Anda di halaman 1dari 27

HIPERTENSI

SUBTITLE
Definisi
Peningkatan tekanan darah ≥140/90 mmHg secara kronis
Klasifikasi berdasarkan tekanan darah (Joint
National Comittee VII)

Tekanan darah sistolik (mmHg) Tekanan darah diastolik (mmHg)


Normal <120 <80
Prahipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99
Hipertensi derajat 2 ≥160 ≥100
Klasifikasi berdasarakan etiologi

▪ Hipertensi primer/esensial (Insidens 80 – 95%)


▪ Tidak diketahui penyebabnya
▪ Hieprtensi sekunder
▪ Stenosis arteri renalis
▪ Penyakit parenkim ginjal
▪ Feokromositoma
▪ Hiperaldosteronisme
▪ Pemakaian pil KB
Klasifikasi berdasarkan bentuk

▪ Hipertensi diastolik
▪ Hipertensi campuran
▪ Hipertensi sistolik
Hipertensi Lain

▪ Hipertensi pulmonal
▪ Hipertensi pada Kehamilan
▪ Preeklampsia-Eklampsia
▪ Hipertensi kronik
▪ Preeklampsia pada Hipertensi kronik
▪ Hipertensi gestasional
Epidemiologi (Riset Kesehatan Dasar, 2013)

▪ Prevalensi Indonesia: 25,8%


▪ Prevalensi Sumatera Barat: 22,6%
▪ Wanita > Pria
Faktor Risiko

Tidak dapat dimodifikasi Dapat dimodifikasi


▪ Riwayat pola makan (Konsumsi garam berlebihan)
▪ Umur
▪ Konsumsi alkohol berlebihan
▪ Jenis kelamin ▪ Aktivitas fisik kurang

▪ Riwayat hipertensi dan penyakit ▪ Kebiasaan merokok

kardiovaskular dalam keluarga ▪ Obesitas

▪ Dislipidemia

▪ Diabetes Melitus

▪ Psikososial dan stres

▪ Penggunaan jelantah

▪ Penggunaan estrogen
Patogenesis

▪ Mekanisme neural: Aktivasi simpatis, variasi diurnal


▪ Mekanisme renal: Asupan Na+ tinggi dengan retensi cairan
▪ Mekanisme vaskular: Disfungsi endotel, radikal bebas,
remodelling pembuluh darah
▪ Mekanisme hormonal: Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron
Manifestasi Klinis

Spesifik Tidak spesifik


▪ Sakit atau nyeri kepala ▪ Tidak nyaman di kepala
▪ Gelisah
▪ Mudah lelah
▪ Jantung berdebar-debar
▪ Pusing; rasa berputar ▪ Impotensi
▪ Leher kaku
▪ Penglihatan kabur
▪ Rasa sakit di dada
▪ Telinga berdenging
▪ Mimisan
Diagnosis Banding

▪ White collar hypertension


▪ Nyeri akibat tekanan intraserebral
▪ Ensefalitis
Tata Laksana
MODIFIKASI GAYA HIDUP!
1. Penurunan berat badan

▪ Target indeks massa tubuh 18,5 – 22,9 Kg/m2


2. Pendekatan Diet untuk Menghentikan
Hipertensi I

▪ Konsumsi Buah dan Sayur


▪ Hindari makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi: Otak, Ginjal,
Paru, Minyak kelapa, Gajih
▪ Hindari makanan yang diolah dengan garam: Biskuit, Crackers,
Keripik, Makanan kering asin
▪ Hindari makanan kaleng: Sarden, Sosis, Kornet, Sayuran dan Buah
dalam kaleng, Soft drink
▪ Hindar makanan yang diawetkan: Dendeng, Asinan Sayur/Buah,
Abon, Ikan asin, Pindang, Udang kering, Telur asin, Selai kacang
2. Pendekatan Diet untuk Menghentikan
Hipertensi II

▪ Hindari protein hewani tinggi kolesterol: Susu full cream, Mentega,


Margarine, Keju, Mayonaise, Daging merah (Sapi/Kambing),
Kuning telur, Kulit ayam
▪ Hindari protein hewani tinggi kolesterol: Susu full cream, Mentega,
Margarine, Keju, Mayonaise, Daging merah (Sapi/Kambing),
Kuning telur, Kulit ayam
▪ Hindari bumbu yang mengandung garam: Kecap, Maggi, Terasi,
Saus tomat, Saus sambal, Tauco, Dsb
▪ Hindari alkohol dan makanan yang mengandung alkohol: Durian,
Tape
3. Penurunan Asupan Garam

▪ Tidak lebih dari 1 sendok teh garam per hari


▪ Makanan rumah
4. Aktivitas Fisik

▪ Olahraga 30 – 60 menit/hari, minimal 3 hari/pekan


▪ Jalan kaki, Bersepeda, Naik-turun tangga, Jogging
5. Berhenti merokok
6. Cukup istirahat

▪ 6 – 8 jam/hari
▪ Kendalikan stres
Komplikasi
KOmplikasi

▪ Serebrovaskuler: Stroke, Transient ischemic attack, Demensia


vaskuler
▪ Mata: Retinopati hipertensif
▪ Kardiovaskular: Penyakit jantung hipertensif, Disfungsi/Hipertrofi
ventrike kiri, Penyakit jantung koroner
▪ Ginjal: Nefropati hipertensif, albuminuria, Penyakit ginjal kronis
▪ Arteri perifer: Klaudikasio intermiten

Anda mungkin juga menyukai