Anda di halaman 1dari 8

PERAWATAN PASIEN DENGAN PECAH KETUBAN

SEBELUM WAKTUNYA
RSUD
PRINGSEWU No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Pringsewu

STANDAR
PROSEDUR April 2011
OPERASIONAL
dr. Djohan Lius
NIP. 19711022 200212 1 004

Ketuban pecah sebelum waktunya adalah keadaan pecahnya


PENGERTIAN ketuban pada saat kehamilan atau pada persalinan sebelum
pembukaan serviks mencapai fase aktif.

Untuk memberikan pengobatan pada pasien dengan ketuban pecah


TUJUAN sebelum waktunya sehingga terjadinya infeksi dan segala
komplikasinya dapat dikurangi.

Setiap pasien dengan ketuban pecah sebelum waktunya harus


KEBIJAKAN mendapat terapi antibiotika profilaksis dan dipantau terhadap
kemungkinan terjadinya persalinan prematur.

- Pasien datang dengan keluhan keluar cairan banyak secara


tiba-tiba dan jalan lahir.
- Lakukan anamnesis lengkap meliputi paritas, HPHT, riwayat
penyakit serta riwayat obstetri sebelumnya.
- Lakukan pemeriksaan fisik lengkap untuk mengetahui keadaan
umum Ibu, umur kehamilan, keadaan dan letak janin serta
adanya kontraksi uterus.
- Bila perlu lakukan pemeriksaan penunjang USG untuk
memastikan umur kehamilan, keadaan janin, dan plasenta.
- Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui adanya
PROSEDUR tanda - tanda infeksi.
- Berikan terapi injeksi spektrum luas intravena sebagai
TETAP profilaksis terhadap terjadinya infeksi.
- Pada kehamilan yang belum aterm dengan keadaan Ibu dan
janin baik, lakukan perawatan konservatif dengan antibiotika
intravena selama 3 hari.
- Bila selama perawatan keadaan Ibu dan janin baik dan tidak
ada tanda - tanda persalinan, pasien dapat dipulangkan dan
diberikan terapi antibiotika peroral serta dianjurkan kontrol ke
poliklinik antenatal.
- Bila selama perawatan, keadaan Ibu dan atau janin menjadi
kurang baik atau timbul tanda - tanda persalinan, lakukan
induksi persalinan dengan persiapan khusus bagian
perinatologi anak.
- Pada kehamilan aterm, lakukan induksi persalinan.

- Dokter spesialis obstetri dan ginekologi.


UNIT TERKAIT - Dokter spesialis anak.
- R. Kebidanan
- R. Perinatologi
PENGAWASAN INFEKSI MASA NIFAS
RSUD
PRINGSEWU No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Pringsewu

STANDAR
PROSEDUR April 2011
OPERASIONAL
dr. Djohan Lius
NIP. 19711022 200212 1 004

Infeksi masa nifas adalah infeksi yang terjadi pada saluran genital
yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh > 33° C yang
PENGERTIAN
terjadi selama 2 hari berturut-turut dalam 10 hari pertama pasca
salin, kecuali 24 jam pertama.
Untuk mengawasi kemungkinan terjadinya infeksi saluran genital
TUJUAN pada seorang wanita pasca salin sehingga angka kematian
matemal dapat diturunkan.
Setiap pasien dengan infeksi masa nifas harus dirawat di rumah
KEBIJAKAN sakit dan mendapat terapi antibiotika spektrum luas.

1. Pasien datang untuk memeriksakan diri ke poliklinik untuk


kontrol setelah melahirkan.
1. Lakukan anamnesis lengkap meliputi paritas, cara persalinan,
penolong persalinan serta keluhan yang mungkin dirasakan
setelahnya.
2. Lakukan pemeriksaan lengkap meliputi tanda-tanda vital Ibu,
keadaan umum, tinggi fundus uteri, kontraksi rahim lochia
serta keadaan luka jalan lahir.
3. Lakukan pemeriksaan penunjang laboratorium yang dianggap
perlu untuk melihat kemungkinan adanya kelainan
hematologis akibat infeksi.
4. Jelaskan pada pasien dan keluarganya mengenai keadaan
PROSEDUR pasien serta kemungkinan mungkin timbul.
TETAP 5. Bila hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya infeksi,
pasien dapat dipulangkan.
6. Bila didapatkan tanda-tanda infeksi, jelaskan pada pasien dan
keluarganya bahwa pasien harus dirawat di rumah sakit Bila
perlu, lakukan perawatan di ICU.
7. Pasang infus jaga dan sediakan darah untuk kemungkinan
keperluan transfusi.
8. Berikan terapi antibiotika spektrum luas secara intravena
sampai 3 hari setelah tanda infeksi menghilang.
9. Pada infeksi yang disebabkan oleh sisa plasenta, lakukan
kuretase sisa plasenta segera setelah pemberian antibiotika
intravena.
10. Lakukan pemantauan ketat terhadap keadaan umum dan tanda-
tanda vital pasien.
1). Lakukan konsultasi ke bagian lain yang dinilai perlu.
- Dokter spesialis obstetri dan ginekologi.
UNIT TERKAIT - Dokter spesialis anak.
- R. Kebidanan
- R. Perinatologi
PERAWATAN PAYUDARA
RSUD
PRINGSEWU No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Pringsewu

STANDAR
PROSEDUR April 2011
OPERASIONAL
dr. Djohan Lius
NIP. 19711022 200212 1 004

Suatu kegiatan untuk merawat payudara pada Ibu hamil atau


PENGERTIAN
menyusui.

1. Menjaga kebersihan payudara terutama daerah puting.


2. Memperbaiki bentuk puting payudara.
TUJUAN
3. Merangsang kelenjar air susu agar produksi ASI lancar.
4. Mencegah dan mengatasi payudara bengkak.

Perawatan payudara harus dilakukan sejak kehamilan sebagai


KEBIJAKAN
persiapan proses menyusui.

1. Persiapan alat :
1. Minyak.
2. Waslap 2 buah.
3. Handuk.
4. Waskom air dingin dan air hangat.

2. Pelaksanaan :
PROSEDUR 1. Bersihkan payudara terutama daerah puting secara
teratur.
TETAP 2. Bila didapatkan puting susu datar atau terbenam,
lakukan koreksi dengan melakukan perasat Hoffman.
3. Lakukan pengurutan payudara, dengan menggunakan
tangan yang telah dilicinkan dengan minyak pada kedua
payudara secara bergantian.
4. Setelah selesai, kompres basahi payudara dengarn air
dingin dan air hangat secara bergantian selama + 5 menit.
5. Keringkan payudara dan pakai BH yang menyangga.
6. Bila terdapat komplikasi selama menyusui, anjurkan
Ibu untuk datang ke klinik laktasi.

- Dokter spesialis obstetri dan ginekologi.


UNIT TERKAIT - Dokter spesialis anak.
- R. Kebidanan
- R. Perinatologi
PENJAHITAN ROBEKAN PERINEUM DAN VAGINA
RSUD
PRINGSEWU No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Pringsewu

STANDAR
PROSEDUR April 2011
OPERASIONAL
dr. Djohan Lius
NIP. 19711022 200212 1 004

Penjahitan robekan perineum dan vagina merupakan suatu


tindakan untuk mereposisi kembali jaringan yang robek pada
PENGERTIAN
daerah perineum dan vagina akibat tindakan episotomi atau
yang terjadi spontan waktu persalinan.
Penjahitan robekan perineum dan vagina dilakukan untuk
TUJUAN mengurangi kejadian perdarahan dan infeksi pasca salin, dengan
segala komplikasinya.
Robekan perineum dan vagina, baik yang terjadi akibat tindakan
KEBIJAKAN episiotomi atau spontan waktu persalinan, harus segera dijahit
dalam waktu kurang dari 6 jam.
1. Persiapan alat :
1). Short plastik.
2). Doek steril.
3). Sarung tangan steril / DTT.
4). Kassa steril.
5). Tampon vagina.
6). Kom kecil untuk betadine.
7). Pemegang jarum.
8). Jarum otot dan kulit.
9). Pinset anatomi.
10). Benang chromic no. 0.
11). Spuit disposible.
PROSEDUR 12).Lidokain 2%.
TETAP 13). Bengkok.
14). Gunting jaringan.
15). Gunting benang.
16).Sampiran.
17).Wadah berisi larutan klorin.
18). Tempat sampah medis.

2. Persiapan pasien :
2). Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan.
3). Pasien dan keluarga menandatangani formulir izin /
persetujuan tindakan.
4). Pasang sampiran.
5). Atur pasien dalam posisi lithotomi.
.
PENJAHITAN ROBEKAN PERINEUM DAN VAGINA
RSUD
PRINGSEWU No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
3. Pelaksanaan :
1). Penolong memakai short plastik.
2). Penolong mencuci tangan sebelum tindakan.
3). Pasang sarung tangan steril / DTT.
4). Lakukan tindakan antiseptik dengan kassa yang dibasahi
larutan betadine
5). Pasang doek steril di bawah bokong pasien.
6). Masukkan 2 jari tangan kanan vagina untuk mengetahui
batas robekan.
7). Masukkan tampon vagina ke dalam vagina proksimal dan
batas luka.
8). Daerah luka dianesthesi dengan lidokain 2%.
9). Luka mulai dijahit dengan jarak 1 cm promaksimal dari
batas luka.
10).Dinding vagina dijahit secara jelujur.
11).Perineum dijahit lapis demi lapis.
PROSEDUR 12).Periksa ulang jahitan yang sudah dilakukan dan yakinkan
TETAP seluruh robekan sudah dijahit dan pendarahan sudah
teratasi.
13).Kompres luka dengan kassa betadine.
14).Masukkan alat-alat bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
dan rendam selama 10 menit.
15).Kumpulkan bahan habis pakai dan buang dalam tempat
sampah medis.
16).Beritahu pasien bahwa tindakan telah selesai.
17).Bereskan dan rapikan pasien kembali.
18).Cuci sarung tangan sebelum dilepaskan dalam larutan
klorin 0,5% dan lepaskan dalam keadaan terbalik serta
rendam dalam larutan tersebut selama 10 menit.
19).Ajarkan pasien untuk melakukan perawatan luka di rumah.
20).Periksa tanda-tanda vital pasien.
21).Catat laporan dan hasil tindakan dari instruksi selanjutnya
dalam status pasien.

- Dokter spesialis obstetri dan ginekologi.


UNIT TERKAIT - Dokter spesialis anak.
- R. Kebidanan
- R. Perinatologi
PERDARAHAN PASCA MELAHIRKAN
RSUD
PRINGSEWU No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Pringsewu

STANDAR
PROSEDUR April 2011
OPERASIONAL
dr. Djohan Lius
NIP. 19711022 200212 1 004

Perdarahan pasca salin adalah perdarahan yang terjadi dalam 2


PENGERTIAN
jam pertama setelah Ibu melahirkan.
Untuk mengawasi kemungkinan terjadinya perdarahan pasca salin
TUJUAN dan melakukan tindakan dengan cepat dan tepat sehingga
menurunkan morbiditas dan mortalitas Ibu.
Perdarahan yang terjadi pasca persalinan spontan atau buatan,
KEBIJAKAN harus diawasi dan diukur jumlahnya untuk menentukan tindakan
yang diperlukan selanjutnya.
11. Persiapan alat :
1). Tensimeter.
2). Stetoskop.
3). Jam yang memiliki jarum detik.
4). Bengkok.
5). Gelas pengukur.
2. Persiapan pasien :
1). Pasien diberi penjelasan tentang hal yang akan dilakukan.
PROSEDUR 2). Atur pasien pada posisi telentang atau lithotomi.
TETAP 3). Letakkan bengkok di bawah bokong pasien.
3. Pelaksanaan :
1). Ukur tekanan darah dan nadi Ibu segera setelah persalinan
selesai.
2). Tentukan tinggi fundus uteri.
3). Raba kontraksi uterus.
4). Monitor tanda - tanda anemia :
- Periksa mukosa konjungtiva.
- Perhatikan adanya keluhan pusing.
- Periksa kadar hemoglobin darah.
PERDARAHAN PASCA MELAHIRKAN
RSUD
PRINGSEWU No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
5). Periksa tanda - tanda vital pasien secara berkala.
6). Ukur jumlah darah yang ditampung dalam bengkok
dengan gelas pengukur.
PROSEDUR 7). Bila terjadi perdarahan pasca salin, segera lakukan
TETAP
tindakan sesuai penyebabnya.
8). Catat jumlah hadir dan tanda - tanda vital pasien dalam
status pasien.

- Dokter spesialis obstetri dan ginekologi.


UNIT TERKAIT
- R. Kebidanan
RSUD
PRINGSEWU No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Pringsewu

STANDAR
PROSEDUR April 2011
OPERASIONAL
dr. Djohan Lius
NIP. 19711022 200212 1 004

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR
TETAP

- Dokter spesialis obstetri dan ginekologi.


UNIT TERKAIT - Dokter spesialis anak.
- R. Kebidanan
- R. Perinatologi

Anda mungkin juga menyukai