ASSESMEN
A. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
B. ANTROPOMETRI
BB = 11 kg
PB = 87 cm
Kesimpulan :
C. PEMERIKSAAN BIOKIMIA
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesan Umum : kurus, cm
2. Vital Sign
Tensi : 110/70 mmHg
Respirasi : 28x/menit
Nadi : 120x/menit
Suhu : 37 0C
3. Aktivitas : bed rest
4. Kulit xerotic, kering (+), squama (+), mata cowong (+), conjunctivis anemis (+), BAB (+) 4x lembek, kuning
Kesimpulan :
Asupan pasien baik >79% dari standar, meskipun untuk kebutuhan energi masih 70%. Hal ini disebabkan tidak semua formula khusus bisa masuk
terutama saat malam hari.
F. Terapi Medis
A. PLANNING
1. Terapi Diet :
Bentuk makanan :
Cara pemberian :
2. Tujuan Diet:
2. Rekomendasi Diet :
Energi (kal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
Standar diet RS 1668,3 34,25 46,3 280
Kebutuhan
% standar/kebutuhan
TGL DIAGNOSIS MONITORING DAN EVALUASI ABCD Terapi Obat Diagnosis Evaluasi Tindak lanjut
gizi
Antrp Biokimia Fisik & klinis Asupan
LAPORAN CLINICAL PLACEMENT
Disusun Oleh :
180400435
BAGIAN 1. ASSESSMENT
A. Data Umum
Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan skor menggunakan formulir skrining gizi anak PYMS pasien
berisiko malnutrisi tingkat berat dengan jumlah skor 5 karena berada pada nilai skor ≥ 2
yang berarti berisiko malnutrisi tingkat berat.
C. Antropometri
BBI : (U x 2) + 8
: (3 x 2) + 8
: 14 kg
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil antropometri di atas, dengan panjang badan 87 cm dan berat badan
11 kg dapat disimpulkan bahwa pasien mempunyai status gizi kurang menurut hasil
BMI/U (z-score) yaitu 0,54. Berat badan ideal pasien yaitu 14 kg.
D. Pemeriksaan Biokimia
Kesimpulan:
Tanggal Satuan/Nilai
Vital Sign Nilai Keterangan
Pemeriksaan Normal
17/05/2015 Tekanan darah 110/70 120/80 mmHg Rendah
Nadi 120 80-90x/menit Tinggi
Suhu 37 36,6-37,2C Normal
RR 28 20-30x/menit Normal
Kesimpulan:
3. Pemeriksaan Penunjang
Kesan:
- Kulit xerotic, kering (+), squama (+), mata cowong (+), conjunctivis anemis (+),
BAB (+) 4x lembek, kuning
F. Riwayat Pasien
Makanan Kesukaan
Nasi + garam @ > 5 sdm 1x per hari
Selingan
Ciki, permen, wafer
Kesimpulan:
Asupan pasien baik > 79% dari standar, meskipun untuk kebutuhan energi
masih 70%. Hal ini disebabkan tidak semua formula khusus bisa masuk terutama saat
malam hari.
b. Hasil SQ-FFQ
Kesimpulan:
Asupan energi tidak adekuat berkaitan dengan kurangnya asupan energi dibuktikan oleh
hasil recall 24 jam yaitu 70% (kurang).
NI 2.2
Asupan berlebih berkaitan dengan asupan zat gizi dibuktikan oleh hasil persentase SQ-
FFQ.
NI 5.2
Malnutrisi berkaitan dengan asupan energi tidak adekuat dibuktikan dengan hasil
perhitungan z-score.
Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan adanya peradangan atau infeksi
dibuktikan oleh peningkatan kadar WBC.
NC 3.2
Kehilangan berat badan yang tidak diinginkan berkaitan dengan peningkatan katabolisme
infeksi dibuktikan oleh hasil penurunan sebanyak 2 kg dalam 2 bulan.
BAGIAN 3. INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Diet
- Membantu menurunkan jumlah formula yang diberikan.
- Membantu mempertahankan kenaikan berat badan.
- Membantu memberikan jenis makanan untuk menangani malnutrisi.
B. Preskripsi Diet
Jenis diet : F 100 8x200 cc fase rehabilitasi
Syarat diet :
- Energi diberikan sebanyak 150 gram per BB.
- Protein diberikan sebanyak 4 gram per BB.
- Lemak diberikan 20% dari total kebutuhan.
- Karbohidrat diberikan sisa total dari energi sesuai kebutuhan.
- Cairan 200 ml per kg BB per hari.
- Mineral dan vitamin diberikan cukup.
C. Pemberian Makanan
Pemenuhan:
E : 127,8 kkal
P : 3,7 gram
L : 7,7 gram
KH : 11,7 gram
BAB III
Kesimpulan
Pasien An.S seorang Perempuan yang berusia 41 bulan. Dari hasil tersebut skrinning
yang digunakan menggunakan PYMS dengan total skor 5 dan berstatus gizi malnutrisi
tingkat berat . Dengan intervensi gizi diet F 100 8x200 cc fase rehabilitasi.
Tujuan diberikannya diet ini untuk Memenuhi asupan makan perhari sesuai dengan
kebutuhan yang telah dianjurkan pada pasien dan mendapatkan kontrol metabolik yang lebih
baik dengan pemberian secara oral.
Saran
Aisyah, E., & Nadjib, M. (2017). Evaluasi Ekonomi Penggunaan Antibiotika Profilaksis
Cefotaxime dan Ceftriaxone pada Pasien Operasi Seksio Sesarea di Rumah Sakit X.
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, 3(2), 57–67.
Astriningrum, E. P., Hardinsyah, H., & Nurdin, N. M. (2017). Asupan Asam Folat, Vitamin
B12, dan Vitamin C pada Ibu Hamil di Indonesia berdasarkan Studi Diet Total. Jurnal
Gizi Dan Pangan, 12(1), 31–40.
Chusna, N., Pratomo, G. S., & Murwanda, L. (2018). Profil Penggunaan Obat Antibiotik
Golongan Penisilin di Apotek Rawat Jalan RSUD Kuala Kurun. Borneo Journal of
Pharmacy, 1(1), 41–43.
Lintong, P. M., Kairupan, C. F., & Sondakh, P. L. N. (2012). Gambaran Mikroskopik Ginjal
Tikus Wistar (Rattus Norvegicus) setelah Diinduksi dengan Gentamisin. Jurnal
Biomedik, 4(3), 185–192.
Maghfiroh, F., Kurtini, T., & Nova, K. (2015). Pengaruh Dosis Larutan Vitamin B Kompleks
sebagai Bahan Penyemprotan Telur Itik Tegal terhadap Fertilitas, Susut Tetas, Daya
Tetas, dan Kematian Embrio. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 3(4), 256–261.
Widhyari, S. D. (2012). Peran dan Dampak Defisiensi Zinc (Zn) terhadap Sistem Tanggap
Kebal. Jurnal Wartazoa, 22(3), 141–148.
LAMPIRAN