ke Kantor Desa
untuk meihat kegiatan apa saja yang di lakukan oleh perangkat desa mencari info data penduduk,
pemetaan wiayah, potensi desa dan sebagainya. Sementara yang lain sibuk dengan jam
mengajarnya di SD/MI. Saya beserta sekertaris saya mendengar bahwasannya ada konflk antar
dusun antara dusun Krajan dan dusun Sweden. Akhirnya kami mencari tahu apa yang sudah
terjadi sehingga dapat menimbukan konflik antar dusun. Dengan bertemu salah satu perangkat
desa yang bertanggung jawab atas dusun tersebut yang bernama Pak Aris, ternyata konflik
tersebut karena pemerintahan desa teralu memikirkan politik seakan pemerintah desa tidak
peduli akan dusun Sweden.
Kami membentuk PH (Pengurus Harian) untuk melihat kondisi dusun Sweden yang
berisikan (Saya, Joni, Nanda, Huda, Hanik, Krisdiana, Ovi dan Popy). Setelah sesampai di sana
kami terdiam akan pemandangan yang indah meskipun jalan tidak begitu mudah bukan halangan
bagi kita, dengan masyarakat yang bisa saya bilang lebih sopan dan ramah daripada dusun
Krajan. Kita langsung mencari lokasi MI MIFTAHUL ULUM SWEDEN. Lebih mengharukan
dari SDN yang berada di desa Kaligrenjeng, MI tersebut mempunyai 6 kelas dan 1 RA (Raudatul
Athfal). Yang seluruh siswa/siswinya berisikan 18 anak dan tenaga pendidik hanya 4 orang. Joni
selaku CO devisi Pendidikan mengambil resiko yang besar menjadikan dia sebagai kepala
sekolah selama KKN di mulai. Sepulang dari dusun Sweden, kami mengadakan rapat membahas
mengenai program kerja yang akan dilaksanakan, jadwal mengajar SD/MI dan mengaji. Setiap
malam jum’at yang laki-laki mengikuti yasinan untuk kegiatan rutinitas di desa Kaligrenjeng.
Sedangkan yang perempuan bertepatan pada hari jum’at.
Selasa 28 Januari 2020, Devisi Keagamaan mengawali terlebih dahulu untuk
melaksanakan program kerjanya yaitu Pelatihan Pengurusan Jenazah Khusus Ibu Ibu. Tetapi
2
kurang koordinasi dari anggota posko, akhirnya ada kesalahpahaman antar anggota mengenai
surat undangan yang salah dan sudah di bagikan ke warga. Akhirnya saya selaku ketua posko
dan juga CO Humas dalam acara tersebut saya yang menindaklanjuti surat undangan dan di
revisi yang jadwal awal Sabtu, 25 Januari 2020 menjadi 28 Januari 2020. Sore hari, saya
membersihkan masjid yang akan di agendakan di masjid, melihat klasa yang masih kurang
akhirnya saya meminjam ke pak Suli selaku perangkat desa dan juga pengurus masjid. Saya
datang ke rumahnya untuk mengambil klasa tetapi beliau tidak ada karna masih berladang
bersama istrinya. Akan tetapi saya mendengar tangisan dari dalam kamar ternyata anaknya yang
bernama Afifi sedang sakit, akhirnya saya bergegas untuk membawa ke posyandu. Penataan saya
lanjutkan sampai acara berjalan dengan lancer. Malam kami mengadakan evaluasi dengan ketua
pelaksana yang independen dan tidak bertanggung jawab atas kesalahannya, saya mnegasi untuk
lebih teitidalam program kerjanya lagi.
Minggu 2 Februari 2020, program dari partai PDI yaitu reboisasi dengan mengundang
Bupati beserta rekan rekan dan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan terserbut. Sepulang
dari kegiatan tersebut saya melihat seorang remaja yang membawa poi bunga yang begitu berat
dan ban sepeda motornya bocor, kebetulan saya berangkat menggunakan pickup dengan
perangkat desa. Akhirnya saya dan lainnya membantu remaja tersebut kemudian diantar ke
bengkel. Dan dilanjut makan siang bersama perangkat desa, lumayan irit budget hehe.
Senin 3 Februari 2020, saya, Huda, Nanda, melakukan babat desa. Kita mencari tokoh
sejarawan yang akan kita wawancarai mengenai sejarah terbentuknya desa Kaligrenjeng. tokoh
tersebut bernama mbah Muryono di panggil mbah Mur. Mbah Mur di kenal tokoh sejarah dan
sempat menjadi lurah.
Selasa 4 Februari 2020, Devisi Kesehatan mengadakan Donor Darah. Donor Darah itu
merupakan program desa yang di bantu oleh Posko 1&2. Pendonor yang cukup banyak dan juga
di tambah dari anggota KKN kurang lebih ada 40 pendonor. Kegiatan ini memberikan dampak
positif bagi desa karena antusias dari warga dan anggota KKN untuk ikut serta mendonorkan
darahnya. Setelah itu kami lanjutkan dengan program kerja dari Devisi Pendidikan yaitu
membuat media pembelajaran tentang Rambu Lalu Lintas dan Papan Pintar. Kami hanya
memasuki kelas 5, karena kelas 5 menurut kami pantas mendapatkan media pembelajaran
kemudian di terapkan di kelas 6.
Kamis 6 Februari 202, Devisi Ekonomi mengadakan program kerjanya tentang Pelatihan
Pembuatan Pembuatan Dodol Tape. Melihat potensi dusun Krajan yang kurang inovasiakhirnya
dari anggota devisi Ekonomi membuat inovasi baru dengan bantuan tenaga kerja yaitu Bu Lis
selaku produsen yaitu Dodol Tape yang menjadikan makanan ciri khas desa Kaligrenjeng. Dan
siap untuk di promosikan di Media Sosial maupun lisan warga setempat sendiri. Acara dengan
kliru sedikit tidak membawa masalah bagi kami. Acara dapat berjalan lancer meskipun tidak
sesuai ekspektasi kami. Malam kami evaluasi mengenai acara yang di laksanakan oleh devisi
ekonomi, bahwasannya untuk acara Pelatihan Pembuatan Dodol Tape terjadi pembengkakan
3
dana yang cukup banyak. Saya menghimbau untuk setiap anggaran yang di keluarkan selalu di
catat da nada bukti pembayaran.
Jum’at 7 Februari 2020, kami sudah selesai mengajat di SD/MI dan juga mengaji. Karena
kita ingin focus ke program kerja dahulu. Terselesainya mengajar kami mengadakan lomba
kebersihan kelas dengan juri dari anggota KKN sendiri, dan juga Perpisahan sekolah. Anak-anak
sangat semangat dengan kegiatan itu karena tidak pernah di adakan lomba kebersihan. Kami
menyediakan hadiah kecil seperti alat tulis, piagam dan sertifikat. Setelah lomba selesai dilanjut
perpisahan anggota KKN murid terlebih dahulu. Dengan menyanyikan lagu sendu, semua murid
merasakan berapa banyak kenangan yang di buat untuk mereka. Sahabat tanpa batas yang saya
temukan di kelas 5 yaitu Kalila, Tika dan Fira yang selalu kompak di dalam kelas. Kami
menyiapkan kenang’an berupa kain mori dan cat untuk hiasan tangan yang kemudian di simpan.
Setelah itu kami pulang ke posko untuk istirahat sejenak. Sore hari anak-anak bermain ke posko
untuk belajar bersama.
Sabtu 8 Februari 2020, kami membersihkan bersih-bersih masjid di dusun Krajan dan
dusun Sweden. Saya mendapat bagian bersih-bersih masjid di dusun Krajan. Setelah itu saya
pulang ke Tuungagung karena ada kepentingan mendadak. Dan sebenarnya pembersihan masjid
di dusun Sweden itu sekalian perpisahan MI SWEDEN. Tetapi bagaimana lagi akhirnya saya
tidak bias ikut akan tetapi saya di beri kejutan di hari esok.
Minggu 9 Februari 2020, Devisi Kesehatan mengadakan program kerja yang menurut
saya paling matang daripada devisi lainnya. Program yang di laksanakan adalah Lomba Senam
SeKaligrenjeng tingkat SD/MI dengan juri yang sangat teliti dalam menilai peserta lomba.
Sambutan yang sangat terkonsep rapi. Dokumentasi yang amat baik. Tetapi kekurangannya
menimbulkan pembengkakan dana yang cukup banyak.
Selasa 11 Februari 2020, sebenarnya kami tidak ada kegiatan di harini ini. Hanya saja
saya melihat anggaran dana posko masih cukup untuk keperluan lainnya. Daripada anggaran
dana kembali kenapa tidak di sumbangkan saja kepada yang lebih membutuhkan, meskipun tidak
seberapa tapi berkah bagi mereka. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli hadiah kecil,
dorprize dan juga sembako untuk Bakti Sosial. Kemudian kita membungkusi dengan Koran.
Keesokan harinya kami mengadakan Bakti Sosial di dusun Sweden Kami membagikan untuk
beberapa rumah yang kondisinya sudah tidak layak untuk menjadi tempat tinggal. Sebelum
membagikan sembako, saya di kasih kejutan sama anak-anak MI SWEDEN. Di suruh masuk
kelas 6 ternyata di papan tulis bertuliskan “Terima Kasih KKN sudah mengajar kami dengan
baik” seketika saya menangis terdiam, saya berfikir kalau sebagai ketua posko seharusnya hadir
dalam kegiatan apapun. Saya merasa sangat bersalah atas itu semua. Kemudian anak-anak
menghibur saya dengan mengajak bermain bola. Karena untuk terakhir kalinya saya hibur anak-
anak meskipun main bola dengan penuh air mata yang penting bias menghibur mereka. Setelah
membagikan sembako dari dusun Sweden, malamnya saya mendatangi tahlilan di desa
Tambakrejo tepat di rumahnya Hanna (anggota posko 1). Akan tetapi di pertengahan jalan saya
4
kecelakaan yang menjadikan oleh-oleh bagi saya dari desa Kaligrenjeng. keesokan harinya
musibah terjadi kembali tapi melimpah ke Joni dan Nanda yang kecelakaan juga. Akibat dari
kecelakaan kemarin malam saya tidak sempat meghadiri acara pentupan Kecamatan Wonotirto.
Menjelang sore hari, posko 1&2 menyewa pickup desa dan jenset untuk mengumumkan
bahwasannya tanggal 15 akan diadakan jalan sehat di desa Kaligrenjeng.
Jum’at 14 Februari 2020, Alhamdulillah dengan anggaran dana yang cukup kami bisa
mengadakan Syukuran dengan mengundang beberapa perangkat desa dan warga sekitar.
Meskipun ada kendala hujan gerimis dan juga lampu padam. Untungnya tadi sudah minjam
jenset desa langsung di bawa ke posko acara berjalan dengan lancer meskipun agak terlambat.
Selesai syukuran kami rapat sebentar membahas mengenai kegiatanjalan sehat yang
dilaksanakan tanggal 15 Februari 2020.
Sabtu 15 Februari 2020, terlaksanakannya Jalan Sehat di Desa Kaligrenjeng. Kurang
banyak persiapan untuk acara ini. Mulai dari pembagian kupon, tatanan jalan sehat, kurang
koordinasi dengan desa, kurang kompaknya anggota, terjadi pembengkakan dana, dan
sebagainya. Setelah Jalan Sehat, kami posko 1&2 membagikan hadiah undian berupa dorprize
dan hadiah kecil. Di tambah dengan pensi dari anggota KKN. Kemudian saya bertemu dengan
Afifi dan makan bareng sekaligus mentraktir makan untuk yang terakhir kalinya. Kemudian sore
harinya, dilanjut penutupan KKN resmi di Kantor Desa jam 15.00 WIB. Malam anak-anak
mampir lagi ke posko yang berkesan malam yang terakhir. Saya dengan Afifi bertemu. Duduk
bersebeahan. Cerita banyak. Seketika diam, menangis, entah kapan lagi kita bertemu kembali.
Saya dengan Afifi sudah lengket Afifi sudah saya anggap adik kandung sendiri. Susah-senang,
duka-lara, canda-tawa sudah dirasakan oleh kita berdua. Susah kalau tinggal jauh lagi dan jarang
ketemu lagi.
Minggu 16 Februari 2020, di adakannya penutupan Dusun. Karena dari pihak dusun ingin
punya waktu sendiri khusus kami. penutuan yang sama konsep sebelumnya yaitu Jalan Sehat.
Hanya saja yang membedakan anggota KKN hanya membelikan hadiah Dorprize saja dan
konsep acara sudah di konsep Bu Hima selaku Kepala Sekolah MI MIFTAHUL ULUM
SWEDEN. Berangkat dengan membawa barang yang di angkut ke dalam pickup. Acara berjalan
dengan rapi. Selesai jalan sehat kami anggota KKN berpamitan kepada masyarakat Sweden
sempat juga meneteskan air mata. Karena bagi kami dusun paling indah adalah dusun Sweden
meskipun beberapa anggota KKN lain banyak yang kurang bersosialisasi ke dusun Sweden, tapi
saya bias menjamin bahwa dusun Sweden adalah dusun paling tentram. Setelah berpamitan,
kami di sediakan makan untuk konsumsi di siang hari. Kemudian kami pulang untuk istirahat
sejenak.
Malam hari kita mengadakan Renungan yang berisikan permohonan maaf dan ucapan
terima kasih dari masih-masing anggota KKN. Agenda yang di tunggu-tunggu, malam puncak,
malam sakral, malam yang paling berkesan dari malam-malam sebelumnya. Saya mengingat
ketika awal masuk rumah posko, berkenalan satu persatu, makan bareng sampai tersedak,
5
bagaimana bercandaan dengan perangkat desa. “Banyak yang Kurang dari Desa Kaligrenjeng,
SDM, pendapatan rumah tangga, hidup di kesederhanaan, tapi pesan dari jika ada hal yang
terlihat kurang di mata kalian, coba hargailah, terkadang yang kurang terkandung jutaan
kenangan.”
Keesokan harinya, kami bersiap-siap mengemas pakaian kami, membersihkan rumah
posko. Kami tinggal sebentar untuk pamitan ke rumah yang berada di samping posko. Setelah itu
kami pulang, kami makan siang dahulu sebelum pulang, dengan di temani anak-anak SD yang
sudah pulang dari sekolah. Sampai sampai mereka berniat untuk tidak mengaji agar bias melihat
kami pergi dari posko. Tepat jam 15.00 WIB, pickup yang di sewa sudah datang, kami bergegas
mengangkat barang yang sudah di kemas. Pintu posko sudah tertutup, saya buka kembali melihat
suasana yang sebulan kemarin penuh keramaian, membayangkan anak-anak KKN yang tidur-
tiduran di lantai,membayangkan anak-anak KKN berlarian. Seketika hening perlahan menutup
pintu posko. Dan bergegas pergi!

Ini kisah saya selama KKN di Desa Kaligrenjeng!!!


Rendah Namun Indah. Kau memang Rendah tapi tidak untuk di rendahkan. Merendah
lebih indah daripada meninggi sombong hati. Banyak yang Kurang tetap syukuri perlu di
kenang tidak akan pernah saya lupakan hingga mati.
SaveKaligrenjeng 20/02/2020

TERSESAT DI SAMPING RUMAH


(Sebuah Cerita KULIAH KERJA NYATA Di Kecamatan Wontirto Desa Kaligrenjeng)

Oleh: Mochamad Miftachul Huda (12207173003)


6
Peserta KKN IAIN TULUNGAGUNG 2020 Desa Kaligrenjeng Kecamatan
Wonotirto Posko 1

Pada waku pembukaan pendaftaran KKN, saya sangatlah tidak kebingungan, karena saya
sudah yakin bahwa saya pasti terdaftar, dan malah merasa bosan setelah mengetahui tempat
KKN multisektoral yang saya pilih bertempat di kabupaten Blitar. Karena apa?, ya karena tanah
kelahiranku sendiri, maklum kan ketika saya bosan? Hehehehe. Apalagi ketika waktu
pendaftaran saya terdaftar di Kecamatan WONOTIRTO tepatnya di desa KALIGRENJENG,
saya hanya menghembuskan nafas seraya berkata dalam hati “ hmm… kok di sebelah rumahku
sendiri KKN-ku???”
Sst.. ada yang kelupaan satu. Perkenalkan namaku MOCHAMAD MIFTACHUL HUDA,
asli kelahiran KAB. Blitar. Rumahku perbatasan kecamatan Sutojayan dengan kecamatan
Wonotirto, tepatnya di dusun Klampok desa Pandanarum kecamatan Sutojayan. Jarak tempuh
rumahku ke tempat KKN termasuk sangat dekat, hanya membutuhkan sekitar 25-30 menitan,
dan juga jalanan itu sudah tidak asing lagi bagi saya.
Huh udah ya perkenalannya, sekarang kita kembali pada Kisah-Kasih Nguli, ehh.. salah,
maksud saya Kuliah Kerja Nyata yang saya ceritakan diatas. Setelah pendaftaran saya tentunya
juga ikut-ikutan teman saya mengurus berkas-berkas yang harus dikumpulkan, mulai dari data
diri sampai surat persetujuan calon menantu hehehhe, ehh.. maksudnya surat persetujuan orang
tua saya bahwa anaknya mengikuti KKN tersebut. Setelah itu semua berakhir, tibalah saatnya
saya menanti pengumuman dengan siapa saya dikelompokkan, hmm ya tidak begitu lama
mungkin 2 hari setelahnya kalau gak salah sih hehhehehe maklum agak lupa juga. Akhirnya
waktu yang ditunggu datang, pengumuman peserta KKN diumumkan oleh pihak
kampus(LP2M).
Setelah saya mengetahui dengan siapa saja teman se-posko dan se-Desa dengan saya,
tentunya juga yang tidak dilupakan pastinya kita mengadakan perkumpulan satu desa yang kala
itu bertempat disebuah warung kopi (sst maaf tidak sebut nama yaakk), disitulah kami pertama
kenal dan pertama bertemu, ya meskipun tidak semuanya begitu heheh maklum lah kan juga ada
yang sudah kenal mungkin teman ngopi ataupun teman hati hehehhe. Kala itu, setalah kita
berkenalan satu sama lain kita mulai membentuk susunan organisasi dari mulai koordinator desa
sampai devisi-devisi setiap posko. Hmm gak sombong yak heheh pada saat itu saya ditunjuk
menjadi koordinator desa dan ketua posko satu yaitu sahabat bayu (yang lebih PD dipanggil
UYAB) dan posko dua diketuai oleh sahabat Ali.
Awalnya sih berjalan dengan lancar, sebelum semuanya dirusak oleh keaadaan yang
mengharuskan saya menjadi koordinator kecamatan. Mulai dari tekhnik penyusunan progam
kerja sampai koordinasi antar posko sudah saya susun dengan cukup baik menurut saya. Namun
7
keadaan begitu cepat berbalik dan mengharuskan saya membuang rencana itu demi
melaksanakan tugas sebagai korcam singkatnya. Yaahhh meskipun merasa kaget sekaget-
kagetnya tapi apa boleh buat saya harus bias mengkordinir tujuh desa dan empat belas posko
dikecamatan WONOTIRTO. Huhhh semua hanya saya kerjakan dengan bismilah dan tentunya
tidak lupa meminta izin kepada teman seposko umumnya dan khususnya kepada ketua posko
satu, yang kebetulan saya bertempat di posko satu tersebut, ya untungnya sih teman-teman bias
mengerti itu semua dan memakluminya. Namun dalam tekat saya sendiri bahwa saya juga tidak
akan melupakan tugas saya sebagai anggota posko yang punya pekerjaan dan proker didevisi
saya. Alhamdulilah semua saya lakukan dengan ikhlas meskipun sedikit mengeluh dibagian
keuangan saat saya menjadin korcam, hussttt ya biasa kan korcam harus berputar-putar
mengelilingi dari ufuk barat ke ufuk timur, dari kutub utara sampai kutub selatan kecamatan
Wonotirto yang semua itu pakek uang pribadi hehehehhe karna tidak adanya pesangon
hehehehhe, tapi gak papalah itung-itung amal dan menyambung silaturahmi kepada seluruh
mahasiswa yang ditugaskan di kecamatan tersebut.
Singkat cerita aja yak… hari-hari telah berlalu, waktu ke waktu telah ditempuh tibalah
saatnya kami berangkat ke tempat KKN kami, yahh mana lagi kalaubukan sebelah selatan rumah
saya sendiri.hehehe kecamtan wonotirto maksudnya. Mulai dari itulah kami mahasiswa se
kecamatan mulai melaksanakan pembukan per desa . dan khususnya desa saya , desa
kaligrenjeng dibuka pada tanggal 13 januari 2020. Setelah pembukaan kita mulai mengadan
rapat rapat yang dipimpin oleh kordes pengganti saya.
Ehh fokus keposko satu aja yak… biar lebih mengena dengan kisah saya selama di
posko, lagian inikan tugas individu yang menceritakan pengalaman selama kkn hehehe bukan
berita campursari hehehe. Ya semua berawal tentunya dengan sungkan-sungkan, namun saya dan
kenalan saya diposko yang sampai saat ini masih dikenal dengan sebutan trio perhutani hehehehe
berusaha mencairkan suasana di posko itu. Yaa dan akhirnya mencairlah seperti bongkahan es
yang terkena sinar matahari hehehehehhe.
Oh iya,, sebutan perhutani itu didapat karena yaaa kita sering bersama tapi bukan pilih-
pilih teman namun kenyamanan itu kan memilih bukan dipilihkan, kalau pertemanan itu bisa
dengan siapa saja. Ehh maaf sedikit berkata-kata bijak wkwkwk.
Udah udah kita kembali ke cerita lagi. Mulai dari hari itu kami mengawali dengan
berkenalan dengan masyarakat sekitar posko, perangkat desa dan lain-lain. Ohh iya ada yang
kelupaan, untuk desa kaligrenjeng sendiri terdiri dari empat dusun yaitu dusun Krajan dan
Sweden (itu bagian kerja posko satu) dan juga dusun Jatinom dan Ringin Rejo ( bagian posko
dua).
Kami posko satu mulai membagi jadwal dari muali jadwal piket, masak, mengajar
sekolah, mengajar ngaji, ikut rutinan masyarakat sekitar dan mengajar les di posko kami. yahh
karena diposko kami sudah banyak yang bias berorganisasi semua itu bias diatasi dengan baik
8
meskipun ada sedikit permasalahan yahh itu wajar namanya juga otak banyak, dan banyak juga
pengalaman yang berbeda-beda.
Bermodal dari begitu banyaknya pengalaman teman-teman ya progam kerja kami sudah
cukup baik lah, mulai dari pelatihan pengurusan jenazah bagi ibu-ibu yang bertujuan untuk
mencetak kader MODIN perempuan, mengadakan pelatihan pembuatan dodol tape yang didesain
atau dibranding sebagai jajanan khas desa kaligrenjeng, lomba senam se Desa Kaligrenjeng yang
diikuti oleh seluruh lembaga pendidikan dasar dan madrasah ibtidaiyah di Desa Kaligrenjeng
dong tentunya, lomba kebersihan kelas sekaligus membiasakan hidup bersih, dan penyampaian
media pembelajaran ke sekolah-sekolah. Dan alhamdulilah semua itu berjalan dengan mulus.
Ehh program kerja itu yang murni diadakan oleh posko saja, beum termasuk kegiatan
rutinitas yang diikuti oleh anggota posko seperti yasinan, sholawatan, sampai donor darah yang
diadakan di desa bekerjasama dengan puskesmas, serta mengikuti kelas ibu hamil dan bapak
siaga. Hehehhee cukup banyak kan kegiatan kita. Namun tanpa adanya teman-teman yang
kompak semua itu tidak bias terlaksana dan kita seposko tidak bisa menjadi posko yang yanag
paling dekat kapada perangkat desa di desa kaligrenjeng hehehehe.
Dan semua rutinitas itu selalu kita laksanakan bersama dengan semangat tentunya. Selain
itu kami juga tak lupa menghibur diri dengan jalan jalan kepantai, bermain dengan teman-teman
(gak usah disebutin deh mainannya yang penting itu semua tidak berbau sara ataupun pornigrafi
hehehehhe, kan kita niatnya hanya mengisi waktu luang biar gak memikirkan proker saja
hehehe).
Kini semua itu telah berlalu, mulai dari sedih, senang, gembira, tangis, dan tawa telah
kami lalui bersama sampai akhirnya KKN pun telah usai. Namun ya namanya tali persahabatan
telah tersambung, meskipun semua telah usai kami tetap menyambung tali persahabatan kita ,
dan persahabatan dengan msayarakat desa kaligrenjeneg khususnya perangkat desa.

Yah mungkin itu saja yang dapat saya tuliskan, mohon maaf jika ada kata-kata yang
kurang pantas dibaca hehehehe kan ini juga esay bukan makalah yang harus memakai bahasa
baku hehehe. Sekian dari saya ada kurang lebihnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya .

TETAP JAGA KEKOMPAKAN DAN JAGA PERSAUDARAAN KITA


SALAM POSKO 1 KKN DESA KALIGRENJENG
MANTAB JAYA SELALU
9
INDONESIA RAYA JAYA MAJU SENTOSA

Senyum Merekah dari Bumi Selatan dan Ufuk Utara


Oleh : Umul Mahsunah
Peserta KKN Desa Kaligrenjeng, Posko 1
Sehari sebelum pemberangkatan aku merasa begitu bingung karena aku kembali ke
Tulungagung mulai detik-detik pendaftaran KKN, persiapan dari rumah pun hanya sedikit.
Kembali kerutinitas sehari-hari setelah menjalani UAS dengan pulang pergi arah Nganjuk-
Tulungagung. Tibalah hari pendaftaran KKN gelombang 1 yang membuat ku begitu gemetar dan
dag dig dug menunggu lama proses pendaftaran online. Setelah berjam-jam menunggu akhirnya
aku masuk dalam daftar KKN gelombang 1 ada rasa yang begitu sangat bahagia namun juga ada
rasa yang sedikit berat karna liburan kali ini harus berada didesa orang lain. My first impression
bahwa KKN itu akan berat karna kita harus membuat beberapa program kerja, harus beradaptasi,
rute perjalanan yang mungkin dibilang sulit dan kesusahan lainya yang mungkin akan terjadi
disana. Ah sudahlah, akhirnya aku tak memikirkan itu semua, ku niati untuk mecari pengalaman
dan kekeluargaan ditempat baruku nanti karna tak semua mahasiswa berada diposisi ini.
Mungkin banyak juga dari ribuan mahasiswa yang menginginkan KKN gelombang 1 ini. Tak
lama kemudian kami dari posko 1 mengadakan meet up pertama kali untuk membahas segala
perlengkapan, transportasi, seragam posko, dana, program kerja serta kepengurusan. Aku
bersyukur bertemu dengan mereka, kami mulai mengenal satu sama lain dan mulai ku persiapkan
segala sesuatu yang akan ku bawa ke rumah baruku. Membeli segala sesuatu perlengkapan
individu yang kurasa kurang dan menyiapkan segala kebutuhan kelompok. Sehari sebelum
berangkat aku dan temanku keliling kota Tulungagung, wah kurasa senang karna kami akan
segera berangkat. Malam ku persiapkan untuk packing segalanya.

10 Februari 2020 - Aku berangkat KKN bersama temanku dari Tulungagung dengan naik
mobil, suatu kemudahan yang kudapatkan. Senja sore menyapa kami dengan lembut di desa
Kaligrenjeng Kec. Wonotirto Kab. Blitar. Kami disambut oleh Kasun dengan begitu ramah. Di
desa itulah aku akan merajut segala kenangan yang mungkin akan terukir manis untukku. Desa

10
yang sejuk, banyak nyiur kelapa yang melambai-lambai yang tak kutemui didesa asalku. Malam
hari setelah bersih-bersih posko, kami mengadakan temu kasih atau biasa disebut perkenalan,
yang katanya tak kenal maka tak sayang. Sebuah kalimat sederhana namun begitu bermakna. Di
malam itulah first impression, first chemistry mulai tercipta. Keesokan harinya kami mulai
memandang senja pagi, angin dingin sedikit menyambut ketika kami melangkahkan kaki ke
Rumah sang Maha Kuasa yang tak jauh dari posko kami. Hari kedua ku rasa mulai nyaman
karna posko kami dekat dengan Masjid, Balai desa, rumah dinas perhutani, dan SDN 1
Kaligrenjeng merupakan suatu kebahagiaan tersendiri. Mulai ku isi hari demi hari dengan
mencoba mendekat, berbaur ke tetangga sebelah utara posko yang bernama Ibu Sukin, aku
mungkin mulai menyusuhkan beliau dengan sering menumpang mandi karna disana air mengalir
hanya dua hari sekali, hal pertama yang kurasa sulit ketika air posko kami tidak mengalir kita
harus bertetangga, pergi ke kamar mandi milik masjid, dan kadang-kadang sebagian memilih
untuk pergi ke sumber air yang biasa disebut “Mbelek” oleh warga sekitar. Kami masih merasa
canggung dengan cuaca, suasana didesa baru kami. Sore hari, aku dan teman perempuanku yang
bernama Maliyah memilih mandi di kamar mandi milik masjid, setelah pulang dari masjid kami
bertemu dengan segerombolan anak kecil yang sedang bermain di sebelah posko kami, akhirnya
kami mulai berkenalan, nama yang masih ku ingat dari mereka adalah Brina siswi kelas 6, Geo
siswa kelas 5, Fikri siswa kelas 6, Aqila siswi kelas 3. Mereka adalah siswa-siswi SDN 1
Kaligrenjeng, dan tak lupa Afifi si gadis cantik yang menginjak kelas 8 SMP. Kami mulai
bertegur sapa, bercerita sepucuk tentang Kaligrenjeng. Akhirnya mereka kupersilahkan untuk
main ke posko. Keesokan harinya setiap sore atau malam hari banyak anak kecil yang datang
bertamu serta setetes demi setetes ilmu yang dapat kami berikan yaitu dengan agenda kursus atau
biasa disebut les bersama.

Seminggu pertama kami gunakan untuk sosialisasi kepada warga sekitar dan mencari
sedikit demi sedikit informasi, kami pun mulai diajak oleh warga untuk mengikuti agenda
rutinan desa seperti yasinan ibu-ibu setiap hari jum’at siang dan sore, jamaah tahlil, jamaah
sholawatan setiap malam sabtu. Kebetulan setiap posko mendapatkan dua dusun yang akan kami
jadikan sasaran pengabdian. Posko 1 mendapat dsn Krajan dan Sweden Tak lupa kami juga

11
dipersilahkan untuk mengajar tpq di dsn. Krajan dan Krajan Timur, langsung saja dari divisi
agama menyusun jadwal kegiatan tersebut. Dari divisi pendidikan pun mulai menembusi
sekolahan yang akan kami terjuni untuk mendapatkan pengalaman yang begitu berharga.
Permasalahan yang ada didesa Kaligrenjeng adalah sulitnya air sehingga mereka harus
menunggu hujan turun untuk membasahi ladang mereka. Banyak ladang yang gersang terbiarkan
begitu saja karna kurangnya air.

Di minggu kedua, kami mengajar SDN 1 Kaligrenjeng dan MI Miftahul Ulum Sweden.
Dari bangku sekolah ini kami mengetahui bahwa waktu itu sangatlah berharga, perjuangan adik-
adik untuk dapat sekolah terutama di dsn Sweden yang rutenya sangatlah menantang namun
begitu indah alam menyapa kami dengan pemandangan yang terbayar mencuci penglihatan kami,
melewati berbagai kilometer jalanan yang di iringi dengan jurang, tebing, ladang yang luas
namun agak kering disampingnya. Tak lupa sungai panjang dengan gemericik air menghiasi
jembatan Centong yang menghubungkan dsn Krajan dengan dsn Sweden menambah
keistimewaan alam disekitarnya. Aku masih ingat betul pertama kali mendapat jadwal mengajar
di Sweden setiap hari Rabu tepatnya ku mulai pada tanggal 22 Januari 2020. Di hari itu mungkin
aku yang masih asing dengan siswa siswi MI Miftahul Ulum Sweden karna minggu pertama aku
belum pernah berkunjung ke ufuk utara. Yang ku ingat pertama kali aku mengajar mata pelajaran
bahasa Inggris untuk kelas 6. Hari pertama aku suguhkan materi tentang “Past Tense” dan
kulihat hanya tiga orang yang menduduki kursi, kupikir yang lainya absen sehingga tidak masuk
sekolah, namun kenyataanya memang hanya tiga orang yang sekarang berada di kelas 6 yaitu,
Rico, Joyce, Alfin. Aku begitu terenyuh kepada mereka yang hanya tiga orang namun mereka
memiliki semangat yang tinggi, pandai, apalagi Joyce yang kubilang cukup menguasai bahasa
Inggris dikelas tersebut. Lalu kulanjutkan mengajar di RA Al Kautsar Sweden yang satu lingkup
sekolahan, hanya ada satu kelas RA namun mereka begitu lucu, pintar, dan sopan kepada kami
semua, nama yang tak akan pernah kulupa yaitu, Hafiza, Marcel, Marwah, Ajeng, Luthfi, dll.
Sekolah yang masih asing dibenakku namun ketika salah satu proker divisi kesehatan yang
mengadakan lomba senam tingkat SD/MI Se-Kaligrenjeng yang diadakan pada tanggal 9
Februari 2020 menjadikanku untuk melatih senam. Setiap sore kami bertemu untuk latihan

12
sehingga rasa kekeluargaan kami mulai muncul, nama yang membekas dalam ingatanku dengan
suara-suara mereka yang sungguh membuatku semangat adalah, Dika, Joyce, Alfin, Fino, Fadil,
Tono, Brian. Desa kecil yang terletak di ufuk Utara ini membuatku sadar betapa pentingnya rasa
syukur, semangat, adab yang baik selalu mereka suguhkan kepada kami Senyum yang manis dan
selalu merekah dari siswa siswi Sweden yang menerima kami dengan terbuka dan penuh kasih
sayang. Jumlah mereka memang sedikit hanya dengan total 17 murid yang berada disana namun
cinta kasih mereka kepada teman-teman KKN begitu besar dan tulus.

Di Minggu kedua pula, tepatnya tanggal 21 Januari 2020 adalah jadwal mengajar pertama
ku di SDN 1 Kaligrenjeng, mereka menyambutku dengan begitu riang, dari kelas 1 hingga kelas
6. Pertama kali aku mengajar dikelas 5 dengan mata pelajaran bahasa inggris tentang profesi.
Mereka begitu dekat dengan ku terutama kelas 5 dan kelas 6, dan kelas yang pernah kumasuki
adalah kelas 1, 3, 4, 5, 6. Dari kelas 4, 5 dan 6 aku mendapatkan pengalaman yang banyak. Aku
mendapatkan cara bagaimana harus sabar, mengontrol emosi, cara berteman, beradaptasi, dll.
Dikelas 5 aku begitu dikenal karena mereka adalah kelas yang sering aku masuki, di kelas 4 aku
mendapatkan cara bagaimana mengajar anak didik yang baik karena itu aku harus menggunakan
cara mengajar yang menarik agar mereka tidak mudah bosan, dan dari kelas 6 aku mendapatkan
cara bagaimana berteman dengan baik, mereka begitu kompak dan bersemangat karena akan
menghadapi ujian. Mereka semua selalu menyambutku dikala mentari pagi meninggikan
badannya, dan selalu tersenyum merekah ketika aku berada diantara mereka, senyum hangat,
tertawa terbahak-bahak yang tak akan pernah kulupa dari bibir mereka. Pada tanggal 7 Februari
2020 adalah perpisahan kami, teman-teman KKN mengadakan lomba kelas dan diiringi dengan
acara berpamitan, mereka begitu antusias menghias, membersihkan, menanam lingkungan hidup
kelas mereka. Dan diakhir acara adalah perpisahan, kami dari teman-teman KKN memberikan
kenangan berupa kain putih yang dihiasi dengan cap tangan kami semua sebagai bukti kita telah
bersama dan kita telah dipertemukan di waktu yang tepat dan sebagai bukti pembelajaran kami
tidak akan berhenti setelah adanya perpisahan. Air mata mengalir begitu deras dipipiku, air mata
bahagia mulai membasahi pipi ketika aku harus melihat mereka jauh dariku, waktu yang begitu
singkat, 35 hari aku mengenal mereka dan kini aku harus mengenang mereka dalam hati dan

13
ingatanku. Semua pesan adik-adik akan selalu ku ingat. Kami adalah keluarga yang jauh. Yang
hanya terpisah jarak namun hati dan perasaanku masih utuh melekat di desa Kaligrenjeng.
Banyak yang memberi kenang-kenangan kepadaku, hadiah terindah dari Brina gadis yang begitu
kusayangi telah mengukir kenangan yang mendalam karna aku sering merepotkan orangtuanya
dengan menumpang mandi dirumahnya, sebuah uantain kata yang dia tulis bersama foto dan
gantungan kunci telah membuatku menangis terdalam mengingat perpisahan ku dengan
Kaligrenjeng, serta bingkisan kado dari Dika Sweden dengan surat kecil yang berhasil
membuatku terenyuh dengan mengingat wajahnya yang pertama kali cuek kepadaku. Ah
memang benar masa akan pergi namun kenangan akan terukir manis didalam hati.

Hari demi hari telah terlewati semua kenangan telah membekas didalam hati kami,
keramahan Kaligrenjeng yang membuatku begitu nyaman dan enggan meninggalkannya disaat
waktu telah habis menanti untuk kembali. Tak ada kata yang sempurna selain terimakasih yang
begitu besar ku ucapkan kepada warga desa Kaligrenjeng terutama kepada perangkat desa,
sekolahan tercinta, keluarga Sweden dan Ibu Sukin yang telah menganggap ku bak anak sendiri,
yang selalu sabar mendengar kericuhan kami setiap malam rapat. Dan terimakasih untuk semua
yang telah mendukung program kerja kami sehingga dapat berjalan dengan baik. Maaf yang
sangat mendalam atas tingkah laku kami yang mungkin menyayat hati, telah merepotkan kamar
mandi, makan gratis ke tetangga kami, dan semua kenangan yang dapat mengajari kami lebih
dewasa dengan waktu 35 hari yang begitu mendalam.

14
Visual Tersembunyi Kaligrenjeng

Oleh: Muroatul Istiqmaliyah (12204173008)

Peserta KKN IAIN Tulungagung 2020 Desa Kaligrenjeng Posko 1

Muroatul Istiqmaliyah, atau teman-teman memanggil saya Maliyah. Seorang mahasiswi


semester 6 IAIN Tulungagung. Saya bukanlah mahasiswi yang cerdas, aktif, atau apa pun itu.
Saya hanyalah seorang mahasiswi rata-rata yang juga tidak memiliki pengalaman dalam
organisasi. Masa kuliah yang saya jalani biasa saja, cenderung tidak berwarna. Lingkup
pertemanan saya juga tak banyak, entah apa yang salah dengan itu.

Dalam dunia perkuliahan, setiap mahasiswa pasti akan menemui satu mata kuliah ber-sks
banyak, yaitu Kuliah Kerja Nyata atau biasa disingkat KKN. Hal yang ditunggu dan dinantikan
oleh setiap mahasiswa semester hampir tua. Jika boleh jujur, proses pendaftaran KKN di IAIN
Tulungagung ini sedikit mengundang emosi. Tapi tak apa, itu hanya sedikit cuplikan yang tak
perlu dijabarkan.

Pada awalnya saya kebingungan tempat mana yang akan saya singgahi untuk KKN.
Namun di tengah pendaftaran yang menjengkelkan, dengan modal nekat dan kepasrahan, saya
asal memilih lokasi yang akan saya tempati selama KKN. Terpilih desa Kaligrenjeng, kecamatan
Wonotirto, Blitar. Tempat baru, suasana baru, lingkungan baru. Ada sedikit ketakutan mengingat
karakter saya yang sedikit sulit dalam bidang sosial. Semoga semua baik-baik saja.

Jumat, 10 Januari 2020, saya dan rombongan memulai perjalanan menuju desa
Kaligrenjeng. Bersama 19 anggota Posko 1 lainnya, kami menyusuri jalan dengan suasana
mendung. Tentang teman, kami baru bertemu beberapa kali sebelum KKN. Kami berasal dari
berbagai fakultas dan prodi. Saya menemukan teman baru, karakter baru, dan itu menyenangkan
meskipun ada sedikit ketakutan. Sampai di Kaligrenjeng kami menyiapkan acara pembukaan dan
pembagian wilayah bersama Posko 2.

Kaligrenjeng. Sebuah desa kecil di kecamatan Wonotirto, kabupaten Blitar. Terletak di


ujung selatan dari kota kelahiran Bung Karno ini. Desa dengan sejuta keindahan dan keramah-

15
tamahan yang menyejukkan. Memasuki Kaligrenjeng, kami disuguhkan dengan pemandangan
hamparan laut di selatan. Dari kejauhan laut terlihat gagah bersama awan-awan yang mengiringi.
Pohon kelapa melambai pelan bersama angin sepoi, dipadu senyum ramah masyarakat
menambah kehangatan dalam sambutan kedatangan kami. Bu Yeni, selaku kepala dusun
menyambut kedatangan kami di depan rumah yang akan kami tinggali.

Kaligrenjeng terdiri atas empat dusun. Dusun Krajan, dusun Jatinom, dusun Ringinrejo,
serta dusun Sweden. Kami dan Posko 2 bersama perangkat desa membagi wilayah pelaksanaan
kegiatan kami. Posko 1 mendapatkan wilayah dusun Krajan dan Sweden, sedangkan Posko 2
mendapatkan wilayah dusun Jatinom dan Ringinrejo. Ada yang menarik dengan salah satu dusun
di Kaligrenjeng ini. Dimana dusun ini terletak di wilayah paling jauh dan paling sulit dijangkau
oleh masyarakat dusun lain. Dusun itu menjadi bagian yang harus kami –Posko 1– sambangi.
Dusun yang butuh perhatian lebih dari pada yang lain.

Dusun Sweden. Bukan Sweden salah satu kota di Swedia, namun dusun di desa
Kaligrenjeng. Pada mulanya, tidak ada akses terdekat yang dapat dilalui untuk menuju dusun ini.
Jalannya berupa hutan terjal yang sulit diakses. Satu-satunya jalan yang paling mudah adalah
melalui jalan raya dimana kita harus memutari desa Kaligrenjeng itu sendiri dan melewati desa
tetangga. Perjalanan melalui jalan ini memakan waktu kurang lebih 45 menit. Namun kini sudah
ada jalan terdekat yang dapat diakses menuju dusun yang masih asri ini. Hanya saja jalan ini
tidak dianjurkan bagi orang-orang yang tidak mahir dalam mengendarai kendaraan bermotor.
Jalannya masih sangat sederhana, bukan aspal, melainkan berupa cor dengan dua jalur seperti
jalan setapak. Medan yang sedikit ektrem, dengan dua lembah di kanan dan kiri jalan. Siapa saja
yang melewati jalan tersebut akan terpana dengan pesona alam yang masih terjaga, ditambah
visual lautan yang ikut mengintip dari ketinggian jalan.

Memasuki wilayah Sweden kita akan disambut oleh rumah warga yang berjejer rapi
dipinggir lembah. Warga Sweden merupakan warga muslim, namun kita akan banyak
menjumpai anjing-anjing di rumah warga. Anjing tersebut selain untuk dipelihara juga sebagai
penjaga dari binatang liar yang membahayakan.

16
Warga Sweden sangat ramah. Mereka menerima kami para peserta KKN dengan baik.
Salah satu kegiatan KKN yang kami laksanakan adalah mengajar di sekolah. Madrasah
Ibtidaiyah Miftakhul Ulum Sweden, atau orang-orang biasa menyebut MI Sweden, adalah satu-
satunya sekolah yang ada di dusun Sweden ini. Sekolah ini hanya memiliki 17 peserta didik
mulai dari kelas satu hingga kelas enam dengan masing-masing kelas terdiri dari dua sampai tiga
anak. Meskipun hanya memiliki sedikit peserta didik, jangan meragukan nilai karakter para
warga sekolahnya. Mereka memiliki nilai karakter jauh lebih baik dari pada warga sekolah yang
lainnya. Mereka terbiasa dengan unggah-ungguh, berbeda dengan sekolah lain yang kadang
terkesan tidak memiliki sopan santun dengan sesamanya.

Sosial budaya masyarakat Sweden terbilang sangat baik. Meskipun terlihat seperti dusun-
dusun yang lain di masa kini, masyarakat dusun Sweden ini dapat dikatakan sedikit tertinggal
dari modernisasi. Jika di masa sekarang ini setiap anak memiliki gadget, berbeda dengan
Sweden. Gadget bukanlah suatu keharusan bagi anak-anak.

Wilayah Sweden berdekatan dengan desa Sumberboto. Aksesnya lebih mudah dijangkau
dari Sumberboto dari pada dari Kaligrenjeng sendiri. Dusun ini hanya memiliki sekitar dua
ratusan penduduk dengan posisi temoat tinggal yang sedikit berjauhan. Jika ingin ke rumah
seseorang, biasanya kita akan melewati jalan-jalan yang di kanan dan kirinya adalah hutan serta
minim penerangan.

Jika diperhatikan dari posisi wilayah hingga kehidupan sosial Sweden dari desa
Kaligrenjeng, kita akan mengira bahwa dusun ini adalah sebuah desa. Pemerintahan desa
Kaligrenjeng sedikit cuek akan desa ini. Jika digali lebih lanjut akan ada banyak potensi yang
bisa didapatkan dari dusun ini. Dengan sedikit sentuhan, pasti akan ada perubahan yang baik.
Semoga kedepannya, Sweden akan menyusul desa yang lainnya dari segi sumber daya
manusianya.

17
KKN Sejuta Rasa , Sejuta Rindu
Oleh : Kharisma Nur Lailiya
KKN Desa Kaligrenjeng , Posko 1

Malam hari sebelum berangkat menuju lokasi KKN yang bertempat di Desa Kaligrenjeng, aku
mengemas barang barangku yang masih belum tertata rapi di koper. Hari-hari sebelumnya aku
dan suamiku kesana kemari membeli segala sesuatu yang diperlukan untuk KKN selama kurang
lebih 35 hari. Aku sesekali tertegun melihat kesetiaan suamiku yang senantiasa menemaniku
kemanapun aku pergi. Rasanya berat sekali untuk pergi meninggalkannya.
Esok harinya, Tanggal 10 januari 2020. Jantungku berdegup kencang karena sore nanti aku
akan berangkat menuju Desa kaligrenjeng. Tak henti-hentinya aku menatap sekeliling kamarku,
menatap wajah suamiku yang akan berpisah denganku selama 35 hari. Tapi aku harus kuat, demi
dia dan seluruh keluargaku. Beberapa jam berlalu tibalah saatnya aku berangkat. Aku diantar
oleh suamiku dan kedua orang tuaku. Pemberhentian pertama kami di depan Pom Pertamina
Plosokandang dekat dengan kampusku. Aku menunggu seorang temanku bernama Maulid, baru
dua kali aku bertemu dengannya, kami masih sangat canggung. Setelah beberapa kawan kami
berkumpul, kami memutuskan untuk berangkat mendahului mereka. Sepanjang jalan, aku
menggenggam tangan suamiku, sesekali aku menatap wajahnya. Ini pertama kalinya kami akan
berpisah jauh selama pernikahan kami yang masih 5 bulan lamanya dijalani. Aku masih teringat
saat setelah kami menikah, dua minggu kemudian aku PPL di Pengadilan Agama dan Pengadilan
Negeri Blitar. Dan setelah PPL usai,kira-kira 2 bulan kemudian aku pergi untuk melaksanakan
KKN.
Tak terasa, kami sudah tiba di desa Kaligrenjeng. Suasanya masih terasa asing bagiku.
Kemudian kami berhenti di depan Balai Desa Kaligrenjeng, kami menghubungi teman kami
untuk menanyakan lokasi posko kami. Tak berselang lama, teman kami bernama Huda
menghampiri kami dan menunjukkan lokasi posko kami yang ternyata didekat Masjid sebelum
Balai Desa. Saat memasuki posko, aku dan teman-temanku yang tiba disana terkejut ketika
melihat sebuah lorong bawah yang sangat gelap. Kami bertanya-tanya ruangan apakah itu? .
Kami juga melihat tangga yang bagi kami terasa menakutkan untuk dituruni. Ibuku turun
mendahului kami untuk memeriksa keadaan dibawah sana. Dan beberapa saat kemudian ibuku
naik tangga dan berkata kepadaku bahwa dibawah sana adalah dapur. Disana terdapat meja,
kompor, rak piring dan gentong air yang tertata rapi meski telah ditinggalkan pemiliknya selama
kurang lebih 2 tahun.
Malam harinya, sekitar pukul 18.00 WIB keluargaku dan beberapa orang tua teman satu
poskoku pamit . Sebelum pulang ibuku menciumku kemudian aku bersalaman dengan suamiku ,
tak lupa ia mencium keningku dan berpesan kepadaku untuk menjaga diriku baik-baik , sering-
18
sering bershalawat juga jangan lupa Shalat. Kemudian setelah mereka pulang kami menata
barang-barang kami sebari berkenalan . Teman pertamaku disana adalah Ummul dan Maulid.
Beberapa hari kami awali dengan bersih-bersih dan sowan kerumah beberapa tetangga disana.
Minggu, 12 Januari 2020, kami pergi ke Pantai Tambak yang kebetulan jarakanya agak dekat
dengan desa. Agenda kami saat itu adalah photo bersama dan juga photo per devisi untuk
dokumentasi yang kemudian diupload di akun kami yang saat ini berganti menjadi
strorygrenjeng. Disana pemandangan pantainya sangat indah. Mengingatkanku saat aku masih
usia 9 tahun bersama keluarga dan juga teman-temanku dulu. Setelah photo bersama, kami
mampir ke sebuah warung di dekat pantai. Kami makan ikan bakar bersama. Rasanya sangat
nikmat dan tawa riang kami ikut menghangatkan suasana disana.
Kemudian hari seninnya kami mengadakan pembukaan KKN yang bertempat Balai Desa
Kaligrenjeng bersama posko 2 . Disana kami disambut baik oleh Kepala desa dan tak lupa
beberapa perangkat desa. Acara pembukaan kami berlangsung dengan khitmat.
Usai pembukaan kami rapat bersama untuk membagi berbagai jadwal dari jadwal mengajar,
jadwal piket dan juga jadwal memasak.Tak lupa kami rapat mengenai proker per devisi, aku
bagian devisi kesehatan. Esok harinya adalah pertama kalinya aku mengajar anak TK , jantungku
berdegup kencang sekali karena aku belum pernah mengajar selama ini. Rasanya aku masih
canggung , bingung harus bagaimana aku mengajar. Kemudian hari berikutnya aku sangat gugup
sekali, karena pada saat itu aku mengajar sendirian di ruang kelas 1 SD, tapi aku memberanikan
diri dan mengajar sebisaku. Kesan pertama aku sangat panik karena banyak sekali yang kualami
saat itu. Mulai dari anak-anak yang sulit diatur, ada yang menangis kehilangan pensilnya , ada
juga yang bertengkar dengan kawannya. Sungguh itu adalah pengalaman yang tidak akan pernah
kulupakan.
Hari-hariku penuh dengan kegiatan selain mengajar di SD Kaligrenjeng 1 , aku juga mengajar
di TPQ dekat posko dan juga TPQ krajan timur. Hal yang berkesan adalah ketika kami melewati
jalan yang terjal dan melewati kebun warga yang sangat gelap dan sepi ketika mengajar mengaji
di Krajan Timur. Namun, sesampainya disana kami disambut oleh tawa riang anak-anak , rasa
lelah kami seakan terbayar sudah. Agenda kami tak cukup disitu , tiap hari kamis ada acara
yasinan dan ada juga beberapa minggu sekali kami mengadakan khotmil. Warga disana amat
sangat baik dan juga ramah terhadap kami.
Hari pertama aku mengikuti khotmil, aku dan dua temanku sempat tersesat. Kami sangat panik
dan jalanan disana sangat menyeramkan turun sangat bawah dan kemudian naik sangat tinggi
seperti huruf V, kemudian kami akhirnya menjumpai sebuah toko, lalu bertanya arah lokasi
khotmil pada malam itu. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan dan akhirnya kami sampai
juga disana. Disana kami telah disambut oleh warga dengan senyuman mereka yang hangat. Aku
disana sempat berbincang dengan seorang ibu penjual cilot, orangnya baik dan ramah. Berkali-
kali ia selalu ingin aku berkunjung kerumahnya. Aku hanya tersenyum dan menjawab
19
"insya'allah buk". Setelah acara usai, kami pulang ke posko membawa bingkisan yang berisi
jajanan tradisional. Kami makan bersama-sama dengan riangnya.
Jum'at, 31 januari 2020, hari pertama aku mengajar di MI Dukuh Suweden. Saat itu untuk
pertama kalinya aku pergi bersama teman-temanku kesana karena minggu sebelumnya aku izin
untuk konsul wali studi di kampus. Perjalanan kesana amat sangat tak mudah, kami melewati
jalan yang menanjak dan ada pula jalan yang terjal. Disekeliling kami terdapat jurang yang
sangat dalam. Jadi disana kami harus ekstra hati-hati saat melewatinya. Sesampainya disana
entah aku harus sedih atau bagaimana dengan keadaan sekolah disana. Murid yang hanya 18
orang dan gurunya hanya sekitar 3 orang saja. Per kelas hanya berisikan 2-4 murid saja. Namun,
disana amat berbeda dengan yang ada di krajan, kami disambut dengan baik oleh mereka. Anak-
anak disana sangat sopan dan baik, disana kami selalu disediakan air minum dan tak jarang kami
disediakan beberapa snack.
Pada minggu-minggu berikutnya aku banyak mengalami hal yang sulit, aku orang yang sulit
untuk bersosialisasi, aku penakut dan ceroboh. Aku sempat berpikir ada yang marah padaku, ada
yang kecewa padaku. Karena aku tidak banyak membantu disana . Ada suatu malam dimana aku
dan teman-teman melakukan sesi kejujuran dan aku yang paling banyak mendapat keluhan. Kata
mereka aku tidak peka, aku seharusnya banyak membantu, aku banyak diam dan seterusnya. Saat
itu aku disisi lain merasa lega karena tak ada yang membenciku atau tak suka padaku tapi disisi
lain aku merasa sakit dan juga sedih. Beberapa hari aku hanya diam dan melamun karena aku
merasa tak berguna dan merasa menyusahkan mereka, terutama teman satu devisiku. Pernah
suatu ketika saat aku selesai jama'ah , aku terjatuh karena melamun. Kemudian tak lama setelah
itu. Aku jatuh sakit. Aku baru punya kesempatan bicara setelah berhari-hari aku hanya terus
menyalahkan diriku dan sesekali menangis usai shalat. Aku meminta maaf dan menceritakan
semua yang aku rasakan kepada teman satu devisiku. Setelah kesalah pahaman itu, aku merubah
sifatku dan membantu temanku satu devisi untuk melatih senam di SD kaligrenjeng 1, aku
memandangi wajah temanku yang tanpa lelah ia mengajari anak-anak senam. Aku berpikir
betapa lelahnya dia dan aku sedih karena sudah banyak mengecewakannya. Kegiatan devisiku
tidak hanya proker senam saja tapi juga prolanis, sosialisasi ibu hamil, posyandu dan donor
darah. Banyak hal yang aku dapatkan saat itu, yaitu ilmu dan juga bagaimana cara untuk
bermasyarakat atau bersosialisi disana. Saat sosialisasi ibu hamil, aku jadi teringat suamiku dan
berharap aku bisa segera punya momongan.
Jum'at, 07 februari, agenda kami adalah lomba kebersihan kelas di SD kaligrenjeng 1 dimana
devisi kesehatan dan pendidikan bekerja sama , disana para siswa sangat antusias melaksanakan
kegiatan bersih-bersih dan menghias kelas demi mendapatkan juara. Kesan yang aku alami saat
itu yaitu ketika menjumpai seorang siswi kelas 1 yang menangis tanpa henti karena ia tak
sengaja menumpahkan kuah mie di meja. Saat itu aku dan dua temanku berusaha
menenangkannya, namun saat ia mulai tenang datanglah seorang guru yang tak bisa aku
sebutkan namanya, ia memarahi anak tersebut dan terus mengungkit kesalahannya. Sampai aku
20
dan kedua temanku terdiam melihat pemandangan tersebut, kemudian saat kedua temanku keluar
guru tersebut masih mengungkit kesalahan anak tersebut. Sehingga aku pelan-pelan meminta
guru tersebut untuk berhenti memarahi anak tersebut. Sungguh aku sangat sedih saat itu, karena
seharusnya anak dididik dan diperlakukan dengan penuh perhatian dan kesabaran justru malah
diperlakukan seperti itu. Hal ini dapat kuambil pelajaran agar aku nanti dalam mendidik anak
harus dengan cara yang baik dan benar. Setelah lomba kebersihan usai, kami mengumpulkan
siswa dan siswi SD kaligrenjen dalam satu kelas, disana kami melaksanakan perpisahan. Saat
kami menyalakan musik , terlihat banyak diantara mereka yang menangis. Aku rasanya tak
sanggup menatap mereka semua, mereka menangis sejadi-jadinya. Sungguh suasana saat itu
penuh rasa haru, sedih bercampur jadi satu. Setelah itu perpisahan diakhiri dengan cap tangan
menggunakan cat air yang dicap di selembar kain putih sebagai kenang-kenangan selama
mengajar disana. Banyak hal yang kualami disana dari suka duka mengajar disana hingga
mengingat tawa riang anak-anak disana.
Sabtu, 08 februari 2020, setelah lomba kebersihan kelas di SD kaligrenjeng 1, agendaku dan
teman-teman adalah bersih-bersih di MI Suweden. Pagi hari sebelum berangkat kami sarapan di
sebuah warung nasi pecel. Rasanya nikmat sekali walaupun keadaan kami sangat lelah karena
pada saat itu adalah hari-hari yang amat sibuk. Setelah usai menikmati nasi pecel, kami
berangkat menuju lokasi. Aku di turunkan dulu di tengah perjalanan karena motor kami yang
terbatas sehingga harus bergantian yang di bonceng. Namun disana aku tak sendiri, aku bersama
temanku Ummul menunggu jemputan teman kami yang sudah tiba disana. Di tempat aku dan
Ummul menunggu terdapat sungai yang jernih dan sejuk dihimput oleh 2 bukit tinggi. Tak
berselang lama, kami diberitahu bahwa 2 teman kami terjatuh dari motor karena tak kuat
mengangkut rumput yang mereka bawa untuk ditanam di halaman sekolah. Setiba disana aku
menanyakan keadaan mereka dan Alhamdulillah mereka baik-baik saja. Kemudian kami saling
bekerja sama membersihkan lingkungan sekolahan dan menanam bunga disana. Saat itu aku
melihat semangat anak-anak untuk membersihkan sekolah mereka. Mereka mengerjakannya
dengan riang gembira. Saat kegiatan usai, kami mengadakan perpisahan disana. Lagi-lagi air
mata kami tumpah melihat mereka semua menangis. Rasanya kami tak rela meninggalkan
mereka. Bahkan ibu kepala sekolah pun ikut menangis karena beliau merasa terbantu dengan
kehadiran kami dan Beliau juga berkata bahwa guru disana sekarang hanya 3 orang saja karena 2
guru memutuskan untuk keluar demi mencari penghasilan yang lebih baik. Saat selesai
bersalaman kejutan telah datang kepada kami, yaitu mereka memberi kado perpisahan kepada
yang bagi mereka berkesan dihati. Air mata kami semua rasanya tak sanggup untuk dibendung.
Melihat kasih sayang mereka, perhatian mereka pada kami. Saat sebelum pulang, kami disuguhi
berbagai makanan yang sederhana namun sangat nikmat sekali bagi kami.
Usai dari Suweden, aku memutuskan pulang duluan menyusul temanku melatih senam di SD
Kaligrenjeng 1 , hari itu hari terakhir anak-anak untuk latihan senam. Sesampainya disana aku
menemani temanku berlatih senam. Aku sempat mengabadikan momen ketika seorang siswa
kelas 5 bernama Geo melakukan gerakan yang lucu dan penuh semangat. Aku benar-benar
21
menikmati saat itu. Di sela latihan aku dan ketiga temanku pergi ke sebuah warung rujak.
Sebenarnya belum buka tetapi kami rela menunggu karena perut sudah keroncongan karena
seharian beraktifitas. Kami disana sempat berbincang-bincang dengan ibu penjual rujak. Kami
disuguhi sebungkus tape pelengkap es campur yang segar. Seusai menikmati rujak dan es
campur. Kami melanjutkan latihan senam untuk kelas 4.
Minggu, 09 februari adalah hari yang sangat dinanti-nantikan yaitu lomba senam tingkat
SD/MI Se-kaligrenjeng. Suasana tampak ramai. Kami sibuk menyiapkan banyak hal . Sebelum
aku ke Balai Desa, aku sempat merias anak-anak memakai eyeliner . Aku membentuk tiga
bintang di pipi mereka dan memberi bentuk kumis yang lucu. Sesekali aku melihat reaksi mereka
yang semangat aku dandani. Padahal aku tak bisa membuatnya dengan indah, tetapi mereka
sudah merasa sangat senang. Tak lupa aku dan temanku memberi semangat kepada mereka
sebelum perlombaan. Saat mereka tampil aku, teman-temanku tak henti-hentinya bertepuk
tangan dan bersorak untuk mereka. Satu per satu mereka telah menampilkan penampilan mereka.
Saat tiba pengumuman pemenang lomba senam, kami semua gugup dan jantung berdegup
kencang. Dan saat pengumuman juara 1 diumumkan, aku dan temanku sangat gembira karena
SD kaligrenjeng 1 grub kelas 5 mendapat juara 1. Aku senang melihat temanku bahagia,
perjuangannya tidah sia-sia. Saat-saat terakhir juara 1 dan panitia senam bersama dengan penuh
suka cita.
Minggu terakhir, kegiatan kami tak banyak namun kami mengisinya dengan membungkus
kado untuk acara jalan sehat Se-kaligrenjeng. Kami manfaatkan saat-saat itu dengan sebaik
mungkin. Namun, ada insiden dimana 3 temanku laki-laki satu posko terjatuh dari motor. Ada
yang tangan dan kaki terluka, ada yang tangannya terluka dan ada pula yang kakinya terluka
namun mereka tetap semangat bahkan ada yang menjadi ketua pelaksana dan ada juga yang
menjadi MC. Beberapa teman perempuanku menangis melihat mereka , kemudian mereka
berinisiatif mengobati lukanya dengan beras kencur dan ada pula yang mengobati luka.
Jumat, 14 februari 2020, kami memasak bersama dirumah bu sukin tetangga kami untuk acara
syukuran sekaligus berahirnya kegiatan KKN selama 35 hari. Saat memasak bersama banyak hal
yang terjadi mulai dari ada konflik diantara sesama posko kami dan juga ada cerita seru ketika
teman kami bernama hanna suka mengigau setiap malam. Hanna adalah temanku yang biasanya
tidur bersamaku. Ada pula cerita mistis yaitu di depan posko ada penunggu sesosok orang tua
dan juga ada salah satu temanku yang cerita bahwa ia mendengar suara orang menegurnya
padahal tak ada seorang pun didekatnya, ada pula yang digedor jedelanya. Dan aku pribadi juga
pernah mencium aroma melati. Bu sukin berpesan agar kami menjaga tata krama dan jangan
berisik di malam hari. Usai kami masak, hujan turun sangat deras dan malam hari ketika acara
dilaksanakan lampu seluruh desa padam. Sehingga hanya bercahayakan lilin dan senter
handphone. Kemudian salah seorang warga meminjamkan jenset agar listrik di posko kami
menyala. Saat akhir acara kami menyantap makanan yang kami masak dengan lahap. Meski
acarnya syahdu karena mati lampu tetap tidak mengurangi semangat kami.
22
Sabtu, 15 februari 2020, agendaku dan teman-teman adalah jalan sehat yang bekerja sama
dengan posko 2, sejak shubuh kami kesana kemari menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan . Saat
acara kendalanya adalah lapangan yang penuh lumpur karena semalam hujan sangat deras.
Namun, tidak mengurangi semangat warga untuk mengikuti jalan sehat yang kami adakan. Hal
yang berkesan saat itu ketika panggung tiba-tiba roboh karena banyak anak-anak SD yang duduk
di pinggir panggung tapi untungnya tidak ada yang terluka.
Sorenya saat rasa lelahku belum sirna, agenda masih berlanjut yaitu penutupan di Balai Desa
Kaligrenjeng. Sebelum dimulai, aku dan teman satu devisiku sowan ke Bidan yang bernama Bu
Endang, disana aku dan teman-teman menyampaikan banyak terima kasih dan memohon maaf
kepada Beliau. Banyak hal yang aku dan teman-teman pelajari dari beliau. Kemudian acara
penutupan dimulai, kami semua melaksanakannya dengan penuh khitmat. Saat-saat hendak
bersalaman semua orang menangis, termasuk para Perangkat Desa pun juga ikut menangis. Sesi
terakhir kami berfoto bersama dan banyak sekali kejadian lucu disana. Suasana awalnya sedih
berubah jadi tawa.
Dan malam setelah acara selesai, kami dikejutkan dengan brina dan vivi yang pernah kami ajar
di SD dan dibimbing les di posko kami. Mereka membawa beberapa amplop kecil yang
didalamnya terdapat foto kami dan surat kecil yang membuat hati ini rasanya sangat terharu.
Sungguh kejutan yang tak kami sangka.
Keesokan harinya agenda berlanjut jalan sehat di dukuh Suweden yang diadakan posko 1 saja.
Kami berangkat pagi-pagi sekali sekitar pukul 06.00 pagi. Aku dan teman-temanku menaiki
pickup sambil menjaga barang-barang bawaan kami. Meskipun jalan yang kami lalui lumayan
sulit, namun disepanjang perjalanan kami menikmati pemandangan gunung-gunung yang indah.
Saat aku bersama temanku galuh asyik melihat pemandangan, kami terkejut sekaligus sedih
karena kami melihat seorang laki-laki paruh baya yang entah sakit apa kami juga tak tau. Sekujur
tubuhnya terdapat banyak benjolan bahkan sampat wajahnya tak berbentuk lagi. Kami hanya
bisa mendo'akannya dalam hati agar Beliau diberi kesembuhan. Setiba disana suasana sangat
ramai. Para ibu-ibu, bapak-bapak dan anak-anak semua mengikuti acara dengan penuh semangat.
Saat aku mengikuti jalan sehat bersama para warga Suweden , kau sempat dibuat takjub oleh
pemandangan gunung yang hijau dan sejuk . Rasanya rasa lelahku sirna. Ada pula anak kecil
yang sangat bersemangat jalan sehat walau ia masih usia sekitar 3 tahun. Setiba di garis finish,
kami beristirahat dan berlanjut pembagian doorprize dan tampilan dari anak-anak MI Suweden.
Saat akhir acara masih ada kejutan dari mereka, yaitu persembahan berupa lagu sayonara dan
puisi yang indah dan kami diberi sekuntum bunga yang tak akan pernah layu sampai kapanpun.
Air mata kami tumpah melihat kasih sayang dan ketulusan mereka. Dan mereka masih sempat
menjamu kami dengan berbagai makanan yang lezat. Sehingga rasa lelah, haus, lapar kami sirna.
Sungguh tak akan pernah terlupakan kebaikan mereka.
Malamnya aku dan seluruh teman-temanku berpamitan dengan tetangga yang pernah kami
repotkan setiap hari dan dilanjut renungan bersama . Kami mengungkapkan apa yang kami rasa
23
selama ini sebari air mata tak berhenti mengalir saat bersalaman dan berpelukan satu per satu.
Paginya, kami bersih-bersih dan mengemasi semua barang kami dan berpamitan dengan
beberapa tetangga.
Pada pukul 09.30 aku dijemput oleh suamiku dan ayahku. Saat hendak pulang masih ada hal
yang lucu aku alami yaitu sandalku hilang dan ternyata dibawa temanku ke Balai desa. Lalu aku
menjemput temanku ke Balai Desa membawa motor bersama suamiku. Sesampainya aku tertawa
karena sandal masih sempat-sempatnya hilang. Kemudian aku berpamitan kepada seluruh teman-
temanku. Disepanjang jalan aku bercerita banyak hal dengan suamiku.
Inilah ceritaku selama KKN di Desa Kaligrenjeng, KKN yang penuh cerita dan penuh tawa.
Berjuta rasa, berjuta rindu yang dirasakan. Banyak kenangan yang tersimpan dihati dan juga
rindu yang akan tetap selalu ada.

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN

24
Oleh : Adellia EsaNora (12205173296)

Peserta KKN Kaligrenjeng Wonotirto Blitar 2020, Posko 1

Pada tanggal 9 Januari 2020, tepatnya pada malam hari sebelum Pemberangkatan KKN
tahun ini, saya merasa begitu cemas dan gelisah saat mendengar kata KKN . Bukan halnya saya
gelisah tentang penampungan yang akan saya tempati, tetapi bagaimana dan seberapa kuat
mental yang telah saya miliki sebagai Mahasiswa peserta KKN IAIN Tulungagung tahun 2020
ini, tentang apa dan bagaimana hal-hal apa saja yang akan saya lakukan disana. Sungguh sama
sekali belum ada gambaran, kecemasan yang saya alami waktu itu membuat saya sangat drop
dan pola makan saya berkurang drastis, dikarenakan mental yang ada pada diri saya down.

Jum'at 10 Januari 2020 adalah hari pertama ini masih disibukkan dengan Kebersihan Posko
dan mengadakan kerja bakti di sekeliling Posko, pada saat ini dari salah satu dari Perangkat desa
yaitu Bu Yeni biasanya disebut Bu Wo, Beliau memberikan arahan bahwasanya di desa ini
masih kental dengan Adatnya jadi Beliau berpesan bahwa kita harus lebih hati-hati ketika di desa
Kaligrenjeng ini. Pada saat ini pun saya harus lebih berhati-hati di desa ini. Keesokan harinya
Pada Hari Sabtu ini posko kami masih belum ada kegiatan, dan dengan terbatasnya sumber air
yang ada di Kaligrenjeng ini susah akhirnya saya dan kawan-kawan membuat kesepakatan untuk
mencari Sumber Air yang ada di sumur . Jarak antara posko dan sumur kira-kira ada 500 m ,
disitu juga bahan pengangkut air yaitu Bak besar dan curigen . Karena di desa Kaligrenjeng ini
sumber air itu ada sekitar 2hari sekali . setelah mengambil air saya dan kawan-kawan ke pasar
untuk membeli sayuran untuk dimasak dan dimakan bersama-sama. Jarak antara Posko dan pasar
ada kurang lebih 3km ,sehingga terkadang membeli sayurnya sekali dibuat untuk 2hari karena
terhalang oleh jarak tersebut.

Seperti biasa pada pukul 05.00 setelah sholat Subuh , saya dan kawan-kawan masak
untuk sarapan pagi dan disitu pula kebahagiaan kami dan sedikit untuk menyesuaikan kehidupan
kami atau bisa disebut mendekatkan diri kita ke teman yang lainnya itu sangat-sangat luar biasa,
karena pada dasarnya kami belum saling kenal dan berbeda-beda jurusan. dan pada sore hari kita
melakukan Rapat untuk membentuk Jadwal Piket dan jadwal Masak agar di Hari kedepan dapat

25
Kondusif untuk menjalani nya . Dan disini juga kita mencoba untuk membentuk sebuah Devisi
dimana divisi sebelumnya sudah di buat saat kumpylan pertama , disini kita saling berkumpul
dengan devisi untuk saling berkenalan lebih dekat lagi. Karena pada dasarnya nanti kita akan
berkerja dengan devisi kita masing-masing untuk menjalankan sebuah Proker yang akan di
jalankan 1 bulan yang akan datang.

Senin 13 Januari 2020 ,Pada hari Senin ini adalah pembukaan KKN di Balai desa
Kaligrenjeng, disini saya di pagi hari setelah sholat subuh saya membantu teman-teman saya
untuk menyiapkan semua peralatan yang akan dibuat untuk pembukaan KKN , dan disini juga
saya menjumpai posko 2 yang ikut serta dalam mempersiapkan peralatan2 yang akan dibuat
untuk pembukaan, disitu juga kita tak lupa untum membersihkan sekeliling Balai desa agar
tercipta suasana yang indah dan nyaman. setelah mengadakan pembukaan di Balai desa berjalan
dengan lancar akhirnya kita mengadakan evaluasi untuk merevisi bagaimana tindakan atau
kekurangan yang telah kita jalani pada saat pembukaan tersebut, disini kita masih banyak
kesalahan dalam dalam acara pembukaan yang awalnya dirigen nya itu salah ketukan saat
menyanyikan lagu Indonesia raya dan lain sebagainya. Makhlum kan masih awal pertama kita
terjun langsung di desa dan masih banyak perbaikan yang akan di perbaiki untuk kedepannya
lagi.

Keesokan harinya saya Mengajar anak PAUD di desa Kaligrenjeng pada Pukul 07:00
sampai 09:30. Di PAUD ini jumlah anak nya adalah 10 anak, anak-anak tersebut sangatlah aktif
dari beberapa jumlah siswa yang ada di PAUD. Misalnya apabila di beri Tugas untuk mewarnai
disitu juga anak-anak sudah ada yang neearnainya sangat rapi dan sudah bagus, dan ada juga
yang masih perlu bimbingan dari Ibu guru tersebut karena anak tersebut masih sangat sangat
manja kepada orang tua, segingga masih perlu di beri arahan untuk belajar mandiri dalam
mewarnai gambar.Pada Pukul 14:30 ada Kegiatan belajar TPQ di Masjid Kaligrenjeng disini
juga masih kekurangan tenaga kerja untuk mengajar TPQ, sehingga Mahasiswa di haruskan
untuk membantu mengajar TPQ yang ada di Kaligrenjeng ini. Kita memulai pelajarannya dari
menghafal doa-doa surat pendek terlebih dahulu dan selesai pada pukul 16:00 .Pada malam hari
pukul 18:30 mengikuti acara Rutin warga Kaligrenjeng yaitu Khotmil Qur'an. Disini juga kita
26
mulai dekat dekan warga kaligrenjeng khususnya dan juga menjaga silaturahim dengan
diakananya kegiatan Khotmil Qur'an ini.

Dipagi hari setelah sholat subuh saya melakukan senam kecil-kecil an untuk menarik para
anak-anak di desa kaligrenjeng untuk mengikuti senam pagi tersebut, karena pada dasarnya
kesehatan itu lebih penting . setelah mengadakan senam saya dan teman saya memasak untuk
dibuat sarapan teman-teman nanti . disini juga saya sudah mulai kenal dengan teman-teman
disekeliling saya dan mulai bercanda dan lain sebagainya , disini juga saya merasakan bahwa
teman-teman saya asik dan saling bercanda tawa .Pada pukul 15.00 saya melakukan kegiatan
mengajar di TPQ Di mushola desa kaligrenjeng disini juga siswanga sangatlah aktif dalam
melakukan kegiatan seperti praktek sholat, dan praktek wudhu, kita sebagai kakak-kakak KKN
itu mencoba untuk mendekatkan merangkul adik2 agar dia merasa nyaman dan suka di ajar sama
kakak-kakak KKN tersebut.

Selanjutnya pada pukul 08.00 saya mengikuti kegiatan di rumah bu Lis yaitu dalam
rangka membuat Jenang dan membuat Wajik . Pengalaman baru lagi yang sata dapatkan saat ini,
pengalaman membuat jenang yaitu ikut mengolah seperti merebus beras Ketan dan mengupas
Kelapa untuk dijadikan salah satu bahan untuk pembuatan jenang , dan tak lupa lagi Usaha Bu
Lis ini sudah dikenal di berbagai daerah ,karena di selain Jenang dan Wajik nya sangat enak Bu
lis ini menjual nya dengan harga murah ,sehingga banyak sekali orang2 yang sudag mengenal
usaha Bu lis ini. Padahal masih saja 3 tahun usaha ini berjalan .Pada pukul 13.00 saya
memberikan tambahan bimbel untuk anak-anak yang ada di sekitar posko agar dapat
penambahan ilmu dan juga dan anak tersebut bisa menanyakan apa saja yang belum bisa dia
pahami dalam belajar di sekolahan tersebut .

Seperti biasa pada pagi hari saya mengajar anak SD pada kelas 2 dan disini anak-anak
menyambut dengan bahagia karena anak-anak suka dengan bagaimana cara mengajar nya dan
menjelaskan dengan baik , karena sebelumnya guru2 disini tidak seperti itu dan belum
mempunyai guru tetap dan juga anak-anak saya berikan Es Breaking agar melatih konsentrasi
dan senang belajar dalam ruangan sekolah tersebut biar tidak jenuh untuk melakukan belajar
.Pada pukul 13.00 saya mengikuti kegiatan ibu-ibu yaitu Yasinan bersama dan disitu juga saya
27
dan teman-teman melakukan perkenalan pada warga sekitar agar terciptanya suasana yang
harmonis dalam menjalankan pengabdian yang akan datang.

Pada sore hari ada kegiatan yaitu kita mengadakan kegiatan rutin Senam lansia , disini
juga banyak sekali respon dari ibu2 dia senang dengan diadakan senam lansia di des
Kaligrenjeng ini . Dan tak kunjung lama juga ibu-ibu banyak yang datang menghampiri kita
untuk ikut senam lansia . pada sore hari saya juga mengikuti kegiatan Tiba'an yang diadakan ibu-
ibu warga kaligrenjeng. Disini sangatlah aktif dalam kegiatan Tiba'an ini juga dan selain itu ibu2
juga sangat berpatisipasi dalam kegiatan ini .Di pagi hari saya masak dan membuat Kolak dari
Labu yang disini banyak sekalu anak2 yang belum tau dan belum pernah makan Labu
tersebut.sore harinya saya dan teman2 mengadakan rapat lagi untuk menindak lanjuti kegiatan
yang akan datang.

Seperti biasa setiap pagi saya Mengajar di SDN 1 Kaligrenjeng di Kelas 4 dan mulai jam
07.00 sampai jam 10.00 . Di situ saya mengajar kelas 4 pada mata pelajaran Tematik, disini saya
merasa senang Karena pertama Siswa-Siswi yang saya ajar itu ikut berpatisipasi dan mencoba
memahami bagaimana cara mengajar saya, dan siswa-siswi mencoba memahami materi yang
sudah saya jelaskan disitu juga saya menanyakan kepada siswa siswi yang saya ajar apakah yang
saya ajarkan atau yang saya jelaskan itu sudah paham atau belum, nah disitu anak-anak juga
sangat-sangat memahami apa yang telah saya Ajarkan, karena pada dasarnya di SDN 1
Kaligrenjeng ini juga kekurangan Tenaga Ajar, disini siswa-siswi merasa senang karena sudah
dibantu di ajarkan mata pelajaran yang pada hari itu seharusnya diajarkan oleh guru. Disini anak-
anak setelah saya suruh mengerjakan tugas yang saya berikan, lalu anak-anak saya suruh untuk
mencocokkan tugas yang sudah di kerjakan lalu setelah itu kita mengadakan evaluasi sebelum
kita berIstirahat atau kata lainnya saya beri Kuis untuk mengingat tugas yang sudah saya berikan
agar siswa tetap mengingat apa yang sudah saya ajarkan sebelumnya.Setelah itu pada Pukul
13:00 saya melakukan kegiatan Rapat bersama Devisi Pendidikan untuk melakukan apa saja
yang akan di laksanakan pada hari-hari kedepan untuk Sekolahan yang sudah di masuki kakak-
kakak KKN, apakah proker selanjutnya yang kita buat.

28
Pada pukul 17.40 kita melakukan Jama'ah sholat Maghrib di Mushola setelah itu tujuan
kita untuk melakukan kegiatan mengajar membaca Al-Qur'an pada Anak-Anak maupun Orang
yang sudah tua, yang bertempat di Mushola tersebut. Pada kegiatan ini masyarakat yang ada
pada desa Krajen etan merasa terbantu karena pada dasarnya guru ngajinya itu cuma 1 orang ,
otomatis guru tersebut merasa kualahan karena sudah mengajar anak-anak maupun orang tua.
Pada tingkatan Anak-anak pertama kita berikan materi bagaimana cara melafalkan huruf-huruf
hijaiyah dengan benar. Lalu setelah itu kita mengajarkan Iqro' pada anak-anak dan juga
mengajarkan membaca Al-Qur'an pada anak yang sudah mengerti jelas bagaimana cara
melafalkan huruf hijaiyah dengan benar.

Pada pukul 05.00 kegiatan utama yaitu masak dan juga bersih2 sekalian di sekeliling
posko agar terjaga kebersihan dan kenyamanan saat di posko Di lanjutkan lagi pada pukul 07.40
saya mengajar di SD kaligrenjeng di kelas 2 dan melatih senam sekaligus Nari. Saya mengajar
di MI sweden di kelas 5. Muritnya sangat antusias dalam hal belajar .Dan di siang hari
dilanjutkan melatih senam dan juga Nari di MI sweden.Dan pada pukul 12.00 dilanjutkan ngaji
bareng di Mushola Sweden.

Pada pukul 07.00 saya mengajar di MI Sweden dan selama perjalanan di MI Sweden
Jalanan nya masih dalam keadaan Rusak sekali dan di sekelilingi jurang-Jurang dan di situ juga
banyak sekali jalan yang menanjak begitu pula banyak orang-orang yang jalan mencari rumput.
Setelah sampai di MI Sweden anak-anak pun menyambut dengan gembira. Dan tak lupa anak2
slalu gembira dan segera meminta untuk Esbreaking terlebih dahulu agar tidak lelah dalam
belajar. Anak-anak juga senang ketika diberikan esbreaking dengan berbagai gerakan disitu
malah semakin membuat anak-anak kreatif juga. Saya merasa senang karena anak-anak begitu
menyukai apa saja yang telah kakak kakak KKN berikan. Dia merasa sangat di sayangi karena
dengan adanya berbagai kegiatan seperti Esbreaking dan kerajinan-kerajinan yang bisa di buat
oleh anak-anak. Setelah itu anak-anak pada saat istirahat mengajak untuk melakukan senam
untuk dijadikan lomba.

Di pagi hari tidak lupa untuk melakukan Sholat Subuh berjamaah di Masjid Kaligrenjeng.
Saat itu saya merasakan Ketenangan di hati dan merasa sangat-sangat bahagia karena masih
29
diberikan Kesehatan dan Kebahagiaan dan tak lupa saya sangat bersyukur kepada Allah SWT.
Dan pada pukul 07.00 saya melakukan kegiatan yang saya senangi yaitu senam pagi di SD
Kaligrenjeng ,siswa-siswa disitu juga senang sekali diajak senam pagi . Biasanya di SD
kaligrenjeng ini tidak diadakan kegiatan-kegiatan Rutin di situ pula saya melakukan kegiatan
agar di teruskan pada saat nanti setelah KKN berakhir yaitu dengan melatih senam setiap hari
Rabu dan Jum'at setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan Bersih-Bersih kelas. Selanjutnya anak-
anak di ajarkan berbagai bentuk kerajinan seperti melipat kertas dan selanjutnya akan di bentuk
berbagai model kerajinan tangan. Dari hasil pengamatan yang telah saya lakukan dari SDN
Kalingrenjeng 1 dan MI Miftahul Ulum Sweden, saya berInisiatif bahwa saya harus membuat
media pembelajaran untuk sekolahan tersebut, karena disisi kurangnya tenaga pendidik juga
minimnya media pembelajaran setidaknya saya harus mengajarkan kepada anak-anak bahwa
media pembelajaran juga penting untuk dijadikan tolak ukur hasil belajar siswa yang ada di desa
Kaligrenjeng.

Setelah saya musyawarahkan kepada semua teman-teman dan akhirnya semua teman
saya menyetujui saya membuat media pembelajaran yang berjudul Media Pembelajaran
RALALI yaitu kepanjangan (Rambu-Rambu Lalu Lintas) yang bisa di aplikasikan dari beberapa
mata pelajaran yang akan di ajarkan oleh guru. Dan yang satunya lagi Media Pembelajaran yang
bernama Papan Pintar. Setelah 2hari pembuatan media tersebut saya terapkan kepada siswa SDN
01 Kaligrenjeng dan MI Miftahul Ulum Sweden mereka sangat antusias sekali dalam hal
mengenal Media pembelajaran tersebut, disisi lain dari murid SD dan MI di Kaligrenjeng
menyukai Media Pembelajaran tersebut tak lupa juga gurunya sangat-sangat senang dan
berterimakasih telah diberikam media pembelajaran yang mudah digunakan dan di aplikasikan
kepada siswa-siswi sekolah dasar tersebut. Harapan saya setelah di berikan media pembelajaran
ini semoga di SDN 01 Kaligrenjeng dan MI Miftahul Ulum Sweden menjadi sekolahan yang
maju dan sekolahan yang dapat mencetak generasi-generasi penerus bangsa yang hebat dan bisa
membanggakan guru serta orang tua yang telah mendukung anak-anak nya menjadi orang yang
hebat sekaligus bermanfaat bagi Nusa Bangsa dan Negara, Amin Amin Amin Ya Robbal

30
Alamin. Dan KKN IAIN Tulungagung mampu menjalankan visi-misi KKN 2020 ini dengan
lancar dan sukses.

Adellia EsaNora mahasiswi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Menemukan
banyak sekali Pengalaman yang Luar Biasa dalam Program KKN di Desa Kaligrenjeng Kec.
Wonotirto Kab. Blitar

31
Kaligrenjeng Kang Ngayemake
Oleh : Rohmatul Yunia Sari (12402173297)
Peserta KKN Desa Kaligrenjeng

K
egiatan KKN ku diawali dengan lika-liku kehidupan yang sangat berkesan dan
dramatis. Diawali dengan pendaftaran KKN yang membuat panik dan cemas
seluruh peserta KKN, karena pembukaan pendaftaran KKN haruscepet-cepetan,
karena jika tidak segera daftar kita gak akan bisa ikut KKN gelombang pertama.
Kegiatan KKN di awali dengan kegiatan pembekalan yang dilakukan di kampus IAIN
Tulungagung, yang di pandu oleh LP2M, Camat, DPL, dsb. Dalam kegiatan pembekalan, aku
menjadi mempunyai banyak teman dari berbagai jurusan dan bisa mengenal satu sama lain.
Dengan saling mengenal satu sama lain membuat tali persaudaraan diantara peserta KKN kian
erat. Sehari sebelum keberangkatan peserta KKN di Desa Kaligrenjeng ini, membuat perasaanku
menjadi khawatir. Perasaan khawatir ini bukan hanya apa yang akan dilakukan disana selama 35
hari ke depan maupun bagaimana tempat yang akan kutempati selama 35 hari tersebut, tetapi
dikarenakan akan berpisah dengan keluarga selama 35 hari nantinya, apakah aku kerasan, apakah
aku mampu beradaptasi, apakah aku mampu bersosialisasi, atau aku hanya akan berdiam diri tak
peduli, rasanya benar benar gelisah.
Jum'at 10 Januari 2020, hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga, ditandai proses
pelepasan peserta KKN di kampus IAIN Tulungagung yang dilanjutkan acara serah terima di
Desa Kaligrenjeng pada hari Senin 13 Januari 2019. Kekhawatiran yang pernah aku rasakan
perlahan-lahan memudar sendiri. Hal ini dikarenakan baiknya teman-teman satu posko dan juga
kekonyolan dan kerecehan dari mereka yang membuat kekhawatiran sedikit memudar. Hari
pertama kegiatan KKN ku dimulai dengan membersihkan posko terlebih dahulu, menata barang-
barang, sholat berjamaah di masjid depan posko serta makan malam dilakukan kegiatan evaluasi
terkait kegiatan yang akan dilakukan. Keesokan harinya, kegiatan KKN yang sebenarnya

32
dimulai, diawali dengan pagi hari memasak dan melakukan aktivitas lainnya. Hal lainnya juga
mendatangi sekolah-sekolah untuk meminta ijin membantu kegiatan yang ada di sekolah.
Dua hari setelah kedatangan pada hari pertama, merupakan pengalaman yang sangat
berkesan menurutku, karena pertama kalinya aku mengajar di salah satu lembaga pendidikan
yaitu TK Dharma Wanita yang terletak disebelah sekolah dasar di desa kaligrenjeng, yaitu SD
Negeri 1 Kaligrenjeng, sekolah yang terdapat 6 kelas yaitu kelas 1 hingga kelas 6, disana
terdapat beberapa guru yang mengajar dan ada kelas yang tidak ada pengajarnya, kami terbagi
oleh kelompok yang terbagi untuk mengisi kelas-kelas yang kosong tadi. Aku memilih
membantu mengajar di kelas TK karena aku suka bermain dengan anak kecil, bagiku anak kecil
itu adalah malaikat-malaikat yang dikirim tuhan untuk membantu kebahagiaan orang tuanya,
generasi penerus bangsa, dan juga sebagai salah satu penghilang rasa penat, kesal, maupun lelah
karena tingkah laku lucu mereka. Disitu aku mengenalkan diriku dengan sebutan mbak menyun,
aku dibimbing oleh 1 guru yang mengajar 2 kelas yaitu TK A (nol kecil) biasa orang
menyebutnya dan TK A atau nol besar, mereka antusias ketika kami sebagai kakak-kakak KKN
membantu mengajar, dimuali dengan berdoa, kemudian menggambar, menulis dan mewarnai,
istirahat ketika sudah pukul 09;30 dan masuk lagi ketika sudah jam 10;00 akupun ikut beli jajan
di warung kecil sebelah SD dan TK yang terdapat berbagai macam-macam jajanan lama yang
mengingatkan pada masa kecilku, mengingatkan pada situasi dan kondisi rumah yang makin
membuatku rindu. Bel berbunyi dan masuk kembali dan melanjutkan pelajaran seperti menulis
dan mewarnai kemudian waktu pulang pada pukul 10;20 dan kamipun kembali ke posko bagi
yang telah menyelesaikan tugas mengajarnya.
Beralih dari kisah di atas, hari-hari di minggu pertama berada di desa kaligrenjeng
membuatku merasa ingin pulang, karena kegiatan KKN yang masih monoton. Mungkin memang
benar tentang kata-kata dengan singkatan KKN, mulai dari Kuliah Kerja Ngemil, Kuliah Kerja
Ngrumpi, Kuliah Kerja Nguli, Kuliah kerja Ngluyur dan lain-lain yang unik dan lucu dengan
lingkungan sekitar. Kegiatan silaturrahmi sekaligus pemetaan ke rumah masyarakat dengan
tujuan sosialisasi tentang keberadaanku dan teman-temanku sekelompok di desa ini. Selebihnya
kami lebih banyak menghabiskan waktu untuk makan dan tidur.

33
Hal seru lainnya ketika datang ke MI, TK, Paud desa, Paud MI maupun TPQ dan berbaur
dengan banyak anak membuat beban pikiran menjadi berkurang. Dengan membantu di MI
maupun SD, kami juga memberikan informasi bagi anak yang ingin mengikuti bimbingan les
bisa datang ke posko kakak-kakak KKN. Dari informasi tersebut ternyata banyak anak yang
antusias ingin mengikuti bimbingan tersebut, terbukti keesokan harinya dari jam 4 sampai jam 7
malam ada juga anak-anak yang minta di les i.
Dari banyaknya antusias dari masayarakat desa kaligrenjeng ini membuatku dan teman-
teman satu kelompok devisi ekonomi membuat suatu program kerja yaitu membuat produk
makanan yang berbahan ketela. Hal ini, dikhususkan untuk ibu-ibu PKK yang ada di Desa
Kaligrenjeng. Kami dari devisi ekonomi mengadakan sosialisasi pembuatan produk "DOTA
(Dodol Tape)" khas kaligrenjeng dengan diadakan acara demo memasak pada acara ibu-ibu PKK
yang dilakukan di Kantor Desa Kaligrenjeg. Acara ini dilakukan pada Hari Kamis 06 Februari
2020 pada pukul 10 pagi. Dari hasil sosialisasi ini, produk yang telah dibuat anak-anak devisi
ekonomi yang dapat dijual oleh ibu PKK, dodol tape ini adalah salah satu bentuk upaya
pemanfaatan ketela yang banyak di ladang ladang masyarakat Kaligrenjeng. Ketika sampai
waktunya kami berpamitan kepada warga masyarakat yang paling dekat dengan posko tampak
air mata mereka menetes, menunjukkan rasa sayang mereka yang menganggap kami ada, kami
berguna, kami mereka butuhkan membuat air mataku juga tidak terbendung, rasa syukur aku
ucapkan kepada tuhan telah mengenalkan diriku kepada mereka yang telah mengajari kami
banyak hal, rasa terimakasih kepada masyarakat yang telah menerma kami dan permintaan maaf
kepada mereka karena perbuatan kami.
Saya Rohmatul Yuniasari Jurusan Ekonomi Syariah mendapat banyak pelajaran dan pengalaman
dari program KKN
pengalaman di terlupakan.
yang tak Desa Kaligrenjeng Kecamatan wonotirto Kabupaten Blitar.
“Kebersamaan selama 35 membawa cerita cinta yang istimewa”.

34
35
Asing Awalnya Sayang Akhirnya: Memori 35 Hari Bersama
Oleh: Maulidia Nurudibba
Peserta KKN Desa Kaligrenjeng, Posko 1

KKN Reguler Multisektoral merupakan suatu kegiatan wajib bagi mahasiswa sebagai
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang pengabdian masyarakat. Tahun ini KKN
Reguler Multisektoral diselenggarakan selama 35 hari dengan pilihan lokasi di berbagai Desa di
Kabupaten Blitar dan diikuti oleh sekitar dua ribu lebih mahasiswa IAIN Tulungagung. Sebelum
mahasiswa dilepas untuk pelaksanaan KKN, mereka terlebih dahulu mendapatkan pembekalana
dari pihak LP2M. Pembekalan ini meliputi penjelasan kegiatan KKN, apa saja yang harus
dilakukan, pengenalan lokasi, serta potensi yang sekiranya bisa digali.
Saya adalah salah satu dari sekian ribu peserta yang namanya tercantum untuk mendaftar
KKN gelombang satu ini. Pengumuman pendaftaran kusambut dengan antusias, tentu saja. Tapi,
rasa senangku sedikit terganggu karena adanya kekurangan tempat. Ya, sebagian besar
mahasiswa non-FTIK harus merasakan kecewa karena tidak mendapatkan tempat KKN. Kami
harus menunggu berhari-hari untuk mendapatkan kepastian, apakah kami masih diterima untuk
menjadi anggota KKN gelombang satu ini. Tapi Alhamdulillah masalah itu dapat terselesaikan
dan akhirnya kami mendapat tempat.
Oh ya, kenapa aku sangat antusisas untuk mendaftar KKN ini? Karena dari pengalaman
beberapa teman yang telah KKN, KKN itu menyenangkan. Bisa mendapat keluarga baru dengan
latar belakang yang kita tidak ketahui sebelumnya. Tentu itu sangat menatang bukan?
Bayangkan, kita harus hidup dan tinggal bersama 20 orang yang kita anggap asing sebelumnya,
tanpa kita ketahui asal-usul keluarganya, bagaimana kepribadiannya, dan sebagainya.
Hari Jum’at, tanggal 10 Januari 2020 menjadi awal petualanganku bersama teman-teman
KKN. Kelompokku beranggotakan 20 mahasiswa dengan rincian 5 laki-laki dan 15 orang
36
wanita. Kita mendapat tempat di suatu desa di wilayah Blitar Selatan, yaitu tepatnya di Dusun
Krajan, Desa Kaligrenjeng, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar.
Kaligrenjeng, sebuah desa yang baru pertama kali aku mendengar namanya dan pertama
kali pula aku kunjungi saat KKN ini. Desa ini lebih dingin udaranya jika dibandingkan dengan
desa asalku.
Kami berangkat pukul 14.30 WIB dari titik kumpul di depan kampus IAIN Tulungagung.
Perjalanan memakan waktu yang cukup lama, yaitu 1,5 jam. Singkat cerita, kami sampai di
posko pada pukul 16.30 WIB. Disambut oleh Ibu Kamituwo Dusun Krajan, yaitu Ibu Yeni.
Setelah sampai kami berkeliling melihat isi dan sisi-sisi rumah yang akan menjadi tempat kami
bernaung selama 35 hari kedepan. Setelah melihat sisi-sisi rumah, kami pu membagi tugas. Ada
yang memasak di dapur untuk makan malam dan ada yang bersih-bersih rumah untuk persiapan
istirahat malam. Setelah makan malam, kita isi waktu dengan bercengkrama dan berkenalan satu
sama lain dan ditutup engan istirahat. Malam pertama kita lalui dengan lancar dan tentu
memberikan kesan menyenangkan.
Esok harinya, kami mulai beraktivitas membersihkan kamar madi, dapur, serta membuat
tempat jemuran baju di belakang rumah. Selain itu, kami mulai melakukan kegiatan masak-
memasak. Untuk bahannya, kami membelinya di pasar. Jarak antara rumah dan pasar cukup
jauh. Setelah bahan terkumpul, kami para wanita memasak bersama di dapur. Kegiatan inilah
yang kemudian sekaligus menjadi sarana perkenalan bagi kami. Sangat menyenangkan.
Siangnya, kami mulai berkunjung ke rumah-rumah tetangga untuk berkenalan. Masyarakat di
sana sangat ramah dan menyambut kedatangan kami dengan antusias.
Satu yang mmenjadi kendala di sana, yaitu minimnya keberadaan air. Air sangatlah jarang.
Bahkan di hari pertama kami di sana, kami harus sudah mencari air di sumur yang ada di dekat
sana, karena memang di posko sama sekali tidak ada air. Jarak antara posko dan sumur cukup
jauh dengan jalan yang naik turun, sehingga mengharuskan kami menaiki motor saat mencari air.
Alhamdulillah-nya, Allah pilihkan teman-teman yang sadar untuk membantu tanpa harus
disuruh. Saat air mulai habis, mereka terutama para lelaki akan berangkat mencari air di sumur.
Minimnya ketersediaan air inilah yang selanjutnya menjadi beban bagiku. Membuat tak
krasan dan ingin pulang. Bayanganku, aku akan kesulitan mandi, belum lagi kalau nanti kebelet
37
buang air kecil maupun besar mau kemana. Namun ternyata prasangka awal itu terbantahkan.
Lalu bagaimana untuk mandi? Pasti penasarankan bagaimana kita bisa mandi? Untuk urusan
mandi, Alhamdulillah kami tetap bisa mandi cantik minimal dua kali sehari di rumah tetangga.
Terkadang kami juga memanfaatkan kamar mandi masjid untuk mandi. Bisa mandi setiap hari
menjadi salah satu hal yang paling disyukuri saat tinggal di sana. Dan karena hal itu juga, kami
belajar untuk menghargai air.
Minggu pertama berlalu dengan kegiatan yang monoton di posko. Rebahan dan malas-
malasan menjadi kegiatan sehari-hari selama minggu pertama. Namun, ada satu kegiatan minggu
pertama yang paling berkesan, yaitu kita pergi ke Pantai Tambakrejo bersama-sama, gratis pula.
Letak pantai Tambakrejo memang dekat dengan posko, hanya 15 menit perjalanan. Tujuan kita
pergi ke sana adalah untuk pengambilan foto per-divisi, bonusnya sekalian rekreasi. Setelah
berfoto ria di pantai, selanjutnya kita makan bersama di warung milik ibu salah satu teman kami,
Hanna namanya. Di sana kita makan ikan bakar dan minum es teh sampai kenyang. Allah Maha
Baik bukan, hehe. Setelah kegiatan itu selanjutnya muncul jargon KKN itu Kuliah Kerja Nyang
Pantai.
Minggu kedua, kita harus mengenyahkan seluruh rasa malas, karena kami sudah harus
memulai aksi nyata kami. Di awali dengan berkunjung ke sekolahan yang tak jauh dari posko,
yaitu SDN 1 Kaligrenjeng. Kami diberi tugas untuk membantu Kegiatan Belajar Mengajar di
sana. Bukan hanya Sekolah Dasar, tapi kami juga harus membantu KBM di Taman Kanak-
Kanak dan PAUD. Di momen itu juga kami mengumumkan kepada para siswa SD yang ingin
mengikuti bimbingan belajar bisa datang ke posko kami. Dan dengan tak terduga, sorenya
langsung banyak adik-adik yang datang untuk belajar. Mereka sangat antusias menyambut
kedatangan kakak-kakak KKN dan semangat untuk belajar bersama di posko.
Selain di SDN 1 Kaligrenjeg, kami juga diminta untuk membantu mengajar di MI Sweden,
sebuah Madrasah Ibtidaiyyah yang terletak di Dusun Sweden, yang menurutku sebuah surga
tersembunyi. Untuk menuju ke sana kita harus melalui jarak yang cukup jauh dengan medan
yang tidak mudah. Namun, semua kesulitan itu terbayarkan dengan indahnya pemandangan
selama perjalanan serta sambutan adik-adik dan masyarakat yang luar biasa antusias.

38
Biar kuceritakan sedikit tentang MI Sweden yang meninggalkan kesan mendalam bagiku.
Sekolahan ini kecil. Hanya ada 7 ruang di sana. 1 ruang untuk RA, 1 ruang kantor, dan sisanya
adalah kelas. Apakah kalian pernah melihat film Laskar Pelangi? Seperti itulah gambaran
sederhananya, meskipun tak separah di film itu. Dalam satu sekolahan ada 17 murid. Bayangkan,
ada enam kelas dan muridnya hanya 17 siswa. Berarti rata-rata tiap kelas memiliki ‘hanya’ tiga
murid. Ada kelas yang harus disekat ketika proses belajar mengajar, atap yang jebol plafonnya,
hingga ada kelas yang harus lesehan ketika belajar. Tapi, semangat belajar mereka mampu
megalahkan sekolah-sekolah favorit di kota. Semoga Allah langgengkan sekolah itu dan Allah
perbaiki keadaannya.
Hari-hari kami selanjutnya diisi oleh kegiatan yang padat, pagi hari kami harus membantu
mengajar di SD dan MI. Sorenya kami membantu mengajar di TPQ di Masjid Darussalam dan
malamnya kami harus membantu mengajar di TPQ Krajan Timur. Selain itu, setelah pulang dari
Krajan Timur, kami harus melakukan evaluasi kerja harian serta merumuskan program kerja
yang akan kita lakukan kedepannya. Dalam rapat itu pula setiap divisi harus mengutarakan
program unggulan apa yang akan mereka buat untuk memberdayakan desa Kaligrenjeng.
Meskipun program unggulan berasal dari setiap divisi, namun semua teman ikut membantu tanpa
terkecuali. Itulah yang menambah semangat kekeluargaan kami.
Hingga tiba saatnya, satu per satu program kerja setiap divisi harus dijalankan. Misalnya
saja program kerja divisiku, yaitu divisi social budaya dan agama yang mengadakan pelatihan
kepengursan jenazah bagi ibu-ibu. Tujuan diadakannya program kerja ini adalah untuk mencetak
ibu-ibu muslimat yang cakap dalam kepengurusan jenazah, khususnya jenazah wanita. Alasan
diadakannya program ini adalah kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang kepengurusan jenazah
di Desa Kaligrenjeng, sehingga saat ada wanita yang meninggal dunia, kepengurusannya tetap
dilakukan oleh modin laki-laki. Padahal, seharusnya kepengurusan jenazah dilakukan oleh
mahromnya atau yang sejenis kelamin dengan si mayit.
Alhamdulillah kami sangat bersyukur, karena pada setiap program kerja yang kami adakan
selalu mendapat respon positif dari warga masyarakat maupun dari perangkat desa setempat. Hal
itulah yang kemudian menjadi pemacu semangat bagiku dan kawan-kawan seperjuangan untuk

39
terus menyuguhkan program kerja yang diharapkan membawa dampak positif bagi masyarakat
desa Kaligrenjeng.
Kuliah Kerja Nyata, selain wadah untuk mengabdi pada masyarakat melalui program kerja,
juga menjadi sarana membangun kesadaran social dengan masyarakat sekitar. Oleh karena itu,
aku ingin menuliskan sedikit tentang masyarakat di sana yang berbekas diingatanku. Nama
beliau bu Sukin. Beliau tinggal bersama suami dan keempat anaknya yang kesemuanya laki-laki.
Rumahnya bersebelahan dengan poskoku. Beliau tetangga yang sangat baik. Aku merasa begitu
beruntung bisa bertetangga dengan beliau. Kamar mandi beliau menjadi tempat langgananku dan
teman-teman untuk mandi, mencuci baju, dan buang air. Beliau dengan ikhlas menawarkannya
untuk kami pakai, hingga terkadang keluarga beliau harus rela kehabisan air dan akhirnya harus
mandi di sumur karena kami.
Masih lekat diingatanku, setiap aku dan kawan-kawan menumpang mandi di rumah Bu
Sukin, beliau selalu saja menawari kami makan. Masakan beliau sangat enak, terutama yang
menjadi favoritku adalah sambel teri. Maasyaa Allah lezatnya. Akibatnya, nasi beliau habis kami
makan. Tapi, jika kami mau makan beliau sangat senang. Gurat keikhlasan muncul di wajah
beiau. Beliau bahkan hafal dengan nama-nama kami semua. Kami sudah dianggap sebagai anak
beliau sendiri. Dan itu begitu membahagiakan bagiku, seperti mendapat ibu di desa ini.
Ketika tiba waktu kami harus berpamitan dengan beliau, air matanya mangalir deras.
Berkali-kali beliau berpesan untuk tetap mengingat beliau dan jika berkunjung ke sana harus
mampir. Lantunan do’a-do’a baik keluar dari bibir beliau untuk kami. Batapa baiknya beliau.
Dan aku selalu kagum dengan orang-orang baik ditengah maraknya degradasi moral. Doaku
untuk beliau, semoga selalu diberi kesehatan dan panjang umur, serta dimudahkan dan
dilancarkan segala hajatnya. Aamiin.
Untuk teman-teman seposko sekaligus sebagai teman seperjuangan, sungguh kalian luar
biasa. Kita asing awalnya, tapi menjadi keluarga akhirnya. Canda, tawa, dan tangis kita telah ukir
bersama seatap selama 35 hari. Kita memang berbeda, tapi dengan perbedaan itu pula kita bisa
saling mencinta. Bagai pelangi yang berbeda-beda warnanya, tapi karena perbedaan itulah ia
sedap dipandang mata. Wahai kawanku, kenangan kalian terpatri pada hati terdalam. Semoga
silaturahim tetap terjaga sampai ajal tiba dan semoga tercapai segala asa dan cita. Aamiin.
40
M aulidia Nurudibba, mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah (PS). menemukan banyak
cinta, kenangan, pelajaran berharga, dan keluarga dalam program KKN di Desa
Kaligrenjeng Posko 1 Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar.

Melintas Dan Menjerat Marga Selamanya

41
Oleh: Eka Trisnawati

Peserta KKN IAIN TULUNGAGUNG Desa Kaligrenjeng, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten


Blitar

Kegiatan KKN merupakan Kegiatan yang harus dilakukan oleh seluruh mahasiswa IAIN
Tulungagung. Dimana, KKN gelombang satu ini seluruh mahasiswa yang mengikuti KKN
Multisektorat ditempatkan di daerah blitar yang kondisi desa atau wilayahnya masih harus
diperhatikan. Dalam KKN ini, saya ditempatkan di kecamatan Wonotirto desa Kaligrenjeng. Di
desa ini ada dua posko yaitu posko satu ditugaskan di dusun Krajan dan dusun Sweden,
sedangkan posko dua ditugaskan di dusun Jatinom dan Ringinrejo. Kebetulan saya dan teman-
teman KKN merupakan bagian dari posko satu.

Jum'at, 10 Januari 2020, kami berangkat ke desa Kaligrenjeng. Dan sesampainya disana
kami semua bersih-bersih rumah yang kami tinggali. Rumah tersebut adalah milik dari bapak
Tar. Beliau tinggal di pangi, agak jauh dari rumah yang kami tinggali. Setelah bersih-bersih kami
silatuhrahim ketetangga dekat rumah. Dan pada hari senin kami melakukan peresmian
pembukaan kegiatan KKN di desa Kaligrenjeng yang bertempat di Balai Desa. Masyarakat
disana sangat terbuka dan senang ketika ada mahasiswa KKN.

Permulaan yang sangat berkesan dihari pertama yaitu tidak adanya air dirumah tempat
kami tinggal. Sehingga kita harus pergi ke sumur untuk mencari air dan digotong dibawah ke
rumah. Dimana air tersebut digunakan untuk bersih-bersih rumah, memasak, dan ditaruh dikamar
mandi. Pak Tar, selaku pemilik rumah sudah memberitahukan bahwa didaerah ini memang sulit
air. Didusun Krajan bagian selatan, air akan mengalir setiap dua hari sekali. Berbeda dengan
dusun Krajan bagian utara yang menyala setiap pagi dan sore hari. Dan akhirnya dipagi hari, kita
berbagi tugas, ada yang mengambil air di sumber air (sumur) untuk dibawa ke rumah, ada yang
membersihkan kamar mandi, dapur, rumah, dan halaman depan maupun belakang rumah. Dan
dihari kedua, kami melakukan foto bersama di pantai tambak rejo, pantai ini dekat dengan desa
Kaligrenjeng yaitu disebelah utaranya. Oleh karena itu, kami memanfaatkan waktu tersbeut
untuk melakukan piknik terlebih dahulu sebelum keesokkannya berperang. Dengan melakukan

42
refreshing tersebut dapat menghilangkan rasa gelisah terkait dengan kegiatan KKN yang akan
kami lakukan didesa Kaligrenjeng. Dari kegiatan piknik tersebut membuat mood-ku menjadi
lebih gairah lagi, tertawa lepas dengan melihat kekonyolan, kebandelan mereka disana dengan
raut wajah yang sangat senang.

Dihari ke-empat, tepat dihari selasa yaitu setelah peresmian pembukaan KKN di balai
desa, kami meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di
SDN Kaligrenjeng satu. SDN ini bertempat didusun Krajan. Dan dihari ketujuh, kami pergi ke
dusun Sweden untuk meminta izin kepada kepala sekolah untuk mengajar kegiatan belajar
mengajar di MI Miftahul Huda Sweden. Dan alhamdulillah kami diizinkan untuk melakukan
kegiatan belajar mengajar disana dan membantu para guru maupun murid untuk hal tersebut
serta berbagi ilmu dengan siswa-siswi disana.

Setelah kami masuk kesekolah, disore hari ada anak-anak disekitar rumah kami tinggal
(posko) berdatangan satu persatu. Mereka main dan berseda gurau dengan kakak-kakak KKN.
Dan dimalam hari ba'da maghrib mereka juga berdatangan untuk mengerjakan pr dan saling
bertanya mengenai pelajaran disekolahnya. Beralih dari kisah diatas, diminggu pertama di dusun
Krajan, kami gunakan untuk silaturahim dan selebihnya untuk makan dan tidur saja diposko.

Hal seru lainnya ketika datang ke SD dan MI yaitu siswa-siswinya yang sangat antusias
ketika kita mengajar disana, apalagi ketika diadakan game dalam kegiatan belajar. Saat
dilakukan game, para siswa-siswi sangat pandai dalam hal tarian dan juga menyanyi. Permainan
dalam game tersebut yaitu ketika siswa-siswi ditanyai materi dalam pembelajaran tidak bisa
menjawab pertanyaan, maka siswa-siswi tersebut harus dihukum. Kebanyakan mereka yang
terkena hukuman melakukan tarian.

Pada kamis pagi, saya dan rekan saya satu kelompok divisi kesehatan pergi ke puskesmas
untuk meminta izin melakukan kegiatan didesa Krajan terkait dengan kesehatan. Namun, pada
saat itu kami ditolak untuk melakukan kegiatan tersbeut dikarenakan tidak membawa surat izin
dari kampus. Akan tetapi disore harinya, saya pergi ke ponkesdes ke rumah dinas bidannya untuk
meminta izin membantu kegiatan disana dan juga melakukan program kerja diponkesdes. Dan

43
alhamdulillah diizinkan oleh bidannya. Di hari jum'at sore saya dan teman saya melakukan
senam lansia dengan ibu-ibu. Senam tersebut dilakukan setiap sore ketika masih cerah. Akan
tetapi ketika hujan mendera, senam tidak diadakan. Selain itu, anak-anak kecil juga ada yang ikut
melakukan senam disana. Yang mana senam dilakukan didepan rumah ibu Nur.

Antusias dari masyarakat maupun anak-anak desa Kaligrenjeng ini membuatku dan
teman satu divisi kesehatan membuat sutau program kerja yaitu senam setiap pagi dan juga
lomba senam tingkat SD/MI se-Kaligrenjeng. Senam pagi dilakukan setiap hari sabtu dan kamis
pukul 06.50 Pagi. Kegiatan ini dilakukan semata-mata untuk membiasakan hidup sehat dengan
gerakan senam setiap pagi. Disaat kegiatan berlangsung mereka sangatlah antusias dalam
kegiatan senam. Para wali murid-pun juga sangat senang melihat anak-anaknya senam tiap pagi.
Selain itu, kami juga berinisiatif untuk melakukan lomba senam tingkat SD/MI se-Kaligrenjeng.
Dimana SDN Kaligrenjeng satu didusun Krajan dilatih oleh saya sendiri dengan jumlah regu ada
dua, sedangakan MI Miftahul Huda Sweden dilatih oleh rekan saya dari divisi kesehatan yaitu
umul. Dan SDN Kaligrenjeng dua dilatih oleh salah satu anggota dari divisi kesehatan posko
dua. Dengan adanya lomba senam ini diharapkan para siswa-siswi dapat menerapkannya
disekolah untuk kegiatan senam pagi. Diadakannya lomba senam ini, membuat saya lebih dekat
dengan anak didik saya saat latihan senam setiap pulang sekolah. Lomba senam ini dilakukan
dihari minggu, 09 Februari 2020 pukul 08.30 WIB bertempat dibalai desa Kaligrenjeng dengan
dilihat oleh beberapa guru sekolah mereka, wali murid, perangkat desa, peserta KKN yang lain
dan juga peserta KKN IAIN Tulungagung.

Disaat saya dan teman-teman akan pergi dari desa yang disinggahi pada tanggal 17
Februari 2020, kami berpamitan terlebih dahulu kepada masyarakat sekitar posko. Saya dan
teman-teman sangat kehilangan sosok keluarga yang selama 35 hari ini sudah terbentuk. Kami
saling mengenal satu sama lain termasuk masyarakat sekitar. Sebuah keluarga yang hanya
sebentar ini akan terjalin untuk selamanya tanpa batas, meskipun jarak saling membendung
diantara kita semua. Dan hal yang palingku rindukan adalah canda tawa, kekonyolan dan
melakukan hal-hal yang menjengkelkan tapi itulah yang spesial dari kita semua.

44
Seberkas Cahaya Kaligrenjeng

Oleh : Galuh Dwi Sekarini

Perserta KKN Desa Kaligrenjeng, Posko 1

45
Lima semester telah kulalui di kampusku tercinta. Kunikmati setiap liburan semester
dengan bersenang-senang dan menghabiskan waktuku untuk bermain sepuasku. Namun, liburan
kali ini terasa berbeda. Baru semester lima kemarin kulewati dan tiba saatnya libur semester.
Bedanya, liburan kali ini membuatku merasa sedikit cemas. Rasanya tidak akan kunikmati
liburan ini seperti liburan-liburan sebelumnya. Beberapa hari sebelumnya, pengumungan
mengenai siapa saja mahasiswa semester 5 yang terdaftar mengikuti kegiatan PPL sudah keluar.
Aku sangat berharap namaku tertera pada daftar tersebut. Memang dari awal aku ingin menjalani
PPL terlebih dahulu daripada KKN. Karena dari cerita-cerita kakak tingkat yang sudah pernah
menjalani kegiatan tersebut, mereka menganggap KKN lebih sulit daripada PPL. Dan aku
berencana ketika KKN nanti bisa sambil kugunakan waktu luangku disana untuk membuat
skripsi. Hitung-hitung menyicil agar lebih mudah kedepannya dalam mengerjakan skripsi.
Namun nyatanya kenyataan tidak sesuai harapan awal. Ternyata namaku tidak tertera pada daftar
nama tersebut. Mengetahui akan hal itu, aku langsung pasrah dan terima bahwa memang KKN
lah yang harus kujalani terlebih dulu.

Hari pendaftaran KKN pun tiba. Aku bergegas mendaftarkan diri sebelum kuota
terpenuhi. Tak terbayangkan jika sampai kuota sudah penuh dan aku terpaksa harus menjalani
KKN sekaligus PPL dengan waktu yang berurutan pada semester berikutnya. Dengan segera
kubuka website pendaftaran KKN. Karena website sedang mengalami server down, pada cobaan
pertama gagal, kedua gagal, ketiga gagal, dan akhirnya pada percobaan keempat website berhasil
terbuka. Segera kuisikan biodataku secara lengkap dan terakhir tinggal memilih lokasi KKN
yang akan aku tuju. Aku tidak mempunyai gambaran apa-apa tentang dimana lokasi yang ingin
aku tuju. Tidak ada persiapan apa-apa tentang KKN, memilih lokasipun hanya asal-asalan.
Setelah beberapa tempat yang sudah kupilih kebanyakan penuh, akhirya ada satu tempat yang
berhasil aku masuki. Desa Kaligrenjeng.

Desa Kaligrenjeng terletak di Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Aku tidak tahu
dimana tepatnya daerah tersebut. Daerah yang terdengar sangat asing bagiku. Mungkin karena
memang aku terlalu kurang wawasan sehingga tidak mengetahui dimana daerah tersebut. Tapi
aku tidak peduli akan hal itu. Yang terpenting bagiku aku bisa KKN gelombang pertama sudah
46
cukup membuatku lega. Selang beberapa waktu, grup whatsapp sudah mulai ramai membagikan
link-link grup KKN. Aku masuk grup desa Kaligrenjeng yang telah dibagikan. Tidak ada
satupun yang kukenal di dalam grup tersebut. Namun aku mencoba beradaptasi dengan anggota-
anggota lainnya.

Kami mengadakan pertemuan kecil dengan semua anggota yang ada di grup Kaligrenjeng
tersebut. Pertemuan ini dimaksudkan untuk pembentukan struktur organisasi sekaligus supaya
kedepannya kami bisa lebih saling akrab satu sama lain. Kamipun perkenalan satu-persatu,
walaupun masih sedikit canggung tapi aku tetap mencoba saling beradaptasi satu sama lain. Dan
kebetulan karena aku jurusan akuntansi, teman-teman memilihku menjadi bendahara.

Empat hari sebelum pemberangkatan, semua mahasiswa yang akan mengikuti KKN
menghadiri acara pembekalan di kampus. Dengan diadakannya pembekalan ini dimaksudkan
agar kami sedikit lebih mengetahui gambaran bagaimana keadaan daerah yang akan kami
tempati nantinya. Di sana kami diberitahu tentang keadaan dan kondisi di tempat kami akan
menjalani KKN. Tentang bagaimana kondisi jalanan di sana, bagaimana kebiasaan masyarakat di
sana, apa saja potensi-potensi di desa tersebut. Menurutku semua terdengar aman-aman saja,
kecuali satu hal. Di daerah Wonotirto termasuk desa Kaligrenjeng sangat sulit untuk
mendapatkan air. Dan ini yang aku khawatirkan selama ini. Karena bagiku air adalah sumber
utama kehidupan. Lalu bagaimana aku bisa hidup di sana dan menjalani hari-hariku di sana kalau
tidak ada air.

Hari pelepasan mahasiswa KKN pun tiba. Tanggal 10 Februari 2020 aku berangkat dari
rumah menuju desa Kaligrenjeng. Kami berangkat bersama-sama pukul 14.00 menuju desa
Kaligrenjeng. Kuamati dengan pasti setiap perjalananku mulai dari jalanan, pepohonan,
rerumahan dan semuanya sepanjang perjalanan. Tak kusangka ternyata perlu perjuangan menuju
desa Kaligrenjeng, hanya ada tanjakan dan turunan sepanjang jalan. Namun aku sangat
menikmati pemandangan disetiap tepi jalan. Suguhan alam yang sangat alami memanjakan
mataku. Enggan rasanya memejamkan mata mengalihkan dunia yang indah ini.

47
Sekitar pukul 4 sore sampailah pada tempat di mana aku akan tinggal di sini selama 35
hari kedepan. Rasa cemas dan khawatir tiba-tiba muncul dalam diriku. Entah apa yang
membuatku seperti ini, rasanya aku ingin kembali pulang dan tinggal di rumahku yang sangat
nyaman bersama keluarga. Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan di sini selama itu. Aku
tidak tahu bagaimana aku akan beradaptasi dengan semua ini. Kulihat sekelilingku, kulihat
teman-teman sibuk menurunkan barang-barang mereka dari sebuah mobil pick-up yang sengaja
disewa untuk mengangkut barang-barang kami yang amatlah banyak. Aku hanya berpikir apakah
mereka juga merasakan apa yang aku rasa. Apakah mereka juga merasa tidak nyaman di sini atau
memang aku saja yang merasakan seperti ini. Tapi kulihat mereka semua tertawa-tawa seakan-
akan sangat menikmati suasana di sini. Mungkin aku saja yang sedikit berlebihan.

Hari pertama dan kedua di sini, belum ada kegiatan sama sekali. Kami hanya
menghabiskan waktu untuk rebahan di lantai sebagai tempat tidur kami. Malamnya kami
gunakan untuk rapat membahas program kerja kami di desa ini. Masing-masing devisi harus
membuat program kerja guna untuk menunjang desa ini supaya menjadi manfaat bagi
masyarakat semua. Kami juga membantu mengajar di sekolahan desa ini tepatnya SDN 1
Kaligrenjeng dan MI Miftakhul Ulum Sweden. Selain itu kami juga akan mengajar TPQ di
dusun krajan dan sweden. Setelah mendiskusikan itu kami membuat jadwal masak dan piket
untuk bagi tugas di posko.

Esok harinya kami mulai sibuk dengan kegiatan-kegiatan. Ketika subuh aku dan yang
lain ikut berjamaah di masjid dekat posko kami. Setelah itu kami melakukan aktivitas sesuai
tugas masing-masing. Ada yang memasak, ada yang piket membersihkan posko, ada yang
mengajar di sekolah, dan lain-lain. Setiap hari selalu ada yang mencariku meminta uang belanja
untuk membeli bahan-bahan masak. Bukan maksud apa-apa tapi karena aku yang memegang
uang kas, jadi sudah menjadi kebiasaan jika setiap kali membutuhkan sesuatu atau ada yang
ingin dibeli untuk keperluan lain pasti mereka mencariku.

Kebetulan hari senin adalah jadwalku mengajar di MI Miftakhul Ulum Sweden.


Sebelumnya aku pernah mendengar dari salah satu temanku bahwa jalan menuju Sweden sangat

48
sulit dilalui. Jika ingin lewat jalanan yang bagus itupun membutuhkan waktu dan jarak tempuh
yang panjang yaitu sekitar 40 menit. Sedangkan dengan melewati jalur ini hanya membutuhkan
waktu 10 menit saja. Dan ternyata memang benar, setelah aku merasakan sendiri melewati jalan
ini, sungguh perjalanan yang luar biasa. Tanpa aspal tanpa apapun, hanya jalanan bebatuan yang
memenuhi jalan. Bahkan itu adalah sebuah gunung yang harus dilewati bukan jalan dataran yang
rata dan hanya menggunakan motor kami kesana. Jadi kami harus merelakan motor kami demi
sebuah pengabdian yang luar biasa di desa Kaligrenjeng ini terutama di dusun Sweden ini.

Setelah sampai di MI Miftakhul Ulum Sweden kulihat sekeliling sekolah. Sangat miris.
Sangat mengoyak hatiku. Bagaimana tidak, sekolah yang sangat sederhana hanya diisi dengan
murid sebanyak 17 anak. Hatiku terasa hancur, melihat betapa antusiasnya anak-anak ini belajar
menggapai ilmu. Mereka berbeda dengan murid-murid yang lain, dengan anak-anak kota yang
sekolah di tempat bergengsi. Mereka memiliki jiwa semangat yang tinggi memiliki pemikiran-
pemikiran yang cerdas. Anak-anak seperi inilah yang sedang dibutuhkan bangsa. Namun
mengapa malah mereka tidak diperhatikan, mereka seperti diasingkan bahkan di desanya sendiri.

Setiap hari setiap waktu ku habiskan ilmuku untuk kuberikan kepada anak-anak ini.
Kulihat semakin hari jiwa semangat mereka semakin berkobar. Hatiku pun semakin teriris
melihat betapa kalahnya aku dengan anak-anak ini. Aku tidak ada apa-apanya dengan mereka.
Aku hanya bisa sering mengeluh dan mengeluh. Tapi mereka anak kecil tapi memiliki hati
dewasa. Salut. Benar-benar salut.

Selain mengajar di Sweden biasanya aku juga ikut mengajar di SDN 1 Kaligrenjeng.
mereka terlihat sangat senang melihat ada kakak-kakak KKN yang mengajar di sini. Berbeda
dengan di Sweden, di SD ini sudah sedikit modern. Sekolahan yang cukup bagus dengan
lapangan yang luas dan jumlah murid yang banyak. Aku mengajar di kelas 1 sampai 6 tergantung
kelas mana yang sedang kosong itu yang ku masuki. Anak-anak juga sangat akrab denganku.
Sampai-sampi aku dilarang pulang dan meminta untuk tetap mengajar disana. Sangat lucu-lucu
dan menggemaskan sekali anak-anak disana. Banyak pelajaran yang bisa kuambil dari sini. Aku
jadi bisa lebih percaya diri dalam hal berikteraksi satu sama lain. Dan masih banyak lagi.

49
Selain itu juga setiap sore aku mengajar TPQ di masjid dekat posko. Mengikuti kegiatan
rutinan di desa seperti yasinan, khotmil qur’an, dibaán dan lain-lain. Warga-warga disana juga
sangat baik sekali kepada kami. Kami sering bahkan setiap hari menumpang mandi di rumah
mereka. Terutama rumah Ibu Sukin, Ibu Yeni, dan Ibu Nur. Kami terlalu sering merepotkan
mereka. Namun mereka tetap ikhlas hati membantu kami.

Progam kerja kami satu persatu mulai dilaksanakan seperti pelatihan mengurus jenazah,
pelatihan pembuatan dodol tape, lomba kebersihan kelas, dan lain-lain. Setiap hari kami
bersama. Gotong royong saling membantu dalam tugas. Hari demi hari kami lewati kami lalui
dengan suka dan duka. Semakin kesini aku semakin merasa nyaman dengan keadaan disini. Aku
mulai suka dengan semuanya. Dengan kebersamaan ini, dengan suasana ini, dengan masyarakat
disini. Aku mulai suka dengan Kaligrenjeng. Desa yang penuh cerita.

Hari demi hari berlalu. Tak terasa kurang seminggu lagi aku di tempat ini. Saat semua
sudah mulai terasa nyaman kenapa harus dipisah kembali. Tapi aku tetap senang dan tidak
menyesal dengan semua yang telah terjadi. Untuk waktu yang singkat ini kami pergunakan
sebaik-baiknya untuk melaksanakan tugas yang belum dikerjakan.

Menjelang hari-hari pentupan kami membuat acara jalan sehat se-desa Kaligrenjeng. dan
tidak kusangka ternyata banyak sekali warga yang antusias dengan acara ini. Bahkan perkiraan
kupon yang kami buat masih sisa ternyata kurang. Sangat luar biasa warga-warga di sini sangat
kompak. Selain itu kami juga melaksanakan bakti sosial memberikan sedikit sembako untuk
warga-warga yang sekiranya membutuhkan dan kurang mampu. Selain itu juga kami membuat
acara syukuran di posko kami dalam rangka penutupan akhir KKN sekaligus pamitan dengan
para warga. Kami juga mengunjungi rumah warga satu-persatu untuk pamitan dan berterima
kasih karena telah menerima kami menjadi bagian dari masyarakat disini.

Sangat banyak kenangan-kenangan yang kulewati disini. Banyak pelajaran baru yang
kudapat. Sedih rasanya meninggalkan mereka semua yang menjadi bagian hidupku selama 35
hari. Hari yang panjang namun terasa sangat singkat.

50
Hari terakhirpun tiba. Tiba saatnya kami untuk pulang, membersihkan posko kembali
seperti sedia kala serperti pertama kali kami datang kesini. Mengingat waktu itu yang awalnya
semua terasa asing, namun sekarang menjadi keluarga baru yang menyisakan banyak kenangan.
Terimakasih kawan, kalian tidak akan pernah kulupa sampai kapanpun. Karena kalianlah aku
menjadi kuat dan menjadi berani menghadapi segala sesuatu. Tetap semangat untuk kita. Gapai
masa depan kita. Ayo berjuang dan sukses bersama-sama.

Lika-liku Kehidupan di Bumi Kaligrenjeng


Oleh : Yunita Nurfadila
Peserta KKN Desa Kaligrenjeng Kecamatan Wonotirto

51
K
egiatan KKN ku diawali dengan lika-liku kehidupan yang sangat berkesan dan
dramatis. Diawali dengan pendaftaran KKN yang membuat panik dan cemas
seluruh peserta KKN tahun ini, karena pembukaan KKN dimulai pada tanggal
17 sampai 19 2019 pada pukul 08.00. Kegiatan KKN di awali dengan kegiatan
pembekalan yang dilakukan di kampus IAIN Tulungagung, yang di pandu oleh LP2M, DPL,
dsb. Dalam kegiatan pembekalan, aku menjadi mempunyai banyak teman dari berbagai jurusan
dan bisa mengenal satu sama lain. Dengan saling mengenal satu sama lain membuat tali
persaudaraan diantara peserta KKN kian erat. Sehari sebelum keberangkatan peserta KKN di
Desa Krenceng tahun ini, membuat perasaanku menjadi khawatir. Perasaan khawatir ini bukan
hanya apa yang akan dilakukan disana selama 35 hari ke depan maupun bagaimana tempat yang
akan kutempati selama 35 hari tersebut, tetapi dikarenakan akan berpisah dengan keluarga
selama 35 hari dan kecemasan diri sendiri yang susah BAB di tempat baru.
Kaligrenjeng ini adalah sebuah desa yang mempunyai 4 dusun yaitu Krajan, Sweden,
Ringinrejo dan Jatianom. Walaupun dusum Sweden ini juga bisa dikatakan milik desa
Sumberboto, tetapi warganya tidak mempermasalahkannya. Kaligrenjeng ini berada di
Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Jum'at 10 Januari 2020, hari yang ditunggu-tunggu
akhirnya tiba juga, ditandai proses pelepasan peserta KKN di kampus IAIN Tulungagung yang
diadakan tanggal 07 Januari 2020, yang dilanjutkan acara serah terima di Desa Krenceng pada
hari Senin 13 Januari 2020.
Kekhawatiran yang pernah aku rasakan perlahan-lahan memudar sendiri. Hal ini
dikarenakan baiknya teman-teman satu posko dan juga kekonyolan dan kerecehan dari mereka
yang membuat kekhawatiran sedikit memudar. Hari pertama kegiatan KKN ku dimulai dengan
membersihkan posko terlebih dahulu, menata barang-barang, sholat berjamaah serta malam
dilakukan kegiatan evaluasi terkait kegiatan yang akan dilakukan. Desa Kaligrenjeng ini adalah
desa yang paling berat bagiku, karena disinilah aku belajar bagaimana susahnya tidak ada air.
Mungkin ada jika mau mengambil di Mbelek atau sumber.
Keesokan harinya, kegiatan KKN yang sebenarnya dimulai, diawali dengan pagi hari
memasak dan melakukan aktivitas lainnya. Hal lainnya juga mendatangi sekolah-sekolah untuk

52
meminta ijin membantu kegiatan yang ada di sekolah. Pertama kali kami datang ke sekolah
tersebut kami disambut dengan baik dan ramah, begitu juga seterusnya.
Dua hari setelah kedatangan pada hari pertama, merupakan pengalaman yang sangat
berkesan menurutku, bertepatan di hari minggu dilakukan foto bersama atau bersenang-senang di
Pantai Tambak, karena Desa Kaligrenjeng ini sebelah Utaranya Tambakrejo. Maka dari itu kita
manfaatkan untuk berpiknik terlebih dahulu. Dari adanya acara ini membuatku sangat terhibur.
Dengan diadakan acara ini bisa membuat kita terhibur dan bisa melupakan rasa gelisah kami.
Dari kegiatan berpiknik ini membuatku bisa tertawa secara lepas melihat kekonyolan dan
kerecehan teman-temanku disana yang memancarkan kebahagiaan di wajah mereka melalui hal
yang menurutku sangat sederhana.
Hal lainnya yang sangat terkesan yaitu adanya Masjid Jami' Darussalam di dekat posko
yang kami tempati, masjid tersebut tempat beribadah para warga sekitar. Dan ada juga tempat
berkumpulnya para anak muda dan mudi di dekat posko kami. Dengan seringnya berkumpul
dengan anak-anak sekitar, saya bisa memperoleh banyak ilmu dan sharing ilmu dengan teman-
teman, dari yang tidak bisa memasak menjadi bisa memasak, dari yang kurang paham tentang
program kerja menjadi paham, dll. Dengan banyaknya perbedaan yang ada diantara peserta KKN
tidak membuat aku dan teman-teman menjadi terpecah belah, malah semakin erat hubungannya.
Beralih dari kisah di atas, hari- hari di minggu pertama berada di dusun Krajan membuatku
merasa ingin pulang, karena kegiatan KKN yang masih monoton dan daerahnya asing bagiku.
Mungkin memang benar tentang kata-kata dengan singkatan KKN, mulai dari Kuliah Kerja
Ngemil, Kuliah Kerja Ngrumpi, Kuliah Kerja Nguli dan lain-lain yang unik dan lucu dengan
lingkungan sekitar. Kegiatan silaturrahmi sekaligus pemetaan ke rumah masyarakat dengan
tujuan sosialisasi tentang keberadaanku dan teman-temanku sekelompok di desa ini. Selebihnya
kami lebih banyak menghabiskan waktu untuk makan dan tidur.
Hal seru lainnya ketika datang ke Paud, Tk, SDN 1 Kaligrenjeng, RA, MI Miftahul Huda
Sweden maupun TPQ dan berbaur dengan banyak anak membuat beban pikiran menjadi
berkurang.Di balik semuanya itu, terdapat sebuah lembaga pendidikan yang tersembunyi dibalik
bukit, lembaga tersebut adalah "MI MIFTAHUL HUDA SWEDEN".

53
Dengan membantu di MI maupun SD, kami juga memberikan informasi bagi anak yang
ingin mengikuti bimbingan les bisa datang ke posko kakak-kakak KKN. Dari informasi tersebut
ternyata banyak anak yang antusias ingin mengikuti bimbingan teraebut, terbukti keesokan
harinya dari jam 4 sampai jam 7 malam banyak anak yang les.
Dari banyaknya antusias dari masayarakat desa Kaligrenjeng ini membuatku dan teman-
teman satu kelompok devisi pendidikan membuat suatu program kerja yaitu "Membuat media
pembelajaran" yang dipakai untuk setiap tingkat kelas dimulai dari kelas 3 sampai 6. Hal ini,
dikhususkan untuk memudahkan guru-guru yang mengajar. Kami dari devisi pendidikan dan
devisi kesehatan juga mengadakan lomba kebersihan kelas di sekolah SDN 1 Kaligrenjeng, yang
berada di dusun Krajan Desa Kaligrenjeng. Kegiatan ini dilakukan pada hari Jum'at 07 Februari
2020 pada pukul 7 pagi. Dari hasil lomba kebersihan ini, anak-anak semangat untuk
membersihkan kelasnya. Karena mereka juga berlomba-lomba untuk memperoleh hadiah dari
kami, walaupun hadiahnya kecil tetapi cukup bermanfaat.
Saat kami akan pergi dari daerah yang kami singgahi, kami merasa sangat kehilangan
sosok keluarga yang selama 35 hari ini sudah terbentuk dengan sendirinya. Walaupun kami
kembali kerumah masing-masing, kami pasti juga tidak akan melupakan keluarga yang ada
disana.

Saya Yunita Nurfadila dari Jurusan Pendidikan Agama Islam mendapat banyak pelajaran dan
pengalaman dari program KKN di Desa Kaligrenjeng Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar.
“Kebersamaan selama 35 hari takkan terlupakan hanya dalam waktu dekat”.

54
55
Pelangi di atas Bukit Selatan
Oleh: Krisdiana (KKN Multisektoral Kaligrenjeng 1)

Senja yang selalu mengingatkanku pada kampung halaman . Kerinduan yang selama ini
menemani setiap langkahku. Tidak terasa 35 hari akan segera usai. Antara senang dan susah
yang aku rasakan, senang karena sebentar lagi akan memecahkan celengan rindu dengan
keluarga dan susah harus menabung rindu lagi karena perpisahan dengan teman tidur selama 35
hari. Ya…aku sekarang sedang mengikuti kegiatan kampus Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAIN
Tulungagung gelombang 1 tahun 2020. KKN merupakan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat yang wajib diikuti oleh mahasiswa semester akhir. KKN merupakan ajang bagi
mahasiswa untuk praktik langsung mengabdi dan berbaur dengan masyarakat dengan bekal ilmu
yang telah didapatkan di kampus sekaligus menggali ilmu dari masyarakat tersebut.

Aku KKN di Desa Kaligrenjeng Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Pendaftaran


dibuka pada tanggal 16 Desember 2019 pada pukul 08.00 WIB. Sebenarnya aku ingin KKN di
Kecamatan Doko Blitar tapi takdir berkata lain. Aku sudah sepakat bersama teman-teman untuk
KKN di Doko akan tetapi ketika pendaftaran untuk login pun susah. Aku menunggu login dari
jam 8 sampai jam 11 tidak kunjung selesai. Akhirnya aku sudah berputus asa dan pasrah untuk
tidak ikut KKN gelombang satu. Tapi banyak teman yang menelepon aku minta username dan
password untuk di coba login di HP mereka. Alhamdulilah salah satu sahabat karibku bisa login
dan klik Kaligrenjeng 1 Wonotirto. Mau tidak mau aku harus mau karena itu tempat terakhir
yang bisa di klik untuk kuota jurusan PBA. Rasanya antara senang karena bisa terdaftar KKN
gelombang satu dan susah karena tidak sesuai dengan rencana awal. Semua sahabat karibku tetap
menyemangati ku untuk tidak bersedih lagi. Akhirnya aku hanya bisa pasrah dan ikhlas
menerima takdir ini. Untuk menghibur hati aku berkata pada diriku sendiri "Alloh memberikan
apa yang aku butuhkan bukan apa yang aku inginkan". Satu kalimat ini yang sangat memotivasi
ku untuk terus menjalani apa yang terjadi dalam setiap langkahku.

KKN kami dimulai pada tanggal 10 Januari 2020. Kami ke lokasi KKN sekitar jam 14.00
WIB dari Tulungagung. Kami berangkat bersama naik motor, sementara barang-kami diangkut

56
dengan pick up. Kebetulan pick up yang disewa milik temanku sendiri sehingga aku tidak susah
payah membawa barang kesana-kemari. Kami tiba di lokasi KKN sekitar pukul 17.00,
sesampainya di posko aku bingung karena belum mengenal teman-teman KKNku. Ada beberapa
yang sudah kenal ketika ada rapat sebelum KKN. Sebelum kami istirahat, kami bersih-bersih
rumah terlebih dahulu. Dalam hati aku berkata “hmmmm… 35 hari aku akan menikmati
canda,suka,duka,tangis,tawa bersama mereka. Aku takut jika disini aku tidak diterima dengan
baik oleh teman-temanku karena aku sadar banyak kekurangan yang aku miliki”. Namun
lamunanku pecah begitu saja ketika ada 2 anak yang kelihatan sepemikiran denganku, pertama
kali aku bisa bercanda ria dengan yang namanya Popi dan Ovy. Mereka sangat antusias untuk
ghibah. Hehehehe..Kami sudah terlihat akrab sejak pertama kali bertemu. Alhamdulilllah. 

Minggu pertama KKN kami kenalan antar anggota, observasi dan silaturahim ke
masyarakat sekitar. Kebetulan aku yang ditugasi untuk mencari data penduduk di kantor desa.
Alhamdulillah semua perangkat desa dan masyarakat menerima kami dengan baik dan lapang.
Aku sangat bersyukur ditempatkan di Kaligrenjeng. Teman-temanku semua baik dan selalu
membantuku dalam kesulitan. Kami membentuk beberapa kelompok untuk penggalian informasi
potensi dan keadaan dusun Kaligrenjeng dan Sweden.

Minggu kedua kami menyusun progam yang harus dilaksanakan di dusun Krajan dan
Sweden. Kami sudah mulai ikut andil pada kegiatan masyarakat, seperti ikut yasin tahlil, khotmil
Qur'an, membantu mengajar di SD dan MI. Selain itu kami juga menyusun beberapa progam
kerja unggulan yang nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Untuk bagian Sweden
dan Krajan Timur kami membuka TPQ yang berada di Mushola. Alhamdulillah anak-anak dan
masyarakat disana sangat semangat dan antusias sekali mengikuti kegiatan yang kami adakan.
Aku sangat terharu ketika melakukan observasi ke dusun Sweden, kenapa? Ya karena keadaan
disana sangat memprihatinkan. Disana masyarakatnya masih minim sekali dalam bidang
keagamaan dan pendidikan.

Dusun Sweden adalah salah satu dusun terpencil yang ada di Kaligrenjeng. Untuk kesana
membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup. Bahkan aku pernah menemukan tulisan di balai
desa "Dusun Lain Sweden" , rasanya hati ini ingin menangis seketika melihat tulisan tersebut.
57
Dalam hati aku berkata "Bagaimana masyarakatnya akan maju, sedangkan dari desa pun sudah
tidak dianggap dusun bagian". Pertama aku kesana sangat takut melewati jalan yang jarang
dilewati oleh orang, naik gunung turun gunung. Akan tetapi pemandangan dan keindahan
alamnya luar biasa. Saya masih ingat pertama kesana hari Kamis Minggu pertama aku dan ketiga
temanku mengikuti Yasin tahlil disana, sedangkan keempat temanku yang laki-laki menggali
informasi di rumah asisten kamituwo. Aku trenyuh sekali ketika mengetahui bahwa disana hanya
terdapat satu MI, dan tidak ada TPQ sama sekali. MI Miftahul Ulum Sweden adalah satu-satunya
MI yang ada di desa Kaligrenjeng, akan tetapi disana hanya terdapat 17 siswa SD dan 8 siswa
RA. Sedangkan pendidik keseluruhan ada 8. Tidak cukup disitu ceritaku, MI Miftahul Ulum ini
sempat mati karena tidak ada pendidik dan peserta didiknya, akan tetapi ada seorang Hiro yang
menyelamatkan lembaga tersebut, beliau bernama Ibu Hima, sebagai kepala Sekolah MI. Beliau
berjuang untuk menghidupkan kembali lembaga tersebut, dengan penuh perjuangan, yang
pertama akses jalan dari rumah beliau ke MI sangat jauh dan untuk biaya operasional lembaga
menggunakan uang pribadi. Demi apa ini? Demi sebuah lembaga pendidikan yang harus dijaga
demi menciptakan generasi muda penerus bangsa yang diharapkan Indonesia.

Masih dengan cerita Sweden, yang membuat aku tidak berhenti mengeluarkan air mata
yaitu, ketika aku melihat sendiri dan baru pertama kali aku melihat progam belajar yang benar-
benar memprihatinkan. Kalian tahu… 2 kelas diisi oleh satu guru, kelas 1 dan 2 menjadi satu
ruangan hanya disekat dengan satir. Begitupun dengan kelas 3,4,5,dan 6. Setiap hari hanya ada 3
sampai 4 guru yang masuk. Pendidik disana juga rata-rata hanya lulusan SLTP-SLTA, kenapa
bisa mengajar? Karena benar-benar tidak ada kesadaran dari masyarakat disana bahwa
pendidikan itu sangat penting. Masyarakat Sweden mayoritas mementingkan ekonomi, besok
mau makan apa dan harus bekerja kemana. mereka tidak terlalu peduli dengan pendidikan anak-
anaknya. Ketika perama kali kami mengajar di MI Sweden, mereka hafal huruf hijaiyah dan
beberapa doa, tapi ketika ditanya huruf dan tulisannya mereka belum tahu. Ya Tuhan… sungguh
memprihatinkan sekali. Tidak cukup disitu, masyarakat disana juga masih banyak yang
memelihara anjing, pernah aku bersama tman-teman dikejar anjing ketika berangkat mengajar
kesana. Tidak cukup disitu juga, disana hanya terdapat satu masjid yang masih kecil, dan

58
trenuhnya lagi ketiga jamaah sholat jum’at hanya terdapat 16-20 orang, itupun sudah termasuk
anak-anak kecil. Bagaimana kita memecahkan problem ini di Sweden? Sedangkan kemampuan
kami disini masih sangat terbatas. 
Kami benar-benar ikut merasakan bagaimana jika kita menjadi masyarakat Sweden,
dengan keadaan yang seperti itu dari pihak desa kurang meperhatikan dusun Sweden, itu juga
yang membuatku sangat sakit hati, banyak curhatan dari masyarakat Sweden yang merasa sudah
tidak dianggap menjadi bagian dari desa Kaligrenjeng. Bahkan kepala desanya enggan sekali
berkunjung kesana, Kamituwonya tidak asli masyarakat Sweden beliau berasal dari dusun
Jatinom, sehingga menyebabkan banyak konflik Antara kamituwo dan masyarakat sekitar.
Pernah saya meminta data penduduk lengkap masyarakat Sweden, tapi kamituwonya belum
merekap sampai sekarang. Hmmm….. tidak bisa aku menyeka rasa sakit dan terharu ini terhadap
keadaan masyrakat dusun Sweden. Tidak hanya berhenti dengan prihatin, aku memberanikan diri
untuk menemui pak kepala desa dan menceritakan keluh kesah mereka, mengajukan beberapa
permintaan masyarakat sana, dan Alhamdulillah usulanku diterima dengan baik dan beliau akan
berusaha yang terbaik untuk dusun Sweden.
Suatu hari aku mengisi kelas 6 MI, aku terkejut sekali ketika ketiga murid MI berkata
bahwa tidak ada LKS, Mereka hanya belajar dan focus di detik-detik Ujian Nasional. Bahkan
aku sempat bertanya beberapa pelajaran yang mereka sama sekali belum mengerti. Aku bingung
harus memulai perjuangan ini dari mana. Aku bertanya pada salah satu siswa disana “apakah
kalian disini tidak pernah mengikuti les atau bimbel yang ada ?” jawaban mereka “jangankan les
kak, sepulang sekolah aku langsung pergi ke ladang membantu ayah untuk biaya makan sehari-
hari”. Ya Tuhan.. aku tidak bisa lagi menyeka air mata ini, untuk menulis kisah inipun aku masih
saja menangis. Memang benar sangat mengharukan sekali keadaan mereka. Seketika aku
menyadari bahwa selama ini aku masih kurang bersyukur dengan apa yang aku miliki. Maafkan
aku jika kisah Sweden hanya aku ceritakan sampai sini, sebenarnya masih banyak sekali yang
ingin aku tuliskan, tunggu saja kisahnya di coretanku selanjutnya.
Kembali pada cerita KKNku, tepat tanggal 29 Januari 2020 kelompok kami dari devisi
keagamaan mengadakan sebuah sosialisasi sekaligus pelatihan pengurusan jenazah bagi ibu-ibu.
Kegiatan ini dilakukan karena belum adanya modin perempuan di desa Kaligrenjeng. Dengan
59
adanya pelatihan tersebut kami berharap wawasan ibu-ibu dan masyarakat disana tentang
pengurusan jenazah bisa bertambah sehingga ibu-ibu tidak ragu lagi untuk mempraktikkan hasil
pelatihan pada masyarakat.
Banyak sekali potensi yang ada di Desa Kaligrenjeng, hanya saja masyarakat nya yang
kurang memiliki kemampuan untuk memanfaatkan potensi yang ada. Banyak hasil panen yang
tidak dimanfaatkan secara maksimal, ketika mereka gagal panen mereka putus asa begitu saja.
Banyak sekali singkong yang tidak dimanfaatkan ketika harganya turun. Akhirnya kelompok
kami dari devisi ekonomi memiliki inisiatif untuk menciptakan olahan makanan yang berasal
dari singkong sehingga olahan tersebut menjadi jajanan khas kaligrenjeng. Hasil karya kami
yaitu DOTA “Dodol Tape Khas Kaligrenjeng”. Singkong yang diolah menjadi tape kemudian
dijadikan dodol. Sebelum kami mengadakan pelatihan dan branding hasil sekaligus kemasan,
kami mencoba produksi sendiri di rumah Ibu Lis, salah satu pemilik home industri yang terkenal
di dusun Krajan. Untuk petama kali mencoba kami gagal, bukan jadi dodol malah jadi wajik.
Hehehe…. Tapii.. kami tidak seambyar itu, 3 hari kemudian kami mencoba membuat lagi sampai
hasilnya benar-benar maksimal dan layak dipasarkan. Ahamdulillah tepat tanggal 06 Februari
kami mengadakan pelatihan pembuatan DOTA khas kaligrenjeng bersama ibu-ibu PKK dengan
narasumber Ibu Yulisieni. Masyarakat sana menerima pelatihan dari kami dengan baik.
Alhamdulillah progam pertama kedua berhasil, lanjut dengan progam-progam
selanjutnya. Mulai dari pemberian media pembelajaran ke sekolah-sekolah, mengadakan lomba
senam tingkat SD/MI se-Kaligrenjeng dan masih banyak progam harian lainnya. Media
pembelajaran yang kita berikan yaitu PAPAN PINTAR DAN RALALI. Alhamdulillah semua
diterima dengan baik, anak-anak sangat senang dan semangat belajar semenjak ada media
tersebut. Semangat mereka yang membuat kami juga ikut semangat. Apalagi untuk anak-anak
MI Sweden. Mereka sangat antusias sekali pada kakak-kakak KKN, Karena kurangnya pendidik
yang ada disana. Sehingga kami merasa sangat dihormati dan dihargai disana.
Progam demi progam sudah kita jalani seiring hilangya keindahan senja. Tidak terasa
sudah 3 minggu berjalan. 35 hari akan usai begitu saja, kami adalah keluarga, kami berjalan
beriringan, bergotong royong dan bekerja sama bahu-membahu satu sama lain.
Ketahuilah…..rutinitas kami setiap pagi yaitu untuk kaum perempuan memasak sedangkan yang
60
laki-laki ngopi sekaligus menjadi mandor, mereka semua seperti ndoro, apa-apa selalu minta
dituruti. Untuk ditugasi mencuci piringpun harus mengeluarkan kata-kata alai demi membujuk
para kaum adam. Oiya.. ada satu kisah yang belum aku coretkan disini yaitu “Tim Pawon”. Tim
Pawon adalah komunias di dalam organisasi. Mereka adalah teman gruisku, canda, tawa, susah,
senang, duka, lara kami rasakan bersama. Mereka beranggotakan 8 anak. Dimana terdapat 4 laki-
laki dan 4 perempuan. Rutinitas kami setiap malam yaitu ngopi bareng dan bermain kartu:
gaplek, remi, omben, poker, dan uno. Tidak hanya main kartu, kami juga menyediakan bedak
untuk hukuman bagi siapa yang kalah. Mudah sekali menciptakan tawa bersama mereka, hal
kecil yang terjadi selalu bisa memecahkan tawa tersendiri.
Banyak sekali hal menarik yang seharusnya semua tertulis indah dalam coretan ini.
Namun terlalu panjang jika harus kutuliskan satu persatu pengalaman cinta di KKN
Kaligrenjeng. Penghujung yang kami lakukan yaitu mengadakan jalan sehat sekaligus penutupan
, berpamitan kepada warga sekitar yang sudah menjadi orangtuaku semua. Kami pamit dengan
membawa rasa kekecewaan yang teramat dalam karena kita harus berpisah.
35 hari bukanlah waktu yang singkat, dengan kerjasama kami semua mampu mengabdi
dan menunaikan kegiatan kepada masyarakat dengan hebat. 35 harus segera berakhir, berakhir
namun bukan menjadi akhir. Terimakasih kalianku semua. Kalian adalah pelangi yang aku
temukan di bukit selatan ini. Warna-warni perbedaan kalian yang menjadikan sebuah
persaudaraan erat diantara kita. Semua berawal dari ketidaksengajaan, mengenal, menjalin
hubungan, dan berakhir dengan persaudaraan. Itulah yang aku dapatkan, bukan sekedar ilmu
tersurat namun tersirat, bukan sekedar teman namun saudara erat. Dan jangan lupa bahwa kita
pernah tidur seatap.

Pertama kali mereka datang,


mereka malu menyapa maupun memandang
Seiring berjalannya waktu,
sorak-sorai suara mulai terdengar dan terlontarkan
61
dalam satu ruang yang dihuni oleh 20 orang
canda, tawa, suka, duka, sendu, pilu, telah kita lewati bersama
kini, semua hanya akan menjadi cerita
yang takkan habis usai dibaca
semua akan tersimpan dalam memori
yang tak akan bosan untuk di kenang
35 hari yang sangat singkat,
840 Jam yang terlalu hangat
50.400menit yang begitu indah
3.024.000 detik yang telah usai
menjadi kenangan
Yang akan selalu melekat dalam ingatan
Sampai akhir hayat
Terimakasih pelangiku

Tulungagung, 20022020 02:20 WIB.


Tapak tilas, kalianku, uyab, kentung, jontor, subkong, mustoplek, mama popeye, ofek, hanik
twin, adel, galuh, umul usrok, hana monina, mbah azmia, yunita-i, eka-tok, mbak mal, maulidia,
kharisma, menyun, dan terakhir aku.ibu hima, ibu wulan, ibu fina, dan semua dewan guru,
keluarga bapak tar, buk sukin, Buk yul, buk yen, buk nur, buk lis, pak suli, pak dodik, dan semua
perangkat desa, semua warga sekitar yang tak bisa kusebut satu persatu. Kenanglah 35 hari
menjadi kenangan dan jangan pernah dilupakan. Terimakasih keluarga 35 hariku dan untuk
selamanya.

62
MERAJUT ASA BERSAMA DOTA,
SI DODOL TAPE

Oleh : Ovi Yuhana Putri

Jurusan : Perbankan Syariah/ Fakultas Ekonomi Bisnis Islam

Peserta KKN Desa Kaligrenjeng, Posko 1

M enunggu adalah pekerjaan yang menyebalkan. Dan itu sedang terjadi padaku saat
ini. Ya...aku merasa jenuh menunggu waktu keberangkatanku menuju lokasi KKN
yang masih beberapa hari lagi. Sudah tak sabar rasanya aku ingin merasakan asam
garamnya pengalaman selama KKN yang kerap aku dengar dari beberapa kakak tingkatku. Ada
yang bercerita, KKN itu seperti candu...saat sayang-sayangnya tetiba harus berakhir, bagaimana
rasanya, sudah pasti kamu akan sedih dan menderita...hemmm, kok bisa ya...pikirku. Ada juga
yang mengatakan KKN itu seperti permen nano-nano, semua rasa yang ada di dunia menjadi
satu, dan kamu ga akan bisa ngebedain mana rasa yang dominan. Aih!...masa sampe segitunya
sih, pikirku. Mendengar argumen kakak tingkat yang aneh begitu bukannya kendor semangat,
aku makin dibuat penasaran bagaimana KKN yang sesungguhnya itu.

Hari berganti hari, akhirnya, saat yang kunantikan tiba. Hari ini, Jumat 10 Januari
2020...... bismillah....kumulai menapak kisah KKN di Desa Kaligrenjeng kecamatan Wonotirto
Kabupaten Blitar.Persiapan yang ku lakukan bersama kawanku Popy sudah sampai batas
maksimal, semua sudah kami catat, mana saja bawaan yang penting dan berguna selama di
sana jangan sampai terlupakan. Keberangkatanku kali ini, sengaja mengendarai sepeda motor
bersama Popy, bukannya tanpa alasan, kalau aku ikut mobil orangtua yang kebetulan
mengantar dengan mengangkut semua amunisi beratku sampai di lokasi untuk urusan
pengabdian yang konon katanya harus sering wira wiri ke sana ke mari tentu akan merepotkan,

63
selain itu dengan bersepeda motor, akan mendapat pengalaman baru melewati jalur desa yang
berada di daerah pegunungan, perbukitan dan dekat dengan pantai.

Setelah hampir, satu jam perjalanan akhirnya kami sampai di Posko Kaligrenjeng, di sana
sudah ada beberapa kawan dari fakultas lain kami pun bersalaman dan saling memperkenalkan
diri. Kedatangan kami ini, disambut oleh Bu Yeni, kamituo desa. Beliau memberitahu peserta
KKN bahwa rumah yang kami tinggali sebagai posko adalah milik Pak Tarmian. Rumah ini
memang kosong, sehingga bisa dipakai untuk kegiatan KKN. Setelah mendapat penjelasan dari
Bu Yeni, kami mulai membersihkan rumah dan membereskan barang-barang bawaan. Acara
bersih-bersih posko dilanjutkan keesokan harinya, kawan laki-laki bagian membersihkan
halaman belakang, sedangkan kawan perempuan bagian membersihkan dapur dan ruangan di
dalam rumah. Menjelang siang acara selesai, dan kami bersiap untuk mandi. Astaghfirullah!
Untuk urusan mandi saja harus penuh perjuangan, yaa...karena memang akses air di
Kaligrenjeng itu susah, aliran air kadang hanya keluar dua hari sekali, akhirnya ada beberapa
kawan yang harus mandi nebeng musholla, atau di rumah tetangga yang memiliki akses air
lancar, dan letaknya lumayan jauh. Sementara itu, aku bersama 7 kawanku, berangkat ke posko
salah satu teman bernama mbak Hana, yang berlokasi di Desa Tambakrejo, dengan menempuh
perjalanan kurang lebih 30 menit. Di sana kami bergantian mandi, dan mencuci pakaian.
Setelah itu, kami membantu Ibu mbak Hana menyiapkan makan malam untuk dimakan
bersama-sama.

****

Pada hari minggu pagi, 12 Januari 2020 aku dan kawan-kawan se-posko merencanakan
untuk mbolang ke pantai tambakrejo yang lokasinya tidak begitu jauh. Kami memasuki lokasi
pantai dibantu kerabat dari mbak Hana, tentu saja bisa gratis tiket masuk. Di sana kegiatan yang
kami lakukan sudah pasti selfie dan berwelfie dengan keseruan dan kegembiraan. Tak lupa kami
menikmati ikan bakar plus sambal lalapnya yang endess plus es teh segar dengan harga 16 rb
sudah sangat mengenyangkan. Benar-benar menyehatkan dan membuat fresh otak,pikirku.
Bukankah mengelola stress dengan piknik dapat meningkatkan konsentrasi dan juga
meningkatkan produktivitas, Nah, kalau nanti kami harus berkutat dengan rutinitas KKN
minimal hati dan jiwa serta otak kami sudah benar-benar siap untuk berjuang mengabdi,
hahaha...

Sepulang dari pantai Tambak rejo, ketua posko menyampaikan bahwa jam 7 malam
akan diadakan rapat gabungan dengan posko 2 yang bertempat di dusun Jati Enom untuk
membahas acara pembukaan KKN besok pagi. Hasil rapat memutuskan pembagian tugas dari

64
masing-masing posko. Ada yang memegang bagian sie pelaksanaan, sie peralatan, mc,
direjendan lainnya.Keesokan harinya, pembukaan KKN pun dimulai. Persiapan pembukaan KKN
di balaidesa kaligrenjeng, seperti menata meja kursi dan peralatan lainnya dilakukan bersama
sama dengan anggota posko 2. Alhamdulillah, acara berjalan dengan lancar dengan kehadiran
para perangkat desa sekaligus masyarakat untuk mengikuti pembukaan KKN di Desa
Kaligrenjeng.

****

Pagi yang cerah.....udara yang segar, membangkitkan jiwaku dari tidur lelapku semalam.
Hari ini aku mulai beraktivitas rutin melaksanakan kegiatan sesuai yang telah disepakati.
Kegiatan mengajar yang aku lakukan dilaksanakan di SDN 1 Kaligrenjeng, TK dan PAUD yang
bertempat di dusun Krajan. Banyak pengalaman yang kudapat, dari kegiatan mengajar
bagaimana aku harus dengan sabar menghadapi anak-anak, bagaimana belajar untuk
menyampaikan materi dengan suasana menyenangkan.Kedekatan-kedekatan terjalin hari demi
hari bersama siswa siswi sekolah di sana, sehingga tak terasa melelahkan dan membosankan
kegiatan bersama mereka semua.

Hari Selasa, 14 Januari 2020 adalah awal perkenalan dengan Bu Yulisieni, yang biasa
dipanggil Bu Lis. Beliau adalah sosok yang ramah dan murah senyum serta cekatan dan
terampil. Selain mengajar di TK , juga memiliki aktivitas usaha rumahan, seperti menerima
pesanan jenang becekan, juga wajik , kue-kue kering dan kue –kue basah. Intinya, Bu Lis ini
memang handal membuat berbagai jajanan. Hari ini kami akan mengunjungi beliau. Sebagai
bagian dari divisi ekonomi, yang memiliki program kerja menggali potensi desa yang dapat
dijadikan sumber pendapatan masyarakat, peningkatan nilai guna untuk tentunya diharuskan
untuk mampu mencari celah inovasi dari potensi desa untuk dikembangkan menjadi sesuatu
yang memiliki nilai jual, nilai manfaat dan nilai keuntungan.

Tentu saja kesempatan belajar dengan Bu Lis akan kami manfaatkan sebaik mungkin.
Awalnya kami membantu membuat jenang,tahap awalnya mengupas kelapa lalu diparut dan
diperas kemudian air santannya direbus dengan daun pandan supaya harum. Air santannya
direbus sampai menjadi blondo/menggumpal dengan diaduk terus selama waktu kurang lebih 5
jam. Sambil menunggu adonan menjadi blondo saya bersama teman teman membantu
membuat donat untuk pesanan. Aku membantu menaburi toping dan membungkusnya. Selesai
membantu membuat donat kira kira jam 6 sore, kami pun kembali ke Posko. Pembuatan jenang
masih berlanjut , keesokan harinya kami kembali ke rumah Bu Lis. Sesampainya disana blondo
65
yang kemarin sudah jadi dicampuri dengan tape, tepung beras, tepung ketan dan gula merah
kemudian di aduk sampai mengental dan jadi jenang. Pengadukannya memakan waktu sangat
lama yaitu kurang lebih 8 jam. Selelah selesai dan matang jenang di masukan ke wadah besek
anyaman dan ada juga yang di masukan ke leser kemudian dikasih wijen. Aku dan kawan-
kawan, tidak hanya membuat jenang saja tapi juga membantu membuat lemper ayam.Selesai
itu semua kemudian pulang ke posko mandi dan malamnya melakukan kegiatan evaluasi
bersama teman teman KKN.

Beberapa minggu selanjutnya, aku menjalani rutinitas mengajar seperti kemaren-


kemaren, ada cerita yang menggelitik hatiku. Pada saat berkesempatan mengajar di Madrasah
Ibtidaiyah (MI) di dusun Sweden, yang awalnya berjarak tempuh sekitar 40 menit dari desa
kaligrenjeng , semenjak sudah ada jalan pintas menjadi lebih dekat, hanya memakan waktu 10
menit saja dengan kondisi jalan cor-cor an dan makadaman. Jalan tersebut memang ekstrim
dengan banyak jurang dan jalannnya sangat menanjak dan menurun. Sesampainya di Sweden
kami berjumpa dengan Pak Aris, modin desa Sweden. Di sana kami membicarakan masalah MI
yang kekurangan guru dengan jumlah murid 16 siswa. Akhirnya disepakati, kami akan
melaksanakan bantuan mengajar di MI tersebut sesuai kesepakatan. Setelah itu, kami diajak
istri Pak Aris mengikuti yasinan yang diadakan tetangga sebelah. Selama satu jam, kami
mengikuti yasinan rutinan. Dan akhirnya pulang ke posko menjelang maghrib. Sesampainya di
posko anak-anak SD sudah menunggu untuk memminta bantuan mengerjakan PR hingga pukul
10 malam. Acaraku hari itu di tutup dengan giat evaluasi kegiatan KKN.

****

Memasuki minggu ketiga di bulan Januari, hari ini agenda kami belajar membuat dodol
nanas bersama Bu Lis, pagi-pagi aku dan Popy mencari nanas di daerah gawang sebagai bahan
utama pembuatan dodol. Setelah mengumpulkan bahan-bahan dodol, kami pun pulang menuju
rumah Bu Lis. Di sana kami mulai bereksperimen membuat dodol nanas. Untuk proses
pembuatan dodol nanas tidaklah sulit, mulanya nanas yang sudah dikupas dibersihkan dan
diparut kemudian parutan nanas dicampur dengan kelapa parut, dan dimasukkan dalam wajan,
dipanasi sampai kalis lalu ditambahkan tepung ketan dan setelah diuleni adonan dibungkus
daun pisang, terakhir bungkusan dodol ditanak selama 1 jam. Namun sayangnya, eksperimen
pembuatan dodol nanas kami kali ini belum berhasil, adonan yang kami buat ambyar tidak
sesuai dengan harapan...Malam harinya kami menghadiri kegiatan rapat bersama posko 2 guna
membahas kegiatan jalan sehat untuk acara penutupan KKN. Di tengah acara Asmia kawan
kami tiba-tiba sesak nafasnya kambuh, alhamdulillah setelah mendapat pertolongan dia baik-
baik saja. Akhirnya rapat evaluasi kegiatan berakhir sedikit larut malam.
66
Acara hari ini masih bersama dengan Bu Lis. Yaa, kami masih berkutat dengan berbagai
peralatan dapur dan alat membuat jajanan. Berhubung hari ini divisi agama akan menjalankan
prokernya, maka bagian konsumsi memesan kue kepada Bu Lis. Kue donat dan dadar gulung
pembuatannya cepat dan praktis serta rasanya enak. Kami membuat kue tersebut hingga sore
hari dan berlanjut dengan kegiatan acaraproker devisi keagamaan yaitu pelatihan memandikan
jenazah di masjid hingga larut malam. Pukul 23.00 akhirnya aku baru bisa beristirahat. Rasanya
capek sangattapi bahagia, karena acara hari ini berjalan sukses.

****

Tanggal 31 Januari 2020, Inilah saatnya pembuktian nyata dari divisi ekonomi, untuk bisa
mempersembahkan hasil maksimal dan bisa membuat mata dunia kagum, sesumbarku dalam
hati. Yaa sejak kegagalan pertama pembuatan dodol nanas itu, aku merasa terobsesi untuk bisa
mewujudkan membuat dodol yang tidak hanya cantik dilihat tapi juga memiliki cita rasa yang
nikmat. Aku masih ingat saat berdiskusi dengan kawanku satu divisi, “kita harus bisa
menciptakan makanan yang bernilai jual tapi dengan modal yang tidak seberapa....” ada yang
mengatakan “lebih bagus lagi kalau nanti makanan itu bisa mengangkat nama desa,potensi
desa ini”. Dari berbagai ide yang tersaring dari kawan-kawanku akhirnya kami menyepakati
untuk membuat dodol tape. Alasan kami sepakat memilih pembuatan dodol sebagai proker
kami, salah satunya adalah dari faktor SDM, sudah ada bu Lis yang handal membuat jenang,
yang nantinya dapat memberikan pelatihan ke warga desa Kaligrenjeng selain itu dodol tape
yang berbahan dasar tape singkong dapat mengangkat nilai jual dari yang awalnya tape biasa
diolah menjadi dodol tape tentunya akan mendpat keuntungan lebih besar. Berdasar
keputusan yang diambil, keesokan harinya kami menyampaikan ide tersebut kepada Bu Lis.
Tentu saja Bu Lis menyetujui. Dan kami harus berlatih membuat dodol tape yang memiliki rasa
pas dan memiliki daya tarik bagi konsumen. Setelah melalui perjuangan yang melelahkan
akhirnya tepat pukul 3 sore dodol tape kami sukses saudara-saudara semua..... hahaha....
Benar-benar aku merasa puas dengan usaha hari itu dan ini merupakan moment yang luar
biasa, di akhir bulan januari dodol tape kami berhasil dan hasilnya sesuai dengan ekspektasi.

****

Acara pelatihan pembuatan dodol tape akan dilaksanakan tanggal 6 Februari


2020.Tentunya, banyak persiapan yang harus kami lakukan termasuk juga pemberian nama

67
merk dodol tape produksi divisi kami. Setelah melalui diskusi panjang disepakati label dodol
tape diberi nama DOTA. Wah, apa yang ada di benak kalian ketika mendengar nama ini? Kalau
aku pribadi sih langsung keinget salah satu game terkenal di era 2003, dengan
permainan Arena pertarungan daring multipemain. Yang aku sendiri enggak tau gimana cara
maennya, setahuku DOTA memang nama game, sudah gitu saja, wkwkwk. Yang jelas pemberian
nama merk DOTA, kepanjangan dari Dodol Tape akan mudah diingat karena penyebutannya
yang simple dan sesuai dengan bahannya. Dan pada sore harinya, sebelum acara pelatihan
dimulai, kami membuat dodol tape di rumah Bu Lis untuk di sajikan besok ketika pemberian
pelatihan kepada ibu-ibu PKK di balai desa Kaligrenjeng. Dari pukul 3 sore kami berkutat
dengan “si Dota” hingga akhirnya sekitar pukul 9 malam dodol tape selesai dikemas.

****

Tibalah saatnya acara pelatihan di balai desa Kaligrenjeng. Sejak pagi semua sudah bahu
membahu mempersiapkan acara. Antusias masyarakat begitu besar, dengan kehadiran ibu-ibu
PKK yang bersemangat pagi itu. Semua terlihat ceria dan kami pun semakin bersemangat untuk
menuntaskan acara hari ini dengan sebaik baiknya. Acara dimulai sekitar jam 9 pagi dengan
penuh keseruan karena masyarakat dan ibu ibu PKK semua membantu dan mempraktikan
pembuatannya dengan diiringi lagu dan teman teman sekaligus ibu ibu ikut menyanyi karaoke.
Acara selesai pukul 12 siang, semua ibu-ibu mencicipi dodol tape yang telah selesai dibuat.
Alhamdulillah, pelatihan dodol tape dengan pemateri utama Ibu Yulisieni berjalan lancar.
Sertifikat penghargaan sebagai rasa terimakasih atas peran beliau kami berikan di akhir acara.
Harapan kami semua hari itu, merupakan awal bagi secercah harapan untuk mengangkat
potensi desa dengan kehadiran si DOTA yang mungil manis nan legit di tengah-tengah
masyarakat Kaligrenjeng.

Sepuluh hari lagi, KKN kami akan berakhir. Kebersamaanku dengan kalian kawan-kawan
seperjuangan sampai kapanpun akan selalu kuingat. Apa yang kurasakan di detik-detik terakhir
menjelang acara penutupan adalah rasa kehilangan, rasa tak rela dan rasa tak ingin berpisah.
Kebersamaan yang terjalin telah sedemikian kuat mematri relung hati, dari awal yang tidak
saling mengenal menjalani hari-hari bersama dengan canda tawa dan suka cita serta banyak
kisah yang terajut tentu saja akan membekas di memori kami. Agenda menjelang berakhirnya
KKN kami isi dengan kegiatan anjangsana berpamitan dan saling mengungkap maaf. Pertama ,
kami berpamitan dengan seluruh siswa siswi serta guru dan kepala sekolah SDN 1
68
Kaligrenjeng. Suasana begitu mengharu biru. Banyak siswa menangis seolah tak mau berpisah
dengan kami. Sebagai tanda berpisah kami bentangkan kain putih yang berisi stempel tangan
cat air warna warni tangan-tangan mungil adik-adik SDN 1 Kaligrenjeng. Keesokan harinya kami
juga berpamitan dengan guru dan siswa siswi MI Sweden, di sanapun suasana juga larut dalam
kesedihan. Air mataku menetes, memaknai arti perpisahan memang kadangkala terasa
menyakitkan.

Setelah acara berpamitan siang tadi selesai, aku bersama kawan-kawanku pulang ke
Posko. Malam ini aku anggap adalah malam istimewa, karena kebersamaan kami akan segera
berakhir dengan selesainya pengabdian KKN ini. Selepas sholat isya aku bersama teman
temanku, empat cowok yaitu Nanda, Joni, Huda, Bayu dan empat cewek yaitu Popy, Hanik,
Kade dan aku, berencana membeli makan bersama sama. Di sepanjang perjalanan kami
bersendagurau, sebulan KKN serasa sudah bertahun lamanya kami saling mengenal. Sungguh
keakraban yang terbangun dari situasi senasib dan seperjuangan, yang merekatkan hati kami.
Di kala penat, dan lelah melanda, kami saling menghibur dan menguatkan. Masih kuingat saat
kami bermain UNO hingga larut malam, untuk membunuh rasa suntuk dan bosan. Hampir
semua kawan seposko sudah hapal dengan keunikan kami, sampai-sampai julukan Tim Pawon
mereka sematkan kepada kami berdelapan. Gara-gara kami selalu menjadi biang rusuh saat
dimana saja dan situasai apapun, terutama saat di dapur. Pantas saja, mereka memanggil kami,
Tim Pawon. Wkwkwkwk. Julukan kebanggaan. yang akan dikenang sepanjang hayat.

****

Sebagai kegiatan di penghujung KKN, kawan-kawan divisi kesehatan mengadakan acara


lomba senam yang diikuti seluruh sekolah di wilayah desa Kaligrenjeng. Dari prosesi acara yang
panjang, akhirnya diputuskan sang pemenang. Juara 1 diraih oleh SDN 1 Kaligrenjeng dan juara
2 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sweden dan juara 3 SDN 2 Kaligrenjeng. Acara pun usai, dengan
tersenyum, aku melangkah pulang bersama kawan-kawanku menuju posko KKN perjuangan.

Keesokan paginya, kami semua mengikuti acara penutupan KKN yang diadakan di
Kecamatan Wonotirto. Suasana penutupan berjalan dengan khidmat. Hari itu, aku belajar
tentang arti pengabdian, yang merupakan satu tindakan kebaikan penuh pengorbanan segala
pikir,pendapat,tenaga sebagai perwujudan kasih, kesetiaan, cinta, hormat dan ikatan yang
dilakukan dengan ikhlas. Dan, aku sudah berupaya melakukannya melalui KKN ini.

69
****

Ayo-ayooo...semangat! aku berteriak sendiri dalam hati, karena hari ini adalah acara final
dari keseluruhan rangkaian kegiatan KKN. Hari ini, akan diadalan JALAN SEHAT bersama seluruh
warga Desa Kaligrenjeng. Semua lapisan masyarakat, tua dan muda membaur bersama berjalan
santai mengikuti rute yang telah ditetapkan panitia. Kupon undian pun ludes menjadi rebutan,
bahkan sebagian warga ada yang tidak kebagian. Acara berakhir pukul 12 Siang, dan dilanjutkan
dengan pembagian doorprize sebagai kenang-kenangan kebersamaan antara kami dengan
semua warga Desa Kaligrenjeng.

Malam pun tiba, aku bersama semua kawan-kawan se-posko dikumpulkan untuk
melakukan evaluasi seluruh kegiatan serta diadakan renungan malam. Tak terasa 35 hari begitu
cepat berlalu. Waktu yang singkat, namun membekas di hati dengan semua kenangan
kebersamaan yang begitu berharga dan bermakna. Teruntuk sahabatku Tim Pawon,
Hanik,Popy, Kade,Nanda,Joni,Huda,Bayu, kalian memang benar-benar sahabat yang seru, gokil
dan receh. Apalagi kalian berdua, Nanda dan Kade...... selalu mampu mencairkan suasana dan
membuat kami tertawa.

Acara renungan malam itu, begitu syahdu dan hening ...kami semua larut dalam isak
tangis kesedihan akan perpisahan. Rasanya tak ingin mengakhiri, aku tak ingin persahabatan ini
berakhir, di lain waktu kisah ini akan terulang dengan cerita yang lain, semoga kita akan kembali
dapat berkumpul bersama, bukankah itu bisa saja terjadi karena kita semua memang satu
kampus hanya beda jurusan. Rasa sayang terhadap Desa ini juga sudah aku rasakan, setiap
sudut desa Kaligrenjeng seolah mematok kenanganku di saat menjalani pengabdian. Harapku
desa ini semakin maju dan berjaya di masa akan datang ....Terimakasih atas pelajaran hidup
hari ini, “ di saat sebuah pertemuan berawal dengan kebaikan. Maka akhir dari sebuah
pertemuan dengan perpisahan tentu akan memiliki kenangan terindah”

****

Sayup-sayup suara adzan subuh terdengar dari mushola di dekat Posko, pagi ini, 17
Februari 2020 adalah hari terakhir kami di sini, setelah beberapa hari lalu kami berpamitan
dengan semua tetangga sekitar serta perangkat desa Kaligrenjeng. Aku pun berkemas-kemas,
menyiapkan semua barang bawaanku. Entahlah, hati ku hari ini sulit dilukiskan antara sedih

70
senang dan bahagia, terbukti benar apa yang dikatakan kakak tingkatku, KKN itu rasanya nano
nano, semua rasa di dunia menjadi satu dan akhirnya aku pun sulit untuk mengungkapnya....

Hai...mendadak aku teringat sama si DOTA, aduh..DOTAhari ini kakak mau pulang ke
kampung halaman, kalau ada waktu kakak ingin berjumpa dengan kamu kembali di sini. Kakak
ingin ketemu DOTA di setiap sudut desa Kaligrenjeng juga berharap ketemu DOTA di Kota Blitar,
bahkandalam doa kakak juga berharapDOTA bisa hadir di kota Tulungagungkota kelahiran
kakak suatu hari nanti. Semoga....

“Kalaulah ada sumur di ladang ..Bolehlah kita menumpang mandi

Kalaulah ada umur yang panjang ... Bolehlah kita berjumpa lagi”

KKN DESA KALIGRENJENG , MEDIO FEBRUARI 2020

71
DIARY BIRU MEMORI KALIGRENJENG
Popy Astri Pratiwi
Peserta KKN Desa Kaligrenjeng,Wonotirto,Blitar – Posko 1
Fakultas Ekonomi Bisnis Islam / Perbankan Syariah

Awal Januari 2020.....

E ntah mengapa, hari-hariku dipenuhi dengan perasaan-perasaan yang seolah mengusik


ketenangan hatiku. Ada perasaan cemas, takut dan juga senang, bercampur aduk
menunggu saat mendebarkan dalam hidup berpisah jauh dari orang tua dalam waktu
yang tidaklah sebentar untuk bersosialisasi dengan masyarakat secara langsung, karena
mahasiswa memiliki kedudukan sebagai Agent Of Change (Generasi Perubahan), Social
Control (Generasi Pengontrol) dan Iron Stock (Generasi Penerus). Selama satu bulan lebih
nantinya aku harus terjun langsung ke masyarakat untuk melaksanakan beberapa program
kerja yang telah disusun bersama kelompok sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat.
Bayangan masa-masa KKN yang akan aku jalani benar-benar menguras energi positifku, apalagi
semenjak viralnya cerita KKN Desa Penari yang sempat aku baca di thread twitter beberapa
waktu lalu. Bayangan desa yang jauh dari keramaian, dengan suasana yang horor dan mistis
seolah menghantui benakku.
Untuk mengusir rasa was-was, aku mencoba mencari informasi mengenai keberadaan
Desa Kaligrenjeng Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar sebagai lokasi yang sudah ditetapkan
untuk menjalani KKN. Seperti pepatah “tak kenal maka tak sayang” setiap ada kesempatan aku
berusaha menyempatkan browsing tentang desa inidan ....olala...dari beberapa informasi yang
aku kulik berdasar “mbah google” ternyata desa tersebut tidaklah seseram bayanganku. Masih
ada akses jalan desa yang bisa dilewati kendaraan besar maupun kecil serta suasana desa yang
ramai tidak di tengah hutan belantara dan jauh dari keramaian seperti cerita dalam thread
twitter tersebut. Walaupun,signal untuk berkomunikasi masih suka pilih-pilih, kalau bukan
SIMPATI sudah pasti engap-engapan, hal terpenting bagiku desa tersebut tidak menyimpan
suasana horor dan mistis sudah cukup untuk menguatkan hatiku melaksanakan KKN di sana.
Hahaha...
Persiapan keberangkatan telah aku lakukan jauh-jauh hari seperti menyiapkan segala
keperluan selama di sana. Aku berusaha menerapkan prinsip efisien, efektif dan berdayaguna,
sehingga apapun yang aku bawa harus aku pikirkan untuk benar-benar bermanfaat, jangan
sampai sudah bawaan banyak dan berat namun sia-sia dan tidak terpakai.
72
Hari berganti hari, waktu terasa merayap bagaikan siput, rasanya sudah tak sabar lagi....di
benakku hanya satu tekad, aku ingin segera menyelesaikan KKN yang kata orang penuh dengan
pahit manis kenangan masa-masa pengabdian ibarat lingkaran mimpi bagi setiap mahasiswa
itu. Akhirnya... waktu yang ditunggu-tunggu itupun tiba...

10 Januari 2020
Tepat hari ini, adalah jadwal keberangkatan peserta KKN menuju Desa Kaligrenjeng.Aku
berangkat bersama seorang kawan dengan mengendarai sepeda motor sementara itu, semua
tas besar berisi perlengkapan, kami titipkan mobil orang tua yang kebetulan mengantar.
Berangkat sekitar pukul 15.00WIB dan sampai di Desa Kaligrenjeng sekitar pukul 16.13 WIB.
Perjalanan yang lumayan jauh namun, sungguh tak terasa melelahkan. Karena selama
perjalanan kami disuguhi pemandangan nan elok.
Sesampainya di Posko Desa Kaligrenjeng , aku segera meletakkan bawaanku dan
kemudian menuju dapur untuk membersihkan diri. Betapa terkejutnya, ketika membuka kran
air “Lho?! Kok ga ada airnya...waduh gimana ini!” setengah panik aku menghampiri Bu
Kamituwo, “Bu...ini gimana kok airnya ga bisa keluar bu?” Dengan tersenyum, Bu Kamituwo
memberitahuku bahwa, memang air yang keluar sedikit dan lama serta alirannya tidak begitu
deras. Aku pun kemudian membersihkan wadah air yang kotor dan meletakkan di bawah kran.
Sambil menunggu gentong terisi penuh, kemudian aku menata barang bawaan.
Aku sempat berpikir...Hemm, kemaren waktu browsing aku lupa mencari informasi
tentang akses air bersih di desa ini...pantas saja aku tadi sempat terkejut. Setelah
membersihkan tangan dan kaki, aku mendapat kejutan kedua, ternyata untuk mandi harus
menjadi satu dengan toilet masjid yang berjarak 300 meter dari posko KKN. Wuahh....benar-
benar sesuatu rasanya untuk mandi saja harus berjalan lumayan jauh.
Setelah selesai mandi, tiba-tiba perut ini berbunyi, seolah menagih janji untuk
diperhatikan. Bergegas aku menuju dapur Posko KKN, di sana sudah berkumpul beberapa
kawan dari berbagai fakultas.
Setelah bersalaman dan saling memperkenalkan diri aku pun disibukkan memasak bersama
mereka. Menu hari ini boleh dikata adalah menu kebangsaan anak kos yaitu Mie Goreng dan
tahu goreng. Nikmatnya makan bersama benar-benar aku rasakan saat itu, walau dengan menu
darurat yang sederhana. Selesai acara makan bersama Ketua Posko mengadakan rapat untuk
mengulas beberapa proker yang diadakan kedepannya dan juga perkenalan dengan teman
teman satu posko semua tidak lama kemudian rapat selesai, jam dinding tepat menunjukkan
pukul 23.00 dan kami semua bersiap untuk tidur.

73
11 Januari 2020
Aktivitas pagiku diawali dengan sholat subuh berjamaah di masjid dilanjutkan acara
memasak bersama, dan sebagian kawan-kawan ada yang membersihkan rumah yang kami
tinggali sebagai posko. Suasana akrab begitu terasa, padahal belum ada hitungan minggu kami
saling mengenal. Sambil mengobrol dan bersendagurau kami menyiapkan sarapan pagi itu.
Menu sayur blonceng, dan tahu goreng andalan plus sambal terasi yang menggoda benar-benar
memanjakan lidah kami.Benarlah, banyak orang mengatakan, saat ternikmat makan adalah
ketika perutmu lapar, terbukti!! Sekarang kami semua makan dengan lahap, karena memang
lapar dengan menu sederhana. Hahaha... Berhubung acara pembukaan KKN di balai desa
Kaligrenjeng belum dimulai, salah seorang kawanku mengajak berkunjungi ke pantai
Tambakrejo yang memiliki keindahan alam yang menarik banyak wisatawan. Pantai tambakrejo
ini memiliki pantai yang bersih, air lau yang biru dan berpasir putih yang terbentang menjadi
sebuah teluk dengan panjang sekitar 10 km. Dengan ombak yang tidak begitu besar, sehingga
aman untuk menjadi arena berenang dan bermain di sepanjang pantai. Itulah sekilas review
Pantai Tambakrejo yang aku baca dari Google, namun sayang, karena beberapa teman masih
merasa lelah akhirnya acara “mbolang mantai” itupun gagal.
Menjelang sore, acara mandi yang mendebarkan dimulai, bagaimana tidak, kami harus
mandi di posko salah satu teman yang berlokasi di Desa Tambakrejo karena air yang ada di
posko kami alirannya terhenti, dengan menempuh perjalanan yang jauh dan melalui gunung.
Bersama ketujuh kawanku, akhirnya sampai di rumah Mbak Hana, begitulah panggilannya.
Selesai makan dan sholat, kami bersama ibu mbak Hana memasak bersama untuk menyiapkan
makan malam. Ketika langit gelap, kami pun berpamitan pulang kembali ke Posko Desa
Kaligrenjeng. Ada sedikit cerita lucu, sebelum pulang ke Posko, aku bersama Nanda diantar
mbak Hana pergi membeli pulsa, provider pulsa Nanda adalah XL, kebetulan stok counter
hanya ada Simpati dan Indosat, berulangkali nanda “ngengkel” untuk tetap membeli pulsa XL,
dia bener-bener enggak paham-paham padahal sudah dijelaskan kalau pulsa XL sudah habis
stoknya. Setelah beberapa menit nanda menyadari kalau pulsa XL-nya memang tidak bisa terisi
karena stok saldo pulsa XL habis, owalah nanda...nanda...hahaha.

12 Januari 2020
Setelah sebelumnya sempat tertunda, akhirnya aku bersama kawan-kawan satu posko
bisa jalan-jalan ke Pantai Tambakrejo. Pantai ini terkenal karena memiliki spot foto yang benar-
benar instagramable, Di sana kami meluapkan kegembiraan ber- selfi dan ber-welfie dengan
berbagai gaya. Tak lupa ikan bakar lengkap dengan sambal lalapnya menjadi menu pengganjal
perut siang hari itu. Satu paket menu lalap ikan bakar dan es teh seharga 16 ribu benar-benar
mengenyangkan.

13 Januari 2020
74
Hari ini, adalah saat penting bagiku bersama kawan-kawan, karena acara pembukaan KKN
di Balai Desa akan segera dilaksanakan. Pembukaan KKN dihadiri tokoh masyarakat perangkat
desa kepala desa serta tokoh tokoh agama setempat . Bismillah...doaku hari ini, semoga Allah
memudahkan perjuanganku untuk mengabdi....

14-16 Januari 2020


Kegiatan yang aku jalankan pagi ini adalah mendampingi PAUD dari pagi hingga pukul
09.00 WIB. Dilanjutkan dengan mendampingi TK kurang lebih satu jam. Siang itu, terik matahari
terasa menyengat di saat perjalanan pulang menuju Posko. Selepas makan siang, aku kemudian
sowan ke rumah Bu Lis untuk melihat proses pembuatan Blondo buat jenang udek. Prosesnya
adalah parutan kelapa diperas diambil santannya, kemudian santan peras direbus selama 5 jam
hingga santan dan minyak terpisah. Setelah selesai, aku pun mandi dan beristirahat
memulihkan tenaga, karena giatku masih panjang di desa ini.
Suara ayam berkokoh pada pagi itu, membangunkan tidur lelapku. Aku kembali
disibukkan dengan aktivitas rutin, selesai sholat, menyiapkan sarapan pagi bersama kawan-
kawan dan kemudian bersiap untuk kembali datang ke rumah Bu Lis, melanjutkan acara
membuat jenang. Dengan semangat kami membantu mengaduk adonan jenang bergantian
dengan ibu-ibu yang turut membantu di sana. Sambil menunggu adonan jenang matang, aku
dan kedua temanku yang bernama Ovi dan Krisdiana membuat lemper ayam hingga selesai
pukul 12.46 WIB. Wah, wah....hari-hari yang melelahkan tapi benar-benar tiada terasa karena
semua dikerjakan bersama dengan semangat dan gembira. Hari sudah semakin siang, saatnya
kami kembali ke posko untuk menunaikan ibadah sholat dzuhur dan beristirahat.
Masih berpijak di bumi Kaligrenjeng, pagi berikutnya aku kembali mengawali jalan
pengabdian dengan kegiatan yang sama dengan hari kemaren, hari itu selepas rutinitas harian
dilanjutkan dengan mengajar TK dan SD hingga siang hari. Setelah beristirahat hingga
menjelang sore, aku bersama Ovi, Krisdiana, Hanik, Joni, Huda, Bayu, Nanda menuju Dusun
Sweden. Nama yang unik pikirku, karena sangat mirip penulisan negara Swedia (Sweeden) yaitu
sebuah negara yang terletak di Benua Eropa bagian Utara. Perjalanan menuju Dusun Sweden
tidaklah mudah, medannya sedikit ekstrim, harus melewati jalan menukik dan bergelombang
atau makadamanselama 10 menit untuk sampai di rumah Pak Aris, Modin Desa Sweden. Di
sana kami mengikuti jamaah yasin hingga selesai acara,dan pulang ke posko menjelang
maghrib. Malam itu, kami tidak langsung beristirahat karena ada agenda sosialisasi tentang
usaha apa yang di kerjakan dan menanyakan tentang struktur desa ini yang diadakan di rumah
Pak Edi selaku perangkat desa di Kaligrenjeng. Aku melirik jam tanganku, hemm...sudah larut
malam, walau rasa kantuk mulai datang aku berusaha tetap terjaga untuk menyelesaikan
agenda sosialisasi ini. Tepat pukul 23.30 kami pun akhirnya bisa merebahkan tubuh,
mengumpulkan energi untuk kegiatan berikutnya.

75
17-19 Januari 2020
Jum’at pagi ini, tidak seperti hari kemaren, karena tidak ada kegiatan di luar posko hingga
tengah hari. Bakdo dhuhur kami berkumpul di rumah Bu Suli melaksanakan yasinan hingga
sore hari. Sesampainya di Posko, bergegas aku bersiap pulang ke Tulungagung. Rencananya aku
mengambil jalan pintas melewati Desa Rejotangan untuk mempersingkat jarak tempuh. Sekitar
pukul 5 sore aku sampai di Tulungagung. Sejenak melepas rindu dengan si matcha, minuman
favoritku aku pun singgah di Bravo Mall. Huaahhh segerrr sekali...alhamdulilah...alhamdulilah
gumamku..... ternyata, begini rasanya rindu minuman kesayangan, wkwkwkw. Maklum saja di
tempat KKN yang jauh dari keramaian aku harus bertahan menahan rasa kangen untuk jajan
dan nongki, hehehe.... Setelah berpuas melepas rindu dengan si matcha aku pun pulang ke
rumah. Wah, ternyata.... bakdo maghrib, aku diajak jalan-jalan kuliner bersama keluarga, benar-
benar bahagia bisa berkumpul dan menikmati kebersamaan malam itu hingga pukul 22.00 WIB
kami pun pulang ke rumah. Keesokan paginya, aku harus lembur mencuci pakaian yang
menumpuk, benar-benar deh, dari KKN, pulang ke rumah, masih tetap powerfull untuk
beraktivitas segala macam gumamku sendiri. Setelah beres pekerjaan rumah, aku pergi ke
Tanggunggunung, lanjut ke Boyolangu dan ke Tulungagung bersama ibuku. Dan malamnya, aku
menyempatkan mengunjungi saudara-saudaraku. Sehari penuh, waktuku saat itu benar-benar
kugunakan untuk bersama keluarga besarku.

20 Januari 2020
Hari ini, aku pergi ke pasar, membeli lele segar untuk dimasak sebagai menu penunjang
bergizi kami selama KKN. Tak lama kemudian Ovi sahabatku datang, dia pun membawa banyak
makanan, sampai penuh motor kita dengan banyak bawaan. Ckckckck... Sebelum meluncur ke
Desa Kaligenjreng, aku menyempatkan untuk konsultasi Pemrograman Mata kuliah baru
hingga pukul 12 siang.
“Ayo Ovi...kita berangkat!” teriakku dengan semangat. Sebelum menuju Desa Kaligrenjeng
aku dan Ovi menyempatkan membeli bakso dan cuci mata sebentar. “Anggap saja sebagai bekal
menguatkan hati untuk kembali ke tempat perjuangan demi masa depan.” ujarku yang
disambut tawa terpingkal Ovi. Alhamdulillah perjalanan kami lancar, dan sampai Posko sekitar
pukul 4 sore. Tak lama kemudian kami mendapat kunjungan Dosen Pembimbing Lapangan
Bapak Muhammad Sulthon Aziz, di kesempatan pertemuan tersebut kami melakukan sharing
dan diskusi tentang kegiatan KKN yang sudah kami lakukan dan kendala apa yang terjadi di
lapangan.

21-23 Januari 2020

76
Pagi ini aku kembali mengulang rutinitas harian dengan kegiatan mengajar di TK
Kaligrenjeng, berlanjut dengan kegiatan mengajar mengaji anak-anak Desa Krajan Etan
tepatnya di Musholla Krajan hingga memasuki waktu Isyak.
Keesokan harinya, selepas mencuci dan memasak di Posko aku kebagian tugas mencari
sedotan sebagai bahan prakarya di Suruh Wadang,,,dan malamnya ada kegiatan rapat di Posko
2 hingga pukul 9 malam. Malam itu kami tidak langsung beristirahat karena harus membantu
Divisi Agama membuat buku prestasi dan berlanjut rapat evaluasi per-divisi hingga pukul 00.00
WIB. Akhirnya...setelah berkutat dengan berbagai giat hari itu aku pun dapat beristirahat.
Pagi ini giatku adalah bersiap mengajar di Dusun Sweden. Hari ini aku mengajar MI
Sweden, bersama kawanku yang bernama Ovi, Bayu, Krisdiana. Kami sempat terkejut saat
mengetahui murid kelas 3 hanya ada dua siswa. Walaupun demikian kami tetap semangat
belajar bersama. Selepas adzan dhuhur, kami mampir balai desa sebelum pulang ke Posko, di
sana kami berjumpa dengan Pak Modin yang mengajak kami untuk menikmati makan siang
bersama. Sepulang dari balai desa kami bersiap mengikuti acara pengajian di rumah Bu Nur
salah seorang warga desa sweden hingga menjelang mahgrib.

24-26 Januari 2020


Pagi cintakuu!! Pagi Poskoku!! Semangat!! teriakku dalam hati untuk melawan dinginnya
udara pagi ini. Setelah acara memasak bakwan jagung untuk menu makan siang, aku pergi ke
rumah Bu Nur, kebetulan beliau sedang memasak, “ Bu, mana saya bantu”. “Wah, terimakasih
ya nak...” sahut Bu Nur dengan tersenyum, aku kemudian membantu Bu Nur menggoreng
tahu. “ Maaf Bu, saya ke sini, mau meminta bibit suruh merah untuk saya bawa pulang selepas
KKN bu...karena ayah saya menderita diabetes, dengan terapi minum air rebusan sirih merah
dapat menurunkan kadar gula penderita diabetes.”. Bu Nur, kemudian menjawab, “ iya, nak....
silakan mengambil bibit daun suruh merahnya, bebas kapan saja mau di bawa.”... “Wah,
terimakasih Bu”, jawabku dengan hati gembira.
Sepulang dari rumah Bu Nur aku bersama kawan-kawan mengikuti acara yasinan di salah
satu rumah warga dekat Posko dan kemudian mengajar TPQ hingga sore hari. Dan, ketika
malam tiba, kegiatan rapat evaluasi per divisi kembali digelar hingga pukul 10 malam, dan
dilanjutkan dengan acara berpiknik ke pulau kapuk. Hahaha...

25-27 Januari 2020


Sabtu ini aku tidak memiliki kegiatan yang menyita waktu, namun ada kejadian yang tidak
mengenakkan. Siang hari terjadi kecelakaan di depan posko kami. Korbannya bapak-bapak yang
sudah berumur, dan beliau sempat pingsan, alhamdulillah setelah mendapat pertolongan
beliau sadar dan lukanya tidak begitu parah. Tidak lama kemudian bapak tersebut dijemput
putranya dan diantar pulang Pak Suli salah seorang tetangga kami.

77
Bakdo Maghrib aku bersama kawanku, menyaksikan tibaan di sebelah posko kami. Gelar
tibaan tersebut mencuri hati kami, dengan kehadiran Husein anak kecil yang masih duduk di
bangku taman kanak-kanak yang begitu mahir menabuh jimbe. Selesai acara tibaan, aku dan
teman satu posko di sana mengikuti latian tibaan hingga pukul 21.15. Malam yang berkesan
gumamku dalam hati.
Keesokan paginya bersama Ovi, aku membeli nanas di daerah Pasiraman, namun sayang
tidak berjualan, akhirnya kami harus menuju ke daerah gawang untuk membeli nanas. Nanas-
nanas yang kami beli ini adalah sebagai bahan pembuatan dodol nanas bersama Bu Lis. Beliau
ini adalah salah seorang warga desa Kaligrenjeng yang memiliki usaha pembuatan dodol. Kami
di sini memang banyak belajar dari beliau tentang pembuatan dodol. Untuk proses pembuatan
dodol nanas tidaklah sulit, mulanya nanas yang sudah dikupas dibersihkan dan diparut
kemudian parutan anans dicampur dengan kelapa parut, dan dimasukkan dalam wajan,
dipanasi sampai kalis lalu ditambahkan tepung ketan dan setelah diuleni adonan dibungkus
daun pisang, terakhir bungkusan dodol ditanak selama 1 jam.Namun sayangnya, dodol nanas
ini tidak begitu bagus hasilnya, boleh dibilang hasilnya tidak sesuai ekspektasi.....
Setelah acara memasak dodol kami berkunjung ke rumah Bu nur atas saran Bu Yeni
Kamituwo, Bu Nur kebetulan pulang dari jalan-jalan ke Yogya bersama Guru – Guru SD.
Alhamdulillah, rezki anak sholeh, kami pun kebagian oleh-oleh dari Bu Nur.
Malam ini, acara kami berlanjut dengan kegiatan rapat di posko 2 untuk membahas acara
jalan sehat yang akan diadakan pada waktu penutupan pelaksanaan KKN. Di tengah acara rapat,
tiba-tiba Asmia salah satu kawan kami, mendadak kambuh penyakit asmanya. Tentu saja
suasana rapat berubah menjadi heboh, semua kawan tergerak untuk menolong Asmia. Setelah
kondisi Asmia stabil, rapat dilanjutkan kembali hingga pukul 11 malam. Sepulang dari acara
rapat, mata ini sudah tidak bisa diajak kompromi, berat sangat dan sampai di Posko setelah
membersihkan diri, akupun tepar tertidur pulas.

27-28 Januari 2020


Rencana pagi ini adalah membuat donat bersama Bu Lis, tapi ternyata ditunda hingga
siang hari, karena Bu Lis berhalangan ada acara. Tak berapa lama, bumi Kalijenggreng tersiram
derasnya hujan selama satu jam lebih. Aku di Posko bersama kawan-kawan membunuh waktu
dengan saling bercerita pengalaman selama giat kami masing-masing. Ketika kami
menghubungi Bu Lis kembali, ternyata beliau harus takziah, akhirnya acara membuat donat hari
itu ditunda.
Esok harinya, setelah sarapan kami menuju rumah Bu Lis, untuk membuat kue Donat
untuk acara Divisi Agama yang sedang menjalankan prokernya. Selain donat, kami juga
membuat Dadar Gulung. Pembuatan kue tersebut sangat mudah hanya saja memerlukan
ketelatenan dan kesabaran. Benar-benar pengalaman menyenangkan. Tak terasa waktu telah

78
menunjukkan pukul 4 sore, semua kue telah siap dibawa untuk acara di masjid. Malam itu,
selesai acara pukul 11 malam, raga ini terasa oleng dan benar-benar lelah hayati, di benakku
hanya satu tujuan segera istirahat untuk memulihkan tenaga.

29-30 Januari 2020


Hari ini aku kebagian piket memasak di dapur, segera aku menyiapkan menu hari itu.
Bersama dengan beberapa kawan kami bergegas memasak bahan-bahan yang sudah dibeli dari
tukang sayur keliling. Selepas sarapan aku mencuci piring dan peralatan makan, insiden kecil
terjadi....tidak ada air keluar dari kran!! Astaghfirullah.....aku harus mencuci piring ke sumber
mata air/mbelik yang letaknya lumayan jauh. Mbelik berupa sumur berlubang lebar dengan
mata air yang selalu mengalir .Tidak ada kegiatan hari ini jadi waktu yang ada kami gunakan
untuk melakukan diskusi kecil berhubungan dengan kegiatan proker kami. Malam hari kami
kedatangan tamu, kawan-kawan dari posko pasiraman dan aku kebagian menyiapkan kopi.
Kamis pagi, acara mengajar di TK aku jalani hingga pukul 10 pagi. Sepulang mengajar, aku
harus mengisi stok air bersih, agar mudah digunakan saat memasak, menjelang maghrib ketua
posko kami mendadak kena sawan dengan gejala mirip masuk angin. Alhamdulillah setelah
diobati kondisinya membaik. Malam harinya, tetiba aku merasa kangen makan nasi goreng,
untuk sekedar menikmati nasi goreng harus mencari jauh hingga ke desa gawang,
ahhh,,,sesekali aku harus memanjakan diri pikirku, karena di lokasi KKN dilarang menahan rindu
karena bisa menyebabkan sulit konsentrasi meskipun sekedar rindu dengan panganan,
hahaha...

31 Januari 2020
Jumat terakhir bulan Januari, aku masih bersemangat menjalani KKN-ku. Sebagai bagian
dari divisi ekonomi, aku bersama kawan-kawanku telah mencetuskan ide pembuatan dodol
tape sebagai wujud program kerja kami. Dodol tape yang kami buat, diberi merk nama DOTA.
Nama yang unik dan mudah diingat. Sebagai tindak lanjut dari proker kami, hari ini aku bersama
kawan-kawanku, mempersiapkan acara pelatihan pembuatan dodol tape yang akan
dilaksanakan tanggal 6 Februari 2020. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, kami harus
belajar membuat dodol tape bersama Bu Lis. Pembuatan dodol berlangsung hingga sore hari
itu, alhamdulillah semua berjalan lancar. Benar-benar sesuatu banget, di akhir bulan Januari,
kami akhirnya sukses membuat dodol tape.

79
1-5 Februari 2020
Welcome February...!!....teriakku bersemangat ketika melihat kalender telah berganti
bulan. Tidak banyak kegiatan yang aku lakukan di awal februari ini. Karena memang dua hari
pertama awal februari aku berada di rumah. Ketika aku kembali ke posko kegiatan lebih
terfokus pada persiapan pembuatan dodol untuk pelatihan yang dilaksanakan hari Kamis di
Balai Desa Kaligrenjeng. Banyak yang harus dipersiapkan oleh kami, seperti berulangkali
melakukan eksperimen pembuatan dodol tape dan melakukan evaluasi-evaluasi, menyusun
susunan acara, mempersiapkan tempat pelatihan, peralatan, serta membuat undangan untuk
beberapa warga serta menghubungi pihak-pihak yang terkait seperti ibu-ibu PKK, warga sekitar
dan ibu ibu perangkat desa.

6 Februari 2020
Kamis ini, adalah pelaksanaan pelatihan pembuatan dodol di Balai desa Kaligrenjeng.
Semua teman-teman berpartisipasi, kami bahu membahu bersama–sama berusaha untuk
menampilkan yang terbaik. DOTA buatan kami, dipuji banyak ibu-ibu. Selain rasanya manis dan
legit, kemasan DOTA juga dibuat semenarik mungkin, dengan warna hijau dominan di
pembungkusnya mengingatkan pada warna hijau yang identik dengan kampus kami,IAIN
Tulungagung. Di akhir acara, dilakukan penyerahan piagam penghargaan atas peran Bu Lis
selama acara berlangsung. Alhamdulillah, acara berjalan lancar hingga berakhir pukul 11.30
WIB.
Sore harinya, kami menuju dusun Sweden untuk melaksanakan yasinan bersama warga.
Pada kesempatan tersebut kami menghaturkan rasa terimakasih atas dukungan warga dusun
Sweden selama kami KKN di sana serta menyampaikan permintaan maaf apabila ada sikap dari
kami yang tidak berkenan. Acara ditutup dengan doa bersama.

7-14 Februari 2020


Hoaemm....dengan masih setengah mengantuk.. pagi ini aku bersiap bersama kawan-
kawan se-posko untuk mengunjungi SDN I Kaligrenjeng dalam rangka berpamitan dan saling
mengungkap permintaan maaf. Acara yang sama juga kami lakukan keesokan harinya di MI
Sweden. Di kedua tempat tersebut, tumpahlah air mataku, coba bayangkan...bagaimana
perasaanmu ketika menyaksikan banyak anak-anak menangis dan berkata, kakak..jangan
pulang, kakak di sini saja bersama kami.... belum lagi ketika mereka mencium tangan kami saat
saling berpamitan, oh Tuhan.... seumur-umur baru kali ini aku merasakan rasa sakit dalam hati
harus berpisah setelah melewati hari demi hari dalam kebersamaan. Benar-benar moment yang
menyadarkanku, bahwa semua yang hadir dalam perpisahan hari ini adalah mereka yang telah
melukis hidupku dengan warnanya masing-masing

80
Hari-hari terakhir KKN diisi dengan persiapan kegiatan divisi kesehatan yang mengadakan
lomba senam bagi sekolah di desa Kaligrenjeng. Acara tersebut memperebutkan piala dan
piagam. Berdasar keputusan lomba, Juara 1 diraih oleh SDN 1 Kaligrenjeng dan juara 2
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sweden dan juara 3 SDN 2 Kaligrenjeng. Alhamdulillah acara berjalan
sukses...
Pagi ini, 13 februari 2020, ada acara penutupan KKN di Kecamatan Wonotirto, di sana kami
saling berpamitan. Selepas acara aku menyempatkan untuk mencari roti yang akan disuguhkan
saat acara JALAN SEHAT, hari sabtu besok lusa. Sepulang dari mencari roti, aku disibukkan
memasak bersama untuk persiapan acara tasyakuran yang dihadiri perangkat desa, DPL serta
tetangga sekitar posko .

15-16 Februari 2020


Pagi ini aku bangun lebih awal, karena harus bersegera mempersiapkan acara JALAN
SEHAT bersama kawan-kawanku. Kupon yang dibagikan telah habis, hingga ada beberapa warga
yang tidak kebagian. Acara bener-bener berjalan meriah, warga antusias mengikuti jalannya
acara yang berakhir pukul 12 siang. Pembagian doorprize berlangsung seru, banyak yang
tertawa bahagia saat menerima kenang-kenangan yang sudah kami persiapkan. Melihat itu
semua, hatiku merasa senang dan terharu, semoga kebersamaan ini selalu menjadi kenangan
selamanya...
Di akhir acara JALAN SEHAT diadakan acara berpamitan antara kami dengan seluruh warga
masyarakat Desa Kaligrenjeng termasuk bapak/ibu guru dari MI dari Dusun Sweden, dilanjutkan
dengan acara makan bersama beserta seluruh pendukung acara jalan sehat.
Dan malam harinya, kami berpamitan dengan tetangga-tetangga serta meminta maaf
apabila selama kami berada di sana ada sikap dan tindak tanduk yang kurang berkenan. Semoga
desa Kaligrenjeng selalu jaya dan sukses...

17 Februari 2020
Yeayyy............akhirnya..............hari ini aku selesai KKN........!! Berulang kali
kuucapkan...alhamdulillah....alhamdulillah...sebagai rasa syukurku kepada Allah SWT, karena
semuanya berjalan sesuai harapan. Akupun selesai berkemas, dan bersiap diri.... menunggu
kedatangan keluargaku. Kugunakan sedikit waktu-ku saat itu, dengan membersamai kawan-
kawanku, bercanda dan saling mengingatkan...”kalau kangen kita ngobrol di grup wa ya...”. trus
kalau kalian pengen curhat bisa japri aku ya...hahaha, lalu ...”kalau bisa kita adain kopdar
ya”....bla bla,,bla...... “, dan semua begitu riuh saling menanggapi.
Selama 35 hari itu, banyak cerita terukir, yang paling mendalam dan membekas, adalah di
saat semua kawan-kawan menjuluki kami dengan julukan yang lucu. Aku, Ovi , Krisdiana
,Hanik ,Huda, Nanda ,Joni dan Bayu mendapatkan julukan Tim Pawon, gara-gara setiap ada
acara di mana saja kami selalu muncul berdelapan dan lengket bak perangko berjalan, hahaha.
81
Benar–benar kompak dan seru, masih kuingat, bagaimana kami menghabiskan malam
menghibur diri, dengan begadang bermain UNO. Yang ada hanya keseruan, tertawa dalam
kebersamaan...aahhh....berat rasanya untuk berpisah, ketika mengingat semua itu. Benarlah,
ketika ada yang mengatakan KKN itu di akhir cerita selalu menyisakan berjuta rasa, beribu
kenangan dan bermilyar impian. Harapanku, semoga di lain waktu kita semua dapat berkumpul
lagi dalam cerita yang lain..... I miss you all the time ....

Akhirnya selesai sudah catatan perjalanan panjangku selama 35 hari


Diary Berwarna Biru ini, akan kusimpan, dan kubaca di saat
rasa rindu datang menghampiriku....

Kaligrenjeng, Februari 2020

82
3.110.400 Detik Menggapai Asa di Ujung Selatan Kota Patria
Oleh : Hanik Miftahul Jannah, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum,
Hukum Tata Negara, IAIN Tulungagung

Kaligrenjeng, sebuah nama desa yang asing bagiku, pertama kalinya melihat nama desa
di daftar tempat KKN gelombang 1 di IAIN Tulungagung. Namun perjalanan yang tak bisa
kulupakan selama 36 hari terajut manis di desa Kaligrenjeng. Tempat berbagai rasa berkumpul
menjadi satu, menjalin persahabatan, bersosialisasi, belajar, dan mengenal orang2 baru.

Sebelum berkisah aku ingin memoerkenalkan diri terlebih dahulu. Perkenalkan, namaku
Hanik Miftahul Jannah dari jurusan Hukum Tata Negara. Mahasiswi kupu-kupu yang suka
kebebasan dan jarang belajar. Mahasiswi yang katanya cuek bebek dan jarang bersosialisasi
apalagi berorganisasi. Ya.. itulah aku. Pertama mendengar cerita-cerita KKN terdahulu aku
sempat takut. Bagaimana jika aku tidak bisa bersosialisasi dengan teman dan masyarakat di desa,
Bagaimana aku akan menghadapi situasi-situasi yang ada di sana.. Berbagai pertanyaan muncul
dalam fikiranku.. Tapi aku mencoba menghilangkannya dan berfikiran positif.. bahwa aku pasti
bisa.. Cayooo inilah kisahku, kisah paling manis dalam hidupku..

KKN atau yang merupakan kepanjangan dari Kuliah Kerja Nyata merupakan kegiatan
wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa IAIN Tulungagung. KKN dibagi menjadi 2
gelombang, yang pertama dilaksanakan pada tanggal 10 Januari - 15 Februari 2020 yang tersebar
di daerah Blitar. Gelombang kedua akan dilaksanakan pada semester depan, sekitar bulan juli
dan agustus. Pada fakultasku yaitu FASIH, Wakil Dekan kami yaitu Bapak Kutbuddin Aibak,
S.Ag,. M.H sudah membagi mahasiswa FASIH menjadi gelombang satu dan dua dengan
kapasitas 50% dengan tujuan agar sama rata penempatan mahasiswa FASIH di seluruh posko.

Ketika menanti pengumuman pembagian gelombang 1 atau 2 aku sangat khawatir dan
deg deg-an, karena planning ku harus dapat KKN gelombang 1 biar cepat selesai. Dan akhirnya
pada malam hari setelah sholat isya pengumuman gelombang 1 telah di share. Aku senang sekali
karena namaku ada dalam daftar, segera aku menghubungi teman-temanku yang juga mendapat

83
bagian gelombang 1 dan berencana untuk mendaftar bareng agar dapat 1 posko minimal dekat
antara desa satu dengan yang lainya.. Dan pada waktu pendaftaran web pendaftaran mengalami
masalah yang akhirnya sampai pukul setengah 10 belum bisa digunakan untuk mendaftar. Aku
takut jika tidak mendapat tempat, alhirnya pada pukul 10, link pendaftaran baru bisa kubuka dan
ternyata semua yang direncanakan se daerah bersama teman-temanku semuanya tertulis kuota
penuh.. dan akhirnya aku coba klik semua tempat yang tersisa di daftar dan akhirnya masuk di
desa Kaligrenjeng. Aku sempat sedih karena posko tempatku KKN berada jauh dari teman-
temanku.

Hari berganti hari, jadwal sudah terpampang di website LP2M, yakni pembekalan,
pelepasan mahasiswa KKN gelombang 1 dan juga tanggal oemberangkatan kami ke lokasi.
Setelah melaksanakan pembekalan dan bimbingan dari Dosen pembimbing lapangan, pada hari
Jum'at tanggal 10 Januari 2020 pukul 14.00 WIB aku berangkat dari rumah menuju kediaman
trmanku di desa wonokromo. Oh iya.. sebelum Pemberangkatan, posko 1 dan 2 sempat
berkumpul di sebuah tempat ngopi dekat kampus untuk mengenal anggota satu dengan yang
lainya, mengenal teman yang akan diajak berjuang 36 hari ke depan.. dan ternyata ada salah satu
teman yang bertempat tinggal di dekat rumahku, hanya beda beda desa. Namanya Krisdiana, tapi
ia biasa dipanggil dengan sebutan Kade. Sejak awal kami berencana untuk berangkat bareng,
karena rumah kami yang berdekatan.

Pukul 15.00 WIB, mobil pick up yqng akan membawa barang-barang kami telah sampai
di kos temanku, barang-barang yang akan diangkut dinaikan ke dalam pick up. Akhirnya kami
baru bisa berangkat menuju Kaligrenjeng pada pukul 16.00 WIB. Aku dan teman-teman sempat
menunggu lama di SPBU plosokandang karena menunggu teman mengambil barang yang
tertinggal. Di sepanjang jalan meninggalkan kota Tulungagung, menyusuri jalan yang berkelok-
kelok, naik turun dan semakin dingin karena hari mulai menjelang malam. Kami sampai di
rumah yang akan digunakan untuk menginap selama KKN nanti. Pemilik rumah ini adalah
Bapak Tarmi'an. Rumah yang kami tempati adalah rumah kosong yang dulunya dihuni oleh
putra bapak Tarmi'an yang kemudian pindah karena usahanya ada di Garum, Blitar. Aku sedikit
merinding ketika masuk ke rumah itu, jangan-jangan rumah ini angker. Ah sudahlah, segera
84
kuhapus pikiran-pikiran buruk itu, yang penting aku harus merasa nyaman disini. Di rumah itu
kami disambut oleh Kamituwo Dusun Krajan ini, namanya Bu Yeni. Beliau nantilah yang sering
banget kita mintai pertolongan terlebih dan tersering yaitu rumah beliau dipakai untuk mandi,
maklum di desa ini air cukup sulit di dapatkan.. Dari PDAM hanya mengalir 2 hari sekali,
sedangkan di rumah Bu Yeni air mengalir pagi dan sore. Jadi, kami tidak khawatir akan
kehabisan air jika numpang mandi di rumah beliau.. hhe

Keesokan harinya kami mulai bersih-bersih membersihkan kamar mandi, dapur, dan
sekitar rumah yang sudah ditumbuhi rumput nan tinggi karena telah lama ditinggal pemiliknya.
Kelima laki-laki membersihkan halaman dan yang perempuan sibuk menata dapur dan rumah.
Semua terlihat serius dengan kesibukanya masing-masing, hanya beberapa yang ber haha-hihi
sedikit karena dulu sudah pernah bertemu atau mengenal.

Hari keduaku di sini, kami kami lalaui dengan semangat, bangun pagi-pagi, jama’ah
sholat subuh di masjid dan juga kami isi dengan berkunjung ke rumah warga sekitar sambil
mencari tempat yang pas untuk ditumpangi mandi selain rumah Bu Yeni.. KKN ku di
kaligrenjeng ternyata tidak hanya Kuliah Kerja Nyata, tapi juga Kuliah Kerja Nyari air hhe...
Memang benar adanya, baru hari pertama, kami kesulitan untuk mandi. Air di masjid yang sudah
menipis dan kami belum mengenal warga sekitar, jadi malu juga kalau tiba-tiba numpang mandi.
Tapi ternyata warga disini terbuka dan ramah kepada kami. Desa ini bukan pertama kalinya
digunakan untuk KKN, mereka sudah terbiasa hidup berdampingan dengan mahasiswa KKN
setiap tahunnya. Baru satu hari disana kami sudah kedatangan anak-anak SD yang kebetulan
rumahnya dekat dengan posko kami. Kami senang karena banyak yang antusias karena
kedatangan kami di desa mereka.

Dua hari sebelum acara pembukaan KKN di desa ini kami gunakan untuk bersenang-
senang mengakrabkan diri sesama teman. Teman yang akan diajak bekerja sama selama 36 hari
ke depan, tetapi juga tidak lengah karena pembukaan juga membutuhkan persiapan yang matang.
Kami juga sempat pergi ke Pantai Tambak yang lokasinya sangat dekat dengan posko kami
hanya 15 menit naik motor, pemandangan pasir putih dan ombak yang damai bisa kita nikmati.
Di tengah terik matahari, kami bercanda dan berfoto bersama memakai baju PDH warna army
85
dipadukan dengan jilbab warna milo khas seragam posko 1 desa Kaligrenjeng. Kami mengambil
foto per devisi dan juga foto bareng untuk diunggah di akun instagram kami yaitu
@kaligrenjengsatu.

Kebetulan di posko aku menjadi sekertaris bersama Kade dan juga merangkap sebagai
anggota devisi Komunikasi dan Publikasi. Jalannya program kerja posko kami adalah dikerjakan
bersama tanpa memandang kamu anggota devisi apa, jadi kami sama rata dapat merasakan
bagaimana rasanya mengajar, bagaimana rasanya menemani anak-anak mengaji, bagaimana
membuat dan memasarkan produk, dan juga merasakan menghadapi balita-balita di Posyandu
dan lain sebagainya.

Setelah pembukaan KKN hari-hari yang kami dijalani disana sangat menyenangkan,
posko kami kebagian 2 dusun dari 4 dusun yang ada di Desa Kaligrenjeng yaitu Dusun Krajan
dan Dusun Sweden. Sedangkan posko 2 mendapat bagian di dusun Jatinom dan Ringinrejo. Dari
segi pendidikan posko kami mendapat bagian di SDN Kaligrenjeng 1 dan MI Miftahul Ulum
Sweden. Setelah meminta izin kepada kepala sekolah SDN Kaligrenjeng 1 kami dipersilahkan
untuk ikut mengajar. Kondisi SD di sini kekurangan tenaga pendidik, kelas sering kosong dan
hanya diberi tugas saja. Ketika murid-murid SD kedatangan mahasiswa KKN , mereka sangat
senang dan antusias sekali. Meski bukan passionku sebagai seorang pendidik, aku harus siap
menemani mereka belajar. Pertama kalinya aku mendapat jadwal mengajar, bertepatan dengan
jadwal olahraga kelas 5 dan 6. Aku, Huda dan Joni ikut bermain kasti bersama mereka.
Menyenangkan sekali, meski memakai sepatu yang agak tinggi dan memakai jas almamater aku
bermain bersama mereka.

Pada tanggal 16 Januari 2020, ketiga temanku yaitu Nanda, Huda dan Joni sowan ke
Dusun Sweden. Dusun yang paling jauh dari kantor desa, karena harus melewati jalan yang terjal
dan berbatu mengitari bukit, di samping kanan dan kiri banyak jurang. Orang sana menyebut
jalan itu dengan sebutan Centung, karena ada sungai dan jembatan kecil yang melintang menuju
dusun sweden. Sebenarnya ada akses mudah untuk sampau ke dusun ini, tapi harus melewati
jalan memutar melewati 2 desa lewat Gawang dan membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai
kesana. Jadi untuk mempersingkat waktu kami lebih sering lewat Centung daripada lewat
86
gawang. Kami diminta untuk ikut mengajar di MI Miftahul Ulum di Sweden. Dan juga membuka
TPQ yang belum ada di Sweden.

MI satu-satunya di Kaligrenjeng ini sangat memprihatinkan sekali, selain guru yang


hanya ada 6, murid di sini hanya berjumlah 17 siswa saja. Berat sekali menceritakan sekolah ini,
sekolah yang berada di pelosok dan minim sekali fasilitas yang memadai. Kepala Sekolah MI ini
pun juga bukan orang asli Kaligrenjeng tetapi jauh-jauh datang dari Pandanarum, Lodoyo. Nama
beliau adalah Bu Hima, bersama suaminya mengabdikan diri di MI Miftahul Ulum. Meski
dengan gaji yang minim sekali, mereka tetap mengabdi dan ngopeni sekolah ini sampai
sekarang. Karena mereka mempertahankan MI satu-satunya yang ada di Kaligrenjeng ini. MI ini
juga menjadi satu dengan RA Al-Kautsar. Guru yang mengajar di sini pun juga diambil dari
orang yang mau mengabdi, tidak peduli lulusan apa yang penting mau mengajar, seperti Bu
Wulan yang mengajar RA, saat ini beliau harus mengajar dan kejar paket C untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan SK mengajar. Sungguh miris aku mendengar cerita dari Bu Hima,
setiap hari hanya 1 atau 2 orang guru yang datang untuk mengajar. Jika semua berhalangan
hadir, sekolah ini diliburkan. Sering juga beliau memakai uang milik pribadi untuk menunjang
jalanya sekolah ini.
Satu ruang yang dipakai untuk 2 kelas, berbatas satir kayu tapi tak menurunkan semangat
siswa-siswi untuk menuntut ilmu. Mereka sangat senang kedatangan kakak-kakak KKN. Pertama
datang ke sana aku masuk ke RA dan disambut baik oleh Bu Wulan dan 8 muridnya. Kami
belajar, bernyanyi, dan mengaji bersama. Pukul 10 RA sudah pulang, maka aku ikut masuk ke
kelas 3 dan 4 yang digabung menjadi 1. Aku sempat terkejut, di kelas 3 dan 4 dalam hal
membaca ada sebagian yang belum lancar. Mendengar dan melihat kondisi sekolah ini
membuatku bertekad untuk sungguh-sungguh mengabdi di sini. Dan jadwalku mengajar di MI
Sweden mendapat bagian 3 hari yaitu senin, selasa, dan rabu. Jadi aku akan sering datang ke
dusun ini dan mengetahui lebih banyak hal yang tersembunyi di baliknya.
Selain mengajar, kami juga ikut kegiatan rutin masyarakat, seperti jamaah yasin tahlil,
diba’an, khotmil qur’an dan sholawatan. Kami menjalani hari-hari disana dengan sangat senang

87
meski harus sedikit berjuang mendapatkan air hehe.. setiap ada kegiatan di masyarakat, kami ikut
serta. Ikut nimbrung di masyarakat, bonusnya dapat makan gratis.. Alhamdulillah
Program pertama kami yaitu dari devisi agama dan sosial budaya yaitu pelatihan
kepengurusan jenazah bagi ibu-ibu yang dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2020. Latar
belakang diadakanya pelatihan ini adalah karena minimnya modin perempuan yang bisa
mengurus jenazah khususnya jenazah perempuan. Maka kami membuat inisiatif agar ibu-ibu di
Kaligrenjeng dapat mengurus jenazah dengan baik dan benar. Dengan pemateri Ketua MWCNU
Wonotirto yaitu Bapak Ro’i acara kami berjalan dengan lancar.
Selain pelatihan kepengurusan jenazah program kami yang lain yaitu pelatihan
pembautan DOTA (Dodol Tape) khas Kaligrenjeng dari Devisi Ekonomi. Tujuan diadakanya
pelatihan ini yaitu agar masyarakat dapat memanfaatkan SDA yang tersedia di daerahnya untuk
kemudian diolah menjadi jajanan yang bernilai ekonomi tinggi. Apalagi pengadaan makanan
khas kaligrenjeng ini juga dirasa tepat, karena Desa Kaligrenjeng juga berencana untuk
membuka pantai baru. DOTA ini bisa dijadikan jajanan oleh-oleh pengunjung.
Dari Devisi pendidikan kami membuat inovasi pemberian media pembelajaran RALALI
dan Papan Pintar, karena kurangnya fasilitas dan media pembelajaran yang tepat bagi siswa siswi
SD/MI. Tak lupa dari Devisi Kesehatan kami juga mengadakan Lomba senam SD/MI se
Kaligrenjeng yang sangat meriah karena untuk pertama kalinya di desa ini diadakan lomba
senam se Kaligrenjeng. Banyak program lain dari devisi kesehatan seperti lomba kebersihan
kelas, gerakan mencuci tangan yang baik dan benar, dan juga membersihkan masjid.
Tidak terasa perjalananku di desa ini hampir mencapai akhir. Rasanya baru kemarin kami
masih malu-malu untuk bergurau. Ketika hampir di akhir jalinan persaudaraan kami semakin
kuat, tak rela rasanya KKN akan segera berakhir. Selain bergelut dengan program-program rutin
dan unggulan posko kami adalah posko yang penuh dengan canda tawa. Apapun menjadi bahan
candaan, bangun subuh kesiangan, menunggu tukang sayur, memasak nasi gosong, membawa air
dari sumber, bercanda tentang jemuran, sarapan bareng satu baki untuk 8 orang, berangkat ke
sekolah siang-siang, uapacara jam 7, bawa bekal ke sweden, bernyanyi bersama, sholawatan,
bermain kartu remi, domino, UNO, numpang mandi di rumah warga, makan di rumah warga,
ngopi bareng, dan lain sebagainya.
88
Hal yang tidak bisa kulupakan adalah candaan kalian, Tim Pawon (read : Huda, Nanda,
Bayu, Joni, Hanik, Kade, Ovi dan Popy) yang kemana-mana selalu barengan, ngopi sampai
bermain UNO dengan wajah penuh coretan bedak akibat kalah bermain membuat kenangan
tersendiri bagiku. Tim wira-wiri, tim yang semangat kalo ke sweden, tim yang ketawanya
nyablak semua sampai ganggu orang tidur. Semua itu tidak akan bisa dilupakan, meski pernah
hujan-hujanan untuk membeli doorprize , jatuh dri motor, dan kenangan lain yang tidak akan
cukup kutulis didisini.
Minggu-minggu terakhir, kami gunakan untuk berpamitan. Pecah tangis ketika kami
berpamitan dengan siswa siswi SD dan MI. Seakan mereka tidak rela kami tinggal pergi, tapi
sanggup tidak sanggup kami harus pamit. Kami juga berpamitan kepada jamaah yasin tahlil yang
selama ini kami ikut nimbrung di dalamnya. Semoga kita dapat dipertemukan di lain waktu yang
lebih panjang lagi.. Aamiin
Akhir dari KKN kami tutup dengan kegiatan Jalan Sehat se Kaligrenjeng, dan juga Jalan
Sehat se Dusun Sweden. 36 hari yang sangat berarti bersama Kaligrenjeng tidak akan pernah
terlupakan. Kami dapat belajar bagaimana hidup di masyarakat. Terimakasih masyarakat
Kaligrenjeng lebih khususnya masyrakat Dusun Sweden yang telah mengukir kenangan indah
yang tak bisa kujumpai lagi dimanapun. Bukan hanya ilmu yang kudapat disini, tapi teman dan
saudara.
Untuk kalian saudara seperjuanganku, Bayu sang pengepul Vapor, Huda gendut yang
suka cerita sejarah, Nanda sang ahli desain yang kalau bicara suka bikin orang ketawa, Joni yang
jail tapi multitalent, Mustofa ustadz penyendiri yang suka bikin kesel, Kade yang ceriwis dan
suka manggil teman pake nama yang aneh-aneh, Popy yang dipanggil mama, Ovi sang biduan
cantik tapi suka loading, mbak umul yang kalo ditanya jawabnya he’eh khas nganjukiyah,
Adellia yang jago masak dan klakson tiin nya, Mbak Maulid yang cerewet, Eka yang kurus
banget tapi suka jajan, Yunita yang suka berlindung dari laron, Maliyah yang kalo bicara cetas
cetus, Mbk Kharisma yg selalu bikin baper bareng suaminya, Hanna monina yang sering
berantem sama pacarnya lewat telepon, dedek Galuh yang polos banget, mbak Azmia yang
dipanggil embah karena sering pake daster dan dijodoh2in sama mbah kakung (Joni), Rohmatul
atau Menyun sang pendekar yang tiap malem sering ilang karena ikut latihan, Terimakasih
89
karena sudah menjadi bagian dari hidupku. Terimakasih juga untuk Pak Dodik, rujak dan uang
sakunya hhe, Bu Nur, Bu Lis, Bu Yeni yang udah rela rumahnya dibuat mandi, dimasakin yang
enak-enak, Terimakasih Pak Suli dan keluarga udah sering direpotkan, pinjam barang, masak,
makan. Terimakasih juga buat Brina, Afifi, Geo dan kawan-kawan. Terimakasih Bu Hima, Pak
Yus, Bu Wulan, Mas Dika, Mas Joyce yang ganteng, Sila yg cantik, mas ikbar, mas marcel, dan
keluarga besar MI dan RA Sweden. Terimakasih Kaligrenjeng atas kenangannya.
Kaligrenjeng, 20 Februari 2020

Ninggal Tresno Ing Tlatah Kaligrenjeng

90
Oleh: Hanna Nur Mahmudah
Peserta KKN Ds. Kaligrenjeng Kec. Wonotirto

Perkenalkan nama saya Hanna Nurmahmudah salah satu mahasiswa


yang merasakan bagian paling seru dalam perkuliahan yaitu Kuliah Kerja
Nyata ( KKN ).
Saya dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan tepatnya mengambil
program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di kampus IAIN
Tulungagung.

Sebelum KKN di mulai , ada beberapa pertemuan dengan rekan-rekan


mahasiswa yang di tempatkan di belakang kampus tempatnya di angkringan
pule. Kami berdiskusi berbicang menggenai bagaimana gambaran desa
Kaligrenjeng dan kita membentuk struktur pemilihan korcam,kordes,ketua
posko maupun devisi-devisinya.
Kisah ini dimulai dari detik pertama , ketika kami memulai sebuah pekenalan
. dipertemukan dalam satu titik yang sama , di eratkan kembali di Ds.
Kaligrenjeng Kec.Wonotirto yang mana tempat ini yang mentakdirkan kami
bertemu untuk melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) .
Hari yang kami tunggu-tunggu akhirnya tiba, tepatnya tanggal 10
Januari 2020 kebetulan rumah saya dan korcam dekat dengan lokasi KKN
kamipun berangkat lebih awal dari teman-teman yang lain untuk
memastikan Rumah yang akan kami tempati 35 hari kedepan , kami
koordinasi sama bu wo kaligrenjeng dan alhamdulillah bu wo menghampiri
kami dan memasrahkan kunci rumah , bukan hanya rumah singgah 35 hari
ataupun bukan rumah singgah sementara namun tempat selamanya dalam
benak masyarakat , atas pengabdian yang dilaksanakan, atas suasana baru
yang diciptakan . jarak tempuh teman-teman dimulai dengan perjalanan

91
yang berjarak 41km dari kampus IAIN Tulungagung, dengan jarak tempuh
1,5 jam menuju salah satu desa bagian selatan Kabupaten Blitar ,
Kecamatan Wonotirto .
13 Januari 2020 acara serah terima peserta KKN di Balai Desa
Kaligrenjeng, Kami tahu betul kami di pasrahkan di masyarakat kaligrenjeng
dan disambut dengan tanggan terbuka dan senyuman hangat dari
masyarakat maupun perangkat desa, ada pembagian wilayah untuk posko 1
dan posko 2. Alhamdulillah berkat kerja sama dan kerja keras dari posko 1
dan posko 2 acara berjalan lancar.
Minggu pertama di lokasi KKN masih berjalan dengan lancar kami
mulai bekerjasama dengan sekolahan untuk sedikit membantu dan belajar
mengamalkan ilmu yang kami dapat tidak hanya itu kami pun juga meminta
izin kepada ustad / ustadzah untuk ikut belajar mengamalkan ilmu yang
kami dapat dan alhamdulillah di terima dengan senang hati .
Di SDN Kaligrenjeng 1 kami pun diberikan amanah untuk membantu guru-
guru menyampaikan materi guru-gurupun mempercayaai dan sangat yakin
kami bisa mengajar dengan baik layaknya beliau , tak lupa kami pun di akhir
memberikan kegiatan belajar mengajar memberikan pengumuman kepada
adik-adik bahwa siapa saja yang mengingginkan untuk belajar bersama bisa
datang ke posko KKN kami.
Sore pun tiba, diposko kami di sibukkan dengan memasak bersih”
samapi yang laki-lakipu di sibukkan dengan mencari air bersih di sumur ya
mau gimana lagi karena air bersihpun susah untuk di dapat , dan ada
penjadwalan air unuk mengalir. Banyak juga adek-adek yang datang
keposko untuk belajar, mengerjakan PR. Respon dan antusias yang baik dari
masyarakat sekitar itulah yang membuat kami bersemangat.
Ada sesuatu yang sangat-sangat tidak bisa aku lupakan dan menjadi
pembelajaran khususnya untuk saya . Menjadikan saya sangat bersyukur

92
sekali bisa di ta’dirkan bertemu dan belajar di sebuah desa yang di namakan
dengan Desa Sweden. Disini saya benar-benar belajar arti ketulusan, arti
kesederhanaan. dari sebuah desa nan jauh dimata juah dari keramain,
namun sangat dekat dihati dan indah dimata saya.
Tidak kalah antusis kamipun di sambut dengan baik dan hangat oleh
masyarakat desa sweden. Kami juga mengamalkan ilmu kami di MI Miftahul
Ulum Desa Sweden, disinilah kami mengerti ada desa yang jauh lebih
membutuhkan sentuhan tangan kami yang sangat menanti-nantikan
kedatangan kami. Disini menemukan sesuatu yang baru pembelajaran baru
mengenai ketulusan seorang pendidik yang berhati mulia, tentu suatu hal
yang tidak mudah untuk kami dapat samapai di desa Sweden dengan
keikhlasan melewati akses jalan yang begitu curam kami akhirnya bisa untuk
sampai di desa Sweden.
Ketika kita mau mengamalkan ilmu di Desa Sweden kamipun harus
melewati jalan yang terjal untuk samapai disana, perjalanan yang sangat
ekstrim sampai ada teman kami yang jatuh karena medan yang belum rata,
begitupun guru-guru yang mengabdi di sana dengan keihlasan untk
mencerdaskan anak bangsa mereka rela menerjang berbagai medan untuk
dapat sampai dan mengajarkan ilmunya , meskipun hanya ada 7 guru dan
itupun yang satunya mengajar RA guru-guru di sana sangat semangat dan
keikhlasan dari beliau yang sangat patut kita teladani.

Setiap pagi kami disibukkan dengan kegiatan mengajar di MI maupun


di SDN sedangkan soreharinya kami disibukkan dengan Menggajar di TPQ .
dengan kegiatan-kegiatan tersebut kami berharap generasi-generasi yang
akan datang cerdas dan berakhlakul karimah, tidak hanya itu kami
mengadakan pelatihan mengurus jenazah untuk ibu-ibu dikarenakan kader

93
dalam pengurusan jenazah di desa kaligrenjeng belum ada, dan kami
mengadakan pelatihan membuat tape dodol agar untuk meningkatkan
perekonomian ibu-ibu kaligrenjeng, kamipun juga mengadakan lomba senam
tingkat SDN/MI Kaligrenjeng .
Hari-hari kami lalui bersama , dari pertemuan awal sampai pertemuan
akhir yang menginggatkan kita bahwa waktu cepat berlalu. Setiap detik yang
kami lalui bersama, setiap kisah suka duka yang kami lalui telah menjadi
kenangan.Waktu memang cepat berlalu dan 35 hari adalah waktu adalah
waktu yang sangat singkat. Pertemuan menjadi awal kenangan kamidan
perpisahan menjadi pelengkap kenangan yang turut menghiasi setiap
petualangan di desa kaligrenjeng ini.Partner selama 35 hari dimulai dari
sebuah titik yang telah mempertemukan kami , titik dimana saya dan teman-
teman mengemban kewajibanstudy yaitu KKN . Berawal dari titik ini , kami
sama-sama merangkai sebuah garis yang indah yaitu kenangan meskipun
dalam proses perangkaian garis yang indah itu i hiasioleh berbagai coretan
zigzag yaitu sebuah masalah , yang menjadikan garis kenagan itu menjadi
sempurna karena setiap masalah kami dapat menyelesaikannya .
Terimakasih teman-teman karena telah menjadi bagian dari sebuah
perjalanan dan pengalaman panjang yang menjadikan cerita dan
kenagan yang indah , meskipun kita tak lagi bersama , kenagan ini
tetap ada . saya berharap esok atau lusa kita bisa berkumpul
kembali bersama mengenang 35 hari yang kita habiskan di Kuliah
Kerja Nyata Desa Kaligrenjeng .
Selamat melanjutkan aktivitas masing-masing dan sampai jumpa di
lain hari .

94
Petuah Mbah Mur, Si Penjaga Sumur
Ditulis oleh Muhammad Nanda Subkhi 12305173087 Komunikasi & Penyiaran Islam
Fakultas Ushuluddin Adab & Dakwah
peserta KKN IAIN Tulungagung 2020 Desa Kaligrenjeng

Hari itu, 2 hari sebelum pemberangkatan ke tanah pengabdian tepatnya di Desa Kaligrenjeng
Kecamatan Wonotirto - Blitar Selatan, saya baru menyiapkan segala sesuatunya entah itu
persiapan mental, fikiran, finansial, serta tak lupa mempersiapkan kebutuhan berkehidupan
disana terutama sandangan baik luaran maupun daleman. Setelah upacara pemberangkatan yang
diselenggarakan oleh pihak kampus kami rapat bersama dengan total 20 orang mahasiswa, kami
belum ada yang kenal, belum ada yang berani dengan lantang menatap maupun menyapa,
95
masing-masing dari kami memiliki jurusan dan bahkan faklutas yang berbeda. Kami rapat kecil
untuk menindak lanjuti keberangkatan serta untuk wadah mempererat pondasi sebagai rekan satu
posko dan satu pengabdian. Hari berlalu kita semua sudah siap untuk berangkat ke Desa
Kaligrenjeng atau orang sana lebih sering menyebutnya ‘nggrenjeng. Kami semua beriringan
menggunakan sepeda motor ke tempat pengabdian menempuh jalur darat seperti biasa dari
Tulungagung ke timur menuju Kabupaten Blitar. Desa Ngrrenjeng ini terletak di deretan
pegunungan Blitar Selatan dan merupakan jalur wisata Pantai Tambak di Desa Tambakrejo.
Pertama kali masuk desa ini langsung di sambut tembok tua bertuliskan ‘Selamat Datang di Desa
Kaligrenjeng’ serta gapura yang menjulang tinggi nampak kokoh menyambut kedatangan kami
di sini. Pertama kali menginjjakkan kaki di Bumi Kaligrenjeng ini saya langsung merasakan aura
yang berbeda dan belum saya temui, bagaimana tidak di sore itu terasa dingin sejuk tak ada
polusi apapun. Saya dalam kelompok ini kebetulan berada di dalam divisi Dokumentasi &
Publikasi yang mana tugas nya sudah ada dan terpampang nyata di buku pedoman yaitu selain
harus mendokumentasikan kegiatan juga membuat berita, tak lupa dengan vieo profil desa dan
infografisnya. Dari awal saya sudah membuat planning hal-hal apa saja yang akan saya lakukan
untuk mengejar outpt sesuai di buku pedoman KKN, namun ternyata salah KKN bukan hanya
tentang memotret atau memvideokan, lebih dari itu. Sebenarnya banyak cerita dalam perjalana
KKN tahun 2020 ini namun ini menurut hati saya yang bisa menceritakan kembali. Ketika itu di
awal minggu saya dan beberapa teman saya pergi ke sumur / sumber atau istilah warga sekitar
yaitu ‘mbelik’ untuk melihat-lihat dan mencari air, karena sudah tidak kaget lagi ketika kami
belum datang sudah ada info jikalau air masih sulit dan tidak akan mencukupi untuk kebutuhan
20 anak per posko. Di belik untungnya saya langsung bertemu dengan sesepuh serta perawat
sumur tua terebut yaitu Mbah Muryono, Mbah Mur kami akrab menyapanya. Sebelumnya beliau
masih repot dengan sawahnya, ia mencangkul dan mencagkul dengan tegasnya dan masih kuat
dengan badan yang sudah tua namun fisik yang masih kuat. Setelah kami selesai mandi dan
beliau sedang berada di gubuk yang kebetulan gandeng dengan sumur tua tersebut, saya pun
menghampiri beliau dengan maksud nuwun sewu dan memperkenalkan diri. Ternyata beliau
akrab sekali dengan anak muda, beliau langsung bercerita banyak kepada kami ketika saya
bertanya-tanya banyak tentang beliau maupun sedkit tentang Desa ini. Tak terasa hari sudah
siang kami harus segera kembali ke Posko membawa beberapa galon & jurigen berisi penuh air
untuk digunakan membersihkan piring dan wajan yang kotor setelah dipakai masak pagi hari.
Keesokan harinya kami kembali ke gubuk tersebut untuk mandi dan bersih-bersih diri, ternyata
Mbah Mur sudah ada disana disawahnya lagi ditemani istrinya. Kami pun sedikit membantu
Mbah Mur dengan sembari bertanya-tanya lagi masalah seperti pertanian & hujan. Beliau
sungguh mengharapkan hujan, beliau sudah mencoba menguras sumber air untuk mengaliri
benih padinya namun hal itu tak cukup. Kami tau persis awal beliau mencangkul ladang yang
keras, menyemai padi, menunggu di gubuk sambil mengusir burung yang menyerang, dan
menunggu hujan turun. Beliau mengatakan di Desa Kaligrenjeng ini tidak ada status tanah
sawah, melainkan sawah tadah hujan. Dengan hal itu jika memang berani ingin menanam padi
harus benar-benar pada musim hujan dan dengan instensitas hujan yang tinggi. Tak hanya itu
96
selain harus rajin merawat sawah juga harus telaten mengumpulkan batu-batu untuk digunakan
sebagai ‘amping’ atau terasering agar kuat menahan air hujan dan tanah tidak hilang. Hal itulah
yang disampaikannya pada saat kami bercengkerama. Hampir setiap hari, setiap kali kami pergi
ke ‘Mbelik’ beliau sudah ada disawah dengan seragam dinas lapangannya. Banyak pula petuah-
petuah yang disampaikan beliau kepada kami sebagai seorang mahasiswa kkn dan bahkan kami
sebagi sebagai cucunya. Banyak rahasia kehidupan yang ia sampaikan kepada kami menurut
sudut pandang ‘wong gunung’ - kalau kata beliau. Sesekali kami bercanda dengan menyapa
Mbah Mur untuk istirahat sejenak di gubuk ketika beliau sibuk dengan sawahnya. Kadang kala
kami juga menemani beliau membuka sarapan/bekal yang ia bawa dari rumah. Hal seperti ini
kami lalui hingga 35 hari, kadang jikalau beliau tidak ada di sawah saya dan bebrapa teman saya
sengaja melewati rumah beliau karena tidak jauh dari sumber tersebut untuk sekedar mampir dan
menanyakan kegiatan beliau. Ketika awal februari dan hujan muali turun,beliau sudah jarang
pergi menengok sawah, padi semaiannya pun dibiarkan terbengkalai banyak rumput liar. Saya
pun menanyai sumber yang ada di Desa Kaligrenjeng ini pun kepada beliau, karena tepat juga
beliau dulu yang ikut membuka sumber-sumber air tersebut. Ada salah satu sumber yang
memiliki debit air besar yakni Umbul Sumurup, ketika dapat info dari beliau kami bertiga (saya
dan kedua teman saya) langsung ingin pergi kesana untuk sekedar melihat sumber mata air yang
dirawat dijadikan PAM untuk mengairi banyak rumah di Kaligrenjeng. Ternyata setelah sampai
sana sumbernya terletak di dalam gua yang memiliki mulut gua besar tinggi. Aroma mistik pun
tergambarkan dibenak saya karena tempat nya yang berada dibawah dekat sungai mengalir
terdapat disel-disel menyedot air dari sumber tersebut. Suasana di sawah seperti ini cukup asri
hampir penuh 35 hari kami selalu menyempatkan diri untuk menuju sawah Mbah Mur sekedar
mencari suasana segar dan bahkan memikirkan progam kerja. Sebenarya banyak kisah yang
tergambarkan namun apa daya otak sedang tidak bersahabat dengan hati mohon maaf cukup
sampai disini. Terimakasih untuk progam KKN nya ya Isntitutku, banyak pelajaran berharga
yang saya dapat dari KKN ini.
“Memberikan keteduhan di Dusun ketertinggalan”

Oleh :

Joni Andre Prastyawan

Peserta KKN IAIN TULUNGAGUNG Tahun 2020 posko 1 Desa


Kaligrenjeng

Desa Kaligrenjeng merupakan desa yang terletak di Kecamatan


Wonotirto Kabupaten Blitar. Desa ini dipimpin oleh kepala Desa yang
97
bernama bapak Seger, beliau sudah menjalani jabatan sebagai kepala desa
selama dua periode. Dalam menjalankan tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN),
saya menadapatkan tempat untuk mengabdi kepada masyarakat di desa ini
selama 35 hari. Acara pelepasan KKN IAIN Tulungagung dilaksanakan pada
tanggal 09 Januari 2020, pada tanggal 10 Januari 2020 pukul 14.30 kami
bertolak menuju lokasi KKN, cukup terlambat dari rencana keberangkatan.
Setiba di lokasi KKN kami langsung disambut oleh beberapa masyarakat
Desa setempat dengan baik dan menyenangkan, senyum merekah-bahagia
dibibir mereka menyapa kedatangan kami.

Hari pertama, Kami mengunjungi beberapa rumah warga dan


perangkat desa untuk ber-silaturrahmi dan memperkenalkan diri kami para
Mahasiswa KKN IAIN Tulungagung sekaligus memohon bantuan dan
dukungan apabila nantinya kami melaksanakan kegiatan yang melibatkan
partisipasi dari warga dalam kegiatan tersebut. Antusias warga atas
kunjungan kami sangat baik dan dengan tangan terbuka mereka akan
membantu kami sewaktu-waktu apabila kami membutuhkan bantuan dari
warga sekitar.

Minggu pertama, masih merupakan suasana adaptasi, seiring


berjalannya waktu dan kegiatan pada minggu pertama yang kami lakukan di
dalam maupun di luar posko, banyak sekali informasi yang kami dapatkan.
Salah satunya yaitu, Desa Kaligrenjeng memiliki satu Dusun yang sangat
istimewa, yaitu Dusun Sweden. Dusun ini merupakan salah satu Dusun yang
kami pegang dalam melakukan pengabdian atau kegiatan KKN, kami
mendapatkan informasi tersebut dari mbah muryono, beliau adalah salah
satu sesepuh di Desa Kaligrenjeng. Beliau menjelaskan bahwa Sweden
merupakan salah satu Dusun yang termasuk dalam 3T (Terpencil, Terisolasi,
Tertinggal), sayangnya informasi yang kami dapatkan hanya sedikit. Dari

98
informasi yang diperoleh, kami semakin penasaran atas Dusun yang katanya
adalah dusun yang “istimewa” di Desa Kaligrenjeng.

Besok paginya, setelah mendapatkan informasi, kami 3 orang laki-laki


yang sering dijuluki sebagai Trio Perhutani langsung melakukan
pemberangkatan penerbangan pesawat ke dusun sweden. Butuh waktu 30
menit untuk ditempuh menuju ke dusun sweden, di sepanjang jalan dusun
sweden kami di iringi dengan jurang di kanan-kiri dan juga pemandangan
yang indah untuk dinikmati meski jalannya yang cukup terjal dan juga naik
turun bukit. Setibanya kami di sana, orang pertama yang kami tuju adalah
bu Hima, beliau adalah Kepala Sekolah di MI Miftahul Ulum atau MI Sweden,
dari beliau kami mendapatkan banyak informasi dan pengetahuan baru
tentang seputar kehidupan di dusun sweden, baik informasi dari segi
masyarakatnya, ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya. Yang membuat
kami meneteskan air mata mendengar cerita dari bu Hima adalah tentang
pendidikan yang ada di sweden, dusun tersebut memiliki sebuah lembaga
pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama, namun lembaga
tersebut sudah hampir “mati” karena kekurangan tenaga pendidik, dan
fasilitas sekolah yang kurang lengkap. MI Miftahul Ulum (Sweden) hanya
memiliki 4 ruang kelas dan 17 murid keseluruhan mulai dari kelas I-VI.

Dari sekilas cerita bu Hima tentang MI Miftahul Ulum, tanpa basa-basi


kami Trio Perhutani langsung melayangkan surat pemohonan pengadaan
kegiatan (mengajar) di lembaga pendidikan tersebut, Alhamdulillah niat kami
langsung disambut baik dan diperbolehkan untuk mengadakan kegiatan di
MI Miftahul Ulum sampai selama kami melaksanakan KKN. Hari pertama
sampai hari ke-empat kami hanya membawa personil sebanyak enam orang,
karena anggota posko yang lain juga sudah sibuk mempersiapkan program
kerja divisinya masing-masing, namun selama seminggu kami mengajar,
banyak anggota kami yang juga ingin ikut merasakan mengajar di lembaga
99
pendidikan yang berada di dusun “istimewa”. Akhirnya, untuk setiap harinya
personil yang bertugas mengajar di MI sweden kami kerahkan sebanyak
sepuluh personil.

Kegiatan posko kami berjalan padat merayap selam 2 minggu, setiap


hari dari pagi sampai malam kami memiliki kegiatan, teman-teman di posko
1 sangat kooperatif sehingga kami tidak mengalami masalah internal yang
cukup serius, hanya masalah kesalah pahaman yang saya maklumi karena
kami berusaha menyatukan pikiran dan menghadapi 20 orang dengan
kepribadian yang berbeda, tapi kembali lagi kami menyadari bahwa KKN ini
membawa nama baik almamater, sehingga kami tidak ingin terjadi konflik
yang dapat merusak image kami di depan masyarakat.

Saya mengalami banyak hal menarik yang sebelumya belum pernah


saya alami, kami juga mengadakan kegiatan keakraban setiap hari, mulai
dari memasak bersama, makan bersama, main bersama, jalan bersama dan
lain sebagainya. Setiap hari kami harus mengambil air yang digunakan untuk
mandi dan memasak, kami merasa cukup kewalahan, akhirnya kami
memutuskan untuk mandi di rumah-rumah warga, sebagian juga ada yang
mandi di sumber mata air di desa.

Rasa keakraban kami semakin kental setelah 2 minggu berada di


lokasi KKN, kami tidak hanya mengadakan kegiatan masing-masing tetapi
juga membantu kegiatan teman menjadi team, karena kami menyadari
bahwa akan cukup sulit bahkan tidak akan berhasil jika mengadakan
kegiatan sendiri-sendiri. Kami selalu mengadakan rapat rutinan (evaluasi)
setiap malam agar koordinasi kami berjalan dengan baik tanpa konflik dan
tentunya keakraban kami semakin baik.

Kegiatan KKN berlangsug hingga memasuki minggu-minggu terakhir,


minggu ketiga dan ke-empat kami isi dengan berbagai program dari tiap-tiap
100
devisi, minggu-minggu terakhir yang penuh lelah dan juga konflik dari
beberapa anggota posko kami, kami yang awalnya menahan diri akhirnya
lewat sampai ke batas kesabaran, kami mulai bersitegang karena hal yang
sepele, ada beberapa sifat dari masing-masing individu yang memang cukup
keras dan tidak mau mengalah, akhirnya muncul kubu-kubu antar kami,
tetapi kami sadar bahwa masalah bukan untuk ditutupi atau dipendam tetapi
harus diselesaikan dengan kedewasaan, posko kami mengadakan kumpulan
untuk membahas segala sesuatu yang dipendam selama ini, kami terus
terang menyampaikan unek-unek atau kekesalan tetapi dengan penuh
kesopanan dan tidak menyinggung perasaan atau lebih-lebih menjatuhkan.

Hari kepulangan tiba, kami berpamitan dengan tetangga sekitar,


pemilik rumah dan juga berpamitan di kantor desa dengan cukup haru
karena kami sudah seperti keluarga sendiri meski hanya selama 35 hari,
Alhamdulillah KKN kami berjaan lancar dengan banyak cerita yang kami
simpan. Semua canda, tawa, suka, sedih, sendu, pilu telah kita lewati
bersama, kini semua hanya akan jadi cerita yang tak akan pernah habis-usai
dibaca, semua kenangan selama 35 hari akan terekam dalam benak dan
memori kami, yang tak akan bosan untuk terus di nikmati, 35 hari yang
singkat telah menjadi kenangan terhangat yang akan selalu melekat dalam
ingat sampai akhir hayat. Banyak hal yang bisa dibawa pulang setelah KKN,
terutama pengalaman baru dan hikmah dari setiap kejadian yang terjadi,
kami mempelajari bagaimana berinteraksi dengan hal yang sangat bertolak
belakang dengan dengan sifat kami, mempelajari kehidupan bermasyarakat
dan kemasyarakatan di Desa Kaligrenjeng, mempelajari bagaimana
menghadapi sikap masyarakat yang mungkin memiliki sikap keras tetapi
tetap menjunjug tinggi sikap sopan dan santun.

101
“Hidup tidak akan berubah jika kamu sendiri tidak
merubahnya, jangan ragu melakukan perubahan jika itu untuk
kebaikan”

Sekilas keseharian selama 35 hari

Rutinitas pagi yang kami jalani

Yang laki-laki sibuk ngopi

Atau melanjutkan tidurnya kembali

Yang perempuan sibuk menanak nasi

Selepas terik mentari, kami berhenti,

Sejenak mengistirahatkan diri

Yang katanya, rebahan sejenak pada tempat paling nyaman

Untuk bermimpi

Selepas bermimpi,

kami lanjut beraktivitas kembali

ada yang mengajar ngaji,

ada yang ngopi sambil main kartu remi,

ada yang bercanda sambil ketawa-ketiwi,

ada juga yang “katanya” sosialisasi

di akhir aktivitas, kami kembali,

102
ke habitat masing-masing yang sudah menanti.

Perpisahan

Kini, hati kita tergores kesedihan

Ketika terucap kata perpisahan

Walau air mata tak berlinang

Bukan berarti suatu kerelaan

Saat melangkah pergi meninggalkan

Jarak kita pun semakin membentang

Akankah semuanya terkenang

Atau hanyut terbawa gelombang

Atau justru terkubur dalam dalam,

Oleh waktu dan keadaan

Blitar, 2020

103
NAMA : Azmia Naufala Zahro

NIM : 17401163385

JURUSAN : Perbankan Syariah

KKN DI DESA KALIGRENJENG KEC. WONOTIRTO KAB. BLITAR.

Pada tgl 10 Januari 2020 aku berangkat ke Desa Kaligrenjeng, Diantar dgn keluarga ku.
Dan hari itu juga aku baru tau Desa kaligrenjeng. Ternyata desa kaligrenjeng sangat lumayan
jauh sekali dari pusat kota. Desa kaligrenjeng terletak di Blitar selatan jalan menuju sana nya pun
cukup jauh dari kota namun akses nya sudah enak aspal nya sudah halus tp sangat banyak alas-
alas dan suasana nya sangat menenangkan karena tidak ada kebrisikan motor-motor, mobil-mobil
seperti di kota.

104
Apalagi pada pagi hari sangat sejuk sekali. Pada tanggal 11 aku dan teman-teman KKN
pergi ke salah satu pantai di dekat desa kaligrenjeng, yaitu pantai tambak, yg terletak di desa
tambak selatan kaligrenjeng. Aku dan teman-teman menikmati indahnya pemandangan pantai,
panas nya pantai, ombak pantai yg indah dan bagus. Kami berfoto* di pantai itu, kita bergurau,
dan setelah kita capek, kita makan ikan bakar yg sangat lezat sekali. Dengan harga yg cukup
murah juga. Cuma 16.000 sudah dapat ikan bakar dan minum, karena yg jual ibu teman kkn ku
sendiri, dan yg paling menyenangkan bisa ke pantai gratis cuma bayar uang parkir.

Maklum karena ada temen yg asli daerah situ. Jadi asik sekali. Aku sangat senang,
begitupun teman-temanku semuanya. Masuklah hari senin tgl 12 Januari, aku dan teman-teman
rapat membahas proker yg akan di kerjakan saat kkn. Dan akhir nya sudahlah terbentuk proker
nya dan tugas di bagi masing* devisi. Setiap pagi ada yg memasak, ada yg membersihkan posko,
ada jg yg mengajar di SD sebelah posko. Ada jg yg mengajar di salah satu MI yg sangat jauh dari
posko, yg harus melewati bukit*, karena MI tersebut terletak di dusun sweden yg jarak nya
sangat lumayan jauh dengan desa kaligrenjeng. Namun meskipun jauh aku dan teman-teman
tetap semangat untuk kesana. Awal mula kesana aku sangat takut sekali sama jalanan nya karena
berkelok* dan berbatu. Tp setelah kedua kalinya aku menjadi terbiasa dan sangat menikmati
jalanan tersebut karena indah, banyak pohon-pohon sawah-sawah hijau-hijau an yg sangat enak
di pandang. Namun MI disana sangat beda dengan SD sebelah posko.

Di MI sana murid nya hanya sedikit namun meskipun sedikit mereka tetap semangat,
mereka pintar dan rajin-rajin. Apalagi adik adik TK nya sangat pintar dan lucu-lucu. Aku sangat
suka. Aku KKN di desa ini sangat menikmati sekali, karena suasana nya yg indah jauh dari
keramaian. Namun Disini air nya susah, jadi kadang aku dan teman-teman mandi di mushola,
mandi di tetangga sebelah, mandi di sumur. Kadang cuci piring pun sampai ke sumur. Karena
susah nya air. Disini sangat jauh dengan pusat kota. Beli makan pun agak jauh kurang lebih
10menitan dari posko dan harus pake sepeda motor. Tp meskipun begitu aku tetap sangat
menikmati sekali. Dan aku sangat senang jg, aku bisa bertemu dengan teman-teman yg baik
meskipun tidak sepantaran denganku tp semua nya baik sudah seperti keluarga.

105
Aku masuk devisi ekonomi, ya maklum lah ya aku anak Fakultas Ekonomi jadi cocok lah
masuk devisi ekonomi, dan di devisi itu terdiri dari 4 orang yaitu aku, ovie, popi, dan yunia.
Proker dari devisi ku membuat inovasi dodol tape yg lezat dan nagih. Jadi alasan dari devisi ku
membuat dodol tape, agar semua masyarakat tau bahwa tape ketela juga bisa di buat inovasi
dodol. Yg ber warna warni. Tp sebelum itu devisi ku mau buat dodol dari nanas tp tidak berhasil
akhirnya buat dodol tape dan berhasil. Alasan membuat dodol tape tersebut untuk membantu
perekonomian masyarakat sekitar, agar semakin berkembang dan maju. Karena disini jg dekat
sama pantai jd cocok jg lah buat oleh-oleh.

Dan aku juga pernah mengalami hal sedikit mistis, saat aku dan temanku mau pergi
camping ke salah satu pantai di blitar. Aku sangat takut, tapi habis itu Yasudahlah ketika
menikmati suasana pantai di malam hati dan hangat nya api unggun aku lupa akan hal kejadian
itu, karena aku sangat menikmati indahnya pantai dan suasana pantai di malam hari. Pagi nya
aku melihat matahari terbit yg sangat indah dan aku sangat menyukai nya.

Di KKN ini aku jadi belajar namanya bangun pagi-pagi, maklum lah biasanya aku
bangun kesiangan. Aku sangat menikmati kkn ku meskipun sangat jauh dengan kota. Tapi yg
paling bikin aku sebel, ketika lapar mau beli makanan sangat jauh dengan penjual makanan. Dan
makanannya yg favorit pasti mie ayam kalau gak bakso, kalau gak ya rujak. Udah gitu aja sampe
bosen. Tp gpp aku tetap menikmati. Dan aku tetap suka. Yg paling aku suka ya tetap 1
perjalanan menuju ke dusun Sweden yg indah di belakang bukit-bukit. Banyak pepohonan,
banyak sawah dan hijau-hijau an yg sangat segar. Tapi ketika hujan jalanan nya susah untuk di
tempuh jadi harus muter ke jalan yg satu nya yg jarak nya dari posko kurang lebih 30 menit. Tapi
ketika sudah sampai MI sweden sangat bahagia karena bertemu dengan murid-murid yg pintar,
sopan dan rajin. Dan akhirnya salah satu dari devisi ku membuka perpustakaan di MI sweden
agar dapat membantu siswa-siswa untuk belajar, dan agar rajin membaca buku.

Dan yg gak kalah keren ada lomba senan seluruh SD yg di ikuti oleh adik adik SD yg
sangat ber antusias dan semangat sekali mengikuti Senam. Dari devisi agama setiap sore ngajar
ngaji, kadang jg ikut ibu-ibu buat pengajian. Semua kegiatan sangat menyenangkan.

106
Ada jg kemarin dari devisi agama, ada kegiatan memandikan jenazah. Yg di peruntukkan
untuk ibu-ibu agar lebih paham tentang pemandian jenazah. Hal itu bagi saya sangat bermanfaat
sekali buat seluruh masyarakat se desa kaligrenjengAda jg kemarin dari devisi agama, ada
kegiatan memandikan jenazah. Yang di peruntukkan untuk ibu-ibu agar lebih paham tentang
pemandian jenazah. Hal itu bagi saya sangat bermanfaat sekali buat seluruh masyarakat se desa
kaligrenjeng

Disini penduduk nya sangat ramah-ramah dan baik.

Meskipun suasana hening tidak seperti di kota. Namun aku merasa desa ini tetap ramai karena
penduduk nya sangat ramah sekali.

Dan hari terakhir tgl 15 februari 2020 hari yg sangat melelahkan buat aku, karena harus
bangun pagi-pagi untuk jalan sehat. Dan berakhir siang jam set 12 habis itu jam 3 penutupan di
balai desa. Disitu suasana sangat pecah, terharu, bahagia, sedih campur jadi satu. Sedih nya
dimana harus berpisah dengan teman-teman di posko ku yg 35 hari tidur bersama, bergurau
bersama. Pokoknya semua teman-teman satu posko terlove.

Meskipun dari kampus dan desa penutupan tgl 15, besok masih ada kegiatan lagi di
Dusun sweden. Jalan sehat sekalian penutupan KKN kaligrenjeng 2020. Yg besok harus bangun
jam 4 pagi untuk berangkat ke Dusun belakang bukit sambil menikmati matahari terbit yg sangat
indah. Semoga teman-teman ku KKN semua sukses, lancar kuliah nya. Dan di beri kesehatan
selalu sama Allah.

End. Terimakasih KKN 2020 Kaligrenjeng.

107
Nama: moh. Hendrik musthofa

Jurusan: pai

Nim:12201173038

Kisah petani di desa kaligrenjeng

Tepat hari senin tanggal 13 januari 2020

Pembukaan kkn iain tulungagung.

Saya dan teman teman saya antusias mengikuti pembukaan tersebut. Acara berlangsung dengan
khidmat dan lancar , pada acara pembukaan ini dihadiri oleh bapak seger selaku kepala desa

108
kaligrejeng, bpd kalijenggreng, tokoh masyarakat dan juga seluruh peserta kkn. Bapak seger
memulai penyambutannya dengan memperkenalkan satu persatu perangkat desa dan bpd yang
ada di desa kaligrenjeng dan beliau berharap agar teman teman mahasiswa ini memiliki ide ide
kreatif yang berhubungan dengan pamong desa kalijgrenjeng maupun stakeholder yang ada.
Kedatangan kami disambut sangat antusias oleh masyarakat setempat. Selang beberapa jam
kemudian acara pembukaan kkn selesai, saya bersama teman teman berlalulalang menuju posko
yang akan menjadi rumah sementara bagi saya dan teman teman selama tugas kkn disini.
Sesampai diposko kami beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaga dan mempersiapkan diri
mengabdi kepada seluruh masyarakat desa kaligrenjeng dengan hati ikhlas tanpa batas ikhlas
tanpa balas.

Malam berlalu dan tibalah waktu pagi, tepat pada hari selasa tanggal 14 januari 2020 merupakan
pagi pertama saya dan teman teman memulai mengabdi di desa kaligrenjeng ini. Saya
menyibukkan diri untuk berjalan jalan di desa kaligrenjeng hingga pada akhirnya saya terhenti di
sebuah sawah lepas dimana disitu terdapat pemandangan sawah terasering yang cukup indah
sehingga dapat menentramkan hati yang galau karena jauh dari keluarga dan teman dekat. Tak
lama kemudian saya bertemu dengan seorang kakek yang menurut perkiraan saya beumur kepala
7 kakek tersebut bernama purwanto yang akrab dipanggil mbah pur, saya pun berbincang
bincang dengan mbah pur berjalan mengitari sawah yang luas hingga saya terhenti di sebuah
gubug kecil dekat sumur yang mana kata mbah pur sumur tersebut adalah satu satunya sumber
masyarakat desa kaligrenjeng untuk bercocok tanam dan keperluan pribadi.

Selang 1 jam berbincang bincang dengan mbah pur akhirnya sayapun mengetahui bahwa
mayoritas penduduk desa kaligrenjeng ini bermata pecaharian sebagai petani. Sambil berjalan
kembali menuju posko, muncul dalam fikiran saya ide ide untuk memajukan desa kaligrenjeng
ini dengan memanfaatkan lahan terasering tersebut. Untuk lahan terasering ini sangat bermanfaat
untuk meningkatkan peresapan air ke dalam tanah dan mengurangi jumlah aliran permukaan
sehingga memperkecil resiko pengikisan air apalagi sangat berperan penting untuk menjaga dan
meningkatkan kestabilan lereng. Dan juga tanaman yang sangat cocok di tanam pada lahan
terasering di desa kaligrenjeng ini adalah tanaman jagung. Selain untuk tempat pada daerah yang
109
masih terbilang dataran rendah juga di desa kalijenggreng ini sumber airnya masih sangat minim
untuk bercocok tanam , dalam benak saya juga muncul ide baru untuk menjadikan desa
kaligrenjeng ini menjadi desa wisata, selain suasana desanya yang masih sangat asri dan alami,
lahan lahan yang tersusun berteras atau terasering tersebut sangat berkemungkinan besar menarik
para wisatawan, juga kebetulah desa kalijenggreng ini terletak di kabupaten blitar yang
merupakan daerah sangat strategis dikunjungi para wisatawan.

Sesampainya di posko saya bercerita kepada teman teman tentang perbincangan dengan mbah
pur dan tentang apa yang saya pikirkan selama saya berjalan jalan tadi, saya menyampaikan
pendapat saya kepada teman teman untuk memajukan desa kaligrenjeng ini. Sebagian teman
saya berpendapat sama dengan saya bahwa pada lahan terasering tersebut sangat cocok apabila
ditanami jagung pada musim yang masih labil seperti saat ini antara musim penghujan dan
kemarau yang tidak menentu. Untuk keberhasilan pertanian ini sangat mendukung sekali sebab
masyarakat desa kaligrenjeng sangat kompak untuk memajukan desa kaligrenjeng ini
sendiri.sehubung dengan diskusi saya dengan teman teman, semua bersepakat untuk
mengungkapkan ide ini kepada kepala desa kalijenggreng, singkat waktu kepala desa memberi
izin sepenuhnya , saya bersama teman teman mengajak para masyarakat untuk memulai metode
penanaman jagung pada lahan terasering tersebut, masyarakat desa kaligrenjeng sangat
bersemangat dan kompak. Pada hari rabu tanggal 15 januari, saya dan teman teman mulai
memperkenalkan metode metode dan teori teori yang perlu di ketahui oleh masyarakat untuk
bercocok tanam di lahan terasering dan bagaimana saja cara menanamnya.

Proses menyampaian materi, teori dan langkah langkah penanamannya berjalan selama 3 hari,
hingga tiba hari jum'at tanggal 17 januari 2020 saya dan teman teman beserta sejumlah
masyarakat mulai akan memfaktakan rancangan rancangan yang kami rancang selama 3 hari
kemaren. Pagi pukul 07.00 wib saya dan teman teman bergegas menuju sawah dan disana sudah
nampak ramai beberapa masyarakat yang telah siap untuk mulai menanam jagung. Langkah awal
adalah membuat galengan atau menata tanah dengan membukitkan tanah yang bertujuan supaya
saat jagung sudah mulai ditanam dan mulai tumbuh, jagung tetap mendapat kadar air yang pas

110
sehingga air tidak akan menggenang tepat pada titik dimana jagung tersebut di tanam, karena
apabila hal itu terjadi maka jagung akan mati dan tidak bisa tumbuh.

Proses penataan tanah yang dibentuk membukit membukit menghabiskan waktu selama 2 hari,
dan pada hari minggu tanggal 19 januari 2020 mulai pada langkah kedua yaitu mulai menanam
jagung. Cara penanamannya sangat mudah untuk yang sudah terbiasa, apabila belum terbiasa
maka akan sedikit kesulitan. Jagung di tanam tepat di tanah yang di bentuk membukit itu, dengan
cara melubangi tanah tersebut menggunakan gejeg (dalam bahasa jawa) atah semacam kayu
panjang sekitar 1,5 meter yang pada salah satu ujungnya dibuat agak runcing, dan pada ujung
yang agak runcing itu tadi di tancapkan di tanah membukit di beri jarak sekitar 1 kaki orang
dewasa, lalu terbentuk lubang dan biji biji jagung dimasukkan dalam lubang tersebut lalu di
tutup menggunakan kompos. Proses penanaman jagung berlangsung selama 3 hari, saat proses
penanaman jagung nampak semangat sejumlah masyarakat desa kaligrenjeng sangat
mengembara sambil menanam jagung saya dan teman teman banyak bertukar pengalaman
dengan kehidupan keseharian masyarakat desa kaligrenjeng ini. Hingga saat saya berbincang
dengan salah satu ibu yang kerap dipanggil mbok narsih tersebut berkeluh kepada saya tentang
sumber air yang sangat minim di desa kaligrenjeng ini.

Timbul rasa kurang bersyukur dalam diri saya sebab di rumah saya kebutuhan air sangatlah
cukup hingga terkadang pula saya masih sering boros dalam penggunaan air. Tepat di hari rabu
tanggal 22 januari 2020 proses penanaman jagung sudah selesai dan tinggal menunggu 1 minggu
lagi untuk mengairi jagung. Pada siang harinya saat saya dan teman teman sedang beristirahat
setelah pulang dari sawah ada salah satu teman saya yang angkat bicara mengenai keluhan salah
satu warga desa kaligrenjeng tentang sumber air di desa ini, dengan spontan saya ikut bicara
bahwa saya juga mendapat keluhan dari mbok narsih warga desa kalijgrenjeng tentang minimnya
sumber air yang ada di desa kalijenggreng ini. Sepintas saya dan teman teman mendiskusikan
dan mencari solusi agar masyarakat desa kaligrenjeng tidak lagi mengeluhkan tentang minimnya
sumber air. Pada sore hari setelah asyar, perwakilan dari kami berniat menemui bapak seger
selaku kepala desa untuk memberitahukan tentang keluh kesah warga desa kaligrenjeng tentang
minimnya sumber air yang ada di desa ini , sepintas bapak seger juga menyampaikan bahwa
111
keluhan tersebut sudah pernah di bicarakan oleh perangkat desa kaligrenjeng namun hingga saat
ini belum ada jalan keluarnya. Salah satu dari teman saya kebetulan ada yang ayahnya itu
sebagai pengodrok (dalam bahasa jawa) atau pembuat sumber air , dan meminta izin kepada
bapak seger untuk bersedia memberi izin membuat sumber baru , hingga pada akhirnya bapak
seger dengan senang hati memberi izin.

Pada hari kamis pagi tanggal 23 januari 2020 saya dan teman teman dan ditemani oleh beberapa
bapak bapak warga desa kaligrenjeng membuat sumber baru , proses pembuatan sumber
berlangsung selama 4 hari dan pada hari senin tanggal 27 januari 2020 pagi terdapat 3 sumber air
baru dan sumber air tersebut berhasil dan bisa digunakan langsung oleh masyarakat desa
kaligrenjeng. Saat siang hari sejumlah masyarakat berbondong bondong menuju sumber air
untuk menyambungkan di rumahnya , saya berserta teman teman dengan sigap membatu
masyarakat desa kaligrenjeng dengan sangat semangat. Seusai terbuatnya sumber baru, nampak
wajah wajah gembira yang terpancar dari masyarakat desa kaligrenjeng, hingga menyentuh hati
saya untuk selalu bersyukur atas apa yang telah di berikan alloh kepada saya.

Pada hari selasa tanggal 28 januari 2020 tepat 10 hari setelah penanaman jagung dan tiba
waktunya untuk memberi pupuk dan mengairi jagung, saya dan teman teman beserta beberapa
masyarakat desa kaligrenjeng berantusias memupuk dan mengairi jagung tersebut hingga selesai
dan selanjutnya karena masih lama proses disawah dilanjutkan oleh masyarakat desa
kalijenggreng itu sendiri,

Pada hari rabu tanggal 29 januari 2020 saya dan teman teman mulai fokus pada generasi generasi
muda yang ada di desa kaligrenjeng ini, saya dan teman teman membantu anak anak desa
kaligrenjeng dalam masalah pendidikan dasar , pendidikan moral, etika hingga pendidikan
keagamaan. Hari hari saya dan teman teman berlalu bersama anak anak generasi muda desa
kaligrenjeng , pagi siang hingga malam saya dan teman teman mengamalkan ilmu yang kami
peroleh selama kami menuntut ilmu , hingga tiba hari senin tanggal 17 februari 2020. Merupakan
tepat 35 hari saya dan teman teman mengabdi di desa kaligrenjeng ini merupakan hari terakhir
saya dan teman teman mengabdi. Dan beberapa ide ide yang kami terapkan sangat membantu
untuk kemajuan desa kaligrenjeng .
112
Tiba pada acara penutupan kkn, yang dihadiri oleh bapak seger selaku kepala desa kaligrenjeng ,
jajaran perangkat desa serta beberapa tokoh masyarakat, pada penutupan kkn ini bapak seger
sangat berterimakasih kepada kami, juga berpesan untuk mampir di desa kaligrenjeng apabila
ada waktu luang. Acara penutupan telah selesai saya beserta teman teman berpamitan kepada
seluruh masyarakat desa kalijenggreng.

Sekian.

Terimakasih.

Wassalamualaikum wr wb

113

Anda mungkin juga menyukai