Anda di halaman 1dari 43

BBLR dengan

Prematur
BBLR • BBLR adalah bayi
yang lahir dengan
berat badan kurang
dari 2500 gram
tanpa memandang
kehamilan

(Wiknjosastro, 2005).
• Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah
bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR
dibedakan menjadi dua kategori yaitu
bayi berat lahir rendah karena
prematur yaitu usia kandungan kurang
dari 37 minggu atau bayi BBLR karena
intrauterina growth retardation
(IUGR)
yaitu bayi cukup bulan tetapi berat
badan kurang untuk usianya
(Depkes RI, 2003).
Faktor yang dapat menyebabkan bayi berat lahir
rendah yaitu :

1. Faktor ibu
a. Gizi saat hamil yang kurang (anemia)
Kurang gizi pada saat hamil apabila tidak
mendapatkan penanganan dengan baik secara
intensif akan mengakibatkan anemia.
Kebanyakan ibu hamil mengalami anemia gizi.
Oleh sebab itu pada saat hamil ibu dianjurkan
untuk mengkonsumsi zat besi (Depkes RI, 2003).
b. Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35
tahun
Usia reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah
antara umur 20-35 tahun, dibawah atau diatas usia
tersebut akan meningkatkan risiko kehamilan dan
persalinannya (Depkes RI, 2003).

c.Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat


Banyaknya anak yang dilahirkan seorang ibu akan
mempengaruhi kesehatan ibu dan merupakan
faktor risiko terjadinya BBLR, tumbuh kembang bayi
lebih lambat, pendidikan anak relatif rendah dan
nutrisi kurang (Depkes RI, 2003b).
d. Penyakit menahun ibu seperti gangguan pembuluh
darah, perokok, penyakit kronis (TBC dan malaria)
Faktor risiko lain pada ibu hamil adalah riwayat
penyakit yang diderita ibu. Adapun penyakit yang
diderita ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan
dan persalinannya

E. Faktor pekerjaan
Pekerjaan terkait pada status sosial ekonomi dan
aktifitas fisik ibu hamil.
2. Faktor kehamilan
A. Hamil dengan hidramnion,
yaitu keadaan dimana cairan ketuban melebihi dari normal
B. Hamil ganda,
yaitu kehamilan dimana jumlah janin yang dikandung lebih dari
satu
C. Perdarahan ante partum,
yaitu perdarahan yang terjadi pada masa hamil
D. Komplikasi hamil :
pre-eklampsia/eklampsia, ketuban pecah dini. Pre
eklampsia/eklampsia yaitu kondisi ibu hamil dengan tekanan
darah yang meningkat dan dapat mengancam jiwa ibu dan bayi yang
dikandung. Ketuban pecah dini adalah kondisi dimana air ketuban
keluar sebelum waktunya dan biasanya faktor penyebab paling sering
adalah terjadinya benturan pada kandungan.
3. Faktor janin
• Cacat bawaan, yaitu keadaan janin yang cacat
sebagai akibat pertumbuhan janin dalam
kandungan yang tidak sempurna
• Infeksi dalam rahim, yaitu janin mengalami infeksi
sebagai akibat penyakit yang diderita ibu, seperti
HIV/AIDS
4. Faktor obat-obatan
Keracunan obat pada ibu hamil (Manuaba,
2002).
Pengelompokan BBLR menurut ukuran
(Wong, 2008) :
A. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan
bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gram,
tanpa memperhatikan usia gestasi.
B. Bayi berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER)
merupakan bayi yang berat badannya kurang dari
1000 gram.
C. Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLRR)
merupakan bayi yang berat badannya kurang dari
1500 gram.
D. Bayi berat badan lahir moderat (BBLM) merupakan
bayi yang berat badannya 1501 sampai 2500 gram.
E. Bayi berat badan sesuai usia gestasinya merupakan bayi
yang berat badannya antara persentil ke-10 sampai ke-
90 pada kurva pertumbuhan intrauterin.

F. Berat badan kecil untuk usianya atau kecil untuk usia


gestasinya merupakan bayi yang laju pertumbuhan
intrauterinnya lambat dan yang berat badan lahirnya
kurang dari persentil ke-10 pada kurva pertumbuhan
intrauterin.

H. Retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) ditemukan


pada bayi yang pertumbuhan intrauterinnya mengalami
retardasi (terkadang digunakan istilah pengganti yang
lebih deskritif untuk bayi kecil untuk usia gestasinya).
PENANGANAN

1. Mempertahankan suhu dengan ketat


Kehilangan panas disebabkan oleh
permukaan tubuh bayi yang relative lebih
luas dibandingkan dengan berat badan,
kurangnya jaringan lemak di bawah kulit,
dan kekurangan lemak coklat (brown fat).
2. Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan akan infeksi, ini
disebabkan oleh karena daya tahan
tubuh terhadap infeksi berkurang,
relative belum sanggup membentuk
antibodi dan daya fagositosis serta
reaksi terhadap peradangan belum
baik.
3. Pengawasan nutrisi/ASI
Pada BBLR refleks isap, telan dan batuk
belum sempurna, sehingga pemberian
nutrisi harus dilakukan dengan cermat,
kapasitas lambung masih sedikit, daya
enzim pencernaan terutama lipase
kurang, disamping itu kebutuhan protein
3-5 gram/hari dan tinggi kalori (110
kal/kg/hari), agar berat badan bertambah
sebaik-baiknya.
4. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan
kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat kaitannya
dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan
dengan ketat.
PEMANTAUAN
(MONITORING)

1. Kenaikan BB dan pemberian minum setelah


umur 7 hari
· Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari
pertama. Bayi berat lahir >1500 gram dapat
kehilangan BB sampai 10% dari berat lahir.
Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14
hari kecuali apabila terjadi komplikasi.
· Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan
berat badan selama 3 bulan seharusnya:
- 150-200 gram seminggu untuk bayi <1500
gram (misalnya 20-30 gram/hari)
- 200-250 gram seminggu untuk bayi 1500-
2500 gram (misalnya 30-35 gram/hari)
· Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada
semua kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7
hari:
- Tingkatkan jumlah ASI dengan 20ml/kg/hari sampai
tercapai jumlah 180ml/kg/hari.
- Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat
badan bayi agar jumlah pemberian ASI tetap
180ml/kg/hari.
- Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan
jumlah pemberian ASI sampai 200ml/kg/hari.
2. Tanda kecukupan pemberian ASI
· Kencing minimal 6 kali dalam 24
jam
· Bayi tidur lelap setelah pemberian
ASI
· BB bayi naik
3. Pemulangan penderita
Bayi suhu stabil
Toleransi minum per oral baik,
diutamakan pemberian ASI. Bila tidak
bisa diberikan ASI dengan cara
menetek dapat diberikan dengan
alternative cara pemberian minum
yang lain.
Ibu sanggup merawat BBLR di rumah
ASUHAN KEBIDANAN

BBLR DENGAN PREMATUR


Pengkajian
• Pengkajian adalah langkah vital yang dipakai
dalam menerapkan asuhan kebidanan pada
pasien (Varney, 2008). Pada tahap ini semua
data dasar dan informasi tentang pasien
dikumpulkan dan dianalisa untuk
mengevaluasi keadaan pasien
PENGKAJIAN
• Data subyektif
Data subyektif adalah data yang didapat dari
pasien sebagai suatu pendapatan terhadap
suatu situasi dari kajadian (Nursalam, 2003)
• 1) Identitas / biodata antara lain :

a) Nama bayi : Untuk mengetahui identitas


bayi.
b) Umur bayi : Untuk mengetahui umur bayi
yang nantinya disesuaikan dengan tindakan
yang akan dilakukan.
c) Tanggal/jam/lahir : Untuk mengetahui kapan bayi
lahir disesuaikan dengan hari perkiraan lahir.
d) Berat Badan : Untuk mengetahui kesesuaian
antara berat badan dengan umur kehamilan bayi
prematur. Normalnya 2500 gr – 3500 gr
(Hidayat, 2009). Pada kasus bayi premature berat
badan kurang dari 2500 gr (Surasmi, 2003)
e) Panjang badan : Untuk mengetahui kesesuaian antara panjang
badan dan umur kehamilan pada bayi prematur.
Normalnya 45-50 cm (Hidayat, 2009). Pada bayi premature
panjang badan kurang dari 46 cm (Surasmi, 2003)
f) Nama ibu/ ayah : Untuk mengetahui identitas orang tua bayi.
g) Umur : Pada kasus umur ibu yang kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun dapat
menyebabkan terjadinya bayi prematur.
h) Suku bangsa : Berguna untuk mengetahui faktor pembawa
ras.
i) Agama : Untuk memberikan motivasi kepada keluarganya sesuai
dengan agamanya.
j) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pendidikan
yang nantinya penting dalam memberikan
KIE tentang perawatan bayi.
k) Pekerjaan : Untuk mengetahui gambaran keadaan sosial ekonomi
berhubungan dengan kemampuan dalam mencukupi
kebutuhan
nutrisi.

l) Alamat : Untuk mendapatkan gambaran tentang


tempat dimana pasien tinggal.
1. Keluhan utama
• Pada kasus bayi baru lahir dengan premature keluarga
mengatakan berat badannya kurang dari 2500 gr, lahir dengan
umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

2. Riwayat penyakit kehamilan


• Untuk mengetahui adanya perdarahan, preklamasi, eklampsi,
inkompetensi serviks, uterus bikornis, trauma pada masa
kehamilan baik fisik maupun psikologis sebagai penyebab
kelahiran prematur (Mochtar, 2003).

3. Kebiasaan ibu sewaktu hamil


• Pada bayi premature biasanya terjadi pada ibu hamil yang
gizinya kurang.

4. Riwayat persalinan sekarang


• Berisi tentang jenis persalinan, penolong, lama persalinan dari
kala I sampai kala IV, keadaan anak, jumlah air ketuban, dan
adakah komplikasi dalam persalinan (Wheeler, 2003).
Data obyektif
• Data obyektif adalah data yang didapatkan
dari observasi dan diukur (Nursalam, 2009).
• Diperoleh dari pemeriksaan
Pemeriksaan khusus
Dilakukan dengan pemeriksaan apgar score pada menit pertama,
kelima dan kesepuluh.

Skor 0 1 2 NA
Seluruh tubuh
Apperance Badan merah
Pucat kemerah-
(warna kulit) Ekstremitas biru
merahan
Pulse rate
Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
(frekuensi nadi)
Grimace (reaksi Sedikit gerakan
Tidak ada Batuk/ bersin
rangsangan) mimic (grimace)
Activity (tonus Ekstrimitas dalam
Tidak ada Gerakan aktif
otot) sedikit fleksi
Lemah/ tidak
Respiration Tidak ada Baik/ menangis
teratur
Jumlah
 Pemeriksaan umum
– Untuk mengetahui keadaan umum bayi meliputi tingkat
kesadaran (sadar penuh, apatis, gelisah, koma) gerakan
yang ekstrim dan ketegangan otot (Alimul, 2004). Pada
kasus bayi dengan prematur keadaan umumnya sadar
penuh (Arief, 2009).

 Untuk mengetahui tanda-tanda vital (TTV) meliputi :


