SEBELUM WAKTUNYA
RSUD
PRINGSEWU No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Pringsewu
STANDAR
PROSEDUR April 2011
OPERASIONAL
dr. Djohan Lius
NIP. 19711022 200212 1 004
1/1
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Pringsewu
STANDAR
PROSEDUR April 2011
OPERASIONAL
dr. Djohan Lius
NIP. 19711022 200212 1 004
Infeksi masa nifas adalah infeksi yang terjadi pada saluran genital
yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh > 33° C yang
PENGERTIAN
terjadi selama 2 hari berturut-turut dalam 10 hari pertama pasca
salin, kecuali 24 jam pertama.
Untuk mengawasi kemungkinan terjadinya infeksi saluran genital
TUJUAN pada seorang wanita pasca salin sehingga angka kematian
matemal dapat diturunkan.
Setiap pasien dengan infeksi masa nifas harus dirawat di rumah
KEBIJAKAN sakit dan mendapat terapi antibiotika spektrum luas.
1/1
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Pringsewu
STANDAR
PROSEDUR April 2011
OPERASIONAL
dr. Djohan Lius
NIP. 19711022 200212 1 004
1. Persiapan alat :
1. Minyak.
2. Waslap 2 buah.
3. Handuk.
4. Waskom air dingin dan air hangat.
2. Pelaksanaan :
PROSEDUR 1. Bersihkan payudara terutama daerah puting secara
teratur.
TETAP 2. Bila didapatkan puting susu datar atau terbenam,
lakukan koreksi dengan melakukan perasat Hoffman.
3. Lakukan pengurutan payudara, dengan menggunakan
tangan yang telah dilicinkan dengan minyak pada kedua
payudara secara bergantian.
4. Setelah selesai, kompres basahi payudara dengarn air
dingin dan air hangat secara bergantian selama + 5 menit.
5. Keringkan payudara dan pakai BH yang menyangga.
6. Bila terdapat komplikasi selama menyusui, anjurkan
Ibu untuk datang ke klinik laktasi.
1/2
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Pringsewu
STANDAR
PROSEDUR April 2011
OPERASIONAL
dr. Djohan Lius
NIP. 19711022 200212 1 004
2. Persiapan pasien :
2). Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan.
3). Pasien dan keluarga menandatangani formulir izin /
persetujuan tindakan.
4). Pasang sampiran.
5). Atur pasien dalam posisi lithotomi.
.
PENJAHITAN ROBEKAN PERINEUM DAN VAGINA
RSUD
PRINGSEWU No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2
3. Pelaksanaan :
1). Penolong memakai short plastik.
2). Penolong mencuci tangan sebelum tindakan.
3). Pasang sarung tangan steril / DTT.
4). Lakukan tindakan antiseptik dengan kassa yang dibasahi
larutan betadine
5). Pasang doek steril di bawah bokong pasien.
6). Masukkan 2 jari tangan kanan vagina untuk mengetahui
batas robekan.
7). Masukkan tampon vagina ke dalam vagina proksimal dan
batas luka.
8). Daerah luka dianesthesi dengan lidokain 2%.
9). Luka mulai dijahit dengan jarak 1 cm promaksimal dari
batas luka.
10).Dinding vagina dijahit secara jelujur.
11).Perineum dijahit lapis demi lapis.
PROSEDUR 12).Periksa ulang jahitan yang sudah dilakukan dan yakinkan
TETAP seluruh robekan sudah dijahit dan pendarahan sudah
teratasi.
13).Kompres luka dengan kassa betadine.
14).Masukkan alat-alat bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
dan rendam selama 10 menit.
15).Kumpulkan bahan habis pakai dan buang dalam tempat
sampah medis.
16).Beritahu pasien bahwa tindakan telah selesai.
17).Bereskan dan rapikan pasien kembali.
18).Cuci sarung tangan sebelum dilepaskan dalam larutan
klorin 0,5% dan lepaskan dalam keadaan terbalik serta
rendam dalam larutan tersebut selama 10 menit.
19).Ajarkan pasien untuk melakukan perawatan luka di rumah.
20).Periksa tanda-tanda vital pasien.
21).Catat laporan dan hasil tindakan dari instruksi selanjutnya
dalam status pasien.
1/2
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Pringsewu
STANDAR
PROSEDUR April 2011
OPERASIONAL
dr. Djohan Lius
NIP. 19711022 200212 1 004
2/2
5). Periksa tanda - tanda vital pasien secara berkala.
6). Ukur jumlah darah yang ditampung dalam bengkok
dengan gelas pengukur.
PROSEDUR 7). Bila terjadi perdarahan pasca salin, segera lakukan
TETAP
tindakan sesuai penyebabnya.
8). Catat jumlah hadir dan tanda - tanda vital pasien dalam
status pasien.
1/1
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Pringsewu
STANDAR
PROSEDUR April 2011
OPERASIONAL
dr. Djohan Lius
NIP. 19711022 200212 1 004
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
TETAP