Anda di halaman 1dari 18

Observasi DAN JUDGEMENT

Mindo Lupiana, SKM., MKM


 Observasi adalah suatu penyelidikan yang
dijalankan secara sistematis dan sengaja
diadakan dengan menggunakan alat indra
terutama mata terhadap kejadian-kejadian yang
langsung (Bimo Walgito, 1987:54).
 Observasi adalah suatu tehnik untuk mengamati
secara langsung maupun tidak langsung gejala-
gejala yang sedang /berlangsung baik di dalam
sekolah maupun di luar sekolah (Djumhur,
1985:51).
Observasi sebagai alat pengumpul data adalah
pengamatan yang memiliki sifat – sifat:
 dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan lebih dulu.
 direncanakan secara sistematis.
 hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan
tujuannya.
 dapat diperiksa validitas, reliabilitas dan
ketelitiannya.
 bersifat kuantitatif.
Macam-macam Observasi
1. Menurut peranan observer
a) Observasi Partisipan: observasi di mana
observer ikut aktif didalamkegiatan observer.
b) Observasi Non Partisipan: observasi dimana
observer tidak ikut aktif di dalam bagian
kegiatan observer (hanya mengamati dari jauh).
c) Observasi Kuasi partisipasi : observasi dimana
observer seolah-olah turut berpartisipasi yang
sebenarnya hanya berpura-pura saja dalam
kegiatan observee.
2. Menurut situasinya
a) Free Situation : adalah observasi yang
dijalankan dalam situasi bebas, tidak ada hal-
hal atau faktor - faktor yang membatasi
jalannya observasi.
b) Manipulated Situation : adalah observasi yang
situasinya dengan sengaja diadakan. Sifatnya
terkontrol (dalam pengontrolan observer).
c) Partially Controlled Situation : adalah campuran
dari keadaan observasi free situation dan
manipulated situation.
3. Menurut sifatnya
a) Observasi Sistematis : adalah observasi yang
dilakukan menurut struktur yang berisikan
faktor-faktor yang telah diatur berdasarkan
kategori, masalah yang hendak di observasi
b) Observasi Non Sistematis : adalah observasi
yang dilakukan tanpa struktur atau rencana
terlebih dahulu, dengan demikian observer
dapat menangkap apa saja yang dapat di
tangkap.
Langkah-langkah Observasi
 Menentukan tujuan
 Menentukan sasaran
 Menentukan ruang lingkup
 Menentukan tempat dan waktu
 Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.
 Mulai mengadakan observasi.
 Mengadakan pencatatan data.
 Menyusun laporan.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Observasi
 Menentukan materi apa yang akan diobservasi
 Menentukan cara/teknik apa yang akan dipergunakan
 Menentukan cara dalam mencatat hasil observasi
 Dalam menyusun laporan harus di bedakan antara
data dan interprestasi.
 Harus diingat bahwa kemahiran observasi hanya
dapat dicapai dengan mengadakan latihan dalam
observasi.
 Selama observasi berlangsung jangan sampai
memberikan interprestasi dan
 Interpretasi diberikan setelah oservasi selesai.
Kelebihan Observasi
 Observasi merupakan teknik yang langsung dapat
digunakan untuk memperhatikan berbagai gejala.
Banyak aspek tingkah laku manusia ataupun situasi
yang hanya dapat diteliti melalui observasi langsung.
 Observasi memungkinkan pencatatan yang serempak
dengan terjadinya suatu gejala atau kejadian yang
penting.
 Observasi sangat baik dipergunakan sebagai teknik
untuk melengkapi dan mencek fakta atau data yang
diperoleh dengan alat pengumpul data lain.
 Dengan observasi observer tidak memerlukan bahasa
verbal untuk berkomunikasi dengan obyek yang
ditelaah.
Cara-cara Mencatat Observasi
Ada dua cara pokok mencatat observasi itu, seperti :
a) Unit-unit tingkah laku yang akan diamati
dirumuskan atau ditentukan lebih dulu, dan
catatan-catatan yang dibuat hanyalah mengenai
aspek-aspek atau kegiatan yang telah ditentukan.

b) Kita mengadakan observasi tanpa menentukan


lebih dulu aspek-aspek atau kegiatan-kegiatan
tingkah laku yang diamati. Dengan demikian,
menurut cara yang kedua kita dapat memperoleh
data yang luas dan bervariasi (banyak
macamnya).
JUDGEMENT
PENGERTIAN JUDGEMENT
Judgment adalah kemampuan untuk menarik
kesimpulan atas situasi yang dihadapi.
Judgment dibuat ketika berada dalam suatu
situasi atau kasus. Jadi, melalui kasus atau
masalah, seseorang dapat mengolah
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki nya
untuk mengambil kesimpulan. Banyak orang
takut dengan masalah dan begitu takutnya
sedapat mungkin menghindarinya
Lanjutan..
Padahal, di dalam masalah, kita dapat belajar untuk
membuat judgment yang baik. Ingat tanpa judgment yang
baik, seseorang tidak akan mungkin menjadi orang yang
bijak. Orang yang takut terhadap masalah, tidak terlatih
dengan baik untuk membuat judgment yang baik. Sikap
menghindari masalah adalah sikap yang keliru dan
merupakan usaha untuk bunuh diri mengingat dunia ini
selalu dirudung dengan masalah-masalah. Selanjutnya,
berdasarkan judgment yang dibuat, seseorang harus
mengambil tindakan atau keputusan. Hal ini merupakan
tingkatan yang paling tinggi dalam pengelolaan informasi.
Persamaan observasi dengan judgment adalah
sama-sama dihadapi oleh suatu kasus atau
masalah, sama-sama mengamati suatu objek.
Sedangkan perbedaannya adalah, jika
observasi hanya sebatas mengamati dan
mencatat suatu objek, judgment mempunyai
tingkatan yang lebih tinggi yaitu menganalisa
dan menarik suatu kesimpulan dari kasus yang
dihadapi. Jadi judgment tidak akan diperoleh
bila tidak dilakukan observasi.
Social Judgement Teory (Teori Pertimbangan Sosial)

Teori ini dikembangkan oleh Muzafer Sherif, seorang


psikolog dari Oklahoma University AS (Barker, 1987).
Secara ringkas teori ini menyatakan bahwa
perubahan sikap seseorang terhadap objek sosial dan
isu tertentu merupakan hasil proses pertimbangan
(judgement) yang terjadi dalam diri orang tersebut
terhadap pokok persoalan yang dihadapi. Proses
”mempertimbangkan” isu atau objek sosial tersebut
menurut Sherif berpatokan pada kerangka rujukan
(reference points) yang dimiliki seseorang
Paradigma Negatif
Sebuah Justifikasi

Kebanyakan pemikiran menyebutkan bahwa tindakan


justifikasi memiliki konotasi makna negatif. Banyak
orang yang merasa tidak senang ketika dirinya di-judge
oleh orang lain. Dari konteks kalimatnya ketahuan jika
orang yang merasa tidak senang tersebut telah
dijustifikasi negatif oleh seseorang lainnya. Padahal
justifikasi tidak melulu terkait hal-hal negatif. Justifikasi
berbicara benar dan salah, justifikasi berbicara baik
dan buruk (sesuai-tidak sesuai), bahkan justifikasi
berbicara tentang indah dan tidak indahnya sesuatu.
Nalar dan emosi manusia terlibat di sini. Lantas kenapa
kita melarang orang melakukan tindakan justifikasi.
Justifikasi yang Dilarang

Walau bagaimanapun, justifikasi tidak dapat lepas dari


apa yang disebut sebagai norma dan peraturan.
Keseluruhan perspektif yang ada digembleng dalam
suatu aturan yang disepakati bersama baik tertulis
(peraturan ) maupun tidak tertulis (norma) untuk
kepentingan bersama. Justifikasi menjadi tidak legal
sesaat ketika justifikasi itu melenceng dari norma dan
peraturan ini. Menyikapi Justifikasi, Tidak semua orang
punya mental yang kuat menghadapi sebuah justifikasi,
baik itu justifikasi positif maupun justifikasi negatif
Erima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai