Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

ASKEP KLIEN DENGAN POST SC (SECTIO CAESAR)


DI RUANG DAHLIA
RST BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG

Persiapan Praktek Ruang : Ruang Dahlia


Tanggal Praktek : 21 Juli 2022
Nama Mahasiswa : Siti Tina Saftinah
NIM : G2A019147
Nama Pembimbing :
Saran Pembimbing :
Tanda Tangan Pembimbing :

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
A. PENGERTIAN

Sectio Caesarea aadalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat


insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan. Sehingga janin di
lahirkan melalui perut dan dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir
dengan keadaan utuh dan sehat (Anjarsari, 2019).

Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat


sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Martowirjo, 2018).
Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sagita, 2019).

B. ETIOLOGI

Menurut Sagita (2019), indikasi ibu dilakukan Sectio Caesarea adalah


ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan
indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram> Dari
beberapa faktor Sectio Caesarea diatas dapat diuraikan beberapa penyebab sectio
sebagai berikut :

1. CPD (Chepalo Pelvik Dispropotion) adalah ukuran lingkar panggul ibu


tidak sesuai dengan ukuran kepala janin yang dapat menyebabkan ibu
tidak dapat melahirkan secara normal. Tulang-tulang panggul merupakan
susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang
merupakan jalan yang harus dilalau oleh janin ketikaakan lahir secara
normal. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul
patologis juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan
normal sehingga harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis
tersebut menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi asimetris dan
ukuran-ukuran bidang panggul menjadi abnormal.
2. PEB (Pre-Eklamasi Berat) adalah kesatuan penyakit yang langsung
disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah
perdarahan dan infeksi, preeklamsi dan eklamsi merupakan penyebab
kematian maternatal dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan.
Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan
mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.
3. KDP (Ketuban Pecah Dini) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat
tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartus. Sebagian
besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu.
4. Bayi kembar, tak selamanya bayi kembar dilahirkan secara Sectio
Caesarea. Hal ini karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi
komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi
kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga
sulit untuk dilahirkan secara normal.
5. Faktor hambatan jalan lahir, adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya
jalan lahir yang tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor
dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit
bernafas.
6. Kelainan Letak Janin
a. Kelainan pada letak kepala
Letak kepala tengadah, bagian terbawah adalah puncak kepala,
pada pemerikasaan dalam teraba UUB yang paling rendah.
Etiologinya kelainan panggul, kepala bentuknya bundar, anaknya
kecil atau mati, kerusakan dasar panggul.
b. Presentasi muka, letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian
kepala yang terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang
terjadi, kira-kira 0,27-0,5 %. Presentasi dahi, posisi kepala antara
fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi terendah dan tetap
paling depan. Pada penempatan dagu, biasnya dengan sendirinya
akan berubah menjadi letak muka atau letak belakang kepala.
c. Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di
bagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang,
yakni presentasi bokong, presentasi bokong kaki sempurna,
presentasi bokong tidak sempurna dan presentasi kaki.

C. PATOFISIOLOGI

Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan


bayi tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya karena ketidakseimbangan
ukuran kepala bayi dan panggul ibu, keracunan kehamilan yang parah, pre
eklampsia dan eklampsia berat, kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang,
kemudian Sebagian kasus mulut rahim tertutup plasenta yang lebih dikenal
dengan plasenta previa, bayi kembar, kehamilan pada ibu yang berusia lanjut,
persalinan yang berkepanjangan, plasenta keluar dini, ketuban pecah dan bayi
belum keluar dalam 24 jam, kontraksi lemah dan sebagainya. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea
(Ramadanty, 2018).

D. MANIFESTASI KLINIK

Menurut Martowirjo (2018), manifestasi klinis pada klien dengan post Sectio
Caesarea antara lain :
1. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan 600-800 ml.
2. Terpasang kateter, urin jernih dan pucat.
3. Abdomen lunak dan tidakada distensi.
4. Bising usus tidak ada.
5. Ketidaknyamanan untukmenghadapi situasi baru.
6. Balutan abdomen tampak sedikit noda.
7. Aliran lokhia sedangdan bebas bekuan, berlebihan dan banyak.
E. PENATALAKSANAAN

Menurut Ramadanty (2019), penatalaksanan Sectio Caesarea adalah sebagai


berikut :
1. Pemberian Cairan
Karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian
cairan per intavena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar
tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh
lainnya. Cairan yang biasa diberikan biasanya DS 10%, garam fisiologi
dan RL secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung kebutuhan. Bila
kadar Hb rendah diberikan transfusi darah sesuai kebutuhan.

2. Diet
Pemberian cairan per infus biasanya dihentikan setelah penderita flatus
lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan per oral. Pemberian
minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6
sampai 8 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
3. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi :
Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 sampai 10 jam setelah
operasi, Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur
telentang sedini mungkin setelah sadar. Hari kedua post operasi, penderita
dapat didudukkan selama 5 menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu
menghembuskannya, Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah
menjadi posisi setengah duduk (semifowler), Selanjutnya selama berturut-
turut, hari demi hari, pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari,
belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada hari ke-3 sampai hari
ke-5 pasca operasi.
4. Katerisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan rasa tidak enak
pada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan
perdarahan. Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi
tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
5. Pemberian Obat-Obatan
Antibiotik cara pemilihan dan pemberian antibiotik sangat berbeda-beda
sesuai indikasi.
6. Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan Obat
yang dapat di berikan melalui supositoria obat yang diberikan ketopropen
sup 2x/24 jam, melalui orang obat yang dapatdiberikan tramadol atau
paracetamol tiap 6 jam, melalui injeksi ranitidin 90-75 mg diberikan setiap
6 jam bila perlu
7. Obat-obatan lain
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat
diberikan caboransia seperti neurobian I vit C.
8. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan
berdarah harus dibuka dan diganti.
9. Pemeriksaan rutin
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan
darah, nadi,dan pernafasan.
10. Perawatan Payudara
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan
tidak menyusui, pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan
payudara tanpa banyak menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi rasa
nyeri.

F. KONSEP ASKEP

1. Pengkajian Fokus
Pengkajian keperawatan pada ibu post operasi Sectio Caesarea
menurut Sagita (2019) adalah sebagai berikut :
a. Identitas Klien
Meliputi : Nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku
bangsa,
pekerjaan, pendidikan, status pernikahan, tanggal masuk
rumah
sakit, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama pada post operasi Sectio Caesarea biasanya
adalah nyeri dibagian abdomen akibat luka jahitan setelah
operasi, pusing dan sakit pinggang.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang berisi tentang pengkajian
data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
dilakuakannya operasi Sectio Caesarea seperti kelainan
letak bayi (letak sungsang dan letak lintang), faktor
plasenta (plasenta previa, solution plasenta, plasenta
accrete, vasa previa), kelainan tali pusat (prolapses tali
pusat, telilit tali pusat), bayi kembar (multiple
pregnancy), pre eklampsia, dan ketuban pecah dini
yang nantinya akan membantu membuat rencana
tindakan terhadap pasien. Riwayat pada saat sebelum
inpartus di dapatkan cairan yang keluar pervaginan
secara spontan kemudian tidak di ikuti tanda-tanda
persalinan.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Didapatkan data klien pernah riwayat Sectio Caesarea
sebelumnya, panggul sempit, serta letak bayi sungsang.
Meliputi penyakit yang lain dapat juga mempengaruhi
penyakit sekarang, seperti danya penyakit Diabetes
Melitus, jantung, hipertensi, hepatitis, abortus dan
penyakit kelamin.
3) Riwayat Perkawinan
Pada riwayat perkawinan hal yang perlu dikaji adalah
menikah sejak usia berapa, lama pernikahan, berapa
kali menikah, status pernikahan saat ini.
4) Riwayat Obsterti
Pada pengkajian riwayat obstetri meliputi riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, berpa kali
ibu hamil, penolong persalinan, dimana ibu bersalin,
cara bersalin, jumlah anak, apakah pernah abortus, dan
keadaan nifas post operasi Sectio Caesareayang lalu.
5) Riwayat Persalinan Sekarang
Meliputi tanggal persalinan, jenis persalinan, lama
persalinan, jenis kelamin anak, keadaan anak.
6) Riwayat KB
Pengkajian riwayat KB dilakukan untuk mengetahui
apakah klien pernah ikut program KB, jenis
kontrasepsi, apakah terdapat keluhan dan masalah
dalam penggunaan kontrasepsi tersebut, dan setelah
masa nifas ini akan menggunakan alat kontrasepsi apa.
7) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah penyakit turunan dalam keluarga seperti
jantung, Hipertensi, TBC, Diabetes Melitus, penyakit
kelamin, abortus yang mungkin penyakit tersebut
diturunkan kepada
klien.

d. Pola Fungsi Kesehatan.

e. Pola Aktifitas
Aktivitas klien terbatas, dibantu oleh orang lain untuk
memenuhi keperluannya karena klien mudah letih, klien hanya
isa beraktivitas ringan seperti : duduk ditempat tidur, menyusui
f. Pola Eliminasi
Klien dengan pos partum biasanya sering terjadi adanya
perasaan sering/susah kencing akibat terjadinya odema dari
trigono, akibat tersebut menimbulkan inpeksi uretra sehingga
menyebabkan konstipasi karena takut untuk BAB.
g. Pola Istirahat dan Tidur
Klien pada masa nifas sering terjadi perubahan pola istirahat
dan tidur akibat adanya kehadiran sang bayi dan nyeri jahitan.
h. Pola Hubungan dan Peran
Klien akan menjadi ibu dan istri yang baik untuk suaminya,
i. Pola Penanggulangan Stress
Klien merasa cemas karena tidak bisa mengurus bayinya
sendiri.
j. Pola Sensori Kognitis
Klien merasakan nyeri pada prineum karena adanya luka
janhitan akibat Sectio Caesarea.
k. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Klien merasa dirinya tidak seindah sebelum hamil, semenjak
melahirkan klien menalami perubahan pada ideal diri.
l. Pola Reproduksi dan Sosial
Terjadi perubahan seksual atau fungsi seksualitas akibat
adanya proses persalinan dan nyeri ekas jahitan luka Sectio
Caesarea.
m. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda - Tanda Vital
Apabila terjadi perdarahan pada post partum tekana darah
turun, nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
2. Kepala
a) Rambut
Bagaimana bentuk kepala, warna rambut, kebersihan
rambut, dan apakah ada benjolan.
b) Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata,
konjungtiva, dan kadang-kadang keadaan selaput mata
pucat (anemia) karena proses persalinan yang
mengalami perdarahan, sclera kuning.
c) Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana
kebersihannya, adakah cairan yang keluar dari telinga.
d) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum
kadangkadang ditemukan pernapasan cuping hidung.
e) Mulut dan Gigi
Mulut bersih / kotor, mukosa bibir kering / lembab.
3. Leher
Saat dipalpasi ditemukan ada / tidak pembesaran kelenjar
tiroid, karna adanya proses penerangan yang salah.

4. Thorax
a) Payudara : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan
pada payudara, areola hitam kecoklatan, putting susu
menonjol, air susu lancer dan banyak keluar.
b) Paru-Paru
Inspeksi : Simetris / tidak kiri dan kanan, ada / tidak
terlihat
pembengkakan.
Palpasi : Ada / tidak nyeri tekan, ada / tidak teraba
massa. Perkusi : Redup / sonor.
Auskultasi : Suara nafas Vesikuler / ronkhi / wheezing.
c) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis teraba / tidak.
Palpasi : Ictus cordis teraba / tidak.
Perkusi : Redup / tympani.
Auskultasi : Bunyi jantung lup dup.
5. Abdomen
Inspeksi : Terdapat luka jahitan post op ditutupi
verban, adanya striegravidarum.
Palpasi : Nyeri tekan pada luka,konsistensi, uterus
lembek / keras.
Perkusi : Redup.
Auskultasi : Bising usus berapa kali/menit.
6. Genetalia
Pengeluaran darah bercampur lender, pengeluaran air ketuban,
bila terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk
anak dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak
anak.
7. Ekstremitas
Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarkan uterus, karena pre eklamsia atau karena penyakit
jantung atau ginjal.

2. Pathways Keperawatan

Panggul sempit
Ketuban pecah
dini Sectio
Pre ekslamsia Caesarea.
berat
Bayi kembar
Kelainan letak
janin
Letak sungsang.
Post Anestesi. Luka Post Post Partum
Op. Nifas.

Penurunan Penurunan Jaringan Jaringan


medula kerja pons. Terputus. terbuka.
oblongata.
Penurunan Merangsang Proteksi
Penurunan reflek kerja otot area kurang.
batuk. eliminasi. sensorik.
Invasi
Akumulasi secret. Penurunan Gangguan bakteri.
peristaltik rasa nyaman.
Bersihan jalan usus. Resiko
tidak efektif. Nyeri Akut. inveksi.
Konstipasi.

Gangguan Intoleransi
mobilitas aktivitas.
fisik.

3. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan mobilitas fisik b/d Nyeri ( D.0054 )


2. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis ( D.0077 )
3. Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer ( D.0142 )

4. Fokus Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
1. Gangguan mobilitas fisik b/d Mobilitas Fisik meningkat 1. Memahami
Nyeri ( D.0054 ) (L.05042) tingkat tertentu,
Observasi memandu
- Identifikasi rancangan rencana
adanya nyeri atau pengelolaan
keluhan fisik terbaik.
lainnya 2. Gerakan
- Identifikasi terbatas
toleransi fisik mempengaruhi
melakukan kemampuan untuk
ambulasi melakukan
sebagian besar
- Monitor frekuensi
aktivitas
jantung dan kehidupan sehari-
tekanan darah hari. Keselamatan
sebelum memulai dengan ambulasi
ambulasi adalah masalah
- Monitor kondisi yang signifikan.
umum selama Menentukan
melakukan kekuatan atau
ambulasi ketidakcukupan
dan mungkin
Terapeutik
memberi informasi
- Fasilitasi aktivitas
mengenai
ambulasi dengan
pemulihan. Ini
alat bantu (mis. membantu dalam
tongkat, kruk) preferensi
- Fasilitasi tindakan karena
melakukan metode yang
mobilisasi fisik, berbeda digunakan
jika perlu untuk hal berikut:
- Libatkan keluarga kelumpuhan
lembek dan
untuk membantu
spastik.
pasien dalam
3.
meningkatkan Mengidentifikasi
ambulasi hambatan terhadap
Edukasi mobilitas (mis.,
- Jelaskan tujuan Arthritis kronis
dan prosedur versus stroke
ambulasi versus nyeri)
- Anjurkan memandu
melakukan rancangan rencana
ambulasi dini perawatan yang
optimal.
- Ajarkan ambulasi
4. Penggunaan
sederhana yang yang benar dari
harus dilakukan kursi roda,
(mis. berjalan dari tongkat, bar
tempat tidur ke transfer, dan
kursi roda, bantuan lainnya
berjalan dari dapat
tempat tidur ke meningkatkan
kamar mandi, aktivitas dan
berjalan sesuai mengurangi
toleransi) bahaya jatuh.
5. Istirahat di
tempat tidur yang
lama atau
imobilitas
memungkinkan
pembentukan
gumpalan.
2. Nyeri akut b/d agen Manajemen nyeri 1. Menentukan
pencedera fisiologis luasnya rasa sakit
( I.08238 ) atau kehadiran
( D.0077 )
Observasi kelumpuhan
progresif.
- Identifikasi lokasi, 2. Memfasilitasi
karakteristik, durasi, komunikasi yang
lebih baik antara
frekuensi, kualitas, anak / keluarga
intensitas nyeri dan perawat.
3. Menghilangkan
- Identifikasi faktor atau mengontrol
rasa sakit dan
yang memperberat dan
memberikan
memperingan nyeri kenyamanan.
4. Meningkatkan
- Monitor efek samping kenyamanan dan
penggunaan analgetik mengurangi risiko
kerusakan kulit.
Terapeutik 5. Meningkatkan
-Berikan teknik sirkulasi ke area
dan mengurangi
nonfarmakologis rasa sakit.
6. Memberikan
unteuk mengurangi
informasi tentang
nyeri lama rasa sakit
dapat diantisipasi
- Fasilitasi istirahat untuk dilanjutkan.
tidur 7. Meningkatkan
identifikasi
- Kontrol lingkungan langsung rasa sakit
yang memperberat yang
meningkatkan
nyeri pereda nyeri
Edukasi secara efisien.

- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

3. Resiko infeksi b/d Penceghan Infeksi 1. Agen


ketidakadekuatan ( I.14539 ) antineoplastik,
pertahanan tubuh primer Observasi kortikosteroid, dan
( D.0142 ) Monitor tanda dan gejala sebagainya, dapat
infeksi lokal dan sistemik mengurangi
Terapeutik kekebalan tubuh.
- Batasi jumlah 2. Suhu sampai 38º
pengunjung C (100,4º F) 48
- Berikan perawatan kulit jam pasca op
pada area edema
biasanya
- Cuci tangan sesudah dan
berhubungan
sebelum kontak dengan
pasien dan lingkungan
dengan tekanan
pasien operasi setelah 48
- Pertahankan teknik jam, suhu lebih
aseptik pada pasien besar dari 37,7º
beresiko tingi (99,8º F) dapat
Edukasi mengindikasikan
- Jelaskan tanda dan infeksi; Suhu
gejala infeksi sangat tinggi
- Ajarkan mencuci tangan disertai dengan
dengan benar keringat dan
- Ajarkan etika batuk kedinginan bisa
- Ajarkan memeriksa mengindikasikan
kondisi luka dan kondisi septikemia.
operasi 3. Teknik aseptik
- Anjurkan meningkatkan menurunkan
asupan Nutrisi perubahan
- Anjurkan meningkatkan pemindahan atau
asupan cairan penyebaran
Kolaborasi patogen ke pasien.
Kolaborasi pemberian
Menginterupsi
imunisasi,jika perlu
transmisi infeksi
sepanjang rantai
infeksi adalah cara
yang efektif untuk
mencegah infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Anis Satus S. Mamik Ratnawati, dan Amanda Dewi Kharisma. (2018). "Hubungan
Tingkat Nyeri Luka Operasi Dengan Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Sectio
Caesarea Di Pavilyun Melati SUD Jombang". STIKES Pemkab Jombang. Jurnal
Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK).
Des Metasari Dan Berlin Kando Sianipar. (2018). "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penurunan Nyeri Post Operasi Sectio Caesarea Di RS. Raflessia Bengkulu".
Journal of Nursing and Public Health (INPH) Volume 6 No. 1 (April 2018).
Dian Nurani, Femmy Keintjem, dan Fredrika Nancy Losu.(2015). "Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea". JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan Volume 3 Nomor 1. Januari – Juni 2015 ISSN : 2339-1731.
Novianti Sihombing, Ika Saptarini, dan Dwi Sisca Kumala Putri. (2017). "Determinan
Persalinan Sectio Caesarea Di Indonesia (Analisis Lanjut Data Riskesdas 2013)".
Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1), 2017: 63-75
DOI:10.22435/kespro.v8i1.6641.63-75.
Susilo Rini dan Indri Heri Susanti.(2018). "Penurunan Nyeri Pada Ibu Post Sectio
Caesaria Pasca Intervensi Biologic Nurturing Baby Led Feeding' MEDISAINS:
Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 16 No 2, AGUSTUS 2018.
Tim Pokja PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. D
KLIEN DENGAN POST SC (SECTIO CAESAR) DI RUANG DAHLIA
RST BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG

Persiapan Praktek Ruang : Dahlia


Tanggal Praktek : 21 Juli 2022
Nama Mahasiswa : Siti Tina Saftinah
NIM : G2A019147
Nama Pembimbing :
Saran Pembimbing :
Tanda Tangan Pembimbing :

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
DENGAN PASIEN POST SC P2A0
DI RUANG DAHLIA

A. BIODATA

Identitas pasien
Nama : Ny. D
Umur : 26 th
Agama : Islam
Status perkawinan : Sudah menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal masuk : 27 Juli 2022
No regristrasi : 160541
Diagnosa medis : G2P1A0

1. Penanggung jawab
Nama : Tn. J
Umur : 36 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan pasien : Suami

B. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan utama :

Pasien mengatakan nyeri pada bekas operasi sc

2. Riwayat Kesehatan sekarang :

Pasien mengatakan datang dengan keluhan nyeri saat bergerak dan


kenceng-kenceng sejak pagi hari yang lalu tidak mual tidak muntah.
Keluar lendir dan cairan putih keruh dari jalan rahim.

3. Riwayat Menstruasi

Pasien mengatakan selama menstruasi tidak mengalami gangguan


apapun dan mens rutin setiap bulan.

4. Menarche umur
a. Siklus menstruasi : Normal
b. Lama menstruasi : 5 Hari
c. Adakah gangguan saat menstruasi jika ada bagaimana cara
mengatasinya : Tidak ada gangguan saat menstruasi.

5. Riwayat KB

a. Jenis KB : Pil
b. Lama KB : 2 bulan
c. Adakah keluhan jika ada nagaimana cara mengatasinya : Tidak
ada keluhan.

6. Status obsteri : P2A0

Anak Tipe BB Keadaan Komplikasi Umur


Ke Persalinan Lahir bayi baru Nifas
lahir
2 SC 3,5 Keadaan Tidak ada. 1hari
Kg baik baik
saja
(Normal)

C. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL GORDON ( DATA FOKUS )

1. Pola persepsi dan pemeliharaan Kesehatan

Pasien mengatakan kesehatan sangat penting baginya dan selalu dijaga

2. Pola nutrisi dan metabolik

a. Sebelum masuk RS
Pasien mengatakan sebelum masuk ke rumah sakit makan 3 kali sehari dan
teratur, minum 5gelas perhari
b. Setelah masuk RS
Pasien mengatakan makan sehari 2 kali dan minum tetap 8 gelas perhari
3. Pola eliminasi

a. Sebelum masuk Rs
Pasien mengatakan sebelum sakit BAK sehari 3 kali dan BAB sehari 1
kali dengan konsistensi lembek
b. Saat masuk rumah sakit
Pasien mengatakan BAK sehari 3 kali sehari dan belum BAB

4. Pola aktivitas dan Latihan


a. Sebelum masuk RS
Pasien mengatakan bisa melakukan semua secara mandiri
b. Setelah masuk RS
Pasien mengatakan kurang mampu melakukan aktivitas dengan mandiri dan
dibantu orang lain
5. Pola istirahat dan tidur

a. Sebelum masuk RS
Pasien mengatakan agak sulit tidur karena kurang nyaman dengaan posisi
tidur
b. Setelah masuk RS
Pasien mengatakan setelah masuk rs sulit tidur karena nyeri dibagian bekas
oprasi yang dirasakan.
6. Pola persepsi sensori dan kognitif

Pasien mengatakan semoga jahitan cepat kering dan nyeri hilang sehingga
bisa beraktivitas seperti semula sebelum melahirkan.
P : Digerakan
Q : Di tusuk tusuk
R : Abdomen
S :5
T : Datang terus menerus

7. Pola hubungan dengan orang lain

Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangganya baik baik saja,
tidak ada perselisihan.
8. Pola reproduksi dan sosial

Pasien mengatakan tidak ada gangguan.


9. Persepsi diri dan konsep diri

Pasien mengatakan semoga jahitan cepat kering dan nyeri hilang sehingga
bisa beraktivitas seperti semula sebelum melahirkan.

10. Pola mekanisme koping


Pasien mengtakan jika ada masalah dibicarakan dengan suami dan
keluarganya dan mencari solusi bersama.

11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan

Pasien mengatakan sebelum sakit selalu sholat 5 waktu dan pasien


mengatakan saat sakit tetap sholat diatas tempat tidur.
D. PEMERIKSAAN FISIK POST PARTUM

1. Tanda Vital

 TD : 112/78 mmHg
 N : 90x/menit
 RR : 20x/menit
 S : 36,8 C
 BB : 68 kg
 TB : 158 cm

2. Keadaan umum : Composmentis.


3. Pemeriksaan head to toe :
a. Kepala wajah
Inpeksi : terlihat tidak ada kelainan atau baik
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
b. Leher
Inpeksi : terlihat tidak ada kelainan atau baik
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c. Dada
1) Jantung
Inpeksi : tidak ada kelainan atau baik
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : bunyi pekak
Auskultasi : tidak ada kelainan
2) Paru-paru
Inpeksi : tidak ada kelainan atau baik
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara sonor
d. Abdomen
Linea : terdapat linea
Striae : terdapat streckmarc
TFU : 14 cm
Kontraksi : kuat
Diastasi rectus abdominis : normal
Bising usus : normal
e. Genetalia
Pasien tampak dalam batas normal dan tidak ada nyeri tekan
f. Perineum dan anus
Pasien tampak dalam batas normal dan tidak ada keluhan
g. Eksteremitas
 Atas:
Paisen tampak tidak ada keluhan dan dalam batas normal
 Bawah:
Pasien tempak tidak ada keluhan dan dalam batas normal.

E. PEMERIKSAAN FISIK BAYI (HEAD TO TOE)

Umur : 0tahun Hari : 1hari Jam : 15.05

Suhu badan : 36⸰C


Berat badan : 3,5 kg
Panjang badan : 50 cm
Lingkar kepala : 31 cm
Lingkar dada : 33 cm
Lingkar perut : 28 cm
Kepala dan leher :Simetris, tidak ada pembesaran vena
jugularis.
Bentuk : Simetris, Normal.
Komplikasi : Tidak ada.
Ubun-ubun/sutura : Normal.
Mata : Simetris, Normal.
Telinga : Simetris, Normal.
Mulut : Tidak ada lesi, tidak sianosis, Normal.
Hidung : Simetris, Normal.
Leher : Simetris, Normal.
Dada, jantung dan paru : Simetris, Normal.
Bunyi nafas : Suara seperti mengendus, Normal.
RR : 49x/menit.
Denyut jantung : 121x/menit.
Kelainan punggung : Tidak ada.
Fleksibilitas tulang punggung : Normal.
Kelainan abdomen : Tidak ada, Normal.
Bising usus kontur : Normal.
Kelainan kulit : Tidak ada kelainan kulit, Normal.
Genetalia : Perempuan.
Ekstremitas : Perfusi baik, Normal.
Status Neurologi : Pergerakan simetris, Normal.

NUTRISI
1. ASI/PASI : ASI
2. Kemampuan minum : 2 Jam sekali. Dalam sehari bisa 8-12 kali.

ELIMINASI
1. BAB pertama : Tanggal 27 Juli 2022.
2. BAK pertama : Tanggal 27 Juli 2022.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,1 12.0-16.0 g/dl
Leukosit 12,5 5.0-12.0 10^3/uL
Trombosit 267 100-400 10^3/uL
Hematrokit 33,5 35.0-49.0 %
Eritrosit 4,5 4.0-5.20 10^6/Ul
MCV 75 82.0-95.0 Fl
MCH 25 27.0-31.0 Pg
MCHC 33 32.0-36.0 g/dl
Masa pendarahan(BT) 3.00 1.00-6.00 Menit
Masa pembekuan (CT) 4.30 2.00-6.00 Menit
PCT 6.30 <15 Menit

G. PENGELOMPOKAN DATA

NO TGL DATA DS DAN DO TTD DAN


NAMA
LENGKAP

1 27 juli 2022 DS : SITI TINA


SAFTINAH
pasien mengatakan nyeri pada
bagian perut akibat bekas luka
operasi SC
P : operasi SC
Q : seperti disayat-sayat
R : perut bagian bawah
S : skala 7
T : hilang timbul

DO :
Pasien tampak meringis kesakitan
menahan nyeri
2 28 juli 2022 DS: SITI TINA
-klien mengatakan bahwa sulit SAFTINAH
untuk bergerak
-klien mengatakan bahwa belum
bisa miring ke kanan dan kiri
-pasien mengatakan belum bisa
menekuk kaki
-pasien mengatakan hanya bisa
bergerak sedikit-sedikit
DO:
-klien tampak belum bisa miring
kanan kiri
-klien tampak belum bisa menekuk
kaki
-pergerakan klien tampak terbatas
-klien acvivty daily living dibantu
-klien terbaring ditempat tidur dan
saat ini masih terpasang kateter
3 29 Juli 2022 DS: SITI TINA
-Klien mengeluh nyeri pada bagian SAFTINAH
perut bekas oprasi
DO:
-Klien tampak gelisah dan terlihat
pucat
-Terlihat balutan luka diperut
bawah
-Penurunan rentan gerak

H. ANALISA DATA

Data subyektif (S) & obyektif (O) Masalah (P) Etiologi (E)

DS :
Nyeri akut. Agen pencedera fisik.
pasien mengatakan nyeri pada
bagian perut akibat bekas luka
operasi SC
P : operasi SC
Q : seperti disayat-sayat
R : perut bagian bawah
S : skala 7
T : hilang timbul

DO :
Pasien tampak meringis kesakitan
menahan nyeri
DS: Gangguan mobilitas Nyeri
-klien mengatakan bahwa sulit fisik
untuk bergerak
-klien mengatakan bahwa belum
bisa miring ke kanan dan kiri
-pasien mengatakan belum bisa
menekuk kaki
-pasien mengatakan hanya bisa
bergerak sedikit-sedikit
DO:
-klien tampak belum bisa miring
kanan kiri
-klien tampak belum bisa
menekuk kaki
-pergerakan klien tampak terbatas
-klien acvivty daily living dibantu
-klien terbaring ditempat tidur
dan saat ini masih terpasang
kateter
DS: Resiko infeksi Efek prosedur invasife
-Klien mengeluh nyeri pada
bagian perut bekas oprasi
DO:
-Klien tampak gelisah dan terlihat
pucat
-Terlihat balutan luka diperut
bawah
-Penurunan rentan gerak

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)


b. Gangguan mobilitan fisik berhubungan dengan nyeri (D.0054)
c. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasife (D.0142)
J. PERENCANAAN

NO WAKTU TUJUAN & RENCANA RASIONAL


. (TGL/ KRITERIA INTERVENSI DAN
JAM) HASIL RASIONAL
1. 27 Juli Setelah di 1. Identifikasi 1. Untuk
2022 lakukan skala nyeri. mengetahui
Pukul Tindakan 2. Berikan sekala
08.00 keperawatan Teknik nyeri.
selama 1x/24 nonfarmakol 2. Tindakan
jam, di ogis untuk ini
harapkan nyeri mengurangi memungkin
pasien dapat rasa nyeri. kan klien
berkurang 3. Jelaskan untuk
dengan kriteria strategi mendapatka
hasil : meredakan n rasa
1. Nyeri nyeri. control
menurun 4. Kolaborasika terhadap
(5). n pemberian nyeri.
2. Meringis analgesic. 3. Untuk
menurun mengetahui
(5). cara
3. Ketegan meredakan
gan otot nyeri.
menurun 4. Untuk
(5). mengurangi
4. Tekanan nyeri yang
darah di rasakan.
menurun
(5).

2. 27 Juli Setelah di 1. Identifikasi 1. Untuk


2022 lakukan toleransi mengetahui
Pukul Tindakan fisik adanya
11.00 keperawatan melakukan kelemahan
selama 1x/24 pergerakan. fisik.
jam, di 2. Libatkan 2. Untuk
harapkan keluarga memfasilita
gangguan untuk si fisik
mobilitas pasien membantu pasien.
dapat berkurang pasien dalam 3. Untuk
dengan kriteria meningkatka mencegah
hasil : n terjadinya
1. Kekuata pergerakan. masalah
n otot 3. Anjurkan yang
meningk melakukan berkelanjut
at (5). mobilisasi an untuk
2. Rentang dini. pasien.
gerak
ROM
meningk
at (5)
3. Gerakan
terbatas
menurun
(5)
4. Kelemah
an fisik
menurun
(5)
3. 27 Juli Setelah di 1. Monitor 1. Untuk
2022 lakukan tanda dan mengetahui
Pukul Tindakan gejala adanya
13.00 keperawatan infeksi local infeksi.
selama 1x/24 dan sistemik. 2. Untuk
jam, di 2. Berikan menurunka
harapkan perawatan n resiko
gangguan resiko kulit pada infeksi.
infeksi dapat area edema. 3. Agar pasien
berkurang 3. Jelaskan mengetahui
dengan kriteria tanda dan tentang apa
hasil : gejala itu infeksi.
1. Kebersih infeksi. 4. Untuk
an badan 4. Kolaborasi peningkata
meningk pemberian n
at (5) imunisasi. Kesehatan
2. Nyeri pasien.
menurun
(5)
3. Kemera
han
menurun
(5)
4. Bengkak
menurun
(5)
K. TINDAKAN KEPERAWATAN

NO WAKTU TINDAKAN RESPON TTD


. (TGL/ PASIEN DENGAN
DX JAM) NAMA
LENGKAP
1. 27 Juli 1. Mengdentifikasi 1. Pasien
2022 skala nyeri. mengetah
Pukul 2. Memberikan ui berapa
08.00 Teknik skala SITI TINA
nonfarmakologis nyeri yang SAFTINA
untuk di H
mengurangi rasa rasakan.
nyeri. 2. Pasien
3. menjelaskan memaham
strategi i apa yang
meredakan nyeri. di ajarkan
4. mengkolaborasik perawat.
an pemberian 3. Pasien
analgesic. merasa
nyeri
berkurang
.
4. Pasien
merasa
nyeri
berkurang
.

5. 27 Juli 1. Mengidentifikasi 1. Pasien


2022 toleransi fisik kooperativ
Pukul melakukan 2. Keluarga
11.00 pergerakan. pasien SITI TINA
memaham SAFTINA
2. Melibatkan i. H
keluarga untuk 3. Pasien
membantu pasien merasa
dalam lebih bisa
meningkatkan bergerak.
pergerakan.
3. Menganjurkan
melakukan
mobilisasi dini

6. 27 Juli 1. Memonitor tanda 1. Pasien


2022 dan gejala infeksi kooperativ
Pukul local dan .
13.00 sistemik. 2. Pasien SITI TINA
2. Memberikan kooperativ SAFTINA
perawatan kulit . H
pada area edema. 3. Pasien
3. Menjelaskan memaham
tanda dan gejala i tanda
infeksi. dan
4. Mengkolaborasi gejala.
pemberian 4. Pasien
imunisasi. kooperativ
.

L. CATATAN PERKEMBANGAN

NO. WAKTU EVALUASI TTD DAN


DX (TGL/JAM) NAMA
LENGKAP

1. 27 Juli 2022 S : Pasien mengatakan nyeri di perut


Pukul 08.00 bagian post SC, Nyeri seperti di tusuk
tusuk sudah berkurang, Pasien mengatakan
nyeri datang hilang timbul. Dan sedikit
demi sedikit sudah bisa melakukan SITI TINA
aktifitas. Serta kemerahan pada bagian post SAFTINAH
sc sudah mereda.

P : Abdomen.

Q : Seperti di tusuk tusuk.

R : Perut bagian post SC.

S : 3 (0-10)

T : Datang hilang timbul.


O : Pasien terlihat lebih rileks.

TTV

TD : 120/90 mmhg

N : 60x/menit

S : 36⸰C

RR : 24x/menit

Skala nyeri : 3 (Nyeri Ringan)

A : Masalah teratasi Sebagian.

P : Intervensi di hentikan pasien pulang.

2. 27 Juli 2022 S : Pasien mengatakan nyeri di perut


Pukul 11.00 bagian post SC, Nyeri seperti di tusuk
tusuk sudah berkurang, Pasien mengatakan
nyeri datang hilang timbul. Dan sedikit
demi sedikit sudah bisa melakukan
aktifitas. Serta kemerahan pada bagian post SITI TINA
sc sudah mereda. SAFTINAH

P : Abdomen.

Q : Seperti di tusuk tusuk.

R : Perut bagian post SC.

S : 3 (0-10)

T : Datang hilang timbul.

O : Pasien terlihat lebih bisa melakukan


pergerakan.

TTV

TD : 120/80 mmhg

N : 60x/menit
S : 36⸰C

RR : 24x/menit

Skala nyeri : 3 (Nyeri Ringan)

A : Masalah teratasi Sebagian.

P : Intervensi di hentikan pasien pulang.

3. 27 Juli 2022 S : Pasien mengatakan nyeri di perut


Pukul 13.00 bagian post SC, Nyeri seperti di tusuk
tusuk sudah berkurang, Pasien mengatakan
nyeri datang hilang timbul. Dan sedikit
demi sedikit sudah bisa melakukan SITI TINA
aktifitas. Serta kemerahan pada bagian post SAFTINAH
sc sudah mereda.

O : Kemerahan sudah mereda.

TTV

TD : 120/80 mmhg

N : 60x/menit

S : 36⸰C

RR : 24x/menit

Skala nyeri : 3 (Nyeri Ringan)

A : Masalah teratasi Sebagian.

P : Intervensi di hentikan pasien pulang.

Anda mungkin juga menyukai