Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI


Kelompok 6
Kelompok 6
M Fais Darrel (2014401067)
Hikmatin Nuzuliah (2014401061)
Putri Rahayu (2014401078)
Raden Budiman (2014401079)
Riska Oktaviani (2014401085)
Wayan Intan Kartini (2014401097)
Table of contents

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam


memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
( Depkes 2000).

kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu


melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan
Wartonah 2000 ).
Jenis- jenis keperawatan diri

1. Kebersihan diri
Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan
tidak rapi.
Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihanKurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.

2. Berdandan atau berhias


Kurangnya minat dalam memilih pakaian yang sesuai, tidak menyisir rambut, atau mencukur kumis.
Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias. Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian)
adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3. Makan
Mengalami kesukaran dalam mengambil, ketidakmampuan membawa makanan dari piring
ke mulut, dan makan hanya beberapa suap makanan dari piring.Kurang perawatan diri :
Makan. Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan
aktivitas makan.
4. Toileting
Ketidakmampuan atau tidak adanya keinginan untuk melakukan defekasi atau berkemih
tanpa bantuan
Kurang perawatan diri : Toileting. Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah :
2004, 79 ).
C. ETIOLOGI
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang
perawatan diri adalah sebagai berikut:
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri
adalah :
1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa maka kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi

Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:
1.Body Image
2.Praktik Sosial
3.Status Sosial Ekonomi
4.Pengetahuan
5.Budaya
6.Kebiasaan seseorang
7.Kondisi fisik atau psikis
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene:
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
D. TANDA DAN GEJALA
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
1. Fisik
 Badan bau, pakaian kotor.
 Rambut dan kulit kotor.
 Kuku panjang dan kotor.
 Gigi kotor disertai mulut bau.
 penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
 Malas, tidak ada inisiatif.
 Menarik diri, isolasi diri.
 Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
 Interaksi kurang.
 Kegiatan kurang.
 Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
 Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri.
F. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan di bagi menjadi 2 menurut
Damaiyanti 2012 yaitu:
1. Mekanisme koping adaptif Mekanisme koping yang mendukung
fungsi integrasi pertumbuhan belajar dan mencapai tujuan. Kategori ini
adalah klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
2. Mekanisme koping maladaptif Mekanisme koping yang
menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan
otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah tidak
mau merawat diri.
G. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Obat anti psikosis : Penotizin.
b. Obat anti depresi : Amitripilin.
c. Obat antu ansietas : Diasepam, bromozepam, clobozam.
d. Obat anti insomia : phnebarbital.
2. Terapi
a. Terapi Keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien dengan memberikan
perhatian :
1) Jangan memancing emosi klien.
2) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga.
3) Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat.
4) Dengarkan, bantu, dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah yang dialaminya.
b. Terapi Aktivitas Kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau aktivitas lainnya, dengan
berdiskusi serta bermain untuk mengembalikan
keadaan klien karena maslah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah
laku pada orang lain.
Ada 5 sesi yang harus dilakukan :
1) Manfaat perawatan diri.
2) Menjaga kebersihan diri.
3) Tata cara makan dan minum.
4) Tata cara eliminasi.
5) Tata cara berhias.
c. Terapi Musik
Dengan musik klien bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran pasien.

Penatalaksanaan manurut herman (Ade, 2011) adalah sebagai berikut.


1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung.
H. Akibat
Akibat dari Defisit Perawatan Diri Menurut Damiyanti, 2012 sebagai berikut.
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak tidak
terpeliharanya kebersihan perorangandengan baik, gangguan 12 fisik yang
seering terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membrane
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan
personal hygine adalah gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan
cinta mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan
interaksi sosial.
I. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Defisit perawatan diri
2. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
3. Isolasi sosial
A. CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN

Tn.J 34 tahun, klien datang diantar kan oleh keluarganya pada tanggal 20 maret
2017 dengan keluhan pasien pendiam, terlihat depresi, sulit berpakaian, tidak
mau mandi selama 3 hari, badan bau. Selain itu, keluarga klien juga
mengatakan klien selalu berdiam diri di kamar dan kurang bersosialisasi baik
dengan orang yang berada di rumahnya dan tetangga sekitarnya.menurut
Keluarga klien mengatakan klien pernah mengalami gangguan jiwa saat klien
kelas 3 SMA, klien dimasukan ke RSJ saanin padang karena klien selalu berdiam
diri dan tidak bersosialisasi, baik dengan keluarganya dan orang
disekitarnya.dari pengkajian didapat kan klien tidak minum obat secara teratur
sehingga pengobatan kurang berhasil. Keluarga klien tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa. Riwayat penyakit sekarang pasien mengeluuh sulit merawat
dirinya, sulit berpakaian, dan merasa depresi. pasien mengatakan sulit untuk
berfikir dan bertingkah seperti orang yang depresi. tidak mau mandi selama
3  hari, badan bau dan tampak kotor . Dari hasil pemeriksaan tanda vital
didapatkan TD = 120/80 mmHg,N = 70 x/mnt,S = 37, 2 °C danRR = 18
x/mnt.Berat badan 80 kg, tinggi badan 170 cm.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIW

I. IDENTITAS PASIEN
a) Identitas pasien
Nama : Tn. J
Umur : 34th
Status Perkawinan : Sudah kawin b). Identitas penanggung jawab
Agama : Islam Nama klien            : Ny. R
Alamat : Jln. Thamrin Rawang painan Umur                     : 30 tahun
DX. Medis            : Defisit Perawatan Diri Jenis kelamin         : Perempuan
Tanggal pengkajian : 23 maret 2021 Agama                   : Islam
No .MR : 029329 Alamat                  : Jl. Thamrin rawang painan
Hubungan dengan klien : Istri

II. ALASAN MASUK


Keluarga klien mengatakan pasien pendiam, terlihat
depresi, sulit berpakaian, tidak mau mandi selama 3 hari, badan bau
III FAKTOR PREDISPOSISI

a) Faktor Predisposisi
b) Riwayat penyakit sekarang
pasien mengeluuh sulit merawat dirinya, sulit berpakaian, dan merasa depresi. pasien
mengatakan sulit untuk berfikir dan bertingkah seperti orang yang depresi. tidak mau
mandi selama 3  hari, badan bau dan tampak kotor.
a) Riwayat penyakit dahulu
Keluarga klien mengatakan klien pernah mengalami gangguan jiwa saat klien kelas 3 SMA
a) Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

IV. FISIK N = 70 x/mnt,


a) Survei umum S = 37, 2 °C dan
Tanda - tanda vital : RR = 18 x/mnt.
TD = 120/80 mmHg, Berat badan 80 kg, tinggi badan 170 cm
a). Pemeriksaan Fisik
1. Kepala, leher
 Kepala : rambut pasien kusam, acak-acakan dan kusut, berwarna hitam, pada saat dipalpasi tidak terdapat
benjolan dan nyeri tekan pada kepala.
 Leher : tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak terdapat nyeri tekan.
2. Mata
Bentuk mata simetris, penglihatan baik, tidak memakai alat bantu penglihatan.
3. Telinga
Bentuk simetris, pendengaran baik dibuktikan Tn. J dapat menjawab pertanyaan perawat, telinga kotor
4. Hidung
Hidung Tn. J simetris, fungsi penciuman baik, tidak terdapat polip.
5. Mulut
Bibir Tn. J simetris, gigi Tn. J kotor, mukosa bibir kering, kotor dan mulut bau.
6 . Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit tampak kering dan terlihat kotor, turgor kulit kering
7. Dada
 Dada : Simetris, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada sesak nafas
 Abdomen : Tidak ada nyeri tekan pada Abdomen, tidak asietas, tidak ada luka memar.
 Ekstremitas:
- Ektremitas atas : Tangan kanan terpasang infus,
- Ekstremitas bawah : kedua kaki nyeri, kaki terasa nyeri untuk berjalan, terdapat luka di kaki kiri pasien.
 Genetalia : Bersih tidak ada kelainan dibuktikan tidak terpasang kateter
V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Keterangan :
: laki-laki : garis pernikahan

: perempuan : garis keturunan


: orang terdekat : bercerai

: pasien x : meninggal
2. Pola istirahat dan tidur
• Sebelum masuk RS : pasien tidak mengalami gangguan tidur. Kualitas
tidur sekitar 3 jam pada siang hari dari jam 12.00 WIB – 15.00 WIB dan 7 jam pada
malam hari dari jam 22.00 WIB – 05.00 WIB

• Setelah masuk RS : kualitas tidur pasien terganggu karena sulit merawat diri,
pasien di RS tidur sekitar 2 jam pada siang hari dari jam 13.00 WIB – 15.00 WIB dan 5 jam
pada malam hari dari jam 24.00 WIB – 05.00 WIB.

3. Pola Persepsi dan Kognitif


Pendengeran dan penglihatan pasien tidak mengalami gangguan, pasien masih bisa mendengar
dan melihat dengan jelas, pasien kurang mampu berkomunikasi dengan lancar.
4. Pola persepsi dan konsep diri
Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori ilusi dan halusinasi, baik itu halusinasi
pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, dan penghidu.
5. Pola Peran dan Hubungan
Pasien berperan sebagai ayah dan tulang punggung keluarga.
6. Pola reproduksi dan seksual
Selama pernikahan dengan istrinya pasien dikaruniai 1 orang anak. Selama di RS pasien tidak
pernah melakukan hubungan seksual lagi.
7. Pola Kooping Terhadap Strees
Dalam menghadapi masalah, pasien selalu menyembunyikannya
8. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Pasien tinggal dalam lingkungan muslim. Sebelum sakit ia bisa melakuka shalat,
setelah sakit, klien tidak bisa shalat
VI. STATUS MENTAL
a) Penampilan
Penampilan klien kurang rapi, pakaian kotor dan jarang mandi
b) Pembicaraan
Klien berbicara dengan nada yang pelan dan lambat, jelas dan mudah
dimengerti. Namun klien tidak mampu untuk memulai pembicaraan kepada
orang lain.
c) Aktivitas motoric
Klien tampak lesu, malas beraktivitas, klien lebih sering berdiam diri dan sering
menghabiskan waktunya ditempat tidur.
d) Afek dan Emosi
• Afek klien tumpul, berespon apabila di berikan stimulus yang kuat.
• Emosi klien stabil. Pasien mengatakan saat ini sedih karna tidak
pernah lagi dijenguk keluarganya.
e) Interaksi selama wawancara
Selama wawancara kontak mata klien baik, pasien tampak ragu dalam
menjawab pertanyaan perawat sehingga perawat harus mengulangi beberapa
pertanyaan kepada klien, tingkat konsentrasi klien baik, ditandai dengan ketika
wawancara, klien terfokus kepada perawat. Selain itu klien tidak memiliki
keinginan untuk berinteraksi kecuali perawat yang memulai.
f) Alam perasaan
Klien mengatakan merasa sedih karena rindu dengan keluarga, klien juga mengatakan
merasa sedih dan marah karena gagal menikah.
g) Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien bingung. klien mengalami gangguan orientasi tempat, terbukti dengan klien
mengatakan bahwa dirinya berada di rumah sakit. Orientasi waktu klien baik di buktikan dengan klien
mengetahui hari dan tanggal.
h) Memori
Klien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, namun klien mengalami gangguan mengingat
jangka pendek dan saat ini. Dibuktikan dengan klien masih ingat ketika dibawa ke rumah sakit dan
nama perawat yang setiap hari merawatnya.
yang setiap hari merawatnya.
i) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu untuk berkonsentrasi penuh, klien mampu berhitung sederhana dibuktikan dengan
klien dapat menyebutkan perhitungan dari 1-10 dan sebaliknya dari 10-1.
j) Kemampuan penilaian
Klien tidak ada masalah pada kemampuan penilaian, terbukti dengan pada saat diberi pilihan mau
makan setelah mandi atau mandi setelah makan, klien memilih makan setelah mandi.
k) Daya tilik diri
Klien mengatakan ia tidak tahu sedang sakit apa, ia bertanya-tanya mengapa saya diberi obat yang
efek sampingnya membuat saya mengantuk dan lemah.
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Klien mengatakan setiap kali makan mencuci tangan dan makan sendiri
tanpa bantuan orang lain . Klien mengatakan sering menghabiskan porsi
makanan yang disediakan
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan
2. BAB/BAK
Klien mengatakan BAB & BAK di kamar mandi dan klien menyiramnya
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan
3. Mandi
Klien mengatakan dalam sehari mandi 2 kali dengan menggunakan alat
mandi yang benar, namun klien jarang sikat gigi, sehingga giginya tampak
kotor dan klien tidak mencuci rambut dan sabunan.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri :Mandi
4
. Berpakaian dan berhias
Klien tidak nampak berhias diruangan, klien mengganti pakaian sehari satu kali dan menggantinya sendiri.
Rambut tidak tertata rapi.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri : Berhias
5. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan jadwal tidur siang dan malam tidak menentu, tapi biasanya :
tidur siang : 13.00-15.00
tidur malam : 19.30-04.00
Masalah keperawatan : tidak ditemukan

6. Penggunaan obat
Klien minum obat secara mandiri, klien minum obat secara teratur
dengan dosis yang benar. Klien tidak tahu jenis dan manfaat obat
yang diminum.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan apabila sakit klien berobat ke puskesmas. Bila
menurut klien sakitnya biasa saja, klien tidak pergi ke dokter
(seperti masuk angin, dll). Dan saat ini klien mengatakan rutin
minum obat dan obat yang diminum sesuai dengan yang diberikan
oleh perawat.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
8. Kegiatan didalam rumah
Klien mengatakan kegiatan didalam rumah yang paling sering adalah tidur dan berdiam
diri dikamar, tidak ada kegiatan di rumah.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
9. Kegiatan diluar rumah
Klien jarang keluar rumah, apabila keluar rumah pada pagi hari dan hanya pergi ke
ladang dan pulang pada sore hari. Lalu klien pulang berdiam diri di kamar.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosi

VIII MEKANISME KOPING


Klien mengatakan apabila memiliki masalah lebih baik menghindar dari malasah
tersebut, dan jika ada masalah, klien akan menceritaan pada istrinya

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Klien mempunyai masalah dengan lingkungannya, karena jarang berinteraksi
dengan orang lain. Klien lebih suka menyendiri daripada berkumpul dengan orang
lain.
X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG
Klien mengatakan ia tidak tahu ia sakit apa, dan ia juga bingung mengapa ia diberi obat yang
efek sampingnya akan membuat ia menjadi mengantuk dan lemah, klien juga mengatakan saat
dirumah pernah diberi obat, namun klien malas untuk meminum obat tersebut karena akan
membuatnya

XI. ANALISA DATA


Nama klien : Tn. J No. RM : 2014
No Analisa data Masalah keperawatan 3. DS : Isolasi Sosial
1. DS: Defisit perawatan diri
 Klien mengatakan bingung
 Klien mengatakan malas untuk
dalam memulai
mandi,
DO:. pembicaraankarena menurut
klien tidak ada bahan
 Keadaan pasien tampak bau
 Klien tampak rambut acak- pembicaraan untuk berinteraksi
acakan DO :
 Kulit kotor, tampak malas untuk
menyisir rambut dan sulit ganti  Klien lebih banyak berdiam
pakaian
diri dan sering menghabiskan
waktunya ditempat tidur.
2. DS Penurunan kemampuan dan motivasi
merawat diri
 Kontak mata kurang
 Mengatakan tidak mau mandi,
 Klien sering menyendiri
tidak mau ganti baju
DO  Afek tumpul (hanya mampu
tertawa saat ada simuluus
 Apatis, ekspresi sedih, selalu
menyendiri, komunikasi kurang perawat tertawa
XII DAFTAR MASALAH
1. Defisit perawatan diri
2. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
3. Isolasi sosial

XI11. POHON MASALAH


XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tgl
No Diagnosa keperawatan Tgl ditegakkan Paraf
teratasi

1. Defisit perawatan diri 23-03-2021 ^-----^

Penurunan kemampuan dan 25-03-2021


2. motivasi merawat diri ^-----^

3. Isolasi sosial 27-03-2021 ^----^


XV. INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama klien : Tn. J No. RM : 2014

Ruang rawat : Anggrek Hari/ Tgl : 20 maret 2021


    Rencana tindakan    
DX. Tujuan     Rasional
Kep.   Kriteria evaluasi Tindakan kep
Defisit TUM:  Klien mampu 1. Identifikasi masalah pera-watan 1. Mengetahui permasalahan
Perawata Klien mampu melakukan
menjaga diri: kebersihan diri, berdandan, yang terjadi pada diri klien
n Diri perawatan diri: higiene.  
kebersihan diri makan/minum, BAK/BAB 2. Agar klien tahu pentingnya
TUK I :
- Klien dapat secara mandiri 2. Jelaskan pentingnya kebersi-han kebersihan diri
menyebutkan pengertian  Klien diri 3. Memberitahu klien
dan tanda‑ tanda mampu  menyebut- 3. Jelaskan cara dan alat kebersihan bagaimana cara perawatan
kebersihan diri diri
kan pengertian dan diri dan alat yang
-     Klien dapat
tanda‑tanda 4. Latih cara menjaga kebersihan diri: digunakannya
mengetahui pentingnya
kebersihan diri mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, 4. Agar klien bisa melakukan
kebersihan diri
cuci rambut, potong kuku
-     Klien dapat  Klien dapat kebersihan diri secara
5. Masukan pada jadwal kegiatan
mengetahui bagaimana mengetahui mandiri
cara menjaga kebersihan untuk latihan mandi, sikat gigi (2x
pentingnya
diri. sehari), cuci rambut (2x
kebersihan diri
perminggu), potong kuku (1x
perminggu).
TUK II : Klien Klien mampu SP II : 1. Untuk mengetahui kemajuan
dapat berdandan mengganti baju 1. Evaluasi kegiatan kebersi-han klien dalam merawat diri dan
secara mandiri secara rutin, diri. Beri pujian. sebagai respon positif terhadap
menyisir rambut 2. Jelaskan cara dan alat untuk tindakan klien
dan memotong berdandan 2. Memberitahu klien bagaimana
kuku. 3. Latih cara berdandan setelah cara berdandan dan alat yang
kebersihan diri: sisiran, rias digunakannya
muka untuk perempuan; sisiran, 3. Agar klien bisa berdandan secara
cukuran untuk pria. mandiri
4. Masukan pada jadwal kegiatan 4. Agar klien terbiasa dengan
untuk kebersihan diri dan kegiatan yang telah diajarkan
berdandan.
IMPLEMENTASI EVALUASI

DATA : S    : Saat ditanya, klien mengatakan akan menjaga kebersihan


-    Klien mengatakan malas untuk mandi dan berdandan, merasa lebih nyaman dengan
dirinya.
kondisi seperti ini ( tidak mau mandi).
 
-    Bila diminta mandi klien marah-marah, klien tampak rambut acak-acakan dan
banyak kutu, kuku panjang dan hitam, kulit kotor, tampak malas untuk menyisir O   : 
rambut dan ganti pakaian harus disuruh petugas - Penampilan klien terlihat lebih rapi
  - Klien menjawab pertanyaan perawat tentang cara menjaga
DIAGNOSA :
kebersihan.
 
Defisit perawatan diri  
  A   : Defisit perawatan diri belum teratasi
THERAPHY :  
1. Mengidentifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri, berdandan,
P    :  Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan dirinya
makan/minum, BAK/BAB.
2. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
3. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan.
4. Menjelaskan cara menjaga kebersihan.
5. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
RTL :
1. Bantu klien cara membersihkan dirinya
2. Ajarkan cara berdandan pada diri klien
SP II:       

IMPLEMENTASI EVALUASI
DATA : S    : klien mengatakan mau mandi dan sikat
-    Mengatakan tidak mau  mandi, tidak mau sikat gigi, tidak menyisir rambut, tidak mau ganti gigi
baju, tidak mau memotong kuku.  
-    Rambut klien terlihat panjang dan  tampak acak-acakan, kuku klien panjang dan kotor.
O   : 
 
-   Klien tampak lebih bersih
DIAGNOSA :
         -   Rambut klien terlihat rapi, dan tidak
 
kotor
Defisit perawatan diri
 
 

THERAPHY : A   : Gangguan berdandan pada diri klien (-)


1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien  
2. Menjelaskan cara berdandan P    : 
3. Membantu klien mempraktekkan cara berdandan -Menganjurkan klien untuk memasukkan dalam
4. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian jadwal harian
RTL :          -   Berikan reinforcement atas
1.Ajarkan klien bagaiman cara memenuhi kebutuhan makan minum yang baik
usaha yang klien lakukan
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai