Anda di halaman 1dari 19

MATA KULIAH: KMB 1

KARDIOMIOPATI
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
ANGGOTA:
RITA AMELIA A1C219143
SILVA RUSLI PUTRI A1C219134
MURNIATY A1C219112
NATANEL LEHA A1C219136
FARIDA TAKABA A1C219129

UNIVERSITAS MEGA REZKY


MAKASSAR
OLEH: PRODI S1 KEPERAWATAN
NURARIFAH,S.Kep.Ns.,M.Kep TAHUN AJARAN
2020/2021
DEFINISI
Kardiomiopati adalah setiap penyakit atau
cedera pada jantung yang tidak berhubungan
dengan penyakit arteri koroner, hepertensi,
atau malformasi congenital. Kardiomiopati
dapat terjadi setelah suatu infeksi jantung,
akibat penyakit otoimun, atau setelah
individu terpajan toksin tertentu, termasuk
alcohol dan banyak obat anti kanker.
Kardiomiopati dapat terjadi secara idiopatik.
(Corwin, 2009).
KLASIFIKASI
1. Kardiomiopati Hipertrofik

Ditandai dengan adanya penebalan


pada dinding ventrikel tanpa dilatasi,
pada kebanyakan kasus ini
menyebabkan gagal jantung.
Penyakit ini diturunkan secara
genetic (dominant autosomal) dan
diduga juga karena rangsangan
katekolamin, kelainan pembuluh
darah koroner kecil, kelainan yang
menyebabkan iskemi miokard,
kelainan konduksi atrioventrikuler.
Pada pemeriksaan fisik ini denyut
2. Kardiomiopati Dilatatif

Ditandai dengan ruang-ruang


jantung dimana otot jantung yang
melemah, kendur dan rongga jantung
membengkak serta menyebabkan gagal
jantung, fungsi pompa sistolik berkurang
secara progesif serta volume akhir
diastolic dan sistolik meningkat.
Pemeriksaan fisik antara lain :
• Dapat ditemukan irama jantung bisa
menjadi cepat atau lambat
• Tekanan darah bisa normal atau
rendah
• Pulsus alternans
• Kardiomegali
• Bunyi jantung 3 dan 4 terdengar
sekali
• Murmur pada mitral dan trikuspidalis
• Asites
• Udem
• Hepatomegali dan kulit dingin akibat
vasokontriksi perifer
3. Kardiomiopati Restriktif

