Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(Individu)

KULIAH KERJA NYATA


PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN 2019

SUB UNIT : IV. SRAGAN BANARAN


UNIT : SENDANGMULYO (YO-129)
KECAMATAN : MINGGIR
KABUPATEN : SLEMAN
PROVINSI : DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Disusun oleh

Nama Mahasiswa : Hasna Aslama Fathana


Nomor Mahasiswa : 16/399009/PS/07208
Tanda Tangan :

SUBDIREKTORAT KKN
DIREKTORAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
I. PENDAHULUAN

Penerjunan kegiatan KKN PPM UGM 2019 dilaksanakan di lapangan Gedung


DPKM (Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat) UGM pada Hari Minggu, 28 Juli
2019 diikuti oleh para peserta KKN dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Sekitar
pukul 13.00 WIB, sejumlah 28 Mahasiswa KKN Unit Minggir Sleman berangkat dari
lokasi keberangkatan menuju tempat pondokkan KKN masing – masing. Terdapat 4
lokasi KKN untuk setiap kelommpok KKN. Di Desa Sendangagung terdapat sub unit
1 untuk wilayah Dusun Pojok dan sub unit 2 untuk Dusun Brajan. Kemudian Di Desa
Sendangmulyo terdapat sub unit 3 untuk wilayah Dusun Sembuhan dan sub unit 4,
yaitu sub unit kami yang bertempat di Dusun Sragan, Banaran.

Pada sekitar pukul 14.00 WIB, kelompok sub unit 4 tiba di lokasi pondokkan,
yang merupakan kediaman Bapak dan Ibu Dukuh Dusun Sragan, Banaran, Desa
Sendangmulyo. Setibanya disana kami disambut oleh Ibu Dukuh dengan hangat dan
memperkenalkan diri dengan beliau. Beliau kemudian menjelaskan tentang daerah -
daerah di dusun tersebut yakni Sragan, Banaran, dan Pakelan. Rata-rata para warga
bekerja sebagai petani/buruh tani dan pengrajin anyaman bambu seperti besek. Tepat
di sebelah kiri dan kanan jalan masuk dusun memang terdapat lahan persawahan
luas. Pondokkan kami terletak di depan menghadap utara, sedangkan rumah warga
lainnya berada di area selatan pondokkan kami.

Satu minggu pertama berada di lokasi KKN, kami melakukan observasi dan
pendekatan bersama para warga di Dusun Sragan Banaran. Pada hari ketiga kami
mendatangi kediaman perangkat dusun, seperti ketua RT dan RW. Rumah pertama
yang kami kunjungi adalah kediaman Bapak H. Ridwan selaku Ketua RW 31. Beliau
juga merupakan guru TPA di dusun tersebut. Kami berkenalan dan menyampaikan
maksud kedatangan kami. Pak Ridwan dan istrinya kala itu, memberikan sambutan
dan restunya kepada kami mahasiswa untuk menjalankan program KKN di wilayah
tersebut. Selanjutya kami mendatangi kediaman Pak Ngadiman selaku Ketua RT 02
dan menyampaikan maksud yang serupa. Beliau memberikan restunya dan berpesan
kepada kami untuk berbaur dengan masyarakat sekitar.
Momen pertama kali saya berjumpa dengan banyak warga sekitar adalah ketika
menghadiri saripahan seorang bayi dari salah satu warga yang meninggal. Di acara
tersebut saya bertemu dengan para warga, mulai dari anak – anak hingga lanjut usia.
Awalnya memang terasa canggung karena adanya perbedaan budaya dan Bahasa.
Saya kurang mengerti dengan percakapan yang menggunakan Bahasa Jawa dan
lebih menggunakan Bahasa Indonesia. Sebagian masyarakat juga masih merasa
asing dengan keberadaan kami selaku mahasiswa KKN. Kemudian, saya dan
seorang teman diminta untuk menjadi among tamu dimomen tersebutlah kami
berkenalan dengan warga yang kami jumpai, termasuk para pemuda.

