Anda di halaman 1dari 35

ANAMNESIS & PEMERIKSAAN FISIK

TENGGOROKAN
Dokter Pembimbing :
dr. Wawan Siswadi, Sp. THT-KL
Dokter Muda :
MUHAMAD ANGGUN (2013020040)

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN THT-KL


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOESELO SLAWI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
PERIODE 2 – 21 NOVEMBER 2020
Daftar Keluhan/Gejala Penyakit Tenggorokan
• Batuk
• Nyeri Tenggorokan
• Benjolan di Leher
• Nyeri Menelan (Odynophagia)
• Sulit Menelan (Dysphagia)
• Suara Sengau (Rhinolalia)

• Suara Serak (Hoarseness)


• Benda asing di Tengorokan
• Tenggorokan Kering
• Tenggorokan Berlendir
• Amandel (Tonsilitis)
• Bau Mulut (Halithosis)
Keluhan Utama Pasien yang datang dengan penyakit pada Mulut dan Tenggorokan

Dhingra PL. Disease of Ear, Nose, Throat, Head and Neck Surgery 7th Edition.
Tahun 2018. New Delhi: Elsevier
ANAMNESIS
ANAMNESIS
(Keluhan Utama)

A. Sakit Menelan (Odynophagia) Differential Diagnosis


Sulit Menelan (Dysphagia) (DD)

1. Benda Asing
▪ Sejak kapan?
2. Tonsilitis Akut/Kronis
3. Faringitis Akut/Kronis
▪ Apakah disertai dengan keluhan seperti sakit
4. GERD, Divertikulum,
menelan/ sulit menelan?
Striktur, Achalasia
5. Massa
▪ Apakah disertai keluhan-keluhan di bibir dan
6. Alergi
rongga mulut?
7. Gangguan Neurologi
ANAMNESIS
(Keluhan Utama)

B. Suara Serak (Hoarsness)


Differential Diagnosis
▪ Sejak kapan? (DD)

▪ Apakah disertai dengan keluhan yang lain 1. Laringitis Akut/Kronis


seperti sesak napas/batuk? 2. TB
3. Nodul
▪ Batuk-batuk: 4. Neoplasma
- Apakah batuk dulu baru serak? 5. Alergi
- Apakah serak dulu baru batuk? 6. GERD
7. Ganguan Neurologi
▪ Apakah ada riwayat trauma? (Post Stroke)
ANAMNESIS (Keluhan Utama)
Beberapa keluhan yang umum dijumpai : RONGGA MULUT & FARING

1. Nyeri Tenggorokan
▪ Apakah keluhan hilang timbul/menetap? 4. Nyeri Menelan (Odynophagia)
▪ Apakah nyeri tenggorokan disertai demam, ▪ Apakah nyeri sampai ketelinga?
batuk, serak, serta tenggorokan terasa kering?
▪ Apa pasien merokok?
Berapa batang per hari? 5. Sulit Menelan (Dysphagia)
▪ Sudah berapa lama?
2. Rasa banyak dahak di tenggorokan ▪ Apakah kesulitan menelan dirasakan untuk
▪ Apakah dahak berupa lendir, pus atau jenis makanan tertentu misalnya cair/padat?
bercampur darah? ▪ Apakah disertai nyeri menelan?
▪ Apakah jumlahnya banyak atau sedikit? ▪ Apakah disertai muntah?
▪ Apakah sekret keluar bila dibatukkan atau ▪ Apakah terjadi penurunan BB dengan cepat?
terasa turun ditenggorokan?

3. Rasa Mengganjal/ Sumbatan di leher


▪ Sudah berapa lama?
▪ Sumbatan dirasakan didaerah mana? Soepardi EA. Iskandar N. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala & Leher Edisis Ke-7, Cetakan keempat. Jakarta:
Badan Penerbit FKUI. 2015

Adams GI, Boies L. Buku Ajar Penyakit THT BOIES edisi 6. Jakarta: EGC. 2014
ANAMNESIS (Keluhan Utama)
Beberapa keluhan yang umum dijumpai : LARING

1. Suara Serak (Hoarsness) 2. Batuk

▪ Sudah berapa lama keluhan serak dirasakan? ▪ Sudah berapa lama batuk?
▪ Apakah keluhan hilang timbul?Timbul ▪ Apakah ada factor pencetus batuk seperti
mendadak atau perlahan? rokok, udara kotor, serta kelelahan?
▪ Apakah pasien pernah serak sebelumnya? ▪ Apa yang dibatukkan? Dahak kental? Warna
Jika pernah, kapan, dan berapa lama? dahak? Konsistensi? Apakah bercampur darah
▪ Apakah serak didahului pilek dan sakit dan jumlahnya?
tenggorokan? ▪ Apakah pasien merupakan perokok aktif?
▪ Apakah suara serak (disfoni) atau tidak keluar
sama sekali (atoni)?
▪ Apakah sebelumnya pernah terjadi
peradangan di hidung/tenggorokan?
▪ Apakah keluhan disertai batuk, nyeri, dan BB
menurun?
Soepardi EA. Iskandar N. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala & Leher Edisis Ke-7, Cetakan keempat. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2015

Adams GI, Boies L. Buku Ajar Penyakit THT BOIES edisi 6. Jakarta: EGC. 2014
ANAMNESIS (Keluhan Utama)
Beberapa keluhan yang umum dijumpai : LARING

3. Sulit Menelan (Dysphagia)


4. Rasa ada massa di tenggorokan, rasa penuh, atau
▪ Sulit menelan sudah diderita berapa pembengkakan
lama?
▪ Apakah kesulitan menelan dirasakan ▪ Sudah berapa lama?
untuk jenis makanan tertentu misalnya ▪ Lokasinya disebelah mana?
cair/ padat? ▪ Apakah perasaan tersebut interminten atau
▪ Apakah keluhan dirasakan makin lama terus menerus?
makin bertambah berat? ▪ Apakah terdapat nyeri atau tidak? Jika nyeri
▪ Apakah disertai nyeri menelan? apakah nyeri alih seperti nyeri telinga?
▪ Apakah disertai muntah? ▪ Apakah ada kesulitan menelan atau bernapas?
▪ Apakah terjadi penurunan BB?

Soepardi EA. Iskandar N. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala & Leher Edisis Ke-7, Cetakan keempat. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2015

Adams GI, Boies L. Buku Ajar Penyakit THT BOIES edisi 6. Jakarta: EGC. 2014
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
Alat yang dibutuhkan pada Pemeriksaan Mulut & Faring

Lampu kepala
Xylocaine Spray

Tongue spatel stainless steel /


Cermin Nasofaring
tongue spatula lidah
PEMERIKSAAN FISIK
BIBIR & RONGGA MULUT

Prosedur Pemeriksaan Rongga Mulut Inspeksi


Apakah ada kelainan di bibir 1) Trismus
Prosedur pemeriksaan: 2) Gerakan bibir dan sudut
& ronga mulut:
mulut 🡪 nilai N. VII

1. Pasien diminta membuka mulut, proyeksi 3) Mukosa & Gingiva🡪nilai
Bibir pecah-pecah
✔ Ulkus di bibir cahaya lampu kepala diarahkan ke mulut apakah terdapat ulkus
✔ Ngiler (Drolling) pasien. 4) Gigi-geligi
✔ Tumor 2. Pemeriksa inspeksi: 5) Lidah 🡪 nilai apakah terdapat
✔ Sukar membuka - Keadaan bibir parese N. IX, Atropi, atau
mulut (Trismus) Tumor
- Mukosa rongga mulut
6) Pergerakan palatum mole 🡪
- Lidah dan gerakan lidah nili apakah terdapat edema
7) Palatum durum 🡪 nilai
apakah terdapat tanda
Perkusi Palpasi
tumor atau ulkus
Perkusi pada gigi akan Bila tedapat ulkus
terasa sakit pada gigi & pada lidah dan
geraham bila ada radang dugaan keganasan
PEMERIKSAAN FISIK
RONGGA MULUT - FARING

