616.44
Ind
P
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
ISBN 978-602-235-203-7
1. Judul I. NEONATAL SCREENING
II.THYROID HORMONES
i
TIM PENYUSUN
Penasehat
dr. Jane Soepardi
(Direktur Bina Kesehatan Anak)
Penanggung Jawab
dr. Nancy Dian Anggraeni, M.Epid
(Kasubdit Bina Kewaspadaan Penanganan Balita Berisiko)
Kontributor
dr.Diet S Rustama, Sp.A (K)
dr. Erwin P Soenggoro, Sp.A (K)
dr. Bambang Tridjaja AAP., Sp.A(K), MMPaed
dr. Rosalina D Roeslani, Sp.A
Dr. dr. Ina S Timan, Sp.PK (K)
Dra. N. Elly Rosilawati, Apt. MH.Kes, M.Farm.
dr. Anna Tjandrawati, Sp.PK
dr. Sondang M. Sirait, Sp.PK
dr. Else M. Sihotang, Sp. PK
dr. Santy Pudjianto, Sp.PK
dr. Fetty Setia Utami
dr. Yosanti Elsa. K, Sp.PK, M.Kes
Dewi Inderati, S.Si, M. Biomed
Heru Setiawan, S.Si, M.Biomed
Isak Solihin
dr. Nida Rohmawati, MPH
Iwan Kurniawan, SE
Nur Sadji, SKM. M.Epid
dr. Nindya Savitri, M.KM
dr. Maria Sondang Margaret
Nabila Salsabila, Amd.Keb
Robbuatun Najihah, SKM
POKJANAS Skrining Bayi Baru Lahir
IDAI
PDS PATKLIN
PATELKI
Editor
dr. Farsely Mranani
ii
KATA PENGANTAR
iii
iv
v
T4 : etraiodothyronine/Thyroxine, hormon
yang dikeluarkan kelenjar tiroid
Thyroid : Imunoglobulin terhadap hormon TSH
stimulating
immunoglobulin
TRH : hyroid Releasing Hormone, hormon
yang menyebabkan keluarnya hormon
iroksin dari kelenjar tiroid
TSH receptor : ntibodi terhadap reseptor Thyroid
antibody Stimulating Hormone (hormon yang
memancing produksi kelenjar tiroid)
vi
DAFTAR ISI
viii
BAB III
KERANGKA TEORI
A. HIPOTIROID KONGENITAL
Hipotiroid kongenital adalah keadaan menurun
atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak
lahir. Hal ini terjadi karena kelainan anatomi atau
gangguan metabolisme pembentukan hormon tiroid atau
defisiensi iodium.
Hormon Tiroid yaitu Tiroksin yang terdiri dari Tri-
iodotironin (T3) dan Tetra-iodotironin (T4 ), merupakan
hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid (kelenjar
gondok). Pembentukannya memerlukan mikronutrien
iodium. Hormon ini berfungsi untuk mengatur produksi
panas tubuh, metabolisme, pertumbuhan tulang, kerja
jantung, syaraf, serta pertumbuhan d an
perkembangan otak. Dengan demikian hormon ini
sangat penting peranannya pada bayi dan anak yang
sedang tumbuh. Kekurangan hormon tiroid pada bayi dan
masa awal kehidupan, bisa mengakibatkan hambatan
pertumbuhan (cebol/stunted ) dan retardasi mental
(keterbelakangan mental).
Perjalanan hormon tiroid dalam kandungan dapat
dijelaskan sebagai berikut. Selama kehamilan, plasenta
berperan sebagai media transportasi elemen-elemen
penting untuk perkembangan janin. Thyroid releasing
hormone (TRH) dan iodium yang berguna untuk
membantu pembentukan hormon tiroid (HT) janin bisa
bebas melewati plasenta. Demikian juga hormon tiroksin
(T4). Namun disamping itu, elemen yang merugikan tiroid
janin seperti antibodi (TSH receptor antibody ) dan obat
anti tiroid yang dimakan ibu, juga dapat melewati
plasenta. Sementara TSH, yang mempunyai peranan
penting dalam pembentukan dan produksi HT, justru tidak
bisa melewati plasenta. Dengan demikian dapat
11
12
13
B. DAMPAK
Secara garis besar dampak hipotiroid kongenital
dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Dampak terhadap anak.
Bila tidak segera dideteksi dan diobati, maka bayi akan
mengalami kecacatan yang sangat merugikan
kehidupan berikutnya. Anak akan mengalami
gangguan pertumbuhan fisik secara keseluruhan, dan
yang paling menyedihkan adalah perkembangan
mental terbelakang yang tidak bisa dipulihkan.
2. Dampak terhadap keluarga.
Keluarga yang memiliki anak dengan gangguan
hipotiroid kongenital akan mendapat dampak secara
ekonomi maupun secara psikososial. Anak dengan
retardasi mental akan membebani keluarga secara
ekonomi karena harus mendapat pendidikan,
pengasuhan dan pengawasan yang khusus. Secara
psikososial, keluarga akan lebih rentan terhadap
lingkungan sosial karena rendah diri dan menjadi
stigma dalam keluarga dan masyarakat. Selain itu
produktivitas keluarga menurun karena harus
mengasuh anak dengan hipotiroid kongenital.
14
15
23
24
25
28
29
PERHATIAN
Bila terjadi kesalahan pengambilan spesimen, maka
harus dilakukan pengambilan spesimen ulangan
(resample) sebelum dikirim ke laboratorium SHK.
1. Tatalaksana Spesimen
30