Para pemuda – pemudi di dusun Sragan Banaran ini masih terbilang sedikit,
karena banyak dari mereka yang langsung kerja setelah tamat sekolah. Meskipun
begitu, dusun ini memiliki Komunitas Pemuda Sragan Banaran (Komubba) yang terdiri
dari anak – anak, remaja, hingga pemuda lajang dari Dusun Sragan Banaran.
Beberapa dari mereka masih sekolah dan ada juga yang sudah bekerja. Di dusun ini
terdapat 1 Sekolah Dasar (SD) dan 1 Taman Kanak-Kanak (TK). Selain itu anak –
anak sekitar juga mengikuti TPA (Taman Pendidikan Al Qur;an) yang terletak di
kediaman Pak Ridwan (Ketua RW 31).

Sehari-hari mayoritas masyarakat di Dusun Sragan, Banaran bekerja sebagai


petani/buruh tani serta pengrajin anyaman bambu yakni, Besek. Ada juga yang
beternak ataupun berwirausaha. Para masyarakat di Dusun Sragan dan Dusun
Banaran mayoritas menganut Agama Islam. Sedangkan Dusun Pakelan mayoritas
masyarakatnya beragama Katholik. Namun demikian, terdapat toleransi beragama
yang baik diantara masyarakat. Kondisi di sekitar lingkungan dusun cukup baik, tidak
ada kerusuhan ataupun tindakan kriminalitas selama kami bertempat tinggal di
wilayah tersebut. Namun, satu hal yang masih menjadi kekurangan adalah, kebiasaan
masyarakat untuk membuang sampah. Memang di wilayah tersebut tidak ada jasa
pengangkutan sampah dan biasanya masyarakat akan menyingkirkan sampah
dengan cara dibakar. Di dusun tersebut terdapat beberapa fasilitas umum seperti
Masjid, Wilkel (Wilayah Kelompok Tani) Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar dan
sebagainya.

. Pada Hari Ke-8 KKN, kami mengundang para warga Dusun Sragan Banaran
untuk mengikuti rapat koordinasi program. Pada acara tersebut, kami selaku
Mahasiswa KKN mengenalkan diri dan memohon restu kepada masyarakat untuk
bertempat tinggal selama kami KKN dan menjalankan program di wilayah tersebut.
Sekaligus, kami juga menjelaskan kepada warga program- program telah yang kami
usul untuk dilaksanakan di Dusun Sragan, Banaran. Para warga yang hadir dalam
pertemuan tersebut menyambut usulan program yang kami buat dengan baik.
Beberapa warga juga memberikan saran serta usulan program yang diharapkan dapat
kami laksanakan selama kami KKN.

II. PEMBAHASAN
Pelaksanaan program KKN berlangsung selama 50 hari semenjak kegiatan
penarikan. Setelah satu minggu observasi kami mengusulkan beberapa program
untuk dijalankan di Dusun Sragan Banaran. Program - program ini dikatakan cukup
berhasil berkat adanya kerjasama para warga dan aparat pemerintah yang terkait.
Berikut merupakan pembahasan tiap-tiap program pokok yang telah kami
laksanakan :
1. Stimulasi Literasi
Penanggungjawab : Hasna Aslama Fathana
Kluster : Soshum
Bidang : Peranan Wanita, Anak dan Remaja.
No. Sektor : 3.9.06
Status Program : Berhasil Dilaksanakan
Pelaksanaan : 26 Juli 2019
Sifat Program : Pokok Tema Monodispliner
Mahasiswa Partner :-

