B. ETIOLOGI
C. PATOFISIOLOGI
D. MANIFESTASI KLINIK
Menurut Martowirjo (2018), manifestasi klinis pada klien dengan post Sectio
Caesarea antara lain :
1. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan 600-800 ml.
2. Terpasang kateter, urin jernih dan pucat.
3. Abdomen lunak dan tidakada distensi.
4. Bising usus tidak ada.
5. Ketidaknyamanan untukmenghadapi situasi baru.
6. Balutan abdomen tampak sedikit noda.
7. Aliran lokhia sedangdan bebas bekuan, berlebihan dan banyak.
E. PENATALAKSANAAN
2. Diet
Pemberian cairan per infus biasanya dihentikan setelah penderita flatus
lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan per oral. Pemberian
minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6
sampai 8 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
3. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi :
Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 sampai 10 jam setelah
operasi, Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur
telentang sedini mungkin setelah sadar. Hari kedua post operasi, penderita
dapat didudukkan selama 5 menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu
menghembuskannya, Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah
menjadi posisi setengah duduk (semifowler), Selanjutnya selama berturut-
turut, hari demi hari, pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari,
belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada hari ke-3 sampai hari
ke-5 pasca operasi.
4. Katerisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan rasa tidak enak
pada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan
perdarahan. Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi
tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
5. Pemberian Obat-Obatan
Antibiotik cara pemilihan dan pemberian antibiotik sangat berbeda-beda
sesuai indikasi.
6. Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan Obat
yang dapat di berikan melalui supositoria obat yang diberikan ketopropen
sup 2x/24 jam, melalui orang obat yang dapatdiberikan tramadol atau
paracetamol tiap 6 jam, melalui injeksi ranitidin 90-75 mg diberikan setiap
6 jam bila perlu
7. Obat-obatan lain
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat
diberikan caboransia seperti neurobian I vit C.
8. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan
berdarah harus dibuka dan diganti.
9. Pemeriksaan rutin
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan
darah, nadi,dan pernafasan.
10. Perawatan Payudara
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan
tidak menyusui, pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan
payudara tanpa banyak menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi rasa
nyeri.
F. KONSEP ASKEP
1. Pengkajian Fokus
Pengkajian keperawatan pada ibu post operasi Sectio Caesarea
menurut Sagita (2019) adalah sebagai berikut :
a. Identitas Klien
Meliputi : Nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku
bangsa,
pekerjaan, pendidikan, status pernikahan, tanggal masuk
rumah
sakit, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama pada post operasi Sectio Caesarea biasanya
adalah nyeri dibagian abdomen akibat luka jahitan setelah
operasi, pusing dan sakit pinggang.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang berisi tentang pengkajian
data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
dilakuakannya operasi Sectio Caesarea seperti kelainan
letak bayi (letak sungsang dan letak lintang), faktor
plasenta (plasenta previa, solution plasenta, plasenta
accrete, vasa previa), kelainan tali pusat (prolapses tali
pusat, telilit tali pusat), bayi kembar (multiple
pregnancy), pre eklampsia, dan ketuban pecah dini
yang nantinya akan membantu membuat rencana
tindakan terhadap pasien. Riwayat pada saat sebelum
inpartus di dapatkan cairan yang keluar pervaginan
secara spontan kemudian tidak di ikuti tanda-tanda
persalinan.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Didapatkan data klien pernah riwayat Sectio Caesarea
sebelumnya, panggul sempit, serta letak bayi sungsang.
Meliputi penyakit yang lain dapat juga mempengaruhi
penyakit sekarang, seperti danya penyakit Diabetes
Melitus, jantung, hipertensi, hepatitis, abortus dan
penyakit kelamin.
3) Riwayat Perkawinan
Pada riwayat perkawinan hal yang perlu dikaji adalah
menikah sejak usia berapa, lama pernikahan, berapa
kali menikah, status pernikahan saat ini.
4) Riwayat Obsterti
Pada pengkajian riwayat obstetri meliputi riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, berpa kali
ibu hamil, penolong persalinan, dimana ibu bersalin,
cara bersalin, jumlah anak, apakah pernah abortus, dan
keadaan nifas post operasi Sectio Caesareayang lalu.
5) Riwayat Persalinan Sekarang
Meliputi tanggal persalinan, jenis persalinan, lama
persalinan, jenis kelamin anak, keadaan anak.
6) Riwayat KB
Pengkajian riwayat KB dilakukan untuk mengetahui
apakah klien pernah ikut program KB, jenis
kontrasepsi, apakah terdapat keluhan dan masalah
dalam penggunaan kontrasepsi tersebut, dan setelah
masa nifas ini akan menggunakan alat kontrasepsi apa.
7) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah penyakit turunan dalam keluarga seperti
jantung, Hipertensi, TBC, Diabetes Melitus, penyakit
kelamin, abortus yang mungkin penyakit tersebut
diturunkan kepada
klien.
e. Pola Aktifitas
Aktivitas klien terbatas, dibantu oleh orang lain untuk
memenuhi keperluannya karena klien mudah letih, klien hanya
isa beraktivitas ringan seperti : duduk ditempat tidur, menyusui
f. Pola Eliminasi
Klien dengan pos partum biasanya sering terjadi adanya
perasaan sering/susah kencing akibat terjadinya odema dari
trigono, akibat tersebut menimbulkan inpeksi uretra sehingga
menyebabkan konstipasi karena takut untuk BAB.
g. Pola Istirahat dan Tidur
Klien pada masa nifas sering terjadi perubahan pola istirahat
dan tidur akibat adanya kehadiran sang bayi dan nyeri jahitan.
h. Pola Hubungan dan Peran
Klien akan menjadi ibu dan istri yang baik untuk suaminya,
i. Pola Penanggulangan Stress
Klien merasa cemas karena tidak bisa mengurus bayinya
sendiri.
j. Pola Sensori Kognitis
Klien merasakan nyeri pada prineum karena adanya luka
janhitan akibat Sectio Caesarea.
k. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Klien merasa dirinya tidak seindah sebelum hamil, semenjak
melahirkan klien menalami perubahan pada ideal diri.
l. Pola Reproduksi dan Sosial
Terjadi perubahan seksual atau fungsi seksualitas akibat
adanya proses persalinan dan nyeri ekas jahitan luka Sectio
Caesarea.
m. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda - Tanda Vital
Apabila terjadi perdarahan pada post partum tekana darah
turun, nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
2. Kepala
a) Rambut
Bagaimana bentuk kepala, warna rambut, kebersihan
rambut, dan apakah ada benjolan.
b) Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata,
konjungtiva, dan kadang-kadang keadaan selaput mata
pucat (anemia) karena proses persalinan yang
mengalami perdarahan, sclera kuning.
c) Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana
kebersihannya, adakah cairan yang keluar dari telinga.
d) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum
kadangkadang ditemukan pernapasan cuping hidung.
e) Mulut dan Gigi
Mulut bersih / kotor, mukosa bibir kering / lembab.
3. Leher
Saat dipalpasi ditemukan ada / tidak pembesaran kelenjar
tiroid, karna adanya proses penerangan yang salah.
4. Thorax
a) Payudara : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan
pada payudara, areola hitam kecoklatan, putting susu
menonjol, air susu lancer dan banyak keluar.
b) Paru-Paru
Inspeksi : Simetris / tidak kiri dan kanan, ada / tidak
terlihat
pembengkakan.
Palpasi : Ada / tidak nyeri tekan, ada / tidak teraba
massa. Perkusi : Redup / sonor.
Auskultasi : Suara nafas Vesikuler / ronkhi / wheezing.
c) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis teraba / tidak.
Palpasi : Ictus cordis teraba / tidak.
Perkusi : Redup / tympani.
Auskultasi : Bunyi jantung lup dup.
5. Abdomen
Inspeksi : Terdapat luka jahitan post op ditutupi
verban, adanya striegravidarum.
