Anda di halaman 1dari 38

EPISIOTOMY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 1/1

Tanggal terbit
PROSEDUR 5 /Januari / 2018
TETAP

PENGERTIAN Tindakkan kebidanan untuk memperluas jalan lahir.


TUJUAN Untuk mempercepat proses kala II sesuai dengan indikasi dan
tindakan yang akan dilakukan.
KEBIJAKAN Sesuai dengan buku PONEK dan buku panduan pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal RSUD. Sungai Dareh
PROSEDUR 1. Lakukan persiapan alat dan persiapan penolong
2. Informed concent pada ibu dan atau keluarga
3. Lakukan anestesi lokal sesuai dengan syarat tindakan
episiotomy
4. Lakukan episiotomy sesuai dengan prosedur kerja APN
5. Lakukan penjahitan pada daerah episiotomy setelah proses kala
II terjadi
6. Lakukan informed concent tentang perawatan dan proses
penyembuhan dari tindakan yang telah dilakukan.
UNIT IGD, VK, Rawat Gabung
TERKAIT
REFERENSI Buku PONEK dan Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal RSUD. Sungai Dareh

KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNA INTERNA


No. Dokumen No. Revisi Halaman
445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 1/1

Tanggal terbit
PROSEDUR 5 /Januari / 2018
TETAP

PENGERTIAN Merupakan suatu tindakan kebidanan yang bertujuan


untuk mengontrol terjadinya proses perdarahan pada
proses persalinan dan atau sesudahnya yang dilakukan
dengan menggunakan kedua tangan diluar dan didalam
rahim.
TUJUAN Menghentikan perdarahan yang terjadi didalam rahim yang
mungkin disebabkan kontraksi yang kurang baikpada
proses setelah persalinan.
KEBIJAKAN Sesuai dengan buku PONEK dan buku panduan pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal RSUD. Sungai Dareh
PROSEDUR 1. KBI
a. Gunakan sarung tangan yang panjang dan steril
b. Letakkan tangan kiri pada fundus dan corpus uteri
c. Masukkan kedua tangan kedalam vagina secara
obstetric dan kepalkan
d. Lakukan sampai kontraksi uterus membaik

2. KBE
a. Letakkan tangan kiri diatas fundus dan tangan kanan
sejauh mungkin dibelakang fundus
b. Tangan kanan diletakkan dibawah daerah symphisis
dan pusat.
c. Lakukan secara bersamaan
UNIT TERKAIT IGD, VK, Rawat Gabung
REFERENSI Buku PONEK dan Buku Panduan Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal RSUD. Sungai Dareh

MANAJEMEN BBL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 1/1

Tanggal terbit
PROSEDUR 5 /Januari / 2018
TETAP

PENGERTIAN Penatalaksanaan penanganan bayi baru lahir normal yang


dinilai dengan apgar skor.
TUJUAN Memastikan bayi untuk mendapatkan penanganan yang
diperlukan pada bayi baru lahir normal.
KEBIJAKAN Sesuai dengan buku PONEK dan buku panduan pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal
PROSEDUR 1. Bayi yang baru lahir diperlihatkan kepada ibunya sambil
menyampaikan informasi tentang jenis kelamin, berat
badan lahir, panjang badan, serta ciri-ciri fisiknya.
2. Pasangkan gelang bayi yang didalamnya tercantum
indentitas bayi.
3. Lengkapi formulir identifikasi bayi dan memberikan cap
kaki bayi dan cap ibu jari ibu pada formulir pengkajian.
4. Rawat gabung antara ibu dan bayi.
5. Memandikan bayi satu per satu dan segera
mengembalikan kepada ibunya setelah proses selesai
untuk mencegah tertukar bayi yang satu dengan yang
lainnya.
UNIT IGD, VK, Rawat Gabung
TERKAIT
REFERENSI Buku PONEK dan Buku Panduan Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal RSUD. Sungai Dareh

MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK TINDAKAN


KURETAGE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 1/1

Tanggal terbit
PROSEDUR 5 /Januari / 2018
TETAP

PENGERTIAN Adalah kegiatan mempersiapkan alat dan pasien untuk


melakukan tindakan kuretage pada kasus kegawatan
obstetric dan ginekologi serta diagnostik.
TUJUAN 1. Menegakkan diagnosa dan therapi.
2. Mencegah infeksi.
3. Menghentikan perdarahan.
INDIKASI Terapi perdarahan misalnya pada:
1. Abortus incipiens.
2. Abortus inclopetes, retensio plasenta, mola hydatidosa.
3. Diagnostic.
KEBIJAKAN Sesuai dengan buku PONEK dan buku panduan pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal RSUD Sungai Dareh
PROSEDUR Persiapan:
Alat:
Alat steril:
1. Masker ciaii
2. Satu set alat kuretage yang berisi:
a. Speculum sim / L.
b. Tenaculum.
c. Pinset anatomis panjang.
d. Tampon tang.
e. Sonde uterus.
f. Abortus tang.
g. Sendok kuretage tajam dan tumpul.
h. Duk bolong.
i. Kain kassa.
j. Set infus dan cairan sesuai kebutuhan.
k. Sarung tangan.
l. Semprit 2,5 cc, 5 cc, 10 cc.
m. Kateter.
n. Tampon.
o. Kapas anti septik.
Alat tidak steril:
1. Bengkok
2. Perlak
3. Ember / tempat sampah
4. Pembalut wanita
5. Tempat untuk jaringan PA + cairan pengawet
Obat-obatan:
1. Analgetik
2. Sadativa
3. Obat anasthesi

Obat dan alat kesehatan untuk mengatasi syok


Cairan desinfektan:
Formulir:
1. Formulir PA
2. Formulir tindakan
3. Pasien:
a. Cukur rambut pubis, bila perlu
b. Vaginal toilet
c. Posisi pasien lithotomi
d. Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan dan menandatngani izin
tindakan medis.

Lingkungan:
1. Tenang
2. Cukup terang
3. Jaga “privacy” pasien

Petugas:
2 orang atau lebih
Pelaksanaan:
1. Mengukur tekanan darah, nadi suhu pernafasan (sebelum
dan sesudah tindakan).
2. Memindahkan pasien kemeja ginekologi kemudian
mengatur posisi lithotomi.
3. Membantu dokter untuk tindakan kuret.
4. Memberikan obat-obatan sesuai program.
5. Membersihkan dan merapikan pasien sesudah dilakukan
tindakan kuret.
6. Memasang pembalut wanita.
7. Memindahkan pasien kekereta dorong.
8. Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan PA.
9. Mengobservasi perkembangan pasien:
 Tingkat kesadaran
 perdarahan
10.Memeriksaan kelengkapan pengisisan formulir tindakan.
11.Mencatat semua tindakan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1. Formulir yang sudah diisi lengkap oleh dokter.
2. Pasang label pada tempat pemeriksaan PA:
 Nama pasien
 Nomor rekam medik
 Diagnosa pasien
 Tanggal pengembalian atau pengiriman.

Nama ruangan
6. Uterotonica
UNIT TERKAIT Ruang perawatan: IPD, IGD, ICU Anak, Poli Tindakan Bedah,
Poliklinik.
REFERENSI Buku PONEK dan Buku Panduan Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal RSUD. Sungai Dareh

PELAYANAN PASIEN BERSALIN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/20 00 1/1
18

Tanggal Terbit
18 Maret 2018

PROSEDUR
TETAP

PENGERTIAN Pelayanan yang diberiakn kepada pasein yang akan


melalui proses persalinan normal yang diberikan sesuai
dengan kebutuhan pasien.
TUJUAN Terlaksananya persalinan yang normal dengan aman agar
ibu dapat bersalin dan bayi yang dilahirkan selamat
selama menghadapi proses persalinan.
KEBIJAKAN Sesuai dengan buku PONEK dan buku panduan
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal RSUD.
Sungai Dareh
PROSEDUR 1. Pasien masuk melalui IGD atau polklinik.
2. Pasien dapat langsung masuk kekamar bersalin
setetalah melakukan pendaftaran kecuali dalam
keadaan gawat darurat.
3. Pasien yang setelah diperiksa belum inpartu atau
dalam fase laten dapat diobservasi diruang kebidanan
sementara untuk pasien yang telah memasuki fase
aktif dan kala II dapat ditempatkan dalam kamar
bersalin.
4. Pasienmengganti paskaian dengan pakaian ruangan /
apakaian kanguru untuk proses IMD setelah bayi lahir.
5. Siapkan bed.
6. Semua pasien rujukan kebidanan dipasngkan infusRL
dengan transfusion set dengan menggunakan abocath
sesuai kebutuhan.
7. Bidan jaga melakukan pemerikasaan dan melakukan
penapisan.
8. Konsutasikan pasien pada konsulen / spesial
kebidanan.
9. Bila diputuskan untuk pesalinan normal maka
selanjutnya disesuaikan dnegan acuan APN oleh bidan.
10.Segera konsultasikan bila dalam proses observasi
ditemukan kondisi patologis.
11.Bila ibu hampir memasuki kala II segera pindahkan
kekamar bersalin dan petugan melakukan persiapan
kala II.
12.Bila terjadi kondisi patologis dan memerlukan tindakan
kebidanan lanjut sgera siapkan alat-alat tindakan (VE-
SC).
13.Bila bayi lahir lakukan manajemen BBL dan
pengawasan kala IV.
14.Lakukan IMD.
15.Setelah kala IV ibu dapat dipindahkan ke ruangan
perawatan kebidanan.
16.Pengawasan post partum dilakukan 24 jam.
UNIT TERKAIT IGD, VK, Rawat Gabung
REFERENSI Buku PONEK dan Buku Panduan Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal RSUD. Sungai Dareh

PENATALAKSANAAN MANUAL PLASENTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/20 00 1/1
18
Tanggal Terbit

01 juli 2018
PROSEDUR
TETAP

PENGERTIA Tindakan mengeluarkan plasenta dengan menggunakan


N tangan dari tempat implantasinya dan mengeluarkannya
dari kavum uteri.
TUJUAN Mengeluarkan plasenta dan mencegah perdarahan.
KEBIJAKAN Sesuai dengan buku PONEK dan buku panduan
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal RSUD Sungai
Dareh
PROSEDUR 1. Informed concent tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2. Pasang infus RL.
3. Lakukan anestesi balik verbal atupun anestesi per
rectal.
4. Kosongkan kandung kemih.
5. Jepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari
vulva, tegangkan dengan satu tangan sejajar lantai.
6. Secara obtetric, masukan tangan lainnya (punggung
tangan menghadap kebawah) kedalam vagina
denganmenelusuri sisi bawah tali pusat.
7. Setelah mencapai bukaan seervik, minta seorang
asisten lain penolong lain untuk memegang klem tali
pusat kemudian pindahkan tangan luar untuk
menahan fundus uteri.
8. Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan
dalam hingga kekavum uteri sehingga mencapai
tempat implantasi plasenta.
9. Bentang tangan obstetric menjadi datar seperti
memberi salam (ibu jari merapat kejari telunjuk dan
jari-jari lain saling merapat).
Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta
paling bawah.
 Bila plasenta berimplantasi dikorpus belakang, tali
pusat tetap disebelah atas dan sisipkan ujung jari-
jari tangan diantara palsenta dan dinding uterus
dimana punggung tangan emnghadap kebawah
(posterior ibu).
 Bila dikorpus depan maka pindahkan tangan
kesebelah atas tali pusat dan sisipkan ujung jari-jari
tangan diantara plasenta dan dinding uterus dimana
punggung tangan menghadap keatas (anterior ibu).
PROSEDUR 10.Setelah ujung-ujung jari masuk diantara plasenta dan
dinding uterus maka perluas pelepasan plasenta
dengan jalan menggeser tangan kekanan dan kiri
sambil digeserkan keatas (cranial ibu) hingga semua
perlekatan.
11.Sememntara satu tangan masih di cavum uteri,
lakukan eksplorasi untuk menilai tidak ada sisa
palsenta yang tertinggal. Plasenta terlepas dari dindign
uterus.
12.Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra symphysis
(tahan sekmen uterus) kemudian instruksikan asisten
atau penolong untuk menarik tali pusat sambil tangan
dalam membawa plasenta keluar (hindari terjadinya
percikan darah).
13.Lakukan penekanan (dengan tangan yang menahan
supra symphysis) uterus kearah dorso crnial setelah
plasenta dilahirkan dan tempatkan plasenta didalam
wadah yang telah disediakan. Pencegahan infeksi pasca
tindakan.
14.Dekontaminasi sarung tangan (sebelum dilepaskan)
dan peralatan yang digunakan.
15.Lepaskan dan rendam sarung tangan dan peralatan
lainnya didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
16.Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir.
17.Keringkan tangan dengan handu bersih dan kering.
UNIT TERKAIT IGD, VK, Rawat Gabung
REFERENSI Buku PONEK dan Buku Panduan Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal RSUD. Sungai Dareh

PERSALINAN KEMBAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 1/1

Tanggal Terbit

01 juli 2018
PROSEDUR
TETAP

PENGERTIAN Kehamilan yang disebabkan oleh dua atau lebih embrio


yang menempel dalam uterus yang memberikan resiko lebih
tinggi kepada ibu dan bayi sehingga memerlukan perawatan
antenatal yang serius.
TUJUAN Memberikan penatalaksanaan yang tepat untuk proses
persalinan pada kehamilan kembar.
KEBIJAKAN Sesuai dengan buku PONEK dan buku panduan pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal RSUD. Sungai Dareh
PROSEDUR 1. Melakukan informed concent sebelum melakukan
tindakan, hasil dari pemeriksaan dan rencana tindakan
yang akan diakuan setelah dikonsutasikan kepada
konsulen / dokter kandungan.
2. Melakukan anamnesa, pemeriksaan umum, pemeriksaan
kebidanan dan pemeriksaan penunjang (lab, USG bila
diperlukan).
3. Melakukan asuhan sayang ibu.
4. Melaporkan hasil pemeriksaan kepada konsulen / dokter
kandungan.
5. Pasang o2, infuse atau penyuntikan antibiotik yang
didahului dengan melakukan skin test (bila diperlukan).
6. Laporkan kepada konsulen / dokter kandungan bila
ditemukan kondisi yang patologis.
7. Kolaborasi dengan konsulen / dokter kandungan untuk
tindakan dan therapi lanjutan.
8. Bila memungkinkan dengan posisi janin yang aman
proses persalinan dapat dilakukan dengan persalinan
normal, akan tetapi bila terlalu berisiko persalinan
dilakuan dengan SC.
UNIT TERKAIT IGD, VK, Rawat Gabung

PERSIAPAN CURETAGE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 1/1

Tanggal Terbit
01 juli 2018

PROSEDUR
TETAP

PENGERTIAN Suatu tindakan yg dilakukan untuk mengeluarkan jaringan


yang ada didalam rahim. Jaringan itu dapat berupa tumor,
selaput rahim, atau hasil konsepsi dan janin yag tidak
dapat berkembang dan harus dikeluarkan.
TUJUAN Sebagai therapi dan penegakkan diagnosa.
KEBIJAKAN Sesuai dengan buku PONEK dan buku panduan pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal RSUD Sungai Dareh
PROSEDUR 1. Informed concent tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Lakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
kebidanan serta pemeriksaan penunjang.
3. Lengkapi lembar persetujuan tindakan curettage oleh
penanggung jawab pasien.
4. Persiapan pasien, persiapan alat serta persiapan
penolong.
5. Kolaborasi dengan dokter kebidanan untuk tindakan
curettage.
UNIT TERKAIT IGD, VK, Rawat Gabung
REFERENSI Buku PONEK dan Buku Panduan Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal RSUD Sungai Dareh

PERSIAPAN PENOLONG PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 1/1

Tanggal Terbit
01 juli 2018

PROSEDUR
TETAP

PENGERTIAN Asuhan persalinan yang bersih dan aman dari setiap tahap
persalinan dan upaya pencegahan komplikasi terutama
perdarahan pascah persalinan dan hipotermia serta asfiksia
bayi baru lahir.
TUJUAN Menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya
yang terintergrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang
seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan
(optimal).
KEBIJAKAN Sesuai dengan buku PONEK dan buku panduan pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal RSUD. Sungai Dareh
PROSEDUR Langkah asuhan persalinan normal
a. Melihat tanda dan gejala kala dua
1. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
2. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan atau vaginanya.
3. Perineum menonjol.
4. Vulva vagina dan sfingter anal membuka.

b. Menyiapkan pertolongan persalinan


1. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan
esensial siap digunakan.
2. Mematahkan ampul oksitoksin 10 unit dan
menempatkan tabung suntik steril sekali pakai
didalam partus set.
3. Menggunakan baju penutup atau celemek plastik
yang bersih.
4. Mel;epaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah
siku, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air
mengalir dan mengeringkan tanga n dengan handuk
satu kali pakai / pribadi yang bersih
5. Memakai satu sarung tangan dengan DTT atau steril
untuki semua pemeriksaan dalam.
6. Mengisap oksitoksin 10 unit kedalam tabung suntik
(dengan memakai sarung tangan disenfeksi tingkat
tinggi atau steril) dan meletakkan kembali dipartus
set / wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa
mengkontaminasi tabung suntik.

