Anda di halaman 1dari 24

PROSEDUR MASUK KAMAR BERSALIN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


I 1/2

RSIA Rika Amelia


STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur Utama
OPERASIONAL

Dr. Rizal Manan


Pengertian 1. Kamar Bersalin adalah ruangan yang digunakan untuk menolong
persalinan inpartu fisiologis dan patologis.
2. Persalinan inpartu adalah seluruh persalinan yang memenuhi syarat
tanda inpartu yaitu ada his yang adekuat, ada pembukaan serviks,
dan adanya pengeluaran lendir bercampur darah.
3. Persalinan fisiologis adalah proses persalinan pada ibu yang hamil
cukup bulan , dengan janin letak normal(letak kepala), dengan
tenaga ibu sendiri tanpa bantuan obat dan alat yang berlangsung
dalam waktu kurang dari 24 jam serta tidak menimbulkan
komplikasi pada ibu dan atau bayinya.
4. Persalinan patologis adalah persalinan yang membawa satu atau
lebih akibat buruk bagi ibu dan anak

Tujuan 1. Melakukan asuhan persalinan normal untuk pasien fisiologis


2. Melakukan pertolongan persalinan patologis
Kebijakan
Prosedur 1. Pasien dan keluarga masuk dari IGD atau ruang perawatan diantar
petugas (IGD/ruang perawatan) ke kamar bersalin dengan
membawa berkas catatan medis IGD dan rawat inap.
2. Serah terima pasien dan berkas catatan medik antara petugas
IGD/ruang perawatan dengan petugas kamar bersalin.
3. Petugas kamar bersalin melakukan identifikasi pasien (sesuai SOP
identifikasi pasien) dan menempatkan pasien dikamar bersalin
yang tersedia.
4. Petugas kamar bersalin melakukan anamnese ,pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan obstetri ulang dan selanjutnya melapokan kepada
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP).

Unit terkait IGD , Kamar Bersalin, ruang perawatan


PROSEDUR PINDAH DARI KAMAR BERSALIN KE
RUANG PERAWATAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
RSIA Rika Amelia I 1/1
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur Utama
OPERASIONAL
Dr. Rizal Manan
Pengertian Seluruh pasien postpartum yang sudah bisa pindah ke ruang
perawatan.
Tujuan Mendapatkan perawatan postpartum di ruang rawat inap.
Kebijakan
Prosedur 1. Petugas kamar bersalin menghubungi petugas rawat inap.
2. Pasien dan keluarga dijemput oleh petugas ruang rawat inap.
3. Serah terima pasien dan berkas catatan medik antara petugas
kamar bersalin dengan petugas ruang rawat inap.
Unit terkait Kamar Bersalin, ruang perawatan
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
I 1/1

RSIA Rika Amelia

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR Direktur Utama
OPERASIONAL
Dr. Rizal Manan
Pengertian Melakukan pertolongan persalinan pada ibu dengan posisi janin
letak belakang kepala

Tujuan 1. Agar persalinan berlangsung dengan lancar


2. Mencegah komplikasi akibat persalinan terhadap bayi dan ibu
Kebijakan
Prosedur PERSIAPAN ALAT :
1. Alat partus set dan set jahit
2. Alat resusitasi bayi
3. Obat-obat paket partus
4. Perlengkapan pencegahan infeksi
5. APD Lengkap
6. Perlengkapan pakaian ibu dan bayi
7. Sampiran/skerem jika diperlukan

PENATALAKSANAAN :
1. Lakukan kebersihan tangan (sesuai SPO kebersihan tangan)
2. Ucapkan salam dan sebutkan nama petugas
“Selamat pagi/siang/sore/malam, bapak/Ibu”
“Saya Perawat/Bidan..... (nama), shift pagi/sore/malam”
3. Identifikasi pasien
“Bapak/Ibu, sesuai peraturan keselamatan pasien, mohon
bapak/ibu menyebutkan nama dan tanggal lahir bapak/ibu
untuk dicocokkan dengan data pada gelang identitas pasien”
4. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan
5. Jaga privasi pasien (scarem/gorden/tutup pintu)
6. Siapkan alat dekat pasien
7. Kenali gejala dan tanda kala II
8. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
9. Pakai APD Lengkap
10. Lakukan kebersihan tangan (sesuai SPO kebersihan tangan)
11. Pakai sarung tangan steril untuk pemeriksaan dalam
12. Ambil spuit dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan
oksitosin 10 unit dan letakkan kembali spuit tersebut di partus
set tanpa mengontaminasi spuit
13. Bersihkan vulva dan perineum
14. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan sudah lengkap
15. Lepaskan sarung tangan, buang di tempat sampah medis lalu
cuci tangan (sesuai dengan SPO kebersihan tangan)
16. Periksa denyut jantung janin (DJJ)
17. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan siap untuk
dilakukan proses persalinan
18. Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi untuk
meneran
19. Pimpin ibu untuk meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran
20. Anjurkan ibu untuk istirahat atau mengambil posisi nyaman
jika belum ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit
21. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakkan popok bayi di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi
22. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong
ibu
23. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan
24. Pakai sarung tangan steril
25. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dan tahan kepala bayi agar tidak defleksi dan bantu
lahirnya kepala
26. Periksa lilitan tali pusat dan lakukan tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi
27. Tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan
28. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental. Anjurkan ibu meneran saat kontraksi
29. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang berada di bawah ke
arah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku
sebelah bawah
30. Setelah tubuh dan lengan lahir, lanjutkan penelusuran tangan
yang berada di atas ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki
bayi
31. Lakukan penilaian sepintas pada bayi (jika bayi mungkin
asfiksia segera lakukan resusitasi, sesuai SPO resusitasi bayi
baru lahir)
32. Bila tidak ada tanda asfiksia, keringkan dan posisikan tubuh
bayi di atas perut ibu dan beritahu ibu jenis kelamin bayi
33. Periksa kembali perut ibu dan pastikan tidak ada bayi lain
dalam uterus
34. Beritahu ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin
35. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan
oksitosin 10 unit (IM) di sepertiga paha atas bagian distal
lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)
36. Jepit tali pusat pada sekitar 3cm dari pusat bayi dan 2 cm distal
dari jepitan pertama
37. Potong tali pusat
38. Lakukan IMD (sesuai SPO IMD)
39. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering dan
pasang topi pada kepala bayi
40. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10cm dari
vulva
41. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di
tepi atas simfisis dan tegangkan tali pusat dan klem dengan
tangan yang lain
42. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah dorso-kranial
secara hati-hati
43. Lakukan peregangan tali pusat hingga plasenta terlepas
44. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan
45. Lakukan massase uterus segera setelah plasenta dan selaput
ketuban lahir
46. Periksa kedua sisi plasenta dan pastikan selaputnya lengkap dan
utuh
47. Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan aktif
48. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
49. Mulai IMD dengan memberi cukup waktu untuk melakukan
kontak kulit ibu-bayi (di dada ibu minimal 1 jam)
50. Setelah kontak kulit ibu-bayi dan IMD selesai, lakukan
perawatan bayi baru lahir (sesuai SPO perawatn bayi baru
lahir)
51. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bis
disusukan
52. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan pencegahan perdarahan
pervaginam
53. Ajarkan ibu/keluarga cara massase uterus
54. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
55. Periksa tanda-tanda vital dan keadaan kandung kemih ibu
56. Periksa kembali kondisi bayi dan pastikan tanda-tanda vital
bayi normal
57. Bereskan semua alat
58. Buang sampah (sesuai SPO pemilahan sampah)
59. Bersihkan ibu dan bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering
60. Pastikan ibu merasa nyaman dan anjurkan keluarga untuk
memberi makan dan minum kepada ibu
61. Dekontaminasi
62. Lepaskan sarung tangan dengan posisi terbalik dan buang
sarung tangan (sesuai SPO pemilahan sampah)
63. Cuci tangan (sesuai SPO kebersihan tangan)
64. Evaluasi respon pasien
65. Lengkapi partograf dan dokumentasikan tindakan dan hasil
Unit terkait Kamar Bersalin, IGD
PEMASANGAN AKDR PASCAPLASENTA

RSIA Rika Amelia No Dokumentasi : No Revisi Halaman

1 1/2

Ditetapkan
STANDAR Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur Utama
OPERASIONAL Tanggal terbit

Dr. Rizal Manan


Pemasangan AKDR yang dilakukan maksimal dalam waktu 10 menit
PENGERTIAN setelah plasenta lahir
1. Meningkatkan jumlah peserta baru akseptor KB MKJP terutama
AKDR pascaplasenta
2. Menurunkan missed opportunity KB pasca persalinan sehingga
TUJUAN
berkontribusi terhadap penurunan angka unmet need
3. Meningkatkan kualitas pelayanan KB di fasilitas bersalin
Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
KEBIJAKAN Nomor UK.01.12/ II/1906/2012 tentang Pemberlakuan Standar Prosedur
Operasional keperawatan lanjutan

1. PERSIAPAN

Alat
Set AKDR
Lampu untuk penerangan
Sarung tangan steril dan panjang
Kassa steril
Larutan antiseptic
Kom kecil

2. PELAKSANAAN

1. Dekatkan seluruh peralatan


2. Lakukan kebersihan tangan sesuai dengan SPO kebersihan
tangan
3. Ucapkan salam dan sebutkan nama petugas
“ Selamat pagi/siang/sore/malam,Bapak/ibu”
“ Saya........(nama), shift pagi/sore/malam
4. Identifikasi pasien
“ Bapak/ibu, sesuai peraturan keselamatan pasien, mohon
Bapak/ibu menyebutkan nama dan tanggal lahir Bapak/ibu
untuk dicocokan dengan data gelang identitas pasien”
5. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan
6. Jaga Privacy pasien
7. Siapkan alat didekat pasien
8. Lakukan kebersihan tangan
9. Gunakan sarung tangan steril
10. Ambil dan tempatkan AKDR diantara jari telunjuk dan jari
tengah (posisi lengan AKDR diujung jari dan batangnya
diletakkan pada bagian palmar jari tengah, dijepit dengan bagian
dorsal jari telunjuk)
11. Masukkan ke dalam uteri (mengikuti alur bawah klem portio)
12. Setelah ujung jari melewati ostium uteri lepaskan jepitan klem
ovum pada portio dan keluarkan dari vagina kemudian letakkan
tangan pada dinding uterus
13. Letakkan tangan kontralateral operator di fundus uteri (telapak
tangan pada korpus dan jari-jari tangan pada fundus)
14. Tekan uterus ke dorso caudal (SBR mengarah ke bawah
sehingga memfasilitasi ujung jari dan AKDR masuk lebih
dalam)
15. Secara perlahan-lahan arahkan ujung jari dan AKDR ke fundus
uteri (mengarah ke umbilicus) sambil memposisikan ibu jari
diatas jari manis dan kelingking untuk member akses lebih baik
bagi tangan untuk masuk lebih dalam
16. Pastikan ujung jari dan AKDR mencapai fundus (kontrol
dengan jari-jari tangan luar yang dilatakkan pada fundus)
17. Buka jepitan jari tangan dan telunjuk pada AKDR sambil
merotasikan tangan 300 agar AKDR terlepas dan lengan
tertahan pada dinding dalam kavum uteri
18. Geser kedua jari penjepit (dengan tangan terbuka) ke samping
dimana arahnya berlawanan dengan sisi lengan AKDR yang
menempel pada dinding dalam kavum uteri
19. Tekan SBR selama 10-20 detik untuk stabilisasi AKDR yang
terpasang dan secara perlahan-lahan (jangan mendekatkan
kembali kedua jari)tarik tangan dalam keluar.
20. Rapikan pasien dan bantu mengatur posisi pasien agar nyaman
21. Bereskan dan rapikan alat
22. Evaluasi respon pasien
23. Terminasi
24. Buang sampah (sesuai SPO pemilahan sampah)
25. Lakukan kebersihan tangan sesuai dengan SPO kebersihan
tangan
26. Dokumentasikan tindakan dan hasil
UNIT TERKAIT Kamar Bersalin, IGD, OK IGD, OK COT

INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)


NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
I 1/1

RSIA Rika Amelia

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR Direktur Utama
OPERASIONAL
Dr. Muhammad Syahril,SpP,MPH
Pengertian Tindakan segera setelah bayi lahir dengan meletakkan bayi menempel
di dada ibu lalu dibiarkan merayap mencari puting kemudian menyusu
sampai puas berlangsung dalam 1 jam pertama sejak bayi lahir
Tujuan 1. Mencegah 22% kematian neonatal
2. Merangsang produksi ASI
3. Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif
4. Meningkatkan lamanya bayi disusui
Kebijakan
Prosedur PERSIAPAN :

1. Sarung tangan steril


2. Jepit tali pusat
3. Gunting tali pusat
4. Pakaian bayi lengkap

PELAKSANAAN :

1. Lakukan kebersihan tangan (sesuai SPO kebersihan tangan)


2. Ucapkan salam dan sebutkan nama petugas
“Selamat pagi/siang/sore/malam, bapak/Ibu”
“Saya Perawat/Bidan..... (nama), shift pagi/sore/malam”
3. Identifikasi pasien
“Bapak/Ibu, sesuai peraturan keselamatan pasien, mohon
bapak/ibu menyebutkan nama dan tanggal lahir bapak/ibu untuk
dicocokkan dengan data pada gelang identitas pasien”
4. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan
5. Jaga privasi pasien (scarem/gorden/tutup pintu)
6. Siapkan alat didekat pasien
7. Lakukan kebersihan tangan
8. Pakai sarung tangan steril
9. Lakukan penilaian awal (nilai bugar) dalam 30 detik pertama
segera setelah bayi lahir
10. Letakkan bayi segera diatas perut ibunya, jepit dan potong tali
pusat
11. Balikkan badan bayi lalu dekapkan badan bayi skin to skin contact
ke dada ibu lalu selimuti badan bagian atas/punggung bayi dengan
popok bayi
12. Tutup kepala bayi dengan topi untuk mencegah hipotermia
13. Beri kesempatan bayi mencari dan menghisap putting sampai 1
jam
14. Motivasi ibu untuk terus mendekap atau memeluk bayi
15. Observasi keadaan bayi selama Inisiasi Menyusu Dini
16. Catat waktu keberhasilan bayi mencapai putting dan menyusu lalu
dilanjutkan dengan perawatan bayi baru lahir
17. Rapikan pasien dan bantu mengatur posisi pasien agar nyaman
18. Bersihkan dan rapikan alat
19. Evaluasi respon pasien
20. Terminasi
21. Buang sampah (sesuai SPO pemilahan sampah)
22. Lakukan kebersihan tangan
23. Dokumentasikan tindakan dan hasil

Unit terkait Kamar Bersalin, IGD


PENERAPAN ASI EKSKLUSIF
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
1/1

RSIA Rika Amelia


STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR 1 Januari 2007 Direktur Utama
OPERASIONAL
Dr Rizal Manan
Pengertian Tindakan yang dilakukan untuk menerapkan ASI ekskluif pada bayi
baru lahir yaitu dengan memberikan ASI saja sampai bayi berusia 6
bulan
Tujuan 1. Pemenuhan nutrisi bayi baru lahir
2. Menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh bayi baru lahir
3. Meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan bayi
Kebijakan
Prosedur 1. Setiap bayi dan ibu yang stabil diberikan kesempatan kontak kulit
segera setelah lahir, minimal 1 jam
2. Setiap ibu dan bayi yang stabil diberikan kesempatan rawat
gabung 24 jam
3. Proses pengenalan tanda lapar bayi, pemantapan posisi dan
perlekatan yang benar saat menyusui dan latihan memerah ASI
pada ibu bayi
4. Berikan informasi pada ibu dan keluarga bahwa ASI eksklusif
diberikan hingga umur 6 bulan jika memungkinkan diteruskan
dengan pemberian ASI tambahan hingga umur 2 tahun
5. Berikan informasi pada ibu dan keluarga kekerapan dan lama
menyusui dengan ASI tidak dibatasi (ASI on demand yaitu
sesering yang bayi mau, siang, dan malam)
6. Tidak mempromosikan atau memberikan susu formula kepada ibu
tanpa alasan medis
Catatan :
Keadaan khusus untuk pertimbangan pemberian ASI :
- Bayi diberi ASI eksklusif jika bayi juga positif terinfeksi HIV
atau ibu sudah minum antiretroviral selama minimal 4 minggu
- Bayi diberi susu formula jika status HIV bayi negatif atau
belum diketahui
7. Pemberian KIE tentang perawatan payudara dan teknik menyusui
untuk seluruh ibu bayi
8. Untuk bayi yang tidak rawat gabung, pemberian susu formula
harus berdasarkan permintaan ibu/keluarga dan saat pemberian
susu formula tidak boleh menggunakan dot.

Unit terkait Ruang transisi bayi


KRITERIA PASIEN DI RUANG BAYI TRANSISI
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
I 1/1

RSIA Rika Amelia


STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR 1 Januari 2007 Direktur Utama
OPERASIONAL
Dr. Rizal Manan
Pengertian Seluruh bayi baru lahir yang dirawat sementara sampai ibu bisa rawat
gabung

Tujuan Perawatan bayi baru lahir yang belum bisa rawat gabung dengan ibu
bayi.
Kebijakan
Prosedur 1. Bayi yang dirawat di ruang bayi transisi kebidanan adalah seluruh
bayi yang lahir operasi Sectio Secaria (ibu bayi masih diruang
operasi).
2. Bayi yang dirawat di ruang bayi transisi kebidanan adalah seluruh
bayi yang ibu bayi dirawat di ruang ICU dan ruang transit
3. Bayi yang dititipkan sementara karena ibu lahir di vk kebidanan dan
akan pindah ke ruang perawatan
4. Bayi yang akan di over Neonatus yang belum
mendaftar/mendapatkan status rawat inap dan harus didampingi
oleh residen anak sampai bayi pindah ke ruang Neonatus
5. Bayi yang ibu nya dilakukan tindakan Tubektomi

Unit terkait Kamar Bersalin, ruang perawatan


KRITERIA PASIEN KELUAR RUANG BAYI TRANSISI
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
I 1/1
RSIA Rika Amelia
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR Direktur Utama
OPERASIONAL
Dr. Rizal Manan
Pengertian Seluruh bayi yang boleh pindah atau keluar dari ruang bayi transisi

Tujuan Untuk rawat gabung dengan ibu nya.


Kebijakan
Prosedur 7. Bayi yang akan rawat gabung dengan ibu di ruang perawatan
8. Bayi sehat yang diizinkan pulang oleh dokter yang ibu bayi masih
di ruang ICU atau transit
9. Bayi yang sudah mendapatkan status rawat inap untuk pindah ke
ICU atau Neonatus yang didampingi oleh residen anak
Unit terkait Ruang transisi bayi
PENJEMPUTAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI
KAMAR OPERASI
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
I 1/1
RSIA Rika Amelia
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
PROSEDUR 1 Januari 2007 Direktur Utama
OPERASIONAL
Dr. Rizal Manan
Pengertian Menjemput dan melakukan perawatan bayi yang lahir melalui proses
operasi sectio seccaria di kamar operasi
Tujuan 1. Melakukan perawatan bayi baru lahir di kamar operasi
2. Mencegah terjadinya kesalahan identitas dan tertukarnya bayi
3. Memastikan keamanan bayi saat transfer dari ruang operasi ke
ruang bayi transisi
Kebijakan
Prosedur 1. Petugas kamar operasi memberitahu petugas ruang bayi transisi
bahwa akan ada operasi melahirkan di kamar operasi dengan
menyebutkan nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medik,
diagnosa dan tempat kamar operasi (kamar operasi emergency atau
COT) dan petugas ruang bayi transisi menyiapkan formulir untuk
bayi baru lahir
2. Petugas kamar operasi(perawat) menghubungi kembali ruang bayi
transisi apabila pasien (ibu bayi) sudah akan dimulai operasi.
3. Petugas ruang bayi transisi menuju kamar operasi dengan
membawa inkubator transport dan menggunakan tanda
pengenal/ID card pegawai RSUP Dr.Mohammad Hoesin
palembang
4. Petugas ruang bayi transisi masuk kamar operasi dan
menggunakan baju operasi yang disediakan dikamar operasi.
5. Petugas ruang bayi transisi melakukan perawatan bayi baru lahir
(sesuai SPO perawatan bayi baru lahir).
6. Petugas meminta cap sidik jari jempol ibu bayi dilembar cap kaki
bayi.
7. Petugas ruang bayi transisi keluar kamar operasi dan memanggil
keluarga bayi kemudian menunjukkan jenis kelamin, gelang bayi
sementara(tertulis nama By Ny…binti ayah ibu bayi (bila nama
ibu bayi satu kata), tanggal dan jam lahir, nomor rekam medik ibu
dan jenis kelamin bayi) dan meminta keluarga untuk tanda tangan
dilembar cap kaki bayi bahwa keluarga telah melihat jenis kelamin
bayi dan bayi dibawa ke ruang bayi transisi menggunakan
inkubator transport.
8. Untuk bayi dengan indikasi rawat NICU dan direncanakan untuk
pindah NICU harus didampingi dokter anak menuju ruang bayi
transisi dan dokter anak harus tetap berada di ruang bayi transisi
hingga bayi pindah ke ruang NICU

Unit terkait Ruang bayi transisi, kamar operasi, NICU dan Neonatus
RAWAT GABUNG
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
I 1/1

RSIA Rika Amelia

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR 1 Januari 2007 Direktur Utama
OPERASIONAL
Dr. Rizal Manan
Pengertian Rawat gabung adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru
dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan,
kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh seharinya.
Tujuan Memberikan bantuan emosional
1. Penggunaan ASI
2. Pencegahan infeksi
3. Pendidikan kesehatan
4. Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi
Kebijakan
Prosedur PERSIAPAN :
Pakaian bayi lengkap

PELAKSANAAN :
1. Lakukan kebersihan tangan (sesuai SPO kebersihan tangan)
2. Ucapkan salam dan sebutkan nama petugas
“Selamat pagi/siang/sore/malam, bapak/Ibu”
“Saya Perawat/Bidan..... (nama), shift pagi/sore/malam”
3. Identifikasi pasien
“Bapak/Ibu, sesuai peraturan keselamatan pasien, mohon
bapak/ibu menyebutkan nama dan tanggal lahir bapak/ibu untuk
dicocokkan dengan data pada gelang identitas pasien”
4. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan
5. Periksa gelang identitas bayi dan ibu pastikan data yang tertulis
sama
6. Bayi diletakkan dekat dengan ibunya
7. Bantu Ibu menyusui bayinya dengan posisi yang benar
8. KIE tentang perawatan tali pusat, perawatan bayi, perawatan
payudara dan tanda bahaya bayi baru lahir
9. Evaluasi respons pasien
10. Lakukan kebersihan tangan (sesuai SPO kebersihan tangan)
11. Dokumentasikan tindakan dan hasil
Unit terkait Kamar Bersalin, ruang perawatan
IDENTIFIKASI BAYI BARU LAHIR
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
I 1/1
RSIA Rika Amelia

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR 1 Januari 2007 Direktur Utama
OPERASIONAL
Dr. Rizal Manan
Pengertian Pemberian identitas/pengenal diri pada bayi baru lahir

Tujuan a. Memberikan identitas agar bayi tidak tertukar selama perawatan


b. Mencegah terjadinya kesalahan tindakan
Kebijakan
Prosedur Alat/sarana
1. Gelang identitas sementara
2. Blanko cap kaki bayi

PELAKSANAAN

1. Lakukan kebersihan tangan


2. Tulis nama ibu, tanggal dan jam lahir, nomor rekam medik ibu,
jenis kelamin bayi di gelang bayi sesuai dengan jenis kelamin bayi
Untuk bayi laki-laki : gelang berwarna biru
Untuk bayi perempuan : gelang berwarna pink
Catatan :Untuk bayi kembar (>1) identitas bayi berupa gelang untuk masing-
masing bayi sesuai jenis kelamin, Identitas ibunya berupa gelang sejumlah bayi
yang dilahirkan
3. Pasangkan gelang bayi tersebut disaksikan oleh ibu bayi atau
keluarga dari bayi (untuk bayi yang lahir dikamar operasi
pemasangan gelang dilakukan setelah petugas membawa bayi
keluar dari kamar operasi)
4. Pasangkan juga gelang pada ibu bayi dan data yang tertulis di
gelang ibu harus sama dengan data yang tertulis di gelang bayi
5. Apabila pasien sudah mendapatkan gelang barcode, maka gelang
sementara yang terpasang pada ibu dan. bayi harus segera digunting
dan diganti dengan gelang barcode disaksikan ibu bayi dan atau
keluarga bayi
6. Cap kaki bayi dan sidik jari jempol ibu pada blanko cap kaki
7. Lengkapi data kelahiran pada list bayi
8. Jelaskan kembali kepada ibu/keluarga bayi kegunaan gelang
identitas dan perlihatkan jenis kelamin bayi kepada ibu/keluarga
bayi
9. Minta ibu/keluarga untuk memberilkan tanda tangan dilembar cap
kaki bayi sebagai bukti telah melihat bayi dan memastikan bahwa
data bayi adalah benar
10. Evaluasi respon ibu/keluarga bayi
11. Lakukan kebersihan tangan
12. Dokumentasikan tindakan dan hasil

Unit terkait Kamar Bersalin, ruang perawatan, IGD


PERAWATAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
I 1/1

RSIA Rika Amelia

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR 1 Januari 2007 Direktur Utama
OPERASIONAL
Dr. Rizal Manan
Pengertian Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir normal (bayi yang tidak
asfiksia dan tidak memerlukan tindakan khusus).
Tujuan 1. Melakukan perawatan bayi baru lahir normal.
2. Segera mengetahui apabila ditemukan kelainan atau cacat pada bayi
baru lahir.
3. Memberikan identitas sementara segera pada bayi baru lahir
Kebijakan
Prosedur PERSIAPAN

Alat
1. Sarung tangan steril
2. Stetoskop
3. Termometer
4. Spuit 1cc
5. Kapas alkohol
6. Bengkok
7. Timbangan bayi
8. Pengukur panjang badan bayi
9. Pita pengukur
10. Pakaian bayi
11. Bantalan Cap
12. Blanko cap kaki bayi
13. Gelang identitas sementara

Obat
1. Vitamin K1(sediaan 2 mg/mL)
2. Zalf Mata atau tetes mata antibotika profilaksis
3. Vaksin Hepatitis B

PELAKSANAAN

1. Lakukan kebersihan tangan (sesuai SPO kebersihan tangan)


2. Gunakan sarung tangan steril
1. Ucapkan salam dan sebutkan nama petugas
“Selamat pagi/siang/sore/malam, bapak/Ibu”
“Saya Perawat/Bidan..... (nama), shift pagi/sore/malam”
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan
3. Periksa nadi, pernafasan, dan suhu tubuh bayi
4. Timbang berat badan, ukur panjang badan, dan ukur lingkar kepala
bayi
5. Beri bayi salep mata atau tetes mata antibiotika profilaksis
6. Suntikkan vitamin K1 1 mg (IM) di paha kiri anterolateral bayi.
7. Identifikasi bayi baru lahir (sesuai SPO identifikasi bayi baru lahir)
8. Lakukan pemeriksaan untuk melihat adanya cacat bawaan.
9. Pakaikan pakaian bayi.
10. Berikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral
bayi setelah 1 jam pemberian suntikan vitamin K1
11. Lepaskan sarung tangan
12. Buang sarung tangan pada tempatnya (sesuai SPO pemilahan
sampah)
13. Bersihkan dan rapikan alat
14. Evaluasi respon pasien
15. Lakukan kebersihan tangan
16. Dokumentasikan tindakan dan hasil

Unit terkait Kamar Bersalin, IGD, Kamar operasi


SERAH TERIMA BAYI PULANG
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
I 1/1

RSIA Rika Amelia

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR 1 Januari 2007 Direktur Utama
OPERASIONAL
Dr. Rizal Manan
Pengertian Kegiatan penyerahan bayi dari bidan diruang Bayi Transisi kepada
Ibu/Orang Tua Bayi dengan menggunakan Berita Acara/Dokumen
Khusus Serah Terima Bayi yang dilengkapi dengan Identitas Bayi
yang benar
Tujuan Mencegah tertukarnya/hilangnya bayi
Kebijakan
Prosedur PERSIAPAN
Lembar check list kepulangan
Surat kontrol bayi
Gunting

PELAKSANAAN
1. Petugas ruang rawat inap menghubungi bidan di ruang Bayi
Transisi
2. Lakukan kebersihan tangan (sesuai SPO kebersihan tangan)
3. Ucapkan salam dan sebutkan nama petugas
“Selamat pagi/siang/sore/malam, bapak/Ibu”
“Saya Perawat/Bidan..... (nama), shift pagi/sore/malam”
4. Identifikasi pasien
“Bapak/Ibu, sesuai peraturan keselamatan pasien, mohon
bapak/ibu menyebutkan nama dan tanggal lahir bapak/ibu untuk
dicocokkan dengan data pada gelang identitas pasien”
5. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan
6. Periksa gelang identitas bayi dan ibu pastikan data yang tertulis
sama
7. Minta pasien mengisi lembar checklist kepulangan pasien
8. Berikan surat kontrol ibu dan bayi
9. Gunting gelang tangan yang dipakai ibu dan bayi disaksikan ibu
bayi

10. Dokumentasikan di Buku Serah Terima bayi pulang


Unit terkait Ruang bayi transisi, ruang perawatan

Anda mungkin juga menyukai