Anda di halaman 1dari 17

PAKET PENYULUHAN OKSIGENASI

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG
MALANG
2019
PAKET PENYULUHAN
OKSIGENASI

Disusun Oleh:
1. POLTEKES MALANG KAMPUS V TRENGGALEK
a. TRINTIKA(17.032)
b. ULUL AZMI UMAROH(17.033)
c. VIKI ARDIKA NOVITASARI (17.034)
2. SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
a. SITI FATIMAH DWI WULAN SARI A.
b. HERMIN NUR OKTAVIA
c. NIDA FITRIA
d. RIO MAHENDRA
3. PROFESI NERS UNIVERSITAS BRAWIJAYA
a. VITARA DARU RAHMI
b. TIM MURNI
c. MELATI CAHYANI INDRI
4. STIKES MAHARANI
a. AL SYAFARINOOR
b. RIA ROSANTI
LEMBAR PENGESAHAN PAKET PENYULUHAN
OKSIGENASI
Pada tanggal 29 November 2019 di R.15 RSUD Dr.Saiful Anwar Malang

Disusun Oleh:
MAHASISWA POLTEKES MALANG KAMPUS V TRENGGALEK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

Telah Disetujui Oleh:


MENGETAHUI

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )

Pembimbing SAP

( )
PAKET PENYULUHAN

Tema : Oksigenasi
Sub Tema : Mengenal Kebutuhan Oksigenasi bagi Tubuh
Sasaran : Seluruh keluarga pasien
Hari, Tanggal : Kamis, 29 November 2019
Waktu : Pukul 08.30 – 09.00
Tempat : Lingkungan sekitar R.15 RSSA MALANG

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan mengenai OKSIGENASI selama 30 menit,
seluruh keluarga pasien di R.15 diharapkan dapat memahami apa itu
pengertian oksigenasi, penyebab terjadinya kekurangan oksigenasi, tanda dan
gejala kekurangan oksigenasi, komplikasi akibat kekurangan oksigenasi, cara
mencegah terjadinya kekurangan oksigen, macam – macam alat oksigenasi,
dan contoh – contoh penyakit yang membutuhkan oksigenasi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, keluarga mampu menjelaskan :
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan ini pasien dan keluarga dapat :
1) Mengetahui pengertian oksigenasi
2) Mengetahui penyebab terjadinya kekuranagn oksigen
3) Mengetahui tanda dan gejala kekurangan oksigenasi
4) Mengetahui komplikasi akibat kekurangan oksigen
5) Mengetahui cara mengatasi terjadinya kekurangan oksigen
6) Mengetahui macam – macam alat oksigensi
7) Mengetahui penyakit apa saja yang membutuhkan oksigenasi

3. Pokok Materi
Terlampir
4. Media
LCD, Leaflet, PPT, Laptop

5. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi dengan keluarga

6. Job Desk
1. Moderator bertugas untuk memandu jalannya acara penyuluhan agar
kondusif, efisien, cepat, dan tepat. (Trintika)
2. Observer bertugas untuk menulis hal – hal yang mengenai jalannya
penyuluhan, seperti mencatat pertanyaan, menulis evaluasi jalannya acara
penyuluhan, dan menulis kesimpulan dari penyuluhan tersebut .(Ulul
Azmi)
3. Pemateri bertugas untuk menjelaskan isi dari penyuluhan kepada peserta
dan menjawab pertanyaan yang diajukan peserta.(Viki)
4. Fasilitator bertugas menyediakan peralatan yang dibutuhkan saat
penyuluhan, menyiapkan materi penyuluhan, dsb.
 Trintika bertugas meminjam LCD di R.28, menyediakan laptop.
 Ulul bertugas membuat PPT
 Viki bertugas membuat SAP
 Trintika bertugas konsul SAP, mencetak SAP, menyiapkan tempat
untuk penyuluhan, dan mengatur peserta penyuluhan.
7. Kegiatan
No Kegiatan Penyuluhan Peserta Waku
1. Pendahuluan 1. Mengucapkan 1. Menjawab salam 5 menit
dan persepsi salam pembuka
2. Memperkenalkan 2. Memperhatikan
diri
3. Apersepsi 3. Berpartisipasi aktif
4. Mengkomunikasik 4. Meperhatikan
an tujuan
5. Kontrak waktu 5. Berpartisipasi aktif
6. Tatacara 6. Berprtisipasi aktif

2. Isi Menjelaskan materi 1. Memperhatiakan dan 15


yang akan disampaikan mencatat penjelasan menit
penyuluhan dengan cermat.
2. Menanyakan hal-hal yang
belum jelas dan
memperhatikan jawaban dari
penyuluhan.

3. Penutup 1. Melakukan evaluasi 1. Memperhatikan kesimpulan 5 menit


2. Menyimpulkan dari materi penyuluhan yang
materi yang telah di telah disampaikan.
sampaikan
3. Mengakhiri 2. Menjawab salam.
kegiatan dengan
salam

8. EVALUASI
a. Evaluasi struktur
1) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan
2) Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP
3) Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media yang akan
digunakan
4) Kesiapan peserta didik meliputi kesiapan menerima penyuluhan
b. Evaluasi Proses
1) Peserta didik antusias terhadap materi penyuluhan
2) Peserta didik tidak meninggalkan tempat penyuluhan
3) Peserta didik mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang
disampaikan penyuluh
4) Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas dan
dengan suasana yang rileks.
c. Evaluasi Hasil
1) Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu memahami dan
mengerti tentang kebutuhan oksigen di dalam tubuh
2) Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta memiliki wawasan
tentang kebutuhan oksigen di dalam tubuh
Lampiran Materi :
OKSIGENASI

A. Pengertian Oksigenasi
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam
proses kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme
tubuh. Kebutuhan oksigen didalam tubuh harus terpenuhi karena apabila
berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila
berlangsung lama akan menyebabkan kematian. Proses pemenuhan kebutuhan
oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen
melalui saluran pernafasan, pembebasan jalan nafas dari sumbatan yang
menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ
pernafasan agar berfungsi secara normal (Taqwaningtyas, Ficka (2013) dalam
Hidayat dan Uliyah, 2005).
Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-paru
melalui saluran pernapasan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian
oksigen kepada klien dapat melalui tiga cara, yaitu melalui kateter nasal,
kanula nasal, dan masker oksigen . Oksigenasi adalah memberikan aliran gas
oksigen (O2) lebih dari 21% pada tekanan 1 atmosfer sehingga konsentrasi
oksigen meningkat dalam tubuh. (Kristina (2013) dalam Saryono dan
Widianti, 2010).
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen kedalam system kimia
dan fisika. Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau
yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel, sebagai hasilnya
terbentuklah karbondioksida ,energy dan air. Penambahan karbondioksida
yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup
bermakna terhadap aktivitas sel (Adityana, Rosi (2012) dalam Mubarak dan
Chayatin, 2007).
Sistem pernapasan berperan penting untuk mengatur pertukaran
oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah. Oksigen diperlukan oleh
semua sel untuk menghasilkan sumber energy, adenosine triposfat (ATP),
karbondioksida dihasilkan oleh sel-sel yang secara metabolisme aktif dan
membentuk asam, yang harus dibuang dari tubuh. Untuk melakukan
pertukaran gas, system kardiovaskuler dan system respirasi harus
bekerjasama. Sistem kardiovaskuler bertanggungjawab untuk perfusi darah
melalui paru. Sedangkan system pernapasan melakukan dua fungsi terpisah
ventilasi dan rspirasi (Maryudianto, Wahyu (2012) dalam Elisabeth J. Corwin,
2009).

B. Tanda dan Gejala Terjadinya Kekurangan Oksigenasi


Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi menurut NANDA (2013), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi,
deformitas tulang dan dinding dada, nyeri,cemas, penurunan energi,
kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan
kognitif/ persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahan otot
pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli. Adanya
penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi.
Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk
bernafas, pernafasan nafas faring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea,
penyimpangan dada, nafas pendek, nafas dengan mulut, ekspirasi memanjang,
peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan
kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif
sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2013).
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,
hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan,
sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia,
hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan
kedalaman nafas (NANDA, 2013).

C. Manifestasi Klinis Kekurangan Oksigen


1) Suara napas tidak normal.
2) Perubahan jumlah pernapasan.
3) batuk disertai dahak.
4) Penggunaan otot tambahan pernapasan.
5) Dispnea.
6) Penurunan haluaran urin.
7) Penurunan ekspansi paru.
8) Takhipnea

D. Komplikasi Akibat Kekurangan Oksigen


Komplikasi yang mungkin terjadi dari ganguan pemenuhan oksigen adalah:
1) Penurunan kesadaran
2) Hipoksia
3) Disorientasi
4) Gelisah dan cemas

E. Cara Mengatasi Terjadinya Kekurangan Oksigen


Setiap orang sepakat bahwasanya oksigen merupakan hal sederhana
yang paling penting dalam upaya manusia untuk bertahan hidup. Oksigen
dapat diibaratkan sebagai roh ataupun nyawa dari tubuh kita. Bisa kita
bayangkan jika kebutuhan kita akan oksigen menjadi tidak terpenuhi atau
katakanlah tubuh kita kekurangan oksigen maka semakin hari hal ini akan
berdampak buruk bagi kesehatan kita. Pada dasarnya setiap jaringan atau
organ dalam tubuh kita butuh oksigen memadai untuk dapat bertahan normal
serta melakukan kinerjanya secara optimal. Kekurangan oksigen dapat
berdampak buruk mulai dari yang teringan yaitu membuat tubuh kurang
bertenaga dalam menjalani aktifitas sampai pada yang terfatal. Jika dibiarkan
tanpa penanganan tepat jiwa kita pun menjadi taruhannya. Berikut ini hal-hal
yang dapat dilakukan jika mendapati gejala tubuh kekurangan oksigen.
1) Tidur awal
Bagi para penderita dengan diagnosa kurang oksigen, maka sangat
tidak dianjurkan untuk memiliki jadwal tidur malam telat hingga sangat
larut. Sangat baik bagi para penderita ini untuk pergi beristirahat ke
tempat tidur pada jam awal. Hal ini diakibatkan oleh buruknya kondisi
udara semakin larut malamnya, apalagi jika ditambah masih harus
keluyuran di udara terbuka. Seperti yang kita ketahui semakin malam
maka beragam tumbuhan tanpa adanya sinar matahari akan mengikis
keberadaan oksigen dan menggantinya dengan zat limbah karbondioksida
yang menumpuk di udara bebas serta sangat bahaya bagi tubuh penderita
dengan keluhan oksigen rendah. Jika dibiarkan lebih lanjut kondisi pasien
akan semakin melemah dengan memburuknya keluhan Anda kurang
oksigen yang dirasakan
2) Cermati posisi tidur
Mungkin memang hal ini terlihat sangat sepele, namun bagaimana
kondisi kita saat tertidur pun akan sangat mempengaruhi pernafasan kita
yang mana hal ini adalah berhubungan langsung dengan paru-paru si
pemasok oksigen dalam tubuh kita. Usahakan untuk menghindari posisi
yang ganjil dan tidak nyaman bagi Anda. Akan sangat dianjurkan untuk
miring ke sebelah kanan Anda, karena secara medis hal ini berdampak
sangat baik bagi kelonggaran kinerja organ dalam Anda mulai dari sistem
pencernaan yang semakin lancar maupun juga sistem pernafasan yang
akan semakin lapang, Anda hanya perlu untuk mencobanya
3) Bangun awal
Langkah sederhana yang harus Anda rutinkan dalam keseharian yakni
untuk bangun senantiasa pada awal pagi karena hal ini akan banyak
menguntungkan kondisi tubuh Anda. Pada pagi hari udara sekitar masih
sangat bersih, beragam polusi pada keadaan terendah jika dibanding waktu
lain dalam sehari. Udara bersih ini pun kaya akan oksigen yang dipasok
dari pertemuan antara sinar mentari dan aktifitas tetumbuhan hijau dari
hasil fotosintesis mereka. Dengan begini maka pemasukan udara yang bisa
Anda dapat akan lebih terjaga kualitasnya. Jumlah oksigen memadai yang
terjamin kebersihannya akan memberi dampak terapi khusus bagi kondisi
tubuh Anda jika Anda telaten melanjutkan kegiatan bangun pagi sebagai
kebiasaan hidup sehat Anda.
4) Gerak tubuh
Hal selanjutnya yang bisa Anda lakukan demi menanggulangi
permasalahan kurang oksigen yakni dengan giat menggerakkan tubuh
Anda. Ingatlah bahwa pada permulaan cukup lakukan gerak tubuh yang
ringan saja jika tubuh Anda sudah mulai menerima dan terbiasa maka
Anda bisa tingkatkan pada intensitas yang lebih naik tingkat lagi. Hal ini
bagus untuk kebugaran tubuh Anda plus juga menjaga kekuatan kondisi
jantung Anda. Seperti yang kita ketahui bahwa jantung adalah organ vital
yang bertugas mengantar oksigen ke seluruh tubuh kita tanpa terkecuali,
maka dengan jantung yang sehat kemampuan tubuh dalam memeratakan
pasokan oksigen pun akan menjadi semakin optimal. Di sisi lain,
berolahraga juga akan membuat organ paru-paru kita menjadi lebih sehat,
dengan melakukan gerak tubuh ini ada beragam manfaat baik yang bisa
Anda dapatkan sehubungan dengan keluhan kurang oksigen
5) Jauhi asap polusi
Jenis asap apapun itu mulai dari beragam polusi lingkungan dari
kendaraan atau bahkan yang lebih parah dari asap puntung rokok haruslah
Anda hindari. Karena keberadaan asap dalam hirupan udara Anda dan
tersebar dalam darah akan semakin merusak kualitas udara maupun
oksigen dalam tubuh Anda. Dan lebih parah dari itu, kondisi kekurangan
oksigen yang Anda rasakan akan semakin memburuk karena asap-asap
tersebut memiliki kandungan senyawa racun yang mengancam pasokan
oksigen di dalam tubuh Anda.

6) Konsumsi suplemen
Dalam beberapa kondisi akan sangat dianjurkan bagi para penderita
kurang oksigen untuk mengkonsumsi beberapa jenis obat tertentu
diantaranya yakni obat penambah darah, hal ini menjadi masuk akal
karena persebaran oksigen ke seluruh jaringan tubuh bahkan dari ujung
sampai ke ujung lagi sangatlah dipengaruhi oleh kondisi dari edaran darah
dalam tubuh. Secara otomatis suplemen penambah darah akan
memaksimalkan kondisi serta kinerja sel darah yang akan berdampak pada
semakin lancarnya peredaran oksigen beserta seluruh sari nutrisi pada
semua anggota tubuh kita.
7) Kendalikan asupan lemak
Langkah selanjutnya yang harus diperhatikan yakni dari segi makanan.
Ada baiknya jika beragam makanan berlemak dihindari terlebih dahulu
sampai kondisi penderita mulai membaik. Hal ini dikarenakan golongan
lemak jahat dapat memperburuk bahkan menghambat aliran darah dalam
mengantar pasokan oksigen secara lebih optimal lagi. Keberadaan lemak
jahat juga terbukti mengganggu kinerja jantung dalam memompa
penyaluran darah berisi oksigen ke seluruh tubuh. Oleh karena itu,
hendaklah dicermati betul mengenai pemilihan bahan konsumsi yang tepat
dan sehat bagi penderita.
8) Minum air putih yang cukup
Seperti yang kita tahu bahwa air memiliki kandungan oksigen yang
menyehatkan bagi tubuh kita. Meminum jenis minuman sederhana tanpa
banyak bahan tambahan yang satu ini juga mampu mendetoks tubuh dari
beragam zat bahaya yang mampu mengganggu metabolisme tubuh kita.
Saat tubuh kita bersih dari ragam zat bahaya yang mengganggu, maka tak
terkecuali dengan aliran darah yang mengangkut oksigen pun akan
semakin lancar dan bisa dioptimalkan.

9) Konsumsi makanan sehat


Mungkin bagi para penderita kurang darah lebih dianjurkan untuk
memilih ragam bahan pangan yang berhubungan untuk meningkatkan
kadar hemoglobin yang mana bagian tubuh inilah yang memiliki
wewenang tertinggi dalam mengikat dan mengangkut oksigen dalam
aliran darah. Para penderita akan dianjurkan untuk mengonsumsi beberapa
makanan dengan bahan dasar bayam maupun daun katuk dan juga pada
bahan makanan hewani ada beberapa pilihan semisal jeroan yang
utamanya yakni pada bagian hati.

F. Macam – Macam Alat Oksigenasi


1. Alat terapi arus rendah
a. Nasal kanul dan nasal kateter. Nasal kanul dan nasal kateter
merupakan alat terapi oksigen (O2) dengan sistem arus rendah yang
digunakan secara luas. Kedua alat ini dapat menjadi alternatif bila
tidak terdapat sungkup muka, terutama bagi pasien yang
membutuhkan konsentrasi oksigen (O2) rendah oleh karena tergolong
sebagai alat yang sederhana, murah dan mudah dalam pemakaiannya

Nasal Kanul Nasal Kateter


b. Sungkup muka tanpa kantong penampung
Sungkup muka tanpa kantong penampung merupakan alat terapi
oksigen (O2) yang terbuat dari bahan plastik di mana penggunaannya
dilakukan dengan cara diikatkan pada wajah pasien dengan ikat kepala
elastis yang berfungsi untuk menutupi hidung dan mulut.

c. Sungkup muka dengan kantong penampung


Terdapat dua jenis sungkup muka dengan kantong penampung yang
seringkali digunakan dalam pemberian terapi oksigen (O2), yaitu
sungkup muka partial rebreathing dan sungkup muka nonrebreathing.

d. Oksigen (O2) transtrakeal


Oksigen (O2) transtrakeal dapat mengalirkan oksigen (O2) secara
langsung melalui kateter di dalam trakea. Oksigen (O2) transtrakeal
dapat meningkatkan kepatuhan pasien untuk menggunakan terapi
oksigen (O2) secara kontinyu selama 24 jam. Keuntungan dari
pemberian oksigen (O2) transtrakeal yaitu tidak ada iritasi muka
ataupun hidung dengan rata-rata oksigen (O2)

2. Alat terapi arus rendah


a. Sungkup Venturi
Sangat bermanfaat untuk dapat mengirimkan secara akurat konsentrasi
oksigen (O2) rendah sekitar 24-35% dengan arus tinggi, terutama pada
pasien dengan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan gagal napas
dimana dapat mengurangi resiko terjadinya retensi karbon dioksida
(CO2) sekaligus juga memerbaiki hipoksia. Alat ini juga lebih nyaman
untuk digunakan dan oleh karena adanya pendorongan oleh arus
tinggi, maka masalah rebreathing akan dapat teratasi.

G. Contoh – Contoh Penyakit Yang Membutuhkan Oksigenasi


Beberapa penyakit dan kondisi medis membutuhkan prosedur
oksigenasi melalui alat bantu napas, seperti kanula (selang) hidung dan
masker oksigen. Di antaranya:
1. Hipoksemia
Jika saturasi oksigen dalam darah di bawah 90 persen, maka kondisi ini
sudah bisa dikatakan hipoksemia. Kurangnya oksigen dalam darah ini
sering terjadi pada saat seseorang mengalami kondisi kritis. Beberapa
tanda seseorang mengalami hipoksemia adalah sesak napas, detak jantung
cepat, kulit dan bibir tampak kebiruan, sakit kepala, hingga pingsan.
2. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Penyakit paru obstruktif kronik menyebabkan hambatan aliran udara di
saluran napas secara progresif dan berlangsung lama. Pada penderita
penyakit paru obstruktif kronis yang sudah parah dan kadar oksigen
darahnya rendah, perlu mendapatkan perawatan jangka panjang.

3. Asma berat
Asma dapat terjadi karena adanya penyempitan pada saluran pernapasan.
Penderita asma umumnya bisa beradaptasi dengan penyakit mereka,
bahkan anak-anak sekalipun. Namun jika terjadi serangan asma berat,
akan dibutuhkan obat-obatan untuk mengatasi gejala asma dan oksigenasi.
Oksigenasi bisa diberikan melalui masker oksigen, atau dengan intubasi
untuk memasang alat bantu napas.

4. Pneumonia berat
Infeksi pada paru-paru yang mengakibatkan peradangan dan kerusakan
paru – paru parah akan membutuhkan terapi oksigenasi. Jika peradangan
yang terjadi sudah parah, suplai oksigen ke dalam aliran darah akan
terganggu.
5. Bayi premature
Bayi yang lahir lebih cepat dari waktu seharusnya bisa saja mengalami
sindrom distres pernapasan. Kondisi ini berisiko membuat paru –
paru bayi prematur mengalami gangguan serius.
6. Gagal jantung stadium akhir
Jika jantung mengalami gangguan dalam memompa darah, otomatis hal
tersebut berdampak kepada suplai oksigen dalam pembuluh darah. Selain
dengan obat – obatan, terapi oksigenasi bisa dijadikan pertimbangan untuk
mengatasi kondisi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai