Anda di halaman 1dari 29

‘Manajemen Anestesi pada

Pasien Green Code di RSUP


Sanglah’

Alif Rochmah Izzatul Azka

1902611014
‘OUTLINE’

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KASUS

PEMBAHASAN

SIMPULAN
‘PENDAHULUAN’

Penyebab perdarahan antepartum:


• Plasenta previa
• Solusio plasenta Denpasar 10,8% tindakan
• Perdarahan yang belum jelas sumbernya 2011 section caesarea

Komplikasi plasenta previa:


• Syok hipovolemik
• Infeksi karena anemia
• Robekan implantasi plasenta di bagian belakang
segmen rahim
• Ruptur uteri karena susunan jaringan rapuh
Aceh 4,35% tindakan
• Morbiditas dan mortalitas janin tinggi
2011 section caesarea
• Kematian janin
‘GREEN CODE’

Sebuah sistem penanganan gawat darurat di bidang Obstetri yaitu penanganan


kegawatan pada kehamilan yang mengancam keselamatan janin serta ibunya
dari risiko kecacatan atau kematian dengan dilakukan persalinan melalui
tindakan sectio caesarea (PPK RSUP Sanglah, 2015)
‘PROSEDUR GREEN CODE’

9. Tim OK menyiapkan kamar operasi termasuk alat-alat (instrument) dan perlengkapan lainnya serta mengatur petugas yang
1. Pasien yang datang ke IGD, segera dilakukan pemeriksaan kemudian dilakukan assessment oleh dokter obsgyn.
akan terlibat dalam tindakan SC yang akan dilakukan.
2. Apabila pada pemeriksaan tersebut ditemukan kondisi pasien sesuai dengan kriteria green code, segera aktifkan sistem
10. Dokter anak dengan timnya langsung menuju ke OK untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan tindakan
green code.
resusitasi bayi.
3. Hubungi petugas operator untuk mengumumkan bahwa ada persiapan green code di IGD.
11. Setelah persiapan selesai salah satu tim menghubungi kembali operator untuk mengumumkan tindakan Green code.
4. Petugas operator segera mengumumkan panggilan “Persiapan Green code di Kebidanan” lewat pengeras suara sebanyak 3
12. Petugas operator segera mengumumkan panggilan “Green code di Kebidanan” lewat pengeras suara sebanyak 3 kali.
kali.
13. Pasien segera didorong langsung masuk kamar operasi (diharapkan dalam waktu 8 menit bayi bisa dilahirkan).
5. Tim Green code segera merespon setelah mendengar panggilan.
14. Setelah pasien dipindahkan ke meja operasi, dilakukan pembiusan oleh dokter anestesi.
6. Tim Kebidanan mempersiapkan pasien untuk tindakan SC yang akan dilakukan seperti: pemasangan iv line, pengambilan
15. Pembiusan telah
sampel darah, dilakukan, tindakan
pemasangan SCtermasuk
kateter urin oleh dokter obsgyn dimulai.
pemberian informed consent kepada keluarga tentang kondisi pasien dan
16. Segera
tindakansetelah bayi dilakukan
yang akan lahir, dokter anak
serta melakukankelengkapan
memastikan tindakan resusitasi jika diperlukan.
rekam medis pasien.
17.
7. Dokter
Dilakukananak segera memutuskan
resusitasi perawatan
intra uterin untuk lanjutan
menjaga kondisipada
janinbayi yang
serta dilahirkan
ibunya apakah
agar tetap diperlukan
dalam perawatan
kondisi stabil, intensif
dengan atau
pasien
tidak.
ditidurkan pada posisi miring kiri serta diberikan oksigen.
18. Perawatan ibu post operasi diputuskan oleh dokter anestesi bersama dokter obsgyn apakah memerlukan perawatan intensif
8. atau
Dokter anestesi melakukan evaluasi pra anestesi dan menyiapkan obat dan alat anastesi yang diperlukan untuk tindakan
tidak.
pembiusan.
19. Dokumentasi ditulis dengan lengkap oleh tim green code.
‘PERDARAHAN ANTEPARTUM’

DEFINISI
Perdarahan dari atau di dalam saluran genitalia yang terjadi pada usia kehamilan 24 minggu dan
sebelum kelahiran bayi.

PENYEBAB
• Plasenta previa
• Solusio plasenta
• Perdarahan yang belum jelas sumbernya.

PLASENTA PREVIA
Implantasi plasenta di segmen bawah uterus sehingga menutupi sebagian atau keseluruhan
ostium uteri internum.
‘PERDARAHAN ANTEPARTUM’

FAKTOR PREDISPOSISI
Pembedahan uterus, kehamilan multiple, usia ibu >35 tahun, multiparitas, merokok, dan adanya
riwayat plasenta previa sebelumnya.

KLASIFIKASI
• Plasenta previa total
• Plasenta previa partial
• Plasenta previa marginal

DIAGNOSIS
• Pemeriksaan ultrasonografi
• Vaginal toucher  hindari
‘PENATALAKSANAAN PERDARAHAN ANTEPARTUM’

1. Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat karena perdarahan antepartum merupakan komplikasi yang
dapat membahayakan ibu dan janin.
2. Setiap kasus perdarahan antepartum memerlukan rawat inap dan penatalaksanaan segera.
3. Berikan resusitasi cairan ringer laktat atau saline dengan kateter intravena no. 16 atau 18 tetesan cepat.
4. Berikan O2 pada semua pasien dengan hipotensi untuk menghindari hipoksia pada janin.
5. Dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu hemoglobin, leukosit, trombosit, ureum, kreatinin, dan
elektrolit (Na, K, Cl).
6. Tegakkan diagnosis kerja secara cepat dan akurat karena hal ini sangat mempengaruhi hasil
penatalaksanaan perdarahan antepartum.
7. Pemantauan keadaan janin harus secara terus menerus dilakukan.
8. Pada kondisi yang sangat gawat, keselamatan ibu merupakan pertimbangan utama.
‘PENATALAKSANAAN PLASENTA PREVIA’

TERAPI EKSPEKTATIF
Tujuan : supaya janin tidak terlahir sebelum waktunya dan tindakan yang dilakukan untuk
meringankan gejala-gejala yang diderita
Syarat : kehamilan belum matang, belum ada tanda-tanda persalinan, keadaan umum ibu
cukup baik dan bisa dipastikan janin masih hidup
Tindakan : rawat inap, tirah baring, pemberian antibiotik, pemeriksaan ultrasonografi untuk
memastikan tempat menempelnya plasenta, usia kehamilan, letak dan presentasi
janin bila ada kontraksi
Obat : MgSO4 4 gr IV, nifedipine 3x20 mg/hari, betametashon 24 mg IV dosis tunggal
untuk pematangan paru-paru janin
‘PENATALAKSANAAN PLASENTA PREVIA’

TERAPI AKTIF
Indikasi : usia kehamilan >22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif
Tindakan :
a) Segera melakukan operasi persalinan untuk dapat menyelamatkan ibu dan anak atau untuk
mengurangi kesakitan dan kematian.
b) Memecahkan ketuban diatas meja operasi selanjutnya pengawasan untuk dapat melakukan
pemotongan lebih lanjut.
c) Bisan yang menghadapi perdarahan plasenta previa dapat mengambil sikap melakukan
rujukan ke tempat pertolongan yang mempunyai fasilitas yang cukup.
‘SECTIO CAESAREA’

DEFINISI
Tindakan pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi dengan membuka dinding perut dan rahim
ibu.

INDIKASI
• Mutlak (panggul ibu sempit, gagal melahirkan spontan, tumor, plasenta previa, gawat janin)
• Relatif (riwayat sectio caesarea, ibu menderita HIV)
• Sosial (keinginan pribadi karena alasan tertentu)

KONTRAINDIKASI
• Kematian janin
• Kelainan kongenital
• Minimnya fasilitas
‘SECTIO CAESAREA’

KOMPLIKASI
• Infeksi puerperal
• Perdarahan arteri uterine
• Ruptur kandung kemih
• Embolisme paru-paru
• Ruptur uteri pada kehamilan selanjutnya

KATEGORI
• Kategori 1 (emergency)
• Kategori 2 (urgent)
• Kategori 3 (scheduled)
• Kategori 4 (elective)
‘MANAJEMEN ANESTESI PADA PASIEN GREEN CODE’

PRE-ANESTESI
• Evaluasi pre-anestesi (anamnesis, pemeriksaan fisik, KIE)
• Pemeriksaan laboratorium
• Menentukan status fisik ASA
• Menentukan mallampati
• Puasa
• Pemilihan teknik anestesi
‘MANAJEMEN ANESTESI PADA PASIEN GREEN CODE’

ANESTESI
• Persiapan STATICS, obat anestesi dan emergensi
• Premedikasi (ranitidine, omeprazole, glikopirrolat)
• Analgetik (fentanyl)
• Fasilitas intubasi (atracurium, rocuronium)
• Induksi (propofol, ketamin, suksinilkolin)
• Maintenance (N2O;O2;sevoflurane)
• Medikasi lain (oksitosin, methergine)
‘MANAJEMEN ANESTESI PADA PASIEN GREEN CODE’

POST ANESTESI
• Transfusi darah dan resusitasi cairan
• Monitoring perdarahan dan kebutuhan cairan
• Analgetik pasca operasi (meperidine, morfin) disertai antiemetic seperti promethazine
• Perawatan luka operasi
• Pemeriksaan laboratorium
• Antibiotik profilaksis (ampisilin, sefalosporin, penisilin)
IDENTITAS PASIEN

Nama : Erna Wati


No. RM : 19043179
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 26 tahun
Agama : Islam
LAPORAN Status : Menikah
Alamat : Jember, Jawa Timur
KASUS Diagnosis : G2P1001 36 minggu T/H + APB ec Plasenta Previa
Totalis + Gawat Janin
Tindakan : Sectio caesarea green code
Tanggal MRS : 21 September 2019 (pukul 23.00 WITA)
ANAMNESIS
Pasien perempuan berusia 26 tahun rujukan dari Bidan
Praktek Mandiri (BPM) Ida Ayu Tirtawati dengan keluhan nyeri pada
perut bagian bawah sejak 7 jam sebelum masuk rumah sakit (pukul
16.00 wita). Keluhan nyeri pada perut dirasakan muncul secara tiba-
tiba dan menetap dengan intensitas sedang berat sehingga pasien
tidak dapat beraktivitas, hanya berbaring di tempat tidur. Pasien
mengaku keluhan tersebut tidak membaik dengan beristirahat,
bahkan semakin lama semakin nyeri sehingga pasien dibawa ke
LAPORAN bidan. Keluhan tersebut disertai dengan keluarnya darah dari
kemaluan. Gerak janin dirasakan masih baik. Riwayat trauma pada
KASUS pasien disangkal.

Riwayat penyakit dahulu : hipertensi (-), DM (-)


Riwayat operasi : tidak ada
Riwayat alergi : tidak ada
Riwayat makan minum terakhir : 21/09/2019 pukul 18.00 WITA
Riwayat sosial : merokok (-), minuman beralkohol
(-)
Riwayat obstetri :
- Hamil pertama/aterm/spontan/laki-laki/3300 gram
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
BB = 65 kg ; TB = 160 cm ; BMI = 25,39 kg/m2 ; Suhu aksila : 36 oC
NRS diam = 3/10 ; NRS bergerak = 3/10
SSP : kesadaran compos mentis, GCS E4V5M6, pupil isokor
3mm/3mm, RC/RK +/+
Respirasi : frekuensi 24x/menit, tipe vesikuler, rhonki (-),
LAPORAN wheezing (-), SpO2 99%
Kardiovaskular : TD 100/70 mmHg, HR 140x/menit, bunyi jantung
KASUS S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Gastrointestinal : Supel, fundus uteri setinggi 3 jari dibawah
prosesus xiphoideus
Urogenital : BAK spontan
Muskuloskeletal : Fleksi defleksi leher normal, mallampati II, gigi
geligi utuh
PEMERIKSAAN FISIK
Status obstetri
Mammae :
Inspeksi
Simetris, hiperpigmentasi aerola mammae (+)
Abdomen :
Inspeksi
Tampak perut membesar disertai adanya striae gravidarum
Palpasi
LAPORAN Pemeriksaan Leopold
I. Teraba bagian bulat lunak, kesan bokong
KASUS II. Teraba bagian datar memanjang disisi kiri ibu, kesan punggung
III. Teraba bagian bulat, keras dan susah digerakkan, kesan kepala
IV. Bagian terendah janin belum memasuki pintu atas panggul
(konvergen)
- His tidak ada
- Gerak janin (+)
Auskultasi
Bising usus (+), DJJ terdengar paling keras di sebelah kiri bawah
umbilicus dengan frekuensi 64x/menit
Vagina : v/v normal, ketuban (+), blood slym (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah Lengkap (21/09/2019)
WBC 14,38 x 103 μ/μL (4,1-11,0)
HGB 6,71 g/dL (12,0-16,0)
HCT 21,97 % (36,0-46,0)
PLT 333,20 x 103 μ/μL (140-440)
• Faal Hemostasis (21/09/2019)

LAPORAN PPT 13,3 detik (10,8-14,4)


APTT 31,1 detik (24-36)
INR 0,98 (0,9-1,1)
KASUS • Analisa Gas Darah (21/09/2019)
pH 6,83 (7,35-7,45)
pCO2 43,8 mmHg (35,00-45,00)
pO2 58,90 mmHg (80,00-100,00)
BEecf -27,0 mmol/L (-2-2)
HCO3- 7,10 mmol/L (22,00-26,00)
SO2c 65,3 % (95-100)
TCO2 8,40 mmol/L (24,00-30,00)
PERMASALAHAN DAN KESIMPULAN
Permasalahan Aktual : Antepartum Bleeding (APB) e.c Plasenta
Previa, Syok Hemoragik
Permasalahan Potensial : Syok refrakter
Kesimpulan : Status Fisik ASA III E

LAPORAN PERSIAPAN ANESTESI


Informed consent, SIO, puasa, STATICS, obat anestesi dan emergensi,
infus warmer, komponen darah, IV line bore besar.
KASUS
MANAJEMEN OPERASI
Teknik Anestesi GA-OTT
Pre medikasi : Midazolam 2 mg IV
Analgetik :-
Fasilitas intubasi: Rocuronium 50 mg IV
Induksi : Ketamine 50 mg IV, Propofol 50 mg IV
Maintenance : O2;Air dengan perbandingan 2:2;Sevoflurane vol
2%, Fentanyl 50 mcg
Medikasi lain : Oksitosin 40 IU, Methylergometrine 0,2 mg
Durante operasi
LAPORAN Hemodinamik : TD: 90-120/60-70 mmHg, HR 60-80 kali/menit,
SpO2 99-100%
KASUS Cairan masuk : Kristaloid 1000 ml, Koloid 500 ml
Cairan keluar : Urin 50 ml, perdarahan 200 ml
Lama operasi : 1 jam 20 menit
Ditemukan : Lahir bayi laki-laki tidak menangis dengan Berat
Badan Lahir 3250 gr APGAR Score 1-2 dilakukan
resusitasi bayi, ROSC, rawat NICU.
Post Operasi
Analgetik : Morfin 20 mg dalam 20 cc NS kecepatan 2.1
ml/jam via Syringe Pump
Perawatan : Intensif
PEMBAHASAN

Denyut jantung janin (DJJ) Gawat janin jika denyut jantung


bradikardia dengan frekuensi janin (DJJ) >160 denyut per menit,
64x/menit <120 denyut per menit, atau jika
memiliki irama jantung yang tidak
teratur
Perdarahan aktif per vaginam Green code
PEMBAHASAN

General anestesia • Waktu untuk persiapan operasi


dan anestesi dari beberapa jam
hingga hanya beberapa menit
untuk menyelamatkan dua nyawa
• Teknik ini menawarkan waktu
induksi yang lebih cepat
PEMBAHASAN

Premedikasi: midazolam 2 mg IV Pasien yang akan masuk ke kamar


operasi harus terbebas dari rasa
cemas dan beberapa tujuan khusus
lainnya yang dapat dicapai melalui
pemberian obat-obatan
premedikasi. Salah satu tujuan dari
pemberian premedikasi yaitu
berguna untuk meredakan
kecemasan dan ketakutan.
Golongan obat yang sering
digunakan adalah golongan
benzodiazepine seperti midazolam,
hal ini karena selain memberikan
efek sedasi midazolam juga
PEMBAHASAN

Induksi: ketamin 50 mg IV, propofol


50 mg IV

Fasilitas intubasi: rocuronium 50 mg Bersifat sebagai pelumpuh otot,


IV mempermudah proses intubasi

Maintenance: O2;Air;Sevoflurane vol Masalah utama menggunakan anestesi


2%, fentanyl 50 mcg umum untuk persalinan sesar adalah
timbulnya kesadaran ibu yang terkait
dengan penggunaan dosis kecil dan
anestesi konsentrasi rendah dengan
tujuan meminimalkan efek pada
neonatal
PEMBAHASAN

Medikasi lain: oksitosin 40 IU drip, Meningkatkan kontraksi uterus


methergine 0,2 mg pasca melahirkan sehingga pasien
terhindar dari resiko perdarahan

Analgetik pasca operasi: morfin 20 Analgetik pasca operasi yang


mg dalam 20 cc NS kecepatan 2,1 biasanya pemberiannya disertai
ml/jam via syringe pump dengan antiemetic seperti
promethazine
SIMPULAN
Green code merupakan sebuah sistem penanganan gawat darurat di
bidang Obstetri. Kriteria pasien green code (kode hijau) salah satunya
adalah pasien dengan perdarahan antepartum. Penyebab perdarahan
antepartum yang paling berbahaya adalah salah satunya plasenta previa.
Penatalaksanaan perdarahan antepartum secara umum memperhatikan
tanda-tanda adanya gangguan pada janin atau ibu, apabila terdapat tanda
dan gejala tersebut maka persalinan harus segera dilakukan. Ketika
mempersiapkan inisiasi anestesi yang cepat, risiko anestesi umum harus
dipertimbangkan. Indikasi induksi cepat anestesi umum meliputi prolaps
tali pusat dengan bradikardia janin yang parah dan perdarahan aktif pada
ibu yang secara hemodinamik tidak stabil.
‘Manajemen Anestesi pada
Pasien Green Code di RSUP
Sanglah’

Alif Rochmah Izzatul Azka

1902611014

Anda mungkin juga menyukai