Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN SECTIO CAESAR


PADA Ny. S DI RUANG NIFAS
RSUD BUMIAYU
KELOMPOK I
1. Ade Yuni Andreani (1901137)
2. Afifah Nur Lestari (1901138)
3. Andini Yulianti (1901139)
4. Azka Nilawati (1901140)
5. Else Ayuning Lestari. (1901144)
6. Siska Kusumawati (1901160)
7. Umul Khasanah (1901161)
Setiap wanita menginginkan proses persalinan yang nyaman dan dapat berjalan dengan lancar. Proses
persalinan dapat mengalami hambatan akibat berbagai komplikasi pada masa kehamilan sehingga membutuhkan
tindakan persalinan sectio caesarea untuk proses persalinan.
Pada masa lalu melahirkan dengan cara operasi merupakan hal yang menakutkan karena ketidaktahuan ibu
dan keluarga tentang proses persalinan dengan sectio caesarea dan kurangnya informasi ibu dan keluarga tentang
sectio caesarea, sehingga persalinan dengan sectio caesarea menjadi suatu yang menakutkan. Berkembangnya
teknologi di bidang informasi dan kemudahan mengakses informasi tentang persalinan dengan berbagai cara,
baik di internet, media sosial, dan sebagainya, mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap persalinan
sectio caesarea.
Persalinan terdapat beberapa macamnya, yaitu persalinan pervaginam, induksi, vakum, dan
sectio caesarea. Persalinan pervaginam adalah pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan, presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak
lebih dari 18 jam baik bagi ibu maupun janin (Sarwono, 2009). Persalinan induksi adalah upaya
untuk melahirkan janin menjelang aterm, dalam keadaan belum terdapat tanda-tanda persalinan
atau belum inpartu, dengan kemungkinan janin dapat hidup diluar kandungan. Persalinan vakum
adalah proses persalinan normal dengan bantuan alat vakum umumnya, persalinan ini baru
dilakukan ketika proses persalinan normal mengalami hambatan.
World Health Organitation (WHO) pada tahun 2020 menyatakan bahwa tindakan sectio
caesarea dengan indikasi sebanyak 58,17% sedangkan sectio caesarea non indikasi sebanyak
41,83%. Menurut Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukan
terjadi kecenderungan peningkatan sectio caesarea di Indonesia dari tahun 1991 sampai
2019 yaitu 1,3-6,8% persalinan sectio caesarea di kota jauh lebih tinggi dibandingkan di
desa 11% dibandingkan 3,9%, sedangkan di Jawa Tengah menurut Dinas Kesehatan Jawa
Tengah persalinan dengan sectio caesarea (SC) pada tahun 2019 sebesar 11,8%. Hasil
perekaman data persalinan RSUD Bumiayu terdapat 270 pasien, dengan rincian persalinan
induksi terdapat 120 dari 270 atau sebesar 44,44%. Persalinan dengan vakum terdapat 10
dari 270 atau sebesar 3,7%. Persalinan dengan sectio caesarea terdapat 148 dari 270 atau
sebesar 54, 81% dari bulan Januari sampai dengan Juli 2020.
Apa itu Sectio Caesarea??

Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009). Hal-hal yang memerlukan persalinan
sectio caesarea yaitu, pada ibu dengan kondisi disproporsi kepala panggul, disfungsi uterus,
distosia jaringan lunak, plasenta previa, his lemah atau melemah, dan lain-lain. Sedangkan
pada janin, yaitu janin besar yakni mencapai lebih dari 4,2 kg, gawat janin, letak lintang,
hydrocephalus.
A. Jenis-Jenis Sectio Caesarea
1. Abdomen ( Sectio Caesarea Abdominalis )
a) Sectio Caesarea Transperitoneali dengan Insisi pada Corpus Uteri.

Sectio caesarea klasik atau corporal dengan insisi memanjang pada corpus uteri.
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada corpus uteri kira-kira 10 cm.

b) Sectio Caesarea Ismika dengan Insisi pada Segmen Bawah Rahim.

Sectio caesarea ismika ini dilakukan dengan membuat sayatan melintang (konkaf)
pada segmen bawah rahim, kira-kira 10 cm.

2. Vagina (Sectio Caesarea Vaginalis)


Persiapan Pra Sectio Caesarea dan Post Sectio Caesarea

1) Informed Consent adalah persetujuan pasien terhadap


tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap dirinya
setelah kepada pasien tersebut diberikan penjelasan yang
lengkap tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan.
2) Persiapan Pasien, meliputi persiapan mental, mandi,
meminta bantuan untuk untuk memenuhi kebutuhan, persiapan
baju ibu, puasa.
3) Persiapan Diri (APD) Petugas Operasi
Penutup Kepala, sarung tangan, baju kerja, masker, alas kaki
Obat-Obatan yang harus disiapkan

Requvei (1), tramadol (1), sedacum (1), ketorolac (1),


efederin (1), ondansentron (1), oxytasin (4), methergin (2),
spinoc (2), dexametasone (2), asam tranexamate (2), spuit
3cc (2), spuit 5cc (2), nacl (1), wida hess (1), dan canul
oksigen (1), tambahan jika pasien tersebut PEB maka
ditambahkan furosemid (1).
Edukasi dibutuhkan untuk pasien

Mobilisasi, diet, kebutuhan, KB, obat, dan miksi. Mobilisasi


meliputi memberitahukan kepada ibu post sectio caesarea tentang
bagaimana mobilisasi yang harus dilakukan.

Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses


persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat
lahir secara normal/spontan:

Plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul


sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri
mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-
eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin.
Dalam proses operasi dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan pasien mengalami
imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas, proses pembedahan juga
akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya
inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan saraf-saraf di sekitar daerah insisi.

Pemeriksaan penunjang meliputi:


Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk
mengkaji perubahan dari kadar pra operasi dan
mengevaluasi efek kehilangan darah pada
pembedahan. Leukosit (WBC) mengidentifikasi
adanya infeksi. Tes golongan darah, lama perdarahan,
waktu pembekuan darah. Urinalisis/kultur urine.
Pemeriksaan elektrolit (Doengoes M. 2010).
Penatalaksanaan medis

a. Pemberian cairan
b. Diet
c. Mobilisasi
d. Kateterisasi
e. Pemberian obat-obatan
Penatalaksaan medis RSUD Bumiayu

Standar prosedur operasional diterbitkan tanggal 1 November 2019 ditetapkan oleh Direktur
RSUD Bumiayu cap ditanda tangani. Indikasi sectio caesarea antara lain, disproporsi kepala-
panggul, letak lintang yang tidak berhasil dikoreksi, letak sungsang dengan taksiran berat badan
janin >3500 gram, letak sungsang dengan ibu panggul sempit relative, pressntasi kaki, Riwayat
sectio caesarea 2 kali, riwayat operasi pada daerah korpus uteri, ekslampsia, preeklampsia,
ketuban pecah dini, gagal induksi, giant baby. Persiapan pra operasi, sectio caesarea didahului
dengan tindakan anestesi ada tigas jenis anestesi pada sectio caesarea. Anestesi spinal, anestesi
epidural, anestesi umum. Selain itu, pasien juga diwajibkan puasa, mandi, dan perlengkepan data
persetujuan. Persiapan post operasi yaitu pemindahan pasien, pemantauan kala 4.
Tinjauan kasus Pada Ny.S dengan Sectio Caesarea
Nama : Ny. S
Umur : 30 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Tonjong RT/RW 04/05
No. Register : 00116393

Alasan Datang:
Pasien mengatakan kehamilan lewat waktu dengan umur kehamilan 41 minggu.
Riwayat Penyakit Saat Datang:
Pasien datang dari poli dengan keluhan hamil lewat bulan dengan umur kehamilan 41 minggu, belum ada tanda
kelahiran, gerakan janin aktif, dan belum ada tanda persalinan.
Riwayat Penyakit Terdahulu:
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dahulu.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dari keluarga.
Pola makan habis 1 porsi 3x sehari dengan makan nasi dan lauk
Pasien masih puasa karena 3 jam post operasi, terpasang
infus pada tangan kiri, Infus RL: 20 tetes/menit
Pola minum sebelum sectio caesarea pasien minum habis ±6 gelas. Minum habis ±1 gelas

Pola eliminasi sebelum sectio caesarea pasien BAK 3-4x dalam sehari Pola eliminasi selama post sectio caesarea belum BAB, BAK melalui
dan BAB 1 x dalam sehari kateter dengan rata-rata jumlah urine 1000cc.

Pola gerak sebelum sectio caesarea pasien dapat beraktivitas sehari-hari Tidak dapat bergerak bebas dan memelihara postur tubuh karena kondisi
tanpa bantuan. pasien yang pusing dan lemes.

Pola berpakaian dan kebersihan tubuh sebelum sakit pasien 2x Belum diperbolehkan untuk mandi, ganti baju 1x sehari, tidak gosok
gigi.
sehari ganti baju 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 2x
.seminggu dengan sendiri
Pola tidur dan istirahat sebelum sectio caesarea pasien tidur 7-8 jam/hari. Tidur tidak nyenyak karena terganggu oleh rasa pusing dan terlalu gaduh
pada saat jam kunjungan pasien.

Pola beribadah sebelum sectio caesarea pasien menjalankan sholat 5 Selama post sectio caesarea pasien tidak menjalankan sholat 5 waktu
waktu secara rutin dengan berdiri. karena dalam keadaan nifas.

Pola bekerja sebelum sectio caesarea pasien dapat bekerja sesuai dengan Selama post sectio caesarea pasien tidak dapat menjalankan aktivitas
tugasnya. seperti biasa karena keadaannya yang pusing dan lemas.
 
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmetis
Keadaan Umum : Lemas, nyeri, pusing
Tanda-tanda Vital : TD: 128/70 mmHg, N: 90 x/menit, RR: 22 x/menit, S: 36.0°C
Pemeriksaan head to toe : bentuk kepala mesochepal, rambut hitam panjang, tidak berketombe, tidak ada
benjolan di kepala, mata simetris kanan dan kiri, dapat membedakan warna, dapat
melihat dengan jelas, pupil isokor, sclera tidak ikterik, conjungtiva tidak anemis,
dan tidak ada nyeri tekan, pada hidung pasien tidak ada polip, tidak ada
pembengkakan pada daerah leher,
terpasang infus dan kateter.
Dada : pada pemeriksaan paru didapatkan hasil:
Inspeksi : Bentuk dada elips, simetris kanan dan kiri.
Palpasi : fremitus kanan dan kiri sama.
Perkusi : frekuensi pernafasan 22x/menit, irama regular.
Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan.
Jantung
Inspeksi : ictus cordic tidak nampak
Palpasi : ictus cordic kuat angkat
Perkusi : batas jantung tidak melebar
Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni
 
Abdomen : Terdapat luka operasi yang terbalut hypafik, nyeri tekan daerah sekitar
luka operasi, TFU setinggi pusat, kontraksi positif, bising usus menurun kurang
dari 12 kali per menit. Pada anus pasien tidak terdapat haemoroid, dan
pasien terpasang kateter, bersih, dan tidak ada tanda-tanda iritasi kulit.
Genetalia : Pada anus pasien tidak terdapat haemoroid, perdarahan sedikit-
sedikit, warna merah tua (lochea rubra), jumlah kurang lebih 10 cc,
pembengkakan tidak ada. Terpasang kateter, dan masih ada pendarahan.
Ekstremitas :
1. Ekstremitas atas:
Tangan kiri terpasang infus RL: 20 TPM
Kekuatan otot baik
Refleks : positif
2. Ekstremitas Bawah:
Kekuatan berjalan: terasa sakit dan berat terutama pada kaki sebelah kiri.
A. Data penunjang
Tanggal 27 Juni 2020
Untuk mengenang panggul sempit (CPD) dapat dilakukan pemeriksaannya diantaranya:
1) Darah rutin:
a. Hb : 11,6 g/dl. (L. 12,5-16, P. 11,5-14,5 g/dl)
b. Leukosit : 9.800 mm³ (4.000-10.000/m³)
c. Eritrosit : 4.13 juta/mm³ (L. 3,9-5,9, P. 3,7-5,4 juta/mm³)
d. Trombosit : 319.000 mm³ (150.000-400.000/mm³)
e. Haematokrit : 34,1 mm³ (L. 40-54, P. 47-47 vol%)
f. Waktu perdarahan : 2 menit 1-3 menit (BT)
g. Waktu pembekuan : 5 menit 2-6 menit (CT)
h. Hbd AG : (-) Neg (S/CO:<1,00)
i. Ureum : 10 mg/dl (10-50 mg/dl)
j. Creatinin : 0.4 mg/dl (L. 0,7-1,4, P. 0,6-1,2 mg/dl)
k. SGOT : 10 U/I (L. 8-37, P. 64-306)
l. SGPT : 8 U/I (L. 6-40, P. -31)
 
Urinalisasi:
a. Warna : Kuning muda.
b. Kejernihan : Agak keruh.
c. Protein : Negatif
d. Glukosa : Negatif
USG abdomen : Hamil tunggal hidup, usia
kehamilan 36 minggu, plasenta di fundus,
TTBA: 408
Analisis Data dan Diagnosa Keperawatan
No. Tanggal/jam Data Masalah Etiologi
1. 27 Juni 2020 Ds: Pasien mengatakan merasa Ansietas Pre sectio caesarea
khawatir terhadap kondisinya karena
akan dilakukan tindakan sectio
caesarea.
Do: ekspresi wajah pasien tidak
tenang, tinggi fundus uteri 1 jadi di
atas symphisis pusat, Td : 1280/70
mmHg N : 88 X/menit S : 36,2 C
R : 22 X/menit.

2. 28 Juni 2020 Ds : Pasien mengatakan nyeri luka Resiko infeksi Prosedur pembedahan
post sectio caesarea.
Do: Adanya luka di tempat sectio
caesarea.
3. 29Juni 2020 Ds: pasien mengatakan nyeri luka post Gangguan Luka Post sectio caesarea
sectio caesarea. Nyeri
Do: -Pasien terlihat menahan sakit
dibagian luka post sectio caesarea.
- Skala nyeri 4-5 (nyeri sedang)

Diagnosa keperawatan menurut prioritas:


1. Ansietas berhubungan dengan Pre sectio caesarea.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan.
3. Gangguan nyeri berhubungan dengan luka post sectio caesarea.
No Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi
1 Ansietas berhubungan dengan Pertahankan - Mengobservasi ttv, mengkaji keluhan pasien Subyektif:

pre sectio caesarea. istirahat yang Respon pasien: Pasien Mengatakan khawatir Mengatakan
terhadap keadaan diri sendiri saat operasi. merasa tenang
Tujuan: agar pasien yakin bahwa cukup, berpikir
Td: 128 / 70 mmHg N: 90 X/menit RR: 22 dan nyaman
kondisinya akan baik baik saja positif, sediakan
X/menit S: 36,2°C setelah
setelah dilakukan tindakan lingkungan yang
DJJ: 140 X/menit diberikan
keperawatan 4x 24 jam dengan tenang, batasi - Menjelaskan kepada pasien atau keluarga edukasi.
tujuan menjaga kondisi aktivitas. alasan dilaksanakanya operasi caesar dan Obyektif: Pasien
psikologis pasien. membuat infomed consent. Respon pasien: tampak nyaman
  Mengatakan bersedia mengikuti advis dokter.. dan tidak cemas.
- Memberikan pengetahuan kepada pasien Assesment:
tentang jalannya operasi caesar. Respon pasien: Masalah teratasi
pasien terlihat aktif bertanya. sebagian.
- Menjelaskan kepada pasien untuk berpuasa Planning:
beberapa jam sebelum dan sesudah di lakukan Intervensi
tindakan sectio caesarea. Respon pasien: pasien dihentikan.
bersedia melakukan puasa sebelum dan sesudah
sectio caesarea. 
Menganjurkan pasien untuk istirahat
stabil sebelum dilakukan sectio caesar.
Respon pasien : pasien berisitirahat
secara cukup dan stabil.
- Menjelaskan tentang prosedur yang
akan dilaksanakan. Respon pasien :
pasien memahami dan bersedia
menerima tindakan yang akan
dilakukan.
- Mengkaji kondisi luka operasi apakah merah, panas, Subyektif:
2 Resiko infeksi berhubungan Kaji kondisi luka.
bengkak, adanya warna gelap diseratai bau tidak enak. pasien
dengan adanya prosedur Anjurkan teknik
Respon pasien: pasien bersedia menerima untuk dikaji. mengatakan
pembedahan. relaksasi. - Mengajurkan pasien untuk tarik nafas dalam ketika tidak ada tanda
Tujuan: Tidak terjadi infeksi Terangkan pada luka terasa nyeri. Respon pasien: pasien menarik nafas infeksi.
secara perlahan ketika terasa nyeri. Obyektif: luka
selama perawatan luka operasi pasien pentingnya
- Menjelaskan kepada pasien infeksi dapat timbul akibat operasi terlihat
setelah dilakukan tindakan 3x24 perawatan luka kurangnya kebersihan luka. Respon pasien: pasien bagus dan
jam dengan tujuan tidak ada selama operasi memahami pejelasan yang diberikan oleh bidan dan akan tidak ada tanda

tanda-tanda infeksi, seperti: Kolaborasi dengan menjaga kebersihan luka. infeksi.


- Melanjutkan terapi dokter dalam terapi obat, Assesment :
merah,panas,bengkak. dokter dalam
memberikan obat secara injeksi: cefotaxime 2x1, masalah
pemberian analgesik. metronidazole 3x500 mg/ ml infus intavena , tramadol teratasi
Monitor TTV 3x1 amp, asam traneksamat 3x500gr, lansoprazole sebagian.
2x1amp. Respon pasien: pasien bersedia mendapatkan Planning:
obat tersebut dan wajah pasien terlihat rileks. intervensi
dilanjutkan.
- Mengobservasi TTV, TFU dan PPV
setiap 15 menit sekali:
13.20 TD: 137/85 mmHg, N:
92x/menit, RR: 24x/menit, S:
36,5°C, TFU: setinggi pusat, PPV: -.
13.35 TD: 141/90mmHg, N:
87x/menit, RR: 24x/menit, S:
36,0°C, TFU: setinggi pusat, PPV: -.
13.50 TD: 135/84mmHg, N:
86x/menit, RR: 22x/menit, S:
36,3°C, TFU: setinggi pusat, PPV:
10cc.
14.05 TD: 130/75mmHg, N:
87x/menit, RR: 22x/ menit, S:
36.4°C, TFU: setinggi pusat, PPV: -.
14.35 TD: 137/87, N: 87x/menit, RR:
22x/menit, S: 36,3°C, TFU: 1 jari
dibawah pusat, PPV: -.
15.05 TD: 146/89mmHg, N:
88x/menit, RR: 22x/menit, S:
36.2°C, TFU: 1 jari dibawah pusat,
PPV: -.
3. Gangguan nyeri Kaji intensitas, - Pengkajian yang spesifik dan Subyektif :
berhubungan dengan luka karakteristik, dan derajat menjelaskan derajat yeri dari 0-4 Pasien mengatakan
post sectio caesarea nyeri. (ringan), 4-6 (sedang), 7-10 nyeri sudah
Tujuan : Pasien mulai Anjurkan pasien untuk (berat). Respon pasien: pasien berkurang.
membatasi gerak, mengerti dengan penjelasan dokter.
menerima rasa nyeri luka istirahat dengan stabil dan - Menjelaskan pentingnya Obyektif:
post sectio caesarea mereleksaksikan otot mengatur posisi sesuai dengan Pasien tanpak
setelah dilakukan tindakan tubuh. anjuran untuk menjaga luka post tenang.
3x 24 jam dengan tujuan Mengatur posisi nyaman sectio caesarea. Respon pasien: Assessment:
mengurngi rasa nyeri luka pada pasien. Pasien melakukan posisi yang Masalah nyeri
post sectio caesarea. Terangkan nyeri yang telah dianjurkan. teratasi.
diderita pasien dan - Menerangkan nyeri yang diderita Planing:
penyebabnya. pasien dan penyebabnya. Respon Intervensi dihentikan
Pertahankan tirah baring. pasien : Pasien mengerti tentang
Kolaborasi pemberian penjelasan yang sudah
obat analgesik untuk diterangkan.
mengurangi nyeri. - Mempertahankan tirah baring dan
Pantau perkembangan istirahat yang cukup yakni 6 jam
TTV, TFU, dan PPV. setelah sectio caearea. Respon
  pasien : Pasien istirahat dengan
cukup selama tirah baring.
- Memberikan obat oral
Levofloxime 1 x 500, nutriflam 2 x
1, albuforce
2 x 1, 3x500 Respon pasien :
pasien bersedia meminum obatnya.

Anda mungkin juga menyukai