ketat.
1. Man
pasien.
2. Money
lain.
3. Marketing
para konsumen, indicator dari tingginya nilai jual rumah sakit dapat
rumah sakit.
(Deming).
kompetitif.
keperawatan.
aktivitas.
efektif.
3) Kepuasan pasien
diharapkan.
4) Kecemasan
ancaman.
5) Kenyamanan
nyeri terkontrol.
6) Pengetahuan
A. Analisa Ruangan
1. Profil Rumah Sakit
RSUD. A. W. Sjahranie Samarinda terletak di jalan Palang Merah
Indonesia, Kecamatan Samarinda Ulu. Rumah Sakit Umum Daerah A.
Wahab Sjahranie sebagai Top Referal dan sebagai rumah sakit kelas A
satu-satunya di Kalimantan Timur terhitung mulai bulan Januari 2014.
RSUD. A. W. Sjahranie Samarinda saat ini sebagai wahana pendidikan
klinik Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman juga program
Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS I) Bedah, selain itu berbagai institusi
pendidikan baik pemerintah maupun swasta juga bekerja sama dengan
Perguruan tinggi kesehatan yang ada di Kalimantan Timur. Gambaran visi
dan misi RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda.
2. Motto, Visi, Misi, Falsafah, BudayaKerja
Adapun Motto, Visi, Tujuan dan Peran dari RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda yaitu :
a. Motto :
BAKTI
Bersih
Aman
Kualitas
Tertib
Inovatif
b. Visi :
Menjadi Rumah Sakit dengan pelayanan bertaraf internasional.
c. Misi :
1) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan berstandar
internasional.
2) Mengembangkan rumah sakit sebagai pusat pendidikan dan
penelitian di bidang kedokteran.
d. Falsafah
Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dalam pelayanan
kesehatan, pendidikan.
e. Budaya Kerja
RSUD A. W. Sjahranie adalah taman bunga kita, kepentingan pasien
adalah yang utama, mengsinergikan pelayanan, pendidikan dan
penelitian, insan professional dan insan beretika tinggi, organisasi
pembelajaran
Tujuan :
1) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya di
rumah sakit.
2) Meningkatkan mutu pelayanan medis dan non medis di rumah
sakit.
3) Memberikan pelayanan kepada semua lapisan masyarakat secara
professional.
4) Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
5) Meningkatkan disiplin dan tata tertib pelaksanaan rumah sakit.
g. Fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie
Sebagai rumah sakit yang baik dan demi terciptanya pelayanan
yang optimal, maka rumah sakit umum daerah Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda dilengkapi berbagai fasilitas yaitu fasilitas air bersih,
fasilitas listrik, fasilitas gas, fasilitas telekomunikasi dan fasilitas
pengobatan air limbah.
h. Program Unggulan, Sikap dan Jenis Pelayanan
Program unggulan, sikap dan jenis pelayanan di RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda meliputi :
1) Program unggulan : pelayanan jantung, revolving fund system,
subsidi silang, mother and baby hospital dan bisnis strategi.
2) Sikap : Senyum, Sapa, Salam, dan Ucapan terima kasih.
3) Jenis pelayanan meliputi 34 macam pelayanan yaitu : poli
kebidanan dan kandungan, poli penyakit dalam, poli anak, poli
bedah umum, poli bedah tulang, poli bedah syaraf, poli bedah
urologi, poli syaraf, poli penyakit kulit dan kelamin, poli paru, poli
THT, poli mata, poli jantung, poli laktasi, poli khusus karyawan,
rehabilitasi medik, instalasi gawat darurat, radiologi : USG C-T
Scan, hyperthermia, MRI, angiografi, patologi klinik, patologi
anatomo, hemodialisa, instalasi kedokteran, kehakiman, instalasi
farmasi, rujukan spesialis ke rumah sakit tipe C dan D, puskesmas,
layanan pavilion teratai, layanan pavilion sakura, ambulance 118
emergency dan layanan kesehatan diluar rumah sakit.
Untuk Pelayanan kesehatan spesialistik, sudah tersedia 42 ( Poli Klinik
Spesialis di yang diharapkan pula dapat memberikan layanan kesehatan
paripurna.Semua pelayanan di Poliklinik ini dapat diakses oleh seluruh
lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial pasien.
Demikian pula untuk perawatan diruangan Rawat Inap yang terdiri
dari kelas I,II,III, sampai kelas Eksekutif dimana Jumlah Tempat Tidur
yang digunakan saat ini berjumlah 828 (Delapan Ratus Dua Puluh
Delapan) yang diharapkan dapat menampung masyarakat yang akan
menggunakan fasilitas rawat inap.
Instalasi Gawat Darurat sebagai salah satu pintu masuk dan sebagai
ujung tombak pelayanan di RSUD AWS maka penilaian terhadap kinerja
dan kualitas pelayanan haruslah selalu dilakukan untuk melihat perbaikan
ataupun kekurangan baik dalam hal fasilitas maupun sumber daya manusia
sehingga pelayanan prima di IGD dapat dirasakan oleh masyarakat. Hal ini
juga tentu terkait dengan pelayanan di instalasi atau unit lain yang saling
terkait baik secara langsung maupun tidak langsung.
Jenis Pelayanan yang terdapat di RSUD AW Sjahranie Samarinda
berdasarkan Standar KEMENKES No. 340/MENKES/PER/III/2010
sebagai berikut :
1) Pelayanan Medik Umum
a) Pelayanan Medik Dasar
b) Pelayanan Medik Gigi dan Mulut
c) Pelayanan KIA/KB
2) Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan buka 24 jam dan 7 hari seminggu
3) Pelayanan Medik Dasar
a) Penyakit Dalam
b) Kesehatan Anak
c) Bedah
d) Obstetri dan Ginekologi
4) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
a) Radiologi
b) Patologi Klinik
c) Anesitesiologi
d) Rehabilitasi Medik
e) Patologi Anatomi
5) Pelayanan Medik Spesialis Lain
a) Mata
b) Telinga Hidung Tenggorokan
c) Syaraf
d) Jantung dan Pembuluh Darah
e) Kulit dan Kelamin
f) Kedokteran Jiwa
g) Paru
h) Orthopedi
i) Urologi
j) Bedah Syaraf
k) Kedokteran Forensik
6) Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut
a) Bedah Mulut
b) Konservasi/Endodonsi
c) Orthodonti
d) Prosthodonti
e) Pedodonsi
7) Pelayanan Medik Subspesialis
a) Bedah
b) Penyakit Dalam
c) Penyakit Anak
d) Obstetri dan Ginekologi
e) Jantung dan Pembuluh Darah
f) Bedah Syaraf
8) Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
a) Asuhan Keperawatan
b) Asuhan Kebidanan
9) Pelayanan Penunjang Klinik
a) Perawatan Intensif
b) Pelayanan Darah
c) Gizi
d) Farmasi
e) Sterilisasi Instrumen
f) Rekam Medik
10) Pelayanan Penunjang Non Klinik
a) Laundry/Linen
b) Jasa Boga/Dapur
c) Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas
d) Pengelolaan Limbah
e) Gudang
f) Ambulance
g) Komunikasi
h) Kamar Jenazah
i) Pemadam Kebakaran
j) Pengelolaan Gas Medik
k) Penampungan Air Bersih
Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUD AWS telah menyediakan
828tempat tidur untuk memenuhi kebutuhan seluruh lapisan masyarakat
dari pelayanan rawat inap kelas 3 hingga super VIP dengan mengupayakan
pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat.
