Anda di halaman 1dari 7

REVISI

LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA INTERPROFESSIONAL


EDUCATION (IPE)
PADA KELUARGA IBU SRI PUJIYATI
WILAYAH NGESREP RT 08 / RW 01 KELURAHAN NGESREP
KECAMATAN BANYUMANIK

Dosen Pembimbing Lapangan: Ns. Artika Nurrahima, S.Kep., M.Kep.

Tahap 1

Disusun Oleh : Kelompok 1.02

Septiana Dwi Rubyanti 22030117120002 Gizi 2017

Refah Rezkiana Putri A. 22020117120002 Keperawatan 2017

Zhafirah Bahri 22010117120003 Kedokteran 2017

Nisa Khoirun Nafia 22010117120011 Kedokteran 2017

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
A. Karakteristik Keluarga
Keluarga Tn. B merupakan keluarga yang tinggal di RT 08/ RW 01,
Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik. Tn B saat ini berusia 35 tahun,
menikah dengan Ny. SP sejak tahun 2015 atau sudah 5 tahun ini. Latar belakang
pendidikan Tn. B adalah SMA dan saat ini memiliki pekerjaan sebagai
wiraswasta. Untuk penghasilan Tn. B sebagai wiraswasta hampir sama dengan
gaji UMR kota Semarang. Sedangkan Ny. SP berusia 37 tahun memiliki latar
belakang pendidikan D3 dan saat ini menjadi ibu rumah tangga. Ny. SP
merupakan warga asli Semarang. Saat ini, Tn. B dan Ny. SP tinggal bersama di
rumah keluarga dari Ny. SP dengan ukuran yang cukup luas dan cukup nyaman
untuk ditempati. Penghasilan Saat ini keluarga Tn. B dikaruniai seorang anak
perepmpuan (An. S) berusia 17 bulan. Ny. SP sedang mengandung anak keempat,
pernah melahirkan satu kali, dan mengalami kegguran sebanyak 2 kali (G4P1A2),
saat ini hamil dengan usia kandungan 6 bulan atau trimester kedua akan memasuki
trimester ketiga. Riwayat kehamilannya dahulu pernah mengalami keguguran
sebanyak 2 kali pada tahun 2016 dan 2017. Berdasarkan wawancara, keluarga Tn.
B tidak memiliki masalah kesehatan ataupun riwayat penyakit tertentu.

B. Hasil Analisis Masalah Kesehatan dan Faktor Risiko


Hasil analisis pada Tn. B berdasarkan nilai IMT (Indeks Massa Tubuh)
sebesar 22,5 kg/m2 memiliki status gizi normal, untuk tekanan darah yaitu 110/90
mmHg juga termasuk kategori normal. Sedangkan pada ibu hamil Ny. SP
didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg termasuk kategori normal, dan memiliki
status gizi normal sebelum hamil (20,13 kg/m2) dan setelah hamil (22,8 kg/m2)
berdasarkan nilai antropometri IMT. Namun berdasarkan pertambahan berat
badan untuk kehamilan pada trimester kedua, Ny. SP masih kurang dimana
peningkatan BB-nya sebanyak 6,6 kg, dimana nilai normalnya peningkatan BB
sebanyak 11,3-17,1 kg. Pada wawancara menyatakan bahwa Ny. SP mengalami
anemia setiap kehamilannya. Ny. SP rutin periksa kehamilannya ke bidan ataupun
puskesmas. Untuk keluhan saat ini Ny. SP tidak ada keluhan, tidak mual ataupun
muntah. Pada An. S diperoleh status gizi normal berdasarkan nilai Z-score BB/TB
(-0,15 SD), BB/U (0,29 SD), TB/U (0,80 SD), dan IMT/U (-0,26 SD)
menggunakan perhitungan WHO Anthro dan pada KMS berada di garis hijau.
Berdasarkan hasil kuesioner pengetahuan Ny. SP terkait ASI eksklusif, MP-
ASI serta asupan gizi seimbang termasuk masih kurang, hal ini dikarenakan Ny.
SP masih ragu akan jawabannya, namun Ny. SP pernah mengikuti dan pernah
diberikan konseling mengenai ASI eksklusif, MP-ASI oleh dokter ataupun
petugas puskesmas. Berdasarkan data skrining faktor risiko pada ibu hamil (Skor
Poedji Rochjati) memiliki risiko diantaranya yaitu interval kehamilan sekarang
dengan sebelumnya ≤ 2 tahun, usia ibu hamil ≥ 35 tahun, pernah aborsi dua kali,
pernah operasi sesar, dan riwayat anemia pada setiap kehamilannya. Sehingga
kehamilan Ny.SP termasuk kehamilan yang berisiko sangat tinggi, sehingga
disarankan untuk melakukan persalinan di rumah sakit dengan penolong dokter.
Pada penilaian PHBS Keluarga Tn. B termasuk dalam keluarga yang sehat
utama dengan skor 13. Meskipun begitu, masih terdapat indikator yang belum
terpenuhi salah satunya melakukan aktivitas fisik pada anggota keluarga berumur
>10tahun. Berdasarkan hasil wawancara, rutinitas Tn. B setiap harinya bekerja
sebagai wiraswasta, selanjutnya jika sesampainya di rumah langsung istirahat atau
terkadang bermain dengan anak dan membantu membereskan rumah. Untuk
aktivitas fisiknya, biasanya 2-3x seminggu jalan kaki di pagi hari keliling
kampung, terkadang seminggu sekali jogging (namun masih belum rutin). Pada
Ny. SP kesehariannya sebagai ibu rumah tangga adalah membereskan rumah,
berbelanja ke pasar dan terkadang juga beli di penjual sayuran, mencuci, dan
mengurus anak dimana hal ini dirasa sudah cukup melelahkan. Aktivitas fisik
pada Ny. SP berupa jalan pagi bersama suami dan anaknya disekitar lingkungan
kampung, 2-3 kali seminggu. Untuk An. S kesehariannya adalah bermain dengan
teman, bersepeda, dan jalan bersama ibu dan ayahnya 2-3 kali dalam seminggu.
Berdasarkan data aktivitas fisik, ternyata aktivitas fisik Tn. B, Ny. SP dan
An. S masih tegrolong aktivitas fisik ringan. Sehingga aktivitas yang dilakukan
belum cukup untuk memenuhi latihan fisik minimal yang dianjurkan oleh
Kemenkes yaitu latihan fisik minimal 3 kali seminggu dengan waktu sekali latihan
minimal 30 menit dengan intensitas tertentu. Selain aktivitas fisik, berdasarkan
hasil wawancara disimpulkan bahwa pengetahuan terkait kontrasepsi masih
kurang. Ny. SP bahkan belum merencanakan untuk melakukan program KB
setelah melahirkan, padahal melihat faktor risiko yang sangat tinggi jika
merencanakan kehamilan pada Ny. SP, maka program KB seharusnya diperlukan.
Berdasarkan data recall 3x24 jam ternyata memiliki masalah yang berbeda
tiap individunya (dapat dilihat pada lampiran). Pada Tn. B asupan makanannya
baik zat gizi makro maupun mikro masih kurang dari kebutuhan (kecuali lemak
cukup, dan vitamin A berlebih), serta waktu makan yang tidak teratur. Pada Ny.
SP juga memiliki masalah berupa asupannya masih kurang (kecuali lemak cukup,
dan vitamin A dan C brlebih). Kebutuhan zat gizi ibu hamil lebih tinggi dari
kebutuhan biasanya, karena hal ini diperlukan semasa kehamilan untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri dan mendkung tumbuh kembang janin. Sedangkan pada An.
S asupannya berlebih dibandingkan kebutuhan (kecuali serat masih kurang), hal
ini kemungkinan dikarenakan An. S berlebihan dalam konsumsi susu yaitu rata –
rata 7-8 cangkir per harinya.

C. Permasalahan yang Diintervensi


Berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan keluarga/anggota keluarga
serta faktor risiko, diperoleh permasalahan yang akan diintervensi sebagai berikut:
1. Kurangnya asupan gizi seimbang
 Tn. B
Diperlukan edukasi gizi seimbang kepada Tn. B karena berdasarkan data
asupannya masih kurang dari kebutuhan dan perlunya rekomendasi menu
supaya mengetahui pemilihan makanan yang sesuai dan mengubah perilaku
makan yang terkadang tidak rutin (dapat dilihat recall pada hari ke-3).
 Ibu Hamil (Ny. SP)
Perlunya intervensi mengenai asupan gizi seimbang pada ibu hamil adalah:
a. Peningkatan berat badan pada ibu hamil trimester kedua yang tidak
sesuai dengan nilai normalnya yaitu 11,3 – 17,1 kg atau sebanyak 2 kg
BB/ bulannya. Berdasarkan data yang didapatkan, berat badan Ny. SP
sebelum hamil 49 kg dan berat badan saat usia kehamilan 6 bulan yaitu
55,6 kg. Sehingga disimpulkan bahwa kenaikan berat badannya hanya
6,6 kg atau masih dibawah nilai normal untuk trimester kedua.
b. Adanya riwayat anemia pada setiap kehamilan Ny.SP. Hal ini
menunjukkan bahwa belum terpenuhinya kebutuhan mikronutrien
seperti zat besi, asam folat, vitamin B12 serta belum rutinnya konsumsi
suplemen zat besi pada Ny.SP setiap bulannya.
c. Pengetahuan tentang gizi yang kurang. Hal ini dibuktikan dari data
kuesioner tentang gizi keluarga yang hasilnya untuk pengetahuan
Ny.SP masih kurang terutama terkait IMD, ASI eskslusif, dan MP-ASI.
d. Berdasarkan hasil recall dan perhitungan kebutuhan gizi pada keluarga
Ny. SP, jumlah makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan
zat gizi, padahal kebutuhan gizi masa hamil sangat penting untuk
menjaga kondisi ibu hamil sendiri dan memenuhi kebutuhan janin.
 An. S
Diperlukan edukasi terkait pemberian ASI, MP-ASI dan pemilihan
makanan untuk balita, sebab masalah gizi pada An. S adalah asupannya
berlebihan. Hal ini pemberian variasi makanan masih kurang, makan tidak
teratur, dan pemberian susu yang berlebihan rata – rata 8 cangkir per hari.
Padahal idealnya anak usia >1 tahun diberikan ASI, atau tidak jika
diberikan susu formula maka cukup 3-4 cangkir per hari. Hal ini
menjadikan anak lebih cepat kenyang sehingga tidak nafsu makan untuk
mengonsumsi makanan lain dan lebih pilah-pilih terhadap makanan.
2. Belum melakukan program KB sampai sekarang.
Alasan yang mendasari perlunya melakukan intervensi mengenai pentingnya
program KB adalah:
a. Berdasarkan data skrining faktor risiko pada ibu hamil (skor Poedji
Rochjati) dengan skor 28. Hal ini menunjukkan bahwa kehamilan pada
Ny.SP termasuk kehamilan yang berisiko sangat tinggi. Oleh karena itu,
perlu dilakukan intervensi mengenai KB.
b. Melihat faktor usia ibu hamil ≥36 tahun dan interval atau jarak kehamilan
yang dikandungnya ≤2 tahun, maka perlu dilakukan program KB
selanjutnya. Sehingga intervensi ini sangat diperlukan.
3. Kurangnya aktivitas fisik.
Alasan yang mendasari perlunya melakukan intervensi mengenai pentingnya
aktifitas fisik adalah berdasarkan data pada indikator PHBS, keluarga Tn.B
yang berusia >10 tahun masih kurang dalam melakukan aktivitas fisik, sesuai
yang dianjurkan oleh KEMENKES RI yaitu melakukan latihan fisik minimal 3
kali seminggu dengan waktu latihan minimal 30 menit dan intesitas sedang.
D. Jenis dan Metode Intervensi
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya, maka
intervensi yang akan dilakukan yaitu:
1. Intervensi mengenai asupan gizi seimbang serta variasi rekomendasi menu.
Metode dan media intervensi : konseling  e-booklet dan video
 Tn. S, Ny. SP dan An. S (pedoman gizi seimbang)
a. Edukasi gizi seimbang, menjaga pola makan supaya asupan terpenuhi.
b. Menambah konsumsi buah, meningkatkan sayur-sayuran dan lauk yang
bervariasi, baik sumber hewani maupun nabati yang dapat dikonsumsi.
c. Memberikan rekomendasi menu yang beragam dengan variasi bahan
berbasis pangan lokal, memberikan kreasi makanan bagi keluarga.
 Ny. SP
a. Konsumsi suplemen zat besi secara rutin supaya mengurangi risiko
anemia (dengan melibatkan peran ayah untuk mengingatkan), ditambah
vitamin karena peningkatan kebutuhan mikronutrien pada masa hamil.
b. Rekomendasi menu kaya akan zat besi, folat, zinc, vitamin dan mineral.
c. Edukasi pemberian IMD, ASI eksklusif, dan MP-ASI secara tepat.
 An. S
a. Mengurangi konsumsi susu menjadi 3-4 cangkir per harinya.
b. Edukasi kepada orang tua (melibatkan peran ayah dan ibu) mengenai
dukungan pemberian ASI eksklusif, MP-ASI yang tepat usia >1 tahun.
c. Rekomendasi variasi sayur dan buah yang menarik dan unik bagi anak.
2. Intervensi mengenai edukasi ASI eksklusif, MP-ASI, dan IMD.
Metode dan media intervensi : konseling  e-booklet dan video
a. Menambah pengetahuan ortu akan waktu dan jenis pemberian makanan
yang tepat diberikan kepada bayi dan anak. Supaya lebih memahami
pemberian ASI Eksklusif, MP-ASI, dan MP-ASI yang perlu diberikan.
b. Memberikan sosialisasi cara melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
yang baik supaya bayi mendapatkan zat gizi secara optimal dan
mendekatkan ikatan antara ibu dan bayi, dan peran serta ayah.
c. Memotivasi Tn. B sebagai “ayah siaga” untuk memberikan dukungan
pemberian IMD, ASI-eksklusif, MP-ASI, dan kasih sayang keluarga.
3. Intervensi mengenai edukasi program KB.
Metode dan media intervensi : konseling  e-booklet dan video
a. Mengedukasi ibu mengenai jenis-jenis KB yang dapat dilakukan.
b. Memberikan pemahaman kepada ayah dan ibu hamil untuk kehamilan
selanjutnya (karena Ny. SP berisiko tinggi untuk hamil selanjutnya) dan
Ny. SP belum memiliki niat untuk melakukan KB.
4. Intervensi mengenai aktivitas fisik. Metode : konseling  e-booklet dan video
Tujuan dari intervensi ini yaitu meningkatkan kesadaran dan peran ayah, ibu
hamil dan anak supaya melakukan aktivitas fisik secara rutin. Disamping
aktivitas fisik yang tergolong masih ringan, dapat ditingkatkan kembali supaya
menjaga daya tahan tubuh terlebih ditengah masa pandemi Covid-19 ini.
Contoh aktivitas fisik yang selama pandemi ini (#dirumahaja) diantaranya :
Menaiki tangga, lompat tali, berjemur dengan melakukan pemansan atau
stretching, memanfaatkan video latihan olahraga menggunakan YouTube,
berjalan kaki 15-30 menit dengan intensitas sedang, aerobik ataupun menari
dengan menggunakan musik selama 10-15 menit minimal 3x dalam seminggu.

Selain beberapa intervensi di atas, diperlukan pula intervensi yang tambahan


yang dibutuhkan dalam waktu dekat maupun pada kondisi sekarang ini, yaitu :
1. Intervensi mengenai edukasi upaya pencegahan Covid-19.
Tujuan dari intervensi ini yaitu menyadarkan akan pentingnya menjaga
kesehatan, aktivitas fisik dan perilaku kebersihan di masa pandemi Covid-19.
2. Intervensi mengenai praktik breastcare setelah ibu melahirkan. Tujuannya:
a. Mempersiapkan perawatan breastcare karena ibu hamil termasuk
kehamilan usia risiko tinggi sehingga diupayakan ASI tetap keluar.
b. Meningkatkan pemahamaan ibu tentang pentingnya menjaga payudara,
agar ASI dapat diterima oleh bayi dengan lancar.
c. Melatih ketrampilan pada ibu secara mandiri tentang menjaga
payudara, baik pada sebelum kehamilan, selama kehamilan dan
sesudah kehamilan.
d. Praktik breast care melibatkan peran suami sebagai pendukung utama
dalam membantu pelaksanaan breastcare dan menjaga psikososial.

Jenis intervensi dan media yang digunakan dalam melakukan intervensi ini adalah:
1. E-booklet berisi panduan lengkap atau infografis yang kami intervensikan
2. Manekin (praktik breastcare) *jika bisa dilakukan, jika tidak melalui video
3. Video edukasi
a. Pedoman gizi seimbang
b. Video terkait ASI-eksklusif dan MP-ASI, serta IMD
c. Upaya pencegahan lainnya terkait COVID-19 (bagi ibu hamil, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir, serta bagi anggota keluarga), seperti:
1) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Untuk ibu nifas, selalu cuci
tangan setiap kali sebelum, sesudah memegang bayi, sebelum menyusui.
2) Batuk dan bersin dengan etika yang benar
3) Hindari menyentuh wajah dengan tangan yang belum dicuci
4) Lakukan physical distancing
5) Membersihkan lingkungan tempat tinggal dengan disinfektan atau sabun
6) Segera periksa dan berobat ke fasilitas kesehatan jika ada tanda, gejala
7) Gunakan masker bila keluar rumah atau sakit, dengan benar dan efektif.
8) Konsumsi makanan bergizi seimbang dan terapkan "Isi Piringku"
9) Tetap berolahraga walaupun di rumah saja
10) Bersihkan dan desinfeksikan secara rutin benda yang sering disentuh.
11) Rajin mencari informasi yang tepat dan benar mengenai COVID-19
dari media sosial dan sumber terpercaya, seperti dari kemenkes,
kominfo, dsb.
E. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Kunjungan ibu hamil (Ny. S) Gambar 2. Assesment atau pengkajian dan
bersama dengan gasurkes Ngesrep pengambilan data ibu hamil (Ny. S)
(Sabtu, 7 Maret 2020) (Jum’at, 13 Maret 2020)

Gambar 3. Pengukuran antopometri ibu Gambar 4. Wawancara ibu hamil dan keluarga
hamil dan keluarga (Jum’at, 13 Maret 2020)
(Jum’at, 13 Maret 2020)

Anda mungkin juga menyukai