Stimulasi literasi tidak hanya bertujuan untuk mendorong anak agar dapat
membaca, tetapi juga diharapkan agar dapat meningkatkan kemampuan anak
dalam memahami serta menganalisis informasi menjadi suatu modal guna
memecahkan masalah. Program ini ditujukan untuk anak – anak usia sekolah dasar
awal, yakni anak kelas 2 SD. Susunan kegiatan terdiri dari perkenalan, ice breaking,
pembacaan buku cerita (mendongeng), mewarnai, dan mengerjakan soal terkait isi
cerita. Inti dari kegiatan ini adalah menarik minat anak untuk memahami isi cerita
lewat mendongeng, ketika mendongeng anak – anak diajak untuk berpikir
mengenai tokoh yang ada di cerita tersebut, bagaimana alur ceritanya, konflik apa
yang terjadi, serta pelajaran apa yang bisa diambil pada kisah tersebut.
Selama kegiatan berlangsung anak – anak cukup antusias mengikuti ice
breaking. Mereka ikut bernyanyi bersama dan meniru gerakkan yang dicontohkan.
Pada sesi pembacaan buku cerita atau mendongeng, anak-anak terlihat tertarik
awalnya, namun tidak lama kemudian mereka mulai tidak fokus dan saling
bercanda. Beberapa hambatan yang muncul adalah sulitnya untuk mendisiplinkan
anak-anak, ada anak yang sangat sulit diatur untuk duduk dan diam. Selain itu,
apabila diajukan pertanyaan tidak ada yang menjawah. Hal ini bisa disebabkan
karena mereka yang belum berani atau cara penyampaian cerita dari pendongeng
yang masih membingungkan. Sehingga anak-anak belum mengerti maksud yang
disampaikan. Saat tiba waktunya untuk mewarnai, anak – anak terlihat dapat
mengikuti kegiatan tersebut. Namun untuk menjawab soal, masih ada anak yang
mengaku belum bisa membaca dan memerlukan dampingan. Mungkin untuk saran
kedepannya, agar anak-anak lebih dapat memperhatikan, pendongeng juga harus
berlatih jauh-jauh hari agar dapat membawa suasana yang menarik saat bercerita.

2. Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Ttingkat SD


Penanggungjawab : Hasna Aslama Fathana
Kluster : Soshum
Bidang : Pendidikan
No. Sektor : 3.4.01
Status Program : Berhasil Dilaksanakan
Pelaksanaan : 22 dan 29 Juli 2019
Sifat Program : Pokok Tema Monodispliner
Mahasiswa Partner :-

Program ini berupa mengajar bahasa inggris di Sekolah Dasar. Jadwal


mengajar disesuaikan dengan jadwal yang telah dibuat oleh sekolah. Pelajaran
bahasa inggris dilaksanakan setiap seminggu sekali. Pada kelas yang saya ajar,
yaitu kelas 4 terdapat mata pelajaran Bahasa Inggris setiap hari senin. Kelas
tersebut terdiri dari 5 siswa. Dua siswa perempuan dan tiga siswa laki-laki. Kegiatan
pembelajaran Bahasa Inggris dilaksanakan pertama kali pada hari Senin, 22 Juli
2019 sekitar pukul 08.00 WIB. Setiba di sekolah, kami bertermu dengan ibu Kepala
Sekolah terlebih dahulu untuk membahas kelas manakah yang dapat kami
gunakan untuk mengajar. Selanjutnya, kami meminta izin kepada guru yang
bersangkutan untuk masuk saat waktu pelajaran tersebut berlangsung.
Kegiatan belajar minggu pertama diisi dengan materi tentang ‘family’
atau keluarga. Materi tersebut menyesuaikan dengan materi bahasa inggris kelas
4 SD. Adapun, bahan ajar yang dipakai berasal dari buku paket pegangan guru.
Sebelum belajar, saya dan para siswa saling berkenalan. Kemudian, kami
melakukan ice breaking bersama sebagai ‘pemanasan’. Proses belajar mengajar
cukup kondusif, meskipun salah satu hambatan yang terjadi adalah sulitnya untuk
mendisiplinkan anak-anak. Terutama ketika mereka memiliki permintaan sendiri.
Metode mengajar berupa ceramah yang diikuti dengan pengerjaan soal yang telah
dibuat sebelumnya. Salah satu tantangan yang muncul saat mengajar adalah
bagaimana caranya agar siswa mengerti maksud dari instruksi yang diberikan.
Terkadang siswa masih sulit menjawab soal dan memerlukan bimbingan, hal ini
mungkin disebabkan kurang jelasnya materi serta instruksi yang diberikan.
Sebagai evaluasi kedepannya metode mengajar perlu dibuat lebih menarik lagi
agar anak tidak bosan dan dapat mengerti materi yang disampaikan.
Pada kegiatan belajar minggu kedua, materi yang disampaikan masih
sama yaitu tentang ‘family’. Namun kali ini selain mengajar dengan metode
ceramah, juga terdapat kuis mengenai materi yang disampaikan. Bagi para siswa
yang dapat menjawab pertanyaan paling banyak dengan benar akan mendapatkan
reward. Cara ini dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan sungguh – sungguh
terkait materi yang diajarkan.

3. Sensus kependudukan dan hewan ternak di RT 03 dan RT 04/RW 32.

Penanggungjawab : Hasna Aslama Fathana


Kluster : Soshum
Bidang : Statistik Kependudukan
No. Sektor : 3.11.01
Status Program : Berhasil Dilaksanakan
Pelaksanaan : 2,5,6,7, dan 8 Agustus 2019
Sifat Program : Pokok Tema Interdispliner
Mahasiswa Partner : Jennifer Margareth (398208)
Program Sensus dimulai dari tahap persiapan yaitu menyiapkan format
pertanyaan sensus. Format tersebut disesuaikan dengan format yang telah ada
sebelumnya dari pihak balai desa. Pertanyaan sensus terdiri dari nama kepala dan
anggota keluarga ; lembaga pemerintahan, lembaga kemasyarakatan,, dan
lembaga ekonomi/pekerjaan yang diikuti keluarga ; riwayat penyakit ; pendidikan
terakhir ; agama ; usia ; status perkawinan ; serta jenis kelamin. Pengisian jawaban
dilakukan dengan menuliskan angka berdasarkan keterangan yang tersedia.
Misalnya, untuk Agama Islam ditulis dengan angka ‘1’ dan Agama Katholik ditulis
dengan angka ‘2’. Selain itu, terdapat juga pertanyaan mengenai jumlah
transportasi pribadi yang dimiliki oleh tiap keluarga. Kemudian, kami juga bertanya
tentang jumlah hewan ternak atau peliharaan yang dimiliki oleh warga, sebagai
program interdisipliner kami bersama Mahasiswa Kedokteran Hewan.
Sensus dilakukan secara door to door, artinya kami melakukan sensus
dengan mengunjungi rumah warga satu persatu. Agar lebih efisien, kami membuat
database terlebih dahulu dari data kependudukan yang telah ada di Kartu
Keluarga. Misalnya, nama, tanggal lahir, agama, status perkawinan, pekerjaan, dan
pendidikan terakhir, Setiap keluarga memiliki databasenya masing-masing yang
dapat kami edit apabila terdapat perubahan pada anggota keluarga. Contohnya ;
pendidikan terakhir anak dapat berubah dari SD menjadi SMP. Tahap pelaksanaan
sensus dimulai dari ; mendatangi rumah warga, menyampaikan maksud
kedatangan, berkenalan, menkonfirmasi jumlah KK di setiap rumah, dan mengisi
database yang kami miliki. Selanjutnya, apabila telah selesai kami meminta izin
untuk menempelkan stiker sensus di depan rumah, sebagai tanda bahwa rumah
tersebut telah kami kunjungi.
Program ini cukup disambut dengan baik oleh warga sekitar, terlihat
dari antusiasme para warga saat rumah mereka dikunjungi. Beberapa justru,
menawarkan agar kami datang ke rumahnya. Namun hambatan terjadi, tatkala
kami tidak dapat mengerti Bahasa Jawa, padahal banyak dari warga yang
menggunalan Bahasa tersebut sehari-hari, terutama pada orang tua yang sudah
sepuh. Sehingga, kami perlu berkomunikasi dengan hati – hati agar pesan yang
disampaikan dapat dimengerti. Output dari sensus ini adalah diperbaharuinya data
monografi yang ada di rumah Pak Dukuh. Monografi tersebut sudah lama tidak
diperbaharui sejak tahun 2015.

4. Rumah pintar di Dusun Sragan Banaran

Penanggungjawab : Hasna Aslama Fathana


Kluster : Soshum
Bidang : Pendidikan
No. Sektor : 3.4.09
Status Program : Berhasil Dilaksanakan
Pelaksanaan : 17, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 30, 31, 1, 3 Juli 2019
Sifat Program : Pokok Tema Monodispliner
Mahasiswa Partner : -

Rumah pintar adalah program bimbingan belajar di luar sekolah untuk


para anak-anak/pemuda yang masih berstatus pelajar. Kegiatan - kegiatan yang
dilakukan di Rumah Pintar, yaitu belajar mengajar, membaca buku, mewarnai,
dan mengerjakan PR. Rumah Pintar ini dilaksanakan di kediaman Pak Dukuh,
setiap Hari Senin sampai Jum’at. Pertama-tama kami menyebarkan undangan
kepada para orangtua untuk menberitahu bahwasanya akan ada program rumah
pintar dengan waktu dan tempat yang telah disediakan. Kemudian, kami
menyiapkan beberapa materi untuk diajarkan kepada anak-anak. Terkadang materi
saat itu disesuaikan dengan permintaan anak – anak ingin belajar apa. Ada yang
masih ingin belajar menulis, membaca, pelajaran matematika atau bahasa inggris.
Namun, karena keterbatasan pengajar kami tidak bisa mengajar semua hal, seperti
Bahasa Arab.
Program ini cukup disambut dengan antusias oleh anak-anak, dilihat dari
kedatangan dan keterlibatan mereka yang aktif. Namun ada beberapa hambatan
yang muncul, seperti mendisiplinkan anak – anak agar mau duduk tenang,
mengerjakan tugasnya, dan memperhatikan pengajar saat menerangkan. Selain
itu, mereka terkadang datang tanpa membawa buku pelajaran, Sehingga kami
kesulitan untuk menentukan materi yang perlu diajarkan. Saran untuk kesempatan
selanjutnya, apabila program ini dilakukan kembali adalah membuat semacam
pendaftaran remi siapa saja anak-anak yang ingin mengikuti Program Rumah
Pintar, agar lebih terlihat sungguh-sungguh dan mendukung para peserta untuk
lebih komitmen. Kemudian dibuat presensi kehadiran dan lembar keaktifan. Siapa
yang paling sering hadir dan aktif akan mendapatkan reward/hadiah di hari terakhir
Rumah Pintar. Lalu membuat learning contract bersama sebelum kegiatan belajar
mengajar dimulai, Misalnya duduk dengan tenang, tidak berisi, aktif, dan
mengerjakan tugas dengan sungguh – sungguh.

5. Lomba Memperingati Hari Kemerdekaan RI Cabang Cerdas Cermat

Penanggungjawab : Hasna Aslama Fathana


Kluster : Soshum
Bidang : Pemuda dan Olahraga
No. Sektor : 3.6.04
Status Program : Berhasil Dilaksanakan
Pelaksanaan : 4 Agustus 2019
Sifat Program : Pokok Non-Tema Monodispliner
Mahasiswa Partner :-

Program ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari


Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74. Lomba cerdas cermat
adalah pertandingan adu ketajaman berpikir dan ketangkasan dalam menjawab
pertanyaan secara cepat dan tepat.Pertanyaan yang diberikan seputar
pengetahuan umum dan sejarah Indonesia. Lomba ini dilaksanakan pada tanggal
4 Agustus 2019 bersamaan dengan perlombaan anak-anak yang lainnya. Syarat
peserta lomba adalah pelajar Sekolah Dasar dari kelas 3 sampai kelas 6.
Pelaksanaan lomba bertempat di rumah Pak Dukuh Sragan Banaran dengan
peserta berjumlah 5 orang. Sebelum lomba dimulai PJ menjelaskan mekanisme
dan peraturan yang berlaku.
Mekanisme lomba adalah sebagai berikut ; Pertama-tama, PJ akan
membacakan soal lalu 5 orang peserta harus menjawab secara cepat dan tepat.
Apabila peserta ingin menjawab harus mengangkat tangan dan tunggu hingga
dipersilahkan terlebih dahulu. Jika mereka sudah terlanjur menjawab tanpa aba-
aba, maka jawaban dikatakan gugur/tidak sah. Pesrta yang mendapatkan
kesempatan menjawab diberikan waktu 10 detik untuk berpikir. Bila selama waktu
tersebut, peserta belum bisa menjawab. Maka kesempatan diberikan kepada
peserta yang lainnya. Hal yang sama berlaku apabila peserta memberikan jawaban
yang salah. Jika peserta berhasil menjawab dengan benar maka akan
mendapatkan poin. Pemenang adalah peserta yang berhasil mendapat poin
terbanyak. Terdapat 20 butir soal yang tersedia dalam perlombaan cerdas cermat
ini.
Tujuan diselenggarakannya lomba cerdas cermat adalah untuk menguji
pengetahuan anak-anak tentang Sejarah Indonesia. Diharapkan, partisipasi anak-
anak dalam perlombaan ini dapat memicu jiwa nasionalisme serta menambah
pengetahuan. Semua peserta mendapatkan hadiah sebagai bentuk apresiasi.
Peringkat terdiri dari ; Juara 1, Juara 2, Juara 3, Juara Harapan 1 dan Juara
Harapan 2. Peserta yang merupakan siswa SD terlihat cukup antusias dalam
mengikuti lomba ini. Namun, saran untuk kedepannya, akan lebih baik jika lomba
cerdas cermat dibuat dalam 2 kategori, yakni anak-anak dan remaja.

III. KESIMPULAN
Setelah berhasil menyelesaikan program sesuai dengan yang direncanakan
dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut :
- Secara keseluruhan semua program berhasil dilaksanakan, meskipun terdapat
beberapa kendala dalam prosesnya. Adapun keberhasilan program tidak lepas dari
kerjasama dari berbagai pihak seperti warga sekitar dan aparat pemerintah.
Masyarakat menyambut program yang kami laksanakan dengan cukup antusias
dan respon yang positif.

- Selama masa KKN, banyak pengalaman dan pelajaran yang dapat saya ambil.
Belajar untuk berinteraksi dan membaur dengan masyarakat, menghormati
perbedaan diantara rekan KKN maupun warga sekitar, bekerjasama, bertanggung
jawab, dan berempati terhadap masalah yang ada di masyarakat.

- Hambatan/kendala pribadi yang sering dijumpai adalah mendisiplinkan anak – anak


saat mengajar atau melaksanakan program lain yang melibatkan anak – anak.
Perlu kesabaran dan latihan untuk menghadapi beragam perilaku dari anak – anak.
Kemudian, kurang mampu menggunakan Bahasa Jawa juga menjadi kesulitan
sendiri untuk berkomunikasi dengan para warga.
IV. SARAN
- Masih banyak potensi yang dapat dikembangkan dari Dusun Sragan Banaran,
seperti kerajinan anyaman bambu. Tidak hanya Besek, tetapi juga kerajinan yang
lainnya.
- Menghidupkan kembali bank sampah. Agar sampah- smapah yang ada tidak
dibuang begitu saja, tetapi dapat dimanfaatkan untuk menambah perekonomian
desa.
LAMPIRAN

Gambar 1. Stimulasi Literasi


Gambar 2. Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Ttingkat SD
Gambar 3. Sensus kependudukan dan hewan ternak di RT 03 dan RT 04/RW 32.
Gambar 4. Rumah pintar di Dusun Sragan Banaran
Gambar 5. Lomba Memperingati Hari Kemerdekaan RI Cabang Cerdas Cermat

Anda mungkin juga menyukai