Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PPOM (PENYAKIT PARU OBSTRUKSI MENAHUN)

TRENGGALEK

DI SUSUN OLEH : ISNA FADILATUR ROSIDAH

NIS : 384/182/076

SMK BRAWIJAYA DURENAN TRENGGALEK

TAHUN 2015/2016

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dengan PPOM (Penyakit Paru Obstruksi Menahun)


telah disahkan pada tanggal
Pembimbing Akademik

Biedasari EC, S. Kep, Ners

LAPORAN PENDAHULUAN

PPOM
1.1 Definisi

PPOM (Penyakit Paru Obstruksi Menahun) merupakan sejumlah gangguan yang


bmempengaruhi pergerakan udara dari dan keluar paru. Gangguan yahg penting adalah
bronkhitis obstruktif, emfisema, dan asma bronkhial (black, 1993)

Bronkhitis kronis, gangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan mukus yang
berlebihan dalam bronkus dan dimanifestasikan dalam bentuk batuk kronis serta
membentuk sputum selama tiga bulan dalam setahun, minimal dua tahun berturut-turut.

1.2 Etiologi

Ketika seseorang menderita ppom/ppok,kantumh udara tidak dapat menampung aliran


udara yang cukup untuk masuk dan keluar dari paru-paru,mengurangi kebutuhan tubuh
akan oksigen.keadaanini dapat disebabkan oleh beberapa hal :
1. kantung udara dan jalur nafas (bronkioulus)kehilangan kelenturan untuk
menampung udara
2. Dinding anatara kantung udara rusak atau hancur
3. Dinding dari jalur nafas menjadi radang
4. Terdapat sangat banyak lendir atau mukus yang menutupi jalur nafas

Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam timbulnya PPOM/PPOK.tiga faktor resiko
tertinggi pada perkembangan PPOM/PPOK adalah:

1. Merokok :PPOM/PPOK sering terjadi pada orang berumur 40 atau lebih dan yang
memiliki riwayat merokok.sekitar 90%kasus PPOM/PPOK berhubungan dengan
merook
2. Faktor lingkungan:PPOM/PPOK timbul pada orang yang memiliki hubungan
dengan polutan berbahaya meliuti zat kimia,bahan bakar,uap atau debu.
3. Faktor keturunan :penelitian telah menemukan bahwa kekurangan protein
antittripsin meningkatan seseorang terkena PPOM/PPOK.tanpa protein ini,sistem
kekbalan alami tubuh akan melawan sel paru-paru dan berujung pada kemrosotan
fungsi paru.
1.3 Manfestasi Klinis

Gejala utama PPOM/PPOK adalah

1. batuk yang berkepanjangan dan disertai lendir/mukus dan dahak.


2. Kesulitan bernafas yang memburuk dengan meningkatnya kegiatan fisik.
3. Menuju ketahap eksaserbasi PPOM/PPOK meliputi lendir belebihanperubahan
warna atau pengentalan lendir dan rasa sesak meningkat pada dada.
1.4 Patofisiologi

Bronkitis Kronis Emfisema Asma Bronkhial

1.5 Pemeriksaan diagnostic

a. Elektronistagmografi
Yaitu alat yang digunakan untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang timbul.
b. CT-Scan atau MRI kepala
Digunakan untuk memeriksa kelainan tulang atau tumor yang menekan saraf. Jika diduga
infeksi maka bisa diambil contoh cairan dari teling atau dari tulang belakang.
c. Pemeriksaan angiogram
Dilakukan karena didug terjadi penurunan aliran darah ke otak. Pemeriksaan ini bertujuan
untuk melihat adanya sumbatan pada pembuluh darah yang menuju ke otak.

1.6 Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan medis
Beberapa therapy yang dapat diberikan adalah :
a) Anti kolinergik : Sulfas atropine : 0,4 mg/im
Scopolamine : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam
b) Simpatomimetika : Epidame :1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit
c) Menghambat aktivitas nucleus vestibuler (gol. Antihistamin) golongan ini menghambat
aktivitas nucleus vestibularis :
: Diphentiadramin : 1,5 mg/im/oral dapat diulng tiap 2 jam
Dimenhidrinat : 50-100 mg/jam
Jika teraphy di atas tidak dapat mengatasi kalainan yang diderita,
dianjurkanuntuk therapy bedah.
b. Penatalaksanaan keperawatan
a) Tirah baring
b) Relaksasi disertai viksasi visual yang kuat
c) Latihan vestibular yang dapat dimul;ai beberapa hari setelah gejala akut mereda untuk
memperkuat mekanisme komensasi system saraf pusat untuk gangguanvestibular akut.
d) Diet : makanan yang pedas dan asam tidak diperbolehkan
Mengonsumsi makanan yang halus/bubur.

1.7 Komplikasi
a. Cidera fisik
Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat terganggunya saraf
vestibularis, eshingga pasien tidak mampu mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan
berjalan.
b. Kelemahan otot
Pasien yang mengalami vertigo sering kali tidak melakukan aktivitas. Merek lebih sering
berbaring atau tiduran sehingga berbaring terlalu lama dapat menyebabkan kelemahan otot.

DAFTAR PUSTAKA

Lynda Juall Crpernito.2007. Rencana Asuhan Keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan


Makalah Kolaboratif, ed.7, ECG, Jakarta.

Marelynn E. 2000. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Pasien, ed. 7, ECG, Jakarta.

Kang L. S. 2004. Pengobatan Vertigo dengan Akupuntur, Cermin Dunia Kedokteran.


Jakarta.

Manjoer, Arif, dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta.

Sanders, Valena C. Scanlon Tina. (2006). Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi, edisi 3.
Jakarta :ECG.

Anda mungkin juga menyukai