KASUS
HERNIA SCROTALIS
HYDROCELE
VARICOCELE
Oleh:
dr. Sabila Wahdini
Pembimbing:
dr. Arif Septa Reno, Sp.B
Identitas Pasien
Keluhan Utama:
Benjolan di skrotum kanan
Scrotum kanan:
- Tampak gambaran testis ukuran normal, tampak intensitas echocairan dalam
scrotum
- Tampak herniasi bowel kedalam scrotum
- Pada Doppler vascularisasi intra testis tampak baik
Scrotum kiri:
- Tampak gambaran testis ukuran normal, tak tampak intensitas echocairan dalam
scrotum
- Pada Doppler vascularisasi intra testis tampak baik
Kesan:
- Hernia scrotalis kanan
- Hydrocele kanan
Diagnosis Banding
Konsul Sp. B:
- Cek lab. darah rutin, PT, APTT
- Inj. Cefotaxime 1amp
- Inj. Ketorolac 3x30mg
- Puasa
- Op. Cito Hernia Repair
- Konsul Sp. An
TINJAUAN
PUSTAKA
HERNIA INGUINALIS
Pendahuluan
Burcharth J, 2013
Pendahuluan
Oberg S, 2017
Pendahuluan
Dalam hal penanganan penyakit, hingga saat ini tatalaksana utama hernia
inguinalis adalah tatalaksana definitif dengan pembedahan.
Onuigbo, 2016
Patofisiologi
Hernia direk kelainan terjadi pada sisi medial dari pembuluh darah
(medialis) epigastrika inferior.
isi abdomen menonjol melalui sisi yang lemah pada fascia
transversalis.
HIL + HIM =
Hernia Pantalon
Onuigbo, 2016
Patofisiologi
Onuigbo, 2016
Patofisiologi
Berdasarkan derajat:
Hernia reponibilis
Masuk sendiri (+)
Hernia ireponibilis
Masuk sendiri (-)
Hernia inkarserata
Ditambah:
Gangguan pasase (+)
Hernia strangulata
Ditambah:
Demam (+)
Iskemia (+) ancaman nekrosis
Etiologi
Hernia indirek:
• Kelainan embriologi inguinal Kelainan
• Penurunan testis kongenital
Hernia direk:
• Dinding abdomen yang melemah (fascia transversalis) Kelainan
metabolisme
Oberg S, 2017
Etiologi
Faktor risiko:
Faktor internal
1) Jenis kelamin pria > wanita
2) Usia diatas 45 tahun
3) Indeks Massa Tubuh (IMT)
Faktor eksternal
1) Merokok
2) Peningkatan tekanan intraabdominal
Oberg S, 2017
Diagnosis
Anamnesis
• Hernia inguinalis dapat asimtomatis dan ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan fisik.
• Pada pasien simtomatis, keluhan pasien dapat berupa rasa tidak nyaman di
daerah benjolan.
• Pasien juga dapat menyadari adanya benjolan yang keluar masuk secara
spontan di area inguinal atau skrotum.
Pemeriksaan fisik
• Pada inspeksi dapat dicari tanda-tanda penonjolan, pembengkakkan,
perubahan warna, dan adakah asimetri pada kedua sisi bilateral inguinal.
Lalu pasien diminta untuk melakukan manuver valsava untuk melihat apakah
benjolan membesar.
• Pada palpasi dimulai dari kulit longgar terbawah skrotum hingga anulus
inguinalis interna. Pada regio skrotum, palpasi mengikuti arah korda
spermatika ke atas hingga ligamentum inguinalis dan orifisium anulus
inguinalis ekstrena. Anulus inguinalis eksterna berada pada sisi medial dan
inferior dari tuberkel pubis. Kanalis inguinalis berada pada sisi lateral dari
anulus tersebut. Pasien kembali diminta untuk melakukan manuver valsava
untuk mencari tonjolan hernia.
Pemeriksaan penunjang
• USG
• Herniografi
• CT + MRI
• Laparaskopi
• Pembedahan eksplorasi
Berobat jalan
Pada kasus hernia dengan gejala minimal serta tidak menyebabkan hendaya
aktivitas berarti.
Persiapan rujukan
Kriteria rujukan:
- Hernia inkarserata, obstruksi, strangulasi
- Hernia reponibilis dengan gejala maupun ukuran yang besar
- Hernia inguinalis asimptomatis maupun dengan gejala minimal
- Pasien dengan nyeri maupun benjolan pada regio inguinalis dengan
manifestasi klinis yang tidak jelas
- Pasien pasca operasi dengan komplikasi seperti nyeri kronis
Medikamentosa
Pembedahan
a) Herniotomi pembuangan kantung hernia
b) Herniorafi herniotomi disertai repair dinding posterior dari kanalis
inguinalis
c) Hernioplasti herniotomi disertai penguatan dinding posterior kanalis
inguinalis dengan mesh sintetis
Terapi suportif
Baylon K, 2017
Komplikasi
Teori Kasus
• Pada pasien simtomatis, Keluhan terdapat benjolan
keluhan pasien dapat pada skrotum kanan sejak 6
berupa rasa tidak nyaman di jam yang lalu. Keluhan disertai
daerah benjolan. rasa nyeri dari skrotum sampai
• Pasien juga dapat ke ulu hati. Nyeri dirasakan
menyadari adanya benjolan terus menerus, tidak
yang keluar masuk secara dipengaruhi perubahan posisi.
spontan di area inguinal Keluhan lain berupa mual (+),
atau skrotum. muntah (-), dan terdapat nyeri
saat BAK.
Anamnesis
Teori Kasus
Faktor risiko: - Jenis kelamin pria
Faktor internal - Usia 16 tahun
1) Jenis kelamin pria > wanita - IMT normal
2) Usia diatas 45 tahun - Bukan perokok
3) Indeks Massa Tubuh (IMT) - Tidak beraktivitas berat
Faktor eksternal
1) Merokok
2) Peningkatan tekanan
intraabdominal
Pemeriksaan Fisik
Teori Kasus
• Pada inspeksi dapat dicari Skrotum dextra tampak sedikit
tanda-tanda penonjolan, membesar, hiperemis (-), nyeri
pembengkakkan, perubahan saat dipalpasi (+), massa (-),
warna, dan adakah asimetri transluminasi (-/+)
pada kedua sisi bilateral
inguinal.
• Pada palpasi dimulai dari
kulit longgar terbawah
skrotum hingga anulus
inguinalis interna
Pemeriksaan Penunjang
Teori Kasus
• USG USG Testis Bilateral:
Scrotum kanan:
• Herniografi - Tampak gambaran testis ukuran normal,
• CT + MRI tampak intensitas echocairan dalam
scrotum
• Laparaskopi - Tampak herniasi bowel kedalam scrotum
• Pembedahan eksplorasi - Pada Doppler vascularisasi intra testis
tampak baik
Scrotum kiri:
- Tampak gambaran testis ukuran normal,
tak tampak intensitas echocairan dalam
scrotum
- Pada Doppler vascularisasi intra testis
tampak baik
Kesan:
- Hernia scrotalis kanan
- Hydrocele kanan
Penatalaksanaan
Teori Kasus
Medikamentosa - Inj. Cefotaxime 1amp
Pembedahan - Inj. Ketorolac 3x30mg
a) Herniotomi - Op. Cito Hernia Repair
b) Herniorafi - Post Op ligasi varicocele
c) Hernioplasti
TERIMAKASIH