1) Pelayanan Rawat Inap Kelas III berjumlah 428 Tempat Tidur
2) Pelayanan Rawat Inap Kelas II berjumlah 50 Tempat Tidur
3) Pelayanan Rawat Inap Kelas 1 Berjumlah 74 Tempat Tidur
4) Pelayanan Rawat Inap VIP berjumlah 151 Tempat Tidur
Terdapatnya Ruang perawatan Khusus :
1) Ruang Stroke Center
2) Ruang Khemoterapi
Ruang Bayi (BOX), Anak, Dewasa, Kebidanan dan Kandungan
Selain itu RSUD Abdul Wahab Sjahranie juga memiliki ruang perawatan
intensif (ICU, HCU,ICCU, PICU dan NICU), Instalasi bedah Sentral yang
memiliki 19 kamar operasi elektif, 4 kamar Operasi Emergency dan 4
Kamar, sehingga jumlah seluruh kamar operasi 27 kamar yang disiapkan
khusus untuk Bedah Tulang, Bedah Syaraf, Bedah Kebidanan, dan Bedah
Urolog, Bedah THT, Gigi Mulut, Mata dan Jantung. Kegiatan operasi
yang dikerjakan dari kasus Elektif dan Cyto, Unit Hemodialysa, Unit
Endoscopy, dan Unit Medical Check Up (MCU).
RSUD Abdul Wahab Sjahranie juga di dukung oleh sarana dan prasana
peralatan medis pendukung yang memadai antara lain :
1) MRI
2) MSCT 64 Slice
3) CT Scan
4) X – Ray Unit (Radiologi)
5) X – Ray Unit ( Fluroskopi)
6) X – Ray Panoramic
7) X – Mammografi
8) CATHLAB
9) CATHLAB Angiografi
10) USG 4 Dimensi
11) CR ( Computer Radiography )
12) Alat Radioterapi
13) Laser Urologi
14) Laser Kulit
15) Laparoskopi
16) Anasthesia Mechine
17) Phaco Emulsification
RSUD Abdul Wahab Sjahranie juga memiliki pelayanan unggulan
yang di berikan kepada masyarakat antara lain, pelayanan kardiologi
(ECHO 3 Dimensi), Unti katerisasi Jantung, Bedah jantung terbuka,
Stroke Center.
3. Profil Ruang Anggrek
a. Profil Ruangan
Ruang Anggrek merupakan bagian dari IRNA yang melayani
perawatan dewasa kelas 1 dan 2. Yang terdiri dari 52 tempat tidur,
yang terdapat 2 tim, Tim 1 terdapat 11 kamar dan 26 tempat tidur yang
terbagi 2 kelas yaitu kelas 1 terdiri dari 9 kamar dan 18 tempat tidur,
untuk kelas 2 ada 2 kamar terdiri dari 8 tempat tidur. Tim 2 terdapat 10
kamar dan 26 tempat tidur yang terbagi 2 kelas yaitu untuk kelas 1
terdiri dari 7 kamar dan 14 tempat tidur. Untuk kelas 2 terdiri dari 3
kamar dan 12 tempat tidur.
1) Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi
masalah adalah :
a) Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik
ruangan, proses pelayanan, keadaan inventaris ruangan dan
penerapan model asuhan keperawatan yang digunakan.
b) Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, CCM,
Ketua Tim dan Perawat pelaksana untuk mengumpulkan data
tentang fungsi manajemen keperawatan di Ruang Anggrek.
c) Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai
karakteristik pasien, ketenagaan, dokumentasi proses
keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap ruangan dan
inventaris ruangan, Standar Prosedur Operasional (SPO),
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) serta dokumen-dokumen
lain yang terkait dengan pemberian asuhan keperawatan.
d) Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk mengetahui kepuasan pasien
terhadap asuhan keperawatan, tingkat kepuasan perawat,
kinerja Clinical Case Manager (CCM), Kinerja Karu, Kinerja
Katim, Kinerja Perawat Pelaksana.
e) Studi Kepustakaan
Berasal dari literatur yang memiliki materi manajemen
keperawatan mencakup pengolahan sistem manajemen rumah
sakit.
B. ANALISA HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN RUANGAN
1. Sumer Daya Manusia (M1- Man)
a. Struktur Organisasi
Ruang Anggrek dipimpin oleh 1 kepala ruang serta didampingi
oleh 1 orang CCM (Clinical Case Manager), 2 orang ketua Tim dan
29 orang perawat pelaksana.
Bagan 3.1
Struktur Organisasi Ruang Anggrek RSUD Abdul WahabSjahranie
SamarindaTahun 2018
Administrasi
1. Rostina
2. Nur
Bidang Keperawatan RSUD Kepala Instalasi 3. Arin
AWS SAMARINDA Dr. Josephine MP
Ns. Suwanto,.S.Kep.,
M.Amd.Kes
Cleaning Servise
1. Jabal Nur
Kepala Ruangan 2. Budi
Sitti Naisa Umar S.ST 3. Lina
4. Lia
b. Ketenagaan
1) Data karakteristik Tenaga Keperawatan BerdasarkanTingkat
Pendidikan
Ruang Anggrek memiliki tenaga keperawatan sebanyak 33 orang
dengan distribusi frekuensi sebagai berikut :
Tabel. 3.1
Jumlah Tenaga Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Ruang
Anggrek RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2018
Ners 6 18,2
S Sarjana Keperawatan 5 15,2
u D-IV Keperawatan 3,0
1
m
D-III Keperawatan 21 63,6
b
e Total 33 100
Administrasi 3 33,3
POS 2 22,2
Cleaning Service 4 44,5
Total 9 100
Sumber Data Primer Ruang Anggrek 2018
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah tenaga non
keperawatan diruang Anggrek sebagian besar Cleaning Service 44.4
%.
b. Jumlah tingkat ketergantungan
Tabel 3.4
Jumlah tingkat ketergantungan Di ruang Anggrek RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda 28 Mei 2018
Klarifikasi tingkat ketergantungan (%)
Minimal 8 20.0
Parsial 30 75.0
Total 2 5.0
Jumlah Pasien 40 100
Dari data diatas didapatkan bawa pada tanggal 28 Mei 2018 sebagian
besar pasien mempunyai tingkat ketergantungan parsial.
Table.3.5
Jumlah tingkat ketergantungan Di ruang Anggrek RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda 29 Mei 2018
Klarifikasi tingkat ketergantungan (%)
Minimal 6 16.2
Parsial 30 81.1
Total 1 2.7
Jumlah Pasien 37 100
Dari data diatas didapatkan bawa pada tanggal 29 Mei 2018 sebagian
besar pasien mempunyai tingkat ketergantungan parsial.
Table 3.6
Jumlah tingkat ketergantungan Di ruang Anggrek RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda 30 Mei 2018
Klarifikasi tingkat ketergantungan (%)
Minimal 4 10.2
Parsial 34 87.2
Total 1 2.6
Jumlah Pasien 39 100
Dari data diatas didapatkan bawa pada tanggal 30 Mei 2018 sebagian
besar pasien mempunyai tingkat ketergantungan parsial. Tiap unit
bangsal harus mempunyai perencanaan sistem ketenagaan
keperawatan untuk melaksanakan kebutuhan pelayanan setiap shift
kebutuhan staff keperawatan dasar adalah jumlah minimal dari
tenaga keperawatan setiap unit/bangsal, sesuai dengan kebijakan
rumah sakit yang menentukan :
1) Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari
2) Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun :
a) Jumlah hari minggu : 52 hari
b) Jumlah hari libur nasional : 16 hari
c) Jumlah cuti pertahun : 12 hari
Total hari libur kerja non efektif adalah : 83
3) Perhitungan jumlah jam kerja pertahun
a) Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun – jumlah hari kerja
non efektif dalam 1 tahun = 365 – 83 = 282 hari
b) Jumlah minggu = 282 : 7 = 40,2 = 40
c) Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun = 40 minggu x 40 jam
= 1.600 jam
c. Jumlah kebutuhan tenaga perawat
1) Jumlah kebutuhan tenaga perawat menurut Douglas
Tabel 3.7
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan Di ruang Anggrek RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda Tanggal 28 Mei 2018
Tabel 3.8
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan Di ruang Anggrek RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda Tanggal 29 Mei 2018
52 + 12 + 16
𝑥 20,1 = 5,7 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
282
Keterangan :
A :Jam perawatan/24 jam, yaitu waktu perawatan yang
dibutuhkan pasien.
B : Rata-rata jumlah pasien / hari
C : Jumlah hari dalam setahun (365)
D : Jumlah hari libur / tahun ( 83 )
E : Jumlah jam kerja perawat / hari
Jumlah tenaga perawat di ruang Anggrek :
4,2 𝑥 39𝑥 365 59,787
= = 30,07𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
(365 − 81)𝑥 7 1,988
164,75
= 4,2
39 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛
52 + 12 + 17
𝑥 34,6 = 5,3 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
282
52 + 12 + 16
𝑥 20,1 = 5,7 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
282
Factor koreksi 25%
20,1 x 25% = 5,02 orang
Jadi, tenaga yang diperlukan adalah : 30,07 + 5,7 +5,02 = 40,79
= 41 orang.
1187
= (183)
= 6,4 = 6 hari
(52 𝑥 31 )−124
= 1,6
(183)
Ruang
RUANG
obat RUANG
15 16 17 18 20 21 19 TINDAK
AN
KARU
RUANG
: PINTU MASUK : Ruang Obat GUDAN
: RUANG KARU G
: RUANG PPI
RUANG
: RUANG MAHASISWA
PIKET
: RUANG DAPUR PERAWAT
: RUANG Tindakan SMF DOKTER
RUANG PPI
: TOILET PERAWAT UMUM
: RUANG LOKER
: NURSE STATION
: TOILET KAMAR PASIEN
Tabel.3.11
Daftar Inventaris alat rumah tangga di Ruang Anggrek
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Tahun 2018
No. Nama Barang Jumlah Kondisi Alat Keterangan
Baik Rusak
1 AC 29 29
2 Bunga 3 3
3 Bantal 48 3 45 Tidak layak pakai
(kempes)
4 Cctv 8 8
5 Cermin 1
6 Cermis 2 2
Table.3.12
Daftar Inventaris Alat Medis di Ruang Anggrek
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Tahun 2018
KONDISI ALAT
NO NAMA BARANG JML KETERANGAN
RUSAK BAIK
1 Ambubag dewasa 1 - 1 Baik (tidak di pisah-pisah)
2 Bak instrument - - - Tidak ada
sedang
3 Bak instrument kecil - - - Tidak ada
4 Bak kaca - - - Tidak ada
5 Bengkok 2 - 2 Baik
6 Brankar 2 - 2 Baik
7 B M P set - - - Tidak ada
8 Buli buli panas 2 - 2 Baik
9 Escap / Es krah 1/- - 1/- Baik
10 Gunting Aff heating - - - Tidak ada
11 Gunting jaringan/ -/1 - -/1 Baik
gunting bulu mata
12 Infuse fump 2 - 2 Baik
13 Instrumen set 6 - 6 Baik
14 Irrigator - - - Baik
15 Kom stainlis sedang 6 - 6 Baik
16 Kasur elektrik 4 - 4 Baik
17 Kasur HNP 1 - 1 Baik
18 Klem 4 - 4 Baik
19 Korentang/ -/2 - -/2 Baik
tempatnya
20 Lampu baca foto 1 - 1 Baik
rongent
21 Nebulizer 1 - 1 Baik
22 Oxymetri 1 - 1 Baik
23 Pinset anatomis kecil 6 - 6 Baik
24 Pinset serugis 6 - 6 Baik
25 Pispot stainless 18 - 18 Baik
26 Pot Tempat muntah - - - Tidak ada
tutup
27 Regulator dinding 25 1 24 Rusak satu
28 Regulator tabunng 4 - 4 Baik
29 Suction fortabel 1 - 1 Baik
30 Selang O2 8 - 8 Baik
31 Standar infuse bed 30 - 30 Baik
32 Syring pump 6 - 6 Baik
33 Standar infus roda 17 - 17 Baik
34 Stetoscop dewasa 7 - 7 Baik
35 Stomper + martil 1 - 1 Baik
36 Tabung O2besar 2 - 2 Baik
37 Tabung O2 kecil 2 - 2 Baik
38 Tensimeter dewasa 4 1 3 Rusak satu
39 Thermometer 6 2 4 Rusak dua
40 Timbangan dewasa 1 - 1 Baik
41 Timbangan tinggi - - - Baik
badan
42 Tong spatel 1 - 1 Baik
43 Tromol besar - - - Baik
44 Tromol kecil - - - Tidak ada
45 Urinal plastic - - - Tidak ada
46 Urinal stenles 19 - 19 Baik
47 Vene sectie set - - - Tidak ada
1. Baju isolasi 2
2. Baju rompi 12 12
Baju/sarung/topi operasi
3. 24/24/4 24/24/- -/-/4
dewasa
Baju/sarung/topi oprasi
4. - - -
anak
5. Celemek 1 1
6. Duk lobang 1 1
7. Gorden jendela tebal 50 50
Gorden sekat/gorden
9. 38+2 38/2
plastic
10. Gurita dewasa 1 1
Handuk besar selimut
11. 21 19 2
mandi 100x150 cm
12. Handuk kecil 100x75 - - -
13. Handuk lap tangan - - -
14. Kain sekeram - - -
15. Seprai dewasa 105 100 5
16. Sarung O2 besar - - -
17. Sarung O2 kecil - - -
18. Selimut pasien dewasa 48 40 8
19. Sarung guling - - -
20. Sarung bantal dewasa 143 140 3
21. Stik laken 20 18 2
22. Taplak meja pasien 51 51
23. Waslap 2 2
2) Pengorganisasian
Pada klasifikasi pasien yang dirawat berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien, di ruangan Anggrek belum dapat
diterapkan secara maksimal, karena masih berdasarkan jumlah
ketenagaan yang bertugas pada saat itu.
Pelaksanaan Model Keperawatan Metode tim tidak berjalan
sesuai standard
Masalah:
a) Belum optimalnya penerapan metode tim dalam menentukan
tingkat ketergantungan pasien di ruangan.
b) Pelaksanaan model keperawatanmetode tim berjalan kurang
optimal.
3) Penggerakan
Jumlah tenaga keperawatan di ruang Anggrek 33 orang,
sedangkan menurut rumus perhitungan Gilies, jumlah tenaga
keperawatan yang dibutuhkan 41 orang.
Masalah : Perbandingan jumlah tenaga dan jumlah pasien belum
sesuai standard ketenagaan menurut Gilies
4) Pengawasan
a) Reward diberikan dalam bentuk lisan, kesempatan untuk
mengikuti pelatihan dan kesempatan tugas belajar
b) Punishmant ditetapkan sesuai peraturan bidang keperawatan
(mulai teguran lisan, tertulis dan pembinaan) serta dilakukan
rotasi atau mutasi.
c) Program supervisi sudah ada,tetapi dilakukan oleh bidang
keperawatan.
Masalah : Reward hanya diberikan dalam bentuk ucapan lisan,
seharusnya ada bentuk reward yang lain, seperti pemajangan foto
untuk perawat yang dinilai berprestasi agar mampu menjadi
motivasi bagi perawat lainnya.Program pengendalian mutu
keperawatan belum berjalan dengan baik.
b. CCM, ditinjau dari fungsi manajemen :
1) Perencanaan
Mempunyai perencanaansupervisi
Masalah:Rencana supervisi tidak terjadwal.
2) Pengorganisasian
Pada klasifikasi pasien yang dirawat berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien, di ruangan Anggrek belum dapat
diterapkan secara maksimal, karena masih berdasarkan jumlah
ketenagaan yang bertugas pada saat itu.
Dari hasil wawancara CCM belum menerapkan EBN karena baru
menjabat sebagai CCM.
Masalah: Belum optimalnya penerapan metode dalam
menentukan tingkat ketergantungan pasien di ruangan dan belum
adanya penerapan EBN pada intervensi keperawatan diruang
anggrek.
3) Penggerakan
Jumlah tenaga keperawatan di ruang Anggrek 33 orang,
sedangkan menurut rumus perhitungan Gilies, jumlah tenaga
keperawatan yang dibutuhkan 41orang.
Masalah : Kebutuhan tenaga keperawatan belum memadai
4) Pengawasan
a) Mencari data kendala yang dihadapi, kemudian berdiskusi
mencari solusi bersama.
b) Memberikan motivasi dan arahan.
c) Melakukan supervisi langsung pada perawat pelaksana saat
melakukan tindakan asuhan keperawatan dan dokumentasi
Masalah : Tidak membuat rencana supervisi yang terjadwal
c. Ketua Tim, ditinjau dari fungsi manajemen :
1) Perencanaan
a) Dari hasil kuesioner semua katim mengetahui visi dan misi
b) Dari hasil kuesioner diperoleh sebagian mempunyai rencana
kegiatan dari semua katim
Masalah :
Rencana kegiatan baik harian, bulanan ataupun tahunan dari
ketua tim belum sepenuhnya berjalan padahal dengan adanya
rencana kegiatan, kegiatan yang dilakukan dapat lebih terencana
dan terorganisir.
2) Pengorganisasian
a) Dari hasil kuesioner semua katim mengatakan memiliki
uraiaan tugas, namun dari hasil observasi tidak ditemukan.
b) Berdasarkan hasil kuesioner semua katim mengatakan tidak
adanya rapat katim secara berkala, karna tidak terjadwal
secara rutin.
c) Berdasarkan hasil kuesioner semua katim mengatakan
melakukan klasifikasi pasien berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien, namun dari hasil observasi tidak
dilakukan.
d) Berdasarkan hasil observasi Preconfrence yang sudah di
terapkan di ruangan tetapi pelaksanaan post confrence jarang
dilaksanakan.
3) Penggerakan
a) Berdasarkan observasi jumlah ketua tim yang bertugas ada 2
orang, untuk shift pagi tim 1 dan tim 2.Berdasarkan kuesioner
dan observasi klasifikasi untuk tenaga keperawatan yang
menjabat sebagai ketua tim sudah ada ketentuan yang jelas.
b) Berdasarkan observasi jumlah kebutuhan tenaga diruangan
yang belum memadai.
c) Berdasarkan kuesioner dari kedua ketua tim menyatakan
beban kerja yang tidak sesuai dengan imbalan.
Masalah : Kebutuhan tenaga keperawatan belum memadai dan
adanya beban kerja yang tidak sesuai dengan imbalan
4) Pengawasan
a) Berdasarkan kuesioner adanya motivasi yang diberikan oleh
Kepala Ruangan terhadap ketua tim dalam melakukan
pengembangan diri
b) Berdasarkan kuesioner semua ketua tim kepala ruangan
memberikan pembinaan khusus bagi perawat yang
bermasalah, umpan balik, sangsi atau hukuman bagi perawat
yang melanggar aturan
c) Berdasarkan kuesioner semua ketua tim mengatakan program
pengendalian mutu sudah berjalan
d) Berdasarkan kuesioner semua ketua tim mengatakan adanya
laporan apabila ketua tim melakukan kesalahan atau kelalaian
saat memberikan asuhan keperawatan kepada kepala ruangan
e) Penampilan kerja dinilai secara berkala oleh kepala ruangan
Masalah : Tidak ada masalah
d. Perawat Pelaksana, ditinjau dari fungsi manajemen :
1) Perencanaan
Dari hasil wawancara dan observasi yang ada bahwa semua
perawat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan
pembagian tugas yang diberikan, sesuai dengan dan berpedoman
pada standar asuhan keperawatan dan standar operasional
prosedur. Sistem pemberian asuhan keperawatan berdasarkan
TIM yang dibagi atas dua TIM dimana tenaga perawat bekerja
secara fungsional. Tenaga perawat dibagi tidak berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien (total, parsial, minimal).
Pendekatan yang digunakan dalam pemberian asuhan
keperawatan menggunakan proses keperawatan namun dilakukan
dengan tidak seragam karena ada beberapa perawat yang
menggunakan pedoman dalam melakukan asuhan keperawatan
sesuai dengan rencana asuhan keperawatan dan ada juga yang
menggunakan sesuai dengan serah terima tugas secara lisan.
Masalah :
a) Pembagian tenaga tidak dibagi atas tingkat ketergantungan
pasien.
b) Adanya ketidakseragaman dalam pedoman dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
2) Pengorganisasian
Dari hasil wawancara dan observasi perawat pelaksana
mendapat bimbingan dari ketua TIM berdasarkan tindakan yang akan
diberikan pada pasien serta pembagian tugas pada masing-masing
anggota TIM. Bimbingan yang diberikan berupa bimbingan langsung
selama melaksanakan tugas dan koreksi khusus terhadap dokumentasi
asuhan keperawatan belum teratasi, dan sistem pemberian asuhan
keperawatan yang digunakan sistem MPKP. Adapun jumlah tenaga
keperawatan yang ada diruangan tidak sesuai dengan beban kerja.
Masalah :
a) Jumlah tenaga keperawatan yang ada tidak sesuai dengan beban
kerja
b) Koreksi khusus terhadap asuhan keperawatan yang belum teratasi
tidak dilakukan
3) Pengerakan
a) Berdasarkan observasi hasil kuesioner didapatkan sebagian
besar perawat sudah melaksanakanpengkajian didapatkan
86.7% dengan baik. Diagnosis didapatkan 80.0%
dilaksanakan dengan baik, hanya saja dibagian intervensi
didapatkan 46.7% yang belum optimal, implementasi
didapatkan 46.7% yang belum optimal yang dikarenakan
terkendalanya tenaga kerja, evaluasi didapatkan 40.0% belum
maksimal, dan dokumentasi 93.3% dilaksanakan dengan
baik.
b) Berdasarkan hasil kuesioner semua perawat pelaksana
mengatakan melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan
SAK dan SOP
c) Berdasarkan hasil kuesioner semua perawat pelaksana
mengatakan melakukan pendokumentasian Askep segera
setelah tindakan keperawatan, namun dari hasil observasi
belum dilaksanakan secara optimal.
Masalah: Adanya kendala pada intervensi, implementasi dan
evaluasi tidak berjalan dengan baik.
4) Pengawasan
a) Kategori Pengetahuan dan Sikap Perawat terhadap Pasien Safety Di
Ruang Anggrek.
Tabel 3.15
Kategori Pengetahuan dan Sikap Perawat terhadap Pasien Safety Di ruang
Anggrek RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2018
Jumlah (%)
Tahu 11 73.3
Tidak tahu 4 26.7
Total 15 100
Tabel 3.16
Kategori Kepuasan Perawat di ruang Anggrek
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2018
Jumlah (%)
Puas 6 40.0
Tidak puas 9 60.0
Total 15 100
Jumlah (%)
Puas 9 60.0
Tidak Puas 6 40.0
Total 15 100
Masalah :
1) Tenaga perawat belum melakukan service exellent pada
pasien dengan baik dan benar
2) Tenaga perawatjarang membantu klien dalam melakukan
Personal hygine.
3) Edukasi tentang obat-obatan yang digunakan
4) Edukasi tentang keadaan atau peraturan ruangan atau rumah
sakit
5) Edukasi tentang tindakan yang akan dilakukan.
6) Pasien menyatakan penjelasan yang diberikan perawat tidak
membuat pasien bersemangat.
C. Analisa SWOT serta peta kekuatan di Ruang Anggrek RSUD AW.
Sjahranie Samarinda
1. Analisa SWOT
TOTAL 1 3,5
TOTAL 1 2,4
2. Sarana dan Prasarana (M2)
Internal Faktor (IFAS) Strength
1. Tersediannya peralatan dan 0,2 2 0,4
perlengkapan yang mendukung
S–W=
pekerjaan
2. RS pemerintahan tipe A sekaligus 0,2 3 0,6 2,6 – 3,5 =
sebagai RS pendidikan dan rujukan -0,9
3. Tersedianya fasilitas penunjang 0,2 2 0,6
seperti kamar mandi,tempat parkir dan
kantin
TOTAL 1 2,6
2,6 – 3 =
Weakness
1. Los yang memanjang karena 1 3 3 -0,4
perawatan yang lama
TOTAL 1 3
Eksternal Faktor (EFAS) Opportunity O–T=
1. Mahasiswa S-1 Keperawatan Praktek 0,5 3 1,5
3,5 – 3=
Manajemen
0,5
2. Kerjasama antara perawat ruangan 0,5 4 2
dengan mahasiswa
TOTAL 1 3,5
Threathened
1. Adanya peningkatan standar 0,75 3 2,25
masyarakat yang harus dipenuhi
2. Persaingan antar RS dalam 0,25 3 0.75
memberikan pelayanan keperawatan
TOTAL 1 3
Keterangan untuk aspek:
1. Strength dan Opportunity
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Cukup
1 : Tidak Baik / Kurang
2. Weakness dan Treathened
1 : Sangat Baik
2 : Baik
3 : Cukup
4 : Kurang / Tidak Baik
Bobot masing-masing 1.0 ( paling penting), 0.0 (tidak penting)
2. Diagram Layang Analisa SWOT
M3
5
M2
4
M1 2
1 M4
DK
0,9
0,8
0,7
0,6
2
0,5
0,4
0,3
0,2
3 2 1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 2
0,1 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 2 3 4 5
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
M5
2
3
A. Perumusan Masalah
1. Identifikasi masalah di Ruang Anggrek
a. M1 ( Man )
Perbandingan jumlah tenaga dan jumlah pasien belum sesuai standart
ketenagaan menurut Gillies.
b. M2 ( Material )
Kesenjangan antara jumlah alat penunjang medis dengan rasio jumlah
pasien.
c. M3 ( Method )
MPKP
Kurang optimal perawat dalam pelaksanaan model metode tim yaitu:
1) Pelaksanaan Timbang Terima dan Pre dan post Conference.
2) Pelaksanaan Ronde Keperawatan
d. M4 ( Money )
Jasa insentif nilainya tidak sama sesuai dengan golongan, lama masa
kerja, tenaga honor dan pegawai negeri sipil (PNS).
e. M5 ( Mutu )
Tingkat kepuasan pasien standart yaitu 60 %.
2. Identifikasi Masalah Berdasarkan Fungsi Manajemen
No Fungsi Manajemen Masalah
1. Perencanaan a. Kesenjangan antara jumlah alat penunjang
medis dengan rasio jumlah pasien.
2. Pengorganisasian a. Kurang optimal perawat dalam pelaksanaan
model metode tim yaitu pelaksanaan
Timbang Terima dan Pre Post Conference,
Ronde Keperawatan
b. Perbandingan jumlah tenaga dan jumlah
pasien belum sesuai standart ketenagaan
menurut Gillies
3. Penggerakan Supervisi oleh Kepala Ruangan belum terjadwal
dengan baik
4. Pengawasan Kepuasan pasien standard yaitu 60 %
B. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah, digunakan kriteria penilaian meliputi :
1. Mg / Magnitude : kecendrungan besar dan seringnya kejadian
2. Sv / Severity : besarnya kerugian yang ditimbulkan
3. Mn / Managebility : berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur
perubahannya
4. NC / Nursing Concern : perhatian terhadap bidang keperawatan
5. Af / Affordability : ketersediaan sumber dana
Dengan rentang nilai :
5 : sangat penting
4 : penting
3 : cukup penting
2 : kurang penting
1 : sangat kurang penting
Skor akhir dirumuskan dengan cara : M x S x Mn x N x A
No. Masalah Pembobotan Total Prioritas
Mg Sv Mn NC Af
1. Kesenjangan antara jumlah alat 3 4 4 3 4 576 VI
penunjang medis dengan rasio
jumlah pasien
2. Perbandingan jumlah tenaga 2 3 2 4 3 144 VII
dan jumlah pasien belum
sesuai standart ketenagaan
menurut Gillies.
3. Kurang optimal perawat dalam 5 5 4 5 4 2000 1
pelaksanaan model metode tim
yaitu pelaksanaan Timbang
Terima dan Pre Post
Conference, Ronde
Keperawatan
4. Supervisi oleh Kepala Ruangan 4 4 4 4 5 1280 III
belum terjadwal dengan baik
5. Kepuasan pasien standar yaitu 3 3 4 4 3 432 V
60 %
6. Jasa insentif nilainya 4 4 4 4 4 1024 IV
tidak sama sesuai dengan
golongan, lama masa
kerja, tenaga honor dan
pegawai negeri sipil
(PNS).
Prioritas masalah :
1. Kurang optimal perawat dalam pelaksanaan model metode tim yaitu
pelaksanaan Timbang Terima dan Pre Post Conference, serta Ronde
Keperawatan
2. Supervisi oleh Kepala Ruangan belum terjadwal dengan baik
3. Kepuasan pasien yaitu 60 %
4. Kesenjangan antara jumlah alat penunjang medis dengan rasio jumlah
pasien
5. Perbandingan jumlah tenaga dan jumlah pasien belum sesuai standart
D. Alternatif pemecahan masalah
No Masalah Alternatif pemecahan C A R L Skor
masalah
1 Kurang optimal 1. Mendiskusikan setiap 4 3 3 3 108
perawat dalam hambatan dalam
pelaksanaan model penerapan model metode
metode tim yaitu tim
pelaksanaan 2. Melakukan penyegaran 4 3 4 3 144
Timbang Terima mengenai pelaksanaan
dan Pre Post Timbang Terima Pre Post 4 4 3 4 192
Conference, Ronde Confrence, Ronde
Keperawatan Keperawatan
3. Melakukan Role Play
Timbang Terima Pre Post
Confrence, Ronde
Keperawatan
Keterangan :
C :Capability (kemampuan kedua belah pihak antara mahasiswa dan rumah
sakit memiliki alternatif)
A : Accessibility (kemudahan dalam mekanisme alternatif)
R : Readiness ( kesiapan untuk melakukan alternatif)
L : Leverage (daya ungkit alternatif dalam menyelesaikan masalah)
Keterangan Poin :
1 : Tidak mampu
2 : Cukup mampu
3 : Mampu
4 : Sangat mampu
E. Planning of Action
Indikator / Target Penanggungja Waktu
No Masalah Tujuan Program / Kegiatan
Keberhasilan wab
1 Kurang optimal Mengoptimalkan 1. Mendiskusikan 1. Mengidentifikas Semua anggota Akan
perawat dalam pelaksanaan model setiap hambatan hambatan dalam dilaksan
pelaksanaan model metode tim yaitu dalam penerapan penerapan akan
metode tim yaitu timbang terima dan model metode tim model metode Minggu
pelaksanaan Timbang Pre Post Confrence 2. Melakukan tim ke 3
Terima dan Pre Post di Ruang Anggrek penyegaran 2. Terlaksananya Praktek
Conferencedan ronde serta mengenai kegiatan Manaje
keperawatan mengoptimalkan pelaksanaan penyegaran men
pelaksanaan ronde Timbang Terima pelaksanaan Keperaw
keperawatan dan Pre Post timbang atan
Confrence, Ronde timbang terima
Keperawatan dan pre post
3. Melakukan Role confrence
Play Timbang 3. Terlaksananya
Terima dan Pre kegiatan role
Post Confrence, play timbang
Ronde terima dan pre
Keperawatan post confrence,
Ronde
Keperawatan
BAB IV
IMPLEMENTASI
Kepala
Ruangan
PP PP
PA PA PA PA PA PA
b. Pelaksanaan
Penerapan MPKP Metode Tim dilaksanakan pada minggu ketiga
pada tanggal 25 Juni 2018 sampai dengan 7 Juli 2018. Dalam
penerapan masing-masing anggota kelompok berperan sebagai kepala
ruangan, perawat primer dan perawat associate dengan jadwal dinas 3
(tiga) shift. Minggu ke-3 masing-masing anggota kelompok
menjalankan peran sesuai dengan tugasnya. Pada minggu ke 3 dan ke 4
pembagian peran sudah diikuti dengan pembagian jadwal dinas pagi,
sore dan malam. Karu menjalankan tugasnya diantaranya
mengevalusai perawat primer dan perawat assosiate atas tugas yang
dijalankan, menghitung jumlah tenaga perawat dan menentukan
tingkat ketergantungan pasien.
Sedangkan perawat primer menjalankan tugasnya antara lain
melakukan Timbang Terima, Pre dan Post Conference,
mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan kepada tim medis lain. Untuk perawat associate,
menjalankan tugasnya diantaranya melaksanakan asuhan keperawatan,
memberikan kebutuhan dasar klien, mendokumentasikan tindakan
yang telah dilakukan. Evaluasi terhadap pelayanan MPKP Metode Tim
dilakukan pada minggu ke-3 sampai dengan minggu ke-4 dengan
merekap lembar kepuasan pasien dan hasilnya pasien kelolaan
menyatakan puas terhadap pelayanan yang diberikan.
c. Hambatan
Pelaksanaan MPKP Metode Tim di Ruang Anggrek menemui
beberapa hambatan :
1) Eksternal
a) Lingkungan
(1) Area sekeliling pasien
(2) Kurangnya fasilitas alat yang kurang mendukung
2) Internal
a) Tingkat adaptasi mahasiwa terhadap peran bervariasi
b) Kasus kelolaan yang cukup variatif
c) Pergantian peran yang terjadi setiap hari untuk Karu, PP, PA
yang menyebabkan kurang maksimalnya peran yang dilakukan
oleh mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan.
Namun hambatan tersebut dapat diminimalkan oleh kelompok dengan
bantuan kepala ruangan, pembimbing klinik dan perawat ruangan.
d. Dukungan
1) Kepala ruang dan Staf mendukung pelaksanaan model asuhan
keperawatan profesional metode Tim
2) Adanya sarana dan prasarana yang mendukung
3) Adanya role model untuk perawat
4) Adanya kepercayaan pasien terhadap perawat
2. Pelaksanaan Peran
a. Persiapan
Persiapan pelaksanaan peran dalam penerapan MPKP Metode Tim
dilakukan pada tanggal 25 Juni – 07 Juli 2018, pemeran terdiri dari
seorang Karu dan dua orang perawat primer sisanya bertugas sebagai
perawat pelaksana.
b. Pelaksanaan
Proses pelaksanaan peran dilaksanakan mulai tanggal 25 Juni
2018 sampai dengan 07 Juli 2017, mahasiswa bertugas dalam 3 shift
dan menjalankan tugas sesuai peran, shift pagi terdiri dari seorang
Kepala Ruangan, dua orang Perawat primer, dan dua orang perawat
pelaksana. Shift sore terdiri dari seorang perawat primer dan dua orang
perawat pelaksana, shift malam terdiri dari seorang perawat primer
dan seorang perawat pelaksana. Minggu ke-V seluruh mahasiswa
kembali masuk shift pagi dan sore untuk persiapan ujian dan
desiminasi akhir, pada minggu ini peran tetap dilaksanakan namun
hanya shift pagi dan sore.
c. Hambatan
Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan peran adalah pada
awal pelaksanaan MPKP terjadi perubahan tugas dan jadwal dinas
sehingga membingungkan mahasiswa dalam berperan pada awal uji
coba pelaksanaan peran, tapi untuk selanjutnya mahasiswa sudah dapat
berperan dengan baik.
d. Dukungan
Kepala ruangan dan tenaga keperawatan ruangan memberikan
dukungan terhadap pelaksanaan praktik profesi manajemen
keperawatan dengan memberikan masukan dan saran pelaksanaan
tugas sesuai peran.
B. Timbang Terima, Pre Conference dan Post Conference
1. Uraian Pelaksanaan
a. Tempat dan Waktu
Hari dan tanggal : Rabu, 04 Juli 2018
Waktu : 07.30 Wita dan 14:30 wita
Tempat : Ruang Anggrek
Peserta : 1) Kepala Ruangan
2) CCM
3) Ketua Tim 1 dan 2
4) Perawat pelaksana
2. Proses Jalannya Diskusi
a. Pembukaan
Kepala ruangan membuka diskusi dan mempersilahkan perawat primer
melaporkan kondisi pasiennya.
b. Pembahasan materi
Presentator menjelasakan alur operan sudah cukup baik dan
tersampaikan kepada audience sesuai dengan literatur dan
diroleplaykan oleh kelompok.
3. Roleplay (Berdasarkan pembahasan materi)
a. Post Confrence (Dinas Malam)
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang
telah diberikan.
3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan
klien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
4) Ketua tim atau Pj menutup acara.
b. Timbang terima
Sesi I : Nurse Stasion
1) PP malam menyiapkan status pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
2) PP malam menyampaikan laporan ke PP pagi.
3) PP pagimembagi PA pagi untuk bertanggung jawab mengelola
pasien
Sesi II : Bed Pasien
1) Yang masuk kedalam kamar KARU, PP dan PA malam, PP dan
PA jaga pagi yang bertanggung jawab pada pasien tersebut.
2) PP malam mengucapkan salam dan menyapa pasien dan
menyampaikan tentang kondisi pasien ke pada PP pagi.
3) PP malam memberikan informasi terkait tindakan keperawatan
apa yang sudah dilakukan kepada PP pagi.
4) PP malam menyampaikan bahwa tugasnya telah selesai dan
diganti tim pagi dengan memperkenalkan PP dan PA pagi serta
dokter DPJP ke pada pasien.
5) PA pagi yang bertanggung jawab menyapa dan memastikan
bahwa dia yang akan merawat
6) PP pagi memberi kesempatan pada pasien dan keluarga untuk
bertanya
7) PP malam menutup pertemuan dan menyampaikan selamat
istirahat kepada pasien.
Sesi III : Nurse Stasion
1) PP/KARU memberi kesempatan untuk mendiskusikan pasien
yang dilihatnya
2) PP/KARU meminta PA jaga malam untuk melaporkan
inventarisasi obat dan fasilitas lain (jumlah alat, laken, dll)
3) PP/KARU memberi pujian pada PA jaga malam
4) PP/KARU menutup operan dengan do’a
b. Pre Confrence
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara
2) Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing –
masing perawat pelaksana
3) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut
terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu.
4) Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
5) Ketua tim atau Pj tim menutup acara
4. Evaluasi
Hasil Roleplay pada tanggal 04 Juli 2018 oleh kelompok sudah
berjalan dengan cukup baik, namun ada sesi yang terlewatkan, yaitu pada
saat sesi III timbang terima, kepala ruangan tidak meminta PA jaga malam
untuk melaporkan inventarisasi obat dan fasilitas lain (jumlah alat, laken,
dll).
Hal – hal yang didiskusikan dalam presentasi ini, yaitu :
a. Mengenai perbedaan tugas dan fungsi antara perawat Primer dengan
perawat Assosiet
b. Hal – hal yang perlu dilaporkan saat pre dan post conference
c. Pelaksanaan pre dan post conference sesuai dengan tenaga perawat
diruangan.
d. Modifikasi kegiatan timbang terima, pre dan post conference sesuai
dengan kondisi ruangan.
5. Penutup
Diskusi di tutup dengan kepala ruangan (moderator) sebelumnya
memberi kesempatan kepada kepala ruangan anggrek untuk
menyimpulkan implementasi dari roleplay yang telah dilakukaan, dan
dilanjutkan kepada observer. Dan kesimpulan oleh kepala ruangan
anggrek adalah telah disetujui dan diterima masukan dari kelompok
dengan dimodifikasi lagi sesuai dengan kebutuhan ruangan.
C. RONDE KEPERAWATAN
1. Uraian Pelaksanaan
a. Tempat dan Waktu
Hari dan tanggal : Senin/ 09 Juli 2018
Waktu : 14.00 WITA
Tempat : Ruang Anggrek
Role play : Ronde Keperawatan
Penyaji : Kelompok 1 (Desi Rahmasari)
Peserta :Kepala Ruangan
CCM
Bidang Keperawatan ( yang mewakili )
Dokter Gizi Klinik
DPJP
Apoteker
Pembimbing Akademik
Preseptor Klinik
Katim
Serta perawat pelaksana
b. Proses Jalannya Diskusi
1) Pembukaan
Kepala Ruangan membuka diskusi dengan menjelaskan alur ronde
keperawatan dan mempersilahkan penyaji untuk mempresentasikan
materi.
2) Pembahasan materi
Penyaji menjelasakan kasusronde kepererawatan dan kondisi
pasien
3) Role play
Sesi I : Pembukaan
a) Moderator membuka proses ronde keperawatan
b) Moderator menjelaskan tujuan dan maksud diadakan ronde
keperawatan
c) Moderator menjelaskan alur ronde keperawatan
d) Penyaji menyampaikan data dan kondisi pasien
e) Dokter Spesialis Penyakit Dalam menjelaskan tentang penyakit
pasien
f) Kepala Ruangan Anggrek mengklarifikasi data dan kondis
pasien
g) Dokter Ahli Gizi mengklarifikasi tentang gizi dan diit pasien
h) Pembimbing Akademik mengklarifikasi tentang kelengkapan
pengkajian dan pengangkatan diagnosa keperawatan
Nurse Station
Ronde keperawatan dipimpin oleh kepala ruangan
Ketua Tim melaporkan secara verbal dan tertuliskondisi pasiennya
berdasarkan hasil pengkajian keperawatan dan kondisi pasien
Proses klasifikasi informasi.
a) Kepala Ruangan mengklarifikasi tentang diagnosa keperawatan tidak
perlu diangkat karena pasien sudah di rawat selama 9 hari tidak
mungkin pasien dan keluarga tidak mengetahui tentang penyakitnya
b) Dokter Ahli Gizi mengklarifikasi tentang gizi pasien, mendapatkan diit
bubur DM 1700 kalori lauk cincang dan diabetasol 2x150 cc (1900
kalori).
c) Dokter spesialis penyakit dalam mengklarifikasi tentang pengkajian
yang kurang lengkap.
d) Pembimbing akademik mengklarifikasi terkait pelaksanaan ronde
keperawatan.
e) Apoteker menjelaskan tentang pemberikan obat yang harus sesuai SOP
Bedside
a) Kepala ruangan memimpin ronde keruangan pasien
Sb) Validasi data ke pasien
ec) Dokter Ahli gizi menjelaskan tentang nutrisi yang baik untuk
s pasien dengan kadar albumin yang rendah
S
d) Perawat pelaksana melakukan pengkajian dan mengukur berat
e badan dengan cara mengukur besar lingkar lengan atas dan
s lingkar perut
i
III : Di nurse station
a) PP/KARU memberi kesempatan untuk mendiskusikan pasien
yang dilihatnya
b) Moderator menjelaskan hasil dari kesimpulan ronde keperawatan
c) Ketua Tim dan Perawatan Pelaksana menindaklanjuti
implementasi ke pasien
d) Kepala Ruangan/moderator menutup ronde keperawatan
Nurse Station
Kepala ruangan merangkum informasi ronde keperawatan, memberikan
umpan balik dan saran tidak lanjut.
Observer membacakan hasil observasi dari proses ronde keperawatan
adapun hasilnya sebagai berikut
a) Moderator kurang dalam menjelaskan tentang alur ronde
keperawatan
b) Notulen menyampaikan kesimpulan dari hasil diskusi ronde
keperawatan yang dilakukan di pertemuan terkait membahas masalah
dan rencana tindakan selanjutnya untuk pasien.
c) Pengkajian yang dilakukan kurang lengkap
d) Terkait data diit pasien yang belum sesuai
c. Penutup
Diskusi di tutup dengan karu (moderator) sebelumnya memberi
kesempatan kepada kepala ruangan anggrek untuk menyimpulkan
implementasi dari roleplay yang telah dilakukaan, dan dilanjutkan
kepada observer.
BAB V
PEMBAHASAN
d. Dukungan :
A. Kesimpulan
1. Setelah dilakukan kegiatan praktik manajemen keperawatan di Ruang
Anggrek RSUD AWS Samarinda dari tanggal 28 Mei sampai tanggal 07
Juli 2018 ditetapkan masalah manajemen keperawatan berdasarkan
prioritas yang meliputi :
a. Ronde keperawatan Diruang Anggrek belum dilakukan secara optimal
b. Model metode tim Diruang Anggrek belum berjalan secara maksimal
seperti Timbang Terima, Pre dan Post Conference
2. Alternatif pemecahan masalah yang disepakati sesuai prioritas masalah
antara lain:
a. Membuat komitmen dan jadwal untuk persiapan Ronde Keperawatan
bersama kepala ruangan serta mendatangkan dokter spesialis dan ahli
Gizi.
b. Membuat role play metode Tim di ruangan Anggrek serta
mempresentasikan Metode Tim, Timbang Terima, Pre dan Post
Conference
3. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penyelesaian masalah yang
disepakati bersama unit terkait Diruang Anggrek.
a. Pelaksanaan Ronde Keperawatan sudah dilaksanakan dengan baik,
dengan dihadiri ahli Gizi, dokter,Apoteker, kepala ruangan dan Tim
perawat, serta penjelasan kepada keluarga pasien dan keluarganya,
b. Pelaksanaan MPKP dengan metode tim timbang terima, Pre dan Post
Confrenceoleh kelompok dapat dilaksanakan dengan baik dan masing-
masing peran bertanggung jawab sesuai perannya.
B. Saran
1. RSUD Abdul Wahab Sjahranie,
a. Diharapkan dapat memberikan dukungan dalam memotivasi dan
penghargaan kepada setiap perawat ruang di RSUD A. Wahab
Sjahranie, yang mempunyai kontribusi dalam mengembangkan
asuhan keperawatan professional sesuai standar MPKP.
b. Memberikan bimbingan dan pelatihan apabila ada pembaruan
terhadap kepala ruang, perawat primer dan perawat pelaksanan
dalam melaksanakan Pre conference dan Post Conference serta
ronde keperawatan guna meningkatkan mutu pelayanan.
2. Ruang Anggrek
a. Alternatif pemecahan masalah yang telah ditemukan dan belum
terealisasi baik secara penuh atau sebagian dapat dijadikan menjadi
agenda ruang Anggrek
b. Penerapan ronde keperawatan tetap diterapkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan diruang Anggrek dan akan
dijadwalkan oleh kepala ruang Anggrek.
c. Penerapan Timbang Terima dan Pre dan PostConference tetap
diterapkan untuk meningkatkan kepuasan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A., (1996).,Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan Aplikasi Prinsip
Lingkaran Pemecahan Masalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
American Nurses Association (ANA) : Baggs & Schmitt,1988; Evans &
Carlson,1992; Shortridge, McLain, & Gillis1986, (cit. Siegler & Whitney,
1994). et al., (cit. Siegler & Whitney, 1994)