1
Seorang wanita umur 22 tahun datang ke Puskesmas pada tanggal 12
januari 2009, ingin memeriksakan kehamilan. HPHT 17 Mei 2008, dari
PF didapatkan janin tunggal hidup presentasi kepala, kepala belum
masuk PAP, punggung kiri, belum inpartu. Letak punggung kiri
didapatkan dari pemeriksaan apakah hasil tersebut?
a. Leopold I
0 II
b. Leopold
c. Pemeriksaan dalam
d. Leopold III
e. Leopold IV
1
Seorang wanita umur 22 tahun datang ke Puskesmas pada tanggal 12
januari 2009, ingin memeriksakan kehamilan. HPHT 17 Mei 2008, dari
PF didapatkan janin tunggal hidup presentasi kepala, kepala belum
masuk PAP, punggung kiri, belum inpartu. Letak punggung kiri
didapatkan dari pemeriksaan apakah hasil tersebut?
a. Leopold I
b. Leopold II
c. Pemeriksaan dalam
d. Leopold III
e. Leopold IV
ANC
Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalianan,
anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali
I 1x Sebelum minggu ke 16
II 1x Antara minggu 24-28
III 2x Antara minggu 30-32
Antara minggu 36-38
Pemeriksaan Obstetri
TFU Leopold
1 D. Leopold III
a. Leopold I
b. Leopold II
c. Pemeriksaan dalam
d. Leopold III
e. Leopold IV
2
Seorang wanita G4P2A0 berusia 42 tahun, dengan usia kehamilan 30
minggu. Pasien tersebut mengeluhkan nyeri kepala, tangan kesemutan,
penglihatan kabur, TD: 170/100, dan kaki bengkak. Pemeriksaan urin:
protein +3. Pasien tidak pernah mengalami hipertensi sebelumnya.
Diagnosa pada pasien tersebut adalah?
a. Eklampsia
b. Preeklamsi
c. Preeklamsi berat
d. Superimposed eklamsia
e. Hipertensi kronik
2
Seorang wanita G4P2A0 berusia 42 tahun, dengan usia kehamilan 30
minggu. Pasien tersebut mengeluhkan nyeri kepala, tangan kesemutan,
penglihatan kabur, TD: 170/100, dan kaki bengkak. Pemeriksaan urin:
protein +3. Pasien tidak pernah mengalami hipertensi sebelumnya.
Diagnosa pada pasien tersebut adalah?
a. Eklampsia
b. Preeklamsi
c. Preeklamsi berat
d. Superimposed eklamsia
e. Hipertensi kronik
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-
6 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi.
Faktor Predisposisi
Kehamilan kembar
Penyakit trofoblas
Hidramnion
Diabetes melitus
Gangguan vaskuler plasenta
Riwayat preeklampsia sebelumnya
Klasifikasi
Superimposed
Pre-Eklampsia
Eklampsia
Impending Eklampsia
Eklampsia
PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA
Diagnosis
Preeklampsia Ringan
Kejang Eklamsia
HPV 1 kaki
HPV 2 Tangan
HPV 3 Muka
4
Agen penyebab penyakit ditas adalah ?
a. HPV tipe 1, 2
b. HPV tipe 5, 8
c. HPV tipe 6,11
d. HPV tipe 16,18
e. HPV tipe 14,17
4 D. HPV tipe 16,18
a. HPV tipe 1, 2
b. HPV tipe 5, 8
c. HPV tipe 6,11
d. HPV tipe 16,18
e. HPV tipe 14,17
5
Wanita usia 28 tahun datang untuk pemeriksaan kehamilannya ke
dokter dengan riwayat anak pertamanya lahir prematur 30 minggu
dengan kecacatan tidak terbentuknya otak dan kelainan tulang
belakang. Selain itu ia juga terlihat pucat. Pencegahan yang diberikan
dokter agar tidak terjadi hal yang sama pada kehamilan ini adalah?
a. Zink dan B12
b. Fe dan Zink
c. Fe dan kalsium
d. Fe dan B12
e. Fe dan asam folat
5
Wanita usia 28 tahun datang untuk pemeriksaan kehamilannya ke
dokter dengan riwayat anak pertamanya lahir prematur 30 minggu
dengan kecacatan tidak terbentuknya otak dan kelainan tulang
belakang. Selain itu ia juga terlihat pucat. Pencegahan yang diberikan
dokter agar tidak terjadi hal yang sama pada kehamilan ini adalah?
a. Zink dan B12
b. Fe dan Zink
c. Fe dan kalsium
d. Fe dan B12
e. Fe dan asam folat
Suplemen dan Pencegahan Penyakit
Beri ibu 60 mg zat besi elemental segera setelah mual/muntah
berkurang,
Catatan: 60 mg besi elemental setara 320 mg sulfas ferosus.
Jika memungkinkan, idealnya asam folat sudah mulai diberikan sejak
2 bulan sebelum hamil (saat perencanaan kehamilan).
Suplemen dan Pencegahan Penyakit
Suplementasi kalsium 1,5-2 g/ hari dianjurkan untuk pencegahan
preeklampsia).
Pemberian 75 mg aspirin tiap hari dianjurkan untuk pencegahan
preeklampsia bagi ibu dengan risiko tinggi, dimulai dari usia
kehamilan 20 minggu
5 E. Fe dan asam folat
a. Zink dan B12
b. Fe dan Zink
c. Fe dan kalsium
d. Fe dan B12
e. Fe dan asam folat
6
Wanita usia 32 tahun G4P3A0 datang ke dokter kandungan untuk
mengecek kehamilan. Berdasarkan USG, usia kehamilan sekitar 30
minggu. TD saat ini 140/90, protein urin +1. Terdapat riwayat
preeklamsia di kehamilan sebelumnya. Apa diagnosa pasien saat ini
yang paling tepat adalah?
a. Eklampsia
b. Hipertensi kronis
c. Preeklamsia berat
d. Preeklamsia ringan
e. Hipertensi dalam kehamilan
6
Wanita usia 32 tahun G4P3A0 datang ke dokter kandungan untuk
mengecek kehamilan. Berdasarkan USG, usia kehamilan sekitar 30
minggu. TD saat ini 140/90, protein urin +1. Terdapat riwayat
preeklamsia di kehamilan sebelumnya. Apa diagnosa pasien saat ini
yang paling tepat adalah?
a. Eklampsia
b. Hipertensi kronis
c. Preeklamsia berat
d. Preeklamsia ringan
e. Hipertensi dalam kehamilan
6 D. Preeklamsia ringan
a. Eklampsia
b. Hipertensi kronis
c. Preeklamsia berat
d. Preeklamsia ringan
e. Hipertensi dalam kehamilan
7
Seorang perempuan usia 23 tahun G1P0A0 hamil 35 minggu datang dibawa
oleh keluarganya dengan keluhan mulas-mulas sejak 30 menit SMRS.
Keluhan keluar cairan dari jalan lahir disangkal. Pemeriksaan dalam batas
normal. Pada VT pembukaan 4 cm, teraba kepala, hodge 0 dan DJJ 134 . 5
jam kemudian pasien mengeluh mulas semakin bertambah pada
pemeriksaan didapatkan pembukaan lengkap, bayi kemudian dilahirkan
secara spontan. Saat ini dokter tengah menunggu kelahiran plasenta.
Diagnosis yang tepat adalah?
a. Inpartu kala 3
b. Inpartu kala 1 aktif
c. Inpartu kala 1 laten
d. Inpartu kala 4
e. Inpartu kala 2
7
Seorang perempuan usia 23 tahun G1P0A0 hamil 35 minggu datang dibawa
oleh keluarganya dengan keluhan mulas-mulas sejak 30 menit SMRS.
Keluhan keluar cairan dari jalan lahir disangkal. Pemeriksaan dalam batas
normal. Pada VT pembukaan 4 cm, teraba kepala, hodge 0 dan DJJ 134 . 5
jam kemudian pasien mengeluh mulas semakin bertambah pada
pemeriksaan didapatkan pembukaan lengkap, bayi kemudian dilahirkan
secara spontan. Saat ini dokter tengah menunggu kelahiran plasenta.
Diagnosis yang tepat adalah?
a. Inpartu kala 3
b. Inpartu kala 1 aktif
c. Inpartu kala 1 laten
d. Inpartu kala 4
e. Inpartu kala 2
PERSALINAN NORMAL
Persalinan Normal
Pembukaan Pembukaan
serviks 1 serviks 4-10
hingga 3 cm, cm, sekitar 6
sekitar 8 jam. jam.
Kala I Fase Aktif
Imminens
Abortus
AVM
Usia kehamilan < 16 minggu
Berikan ergometrin 0,2
mg IM
Insipiens
Dilatasi dan Kuretasi
Bila perlu, berikan infus 20 IU
Usia kehamilan > 16 Minggu oksitosin dalam 500 cc
kristaloid
Tatalaksana
Abortus
Malposisi:oksiput di posterior
Jika pembukaan
Jika pembukaan
serviks belum
serviks lengkap
lengkap
Ekstraksi vakum SC
Tatalaksana
Jika perdarahan ringan atau sedang dan belum terdapat tanda-tanda
syok, tindakan bergantung pada denyut jantung janin (DJJ):
DJJ normal, lakukan seksio sesarea
DJJ tidak terdengar namun nadi dan tekanan darah ibu normal:
pertimbangkan persalinan pervaginam
Tatalaksana
DJJ tidak terdengar dan nadi dan tekanan darah ibu bermasalah:
pecahkan ketuban dengan kokher:
o Jika kontraksi jelek, perbaiki dengan pemberian oksitosin
o Jika seviks tebal, dan tertutup, lakukan seksio sesarea
DJJ abnormal (kurang dari 100 atau lebih dari 180/menit): lakukan
persalinan pervaginam segera, atau seksio sesarea bila persalinan
pervaginam tidak memungkinkan
16 D. Solusio plasenta
a. Atonia uteri
b. Ruptur uteri
c. Vasa previa
d. Solusio plasenta
e. Plasenta previa
17
Seorang wanita berusia 23 tahun, G1P0A0, hamil 10 minggu dengan
keluhan mual dan muntah. Sejak 1 minggu tidak bisa makan apapun.
Saat ini merasakan nyeri ulu hati, mual, dan muntah. Mata tampak
cekung, dan konjungtiva anemis. TD 90/60 mmHg, HR 96 x/mnt, RR 20
x/mnt. Pengobatan apakah yang dapat diberikan pada pasien?
a. Piridoksin p.o
b. Domperidon p.o
c. Ondansetron IV
d. Dexametason IV
e. Metoclopramid p.o
17
Seorang wanita berusia 23 tahun, G1P0A0, hamil 10 minggu dengan
keluhan mual dan muntah. Sejak 1 minggu tidak bisa makan apapun.
Saat ini merasakan nyeri ulu hati, mual, dan muntah. Mata tampak
cekung, dan konjungtiva anemis. TD 90/60 mmHg, HR 96 x/mnt, RR 20
x/mnt. Pengobatan apakah yang dapat diberikan pada pasien?
a. Piridoksin p.o
b. Domperidon p.o
c. Ondansetron IV
d. Dexametason IV
e. Metoclopramid p.o
HEG
Diagnosis
Mual dan muntah hebat
Berat badan turun > 5% dari berat badan sebelum hamil
Ketonuria
Dehidrasi
Ketidakseimbangan elektrolit
Derajat HEG
Derajat HEG Klinis
Grade 1 Nadi mencapai 100x/mnt, Tanda dehidrasi (+)
Perdarahan
pervaginam dari
Nyeri abdomen Nyeri goyang
bercak hingga Serviks tertutup Tanda syok
dan pelvis porsio
berjumlah
sedang
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
Faktor Predisposisi
Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
Riwayat operasi di daerah tuba dan/atau tubektomi
Riwayat penggunaan AKDR
Riwayat inseminasi buatan atau teknologi bantuan reproduktif
(assisted reproductive technology/ART)
Riwayat ISK dan pelvic inflammatory disease/PID
Tatalaksana
Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid NaCl 0,9% atau RL (500 mL
dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama.
Persiapan laparotomi.
Jika terjadi kerusakan berat pada tuba, lakukan salpingektomi (eksisi bagian
tuba yang mengandung hasil konsepsi)
Retensio plasenta Plasenta belum dilahirkan dalam 30 menit setelah kelahiran bayi
Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap Perdarahan dapat
Sisa plasenta
muncul 6-10 hari pascasalin disertai subinvolusi uterus
Robekan jalan lahir Perdarahan segera, Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir
Perdarahan segeraa (perdarahan intraabdominal dan/
Ruptur uteri
atau pervaginam) , Nyeri perut yang hebat , Kontraksi yang hilang
Fundus uteri tidak teraba pada palpasi abdomen, Lumen vagina terisi massa, Nyeri ringan atau
Inversio uteri
berat
Perdarahan tidak berhenti, encer, tidak terlihat gumpalan darah, Kegagalan terbentuknya
gumpalan pada uji pembekuan darah sederhana Terdapat faktor predisposisi:
Solusio plasenta
Gangguan pembekuan darah
Kematian janin dalam uterus
Eklampsia
Emboli air ketuban
ATONIA UTERI
Lakukan pasang
kondom kateter atau Ligasi arteri uterina dan
histerektomi
kompresi bimanual arteri ovarika
internal selama 5 menit
19 A. Atonia uteri
a. Atonia uteri
b. Ruptur perineum
c. Gangguan pembekuan darah
d. Laserasi jalan lahir
e. Retensio placenta
20
Wanita usia 24 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 38 minggu datang ke IGD RS diantar
suaminya karena perdarahan jalan lahir sejak 1 jam yang lalu. Nyeri perut disangkal.
Riwayat kelahiran sebelumnya SC karena plasenta lepas dari insersinya.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 100
x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, suhu 36,7 C. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TFU 2 jari di bawah processus xyphoideus. Letak janin lintang, kepala di
kiri ibu. Pemeriksaan inspekulo diperoleh portio dan vagina dalam batas normal.
Tampak fluksus di orificium uteri eksterna. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Plasenta previa
b. Plasenta akreta
c. Solusio plasenta
d. Ruptur uteri
e. Abortus imminens
20
Wanita usia 24 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 38 minggu datang ke IGD RS diantar
suaminya karena perdarahan jalan lahir sejak 1 jam yang lalu. Nyeri perut disangkal.
Riwayat kelahiran sebelumnya SC karena plasenta lepas dari insersinya.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 100
x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, suhu 36,7 C. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TFU 2 jari di bawah processus xyphoideus. Letak janin lintang, kepala di
kiri ibu. Pemeriksaan inspekulo diperoleh portio dan vagina dalam batas normal.
Tampak fluksus di orificium uteri eksterna. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Plasenta previa
b. Plasenta akreta
c. Solusio plasenta
d. Ruptur uteri
e. Abortus imminens
PLASENTA PREVIA
Definisi
Plasenta yang berimplantasi di atas atau mendekati ostium serviks
interna.
Klasifikasi
Terdapat 4 macam plasenta previa berdasarkan lokasinya, yaitu:
1. Plasenta previa totalis ostium internal ditutupi seluruhnya oleh plasenta
2. Plasenta previa parsialis ostium interal ditutupi sebagian oleh plasenta
3. Plasenta previa marginalis tepi plasenta terletak di tepi ostium internal
4. Plasenta previa letak rendah plasenta berimplantasi di segmen bawah
uterus sehingga tepi plasenta terletak dekat dengan ostium
Faktor Presdiposisi
Kehamilan dengan ibu berusia lanjut
Multiparitas
Riwayat seksio sesarea sebelumnya
Diagnosis
Bagian terendah
Perdarahan tanpa
janin tidak masuk Klinis Syok
nyeri
PAP
Penatalaksanaan
PP
Terapi
SC
ekspektatif
*Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam sebelum tersedia kesiapan untuk seksio sesarea.
Terapi Ekspektatif
Agar janin tidak terlahir prematur dan upaya diagnosis dilakukan secara
non-invasif.
Perbaiki anemia dengan sulfas ferosus atau ferous fumarat per oral 60
mg selama 1 bulan.
Etiologi
Infeksi (terutama nisereria gonore, dan kadang streptokok & stafilokok)
saluran eksresi kelenjar bartholin
Bila terjadi keganasan
Gambaran klinis
Bila disertai infeksi: nyeri sentuh, dispareunia dan demam
Pada tahap supuratif: dinding kista berwarna kemerahan, tegang, dan nyeri.
Tahap eksudatif: di mana sudah terjadi ABSES, maka rasa nyeri dan ketegangan
dinding kista menjadi sedikit berkurang disertai dengan penipisan dinding di area
yang lebih putih dari sekitarnya.
Terapi
Insisi dinding kista dan drainase cairan kista atau abses, yang disebut
dengan prosedur MARSUPIALISASI.
Berikan juga antibiotika untuk mikro-organisme yang sesuai dengan hasil
pemeriksaan apus atau kultur bakteri.
23 E. Marsupialisasi
a. Insisi
b. Eksisi
c. Analgetik
d. Ekstirpasi
e. Marsupialisasi
Seputar Benjolan pada organ intim
Histopatologi
Sama dengan jaringan asalnya, permukaan polip tersusun dari selapis epitel
kolumner yang tinggi (seperti halnya endoserviks), epitel kelenjar serviks, dan
stroma jaringan ikat longgar yang diinfiltrasi oleh sel bulat dan edema
Epitel endoserviks pada polip seringkali mengalami metaplasia skuamosa dan
serbukan sel radang sehingga menyerupai degenerasi ganas
Tatalaksana
Ekstirpasi
24 D. Polip servix
a. Kista bartholin
b. Kista gartner
c. Kista nabothi
d. Polip servix
e. Ca servix
25
Perempuan usia 25 tahun, G1P0A0 datang ke Puskesmas untuk
memeriksakan kandungan. Ini adalah kali pertama kunjungan. Pasien tidak
ingat kapan HPHT-nya. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah
110/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, RR 18 x/menit, dan suhu 36,2 C.
Pemeriksaan fisik didapatkan TFU setinggi pusat. Berapakah perkiraan usia
kehamilan pasien?
a. 16 minggu
b. 18 minggu
c. 20 minggu
d. 22 minggu
e. 24 minggu
25
Perempuan usia 25 tahun, G1P0A0 datang ke Puskesmas untuk
memeriksakan kandungan. Ini adalah kali pertama kunjungan. Pasien tidak
ingat kapan HPHT-nya. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah
110/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, RR 18 x/menit, dan suhu 36,2 C.
Pemeriksaan fisik didapatkan TFU setinggi pusat. Berapakah perkiraan usia
kehamilan pasien?
a. 16 minggu
b. 18 minggu
c. 20 minggu
d. 22 minggu
e. 24 minggu
TFU
Perkiraan:
Di atas pusat: Lebar 1 jari 2 minggu
Di bawah pusat: lebar 1 jari 1 minggu
(usia kehamilan + 2) cm
I 1x Sebelum minggu ke 16
II 1x Antara minggu 24-28
III 2x Antara minggu 30-32
Antara minggu 36-38
Pemeriksaan Obstetri
TFU Leopold
Pemeriksaan USG Obstetri
1. Pada awal kehamilan (idealnya sebelum usia kehamilan 15 minggu)
untuk menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah
janin, serta deteksi abnormalitas janin yang berat.
2. Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomali janin
3. Pada trimester ketiga untuk perencanaan persalinan.
31 A. 20 minggu
a. 20 minggu
b. 30 minggu
c. 36 minggu
d. 18 minggu
e. 40 minggu
32
Wanita 28 tahun, G1P0A0 minggu datang dengan keluhan mual dan muntah
yang dirasakan setiap kali makan. Pasien sudah merasa lemas dan tidak
bertenaga. Berat badan pasien turun 2 kg dibandingkan 2 minggu lalu. Dari
pemeriksaan fisiki ditemukan TD 110/80, nadi 90 x/menit, pernafasan 12
x/menit, suhu 37.2 C. dari urinalisis ditemukan adanya ketonuria pada
pasien. Anda mendiagnosis pasien dengan hyperemesis gravidarum. Berikut
yang bukan faktor risiko pada hiperemesis gravidarum?
a. Kehamilan mola
b. Kehamilan gemeli
c. Nuliparity
d. Kegemukan
e. KET
32
Wanita 28 tahun, G1P0A0 8 minggu datang dengan keluhan mual dan
muntah yang dirasakan setiap kali makan. Pasien sudah merasa lemas dan
tidak bertenaga. Berat badan pasien turun 2 kg dibandingkan 2 minggu lalu.
Dari pemeriksaan fisiki ditemukan TD 110/80, nadi 90 x/menit, pernafasan
12 x/menit, suhu 37.2 C. dari urinalisis ditemukan adanya ketonuria pada
pasien. Anda mendiagnosis pasien dengan hyperemesis gravidarum. Berikut
yang bukan faktor risiko pada hiperemesis gravidarum?
a. Kehamilan mola
b. Kehamilan gemeli
c. Nuliparity
d. Kegemukan
e. KET
HEG
Faktor Predisposisi
Peningkatan hormon-hormon pada kehamilan berkontribusi terhadap
terjadinya mual dan muntah. Beberapa faktor yang terkait:
Riwayat hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya atau
keluarga
Status nutrisi; wanita obesitas lebih jarang dirawat inap karena
hiperemesis.
Faktor psikologis: emosi, stress
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko:
Mola hidatidosa
Kehamilan gemeli
Nuliparitas
Kegemukan
Kehamilan sebelumnya dengan hiperemesis gravidarum
32 E. KET
a. Kehamilan mola
b. Kehamilan gemeli
c. Nuliparity
d. Kegemukan
e. KET
33
Pasien G2P1A0, UK 34 minggu, jatuh terpeleset, datang ke IGD dengan
keluhan nyeri perut. Tanda vital Ibu TD 80/60 mmHg, Nadi 120 x/menit,
Suhu 36,7 C, RR 24 x/menit. Tinggi fundus antara simfisis dan xyphoid,
DJJ tidak ditemukan, His 4 x 40/10 menit, pembukaan 2 cm.
Tatalaksana selanjutnya adalah?
a. Induksi Oksitosin dan lahir per vaginam
b. Stabilkan pasien dan rujuk untuk Caesar
c. Stimulasi dan partus normal
d. Rawat ekspektatif dan lahirkan
e. Rawat konservatif dan lahirkan
33
Pasien G2P1A0, UK 34 minggu, jatuh terpeleset, datang ke IGD dengan
keluhan nyeri perut. Tanda vital Ibu TD 80/60 mmHg, Nadi 120 x/menit,
Suhu 36,7 C, RR 24 x/menit. Tinggi fundus antara simfisis dan xyphoid,
DJJ tidak ditemukan, His 4 x 40/10 menit, pembukaan 2 cm.
Tatalaksana selanjutnya adalah?
a. Induksi Oksitosin dan lahir per vaginam
b. Stabilkan pasien dan rujuk untuk Caesar
c. Stimulasi dan partus normal
d. Rawat ekspektatif dan lahirkan
e. Rawat konservatif dan lahirkan
Tatalaksana
Jika perdarahan ringan atau sedang dan belum terdapat tanda-tanda
syok, tindakan bergantung pada denyut jantung janin (DJJ):
DJJ normal, lakukan seksio sesarea
DJJ tidak terdengar namun nadi dan tekanan darah ibu normal:
pertimbangkan persalinan pervaginam
Tatalaksana
DJJ tidak terdengar dan nadi dan tekanan darah ibu bermasalah:
pecahkan ketuban dengan kokher:
o Jika kontraksi jelek, perbaiki dengan pemberian oksitosin
o Jika seviks tebal, dan tertutup, lakukan seksio sesarea
DJJ abnormal (kurang dari 100 atau lebih dari 180/menit): lakukan
persalinan pervaginam segera, atau seksio sesarea bila persalinan
pervaginam tidak memungkinkan
33 B. Stabilkan pasien dan rujuk untuk
Caesar
a. Induksi Oksitosin dan lahir per vaginam
b. Stabilkan pasien dan rujuk untuk Caesar
c. Stimulasi dan partus normal
d. Rawat ekspektatif dan lahirkan
e. Rawat konservatif dan lahirkan
34
Seorang wanita usia 30 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut hebat dan
perdarahan dari jalan lahir. Pasien terlambat haid 2 bulan. Riwayat KET pada
kehamilan pertama. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak anemis TD 80/50
mmHg, HR 120x/menit, RR 24x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan
dalam uterus teraba umur kehamilan 8 minggu, nyeri goyang portio (+).
Tindakan apa yang harus segera dilakukan?
a. Persiapan laparotomi cito
b. Resusitasi cairan dengan ringer laktat
c. Kuretase emergensi
d. Observasi
e. Pemeriksaan USG
34
Seorang wanita usia 30 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut hebat dan
perdarahan dari jalan lahir. Pasien terlambat haid 2 bulan. Riwayat KET pada
kehamilan pertama. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak anemis TD 80/50
mmHg, HR 120x/menit, RR 24x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan
dalam uterus teraba umur kehamilan 8 minggu, nyeri goyang portio (+).
Tindakan apa yang harus segera dilakukan?
a. Persiapan laparotomi cito
b. Resusitasi cairan dengan ringer laktat
c. Kuretase emergensi
d. Observasi
e. Pemeriksaan USG
34 B. Resusitasi cairan dengan ringer laktat
a. Persiapan laparotomi cito
b. Resusitasi cairan dengan ringer laktat
c. Kuretase emergensi
d. Observasi
e. Pemeriksaan USG
35
Seorang perempuan usia 29 tahun, G3P2A0, UK 37 bulan datang
dengan tanda-tanda persalinan. Leopold III teraba keras dan bulat.
Pemeriksaan dalam dirasakan orbita, hidung, dan dagu. Pembukaan
serviks 10 cm, dagu di anterior. Jenis presentasi apakah yang
didapatkan dari pasien diatas?
a. Occiput presentations
b. Face presentations
c. Breech presentations
d. Elbow presentations
e. Knee presentations
35
Seorang perempuan usia 29 tahun, G3P2A0, UK 37 bulan datang
dengan tanda-tanda persalinan. Leopold III teraba keras dan bulat.
Pemeriksaan dalam dirasakan orbita, hidung, dan dagu. Pembukaan
serviks 10 cm, dagu di anterior. Jenis presentasi apakah yang
didapatkan dari pasien diatas?
a. Occiput presentations
b. Face presentations
c. Breech presentations
d. Elbow presentations
e. Knee presentations
35 B. Face presentations
a. Occiput presentations
b. Face presentations
c. Breech presentations
d. Elbow presentations
e. Knee presentations
36
Seorang wanita usia 21 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan
menstruasi yang memanjang dan berlangsung selama 12-14 hari dan
banyak. Diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut adalah?
a. Menoragia
b. Metroragia
c. Menometroragia
d. Oligomenorea
e. Polimenorea
36
Seorang wanita usia 21 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan
menstruasi yang memanjang dan berlangsung selama 12-14 hari dan
banyak. Diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut adalah?
a. Menoragia
b. Metroragia
c. Menometroragia
d. Oligomenorea
e. Polimenorea
HAID
Siklus Normal 21 35 hari
Amenorea
Primer r/ haid (-)
16 tahun, seks sekunder (+)
14 tahun, seks sekunder (-)
Sekunder r/ haid (+)
Menorrhagia
Haid >80 cc (>2x ganti pembalut)
Haid >7 hari
Metrorrhagia haid di luar siklus
36 A. Menoragia
a. Menoragia
b. Metroragia
c. Menometroragia
d. Oligomenorea
e. Polimenorea
37
Seorang perempuan usia 35 tahun G3P2A1, saat ini umur kehamilan 12
minggu. TFU setengah simpisis dan umbilikus. Saat ini mengeluh keluar
cairan dari kemaluan, nyeri, dan muntah-muntah. Tampak keluar
gelembung-gelembung dari kemaluan. Dokter mendiagnosis mola
hidatidosa. Apa yang mendukung diagnosis mola?
a. Hiperemesis gravidarum
b. Keluar gelembung-gelembung dari kemaluan
c. Pendarahan pervaginam
d. Nyeri perut bagian bawah
e. Riwayat abortus spontan
37
Seorang perempuan usia 35 tahun G3P2A1, saat ini umur kehamilan 12
minggu. TFU setengah simpisis dan umbilikus. Saat ini mengeluh keluar
cairan dari kemaluan, nyeri, dan muntah-muntah. Tampak keluar
gelembung-gelembung dari kemaluan. Dokter mendiagnosis mola
hidatidosa. Apa yang mendukung diagnosis mola?
a. Hiperemesis gravidarum
b. Keluar gelembung-gelembung dari kemaluan
c. Pendarahan pervaginam
d. Nyeri perut bagian bawah
e. Riwayat abortus spontan
MOLA HIDATIDOSA
Definisi
Bagian dari penyakit trofoblastik
gestasional, yang disebabkan oleh
kelainan pada villi khorionik yang
disebabkan oleh proliferasi
trofoblastik
MOLA HIDATIDOSA
Mola Totalis
Honeycomb Appearance
Mola Parsial
Roda Pedati
MOLA HIDATIDOSA
Perdarahan
Ukuran uterus lebih
pervaginam berupa Mual dan muntah
besar dari usia
bercak hingga hebat
kehamilan
berjumlah banyak
Penegakkan diagnosis
Keluar jaringan
kehamilan mola
seperti anggur, tidak
dapat dibantu dengan
ada janin
pemeriksaan USG.
MOLA HIDATIDOSA
Faktor Predisposisi
Riwayat kehamilan mola sebelumnya
Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan kontraseptif
oral
Tatalaksana
Retensio plasenta Plasenta belum dilahirkan dalam 30 menit setelah kelahiran bayi
Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap Perdarahan dapat
Sisa plasenta
muncul 6-10 hari pascasalin disertai subinvolusi uterus
Robekan jalan lahir Perdarahan segera, Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir
Perdarahan segeraa (perdarahan intraabdominal dan/
Ruptur uteri
atau pervaginam) , Nyeri perut yang hebat , Kontraksi yang hilang
Fundus uteri tidak teraba pada palpasi abdomen, Lumen vagina terisi massa, Nyeri ringan atau
Inversio uteri
berat
Perdarahan tidak berhenti, encer, tidak terlihat gumpalan darah, Kegagalan terbentuknya
gumpalan pada uji pembekuan darah sederhana Terdapat faktor predisposisi:
Solusio plasenta
Gangguan pembekuan darah
Kematian janin dalam uterus
Eklampsia
Emboli air ketuban
40 C. Inversio uteri
a. Ruptur uteri
b. Ruptur portio
c. Inversio uteri
d. Atonia uteri
e. Gangguan koagulasi
41
Seorang wanita usia 24 tahun dengan G1P0A0 hamil 38-39 minggu datang
dengan keluhan sakit perut terasa seperti melahirkan sejak 1 jam yang lalu.
Pada pemeriksaan leopold didapatkan, leopold 1 teraba lunak, leopold 2
teraba bagian kecil disebelah kiri dan teraba keras disebelah kanan, leopold 3
teraba bagian keras melenting. Leopold 4 divergen. Setelah 2 jam dievaluasi
didapatkan serviks membuka 5 cm, His 4 kali dalam 10 menit dengan durasi
40-45 detik, teraba dagu anterior. Apakah diagnosis pada kasus diatas?
a. G1P0A0 hamil 38-39 minggu fase 1 laten
b. G1P0A0 hamil 38-39 minggu fase 1 aktif
c. G1P0A0 hamil 38-39 minggu fase 1 aktif, presentasi kepala
d. G1P0A0 hamil 38-39 minggu fase 1 aktif, presentasi muka
e. G1P0A0 hamil 38-39 minggu fase 1 laten, presentasi dahi
41
Seorang wanita usia 24 tahun dengan G1P0A0 hamil 38-39 minggu datang
dengan keluhan sakit perut terasa seperti melahirkan sejak 1 jam yang lalu.
Pada pemeriksaan leopold didapatkan, leopold 1 teraba lunak, leopold 2
teraba bagian kecil disebelah kiri dan teraba keras disebelah kanan, leopold 3
teraba bagian keras melenting. Leopold 4 divergen. Setelah 2 jam dievaluasi
didapatkan serviks membuka 5 cm, His 4 kali dalam 10 menit dengan durasi
40-45 detik, teraba dagu anterior. Apakah diagnosis pada kasus diatas?
a. G1P0A0 hamil 38-39 minggu fase 1 laten
b. G1P0A0 hamil 38-39 minggu fase 1 aktif
c. G1P0A0 hamil 38-39 minggu fase 1 aktif, presentasi kepala
d. G1P0A0 hamil 38-39 minggu fase 1 aktif, presentasi muka
e. G1P0A0 hamil 38-39 minggu fase 1 laten, presentasi dahi
41 D. G1P0A0 hamil 38-39 minggu fase 1
aktif, presentasi muka
a. G1P0A0 hamil 38-39 minggu fase 1 laten
b. G1P0A0 hamil 38-39 minggu fase 1 aktif
c. G1P0A0 hamil 38-39 minggu fase 1 aktif, presentasi kepala
d. G1P0A0 hamil 38-39 minggu fase 1 aktif, presentasi muka
e. G1P0A0 hamil 38-39 minggu fase 1 laten, presentasi dahi
42
Seorang wanita usia 22 tahun dengan G2P1A0 hamil 30 minggu datang
dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir 4 jam lalu, nyeri perut karena
kontraksi dari rahimnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70
mmHg, HR 80 x/menit, RR 20 x/menit, T afebris. Tidak dilakukan
pemeriksaan dalam. Pemeriksaan luar terlihat sedikit darah keluar dari
vagina. Dari pemeriksaan USG didapatkan plasenta previa totalis dengan
janin normal sesuai kehamilan 30 minggu, kontraksi uterus sudah ada namun
lemah. Tindakan yang harus dilakukan adalah?
a. Sectio caesaria cito
b. Infus oksitosin, sectio caesarea cito
c. Beri deksametason, tirah baring dan rawat inap
d. Beri tokolitik
e. Pasien dipulangkan
42
Seorang wanita usia 22 tahun dengan G2P1A0 hamil 30 minggu datang
dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir 4 jam lalu, nyeri perut karena
kontraksi dari rahimnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70
mmHg, HR 80 x/menit, RR 20 x/menit, T afebris. Tidak dilakukan
pemeriksaan dalam. Pemeriksaan luar terlihat sedikit darah keluar dari
vagina. Dari pemeriksaan USG didapatkan plasenta previa totalis dengan
janin normal sesuai kehamilan 30 minggu, kontraksi uterus sudah ada namun
lemah. Tindakan yang harus dilakukan adalah?
a. Sectio caesaria cito
b. Infus oksitosin, sectio caesarea cito
c. Beri deksametason, tirah baring dan rawat inap
d. Beri tokolitik
e. Pasien dipulangkan
Penatalaksanaan
PP
Terapi
SC
ekspektatif
*Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam sebelum tersedia kesiapan untuk seksio sesarea.
Terapi Ekspektatif
Agar janin tidak terlahir prematur dan upaya diagnosis dilakukan secara
non-invasif.
Perbaiki anemia dengan sulfas ferosus atau ferous fumarat per oral 60
mg selama 1 bulan.
IMUNISASI TT WAKTU
TT 1 Kunjungan pertama
TT 2 4 minggu kemudian
TT 3 6 bulan kemudian
TT 4 1 tahun kemudian
TT 5 1 tahun kemudian
45 B. 4 minggu setelah kunjungan pertama
a. Saat kunjungan pertama
b. 4 minggu setelah kunjungan pertama
c. 8 minggu setelah kunjungan pertama
d. 12 mingu setelah kunjungan pertama
e. 16 minggu setelah kunjungan pertama
46
Seorang bayi lahir dari ibu G1P0A0, kehamilan aterm, dengan HBsAg (+).
Apakah tindakan yang akan saudara lakukan pada pasien ini?
Lakukan pasang
kondom kateter atau Ligasi arteri uterina dan
histerektomi
kompresi bimanual arteri ovarika
internal selama 5 menit
49 E. Palpasi bimanual
a. Histerektomi
b. Masase fundus uteri
c. Drip oksitosin
d. Kompresi bimanual
e. Palpasi bimanual
50
Seorang wanita berusia 30 tahun G2P1A0 usia kehamilan 32 minggu datang ke UGD
RS dengan keluhan nyeri kepala sejak 1 hari yang lalu. Disertai juga dengan mual,
muntah, dan pandangan kabur. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah
170/120 mmHg, nadi 115 x/menit, frekuensi nafas 22 x/menit, suhu 36,5 C.
Ditemukan adanya edema pretibial. Pemeriksaan urin diperoleh Proteinuria +3.
Kemudian dokter memberikan tatalaksana awal MgSO4. Bagaimana cara
pemberian dosis rumatan?
a. MgSO4 4 g iv dalam waktu 20 menit (MgSO4 40% 10 cc dalam 10 cc aquadest)
b. MgSO4 5 g IM (MgSO4 40%12,5 cc) masing-masing bokong kanan dan kiri
c. MgSO4 6 g (MgSO4 40% 15 cc) dilarutkan dalam 1000 cc NaCl 0,9% selama 6
jam dengan kecepatan 28 tpm
d. MgSO4 6 g (MgSO4 40% 15 cc) dilarutkan dalam 500 cc NaCl 0,9% selama 6 jam
dengan kecepatan 20 tpm
e. MgSO4 6 g (MgSO4 40% 15 cc) dilarutkan dalam 500 cc NaCl 0,9% selama 6 jam
dengan kecepatan 28 tpm
50
Seorang wanita berusia 30 tahun G2P1A0 usia kehamilan 32 minggu datang ke UGD
RS dengan keluhan nyeri kepala sejak 1 hari yang lalu. Disertai juga dengan mual,
muntah, dan pandangan kabur. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah
170/120 mmHg, nadi 115 x/menit, frekuensi nafas 22 x/menit, suhu 36,5 C.
Ditemukan adanya edema pretibial. Pemeriksaan urin diperoleh Proteinuria +3.
Kemudian dokter memberikan tatalaksana awal MgSO4. Bagaimana cara
pemberian dosis rumatan?
a. MgSO4 4 g iv dalam waktu 20 menit (MgSO4 40% 10 cc dalam 10 cc aquadest)
b. MgSO4 5 g IM (MgSO4 40%12,5 cc) masing-masing bokong kanan dan kiri
c. MgSO4 6 g (MgSO4 40% 15 cc) dilarutkan dalam 1000 cc NaCl 0,9% selama 6
jam dengan kecepatan 28 tpm
d. MgSO4 6 g (MgSO4 40% 15 cc) dilarutkan dalam 500 cc NaCl 0,9% selama 6 jam
dengan kecepatan 20 tpm
e. MgSO4 6 g (MgSO4 40% 15 cc) dilarutkan dalam 500 cc NaCl 0,9% selama 6 jam
dengan kecepatan 28 tpm
MGSO4
Berikan dosis awal 4 g MgSO4 sesuai prosedur untuk mencegah kejang atau
kejan berulang.
Jika terjadi depresi napas, berikan Ca glukonas 1 g IV (10 ml larutan 10%) bolus dalam 10 menit.
50 E. MgSO4 6 g (MgSO4 40% 15 cc) dilarutkan
dalam 500 cc NaCl 0,9% selama 6 jam dengan
kecepatan 28 tpm
a. MgSO4 4 g iv dalam waktu 20 menit (MgSO4 40% 10 cc dalam 10 cc
aquadest)
b. MgSO4 5 g IM (MgSO4 40%12,5 cc) masing-masing bokong kanan
dan kiri
c. MgSO4 6 g (MgSO4 40% 15 cc) dilarutkan dalam 1000 cc NaCl 0,9%
selama 6 jam dengan kecepatan 28 tpm
d. MgSO4 6 g (MgSO4 40% 15 cc) dilarutkan dalam 500 cc NaCl 0,9%
selama 6 jam dengan kecepatan 20 tpm
e. MgSO4 6 g (MgSO4 40% 15 cc) dilarutkan dalam 500 cc NaCl 0,9%
selama 6 jam dengan kecepatan 28 tpm
51
Seorang perempuan usia 26 tahun G2P1A0 usia kehamilan 32 minggu datang
ke UGD RS karena nyeri perut seperti akan melahirkan. Riwayat anak
pertama lahir prematur. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah
120/70 mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi nafas 22 x/menit, suhu 36,5 C.
Pemeriksaan abdomen didapatkan TFU 33 cm, letak kepala, his 2x 10 35
DJJ 150 x/menit. Pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 2 cm, ketuban
(+). Dokter berencana untuk melakukan pematangan paru. Di bawah ini
tatalaksana yang benar untuk pematangan paru adalah?
a. Deksametason 12 mg IM setiap 24 jam sebanyak 2 kali
b. Deksametason 6 mg IM setiap 24 jam sebanyak 2 kali
c. Betametason 6 mg IM setiap 12 jam sebanyak 4 kali
d. Betametason 12 mg IM setiap 12 jam sebanyak 4 kali
e. Betametason 12 mg IM setiap 24 jam sebanyak 2 kali
51
Seorang perempuan usia 26 tahun G2P1A0 usia kehamilan 32 minggu datang
ke UGD RS karena nyeri perut seperti akan melahirkan. Riwayat anak
pertama lahir prematur. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah
120/70 mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi nafas 22 x/menit, suhu 36,5 C.
Pemeriksaan abdomen didapatkan TFU 33 cm, letak kepala, his 2x 10 35
DJJ 150 x/menit. Pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 2 cm, ketuban
(+). Dokter berencana untuk melakukan pematangan paru. Di bawah ini
tatalaksana yang benar untuk pematangan paru adalah?
a. Deksametason 12 mg IM setiap 24 jam sebanyak 2 kali
b. Deksametason 6 mg IM setiap 24 jam sebanyak 2 kali
c. Betametason 6 mg IM setiap 12 jam sebanyak 4 kali
d. Betametason 12 mg IM setiap 12 jam sebanyak 4 kali
e. Betametason 12 mg IM setiap 24 jam sebanyak 2 kali
a. 51 E.Betametason 12 mg IM setiap 24 jam
sebanyak 2 kali
a. Deksametason 12 mg IM setiap 24 jam sebanyak 2 kali
b. Deksametason 6 mg IM setiap 24 jam sebanyak 2 kali seharusnya
4 kali
c. Betametason 6 mg IM setiap 12 jam sebanyak 4 kali
d. Betametason 12 mg IM setiap 12 jam sebanyak 4 kali
e. Betametason 12 mg IM setiap 24 jam sebanyak 2 kali
52
Ny. Dina, 27 tahun, G2P1A0 hamil 39 minggu dibawa oleh keluarganya
dengan keluhan mules dan keluar lendir darah dari jalan lahir. Pasien rutin
melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas. Pemeriksan fisik TD
120/80 mmHg, Nadi 80 x/menit. Pemeriksaan dalam pembukaan lengkap,
janin sudah masuk PAP kepala di introitus vagina. Diagnosisnya adalah?
a. Kala I fase aktif
b. Kala I fase laten
c. Kala II
d. Kala III
e. Kala IV
52
Ny. Dina, 27 tahun, G2P1A0 hamil 39 minggu dibawa oleh keluarganya
dengan keluhan mules dan keluar lendir darah dari jalan lahir. Pasien rutin
melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas. Pemeriksan fisik TD
120/80 mmHg, Nadi 80 x/menit. Pemeriksaan dalam pembukaan lengkap,
janin sudah masuk PAP kepala di introitus vagina. Diagnosisnya adalah?
a. Kala I fase aktif
b. Kala I fase laten
c. Kala II
d. Kala III
e. Kala IV
52 C. Kala II
a. Kala I fase aktif
b. Kala I fase laten
c. Kala II
d. Kala III
e. Kala IV
53
Ny. Firdha, 25 tahun, G2P0A1 hamil 26 minggu datang dengan keluhan bengkak di
kedua kaki disertai nyeri perut sebelah kanan atas, sesak napas, mual, muntah, dan
kelemahan badan secara menyeluruh. Pasien memiliki riwayat darah tinggi
sebelumnya yang rutin mengonsumsi nifedipin. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan tekanan darah 170/110 mmHg, frekuensi nadi 140 kali per menit,
frekuensi napas 24 kali per menit, mukosa bibir kering, dan kedua mata cowong.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan ronki basal pada kedua paru. Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan protein +4 dan trombosit 130.000 sel/mm. Apakah
diagnosis kerja yang akan anda tulis?
a. Hipertensi kronis
b. Eklampsia
c. Preeklampsia
d. Kelainan jantung dengan kehamilan
e. Superimposed preeklampsia
53
Ny. Firdha, 25 tahun, G2P0A1 hamil 26 minggu datang dengan keluhan bengkak di
kedua kaki disertai nyeri perut sebelah kanan atas, sesak napas, mual, muntah, dan
kelemahan badan secara menyeluruh. Pasien memiliki riwayat darah tinggi
sebelumnya yang rutin mengonsumsi nifedipin. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan tekanan darah 170/110 mmHg, frekuensi nadi 140 kali per menit,
frekuensi napas 24 kali per menit, mukosa bibir kering, dan kedua mata cowong.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan ronki basal pada kedua paru. Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan protein +4 dan trombosit 130.000 sel/mm. Apakah
diagnosis kerja yang akan anda tulis?
a. Hipertensi kronis
b. Eklampsia
c. Preeklampsia
d. Kelainan jantung dengan kehamilan
e. Superimposed preeklampsia
SUPERIMPOSED PRE-EKLAMPSIA
Ibu dengan riwayat hipertensi kronik (sudah ada sebelum usia
kehamilan 20 minggu)
Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit <100.000
sel/uL pada usia kehamilan > 20 minggu
53 E. Superimposed preeklampsia
a. Hipertensi kronis
b. Eklampsia
c. Preeklampsia
d. Kelainan jantung dengan kehamilan
e. Superimposed preeklampsia
54
Ny. Anita, 32 tahun, G2P1A0, umur kehamilan 38 minggu datang ke UGD karena
keluar cairan banyak dari jalan lahir sejak 10 jam yang lalu. Dari pemeriksaan
diperoleh nadi 120 x/menit, RR 30 x/menit, tekanan darah 110/80. Leopold 1
diperoleh bulat, lunak, leopold 2: tahanan memanjang disebelah kiri, leopold 3:
bulat, keras, masih dapat digoyangkan. DJJ 10-14-12. Pemeriksaan bimanual:
serviks belum membuka, efficement 10%, lunak, selaput ketuban tak teraba, kepala
di Hodge 1, sarung tangan lendir dan mekonium. Diagnosis pasien ini adalah?
a. Hamil aterm, letak kepala, KPD, partus tak maju, fetal distress
b. Hamil aterm, letak sungsang, KPD, kala II tak maju, fetal distress
c. Hamil aterm, letak kepala, KPD, belum inpartu, fetal distress
d. Hamil aterm, letak sungsang, KPD, partus lama, fetal distress
e. Hamil aterm, letak kepala, KPD, fase laten memanjang, fetal distress
54
Ny. Anita, 32 tahun, G2P1A0, umur kehamilan 38 minggu datang ke UGD karena
keluar cairan banyak dari jalan lahir sejak 10 jam yang lalu. Dari pemeriksaan
diperoleh nadi 120 x/menit, RR 30 x/menit, tekanan darah 110/80. Leopold 1
diperoleh bulat, lunak, leopold 2: tahanan memanjang disebelah kiri, leopold 3:
bulat, keras, masih dapat digoyangkan. DJJ 10-14-12. Pemeriksaan bimanual:
serviks belum membuka, efficement 10%, lunak, selaput ketuban tak teraba, kepala
di Hodge 1, sarung tangan lendir dan mekonium. Diagnosis pasien ini adalah?
a. Hamil aterm, letak kepala, KPD, partus tak maju, fetal distress
b. Hamil aterm, letak sungsang, KPD, kala II tak maju, fetal distress
c. Hamil aterm, letak kepala, KPD, belum inpartu, fetal distress
d. Hamil aterm, letak sungsang, KPD, partus lama, fetal distress
e. Hamil aterm, letak kepala, KPD, fase laten memanjang, fetal distress
54 C. Hamil aterm, letak kepala, KPD, belum
inpartu, fetal distress
a. Hamil aterm, letak kepala, KPD, partus tak maju, fetal distress
b. Hamil aterm, letak sungsang, KPD, kala II tak maju, fetal distress
c. Hamil aterm, letak kepala, KPD, belum inpartu, fetal distress
d. Hamil aterm, letak sungsang, KPD, partus lama, fetal distress
e. Hamil aterm, letak kepala, KPD, fase laten memanjang, fetal distress
55
Ny. Anye, wanita 29 tahun, datang berkonsultasi mengenai kecemasannya
akan mendapatkan kehamilan. Pasien baru menikah 1 bulan dan belum ingin
memiliki anak karena kondisi ekonomi rumah tangga yang belum stabil. Saat
berhubungan dengan suaminya, kondom suami robek 4x24 jam yang lalu.
Terapi apa yang dapat diberikan untuk mencegah terjadinya kehamilan?
a. Minipil dosis tinggi
b. AKDR
c. Misoprostol
d. Pil kombinasi dosis tinggi
e. DMPA
55
Ny. Anye, wanita 29 tahun, datang berkonsultasi mengenai kecemasannya
akan mendapatkan kehamilan. Pasien baru menikah 1 bulan dan belum ingin
memiliki anak karena kondisi ekonomi rumah tangga yang belum stabil. Saat
berhubungan dengan suaminya, kondom suami robek 4x24 jam yang lalu.
Terapi apa yang dapat diberikan untuk mencegah terjadinya kehamilan?
a. Minipil dosis tinggi
b. AKDR
c. Misoprostol
d. Pil kombinasi dosis tinggi
e. DMPA
KONTRASEPSI DARURAT
Kontrasepsi darurat (KD) : kontrasepsi dapat digunakan untuk cegah
kehamilan dalam beberapa hari pertama setelah hubungan seksual tanpa
perlindungan, kegagalan atau kesalahan penggunaan kontrasepsi (kondom
robek, pil lupa dikonsumsi), perkosaan, atau hubungan seksual paksa
4 Metode:
AKDR-Cu
Pil kontrasepsi darurat ulipristal asetat (PKD-UPA) mengandung
progesteron
Pil kontrasepsi darurat levonorgestrel (PKD-LNG) mengandung
progesteron
Pil kontrasepsi darurat kombinasi mengandung estrogen-progestin
AKDR
Sebagai kontrasepsi darurat (kondar), AKDR-Cu bisa dipasang dalam 5
hari setelah hubungan seksual tanpa pelindung
Bila waktu ovulasi dapat diperkirakan, maka AKDR-Cu bisa dipasang
>5 hari setelah hubungan seksual, namun selama pemasangan tidak
ebih dari 5 hari setelah ovulasi
AKDR-Cu sangat efektif kurangi risiko hamil hingga lebih dari 99% bila
dipasang dalam 120 jam setelah hubungan seksual
AKDR berisi levonorgestrel untuk kondar tidak dilakukan karena
efektivitas dan keamanan belum diketahui
PIL
PKD kurangi risiko hamil, efektivitas bervariasi sesuai kondisi idividu (bagaimana
siklus menstruasi, lama inisiasi PKD dengan hubungan seksual).
Ideal digunakan sesegera mungkin setelah hubungan seksual tanpa perlindungan,
idealnya dalam 72 jam. Efektivitas berkurang apalagi bila lebih dari 96 jam.
Efektivitas berkurang:
Lakukan hubungan seksual tanpa pelindung di siklus yang sama
Gunakan obat lain induksi CYP3A4
Berat badan lebih atau IMT le bih
PKD-UPA : dosis tunggal 30 mg (1 tab)
PKD-LNG : dosis tunggal 1.5 mg (2 tab 0.75 mg), atau dosis terbagi 0.75
mg, kemudian minum 0.75 mg lagi 12 jam kemudian
PKD-kombinasi : dosis terbagi 100 ug etinil estradiol + 0.5 mg levonorgestrel,
dilanjutkan 12 jam kemudian dosis yang sama
55 B. AKDR
a. Minipil dosis tinggi
b. AKDR
c. Misoprostol
d. Pil kombinasi dosis tinggi
e. DMPA
56
Wanita berusia 20 tahun, G1P0A0, hamil 3 bulan, datang ke IGD RS, dengan
keluhan mual muntah dengan frekuensi lebih dari 15 kali sehari. Pasien
didampingi oleh ibu kandung beserta suaminya. Dokter IGD segera
melakukan pemeriksaan. Keadaan umum kesadaran somnolen, mata cekung,
tekanan darah 80/60 mmHg, nadi 120 x/menit, lemah, napas 30 x/menit
dengan napas berbau keton. Apakah diagnosis pada pasien ini?
a. Emesis gravidarum derajat 1
b. Emesis gravidarum derajat 2
c. Hiperemesis gravidarum derajat 1
d. Hiperemesis gravidarum derajat 2
e. Hiperemesis gravidarum derajat 3
56
Wanita berusia 20 tahun, G1P0A0, hamil 3 bulan, datang ke IGD RS, dengan
keluhan mual muntah dengan frekuensi lebih dari 15 kali sehari. Pasien
didampingi oleh ibu kandung beserta suaminya. Dokter IGD segera
melakukan pemeriksaan. Keadaan umum kesadaran somnolen, mata cekung,
tekanan darah 80/60 mmHg, nadi 120 x/menit, lemah, napas 30 x/menit
dengan napas berbau keton. Apakah diagnosis pada pasien ini?
a. Emesis gravidarum derajat 1
b. Emesis gravidarum derajat 2
c. Hiperemesis gravidarum derajat 1
d. Hiperemesis gravidarum derajat 2
e. Hiperemesis gravidarum derajat 3
Derajat HEG
Derajat HEG Klinis
Grade 1 Nadi mencapai 100x/mnt, Tanda dehidrasi (+)
Tatalaksana Metformin
62
Seorang perempuan berusia 27 tahun datang ke laboratorium untuk
melakukan pemeriksaan TORCH. Pasien berencana menikah 3 bulan
yang akan datang. Hasil pemeriksaan didapatkan kadar yang tinggi dari
IgM rubella dan negatif pada IgG rubella. Apakah diagnosis yang paling
tepat?
a. Infeksi kronis rubella
b. Reaktivasi
c. Infeksi primer rubella
d. Infeksi sekunder rubella
e. Riwayat terinfeksi rubella
62
Seorang perempuan berusia 27 tahun datang ke laboratorium untuk
melakukan pemeriksaan TORCH. Pasien berencana menikah 3 bulan
yang akan datang. Hasil pemeriksaan didapatkan kadar yang tinggi dari
IgM rubella dan negatif pada IgG rubella. Apakah diagnosis yang
paling tepat?
a. Infeksi kronis rubella
b. Reaktivasi
c. Infeksi primer rubella
d. Infeksi sekunder rubella
e. Riwayat terinfeksi rubella
Rubella
62 C. Infeksi primer rubella
a. Infeksi kronis rubella
b. Reaktivasi
c. Infeksi primer rubella
d. Infeksi sekunder rubella
e. Riwayat terinfeksi rubella
63
Tes atau pemeriksaan deteksi dini kanker serviks yang dapat dilakukan
di fasilitas kesehatan pertama adalah?
a. IVA tes
b. HPV tes
c. Servikografi
d. Sitologi
e. Kolposkopi
63
Tes atau pemeriksaan deteksi dini kanker serviks yang dapat dilakukan
di fasilitas kesehatan pertama adalah?
a. IVA tes
b. HPV tes
c. Servikografi
d. Sitologi
e. Kolposkopi
Algoritma deteksi dini Kanker Sevrviks dengan Tes IVA
63 A. IVA tes
a. IVA tes
b. HPV tes
c. Servikografi
d. Sitologi
e. Kolposkopi
64
Seorang perempuan usia 30 tahun G3P2AO, saat ini sedeang dalam
proses persalinan. Kepala bayi sudah lahir. Turtle sign (+). Penanganan
Yang harus segera dilakukan adalah?
a. Lovset manuver
b. Mauriceau
c. Mc Robert
d. Manuver Bracht
e. Manuver Muller
64
Seorang perempuan usia 30 tahun G3P2AO, saat ini sedeang dalam
proses persalinan. Kepala bayi sudah lahir. Turtle sign (+). Penanganan
Yang harus segera dilakukan adalah?
a. Lovset manuver
b. Mauriceau
c. Mc Robert
d. Manuver Bracht
e. Manuver Muller
DISTOSIA BAHU
Diagnosis
Kesulitan melahirkan wajah dan
dagu
Kepala bayi tetap melekat erat di
vulva atau bahkan tertarik
kembali (turtle sign)
Kegagalan paksi luar kepala bayi
Kegagalan turunnya bahu
DISTOSIA BAHU
64 C. Mc Robert
a. Lovset manuver
b. Mauriceau
c. Mc Robert
d. Manuver Bracht
e. Manuver Muller
Seputar Dsitosia bahu
Turtel Sign
a. Oksitoksin
b. Terbinafin sulfat
c. Ceftriaxone
d. Betametasone
e. MgSO4
66
Seorang ibu G3P2A0 kehamilan 38 minggu dengan keluhan mulas
mulas sejak kurang lebih 5 jam yang lalu. Keluhan mulas disertai keluar
darah dan lendir. Pada pemeriksaan didapatkan TB 142 cm BB 64 cm,
TFU 32 cm, Pembukaan 7 cm, Teraba bagian terendah janin floating.
Diagnosis pasien tersebut adalah?
a. Plasenta Previa
b. CPD
c. KPD
d. Solusio Plasenta
e. Makrosomia
66
Seorang ibu G3P2A0 kehamilan 38 minggu dengan keluhan mulas
mulas sejak kurang lebih 5 jam yang lalu. Keluhan mulas disertai keluar
darah dan lendir. Pada pemeriksaan didapatkan TB 142 cm (pendek,
<150 cm!) BB 64 cm, TFU 32 cm, Pembukaan 7 cm, Teraba bagian
terendah janin floating. Diagnosis pasien tersebut adalah?
a. Plasenta Previa
b. CPD
c. KPD
d. Solusio Plasenta
e. Makrosomia
Cephalopelvic Disporpotion
CPD Bayi
Tegak Plus
SC Kraniotomi
Embriotomi
Klasifikasi CPD