Inspeksi Palpasi

(Dengan lampu kepala) dilihat :


Palpasi apabila ditemukan:
1. Keadaan bibir
2. Mukosa rongga mulut - Adanya massa tumor, kista, dll.
3. Lidah dan gerakan lidah
- Adakah rasa nyeri di sendi temporo
mandibularis ketika membuka mulut.
(Dengan Spatula) dilihat :

1. Dinding belakang faring


2. Uvula
3. Arcus palatoglossus
4. Tonsil
5. Mukosa, gusi, gigi geligi
(Soepardi, 2015)
PEMERIKSAAN FISIK
LIDAH

Pemeriksaan Lidah : Pemeriksaan dasar lidah :


1. Ada gangguan perasa/tidak • Ada/tidak Ulkus?
• Ada/ tidak benjolan?
2. Ada kelainan-kelainan pada lidah:
• Paresis/ paralisis lidah mengakibatkan deviasi ke salah
Pemeriksaan Otot Hipoglosus :
satu sisi, • Saat Menelan
• Atrofi papilla lidah,
• Abnormalitas warna mukosa lidah,
• Adanya ulcerasi,
• Tumor (berapa ukuran tumor, permukaan tumor licin
atau berbenjol-benjol kasar, kenyal padat atau keras,
rapuh/ mudah berdarah).
PEMERIKSAAN FISIK
PENILAIAN SUARA/ BICARA

1. Serak/ tidak
2. Sengau/ tidak
3. Cedal/ tidak
PEMERIKSAAN FISIK
TONSIL - FARING
Inspeksi Palpasi
1. Besar tonsil: kanan-kiri sama/tidak
2. Permukaan tonsil : halus/ berbenjol-benjol, ulserasi,
detritus, pelebaran kripte, micro abses, tonsil berlobus-
lobus,penebalan arcus.
3. Disertai pembesaran kelenjar leher/ tidak.
4. Bear tonsil kanan-kiri sama/ tidak, disertai pembesaran
kelejari leher/ tidak

Gambar: Palpasi fossa tonsilaris dan basis lidah


PEMERIKSAAN FISIK
Prosedur Pemeriksaan Tonsil & Faring TONSIL - FARING

Inspeksi
a. Tonsil
1) Warna tonsil normal = merah muda
2) Tonsil meradang/ infeksi = hiperemis
3) Derajat pembesaran tonsil:
T0🡪Tonsil Telah diangkat
T1🡪Tonsil masih berada dalam fossa tonsilaris
T2🡪Tonsil melewati arcus posterior hingga mencapai linea paramediana
T3🡪Tonsil melewati linea paramediana hingga mencapai linea medianan (pertengahan uvula)
T4🡪Tonsil melewati linea mediana (uvula)
4) Mobilitas tonsil: apakah terfiksir atau dapat digerakan
5) Permukaan tonsil: apakah rata, berbenjol-benjol, atau kripte melebar
PEMERIKSAAN FISIK
Prosedur Pemeriksaan Tonsil & Faring TONSIL - FARING

Inspeksi
b. Dinding belakang Faring
1) Warna dinding belakang faring normal = merah muda
2) peradangan = hiperemis
3) Infeksi kronis = pembesaran granul pada dinding belakang faring dan berwarna
merah
4) Nilai apakah terdapat ulkus
5) Nilai apakah terdapat parese atau paralisis
Nilai apakah terdapat parese atau paralisis
• Sodok dengan spatle tangue

Gambar: Bagian-bagian pemicu muntah di dalam rongga mulut


Lokasi Reflek muntah
Area yang sangat sensitif untuk merasakan stimulus yang menghasilkan refleks
muntah:

1. Palatum,
2. Dasar lidah,
3. Uvula,
4. Palatum lunak,
5. Palatum keras,
6. Dinding belakang dari faring, dan
7. Daerah palatofaringeal mulut.
PEMERIKSAAN FISIK
Alat yang dibutuhkan pada Pemeriksaan Laring

Lampu kepala
Xylocaine Spray

Kasa Sterile Cermin Laring


PEMERIKSAAN FISIK
LARING
Hal yang dapat dinilai pada Pemeriksaan Laring

1. Radiks Linguae, epiglottis 2. Laring dan sekitarnya 3. Trakea


dan sekitarnya
o Nilai anatomi laring o nilai anatomi, patologi
o Anatomi radiks lingue, o Nilai apakah ada radang mukosa, warna mukoa,
epiglottis, plika (pada laryngitis akut & secret, udem, tumor
glossoepiglotica, valekula kronik), ulkus (laryngitis
kiri dan kanan TB, Epiglotitis), udem,
o Nilai patologi yang cairan, dan tumor
terdapat o Nilai pergerakan korda
o Nilai facies posterior vokalis kiri & kanan,
tonsil: warna, ulkus simetris, ada parese/
tidak
PF (Laring)
• Suara Stridor

• Apa yang membedakan sesak nafas pada THT-KL dan Paru?


Rujuk
STRIDOR

Stridor Pernapasan Stridor Larynx


Stridor (Laryngomalacia in infant)
Croup 🡪 infeksi pernapasan pada anak, yang membuat saluran
napas terhalang
Laringomalasia
• Kelaianan umum pada laring yang terjadi pada bayi yang baru lahir,
membuat jaringan menutupi saluran napas.

A. Tubular epiglottis dan arytenoid redundant

B. Pemendekan lipatan ariepiglotis

C. Prolaps mukosa aritenoid saat inspirasi


Croup
Infeksi saluran napas atas yang menghalangi pernapasan dan memiliki
suara batuk parau yang khas.

Gejala dapat timbul:


1. Stridor
2. Sesak Napas
3. Pernapasan cepat
Laringitis
• Peradangan kotak suara akibat penggunaan berlebihan, iritasi, atau
infeksi.

• Gejala dapat meliputi:


1. Stridor
2. Suara terganggu
3. Ingus
Epiglotitis
• Kondisi yang berpotensi mengancam jiwa yang terjadi Ketika jaringan
pelindung batang tenggorok meradang.

• Gejala dapat meliputi:


1. Stridor
2. Sakit tengorokan
3. Demam
Diagnosis Banding pada anak dengan Stridor
Beberapa Gambaran Patologi pada Laring

Radang :
o Laringitis akut 🡪 seluruh permukaan laring merah
o Laringitis kronik 🡪 hanya sedikit merah, atau yang merah hanya korda vokalis saja
o Laringitis TBC 🡪 Erosi – ulkus pada komisura posterior & erosi ulkus pada korda vokalis

Ulkus :
o Epiglotitis 🡪 udem, infiltrate, ulkus
o Karsinoma

Udem : Radang, Alergi, Tumor

Cairan :
o Sputum hemoragis 🡪 terdapat pada TBC, keganasan
o Tumpukan saliva di sinus pyriformis

Cairan :
o Benigna 🡪 papilloma, polip, nodul, kista
o Maligna
PEMERIKSAAN FISIK
HIPOFARING - LARING
Laringoskopi Direct (Langsung)
▪ Alat yang dibutuhkan: Nasoendoskopi, laringoskop, Xylocain
spray
▪ Prosedur :
o Untuk mengurangi rasa sakit diberikan obat anastesi
Xylocain spray yang disemprot ke arah bibir, rongga mulut,
dan lidah pasien.
o Pemeriksaan dapat dimlai kira-kira 10 menit setelah
anestesi.

▪ Pemeriksaan laring juga dapat dilakukan dengan memakai


teleskop 70◦ dengan tv monitor atau flexible endoskop dan
monitor video (video laryngoscopy).
▪ Alat endoskopi diarahkan masuk ke laring dan didapatkan
gambaran laring pada monitor yang direkam melalui kamera
yang terdapat dalam alat endoskopi.
PEMERIKSAAN FISIK
HIPOFARING - LARING
Laringoskopi Indirect (Tidak Langsung)

▪ Alat yang dibutuhkan: cermin laring, kasa, lampu kepala,


Xylocaine spray

▪ Prosedur :
1) Anestesi faring dengan xylocaine spray (terutama bagi
faring yang sensitif). Pemeriksaan dapat dimulai kira-kira
10 menit setelah dianestesi.
2) Cermin diuapkan terlebih dahulu.
3) Minta pasien untuk menjulurkan lidah.
4) Ambil kasa dan pegang lidah dengan menggunakan
tangan kiri. Jari diatas lidah, jari III dibawah lidah, dan jari
II menekan pipi.
5) Arahkan cermin laring menuju area faring (posisikan
didepan uvula) dan fokuskan cahaya pada daerah
tersebut.
PEMERIKSAAN FISIK
HIPOFARING - LARING
INDIKASI (I)
Laringoskopi Indirect (Tidak Langsung) 1. batuk kronis
dengan kaca laring 2. Dyspnea
3. Disfonia
4. Stridor
• Laringoskopi indirek dilakukan menggunakan
5. Perubahan suara (Serak, Sengau, Cedal)
kaca laring (laryngeal mirror) atau flexible 6. Sakit tenggorokan kronis
fiberoptic endoscope. 7. Otalgia persisten
8. Disfagia
• Laringoskopi dapat mengidentifikasi kelainan- 9. Epistaksis
kelainan laring dan faring baik akut maupun 10. Aspirasi
11. Merokok dan alkoholisme lama
kronis, benigna atau maligna.
12. Skrining karsinoma nasofaring
13. Kegawatdaruratan: angioedema, trauma kepala-
leher.

KONTRA INDIKASI (KI)


1. Epiglotitis
PROSEDUR
Laringoskopi Indirect

1. Pasien duduk berhadapan dengan dokter, posisi pasien


sedikit lebih tinggi dibandingkan dokter. • Putar kaca laring ke arah bawah sampai dapat melihat
permukaan mukosa laring dan hipofaring. Ingat
2. Tubuh pasien sedikit condong ke depan, dengan mulut
bahwa pada laringoskopi indirek, bayangan laring dan
terbuka lebar dan lidah dijulurkan keluar. Supaya kaca faring terbalik plika vokalis kanan terlihat di sisi kiri kaca
laring dan plika vokalis kanan terlihat di sisi kiri kaca
laring tidak berkabut oleh nafas pasien, hangatkan kaca
laring.
laring sampai sedikit di atas suhu tubuh.
• Minta pasien untuk berkata “aaahh”, amati pergerakan
3. Pegang ujung lidah pasien dengan kassa steril supaya
plika vokalis (true vocal cords) dan kartilago arytenoid.
tetap berada di luar mulut. Minta pasien untuk tenang
• Plika vokalis akan memanjang dan beraduksi sepanjang
dan mengambil nafas secara lambat dan dalam melalui
linea mediana. Amati gerakan pita suara (adakah
mulut. paresis, asimetri gerakan, vibrasi dan atenuasi pita
suara, granulasi, nodul atau tumor pada pita suara).
4. Fokuskan sinar dari lampu kepala ke orofaring pasien.
5. Untuk mencegah timbulnya refleks muntah, arahkan • Untuk memperluas visualisasi, mintalah pasien untuk
berdiri sementara pemeriksa duduk, kemudian
kaca laring ke dalam orofaring tanpa menyentuh
sebaliknya, pasien duduk sementara pemeriksa berdiri.
mukosa kavum oris, palatum molle atau dinding
• Amati pula daerah glotis, supraglotis dan subglotis.
posterior orofaring.
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai