LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu mengetahui konsep pengambilan keputusan yang tepat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami konsep pengambilan keputusan yang
tepat didalam keperawatan.
b. Mengetahui langkah-langkah pengambilan keputusan yang tepat bagi
pasien
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
BAB III
DESAIN DAN MEKANISME
Pembahasan
Kasus pada bab sebelumnya merupakan masalah dilema etik bagi perawat.
Dilema etik merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang yang menuntut
pengambilan keputusan terhadap perilaku yang pantas sesuai dengan landasan
moral ataupun prinsip. Definisi lain menyatakan bahwa dilema etik sebagai suatu
masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan moral suatu tindakan tetapi
tidak dapat dilakukan keduanya. Etik adalah studi perilaku, karakter dan motif
yang baik serta ditekankan dalam menetapkan apa yang baik dan berharga bagi
semua orang. Secara umum, terminologi etik dan moral adalah sama, namun etik
memiliki terminologi berbeda dengan moral. Etik mengarahkan terminologinya
untuk penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu. Etik
dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup tertentu
sehingga etik bisa merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang
mempengaruhi perilaku profesional. (Wulan, K & Hastuti, M, 2011).
Dilema etik merupakan kesulitan untuk menentukan yang benar atau salah
dan dapat menimbulkan kebingungan pada tim medis yang dalam konteks kasus
ini khususnya pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi
banyak rintangan untuk melakukannya. Pada kasus diatas, perawat tersebut
melakukan tindakan sesuai prinsip moral etik keperawatan yaitu beneficience dan
non maleficence. Prinsip beneficence (berbuat baik) sendiri merupakan kewajiban
moral untuk melakukan suatu tindakan demi kebikan atau kemanfaatan orang lain
(pasien). Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan hal yang baik, dengan
begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan. Sedangkan non maleficence
(tidak merugikan) merupakan prinsip yang berarti tidak menimbulkan
bahaya/cidera fisik dan psikologis pada klien.
Pandangan etik pada kasus diatas telah sesuai, namun jika dilihat dari
legalitas seorang perawat, kedua perawat tersebut tidak termasuk dalam perawat
yang legal dan tidak kompeten. Hal ini dikarenakan perawat tersebut tidak
memiliki STR dan sertifikat BTCLS yang masih berlaku. STR merupakan surat
tanda pengakuan terhadap kompetensi perawat yang telah lulus uji kompetensi
untuk melakukan praktik keperawatan. Ketentuan ini terdapat bab 1 ketentuan
umum pasal 1 No 7 Undang-Undang Republik Indonesia No 38 tahun 2014
tentang keperawatan.
Pengambilan keputusan dalam keperawatan merupakan pendekatan yang
sistematis terhadap hakikat atau masalah dengan pengumpula fakta-fakta dan data,
yang pada akhirnya akan menentukan alternatif yang matang bagi seorang
perawat untuk mengambil suatu tindakan yang tepat dalam pelayanan kesehatan.
Kasus tersebut telah sesuai dalam melakukan pengambilan keputusan sesuai
dengan definisi diatas.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B.Saran