Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEGIATAN DOKTER MUDA PSIKIATRI

KUNJUNGAN KANTOR

HALAMAN JUDUL

Oleh :
Alif Rochmah Izzatul Azka
1902611014

Pembimbing :
Dr. dr. Lely Setyawati K, Sp.KJ (K)

DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


DI BAGIAN/SMF PSIKIATRI
RSUP SANGLAH/ FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan Laporan
Kunjungan Kantor ini tepat pada waktunya.

Laporan ini dibuat sebagai prasyarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya
(KKM) di BAG/SMF Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar. Dalam
penyusunan laporan kali ini, Penulis memperoleh banyak bimbingan, petunjuk
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

1. dr. Ni Ketut Putri Ariani, Sp.KJ selaku ketua Bagian/SMF Psikiatri FK


UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
2. Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, Sp.KJ selaku koordinator
pendidikan Bagian/SMF Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
3. Dr. dr. Lely Setyawati K, Sp.KJ (K) selaku pembimbing dalam
penyusunan laporan Kunjungan Rumah ini.
4. Residen di BAG/SMF Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar yang
turut membantu dalam penyelesaian laporan Kunjungan Rumah ini.
5. Semua pihak yang telah membantu pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan,
diharapkan adanya saran demi penyempurnaan karya ini. Semoga bisa
memberikan sumbangan ilmiah bagi dunia kedokteran dan manfaat bagi
masyarakat. Terima kasih.

Denpasar, November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
I. IDENTITAS PASIEN..................................................................................1
II. HASIL KUNJUNGAN KANTOR..............................................................1
III. LINGKUNGAN KELUARGA...................................................................9
IV. LINGKUNGAN KANTOR.........................................................................9
V. DENAH KANTOR....................................................................................10
VI. LINGKUNGAN SOSIAL.........................................................................10
VII. PEMERIKSAAN FISIK...........................................................................11
VIII. RESUME....................................................................................................13
IX. DIAGNOSIS BANDING...........................................................................13
X. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL.................................................................14
XI. TERAPI......................................................................................................14
XII. PROGNOSIS..............................................................................................14
XIII. SIMPULAN................................................................................................15
XIV. SARAN.......................................................................................................15
XV. DOKUMENTASI........................................................................................16

iii
LAPORAN KEGIATAN DOKTER MUDA PSIKIATRI KUNJUNGAN KANTOR

SMF/BAGIAN PSIKIATRI 

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

PERIODE: 21 Oktober 2019 – 1 Desember 2019

Tanggal Kunjungan : Sabtu, 2 November 2019 pk. 12.00 WITA


Pembimbing : Dr. dr. Lely Setyawati K, Sp.KJ (K)
Nama : Alif Rochmah Izzatul Azka (1902611014)

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : MT
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 31 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum menikah
Tingkat Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jalan Padma No. 24, Legian
Tanggal MRS : Minggu, 29 September 2019
Tanggal Kunjungan : Sabtu, 2 November 2019
Diagnosis : Skizofrenia Paranoid (F20.0)

II. HASIL KUNJUNGAN KANTOR

Kunjungan kantor dilakukan pada hari Sabtu, 2 November 2019. Sebelumnya


saya telah membuat janji dengan pemilik salon sebelum melakukan
kunjungan, waktu kunjungan disepakati bersama yaitu pada pukul 12.00
WITA. Kunjungan dilakukan ke salon tempat pasien tinggal dan bekerja di
Jalan Padma No. 24, Legian. Saat berkunjung saya diterima pertama kali oleh
para pegawai salon dikarenakan pemilik salon sedang berlibur di Australia
selama satu bulan, kemudian saya berbicara dengan pegawai yang ada disana.

1
2

Sebelum melakukan wawancara saya memperkenalkan diri dan menjelaskan


tujuan kunjungan kantor yang saya lakukan. Selanjutnya saya memulai
wawancara dengan para pegawai. Sebelumnya saya telah melakukan
wawancara melalui aplikasi whatsapp dengan pemilik salon. Sementara itu,
saya mewawancarai pasien di tempat yang berbeda yaitu di ruang rawat inap
“Lely” di RSUP Sanglah.

A. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Keluhan Utama: Autoanamnesis : Nyeri pada kaki kanan dan kiri
Heteroanamnesis : Melompat dari lantai 3
Autoanamnesis
Pasien diwawancarai dalam posisi duduk di kursi roda. Pasien mengenakan
pakaian dan celana hijau dari RSUP Sanglah. Rambut pasien berwarna hitam
terpotong rapi. Kuku tangan dan kaki terpotong pendek dan bersih. Pasien
berperawakan pendek, sedikit kurus dengan warna kulit sawo matang. Roman
wajah pasien tampak senang dan tersenyum ketika menatap pemeriksa. Pasien
diwawancara menggunakan Bahasa Indonesia. Sebelum memulai wawancara,
pemeriksa menyapa pasien dan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saat
wawancara, kontak verbal dan visual pasien terhadap pemeriksa cukup. Pasien
dapat memperhatikan dan menjawab pertanyaan yang diberikan pemeriksa
dan dapat dimengerti.
Pasien dapat menyebutkan dengan benar namanya, usianya saat itu,
dimana dirinya berada dan waktu dilaksanakan wawancara. Pasien tidak dapat
menyebutkan hari dan tanggal dilakukannya wawancara, tapi masih bisa
menyebutkan bulan dan tahun. Pasien dapat menyebutkan kembali nama
pemeriksa, makanan apa yang dimakan tadi pagi, kegiatan selama beberapa
minggu terakhir dan nama sekolahnya dahulu. Pasien dapat menjawab dengan
benar pengurangan 100 dikurangi 7 sebanyak 2 kali berturut-turut, setelah itu
pasien mengatakan “Saya dari dulu tidak pintar matematika, Dok”. Pasien
dapat menjawab persamaan buah jeruk dan bola tenis adalah sama-sama
berbentuk bulat, sedangkan perbedaannya adalah jeruk bisa dimakan, bola
tenis tidak bisa dimakan. Pasien melanjutkan peribahasa “berakit-rakit ke
hulu” dengan “bersenang-senang kemudian” dan menyebutkan artinya
3

“bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian”. Pasien mengetahui


tanggal kemerdekaan RI yaitu tanggal 17 Agustus 1945, presiden pertama
Indonesia yaitu Soekarno dan presiden saat ini yaitu Jokowi.
Pasien mengatakan saat ini perasaannya senang karena telah berhasil
menghubungi ayah angkatnya yang berada di Manokwari, Papua. Namun
pasien mengatakan sekarang memiliki keluhan rasa nyeri pada kaki kanan dan
kiri. Nyeri dirasakan lebih berat pada kaki kanan dan nyeri memburuk bila
kaki digerakkan. Kaki kiri dirasakan kesemutan. Nyeri dikatakan membaik
jika diberi balsem dan diistirahatkan.
Pasien awalnya dibawa oleh ambulance ke UGD RSUP Sanglah
karena nyeri pada kedua kaki sejak tanggal 29 September 2019 setelah pasien
melakukan percobaan bunuh diri dengan melompat dari gedung lantai 3.
Kejadiannya di tempat kerja temannya di Jalan Padma, Legian sekitar pukul
07.00 WITA. Pasien mengatakan mencari rokok di pagi hari, kemudian secara
tiba-tiba pasien mendengar suara laki-laki di kedua telinganya yang menyuruh
pasien untuk naik lalu lompat dari lantai 3. Pasien sempat melakukan
perdebatan yang dikatakan oleh pasien perdebatan itu seperti ada di
pikirannya. Hingga akhirnya pasien menuruti suara yang menyuruhnya untuk
lompat karena pasien merasa pikirannya kosong saat itu. Pasien sadar saat
berada di bawah dan merasakan nyeri pada kedua kaki.
Suara-suara yang tidak ada sumbernya seperti suara banyak orang
yang berteriak-teriak dan suara-suara yang mengintimidasi pasien mulai
didengar sejak akhir tahun 2017 yaitu sejak pasien memutuskan untuk keluar
dari komunitas LGBTQ di Manado yang telah diikuti oleh pasien sejak awal
tahun 2016 hingga akhir tahun 2017. Pasien mengikuti komunitas tersebut
karena diajak oleh teman kerjanya dan memutuskan untuk berhenti karena
merasa ditegur oleh Tuhan. Setelah itu pasien sering mendengar suara-suara di
kedua telinga yang tidak ada sumbernya dan merasa ada yang mengikutinya.
Pasien juga merasa orang-orang di sekitar pasien selalu membicarakan pasien.
Pasien merasa ketakutan karena merasa dunia sudah kiamat dan pasien takut
hanya dia yang tersisa di dunia sehingga sering mendengar suara-suara. Selain
itu, pasien juga mengatakan bahwa ia sering melihat bayangan-bayangan
4

hitam. Pasien mengatakan “Aku merasa indigo, Dok. Aku pernah lihat
bayangan orang yang sudah mati. Kulitnya pucat sekali seperti tidak ada darah
namun bisa bergerak. Mereka kayak ngasi aku petunjuk gimana cara mereka
mati gitu, Dok. Aku juga pernah lihat patung Bunda Maria seperti hidup dan
berusaha manggil-manggil aku”.
Pada bulan Agustus 2019, pasien memutuskan untuk datang ke Bali
untuk mencari pekerjaan karena melihat teman-teman di komunitas LGBT-
nya yang pernah pergi ke Bali sukses sehingga pasien ingin mencari pekerjaan
di Bali. Namun pasien mengatakan bahwa pasien merasa bingung ketika
sampai di Bali karena teman-teman dari Manado yang diharapkan akan
memberikan pekerjaan di Bali tidak kunjung datang. Apalagi pasien sempat
melihat melalui sosial media bahwa teman-temannya pernah datang ke Bali
namun tidak pernah menemuinya. Saat itu pasien ingin mati karena bingung
akan melakukan apa di Bali, selain itu pasien juga mendengar suara laki-laki
di telinganya yang menyuruh pasien untuk mati saja. Sehingga pasien
mencoba untuk bunuh diri dengan meminum lotion anti nyamuk. Tindakan
tersebut diketahui oleh ibu kos, karena telah melakukan percobaan bunuh diri,
pasien diusir dari kos-kosan.
Pada awal tahun 2018, pasien sempat merantau ke Jakarta untuk
mencari pekerjaan di sebuah panti asuhan. Saat itu pasien tidak segera
mendapat pekerjaan dan tidak mempunyai tempat tinggal. Saat pasien sedang
tidur di jalan dan tidak membawa identitas, pasien ditangkap oleh petugas
satpol pp dan dibawa ke panti sosial. Disana pasien bertemu psikiater,
dikatakan pasien memiliki waham dan halusinasi. Kemudian pasien di berikan
obat-obatan yaitu risperidone, clozapine dan trihexypenidil. Keluhan pasien
dikatakan berkurang. Namun sejak bulan Juli 2019, pasien tidak melanjutkan
minum obat karena dikatakan sudah merasa lebih baik. Setelah putus obat,
pasien sering merasakan intimidasi di otak yang menyuruh pasien untuk
mengubah nama dari “Muhammad” menjadi “Michael”.
Pasien merasa canggung dan takut jika berkenalan dengan teman baru.
Pasien takut jika mencari pekerjaan sendiri, karena ia akan dijebak. Saat
ditanya apakah pernah dijebak, pasien mengatakan tidak pernah. Namun
5

pernah ada masalah dengan temannya di Manado, sampai pasien dipukul di


kepalanya. Permasalahannya adalah tamu laki-laki. Tamu laki-laki tersebut
adalah tamu teman pasien, namun tamu tersebut lebih memilih dengan pasien.
Pasien disuruh naik ke mobil oleh tamu, ketika turun dari mobil, teman pasien
tidak terima dan memukul kepala pasien karena dianggap pasien merebut
tamunya. Saat ditanya, pekerjaannya apa, pasien mengatakan “jual diri” sejak
tahun 2016.
Pasien berasal dari Majalengka, Jawa Barat dan keluarga pasien masih
tinggal disana. Pasien mengatakan keluarga mengetahui ketika pasien
merantau ke Bali. Saat ditanya kenapa pasien tidak tinggal di Majalengka,
pasien menjawab bahwa ayah pasien sempat memaksa pasien untuk menjadi
tentara setelah lulus SMA karena ayah pasien merupakan seorang tentara saat
itu. Pasien tidak ingin menjadi tentara karena pasien bercita-cita menjadi
seorang pastor katolik. Akhirnya pasien kabur dari rumah dan bertemu
pendeta di Jawa Barat yang menyarankan pasien untuk sekolah ke Manado.
Kemudian pada tahun 2007-2009 pasien sekolah di sekolah Alkitab di Bitung,
Sulawesi Utara kemudian pada tahun 2012-2013 melanjutkan pendidikan di
STAKAM Manado yang setara S1. Pasien mengambil jurusan Teologi. Saat
ditanya mengapa sekolahnya jauh-jauh, pasien menjawab karena baru bisa
belajar kalau jauh dari rumah, karena dulu keluarga pasien beragama islam
semua. Saat ditanya pasien beragama apa, pasien menjawab Kristen. Namun,
semenjak di Bali, pasien belum pernah masuk ke gereja. Kemudian pasien
bercerita bahwa ia mendapat Alkitab dari seorang dokter. Ia selalu menaruh
alkitab di bawah bantal, karena takut ada yang mengambil. Pasien bercerita
bahwa ia lebih tenang secara jasmani dan rohani.
Pasien sudah tidak mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
dan melihat bayangan. Pasien mengatakan biasanya tertidur pukul 22.00 dan
terbangun pukul 06.00. Namun akhir-akhir ini pasien sering terbangun di
tengah tidur dan susah untuk tidur kembali. Nafsu makan pasien baik. Pasien
juga sudah bisa mandi sendiri karena ada kursi roda yang membantu pasien ke
kamar mandi. Selama wawancara, pasien duduk dengan tenang.
6

Heteroanamnesis (Pemilik dan pegawai salon)


Pasien pertama kali datang ke salon diajak oleh seorang poolman. Pasien
dikatakan sempat bekerja sebagai penjaga toilet di Pantai Kuta. Pemilik salon
mengatakan awalnya pasien tampak diam dan selalu melihat kesana kemari.
Pasien diberi tempat tinggal sementara di salon selama 3 hari karena pemilik
salon merasa kasihan pada pasien karena pasien tidak memiliki keluarga dan
tidak membawa apa-apa kecuali pakaian. Awalnya pemilik salon memberikan
pekerjaan sebagai petugas kebersihan salon karena pasien tidak memiliki
keahlian dalam bidang persalonan. Namun kemudian pemilik salon
memberikan pengajaran sebagai seorang terapis salon kepada pasien. Pemilik
salon juga membiayai kos pasien selama 1 bulan. Tetapi pasien akhirnya diusir
oleh ibu kos karena pernah melakukan percobaan bunuh diri dengan
meminum lotion anti nyamuk. Pemilik salon sempat menasehati pasien namun
pasien tidak meresponnya. Pasien juga dikatakan sempat mencoba melakukan
bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya di pantai sebanyak dua kali,
namun selalu berhasil digagalkan oleh petugas pantai. Pasien dibawa kembali
ke salon dalam keadaan basah kuyup.
Beberapa hari sebelum percobaan bunuh diri dengan loncat dari lantai
3 sebuah gedung, pasien mulai bersikap aneh. Pasien membuang semua
barang yang ia punya termasuk pakaian dan dompetnya ke tong sampah.
Pasien sering melamun, sering merokok dan setelah itu menyundutkan rokok
tersebut ke badannya. Pasien juga dikatakan tidak pernah mandi. Pada tanggal
29 September 2019 sekitar pukul 07.00 WITA, pasien ditemukan tergeletak
bersimbah darah setelah loncat dari lantai 3.
Pemilik salon mengatakan kejadian tersebut sempat dilaporkan oleh
warga sekitar ke pihak yang berwajib. Pihak yang berwajib sempat
menghubungi keluarga pasien. Namun, pihak keluarga pasien tidak mau
menerima pasien lagi karena sudah pindah keyakinan. Kemudian pemilik
salon menghubungi keluarga pasien. Keluarga pasien mengatakan bahwa tidak
akan menerima pasien kembali sebelum pasien kembali ke jalan yang benar.

B. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


7

Pasien pernah mengalami keluhan serupa yaitu pada akhir tahun 2017.
Riwayat penyakit lainnya seperti Diabetes Melitus, hipertensi, keganasan,
kejang, epilepsi disangkal oleh pasien.

C. RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien pernah berobat di Jakarta 5 bulan yang lalu dan diberikan pengobatan
Clozapin 25 mg, Risperidon 2x2mg, dan trihexypenidil. Pasien sudah ±4 bulan
tidak minum obat.

D. RIWAYAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF/NAPZA


Pasien mengatakan minum kopi 1 gelas per hari dan alkohol kadang-kadang,
merokok 1 bungkus per hari.

E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa seperti
yang dialami oleh pasien. Riwayat penyakit di keluarga seperti kejang,
epilepsi, keganasan, diabetes mellitus, dan hipertensi disangkal oleh pasien.

F. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. PRENATAL DAN PERINATAL
Pasien merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Pasien tidak
mengetahui apakah dilahirkan secara normal dan apakah ada masalah
kesehatan selama di dalam kandungan atau setelah lahir.
2. MASA KANAK
Pasien mengatakan diasuh oleh kedua orangtua kandungnya dan
dibesarkan di Asrama Tentara di Majalengka, namun pasien lebih sering
menghabiskan waktu bersama ibunya karena ayahnya jarang ada di rumah
karena pekerjaannya. Pasien juga mengatakan dididik dengan keras
dimana ayah pasien sangat disiplin. Ayah pasien dikatakan sering marah-
marah, berteriak dan memukul pasien jika sedang memiliki masalah
pribadi. Saat masa kanak pertengahan, pasien sering diminta tetangganya
untuk menemani ke gereja karena memiliki sakit jantung. Sehingga pasien
sering ikut sekolah minggu di gereja dan kemudian bercita-cita menjadi
pastor. Pasien sempat tidak naik kelas 1 kali saat SD namun lupa
alasannya.
3. MASA REMAJA
Pasien mengatakan tidak punya teman dekat dan sejak SMP pasien sering
berteman dengan anak-anak punk. Dari merekalah pasien pertama kali
8

mencoba merokok dan minum alkohol. Pasien juga mulai membuat tato di
punggungnya. Hal ini menyebabkan orang tua pasien marah besar dan
ayah pasien melakukan tindak kekerasan pada pasien. Kemudian saat
SMA, pasien mengatakan bahwa dirinya pendiam, tidak mempunyai
teman dekat dan merasa takut jika salah pergaulan.
4. MASA DEWASA
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja di pelayanan gereja dan travel agent di Manokwari dari
tahun 2013-2016. Kemudian pasien kembali ke Manado dan bekerja
“menjual diri” dari tahun 2016-2017. Tahun 2018, pasien kemudian
bekerja di Dinas Sosial Jakarta sebagai pembuat keset. Lalu pada
Agustus 2019, pasien bekerja sebagai terapis di sebuah salon di Bali.
b. Riwayat Perkawinan
Pasien belum pernah menikah.
c. Riwayat Psikoseksual
Pasien pertama kali menyukai lawan jenis saat pasien duduk di bangku
SD kelas 5. Kemudian pasien pertama kali berhubungan seksual saat
masih SMP. Pasien mengatakan mulai menyukai sesame jenis sejak
tahun 2017.
d. Aktivitas Sosial
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan sosial di lingkungan tempat
tinggalnya sejak pasien pindah ke Bali.
e. Riwayat Hukum
Pasien dikatakan tidak pernah terlibat masalah hukum sebelumnya.

III. LINGKUNGAN KELUARGA

Pasien dan keluarga berasal dari Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Pasien
tinggal bersama keluarga hingga tamat SMA pada tahun 2006. Kemudian
pasien melanjutkan sekolah di Manado. Pasien tinggal bersama orang tua
angkat selama tinggal di Manado. Kemudian pada tahun 2019, pasien pergi
merantau ke Bali. Pasien saat ini tinggal di Jalan Padma, Legian. Tempat
tinggal pasien berada di lantai 2 tempat pasien bekerja. Pasien tinggal dengan
pemilik salon tempat ia bekerja. Pasien telah lama tidak tinggal dengan
keluarganya di Majalengka. Dua tahun yang lalu orang tua pasien berpisah
9

dan ketiga adik pasien tinggal bersama ibu. Sementara ayah pasien telah
kembali ke daerah asalnya, yaitu di Jawa Tengah.
Silsilah Keluarga

IV. LINGKUNGAN KANTOR


: Laki-laki hidup : Laki-laki tak hidup
Pasien tinggal di Jalan Padma No. 24, Legian. Tempat tinggal pasien berada di
: Pasien
lantai: 2Wanita
tempathidup
kerja pasien. : Salon
Wanitatempat
tak hidup
pasien bekerja terdiri dari dua
lantai. Lantai pertama merupakan salon, terdiri dari ruangan dan perlengkapan
salon. Lantai kedua merupakan tempat tinggal pemilik dan pegawai salon.
Selain itu juga terdapat ruang bersantai bagi para pegawai, dapur, serta satu
kamar mandi. Dinding salon dicat putih dengan lantai yang berkeramik. Setiap
ruangan di salon tertata dengan rapi dan bersih. Pencahayaan di dalam
ruangan cukup dan ruangan ber-AC. Lingkungan tempat tinggal pasien padat
dan bangunannya saling berdempetan. Tempat tinggal sekaligus tempat kerja
pasien berada di suatu gang buntu, dengan suasana yang cukup ramai dan
padat, dekat dengan jalan utama.

V. DENAH KANTOR
10

VI. LINGKUNGAN SOSIAL


Sejak SD pasien cenderung dijauhi oleh teman-temannya karena sering
bermain dengan salah satu temannya yang berasal dari Batak dan beragama
Kristen. Pasien sering mendapatkan kalimat-kalimat ejekan dari teman-teman
di sekolahnya. Setelah lulus SD, pasien melanjutkan sekolah di SMP dan SMA
hingga lulus. Pasien melanjutkan sekolahnya di Manado dengan bersekolah di
Sekolah Alkitab dan kuliah di jurusan Teologi. Saat tinggal di Manado, pasien
bergabung di komunitas LGBTQ dan bekerja sebagai pekerja seks. Sejak
bergabung di komunitas, pasien memiliki banyak teman. Pasien mengatakan
pernah berpacaran dengan sesama jenis. Pasien mengatakan jika ada masalah
pasien hanya menyimpan dan mencari solusi sendiri. Saat tinggal di Bali,
pasien hanya berinteraksi dengan pemilik salon, rekan kerja di salon, dan
beberapa warga di sekitar tempat tinggalnya. Pasien mengatakan ia sekarang
merasa susah berinteraksi dengan orang lain khususnya pada orang baru
dikenal. Berbeda dengan pada saat pasien masih bergabung di komunitas
LGBTQ.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

STATUS PRESENT
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Denyut Nadi : 78 x/mnt
Laju Respirasi : 14 x/mnt
Temperatur Axilla : 36.7oC

STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephali
Mata : Anemis -/-, Ikterik -/-, Reflek Pupil +/+ bulat isokor
THT : Dalam batas normal
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks
Cor : S1S2 normal, reguler, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Distensi (-), BU (+) normal, nyeri tekan epigastirum (-)
Ekstremitas : Hangat + + Edema - -
+ + - -
: Patah tulang tertutup 1/3 distal pada tibia dan fibula
kanan dan patah tulang kalkaneus kiri
STATUS NEUROLOGIS
11

GCS : E4 V5 M6
Kaku Kuduk : tidak ada
Reflek Fisiologis : ++ ++
++ ++
Reflek Patologis : - -
- -
Tenaga : 555 555
444 444
Tonus :N N

Tropik :N N

STATUS PSIKIATRI
1. Kesan Umum : Penampilan wajar, kontak verbal dan
visual baik
2. Sensorium dan Kognitif
- Kesadaran : Jernih
- Fungsi Kognitif : Sesuai tingkat pendidikan
- Daya ingat : Baik
3. Keadaan Mood dan Afek
- Mood : Eutemik
- Afek : Inadekuat, serasi.
4. Proses Pikir
- Bentuk Pikir : Logis realis, riwayat non logis non realis
- Arus Pikir : Koheren
- Isi Pikir : Waham tidak ada, riwayat waham curiga
dan waham kejar.
5. Persepsi
- Halusinasi : Halusinasi tidak ada, riwayat halusinasi
auditorik berupa suara yang berkomentar,
riwayat halusinasi visual melihat bayangan
hitam.
- Ilusi : Ilusi tidak ada
6. Dorongan Instingtual
- Insomnia : Tidak ada, ada riwayat insomnia
- Hipobulia : Tidak ada, ada riwayat hipobulia
7. Raptus : Tidak ada, ada riwayat raptus
8. Psikomotor : Tenang selama pemeriksaan
9. Tilikan : 4 (empat)

VIII. RESUME
Pasien laki-laki 31 tahun, belum menikah, suku jawa, agama islam. Pasien
mengatakan sekarang memiliki keluhan rasa nyeri pada kaki kanan dan kiri. Nyeri
12

lebih dirasakan terutama pada kaki kanan dan nyeri memburuk bila digerakkan.
Kaki kiri dirasakan kesemutan. Nyeri dikatakan membaik jika diberi balsem dan
diistirahatkan.
Pasien awalnya dibawa oleh ambulan ke UGD RSUP Sanglah karena nyeri pada
kedua kaki sejak tanggal 29 September 2019 setelah pasien melakukan percobaan
bunuh diri dengan meloncat dari gedung lantai 3. Kejadiannya di tempat kerja
temannya di Jalan Padma Timur, Legian sekitar pukul 07.00 WITA. Pasien
mengatakan mencari rokok pagi-pagi dan pasien mendengar suara laki-laki di
kedua telinganya yang menyuruh pasien untuk naik lalu lompat dari lantai 3.
Akhirnya pasien menuruti suara yang menyuruhnya untuk lompat karena pasien
merasa pikirannya kosong saat itu. Pasien sadar saat berada di bawah dan
merasakan nyeri pada kedua kaki.
Beberapa hari sebelumnya, pasien sempat berusaha mencoba untuk bunuh diri
dengan meminum losion tabir surya. Saat itu pasien ingin mati karena bingung
harus bagaimana di Bali dan pasien mendengar suara laki-laki di telinga yang
menyuruh pasien untuk mati saja.
Pasien mendengar suara-suara bisikan di kedua telinga sejak akhir tahun 2017.
Suara dikatakan suara laki-laki yang berjumlah banyak yang tidak dikenal dan
tidak ada wujudnya, berupa kata-kata yang diteriakkan dan mengintimidasi.
Namun sekarang suara-suara tersebut sudah jarang di dengar. Pasien juga melihat
bayangan hitam sejak akhir tahun 2017 tahun yang lalu, saat ini pasien sudah
tidak pernah melihatnya lagi. Pasien curiga dengan orang-orang di sekitarnya
meyakini mereka sedang membicarakan pasien. Pasien juga merasa dikejar-kejar
banyak orang yang pasien tidak tahu alasannya. Pasien ingin segera mengganti
nama menjadi “Michael” dan agamanya menjadi Kristen. Pasien terus
membicarakan ingin ganti nama dan agamanya.
Pasien sebelumnya sempat mengeluh susah tidur dan sering terbangun ketika tidur
sejak 3 bulan yang lalu. Sekarang pasien bisa tidur pada pukul 22.00-06.00 WITA
namun sering terbangun pada malam hari dan sulit untuk kembali tidur. Napsu
makan pasien dikatakan baik. Pasien tampak tenang dan terus tersenyum selama
dilakukan pemeriksaan.
13

Dari status psikiatri didapatkan penampilan wajar, kontak visual dan verbal cukup,
kesadaran jernih, mood senang, afek elasi, kesesuaian appropriate, bentuk pikir
logis realis (riwayat non logis non realis), arus pikir koheren, isi pikir terdapat,
riwayat waham curiga, riwayat ide bunuh diri, preokupasi ganti nama dan agama,
terdapat riwayat halusinasi auditorik dan riwayat halusinasi visual, dorongan
instingtual insomnia tipe campuran, psikomotor tenang dengan tilikan derajat 6
(empat).

IX. DIAGNOSIS BANDING

X. Skizofrenia Paranoid (F20.0)


XI. Gangguan waham menetap (F22.0)
XII. Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif (F25.1)

XIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

XIV. Aksis 1 : Skizofrenia Paranoid (F20.0) + Ketidak-patuhan terhadap


pengobatan (Z91.1) + Fokus pencederaan diri dengan melompat dari
ketinggian
XV. Aksis 2 : Ciri Kepribadian paranoid
XVI. Aksis 3 : Closed Fracture right tibia fibula 1/3 distal, Closed
Fracture left calcaneus
XVII. Aksis 4 : Stressor primary support group
XVIII. Aksis 5 : GAF saat ini 60-51, GAF 1 tahun yang lalu 20-11

XIX. TERAPI
XX. Non Farmakologi
XXI. Psikoterapi supportif kepada pasien
XXII. Monitoring gejala dan efek samping obat
XXIII. Farmakologi
XXIV. Risperidon 2 mg tiap 12 jam IO
XXV. Clozapin tablet 25 mg tiap 24 jam IO (malam)

XXVI. PROGNOSIS
Untuk menentukan prognosis penderita ada beberapa kriteria antara lain:
1. Diagnosis : Skizofrenia Paranoid Baik
14

2. Onset : Dewasa Buruk


3. Perjalanan Penyakit : Kronis Buruk
4. Faktor Pencetus : Tidak jelas Buruk
5. Pendidikan : SMA Baik
6. Faktor Genetik : Tidak ada Baik
7. Ciri Kepribadian : Scizoid Buruk
8. Dukungan Keluarga : Ada Baik
9. Status Pernikahan : Bercerai Buruk
10. Penyakit Organik : Tidak ada Baik
11. Lingkungan social ekonomi : Cukup Baik
12. Kepatuhan Minum Obat : Patuh Baik
13. Tilikan : Derajat 4 Baik
Berdasarkan beberapa kriteria tersebut di atas, pada kasus ini prognosis
penderita adalah dubius ad bonam (cenderung baik).

XXVII. SIMPULAN
1. Pasien inisial MS, perempuan, 33 tahun, suku Jawa beralamat di Jalan
Selayar, pasien didiagnosis dengan Skizofrenia paranoid dan saat ini
mendapatkan pengobatan berupa risperidon 1x1 mg.
2. Pasien memiliki riwayat insomnia, hipobulia, dan mengamuk. Kondisi
pasien saat ini dikatakan sudah lebih baik dari sebelumnya. Pasien
mengeluhkan sering merasa pusing sesaat setelah bangun tidur di pagi
hari.
3. Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan adiknya. Pasien sudah
pernah menikah dan bercerai setelah satu bulan menikah. Pada keluarga
pasien tidak ada yang memiliki gejala seperti pasien.
4. Pasien saat ini bekerja sebagai penjaga toko elektrolik dengan durasi kerja
kurang lebih 10 jam perhari 5 hari dalam seminggu.

XXVIII. SARAN
Adapun saran yang dapat saya berikan kepada pasien dan keluarga pasien
ialah sebagai berikut:
1. Pasien agar minum obat teratur dan rutin kontrol ke RSUD Wangaya
apabila obat habis untuk mencegah muncul kembali gejala sebelumnya
seperti mengamuk dan tidak bisa tidur.
2. Keluarga agar memberi dukungan dalam pengobatan pasien, mengontrol
pasien minum obat dan jadwal kontrol ke RSUD Wangaya.
15

3. Pasien diharapkan lebih bersosialisasi dengan rekan kerja dan tetangga di


sekitar rumah pasien, sehingga pasien dapat memiliki teman ngobrol
diwaktu luang. Pasien disarankan menceritakan apapun yang sedang
menjadi beban pikirannya baik pada teman lama pasien maupun pada
keluarga pasien.
4. Pasien diharapkan lebih menjaga kondisi tubuhnya, dan sebaiknya jangan
memaksakan diri untuk bekerja. Bila sudah merasa kelelahan alangkah
baiknya jika pasien beristirahat sejenak dari pekerjaannya.
5. Apabila pasien masih merasa pusing ketika bangun pagi, disarakan ketika
bangun pagi jangan langsung berdiri tapi pelan-pelan membiasakan diri
dengan berbaring sejenak, duduk sejenak, dan kemudian berdiri perlahan.
Diharapkan dengan melakukan hal tersebut dapat mengurangi keluhan
pusing yang dirasakan pasien.
6. Pasien dan keluarga agar lebih semangat dan sabar serta lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan.

XXIX. DOKUMENTASI

Gambar 2. Foto Pasien bersama dengan Pemeriksa

Anda mungkin juga menyukai