Anda di halaman 1dari 10

TUBERKLOSIS

OLEH :

Elfany Azis Kandora 18 3145 105 068


Nabilah Syahriani 18 3145 105 077
Frisca Rara Paipinan 18 3145 105 087
Nurwahida18 3145 105 101
Eka Dulia A1C219082
 
KELAS B
KELOMPOK 3
LATAR BELAKANG
1. Pengertian Tuborklosis
Suatu penyakit bakteri menular yang berpotensi serius yang
terutama mempengaruhi paru-paru.
Bakteri penyebab TB menyebar ketika orang yang terinfeksi
batuk atau bersin. Kebanyakan orang yang terinfeksi dengan
bakteri yang menyebabkan tuberkulosis tidak memiliki
gejala. Ketika gejala memang terjadi, biasanya berupa batuk
(kadang-kadang ada bercak darah), penurunan berat badan,
berkeringat di malam hari, dan demam.Pengobatan tidak
selalu diperlukan untuk orang-orang tanpa gejala. Pasien
dengan gejala aktif akan membutuhkan perjalanan
pengobatan panjang yang melibatkan beberapa antibiotik.
 
2. Menurut WHO
Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia. Dalam 20 tahun
World Health Organitation (WHO) dengan negara-negara yang tergabung di
dalamnya mengupayakan untuk mengurangi TB Paru. Tuberkulosis paru adalah
suatu penyakit infeksi menular yang di sebabkan oleh infeksi menular oleh bakteri
Mycobacterium tuberkulosis. Sumber penularan yaitu pasien TB BTA positif
melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya. Penyakit ini apabila tidak segera
diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya
hingga kematian (Kemenkes RI, 2015)
Menurut WHO tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian global.
Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan, insiden dan kematian akibat
tuberkulosis telah menurun, namun tuberkulosis diperkirakan masih menyerang 9,6
juta orang dan menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun 2014. India, Indonesia
dan China merupakan negara dengan penderita tuberkulosis terbanyak yaitu
berturut-turut 23%, 10%, dan 10% dari seluruh penderita di dunia (WHO, 2015).
Pada tahun 2015 di Indonesia terdapat peningkatan kasus tuberkulosis dibandingkan
dengan tahun 2014. Pada tahun 2015 terjadi 330.910 kasus tuberkulosis lebih
banyak dibandingkan tahun 2014 yang hanya 324.539 2 kasus. Jumlah kasus
tertinggi terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa Barat,
Jawa Timur, dan Jawa tengah (Kemenkes RI, 2016).
Kebijakan-kebijakan/program pemerintah
dalam menangani masalah tuberklosis
A. Strategi Strategi penanggulangan TB dalam pencapaian Eliminasi Nasional TB meliputi:
 Penguatan kepemimpinan Program TB di Kabupaten/ Kota.
 Promosi: Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial, regulasi, dan peningkatan
pembiayaan, Koordinasi dan sinergi program.
 Peningkatan akses layanan TB yang bermutu.
 Peningkatan jejaring layanan TB melalui PPM (public-private mix).
 Penemuan aktif berbasis keluarga dan masyarakat Peningkatan kolaborasi layanan melalui
TB-HIV, TB-DM, MTBS, PAL, dan lain sebagainya.
 Inovasi diagnosis TB sesuai dengan alat/saran diagnostik yang baru
 Kepatuhan dan Kelangsungan pengobatan pasien atau Case holding.
 Bekerja sama dengan asuransi kesehatan dalam rangka Cakupan Layanan Semesta (health
universal coverage).
 Pengendalian faktor risiko
 Promosi lingkungan dan hidup sehat.
 Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TB.
 Pengobatan pencegahan dan imunisasi TB.
B. Kebijakan
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat bertanggung jawab
menyelenggarakan Penanggulangan TB. Penyelenggaraan Penanggulangan TB
dilaksanakan melalui upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorang.
Penanggulangan TB harus dilakukan secara terintegrasi dengan penanggulangan
program kesehatan yang berkaitan. Program kesehatan yang meliputi program HIV
dan AIDS, Diabetes Melitus, serta program kesehatan lain. Penanggulangan TB secara
terintegrasi dilakukan melalui kegiatan kolaborasi antara program yang bersangkutan.
Penanggulangan TB dilaksanakan sesuai dengan azas desentralisasi dalam kerangka
otonomi daerah dengan Kabupaten/kota sebagai titik berat manajemen program, yang
meliputi: perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta menjamin
ketersediaan sumber daya (dana, tenaga, sarana dan prasarana). Penanggulangan TB
dilaksanakan dengan menggunakan Pedoman Standar Nasional sebagai kerangka
dasar dan memperhatikan kebijakan global untuk PenanggulanganTB. Penemuan dan
pengobatan untuk penanggulangan TB dilaksanakan oleh seluruh Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) yang meliputi Puskesmas, Klinik, dan Dokter Praktik
Mandiri (DPM) serta Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut(FKRTL) yang
meliputi: Rumah Sakit Pemerintah, non pemerintah dan Swasta, Rumah Sakit Paru
(RSP), Balai Besar/Balai Kesehatan Paru Masyarakat (B/BKPM). Obat Anti
Tuberkulosis (OAT) untuk penanggulangan TB disediakan oleh pemerintah dan
diberikan secara cuma-cuma.
Identifikasi program kesehatan pemerintah
yang sudah tercapai dan belum tercapai
1. Sudah tercapai
Konsolidasi dan Implementasi Inovasi Dalam Strategi DOTS (2006-2010)
Fase ini ditandai dengan keberhasilan dalam mencapai target global tingkat
deteksi dini dan kesembuhan pada tahun 2006. Selain itu, berbagai tantangan baru
dalam implementasi strategi DOTS muncul pada fase ini.
Mitra baru yang aktif berperan dalam pengendalian TB pada fase ini antara lain
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan di Kementerian Kesehatan, Ikatan
Dokter Indonesia, dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Meskipun
Indonesia mengalami pemberhentian sementara dana GFATM Round 1 dan round
5, akan tetapi kegiatan pelayanan TB (terutama di dalam gedung) tetap terlaksana
karena kesiapan tenaga pelayanan dengan menggunakan dana dari pemerintah
pusat dan pemerintah daerah serta sumber pendanaan dari berbagai lembaga donor
internasional lain seperti USAID, WHO, tetap dapat dipertahankan. Selain
mencapai target global, Indonesia juga telah menunjukkan berbagai
perkembangan dalam menghadapi tantangan baru program pengendalian TB
Keberhasilan ekspansi strategi DOTS di
Indonesia membutuhkan dukungan manajerial
yang kuat. Desentralisasi pelayanan kesehatan
berpengaruh negatif terhadap kapasitas sumber
daya manusia dan pengembangan program
pengendalian TB. Meskipun dilaporkan bahwa
98% staf di Puskesmas dan lebih kurang 24%
staf TB di rumah sakit telah dilatih, program
TB harus tetap melakukan pengembangan
sumber daya manusia mengingat tingkat
mutasi staf yang cukup tinggi.
2. Belum Tercapai
Menurut kemenkes RI (2011) indikator
pengendallian untuk menilai kemajuan atau
keberhasilan program pengendalian TB,
diketahui bahwa ada beberapa indikator
pengendalian TB yang belum tercapai yaitu
angka CDR sebesar 56% (target nasional min
70%), angka keberhasilan pengobatan sebesar
82% (target nasional min 85%), angka
kesembuan sebesar 76% (target nasional min
85%) , angka kesalahan lab dari triwulan
pertama- triwulan ketiga pada tahun 2013
sebesar 6% (target nasional max 5%).
Langkah-langkah yang perlu dilakukan
agar program/kebijakan tersebut dapat
tercapai
Untuk tercapainya target program Penanggulangan TB Nasional,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota harus menetapkan target Penanggulangan TB
tingkat daerah berdasarkan target nasional dan memperhatikan
Strategi Nasional. Strategi Nasional Penanggulangan TB
sebagaimana dimaksud terdiri atas:
• Penguatan kepemimpinan program TB
• Peningkatan akses layanan TB yang bermutu
• Pengendalian faktor risiko TB
• Peningkatan kemitraan TB
• Peningkatan kemandirian masyarakat dalam penanggulangan TB
• Penguatan manajemen program TB.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai