Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Makalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan kondisi serta keadaaan dalam
kehidupan sekitar. Dimana telah kita ketahui bahwa zaman modern ini mahluk hidup
khususnya manusia telah mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan alam.Akan
tetapi pada tahap pembelajarannya manusia selalu mendapatkan masalah dan perbedaan
pendapat mengenai sesuatu yang ditelitinya. Dalam hal ini adalah meneliti asal usul
kehidupanyang menjadi permasalahan dari sejak berabad-abad tahun yang lalu sampai
sekarang. Karena pada umumnya biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan
mahluk hidup yang ada disekitarnya.
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin menjelaskan dan menyampaikan
beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul kehidupan itu sendiri. Adapun hal lain
yang ingin diperdalam dalam makalah ini adalah mengenai keterkaitan antara ilmu biologi
dengan ilmu yang lainnya. Selain itu penulis juga ingin memperdalam tentang
ilmupengetahuan dimana telah diketahui bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu ilmu yang
mampu dibuktikan kebenarannya melalui metode ilmiah dalam hal ini adalah praktikum
biologi umum itu sendiri.
Sejak dahulu kala manusia selalu mempertanyakan asal-usul kehidupan dan dirinya.
Jawaban sementara atas pertanyaan tersebut ada tiga altenatif, yaitu penciptaan,
transformasi, atau evolusi biologi. Definisi evolusi biologi bermacam-macam tergantung
dari aspek biologi yang dikaji. Beberapa definisi yang umum dijumpai di buku-buku
biologi, antara lain: evolusi pada makhluk hidup adalah perubahan-perubahan yang
dialami makhluk hidup secara perlahan-lahan dalam kurun waktu yang lama dan
diturunkan, sehingga lama kelamaan dapat terbentuk species baru.
Dan tentunya ilmu pengetahuan itu akan kita peroleh dari pembelajaran, maka dari itu
melalui makalah ini penulis mencoba menjelaskan dan menerangkan asal usul kehidupan
melalui evolusi biokimia untuk membuktikan beberapa yang diharapkan. Dan tentunya
dilengkapi dengan berbagai pihak atau tokoh pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalah-masalah yang ingin kami jelaskan dan sampaikan
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana asal usul kahidupan di muka bumi?
2. Kapan mulai ada kehidupan di muka bumi?
3. Dari mana asal usul kehidupan di muka bumi?
4. Bagaimana sejarah pembentukan bumi berdasarkan jaman?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui asal usul kehidupan dimuka bumi
2. Untuk mengetahui kapan mulai ada kehidupan di muka bumi
3. Untuk mengetahui dari mana asal kehidupan di muka bumi
4. Untuk mengetahui sejarah pembentukan bumi berdasarkan zaman
BAB II
PEMBAHASAN
A. ASAL USUL KEHIDUPAN DIMUKA BUMI
Bumi ini dahulu kala terbentuk dalam keadaan yang sangat panas dan dalam
keadaan pijar secara berlahan-lahan bumi menjadi lebih kondensasi atau menjadi
lebih dingin sehingga menjadi suatu saat terbentuk kerak bumi. Bagian bumi yang
berbentuk cair membentuk samudra atau hidrosfer, bagian yang bertugas disebut
atmosfer, dan bagian yang berbentuk padat disebut litosfer. Pada saat ini kulit bumi
tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup kita sebut sebagai biosfer.
Banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli biologi tentang asal usul kehidupan,
tetapi hingga saat ini pun belum ada jawaban yang memuaskan.Teori tentang asal usul
kehidupan yang pernah berkembang diantaranya teori abiogenesis, teori biogenesis, teori
cosmozonic, teori penciptaan, teori evolusi kimia.
Makhluk hidup
Dalam mempelajari makhluk hidup secara menyeluruh haruslah dipelajari dahulu ciri-ciri
hidup yang tidak tertentu tergantung pada waktu dan ruang. Suatu benda dikatakan benda
hidup atau makhluk hidup apabila memiliki ciri-ciri hidup. Kriteria hidup itu adalah
sebagai berikut:
 Metabolisme
Metabolisme atau pertukaran zat artinya ada zat yang masuk (pengambilan makanan)
dan yang keluar (respirasi/pernapasan). semua makhluk hidup melakukan proses
kimia yang kita namakan metabolisme (yunani: metabolisme =perubahan).
 Pertumbuhan
Makhluk hidup mampu mengalami pertumbuhan , artinya semula kecil kemudian
bertambah besar karena pertambahan dari dalam.Tumbuh karena peningkatan masa
sel, dapat terjadi karena ukuran sel menjadi bertambah besar atau karena pertambahan
jumlah sel atau kedua-duanya. Pada makhluk tak hidup tidak ada pertumbuhan.
 Reproduksi
Reproduksi atau berkembang biak artinya semula jumlahnya sedikit ,keudian jumlah
itu menjadi banyak. Proses reproduksi pada bentuk sederhana adalah pembelahan sel,
yakni pembelahan satu individu menjadi dua. Pada perkembangan lebih lanjut,
reproduksi menyangkut pembentukan sel-sel telur dan sperma yang menyatuh
menjadi baru. Pada beberapa makhluk hidup terjadi metagenesis, dimana zigot tidak
langsung menjadi individu dewasa, tetapi melalui fase-fase turunan generatif dan
vegetatif dan aseksual.
 Iritabilita
Makhluk hidup memiliki iritabilita atau kepekaan terhadap rangsangan dan
memberikan reaksi terhadap rangsangan itu, tanggapan ini berguna bagi keselamatan
hidupnya. Rangsangan datang dapat berupa fisik dan kimia disekitarnya misalnya
cahaya, suhu tekanan, suara, perubahan komposisi kimiawi dari tanah, Air dan
sebagainya. Pada prinsipnya semua makhluk hidup baik tingkat rendah maupun
tingkat tinggi memberi tanggapan atau peka terhadap rangsangan.
 Gerak
Makhluk hidup mengadakan gerak.Gerakan pada kebanyakan hewanb terlihat dengan
jelas, tetapi pada tumbuhan kurang jelas dan lambat. Bergerak aktif merupakan salah
kriteria hidup yang tidak mutlak. Hal ini ada beberapa makhluk hidup sama sekali
tidak menunjukan gerak, tetapi memiliki kritteria keempat hal yang telah disebutkan
diatas misalnya, plasmodium yang ada di dalam darah penderiota tidak bergerak sama
sekali, perpindahannya keberbagai bagian tubuh karena hanya mengikuti aliran darah
manusia saja.
 Adaptasi
Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan
sekitarnya adalah merupakan ciri yang memungkinkan makhluk hidup bertahan pada
lingkungan yang terus berubah. Setiap spesies makhluk hidup menyesuaikan diri
denagn mencari lingkungan yang cocok dengan lingkungannya. Adaptasi dapat
berupa perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat atau lambat.
B. AWAL MUNCUL KEHIDUPAN DI MUKA BUMI
Usia Bumi kurang lebih adalah 3000 juta tahun, namun hadirnya kehidupan
diatas bumi barulah sekitar 2000 tahun, dan berwal dari mahluk yang sangat
sederhana. Hal itu diketahui berdasarkan penelitian dan analisis dengan menggunakan
metode perbandingan zat radioaktif dengan zat hasil seluruhnya. Dengan metode itu pula
diperkirakan bahwa bumi telah membentuk batuan sejak 5 ribu juta tahun yang
lalu. Dari penelitian berbagai penelitian terdapat batuan yang berumur 3,5 juta
tahun yang telah menunjukan tanda - tanda kehidupan atau fosil.
C. ASAL KEHIDUPAN DI MUKA BUMI
1. Teori Asal Usul Kehidupan
 Teori Abiogenesis
Tokoh teori Abiogenesis adalah Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang
filosofi dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Teori Abiogenesis ini
menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kali menghuni bumi ini berasal
dari benda mati. Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila
menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur
tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian,
Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur. Menurut
penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja atau secara
spontan. Oleh sebab itu, paham atau teori abiogenesis ini disebut juga paham
generation spontaneae. Jadi, kalau pengertian abiogenesis dan generation
spontanea kita gabungkan, maka pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup
yang pertama kali di bumi tersebut dari benda mati / tak hidup yang terjadinya
secara spontan, misalnya :
 ikan dan katak berasal dari Lumpur.
Ernst Haeckel, seorang pendukung gigih teori evolusi, mencoba mengamati
lumpur yang berhasil dikeruk dengan cawan dan menganggapnya sangat
menyerupai sejumlah sel yang dilihatnya di bawah mikroskop. Berdasarkan
pengamatan ini, ia menyatakan bahwa lumpur "Bathybius Haeckelii", yang
berarti "Lumpur Haeckel" adalah materi tak hidup yang berubah menjadi
organisme hidup. Haeckel dan rekannya, Darwin, meyakini kehidupan
memiliki struktur sederhana sehingga dapat terbentuk dari benda mati.Akan
tetapi, ilmu pengetahuan abad ke-20 menunjukkan bahwa kehidupan tidak
pernah dapat muncul dari sesuatu yang tak hidup. Penemuan biologiwan
Prancis, Louis Pasteur, mengakhiri kepercayaan ini. Sebagaimana
perkataannya: "Pernyataan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan
telah terkubur dalam sejarah untuk selamanya". Setelah Pasteur, para
evolusionis masih berkeyakinan bahwa sel hidup pertama terbentuk secara
kebetulan. Namun, semua percobaan dan penelitian yang dilakukan sepanjang
abad ke-20 telah berakhir dengan kegagalan. Pembentukan "secara kebetulan"
sebuah sel hidup tidaklah mungkin terjadi, bahkan untuk membuatnya melalui
proses yang disengaja di laboratorium tercanggih di dunia pun ternyata tidak
mungkin.
 Cacing berasal dari tanah
 Belatung berasal dari daging yang membusuk.
Teori Abiogenesis ini didukung pula oleh seorang ilmuwan Inggris pada tahun
1700 yang bernama Nedhan.Ia mencoba melakukan penelitian dengan
menggunakan rebusan kaldu. Hasil rebusan kaldu kemudian dimasukkan ke
dalam botol dan ditutup dengan gabus.Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu
tersebut ditumbuhi bakteri. Akhirnya Nedhan menyimpulkan bahwa bakteri
berasal dari air kaldu. Teori ini gugur karena pada abad ke-17 karena pada
pertengahan abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop
sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang
amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Ternyata terlihat
bahwa didalam setetes air rendaman jerami tersebut terdapat benda-benda aneh
yang sangat renik. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan
Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka.
 Teori Biogenesis
Teori ini bertentangan dengan teori abiogenesis, karena menganggap bahwa
makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya.Tiga tokoh
terkenal pendukung teori ini adalah Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan
Louis Pasteur.
Francesco Redi
Redi merupakan orang pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah
teori abiogenesis. Dia melakukan percobaan dengan menggunakan bahan daging
segar yang ditempatkan dalam labu dan diberi perlakuan tertentu.
Labu I : diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
Labu II : diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
Labu III : diisi daging segar dan ditutup rapat
Ketiga labu diletakkan di tempat yang sama selama beberapa hari.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
Labu I : dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
Labu II : dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
Labu III : dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung
Menurut Redi belatung yang terdapat pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke
III tidak terdapat belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk.
Sayangnya, meskipun tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul
belatung. Ini disebabkan karena Redi tidak melakukan sterilisasi daging pada
disain percobaannya.
Lazzaro Spallanzani
Spallanzani juga melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis, tetapi
menggunakan bahan kaldu. Disainnya sebagai berikut:
Labu I : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
Labu II : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin, kemudian
dipanaskan Setelah dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa
hari kemudian hasilnya sebagai berikut.
Labu I : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)
Labu II : tetap jernih, tidak mengandung mikroba
Menurut Spallanzani mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu
berasal dari mikroba yang beraada di udara. Pendukung paham abiogenesis
keberatan dengan disain Spallanzani karena menurut anggapan mereka, labu yang
tertutup menyebabkan gaya hidup (elan vital) dari udara tidak dapat masuk,
sehingga tidak memungkinkan munculnya makhluk hidup (mikroba).
Louise Pasteur
Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan kaldu
dalam labu yang disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus
dengan pipa berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian dipanaskan.Setelah dingin
dibiarkan beberapa hari kemudian diamati.Ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak
ditemukan mikroba. Disain pipa yang berbentuk leher angsa tersebut
memungkinkan masuknya gaya hidup dari udara, tetapi ternyata tidak didapati
makhluk hidup dalam kaldu.
Menurut Pasteur, mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari
udara. Mereka tidak bisa masuk karena terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini bisa
dibuktikan bila labu dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir melalui
pipa dan menyentuh ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian menyebabkan
busuknya kaldu. Dengan demikian Pasteur telah membuktikan bahwa teori
biogenesislah yang benar. Muncullah ungkapan : “omne vivum ex ovo, omne
ovum ex vivo, omne vivum ex vivo” yang artinya: makhluk hidup berasal dari
telur, telur berasal dari makhluk hidup, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
 Teori penciptaan
Pendapati ini lebih dikenal dengan paham, Penciptaan Khusus yang mengandung
arti bahwa Tuhan Langsung turun tangan . Ilmuwan Tidak menolak anggapan ini,
tetapi semacam itu diluar taraf dan batas ilmu pengetahuan. Pendapat ini Dikenal
dengan sebutan Teori Transedental, yang berpendapat bahwa semua ciptaan dari
sisi “Religi “ adalah Ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dan itu luar jangkauan
sains.
 Teori Cozmozoa
Teori ini mengatakan bahwa Mahluk Hidup Berasal Dari Luar Angkasa,
Diperkirakan suatu benda berat telah menyebarkan benda hidup dan benda
hidup itu meruapakan suatu partikel – partikel kecil. Teori ini berdasarkan dua
asumsi :
- Benda hidup itu ada / telah ada di suatu tempat dalam alam semesta ini.
- Hidup itu dapat dipertahankan selama perjalanan antarbenda angkasa di bumi.
2. Teori Evolusi Kimia
Evolusi Kimia
Ketidak puasan para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori
Abiogenesis maupun Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain untuk terus
mengadakan penelitian tentang asal usul kehidupan. Antara pakar-pakar tersebut
antara lain: Harold Urey, Stanley Miller, dan A.I.Oparin. mereka berpendapat
bahwa organisme terbentuk pertama kali di bumi ini berupa makhluk bersel satu.
Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi menjadi berbagai jenis makhluk
hidup seperti Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, dan lain-lain. Para pakar
biologi, astronomi, dan geologi sepakat, bahwa planet bumi ini terbentuk kira-kira
antara 4,5-5 miliar tahun yang lalu. Keadaan pada saat awal terbentuknya sangat
berbeda denagn keadaan pada saat ini. Pada saat itu suhu planet bumi diperkirakan
4.000-8.000oC. pada saat mulai mendingin, senyawa karbon beserta beberapa unsur
logam mengembun membentuk inti bumi, sedangkan permukaannya tetap gersang,
tandus, dan tidak datar. Karena adanya kegiatan vulkanik, permukaan bumi yang
masih lunak tersebut bergerak dan berkerut terus-menerus. Ketika mendingin, kulit
bumi tampak melipat-lipat dan pecah.
Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda denagn kondisi saat ini. Gas-
gas ringan seperti Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Helium (He), dan
Argon (Ar) lepas meninggalkan bumi akrena gaya gravitasi bumi tidak mampu
manahannya. Dia atmosfer juga terbentuk senyawa-senyawa sederhana yang
mengandung unsur-unsur tersebut, seperti uap air (H2O), Amonia (NH3), Metan
(CH4), dan Karbondioksida (CO2). Senyawa sederhana tersebut tetap berbentuk uap
dan tertahan dilapisan atas atmosfer. Ketika suhu atmosfer turun sekitar 100oC
terjadilah hujan air mendidih. Peristiwa ini berlangsung selama ribuan tahun. Dalam
keadaan semacam ini pasti bumi saat itu belum dihuni kehidupan. Namun, kondisi
semacam itu memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia, karena teredianya zat
(materi) dan energi yang berlimpah.
Teori Evolusi Kimia Menurut Harold Urey (1893)
Harold Urey adalah ahli Kimia berkebangsaan Amerika Serikat. Dia menyatakan
bahwa pada suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul zat seperti Metana (CH4),
Uap air (H2O), Amonia(NH2), dan karbon dioksida (CO2) yang semuanya berbentuk
uap. Karena adanya pengaruh energi radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik halilintar
terjadilah reaksi diantara zat-zat tersebut menghasilkan zat-zat hidup. R
Teori evolusi Kimia dari Urey tersebut biasa dikenal dengan teori Urey.
Menurut Urey, zat hidup yang pertama kali terbentuk mempunyai susunan
menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut selama berjuta-juta tahun mengalami
perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Menurut Urey, terbentuknya
makhluk hidup dari berbagai molekul zat di atmosfer tersebut didukung kondisi
sebagai berikut :
- kondisi 1 : tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan hydrogen
yang sangat banyak di atmosfer bumi
- kondisi 2 : adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan
radiasi sinar kosmis yang menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk
molekul zat yang lebih besar.
- kondisi 3 : terbentuknya zat hidup yang paling sederhana yang susunan
kimianya dapat disamakan dengan susunan kimia virus.
- kondisi 4 : dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat hidup yang
terbentuk tadi berkembang menjadi sejenis organisme (makhluk hidup yang lebih
kompleks).
Eksperimen Stanley Miller
Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah asal usul
kehidupan. Didasarkan informasi tentang keadaan planet bumi saat awal
terbentuknya, yakni tentang keadaan suhu, gas-gas yang terdapat pada atmosfer
waktu itu, dia mendesain model alat laboratorium sederhana yang dapat digunakan
untuk membuktikan hipotesis Harold Urey. Kedalam alat yang diciptakannya, Miller
memasukan gas Hidrogen, Metana, Amonia, dan Air. Alat tersebut juga dipanasi
selama seminggu, sehingga gas-gas tersebutdapat bercampur didalamnya. Sebagai
pengganti energi aliran listrik halilintar, Miller mengaliri perangkat alat tersebut
dengan loncatan listrik bertegangan tinggi. Adanya aliran listrik bertegangan tinggi
tersebut menyebabkan gas-gas dalam alat Miller bereaksi membentuk suatu zat baru.
Kedalam perangkat juga dilakukan pendingin, sehingga gas-gas hasil reaksi
dapat mengembun. Pada akhir minggu, hasil pemeriksaan terhadap air yang
tertampung dalam perangkap embun dianalisis secara kosmografi. Ternyata air
tersebut mengandung senyawa organic sederhana, seperti asam amino, adenine, dan
gula sederhana seperti ribose. Eksperimen Miller ini dicoba beberapa pakar lain,
ternyata hasilnya sama. Bial dalam perangkat eksperimen tersebut dimasukkan
senyawa fosfat, ternyata zat-zat yang dihasilkan mengandung ATP, yakni suatu
senyawa yang berkaitan dengan transfer energi dalam kehidupan. Lembaga penelitian
lain, dalam penelitiannya menghasilkan senyawa-senyawa nukleotida. Nukleotida
adalah suatu senyawa penyusun utama ADN (Asam Deoksiribose Nukleat) dan ARN
(Asam Ribose Nukleat), yaitu senyawa khas dalam inti sel yang mengendalikan
aktivitas sel dan pewarisan sifat.
Eksperimen Miller dapat memberikan petunjuk bahwa satuan- satuan kompleks
didalam sistem kehidupan seperti Lipida, Karbohidrat, Asam Amino, Protein,
Mukleotida dan lain-lainnya dapat terbentuk dalam kondisi abiotik. Teori yang terus
berulang kali diuji ini diterima para ilmuwan secara luas. Namun, hingga kini masalah
utama tentang asal-usul kehidupan tetap merupakan rahasia alam yang belum
terjawab. Hasil yang mereka buktikan barulah mengetahui terbentuknya senyawa
organik secara bertahap, yakni dimulai dari bereaksinya gas-gas diatmosfer purba
dengan energi listrik halilintar. Selanjutnya semua senyawa tersebut bereaksi
membentuk senyawa yang lebih kompleks dan terkurung dilautan. Akhirnya
membentuk senyawa yang merupakan komponen sel.
Evolusi Biologi
Alexander Oparin (1917) adalah Ilmuwan Rusia. Didalam bukunya yang berjudul The
Origin of Life(Asal Usul Kehidupan). Oparin menyatakan bahwa pada suatu ketika
atmosfer bumi kaya akan senyawa uap air, CO2, CH4, NH3, dan Hidrogen. Karena
adanya energi radiasi benda-benda angkasa yang amat kaut, seperti sinar Ultraviolet,
memungkinkan senyawa-senyawa sederhana tersebut membentuk senyawa organik
atau senyawa hidrokarbon yang lebih kompleks. Proses reaksi tersebut berlangsung
dilautan.
Senyawa kompleks yang mula-mula terbentuk diperkirakan senyawa seperti Alkohol
(H2H5OH), dan senyawa asam amino yang paling sederhana. Selama berjuta-juta
tahun, senyawa sederhana tersebut bereaksi membentuk senyawa yang lebih kompleks,
Gliserin, Asam organik, Purin dan Pirimidin. Senyawa kompleks tersebut merupakan bahan
pembentuk sel.
Menurut Oparin senyawa kompleks tersebut sangat berlimpah dilautan maupun di
permukaan daratan. Adanya energi yang berlimpah, misalnya sinar Ultraviolet,
dalam jangka waktu yang amat panjang memungkinkan lautan menjadi timbunan
senyawa organik yang merupakan sop purba atau Sop Primordial. Senyawa kompleks yang
tertimbun membentuk sop purba di lautan tersebut selanjutnya berkembang sehingga
memiliki kemampuan dan sifat sebagai berikut:
a) memiliki sejenis membran yang mampu memisahkan ikatan-ikatan kompleks
yang terbentuk dengan molekul-molekul organik yang terdapat disekelilingnya;
b) memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan molekul-molekul
dari dan ke sekelilingnya;
c) memiliki kemampuan untuk memanfaatkan molekul-molekul yang diserap sesuai dengan
pola-pola ikatan didalamnya.
d) mempunyai kemampuan untuk memisahkan bagian-bagian dari ikatan- ikatannya.
Kemampuan semacam ini oleh para ahli dianggap sebagai kemampuan untuk
berkembang biak yang pertama kali. Senyawa kompleks dengan sifat-sifat tersebut
diduga sebagai kehidupan yang pertama kali terbentuk. Jadi senyawa kompleks yang
merupakan perkembangan dari sop purba tersebut telah memiliki sifat-sifat hidup seperti
nutrisi, ekskresi, mampu mengadakan metabolisme, dan mempunyai kemampuan
memperbanyak diri atau reproduksi. Walaupun dengan adanya senyawa-senyawa
sederhana serta energi yang berlimpah sehingga dilautan berlimpah senyawa organik
yang lebih kompleks, namun Oparin mengalami kesulitan untuk menjelaskan mengenai
mekanisme transformasi dari molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup kebenda
hidup. Oparin menjelaskan sebagai berikut :
Protein sebagai senyawa yang bersifat Zwittwer Ion, dapat membentuk kompleks
koloid hidrofil (menyerap air), sehingga molekul protein tersebut dibungkus oleh
molekul air. Gumpalan senyawa kompleks tersebut dapat lepas dari cairan dimana
dia berada dan membentuk emulsi. Penggabungan struktur emulsi ini akan
menghasilkan koloid yang terpiah dari fase cair dan membentuk timbunan
gumpalan atau Koaservat.
Timbunan Koaservat yang kaya berbagai kompleks organik tersebut
memungkinkan terjadinya pertukaran substansi dengan lingkungannya. Di samping
itu secara selektif gumpalan Koaservat tersebut memusatkan senyawa-senyawa lain
kedalamnya terutama Kristaloid. Komposisi gumpalan koloid tersebut bergantung
kepada komposisi mediumnya. Dengan demikian, perbedaan komposisi medium
akan menyebabkan timbulnya variasi pada komposisi sop purba. Variasi komposisi
sop purba diberbagai areal akan mengarah kepada terbentuknya komposisi kimia
Koaservat yang merupakan penyedia bahan mentah untuk proses biokimia.
Tahap selanjutnya substansi didalam Koaservat membentuk enzim. Di sekeliling
perbatasan antara Koaservat dengan lingkungannya terjadi penjajaran molekul-
molekul Lipida dan protein sehingga terbentuklah selaput sel primitif.
Terbentuknya selaput sel primitif ini memungkinkan memberikan stabilitas pada
koaservat. Dengan demikian, kerjasama antara molekul-molekul yang telah ada
sebelumnya yang dapat mereplikasi diri kedalam koaservat dan penagturan kembali
Koaservat yang terbungkus lipida amat mungkin akan mnghasilkan sel primitif.
Kemampuan koaservat untuk menyerap zat-zat dari medium memungkinkan
bertambah besarnya ukuran koaservat. Kemungkinan selanjutnya memungkinkan
terbentuknya organisme Heterotropik yang mampu mereplikasi diri dan mendapatkan
bahan makanan dari sop Primordial yang kaya akan zat-zat organik.
 Teori Fluger
Teori menyatakan bahwa Bumi itu berasal dari suatu materi yang sangat panas sekali,
yang mengandung Karbon dan Nitrogen sehingga terbentuk Cyanogen. Senyawa itu
dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi, dan selanjutnya terbentuk zat protein
protoplasma yang menjadi mahluk hidup.
 Teori Moore
Teori ini menyatakan bahwa Hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok atau pas
dari bahan Organik pada saat bumi mengalami pendinginan dalam kondisi tersebut
muncullah hidup itu.
 Teori Allen
Bahwa saat keadaan berdifusi (bumi itu keadaannya seperti sekarang), beberapa reaksi
terjadi yaitu energi yang datang dari sinar matahari diserap oleh zat besi yang lembab
dan menimbulkan pengaturan atom , Interaksi antara Nitrogen , Karbon , Hidrogen ,
Oksigen dan Sulfur, yang nantinya akan membentuk zat – zat yang difus yang
akhirnya membentuk potoplasma benda hidup.
2.4 SEJARAH PEMBENTUKAN BUMI BERDASARKAN ZAMAN
1) Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)
Arkeozpoikum artinya Masa Kehidupan Purba, Masa Arkeozoikum (Arkean)
merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian
berkembang menjadi protokontinen. Batuan masa ini ditemukan di beberapa
bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai benua. Coba perhatikan, masa ini
adalah masa pembentukan kerakbumi. Jadi kerak bumi terbentuk setelah
pendinginan bagian tepi dari “balon bumi” (bakal calon bumi). Plate tectonic /
Lempeng tektonik yang menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini.
Lingkungan hidup mas itu tentunya mirip dengan lingkungan disekitar mata-air
panas. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini
juga merupakan awal terbentuknya Indrosfer dan Atmosfer serta awal muncul
kehidupan primitif di dalam samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan
ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan
Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.
2) Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan
awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai
berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes
dan prokaryotes). Enkaryotes ini akan menjadi tumbuhan dan prokaryotes
nantinya akan menjadi binatang. Menjelang akhir masa ini organisme lebih
kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral
mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil
sejati pertama. Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal
sebagai masa PraKambrium.
3) Zaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
Kambrium berasal dari kata “Cambria” nama latin untuk daerah Wales di
Inggeris sana, dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari. Banyak
hewan invertebrata mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh
kehidupan berada di lautan. Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar dan
cangkang sebagai pelindung. Fosil yang umum dijumpai dan penyebarannya luas
adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral, Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan
Artropoda (Trilobit). Sebuah daratan yang disebut Gondwana (sebelumnya
pannotia) merupakan cikal bakal Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian
Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau
masih berupa benua- benua kecil yang terpisah.
4) Zaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan
bertulang belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang
muncul pertama kali seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut),
Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona. Koral dan Alga
berkembang membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari
mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah, sedangkan Ekinodermata dan
Brakiopoda mulai menyebar. Meluapnya Samudra dari Zaman Es merupakan
bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana dan benua-benua lainnya mulai
menutup celah samudera yang berada di antaranya.
5) Zaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)
Zaman silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan
darat mulai muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku).
Sedangkan Kalajengking raksasa (Eurypterid) hidup berburu di dalam laut. Ikan
berahang mulai muncul pada zaman ini dan banyak ikan mempunyai perisai
tulang sebagai pelindung. Selama zaman Silur, deretan pegunungan mulai
terbentuk melintasi Skandinavia, Skotlandia dan Pantai Amerika Utara
6) Zaman Devon (410-360 juta tahun lalu)
Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan
tumbuhan darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di
dalam lautan. Serbuan ke daratan masih terus berlanjut selama zaman ini. Hewan
Amfibi berkembang dan beranjak menuju daratan. Tumbuhan darat semakin
umum dan muncul serangga untuk pertama kalinya. Samudera menyempit
sementara, benua Gondwana menutupi Eropa, Amerika Utara dan Tanah Hijau
(Green Land).
7) Zaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)
Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air.
Serangga raksasa muncul dan ampibi meningkat dalam jumlahnya. Pohon
pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di
rawa-rawa pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua di muka bumi
menyatu membentuk satu masa daratan yang disebut Pangea, mengalami
perubahan lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan. Di belahan bumi utara,
iklim tropis menghasilkan secara besar-besaran, rawa-rawa yang berisi dan
sekarang tersimpan sebagai batubara.
8) Zaman Perm (290 -250 juta tahun lalu)
“Perm” adalah nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia.
Reptilia meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan konifer
dan Grikgo primitif. Hewan Ampibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman
perm diakhiri dengan kepunahan micsa dalam skala besar, Tribolit, banyak koral
dan ikan menjadi punah. Benua Pangea bergabung bersama dan bergerak sebagai
satu massa daratan, Lapisan es menutup Amerika Selatan, Antartika, Australia
dan Afrika, membendung air dan menurunkan muka air laut. Iklim yang kering
dengan kondisi gurun pasir mulai terbentuk di bagian utara bumi.
9) Zaman Trias (250-210 juta tahun lalu)
Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi
umum. Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama
kalinya selama zaman ini. Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging yang
disebut Cynodont mulai berkembang. Mamalia pertamapun mulai muncul saat
ini. Dan ada banyak jenis reptilia yang hidup di air, termasuk penyu dan kura-
kura. Tumbuhan sikada mirip palem berkembang dan Konifer menyebar. Benua
Pangea bergerak ke utara dan gurun terbentuk. Lembaran es di bagian selatan
mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea.
10) Zaman Jura (210-140 juta tahun lalu)
Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat
jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan
dan Pterosaurus merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran
yang luar biasa. Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak
jenis buaya berkembang. Tumbuhan Konifer menjadi umum, sementara Bennefit
dan Sequola melimpah pada waktu ini. Pangea terpecah dimana Amerika Utara
memisahkan diri dari Afrika sedangkan Amerika Selatan melepaskan diri dari
Antartika dan Australia. zaman ini merupakan zaman yang paling menarik anak-
anak setelah difilmkannya Jurrasic Park.
11) Zaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini. Mamalia
berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus,
Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia
dan tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk yang
berlainan. Iklim sedang mulai muncul. India terlepas jauh dari Afrika menuju
Asia. zaman ini adalah zaman akhir dari kehidupan biantang-binatang raksasa.
12) Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya
primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta,
sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip
dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier
terus berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar,
tumbuhan merambat dan rumput. Pada zaman Tersier – Kuarter, pemunculan dan
kepunahan hewan dan tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan cuaca
secara global
13) Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)
Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala Plistosen mulai
sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu.
Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang. Pada
Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada jaman
glasial sebagian besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es,
begitu pula. Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan
Himalaya Di antara 4 jaman es ini terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim
bumi lebih hangat. Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu disebut
Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern yang
mempunyai peradaban baru muncul pada Kala Holosen. Flora dan fauna yang
hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup
sekarang.
BAB III
PENUTUP
Tugas
1. Faktor apa yang menyebabkan dinosaurus punah
2. Evolusi kimia dan biologi yang berhubungan dengan materi asal usul kehidupan
3. Hal-hal yang menyebabkan kepunahan karena manusia

Anda mungkin juga menyukai