PERSIAPAN PENOLONG PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 2/2

PROSEDUR c. Memastikan pembukaan lengkap dengabn janin baik


1. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya
dengan hati-hati ddari depan kebelakang dengan
menggunakan kapas atau kassa yang sudah dibasahi
air desinfeksi tingkiat tinggi. Jika mulut vagina,
perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu,
membersihkannya dengan seksama dengan cara
menyeka dari depan kebelakang. Membuangn kapas
atau kassa yang terkontaminasi dalam wadah yang
benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi
(meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan
benar didalam larutan dekontaminasio).
2. Dengan menggunakan tehnik aseptik, melakukan
pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan serviks sudah lengkap, ( bila selaput
ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah
lengkap lakukan amniotomi).
3. Mendekontaminasi sarung tangan kotor kedalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
4. Mencuci kedua tangan (seperti diatas).
5. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah
kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ
dalam batas normal (100-180 kali / menit).
 Mengambil tindakan ynag sesuai jika DJJ tidak
normal.
 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan
dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta
asuhan lainya pada patograf.

d. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses


pimpinan meneran
1. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik.
2. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman
sesuai keinginannya.
 Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk
meneran.
 Melanjutkan pemantauan kesehatan dan
kenyamanan inu serta janin sesuai dengan
pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan
temuan-temuan.
3. Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana
mereka dapat mendukung dan memberi semangat
kepada ibu saat ibu mulai meneran.
4. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi
ibu untuk meneran ( pada saat ada his, bantu ibu
dalam oposisi setenagh duduk dan pastikan ia merasa
nyaman.
 Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai
dorongan yang kuat untuk meneran:
 Membimbing ibu untuk meneran saat ibu
mempunyai keinginan untuk meneran
 Mendukung dan memberi semangat atas usaha

PERSIAPAN PENOLONG PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 3/3
PROSEDUR  Membantu ibu untuk mengambil posisi yang
nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu
berbaring terlentang)
 Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara
kontraksi
 Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan
memberi semangat pada ibu
 Menganjurkan asupan cairan peroral.
 Menilai DJJ setiap lima menit
 Jika bayi belum lahir atau kelahirna bayi belum
akan terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam)
meneran untuk ibu primipara atau 60 kali per
menit (1jam) untuk multipara, merujuk segera.
5. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
 Mengajurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang aman. Jika ibu belunm ingin
meneran dalam 60 menit, menganjurkan ibu untuk
mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi
tersebut dan beristirahat diantara kontraksi.
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum
akan terjadi segera setelah 60 menit meneran,
merujuk ibu dengan segera.
e. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
1. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter
5-6 cm, meletakkan handuk bersih diatas perut ibu
untuk mengeringkan bayi.
2. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian,
dibawah bokong ibu.
3. Membuka partus set.
4. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua
tangan.
f. Menolong kelahiran bayi
1. Lahiran kepala
a. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter
5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan
yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain
di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut
dan tidak menghambat pada kepala bayi,
membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.
b. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan
atau bernapas cepat saat kepala lahir.
 Jika ada mekonium dalam cairan ketuban,
segera hisap mulut dan hidung setelah kepala
lahir menggunakan penghisap lendir Delee
desinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola
karet penghisap yang baru dan bersih.
 Dengan lembut menyeka muka, mulut dan
hidung bayi dengan kain atau kassa yang
bersih.
PERSIAPAN PENOLONG PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 4/4

PROSEDUR  Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil


tindakan yang sesuai jika hal-hal terjadi , dan
kemudian meneruskan segera proses
kelahiran bayi.
- Jika tali pusat melilit leher bayi dengan
longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala
bayi.
- Jika tali pusat melilit leher bayi dengan
erat, mengklemnya dikedua tempat dan
memotongnya.
 Menunggu hingga kepala bayi melakukan
putaran paksi luar secara spontan.
2. Lahirnya bahu
Setelah kepala melakukan putaran paksi lura
tematkan kedua tangan di masing-masing sisi muka
bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya
kearah bawah dan kearah keluar hingga bahu
anterior muncul dibawah arcus pubis dan kemudian
dengan lembut menarik kearah atas dan kearah luar
untuk melahirkan bahu posterior.
3. Lahir badan dan tungkai
4. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan
mulai kepala bayi yang berada dibagian bawah
kearah perineum tangan, membioarkan bahu dan
lengan posterior lahir ketangan tersebut.
Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat
melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah
untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.
Menggunakan tangan anterior ( bagian atas) untuk
mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat
keduanya lahir.
5. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan
tangan yang ada diatas (anterior) dari punggung
kearah kaki bayi untuk menyangga saat punggung
dari kaki l;ahir. Memegang kedua mata kaki baqyi
dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.

g. Penanganan bayi baru lahir


1. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi
diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit
lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu
pendek, meletakkan bayi ditempat yang
memungkinkan).
2. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan
badan bayi kecuali bagian pusat.
3. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm
dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat
mulai dari klem kearah ibu dan memasang klem
kedua 2 cm dari klem pertama (kearah ibu).
4. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi
bayi dari gunting dan memotong tali pusat diantara
dua klem tersebut

PERSIAPAN PENOLONG PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 5/5

PROSEDUR 5. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi


dengan kain atau selimut yang bersih dan kering,
menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat
terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernapas,
mengambil tindakan yang sesuai.
6. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan
ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian
ASI jika ibu menghendaki.

h. Penanganan bayi baru lahir


1. Oksitoksin
 Meletakkan kain yang bersih dan kering.
Melakukan palpasi abdomen untuk
menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
 Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan
disuntik.
 Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi,
memberikan suntikan oksitoksin 10 unit IM di
1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, stetlah
mengaspirasinya terlebih dahulu.
2. Penegangan tali pusat terkendali
 Memindahkan klem tali pusat.
 Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada
diperut ibu, tepat diatas tulang pubis, dan
menggunakn tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabil;kan uterus. Memegang
tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
 Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian
melakukan penegangan kearah bawah pada tali
pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus
dengan cara menekan uterus kearah atas dan
belakang ( dorso kranial) dengan hati-hati untuk
membantu mencegah terjadinya inverso uteri.
Jika plasenta tidak lahir setetlah 30-40 detik ,
menghentikan penegangan tali pusat dan
menunggu hingga kontraksi berikut mulai.
 Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau
seorang anggota keluarga untuk melakukan
rangsangan puting susu.
3. Mengeluarkan plasenta
 Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk
meneran sambil menarik tali pusat ke arah
bawah dan kemudian kearah atas, mengikuti
kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus. Jika tali pusat
bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva.

PERSIAPAN PENOLONG PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 6/6

 Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan


penegangan tali pusat selam 15 menit:
PROSEDUR - Mengulangui pemberian oksitoksin 10 unit
IM
- Menilai kandungan kemih dan mengaterisasi
TETAP
kandung kemih dengan menggunakan
tehnik aseptik jika perlu.
- Meminta keluarga untuk menyiapkan
rujukan
- Mengulangi penegangan tali pusat selama 15
menit berikutnya.
- Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam
waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.
 Jika plasenta terlihat di introitus vagina,
melanjutkan kelahiran plasenta.
 Jika plasenta terlihat di introitus vagina,
melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta
dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar
plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan
lembut perlahan melahirkan selaput ketuban
tersebut.
 Jika selaput ketuban robek, memakai sarung
tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril dan
memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama.
Menggunakan jari-jari tangan atau frosep desinfeksi
tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian
selaput yang tertinggal.
4. Pemijatan uterus.
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
melakuakn masase uterus, meletakkan telapak
tangan difundus dan melakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus menjadi keras).
i. Menilai perdarahan
1. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke
ibu maupun janin dan selaput ketuban untuk
memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh.
Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau
tempat khusus. Jika uterus tidak berkontraksi setelah
melakukan masase selama 15 detik mengambil tindakan
yang sesuai.
2. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum
dan segera menjahit laserasi yang mengalami
perdarahan aktif.
j. Melakukan prosedur pasca persalinan
Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi
dengan baik. Mengevaluasi pendarahan persalinan
vagina.

PERSIAPAN PENOLONG PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 7/7

PORSEDUR 1. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung


tangan kealam larutan klori 0,5 %, membilas tangan
yang masih bersarung tangan tersebut dengan air DTT
dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan
kering.
2. Menempatkan klem tali pusat DTT atau steril atau
mengikat tali DTT dengan simpul mati sekeliling tali
pusat sekitar 1 cm dari pusat.
3. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang
berseberangan dengan simpul mati yang pertama.
4. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya kedalam
larutan klorin 0,5%.
5. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian
kepalanya. Memastikan handuk atau kainnya kering.
6. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.

k. Evaluasi
1. Melakukan pemantauan kontraksi uterus dan
pendarahan pervaginam.
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca
persalinan.
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca
persalinan.
 Jika uterus tidak berkontaksi dengan baik,
melaksanakan perawatan yang sesuai untuk
menatalaksana atonia uteri. Jiak ditemukan
laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan
penjahitan dengan anestesi lokal dan menggukan
tehnik yang sesuai.
2. Mengajarkan pada ibu atau keluarga bagaimana
melakukan masase uterus dan memeriksa kontraksi
uterus.
3. Mengevaluasi kehilangan darah.
4. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan
kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama
pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua pasca persalinan.
5. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam
selama dua jam pertama pasca persalinan.
6. Melakuakn tindakan yag sesuai untuk temuan
yantidak normal

PERSIAPAN PENOLONG PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 8/8

PROSEDUR l. Kebersihan dan keamanan


1. Menempatkan semua peralatan daidalam larutan klorin
0,5 % untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan
membilas peralatan setelah dekontaminasi.
2. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam
tempat sampah yang sesuai.
3. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT.
Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah.
4. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu
memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk
memberikan ibu minuman dan makanan yang
diinginkan.
5. Mendekontaminasi daerah yang daerah yang digunakan
untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan
membilas dengan air bersih.
6. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan
klorin 0,5%, membalikkan bagian dalam keluar dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5% slema 10
menit.
7. Mencuci tanghan dengan sabun dan air mengalir.

UNITTERKAIT VK, IGD

REFERENSI Buku PONEK, Buku Panduan Pleayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal RSUD. Sungai Dareh
RUPTUR PERINEUM GRADE III

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/201 00 1/1
8
Tanggal Terbit
01 juli 2018

PROSEDUR
TETAP

PENGERTIAN Ruptur yang terjadi pada proses persalinan yang


mencakup mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, otot peineum hingga otot spingter ani.
TUJUAN Memberikan penatalaksanaan yang tepat pada ruptur
perineum grade III.
KEBIJAKAN Sesuai dengan buku PONEK dan buku panduan
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal RSUD Sungai
Dareh
PROSEDUR 1. Melakukan informed concent sebelum melakukan
tindakan, hasil dari pemeriksaan dan rencana tindakan
yang akan diakuan setelah dikonsultasikan kepada
konsulen / dokter kandungan.
2. Periksa jalan lahir pastikan tempat terjadinya
perlukaan.
3. Lakukan heacting pada laserasi yang didahului dengan
pemberian anestesi.
4. Berikan informasi tentang perawatan luka serta proses
penyembuhan luka.

UNIT TERKAIT IGD, VK, Rawat Gabung


REFERENSI Buku PONEK dan Buku Panduan Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal RSUD Sungai Dareh
RUPTUR PORTIO

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 1/1

Tanggal Terbit
01 juli 2018

PROSEDUR
TETAP

PENGERTIAN Adanya perlukaan atau laserasi pada portio yang terjadi


karena proses persalinan.
TUJUAN Memberikan penatalaksanaan yang tepat pada ibu bersalin
dengan ruptur portio.
KEBIJAKAN Sesuai dengan buku PONEK dan buku panduan pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal RSUD Sungai Dareh
PROSEDUR 1. Melakukan informed concent sebelum melakukan
tindakan, hasil dari pemeriksaan dan rencana tindakan
yang akan dilakukan setelah dikonsultasikan kepada
konsulen / dokter kandungan.
2. Pemeriksaan jalan lahir pastikan tempat terjadinya
perlukaan.
3. Lakukan heating pada laserasi.
4. Tindakan ini dilakukan oleh bidan dan dokter yang
berkompetensi atau dokter spesialis.
5. Observasi perdarahan selama 2 jam.
UNIT TERKAIT IGD, VK, Rawat Gabung
REFERENSI Buku PONEK dan Buku Panduan Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal RSUD Sungai Dareh
VAGINAL TOUCHER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 1/1

Tanggal Terbit
PROSEDUR 01/ Juli/ 2018
TETAP

Suatu tindakan pemeriksaan dalam yang dilakakukan

PENGERTIAN terhadap klien untuk menegakkan penyakit/ diagnosa


tertentu.
Untuk mengetahui :
1. Bagian terbawah janin.
2. Kalau yang terbawa kepala dapat ditentukan posisi UUK,
UUB,dagu hidung,mulut dsb.
3. Kalau letak sungsang dapat diraba anus, sakrum, tuber
TUJUAN ischii.
4. Pembukaan servik, turunya bagian terbawah janin, caput
suksedaneum dsb.
5. Secara umum dapat dievaluasi keadaan vagina, serviks
dan panggul.
6. Pelvimetri klinik.
KEBIJAKAN Sk. Direktur Nomor : 01.A Tahun 2010, Protap / Standar
Prosedur Operasional Yang Berhubungan Dengan Tata
Laksana Diruang Rawat Gabung di RSUD H.Abdul Manap
Kota Jambi.
Persiapan alat :
1. Kapas DTT
2. Air DTT
3. Handscoon steril
4. Bengkok

Cara Kerja :
1. Memberitahu pasien
2. Atur posisi pasien (dorsal recumbent) untuk
memudahkan tindakan.
3. Membawa alat kedekat pasien.
4. Mencuci tangan, pasang handscoon.
PROSEDUR 5. Melakukan inspeksi daerah vulva, vagina, perineum.
KERJA 6. Menggunakan vulva hygiene dengan menggunakan kapas
lembab DTT, buang kapas bekas pakai kedalam bengkok.
7. Membuka labia mayora dengan tangan kiri.
8. Memasukkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan
secara obstetri kedalam vagina.
9. Tangan kiri berpindah ke sympisis pubis.
10. Menilai hasil pemeriksaan :
 Meraba portio, serviks
 Menetukan :
- Apakah portio kaku atau lunak
- Apakah portio tebal atau tipis

VAGINAL TOUCHER

No. Dokumen
445/ /SPO/Yan.
No. Revisi Halaman
Kep/RSUD/2018
01 02 / 02
 Memastikan pembukaan
 Memastikan keadaan ketuban
- Utuh atau pecah
- Apakah ketuban menonjol?
 Bila ketuban pecah (negatif)
- Menetukan apa yang menjadi bagian terdepan dari
janin.
- Menentukan arah sutura sagitalis, UUK dan UUB.
- Menetukan apakah teraba caput
succedaneum/chepak haematom
- Menentukan apakah teraba bagian lain disamping
kepala (tali pusat atau tangan)
- Menentukan penurunan bagian terdepan janin
dalam panggul (pada bidang hodge)
PROSEDUR  Memereksi keadaan panggul
KERJA - Apakah teraba promontarium
- Apakah teraba linea inominata (teraba sebagian
atau seluruhnya)
- Apakah sacrum konkaaf
- Apakah teraba spina ischiadica
- Apakah sudut arcus pubis tumpul
 Memberitahu pasien hasil pemeriksaan
11. Rapikan pasien
12. Alat-alat dibersihkan dan didkembalikan
ketempatnya.
13. Melepaskan sarung tangan secara terbalik dan
rendam dalam larutan klorin klorin selama 10 menit.
14. Mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir.
15. Dokumtasikan tindakan.

UNIT TERKAIT Rawat Inap, VK, UGD, OK, ICU

Mochtar Rusta, Sinopsis Obstetri, Jilid 1 dan Jilid 2,


REFERENSI
Jakarta, EGC, 1998
RETENSIO URINE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 1/1

Tanggal Terbit
PROSEDUR 01/ Juli/ 2018
TETAP

PENGERTIAN Tidak dapat atau sukarnya urine keluar dari buli-buli

Sebagai acuan untuk menerapkan langkah-langkah untuk


TUJUAN
penatalaksanaan retensio urine
Sk. Direktur Nomor : 01.A Tahun 2010, Protap / Standar
KEBIJAKAN Prosedur Operasional Yang Berhubungan Dengan Tata
Laksana Diruang Rawat Gabung di RSUD H.Abdul Manap
Kota Jambi.
Persiapan alat :
1. Kassa
PROSEDUR
2. Jelly
KERJA
3. Aquadest
4. Kapas Alkohol
5. Spuit 10 cc
6. Kateter
7. Pinset
8. Urine Bag
9. Handscoon steril
10.Bengkok

Cara Kerja :
1. Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik sesuai
riwayat penyakit
2. Melakukan kompres hangat pada daerah symphisis
3. Mengobservasi intake dan output pasien
4. Memberikan tindakan dan terapi sesuai advis dokter :
a. Memberikan kateter
b. Mengeluarkan urine secepatnya (kateterisasi)
c. Memperbaiki keadaan umum, ingat kemungkinan
infeksi, urosepsis, gangguan keseimbangan cairan
d. Pengobatan kausal
e. Infeksi : Antibiotic sesuai

Rawat Inap, VK, UGD, OK, ICU


UNIT TERKAIT
Mochtar Rusta, Sinopsis Obstetri, Jilid 1 dan Jilid 2,
Jakarta, EGC, 1998
REFERENSI
VAKUM EKSTRAKSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 1/1

Tanggal Terbit
PROSEDUR 01/ Juli/ 2018
TETAP

Suatu tindakan percepatan persalinan dengan penggunaan


PENGERTIAN vakum ekstraktor

TUJUAN Sebagai acuan pemberian pelayanan pada pasien

1. Undang Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan


2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
159b/Menkes/ SKPer/ IX/ 1988 tentang Rumah Sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1333/ Menkes/ Per/SK/ XII/ 1999 tentang Standar
KEBIJAKAN Pelayanan Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 Tahun 2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
5. Sesuai dengan buku PONEK dan buku panduan
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal RSUD
Sungai Dareh

1. Indikasi
PROSEDUR Kala II lama dengan presentasibelakang kepala atau
KERJA vertek
2. Kontra Indikasi
a. Malpresentasi
b. Panggul Sempit (CPD)
3. Syarat Khusus
a. Pembukaan lengkap
b. Presentasi belakang kepala
c. Janin cukup bulan
d. Kepala di Hodge III-IV
4. Persiapan
a. Persetujuan tindakan medis
b. Persiapan alat-alat : untuk ibu, untuk penolong
(operator dan asisten), untuk bayi
c. Pencegahan infeksi sebelum tindakan
5. Tindakan
a. Periksa dalam untuk menilai posisi kepala bayi
dengan meraba sutura
b. sagitalis dan ubun ubun kecil posterior
c. Pencegahan infeksi sebelum tindakan
d. Masukkan mangkok vakum melalui introitus vagina
secara miring dan pasang pada kepala bayi dengan
titik tengah mangkok pada sutura sagitalis + 1 cm
dari UUK
e. Nilai apakah perlu episiotomy, jika epiosiotomi tidak
diperlukan pada saat pemasangan mangkok
mungkin akan diperlukan pada saat perineum
meregang ketika bayi akan lahir
f. Pastikan tidak ada bagian vagina atau porsio yang
terjepit
g. Pompa hingga tekanan skala 10 (silastik) atau
negative -0,2 (maelstrom), dan periksa aplikasi
mangkok, tunggu 2 menit lagi
h. Periksa apakah ada vagina yang terjepit, jika ada
turunkan tekanan danlepas bagian yang terjepit
i. Setelah mencapai tekanan negative yang maksimal ,
lakukan tarikan searah dengan sumbu pangguldan
tegak lurus pada mangkok
j. Tarikan dilakukan pada puncak hisdengan
mengikuti sumbu jalan lahir ,pada saat penarikan
minta pasien meneran, posisi tangan luar menarik
pengait, ibu jari tangan dalam pada mangkok,
lunjuk jari tengah pada kulit kepala bayi
k. Tarikan bias diulangi sampai 3 Kali
l. Saat supoksiput sudah berada dibawah simpisis
arahkan tarikan kearah atas secara berturut turut
lahir dahi, muka dan dagu. Segera lepaskan
mangkok vakum dengan membuka tekanan negative
m. Selanjutnya kelahiran bayi dan plasenta sam seperti
partus normal

Kamar Bersalin, Dokter spesialis obstetri Ginekologi


UNIT TERKAIT

REFERENSI Mochtar Rusta, Sinopsis Obstetri, Jilid 1 dan Jilid 2, Jakarta,


EGC, 1998
VULVA HYGIENE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 1/1

Tanggal Terbit
PROSEDUR 01/ Juli/ 2018
TETAP

Memberikan tindakan pada vulva untuk menjaga


PENGERTIAN kebersihannya
1. Untuk mencegah terjadinya infeksi didaerah vulva,
perineum maupun uterus
2. Untuk penyembuhan luka perineum/jahitan pada
TUJUAN perineum
3. Untuk kebersihan perineum dan vulva
4. Memberikan rasa nyaman pasien

KEBIJAKAN Sesuai dengan buku PONEK dan buku panduan


pelayanan kesehatan maternal dan neonatal RSUD
Sungai Dareh
Persiapan alat :
1. Kom berisi kapas
PROSEDUR
2. Selimut mandi/handuk mandi 2 bh
KERJA
3. Peniti : 2 bh
4. Alkohol 70 %
5. Air hangat dan dingin dalam baskom
6. Waslap 2 bh
7. Handscoon
8. Pispot
9. Bengkok

Cara Kerja :
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama
pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Memasang sampiran/menjaga privacy
2. Memasang selimut mandi
3. Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
4. Memasang alas dan perlak dibawah pantat
5. Gurita dibuka, celana dan pembalut dilepas
bersamaan dengan pemasangan pispot, sambil
memperhatikan lochea. Celana dan pembalut
dimasukkan dalam tas plastik yang berbeda
6. Pasien disuruh BAK/BAB
7. Perawat memakai sarung tangan kiri
8. Mengguyur vulva dengan air matang
9. Pispot diambil
10.Mendekatkan bengkok ke dekat pasien
11.Memakai sarung tangan kanan, kemudian mengambil
kapas basah. Membuka vulva dengan ibu jari dan jari
telunjuk kiri
12.Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri,
labia mayora kanan, labia minora kiri, labia minora
kanan, vestibulum, perineum. Arah dari atas ke
bawah dengan kapas basah (1 kapas, 1 kali usap)
13.Perhatikan keadaan perineum. Bila ada jahitan,
perhatikan apakah lepas/longgar, bengkak/iritasi.
Membersihkan luka jahitan dengan kapas basah
14.Menutup luka dengan kassa yang telah diolesi
salep/betadine
15.Memasang celana dalam dan pembalut
16.Mengambil alas, perlak dan bengkok
17.Merapikan pasien, mengambil selimut mandi dan
memakaikan selimut pasien

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Rawat Inap, VK, UGD, OK, ICU


UNIT TERKAIT
Mochtar Rusta, Sinopsis Obstetri, Jilid 1 dan Jilid 2,
Jakarta, EGC, 1998
REFERENSI
PEMASANGAN KATETER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 1/1

Tanggal Terbit
PROSEDUR 01/ Juli/ 2018
TETAP

Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra


PENGERTIAN kedalam kandung kemih pada wanita
1. Menghilagkan distensi kandung kemih
TUJUAN 2. Memasangkan kandung kemih secara lengkap

KEBIJAKAN Sesuai dengan buku PONEK dan buku panduan pelayanan


kesehatan maternal dan neonatal RSUD Sungai Dareh
Persiapan alat :
1. Bak Instrumen steril berisi: pinset anatomis, duk, kassa
PROSEDUR
2. Kateter sesuai ukuran
KERJA
3. Sarung tangan steril 2 pasang
4. Desinfektan dengan tempatnya
5. Spuit 20 cc
6. Pelumas
7. Urine bag
8. Plester dan gunting
9. Selimut mandi
10. Perlak pengalas
11. Bak berisi air hangat, waslap, sabun, dan handuk
12. Bengkok
13. Pispot

Cara Kerja :
A. Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberi salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privasi
2. Mengatur posisi pasien (dorsal recumbent) dan
melepas pakaian bawah pasien
3. Memasang perlak pengalas
4. Memasang pispot dibawah bokong pasien
5. Memakai sarung tangan
6. Mencuci area parineal dengan sabun dan air hangat
7. Mengganti sarung tangan steril, memasang duk steril
8. Membersihkan vulva dengan air hangat
9. Memberi pelumas 2,5-5 cm
10. Memasukkan kateter 5-7 cm / sampai keluar urine
11. Menyambungkan kateter dengan urin bag
12. Mengisi balon dengan aquades sesuai ukuran
13. Memfixasi kateter kearah paha
14. Melepas duk, pengalas, dan sarung tangan
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan
2. Merapikan pasien
3. Berpamitan dengan pasien
4. Membereskan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan

Rawat Inap, VK, UGD, OK, ICU


UNIT TERKAIT
Mochtar Rusta, Sinopsis Obstetri, Jilid 1 dan Jilid 2,
Jakarta, EGC, 1998
REFERENSI
PERSIAPAN OK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 1/1

Tanggal Terbit
PROSEDUR 01/ Juli/ 2018
TETAP

PENGERTIAN Tindakan dengan melakukan persiapan sebelum operasi

Memberikan pelayanan persiapan sebelum operasi pada


pasien-pasien rawat inap ataupun rawat darurat secara
TUJUAN
elektif maupun darurat sesuai dengan indikasi untuk
melakukan tindakan operasi.
KEBIJAKAN Sesuai dengan buku PONEK dan buku panduan pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal RSUD Sungai Dareh
1. Pemeriksaan laboratorium lengkap
2. Persiapan alat, obat dan darah
3. Persiapan operasi
a. Pengosongan rectum (klisma/ kolon cepat)
b. Pencukuran daerah operasi dilakukan di VK

PROSEDUR Administratif :
KERJA 1. Informed consent (dokter memberikan informasi kepada
pasien dan pasien mengetahuinya dan menyetujui
tindakan yang akan dilakukan pada dirinya baik secara
lisan maupun tertulis)
2. Penjadwalan operasi

Rawat Inap, VK, UGD, OK, ICU


UNIT TERKAIT
Mochtar Rusta, Sinopsis Obstetri, Jilid 1 dan Jilid 2,
Jakarta, EGC, 1998
REFERENSI
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


445/ /SPO/Yan.
Kep/RSUD/2018 00 1/1

Tanggal Terbit
PROSEDUR 01/ Juli/ 2018
TETAP

Mual muntah yang berkelebiahan di saat kehamilan yang

PENGERTIAN menyebabkan dehidrasi, defesiensi nutrisi, penurunan berat


badan dan mengganggu aktifitas sehari-hari.
1. Mengurangi rasa mual dan muntah
2. Mengganti kehilangan cairan dan elektrolit
TUJUAN
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan mengatasi kehilangan
berat badan
KEBIJAKAN Sesuai dengan buku PONEK dan buku panduan pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal RSUD Sungai Dareh
Persiapan alat :
1. Infus set
PROSEDUR
2. Cairan infus Dextrose 5% atau sesuai instruksi Dokter
KERJA
3. Kapas alkohol, spuit 5 cc, 2,5 cc, betadhine cair, plester
dll
4. Nierbeken
5. Tissue makan/ tissue roll dengan tempatnya

Persiapan penolong :
1. Memberikan penerangan tindakan apa yang akan
dilakukan pada pasien tentang kehamilannya, agar
perasaan pasien tenang
2. Cara bekerja septik aseptik

Penatalaksanaan :
1. Menjelaskan pada pasien bahwa kehamilan dan
persalinan merupakan proses fisiologis
2. Menjelaskan pada pasien bahwa mual dan muntah
adalah gejala yang normal terjadi pada kehamilan muda,
dan akan menghilang setelah usia kehamilan 4 bulan
3. Anjurkan untuk makan dalam jumlah yang sedikit tapi
dengan frekuensi yang lebih sering. Waktu bangun pagi
jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan
untuk makan roti kering atau biskuit dengan air hangat
4. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak.
Makanan atau minuman sebaiknya disajikan dalam
keadaan panas atau sangat dingin.
5. Makan-makanan yang banyak mengandung gula
dianjurkan, untuk menghindari kekurangan
karbohidrat
6. Defekasi yang teratur
7. Pada pasien dengan muntah-muntah sering, pasien
dipuasakan dalam 2 jam, kemudian diinfuse dekstrose 5
%, RL 2:1 pada kolf I/IV diisi neurobion (Kolaborasi
Dokter)
Rawat Inap, VK, UGD, OK, ICU
UNIT TERKAIT
Prawirohardjo S, Wiknjosastro. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
REFERENSI Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai