Malasezia furfur dapat tumbuh dalam jumlah banyak pada folikel rambut dan
kelenjar sebasea. Pada pemeriksaan histologis organisme tersebut terlihat di lubang
folikel bagian infudibulum saluran sebasea dan sering disekitar dermis. Folikel
berdilatasi akibat sumbatan dan terdiri dari debris keratin. Secara klinis lesi terlihat
eritem, papula folikular atau pustula dengan ukuran 2-4 mm, distribusinya
dipunggung, dada kadang-kadang dibahu, dengan leher dan rusuk. Bentuknya yang
lebih berat disebut Acneifonn folliculitis
Diagnosa didasarkan pada keluhan gatal dan lokasi serta morfologi lesi,
dikonfirmasi dengan pemeriksaan lampu wood tampak fluoresensi biru terang atau
putih yang di amati pada folikel di lokasi lesi, dan menemukan kelompok sel ragi
dan spora bulat atau blastospora Malassezia pada pemeriksaan isi folikel yang
dikeluarkan dengan ekstraktor komedo. Pemeriksaan dilakukan dengan larutan
KOH dan tinta Parker® biru hitam. Mengingat Malassezia spp. merupakan flora
normal kulit, Jacinto-Jamora menambahkan kriteria yakni dianggap POF jika
temuan jumlah organisme ≥ 3+ : yakni lebih dari 2-6 spora dalam kelompok atau
3-12 spora tunggal tersebar.
Pemeriksaan penunjang lain adalah dengan menemukan organisme dalam
ostium folikel rambut pada sediaan histopatologi yang kadang disertai ruptur folikel
dan tanda peradangan. (Bramono et al., 2015 ; Akaza et al 2009)
Dari gambaran Histologis ditemukan dilated folikel rambut dengan sumbat
keratin mengandung spora jamur, intra dan perifollicular inflamasi infiltrat terdiri
dari neutrofil, limfosit dan histiosit, Intra-dan perifollicular musin kolam. Folikel
rambut bisa pecah, menghasut reaksi tubuh granulomatosa asing.
Gambar… Miroskopik M.furfur “Spaghetti and Meatball Appereance”
DIAGNOSIS BANDING
Gambar….Akne vulgaris
DAFTAR PUSTAKA
1. Akaza N, Akamatsu H, Sasaki Y, et al. 2009. Malassezia folliculitis is
caused by cutaneus resident Malassezia species. Med Mycol. P 618-624
2. Bramono K., Budimulja U., 2015. Nondermatofitosis. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin Edisi Ketujuh. Badan Penerbit FKUI
3. Wasiatmaja, 2015. Erupsi Akneiformis. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Edisi Ketujuh. Badan Penerbit FKUI