Kardiomiopati yang jarang (terjadi 1


dalam 1000 orang),terjadi
manakala dinding jantung
menjadi kaku dan tidak cukup
lentur untuk terisi darah sehingga
kemampuannya untuk
memompa darah ke seluruh
tubuh menjadi menjadi tidak
efektif.
Pemeriksaan fisik :
 Dapat ditemukan
pembesaran jantung sedang
 Edema
 Asites
GEJALA
Tanda dan gejala kardiomiopati biasanya meliputi :
– Kehabisan nafas sewaktu mengerahkan tenaga
atau bahkan sewaktu istirahat.
– Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki.
– Perut kembung berisi air.
– Merasa lelah.
– Detak jantung tidak beraturan yang dirasakan
cepat,bergetar dan berdebar.
– Pusing,kepala ringan dan pingsan.
ETIOLOGI
Sebagian besar penyebab kardiomiopati tidak diketahui,
ada beberapa sebab yang diketahui antara lain: infeksi
berbagai mikroorganisme toksik seperti etanol,metabolic
misalnya pada buruknya gizi dan dapat pula diturunkan.
(Muttaqin, 2009).
Goodwin dalam Mansjoer, et.al 2000, membagi etiologi
berdasarkan klasifikasi kardiomiopati yaitu sebagai berikut:
1. Kardiomiopati dilatasi/kongsetif
2. Kardiomiopati hypertrofi
3. Kardiomiopati restriktif
PATOFISIOLOGI (Smeltzer, 2001)
Kardiomiopati merupakan sekelompok penyakit yang mempengaruhi struktur dan fungsi
miokardium. dikelompokkan menjadi kardiomiopati dilatasi atau kardiomiopati kongestif;
kardiomiopati hipertrofik; kardiomiopati restriktif. Penyakit ini dapat mengakibatkan gagal
jantung berat dan bahkan kematian. Kardiomiopati dilatasi atau kongistif adalah
kardiomiopati yang paling sering terjadi. Ditandai dengan adanya dilatasi atau pembesaran
rongga ventrikel bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran atrium kiri, dan stasis
darah dalam ventrikel. Pada pemeriksaan mikroskopis otot memperlihatkan berkurangnya
jumlah elemen kontraktil serat otot. Komsumsi alkohol yang berlebihan sering berakibat
berakibat kardiomiopati jenis ini. Kardiomiopati hipertrofi jarang terjadi. Pada kardiomiopati
hipertrofi, massa otot jantung bertambah berat, terutama sepanjang septum. Terjadi
peningkatan ukuran septum yang dapat menghambat aliran darah dari atrium ke ventrikel;
selanjutnya, kategori ini dibagi menjadi obstruktif dan nonobstruktif. Kardiomiopati restritif
adalah jenis terakhir dan kategori paling sering terjadi. Bentuk ini ditandai dengan gangguan
regangan ventrikel dan tentu saja volumenya. Kardiomiopati restriktif dapat dihubungkan
dengan amiloidosis (dimana amiloid, suatu protein, tertimbun dalam sel) dan penyakit
infiltrasi lain. Tanpa memperhatikan perbedaannya masing-masing, fisiologi kardiomiopati
merupakan urutan kejadian yang progresif yang diakhiri dengan terjadinya gangguan
pemompaan ventrikel kiri. Karena volume sekuncup makin lama makin berkurang, maka
terjadi stimulasi saraf simpatis, mengakibatkan peningkatan tahanan vaskuler sistemik.
Seperti patofisiologi pada gagal jantung dengan berbagai penyebab, ventrikel kiri akan
membesar untuk mengakomodasi kebutuhan yang kemudian juga akan mengalami
kegagalan. Kegagalan ventrikel kanan biasanya juga menyertai proses ini.
MANIFESTASI KLINIS
Kardiomiopati dapat terjadi pada setiap usia dan
menyerang pria maupun wanita. Kebanyakan orang
dengan kardiomiopati pertama kali datang dengan
gejala dan tanda gagal jantung. Dispnu saat beraktifitas,
parosikmal nocturnal dispnu (PND), batuk, dan mudah
lelah adalah gejala yang pertama kali timbul.
Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan kongesti
vena sistemik, distensi vena jugularis, pitting edema
pada bagian tubuh bawah, pembesaran hepar, dan
takikardi. (Smeltzer, 2001)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Pemeriksaan diagnostic yang biasanya
dilakukan menurut Muttaqin, 2009 adalah :
– Foto toraks, pada kardiomiopati dilatatif akan
didapatkan kardiomegali dan edema paru.
– EKG akan tampak left ventrikel hypertropi pada
jenis kardiomiopati hipertrofi.
– Ekokardiografi: dapat dilihat adanya dilatasi,
penebalan pada jantung.
KOMPLIKASI
a.       Fibrilasi atrial dengan trombus
b.      Endokarditis infektif.
c.       Gagal jantung kongestif.
PENATALAKSANAAN
1)      Pencegahan primer
-          Anjurjkan klien untuk mengurangi konsumsi alkohol.
-          Cegah proses infeksi
-          Monitor terjadinya hipertensi sistemik
-          Monitor keadaan wanita selama masa kehamilan
2)      Pencegahan sekunder
-          Monitor tanda awal dari gagal jantung kongestif.
-          Evaluasi klien dengan disritmia.
3)      Pencegahan tersier.
-          Perhatikan petunjuk spesifik pemakaian obat
-          Pertimbangkan untuk dilakukan transplantasi jantung
-          Evaluasi pemberian terapi antikoagulasi untuk mengurangi embolisme sistemik.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KARDIOMIOPATI

1. PENGKAJIAN
Sering didapat adanya keluhan dispnea, nyeri dada, cepat
lelah, palpitasi dan sinkop.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan utama untuk klien ini adalah:
a. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
miokard
b. Gangguan pola tidur b.d nafas pendek/sesak.
c. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran
kapiler-alveolus
d. Nyeri b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan
arteri koroner.
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1 Penurunan curah jantung b.d Perubahan kontraktilitas Tujuan: Mandiri
miokardial/perubahan inotropik Curah jantung tidak Auskultasi nadi apical, kaji frekwensi,
DO: menurun setelah dilakukan irama jantung.
TD: 170/110 mmHg perawatan 2x 24 jam Catat bunyi jantung, palpasi nadi perifer,
N: 120 x/menit KH: pantau tekanan darah tiap 1 jam
P: 30 x/menit TD: 125/90mmHg
JVP (+) N: 90 x/menit Kaji kulit terhadap pucat, dan sianosis.
Denyut dan irama jnatung berubah P: 20 x/menit
S3 &S4 (+) JVP(-) Tinggikan kaki dengan mengganjal bagian
Nadi perifer tidak teraba Denyut dan irama jantung tumit kaki dengan bantal/ gulungan kain
Kulit dingin normal Pantau haluaran urine, catat penurunan
Pitting Edema (+/+) S3 dan S4 (-) haluaran dan konsentrasi urine setiap 8
DS: Kulit hangat jam
Mengeluh sesak Edema (-) Tingkatkan/ dorong tirah baring dengan
Sesak (-) kepala ditinggikan 45 0
  Pantau tingkat kesadaran dan GCS setiap
8 jam
Kolaborasi:
1. Berikan oksigen tambahan sesuai
indikasi
2. Obat sesuai indikasi:, Diuretik, co.
Furosemid, bumetanid dll,
Vasodilator, co. Nitrat, arterio-
dilator:hidralazin dll, Digoxin
3. Captopril, lisonopril, enalapril
4. Tranquilizer
5. Pemberian Antikoagulan
6. Pantau/ganti elektrolit, Pantau hasil
Lab, Pemeriksaan fungsi Hati ,
koagulasi/PT/APTT
2.. Gangguan pertukaran gas b.d Perubahan Tujuan: Mandiri
membran kapiler-alveolus, contoh Kerusakan pertukaran gas Auskultasi bunyi napas, catat krekels, mengi
pengumpulan/perpindahan cairan kedalam tidak terjadi 2x24 jam dan Anjurkan klien batuk efektif, napas dalam jika
area interstitial/alveoli selama perawatan timbul sesak
  KH: Pertahankan tirah baring dengan head up 20-
DS: Sesak (-) 30 derajat
- Klien mengeluh sesak Ronkhi (-) Kolaborasi
DO: P: 20 x/menit 1. Pemeriksaan GDA, nadi oksimetri setiap
Batuk (+),P: 30 x/menit. Ronkhi (+), Orthopnea (-) hari
orthopnea (=)   2. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
3. Obat sesuai indikasi:
- Diureti, co, furosemid
- Bronkodilator co, aminofilin

3. Gangguan pola tidur b.d Napas Tujuan: 1. Latih klien untuk melakukan tehnik
pendek/sesak/statis sekresi Setelah diberikan perawatan relaksasi
DS: selama 1 hari klien dapat 2. Anjurkan klien untuk melakukan
- Klien mengatakan tidur siang istirahat tidur kebiasaannya sebelum tidur : berdoa
tidak teratur, sebentar- KH: 3. Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi
sebentar. - Klien dapat tidur klien
- Klien mengatakan tidur sering nyenyak 4. Anjurkan klien mengatur posisi tidur
terbangun karena sesak. - Klien dapat tidur 6-7 jam senyaman mungkin
- Klien mengatakan tidur - Klien tidak sering terjaga  
malam 4 jam sewaktu tidur
DO: - Klien tampak segar pada
- Mata tampak sembab pagi hari
- Klien tampak lemah
4. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai intervensi.
5. EVALUASI
Hasil yang diharapkan pada proses perawatan klien dengan
gagal jantung adalah sebagai berikut:
a. Menunjukan peningkatan curah jantung : tanda-tanda vital kembali
normal
b. Tidak ada keluhan sesak napas
c. Terhindar dari resiko penurunan perfusi perifer yaitu:
1)Tidak terjadi kelebihan volume cairan
2)Tidak sesak
3)Udema ekstremitas tidak terjadi
d. Terpenuhinya aktivitas sehari-hari
e. Menunjukan penurunan kecemasan
1) Memahami penyakit dan tujuan perawatannya
2) Mematuhi semua aturan medis
3) Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap
atau sifatnya berubah
f. Memahami cara mencegah komplikasi dan menujukan tanda-tanda
bebas dari komplikasi yaitu:
1)Menjelaskan proses terjadinya gagal jantung
2)Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi
g. Mematuhi program perawatan diri
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai