(Individu)
Disusun oleh
SUBDIREKTORAT KKN
DIREKTORAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
I. PENDAHULUAN
Pada sekitar pukul 14.00 WIB, kelompok sub unit 4 tiba di lokasi pondokkan,
yang merupakan kediaman Bapak dan Ibu Dukuh Dusun Sragan, Banaran, Desa
Sendangmulyo. Setibanya disana kami disambut oleh Ibu Dukuh dengan hangat dan
memperkenalkan diri dengan beliau. Beliau kemudian menjelaskan tentang daerah -
daerah di dusun tersebut yakni Sragan, Banaran, dan Pakelan. Rata-rata para warga
bekerja sebagai petani/buruh tani dan pengrajin anyaman bambu seperti besek. Tepat
di sebelah kiri dan kanan jalan masuk dusun memang terdapat lahan persawahan
luas. Pondokkan kami terletak di depan menghadap utara, sedangkan rumah warga
lainnya berada di area selatan pondokkan kami.
Satu minggu pertama berada di lokasi KKN, kami melakukan observasi dan
pendekatan bersama para warga di Dusun Sragan Banaran. Pada hari ketiga kami
mendatangi kediaman perangkat dusun, seperti ketua RT dan RW. Rumah pertama
yang kami kunjungi adalah kediaman Bapak H. Ridwan selaku Ketua RW 31. Beliau
juga merupakan guru TPA di dusun tersebut. Kami berkenalan dan menyampaikan
maksud kedatangan kami. Pak Ridwan dan istrinya kala itu, memberikan sambutan
dan restunya kepada kami mahasiswa untuk menjalankan program KKN di wilayah
tersebut. Selanjutya kami mendatangi kediaman Pak Ngadiman selaku Ketua RT 02
dan menyampaikan maksud yang serupa. Beliau memberikan restunya dan berpesan
kepada kami untuk berbaur dengan masyarakat sekitar.
Momen pertama kali saya berjumpa dengan banyak warga sekitar adalah ketika
menghadiri saripahan seorang bayi dari salah satu warga yang meninggal. Di acara
tersebut saya bertemu dengan para warga, mulai dari anak – anak hingga lanjut usia.
Awalnya memang terasa canggung karena adanya perbedaan budaya dan Bahasa.
Saya kurang mengerti dengan percakapan yang menggunakan Bahasa Jawa dan
lebih menggunakan Bahasa Indonesia. Sebagian masyarakat juga masih merasa
asing dengan keberadaan kami selaku mahasiswa KKN. Kemudian, saya dan
seorang teman diminta untuk menjadi among tamu dimomen tersebutlah kami
berkenalan dengan warga yang kami jumpai, termasuk para pemuda.
Para pemuda – pemudi di dusun Sragan Banaran ini masih terbilang sedikit,
karena banyak dari mereka yang langsung kerja setelah tamat sekolah. Meskipun
begitu, dusun ini memiliki Komunitas Pemuda Sragan Banaran (Komubba) yang terdiri
dari anak – anak, remaja, hingga pemuda lajang dari Dusun Sragan Banaran.
Beberapa dari mereka masih sekolah dan ada juga yang sudah bekerja. Di dusun ini
terdapat 1 Sekolah Dasar (SD) dan 1 Taman Kanak-Kanak (TK). Selain itu anak –
anak sekitar juga mengikuti TPA (Taman Pendidikan Al Qur;an) yang terletak di
kediaman Pak Ridwan (Ketua RW 31).
. Pada Hari Ke-8 KKN, kami mengundang para warga Dusun Sragan Banaran
untuk mengikuti rapat koordinasi program. Pada acara tersebut, kami selaku
Mahasiswa KKN mengenalkan diri dan memohon restu kepada masyarakat untuk
bertempat tinggal selama kami KKN dan menjalankan program di wilayah tersebut.
Sekaligus, kami juga menjelaskan kepada warga program- program telah yang kami
usul untuk dilaksanakan di Dusun Sragan, Banaran. Para warga yang hadir dalam
pertemuan tersebut menyambut usulan program yang kami buat dengan baik.
Beberapa warga juga memberikan saran serta usulan program yang diharapkan dapat
kami laksanakan selama kami KKN.
II. PEMBAHASAN
Pelaksanaan program KKN berlangsung selama 50 hari semenjak kegiatan
penarikan. Setelah satu minggu observasi kami mengusulkan beberapa program
untuk dijalankan di Dusun Sragan Banaran. Program - program ini dikatakan cukup
berhasil berkat adanya kerjasama para warga dan aparat pemerintah yang terkait.
Berikut merupakan pembahasan tiap-tiap program pokok yang telah kami
laksanakan :
1. Stimulasi Literasi
Penanggungjawab : Hasna Aslama Fathana
Kluster : Soshum
Bidang : Peranan Wanita, Anak dan Remaja.
No. Sektor : 3.9.06
Status Program : Berhasil Dilaksanakan
Pelaksanaan : 26 Juli 2019
Sifat Program : Pokok Tema Monodispliner
Mahasiswa Partner :-
Stimulasi literasi tidak hanya bertujuan untuk mendorong anak agar dapat
membaca, tetapi juga diharapkan agar dapat meningkatkan kemampuan anak
dalam memahami serta menganalisis informasi menjadi suatu modal guna
memecahkan masalah. Program ini ditujukan untuk anak – anak usia sekolah dasar
awal, yakni anak kelas 2 SD. Susunan kegiatan terdiri dari perkenalan, ice breaking,
pembacaan buku cerita (mendongeng), mewarnai, dan mengerjakan soal terkait isi
cerita. Inti dari kegiatan ini adalah menarik minat anak untuk memahami isi cerita
lewat mendongeng, ketika mendongeng anak – anak diajak untuk berpikir
mengenai tokoh yang ada di cerita tersebut, bagaimana alur ceritanya, konflik apa
yang terjadi, serta pelajaran apa yang bisa diambil pada kisah tersebut.
Selama kegiatan berlangsung anak – anak cukup antusias mengikuti ice
breaking. Mereka ikut bernyanyi bersama dan meniru gerakkan yang dicontohkan.
Pada sesi pembacaan buku cerita atau mendongeng, anak-anak terlihat tertarik
awalnya, namun tidak lama kemudian mereka mulai tidak fokus dan saling
bercanda. Beberapa hambatan yang muncul adalah sulitnya untuk mendisiplinkan
anak-anak, ada anak yang sangat sulit diatur untuk duduk dan diam. Selain itu,
apabila diajukan pertanyaan tidak ada yang menjawah. Hal ini bisa disebabkan
karena mereka yang belum berani atau cara penyampaian cerita dari pendongeng
yang masih membingungkan. Sehingga anak-anak belum mengerti maksud yang
disampaikan. Saat tiba waktunya untuk mewarnai, anak – anak terlihat dapat
mengikuti kegiatan tersebut. Namun untuk menjawab soal, masih ada anak yang
mengaku belum bisa membaca dan memerlukan dampingan. Mungkin untuk saran
kedepannya, agar anak-anak lebih dapat memperhatikan, pendongeng juga harus
berlatih jauh-jauh hari agar dapat membawa suasana yang menarik saat bercerita.
III. KESIMPULAN
Setelah berhasil menyelesaikan program sesuai dengan yang direncanakan
dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut :
- Secara keseluruhan semua program berhasil dilaksanakan, meskipun terdapat
beberapa kendala dalam prosesnya. Adapun keberhasilan program tidak lepas dari
kerjasama dari berbagai pihak seperti warga sekitar dan aparat pemerintah.
Masyarakat menyambut program yang kami laksanakan dengan cukup antusias
dan respon yang positif.
- Selama masa KKN, banyak pengalaman dan pelajaran yang dapat saya ambil.
Belajar untuk berinteraksi dan membaur dengan masyarakat, menghormati
perbedaan diantara rekan KKN maupun warga sekitar, bekerjasama, bertanggung
jawab, dan berempati terhadap masalah yang ada di masyarakat.