LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWAT JIWA PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI
RSJ PROF DR SOEROJO
MAGELANG
Di Susun Oleh :
FEBRI NGESTIUTAMA
203203097
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWAT JIWA PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI
RSJ PROF DR SOEROJO
MAGELANG
Di Susun Oleh :
FEBRI NGESTIUTAMA
203203097
( ) ( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA
PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
A. DEFINISI
1. Konsep diri rendah adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan, dan
pendirian yang diketahui individu dalam hubungan dengan orang lain
(Suliswati, 2009).
2. Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif, dapat seara langsung atau tidak langsung
diekspresikan ( Town, send, Maryc, 2008).
3. Harga diri rendah adalah suatu keadaan dimana individu mengalami atau
beresiko mengalami evaluasi diri negative tentang kemampuan diri
(Carpenito, 2009)
4. Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami evaluasi
diri negative yang mengenai diri atau kemampuan dalam waktu lama
(Lynda wall, edisi 10, 2008).
5. Harga diri rendah adalah penilaian individu tentng nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai
dengan ideal diri (Keliat, Budi, Anna, 2009).
1. Aktualisasi diri : pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal –hal positif maupun yang
negative dari dirinya
3. Harga diri rendah: individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan
merasa lebih rendah dari orang lain
4. Identitas kacau: kegagalan individu mengintegrasikan aspek – aspek
identitas masa kanak – kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis
5. Depersonalisasi:perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri
yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Gangguan citra tubuh
Mekanisme : Gangguan citra tubuh merupakan perubahan persepsi
tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan, ukuran, bentuk, struktur,
fungsi, keterbatasan makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh,
pasien biasanya tidak dapat menerima , merasa kurang sempurna,
kemudian menjadi harga diri rendah.
Tanda :
a) Kehilangan/ kerusakan bagian tubuh
b) Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh(akibat tumbuh
kembang/penyakit)
c) Prosedur patologik penyakit dan dampaknya terhadap strutur maupun
fungsitubuh.
d) Prosedur pengobatan seperti radiasi, kemoterapi, transplantasi
2. Koping individu tidak efektif
Mekanisme:Kelaianan perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan
permasalahan seseorang dalam memenuhi tuntutan kehidupan peran/
kegagalan yang dialami dan fantasi yang terlalu tinggi yang tidak dapat
dicapai membuat frustasi dengan timbulnya harga diri rendah.
3. Gangguan harga diri
a) Pendekatan diri dengan orang lain
b) Kurang penghargaan
c) Pola asuh yang salah, terlalu dilarang, terlalu dikontrol, terlalu dituntut,
selalu dituntut, dan tidak konsisten
d) Persaingan antara saudara
e) Kesalahan dan kegagalan yang berulang
f) Tidak mampu mencapai standar yang ditentukan
4. Gangguan peran diri
a. Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan,
perubahan situasi, dan keadaan sehat-sakit
b. Ketegangan peran, ketika individu menghadapi 2 harapan yang
bertentangan secara terus menerus yang tidak terpenuhi
c. Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya tentang
harapan peran yang spesifik dan bingung tentang tingkah laku peran
yang sesuai
5. Gangguan identitas diri
a. Ketidak percayaan orangtua pada anak
b. Tekanan dari teman sebaya
c. Perubahan struktur sosial
D. FAKTOR PRESIPITASI
1) Trauma
Masalah spesifik dengan konsep diri adalah situasi yang membuat
individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma emosi seperti
penganiayaan seksual dan psikologis pada masa anak-anak atau merasa
terancam atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan.
2) Ketegangan peran
Ketegangan peran adalah rasa frustasi saat individu merasa tidak
mampu melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak
merasa sesuai dalam melakukan perannya. Ketegangan peran ini sering
dijumpai saat terjadi konflik peran, keraguan peran, dan terlalu banyak
peran. Konflik peran terjadi saat individu menghadapi dua harapan yang
bertentangan dan tidak dapat dipenuhi. Keraguan peran terjadi bila
individu tidak mengetahui harapan peran yang spesifik atau bingung
tentang peran yang sesuai.
E. POHON MASALAH
Resiko perilaku kekerasan
I. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Menurut Budi Anna, Keliat, (2009) implementasi keperawatan
disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Pada situasi nyata,
implementasi sering kali jauh berbeda dengan rencana. Hal itu terjadi karena
perawat belum terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam melaksanakan
tindakan keperawatan.
Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan perawat
perlu mamvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dan
dibutuhkan oleh klien saat ini (here and now). Perawat juga menilai diri
sendiri, apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual, dan
teknikal yang diperlukan untuk kelaksanakan tindakan. Perawat juga menilai
kembali apakah tindakan aman bagi klien. Pada saat akan melaksanakan
tindakan keperawatan, perawat membuat kontrak dengan klien yang isinya
menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan peran serta ynag diharapkan dari
klien. Dokumentasikan semua tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
beserta respon klien.
Fokus tahap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah kegiatan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memnuhi kebutuhan fisik dan
emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi:
a. Independen
Tindakan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang
dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perinah dari dokter atau
tenaga ksehatan lainnya. Tipe dari aktifitas yang dilaksanakan perawat
secar independen didefinisikan berdasarkan diagnosa keperawatan.
Tindakan tersebut merupakan suatu respon dimana perawat mempunyai
kewenangan untuk melakukan tindakan keperawatan secara pasti
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya. Tipe tindakan independen
dikategorikan menjadi 4 yaitu tindakan diagnostic, tindakan terapeutik,
tindakan edukatif, dan tindakan merujuk.
b. Interdependen
Tindakan keperawatan menjelaskan suatu kegiatan yangn
memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya
ahli fisioterapi, ahli laboratorium, dan dokter.
c. Dependen
Tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana
tindakan medis. Tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana
tindakan medis dilaksanakan.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
2. Koping individu tidak efektif
3. Isolasi social
INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi:
a. Bina hubungan saling percaya dengan
menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik
b. Sapa klien dengan ramah baik verbal
maupun non verbal
c. Perkenalkan diri dengan sopan
d. Tanyakan nama lengkap dan: nama
panggilan yang disukai klien
e. laskan tujuan pertemuan
f. Jujur dan menepati janji
g. Tunjukkan sikap empati dan menerima
klien apa adanya
h. Beri perhatian dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
TUK 2 : Klien dapat mengidentifkasi aspek
kognitif dan kemempuan yang dimiliki
Kriteria evaluasi:
Setelah 3x24 jam, interaksi klien
menyebutkan :.
Aspek kognitif dan kemampuan yang
dimiliki
Aspek positif keluarga
Aspek positif lingkungan klien
Intervensi :
a. Diskusikan dengan klien tentang :Aspek
positif yang dimiliki klien, keluarga,
lingkungan
b. Kemampuan yang dimilki klien :
Bersama klien buat daftar tentang
:Aspek posirtif klien, keluarga,
lingkungan, Kemampuan yang dimiliki
klien
c. Beri pujian yang realistis, hindarkan
memberi penilaian negative
d. Anjurkan klien mengikuti TAK
peningkatan harga diri sesi 1 :
identifikasi hal positif klien.
Kriteria evaluasi :
Klien dapat mengidentifikasi koping
dan perilaku yang berkenaan dengan
kejadian yang dihadapinya.
Intervensi :
a. Tanyakan kepada klien apa pernah
mengalami hal yang sama
b. Tanyakan cara yang dapat dilakukan
dalam mengatasi perasaan dan masalah.
c. Identifikasi koping yang pernah dipakai
d. Diskusikan dengan pasien alternative
koping yang tepat.
TUK 3 : Pasien dapat mengidentifikasi pola
kognitif yang negative
Kriteria evaluasi :
Pasien dapat memodifikasi pola
kognitif yang negatife
Intervensi :
a. Diskusikan tentang masalah yang
dihadapi pasien
b. Identifikasi pemikiran negative
c. Bantu pasien meningkatkan pemikiran
yang negative
d. Kurangi penilaian negative terhadap
dirinya
e. Evaluasi ketetapan persepsi, logika
kesimpulan yang dibuat pasien
f. Bantu pasien untuk menyadari nilai
yang dimiliki
Keliat, B.A, (2009). Seri Keperawatan Gangguan Konsep Diri, Cetakan II,
PenerbitBuku Kedokteran EGC, Jakarta.
Stuart. G.W & Sundeen. S.J, (2008). Buku Saku Keperawatan Jiwa
(terjemahan).Edisi 3, EGC, Jakarta.