Palpasi : Nyeri tekan pada luka,konsistensi, uterus
lembek / keras.
Perkusi : Redup.
Auskultasi : Bising usus berapa kali/menit.
6. Genetalia
Pengeluaran darah bercampur lender, pengeluaran air ketuban,
bila terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk
anak dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak
anak.
7. Ekstremitas
Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarkan uterus, karena pre eklamsia atau karena penyakit
jantung atau ginjal.
2. Pathways Keperawatan
Panggul sempit
Ketuban pecah
dini Sectio
Pre ekslamsia Caesarea.
berat
Bayi kembar
Kelainan letak
janin
Letak sungsang.
Post Anestesi. Luka Post Post Partum
Op. Nifas.
Gangguan Intoleransi
mobilitas aktivitas.
fisik.
3. Diagnosa Keperawatan
4. Fokus Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
1. Gangguan mobilitas fisik b/d Mobilitas Fisik meningkat 1. Memahami
Nyeri ( D.0054 ) (L.05042) tingkat tertentu,
Observasi memandu
- Identifikasi rancangan rencana
adanya nyeri atau pengelolaan
keluhan fisik terbaik.
lainnya 2. Gerakan
- Identifikasi terbatas
toleransi fisik mempengaruhi
melakukan kemampuan untuk
ambulasi melakukan
sebagian besar
- Monitor frekuensi
aktivitas
jantung dan kehidupan sehari-
tekanan darah hari. Keselamatan
sebelum memulai dengan ambulasi
ambulasi adalah masalah
- Monitor kondisi yang signifikan.
umum selama Menentukan
melakukan kekuatan atau
ambulasi ketidakcukupan
dan mungkin
Terapeutik
memberi informasi
- Fasilitasi aktivitas
mengenai
ambulasi dengan
pemulihan. Ini
alat bantu (mis. membantu dalam
tongkat, kruk) preferensi
- Fasilitasi tindakan karena
melakukan metode yang
mobilisasi fisik, berbeda digunakan
jika perlu untuk hal berikut:
- Libatkan keluarga kelumpuhan
lembek dan
untuk membantu
spastik.
pasien dalam
3.
meningkatkan Mengidentifikasi
ambulasi hambatan terhadap
Edukasi mobilitas (mis.,
- Jelaskan tujuan Arthritis kronis
dan prosedur versus stroke
ambulasi versus nyeri)
- Anjurkan memandu
melakukan rancangan rencana
ambulasi dini perawatan yang
optimal.
- Ajarkan ambulasi
4. Penggunaan
sederhana yang yang benar dari
harus dilakukan kursi roda,
(mis. berjalan dari tongkat, bar
tempat tidur ke transfer, dan
kursi roda, bantuan lainnya
berjalan dari dapat
tempat tidur ke meningkatkan
kamar mandi, aktivitas dan
berjalan sesuai mengurangi
toleransi) bahaya jatuh.
5. Istirahat di
tempat tidur yang
lama atau
imobilitas
memungkinkan
pembentukan
gumpalan.
2. Nyeri akut b/d agen Manajemen nyeri 1. Menentukan
pencedera fisiologis luasnya rasa sakit
( I.08238 ) atau kehadiran
( D.0077 )
Observasi kelumpuhan
progresif.
- Identifikasi lokasi, 2. Memfasilitasi
karakteristik, durasi, komunikasi yang
lebih baik antara
frekuensi, kualitas, anak / keluarga
intensitas nyeri dan perawat.
3. Menghilangkan
- Identifikasi faktor atau mengontrol
rasa sakit dan
yang memperberat dan
memberikan
memperingan nyeri kenyamanan.
4. Meningkatkan
- Monitor efek samping kenyamanan dan
penggunaan analgetik mengurangi risiko
kerusakan kulit.
Terapeutik 5. Meningkatkan
-Berikan teknik sirkulasi ke area
dan mengurangi
nonfarmakologis rasa sakit.
6. Memberikan
unteuk mengurangi
informasi tentang
nyeri lama rasa sakit
dapat diantisipasi
- Fasilitasi istirahat untuk dilanjutkan.
tidur 7. Meningkatkan
identifikasi
- Kontrol lingkungan langsung rasa sakit
yang memperberat yang
meningkatkan
nyeri pereda nyeri
Edukasi secara efisien.
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Anis Satus S. Mamik Ratnawati, dan Amanda Dewi Kharisma. (2018). "Hubungan
Tingkat Nyeri Luka Operasi Dengan Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Sectio
Caesarea Di Pavilyun Melati SUD Jombang". STIKES Pemkab Jombang. Jurnal
Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK).
Des Metasari Dan Berlin Kando Sianipar. (2018). "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penurunan Nyeri Post Operasi Sectio Caesarea Di RS. Raflessia Bengkulu".
Journal of Nursing and Public Health (INPH) Volume 6 No. 1 (April 2018).
Dian Nurani, Femmy Keintjem, dan Fredrika Nancy Losu.(2015). "Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea". JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan Volume 3 Nomor 1. Januari – Juni 2015 ISSN : 2339-1731.
Novianti Sihombing, Ika Saptarini, dan Dwi Sisca Kumala Putri. (2017). "Determinan
Persalinan Sectio Caesarea Di Indonesia (Analisis Lanjut Data Riskesdas 2013)".
Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(1), 2017: 63-75
DOI:10.22435/kespro.v8i1.6641.63-75.
Susilo Rini dan Indri Heri Susanti.(2018). "Penurunan Nyeri Pada Ibu Post Sectio
Caesaria Pasca Intervensi Biologic Nurturing Baby Led Feeding' MEDISAINS:
Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 16 No 2, AGUSTUS 2018.
Tim Pokja PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. D
KLIEN DENGAN POST SC (SECTIO CAESAR) DI RUANG DAHLIA
RST BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG
A. BIODATA
Identitas pasien
Nama : Ny. D
Umur : 26 th
Agama : Islam
Status perkawinan : Sudah menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal masuk : 27 Juli 2022
No regristrasi : 160541
Diagnosa medis : G2P1A0
1. Penanggung jawab
Nama : Tn. J
Umur : 36 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan pasien : Suami
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama :
3. Riwayat Menstruasi
4. Menarche umur
a. Siklus menstruasi : Normal
b. Lama menstruasi : 5 Hari
c. Adakah gangguan saat menstruasi jika ada bagaimana cara
mengatasinya : Tidak ada gangguan saat menstruasi.
5. Riwayat KB
a. Jenis KB : Pil
b. Lama KB : 2 bulan
c. Adakah keluhan jika ada nagaimana cara mengatasinya : Tidak
ada keluhan.
a. Sebelum masuk RS
Pasien mengatakan sebelum masuk ke rumah sakit makan 3 kali sehari dan
teratur, minum 5gelas perhari
b. Setelah masuk RS
Pasien mengatakan makan sehari 2 kali dan minum tetap 8 gelas perhari
3. Pola eliminasi
a. Sebelum masuk Rs
Pasien mengatakan sebelum sakit BAK sehari 3 kali dan BAB sehari 1
kali dengan konsistensi lembek
b. Saat masuk rumah sakit
Pasien mengatakan BAK sehari 3 kali sehari dan belum BAB
a. Sebelum masuk RS
Pasien mengatakan agak sulit tidur karena kurang nyaman dengaan posisi
tidur
b. Setelah masuk RS
Pasien mengatakan setelah masuk rs sulit tidur karena nyeri dibagian bekas
oprasi yang dirasakan.
6. Pola persepsi sensori dan kognitif
Pasien mengatakan semoga jahitan cepat kering dan nyeri hilang sehingga
bisa beraktivitas seperti semula sebelum melahirkan.
P : Digerakan
Q : Di tusuk tusuk
R : Abdomen
S :5
T : Datang terus menerus
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangganya baik baik saja,
tidak ada perselisihan.
8. Pola reproduksi dan sosial
Pasien mengatakan semoga jahitan cepat kering dan nyeri hilang sehingga
bisa beraktivitas seperti semula sebelum melahirkan.
1. Tanda Vital
TD : 112/78 mmHg
N : 90x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,8 C
BB : 68 kg
TB : 158 cm
NUTRISI
1. ASI/PASI : ASI
2. Kemampuan minum : 2 Jam sekali. Dalam sehari bisa 8-12 kali.
ELIMINASI
1. BAB pertama : Tanggal 27 Juli 2022.
2. BAK pertama : Tanggal 27 Juli 2022.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,1 12.0-16.0 g/dl
Leukosit 12,5 5.0-12.0 10^3/uL
Trombosit 267 100-400 10^3/uL
Hematrokit 33,5 35.0-49.0 %
Eritrosit 4,5 4.0-5.20 10^6/Ul
MCV 75 82.0-95.0 Fl
MCH 25 27.0-31.0 Pg
MCHC 33 32.0-36.0 g/dl
Masa pendarahan(BT) 3.00 1.00-6.00 Menit
Masa pembekuan (CT) 4.30 2.00-6.00 Menit
PCT 6.30 <15 Menit
G. PENGELOMPOKAN DATA
DO :
Pasien tampak meringis kesakitan
menahan nyeri
2 28 juli 2022 DS: SITI TINA
-klien mengatakan bahwa sulit SAFTINAH
untuk bergerak
-klien mengatakan bahwa belum
bisa miring ke kanan dan kiri
-pasien mengatakan belum bisa
menekuk kaki
-pasien mengatakan hanya bisa
bergerak sedikit-sedikit
DO:
-klien tampak belum bisa miring
kanan kiri
-klien tampak belum bisa menekuk
kaki
-pergerakan klien tampak terbatas
-klien acvivty daily living dibantu
-klien terbaring ditempat tidur dan
saat ini masih terpasang kateter
3 29 Juli 2022 DS: SITI TINA
-Klien mengeluh nyeri pada bagian SAFTINAH
perut bekas oprasi
DO:
-Klien tampak gelisah dan terlihat
pucat
-Terlihat balutan luka diperut
bawah
-Penurunan rentan gerak
H. ANALISA DATA
Data subyektif (S) & obyektif (O) Masalah (P) Etiologi (E)
DS :
Nyeri akut. Agen pencedera fisik.
pasien mengatakan nyeri pada
bagian perut akibat bekas luka
operasi SC
P : operasi SC
Q : seperti disayat-sayat
R : perut bagian bawah
S : skala 7
T : hilang timbul
DO :
Pasien tampak meringis kesakitan
menahan nyeri
DS: Gangguan mobilitas Nyeri
-klien mengatakan bahwa sulit fisik
untuk bergerak
-klien mengatakan bahwa belum
bisa miring ke kanan dan kiri
-pasien mengatakan belum bisa
menekuk kaki
-pasien mengatakan hanya bisa
bergerak sedikit-sedikit
DO:
-klien tampak belum bisa miring
kanan kiri
-klien tampak belum bisa
menekuk kaki
-pergerakan klien tampak terbatas
-klien acvivty daily living dibantu
-klien terbaring ditempat tidur
dan saat ini masih terpasang
kateter
DS: Resiko infeksi Efek prosedur invasife
-Klien mengeluh nyeri pada
bagian perut bekas oprasi
DO:
-Klien tampak gelisah dan terlihat
pucat
-Terlihat balutan luka diperut
bawah
-Penurunan rentan gerak
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
L. CATATAN PERKEMBANGAN
P : Abdomen.
S : 3 (0-10)
TTV
TD : 120/90 mmhg
N : 60x/menit
S : 36⸰C
RR : 24x/menit
P : Abdomen.
S : 3 (0-10)
TTV
TD : 120/80 mmhg
N : 60x/menit
S : 36⸰C
RR : 24x/menit
TTV
TD : 120/80 mmhg
N : 60x/menit
S : 36⸰C
RR : 24x/menit