– Suhu
Temperatur axilla yaitu 36,40C sampai 37,20C. (Strigh, 2004). Pada
bayi dengan prematur suhu tubuh normal, tetapi mudah dan cepat
sekali menderita hipotermia bila berada di lingkungan yang
dinginPernapasan
– Pernafasan
Dinilai saat pernapasan dan bunyi nafas dalam 1 menit pernapasan
normal normal 30-60 x/menit (Strigh, 2004).Pada bayi prematur
frekuensi pernapasan tidak teratur, dan sering timbul apnea
– Denyut Jantung
Dinilai kecepatan, irama, kekuatan dalam 1 menit. Denyut jantung
normal 120-160 x/menit (Strigh, 2004). Pada bayi prematur denyut
jantung seperti bayi normal, yaitu 100-140 kali per menit
• Pemeriksaan fisik sistematis
– Kepala :
Bentuk mesochepal atau mikrocephal
adakah kelainan cephal hematom, caput succadeneum
dan frontale sudah tertutup atau belum
Pada bayi prematur batas dahi dan rambut tidak jelas,
rambut lanugo masih banyak
– Mata : Untuk mengetahui conjungtiva berwarna
kemerahan atau tidak, sklera berwarna atau tidak
– Telinga : Adakah kotoran atau cairan, bagaimana
tulang rawan daun telinga belum sempurna
pertumbuhannya sehingga seolah-olah tidak
teraba tulang rawan daun telinga
– Hidung : Adakah nafas cuping, kotoran yang menyumbat dijalan
– Mulut : Adakah sianosis dan bibir kering. Adakah kelainan
labioskisis, labiopalastoskisis
– Leher : Adakahpembesaran kelenjar thyroi
– Dada : Adakah pembesaran buah dada, pernapasan, adakah
retraksi, frekuensi bunyi jantung, adakah kelainan
– Abdomen : Bentuk, pembesaran hati dan limfa, tali pusat berdarah
atau tidak, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, warna tali
pusat
– Kulit : Pada bayi premature jaringan subkutan kulit tipis atau
kurang (Surasmi, 2003).
– Genetalia : Pada kasus bayi prematur pada laki-laki pigmenasi dan
rugae pada skrotum kurang, testis belum turun ke dalam skrotum,
untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup
oleh labia mayora
– Ekstremitas : Adakah kelainan seperti polidaktili atau sinidaktili, adakah
tulang yang retak misalnya clavicula
– Tulang punggung : Ada spina bivida
– Anus : Adakah lubang
Pemeriksaan reflek
• Reflek moro
– Pada bayi prematur reflek moro negatif Reflek
• Reflek rooting
– Pada bayi prematur reflek rooting lemah
• Reflek suching
– Pada bayi prematur reflek menghisap dan menelan belum sempurna
• Reflek plantar
– Jari-jari kaki bayi akan melekuk ke bawah bila jari diletakkan didasar
Jari-jari kakinya. Pada bayi prematur reflek plantar berkurang
• Reflek tonic neck
– Pada bayi reflek tonic leher lemah
• Reflek plamar
– Jari bayi melekuk di sekeliling benda dan menggenggamnya seketika
bila jari diletakkan di telapak tangan. Pada bayi prematur reflek
menggenggam masih lemah
• Reflek staping
– Kaki bayi bergerak ke atas dan ke bawah bila disentuhkan ke
permukaan yang keras. Pada bayi prematur reflek bayi berkurang
Pemeriksaan antropometri
• Pada bayi baru lahir, perlu dilakukan pengukuran
antropometri seperti :
 berat badan
normal 2.500 – 3.500 gram
prematur kurang dari 2500 gram
 panjang badan
normal lebih dari 45 cm
prematur kurang dari 40 cm
 lingkar kepala
BBL normal lebih 30
prematur kurang dari 30 cm
 lingkar dada
BBL nomal lebih dari 30 cm
bayi prematur kurang dari 30 cm
Data penunjang
• Untuk mendukung pemeriksaan yang tidak
dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik
yang meliputi pemeriksaan laborat dan
rontgen serta terapi dokter. Pada bayi
prematur biasanya dilakukan pemeriksaan Hb
dan golongan darah
Langkah II : Interpretasi Data
• Pada langkah interpretasi data ini dilakukan
identifikasi yang benar terhadap diagnosis
masalah dan kebutuhan pasien (Muslihatun,
2010)
 Diagnosa Kebidanan
– Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang
ditegakkan bidan dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi standar diagnosa
kebidanan.
• Data Dasar :
Data subyektif :
1. Ibu mengatakan melahirkan bayinya pada
tanggal ... jam ... WIB (Sondakh,
2013).
2. Ibu mengatakan bayinya lahir dengan berat
badan kurang dari 2.500 gram dan
umur kehamilannya kurang dari 37 minggu
Data obyektif :
1. Keadaan umum : Lemah (Arief, 2009).
2. Kesadaran :
• Somnolen
• TTV :
– S: 340C-370C
– R: 35–45 x/menit
– N: 100–140 x/menit
– (Wiknjosastro, 2006).
• Head to toe
– Kepala : Keadaan kepala relatif lebih besar dari
badannya
– Muka : Lanugo banyak pada dahi dan pelipis
– Telinga : Tulang rawan daun telinga belum sempurna
– Klavikula: Kuku panjangnya belum melewati ujung jari
– Dada : Puting susu belum terbentuk dengan
– Abdomen : Tali pusat berwarna kuning kehijauan
– Genetalia : Genetalia belum sempurna, labia minora
belum tertutup oleh labia mayora (pada perempuan) dan
testis belum turun (pada laki-laki)
– Kaki : Tumit mengkilap dan telapak kaki halus
• Reflek :
• Reflek Sucking/ menghisap
– Reflek menghisapnya belum sempurna
• Reflek Grasping/ menggenggam
– Reflek genggam tangan lemah
• Reflek Tonick Neck
– Reflek tonick neck lemah
• Antropometri :
• Berat badan sama dengan atau kurang dari
2.500 gram, panjang badan sama dengan
atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala
sama dengan atau kurang dari 33 cm,
lingkar dada sama dengan atau kurang dari
30 cm
• Pemeriksaan penunjang meliputi
pemeriksaan laboratorium meliputi
pemeriksaan glukosa darah (mencegah
terjadinya hipoglikemia) dan darah secara
rutin
• Masalah
– Masalah pada umumnya muncul pada bayi
baru lahir dengan prematur adalah pergerakan
kurang dan lemah, sering mengalami serangan
apnoe, reflek hisap dan menelan belum
sempurna
• Kebutuhan
– Kebutuhan adalah merupakan hal-hal yang
dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi
dalam diagnosa dan masalah. Kebutuhan yang
diberikan pada bayi baru lahir dengan prematur
yaitu dengan menjaga suhu lingkungan serta
pemenuhan nutrisi
Langkah III : Diagnosa Potensial
• Pada kasus bayi baru lahir dengan prematur,
kemungkinan yang dapat terjadi adalah hipotermia
atau hipertermia, gangguan nutrisi, rentan terhadap
infeksi (Pantiawati, 2010).
Langkah IV : Antisipasi/ Tindakan segera
• Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan
atau dokter sesuai kondisi pasien.
• Tindakan pertama, melakukan kolaborasi dengan
dokter Sp. A misalnya karena adanya komplikasi.
Setelah itu antisipasi yang dilakukan adalah
pengaturan suhu lingkungan, pemberian nutrisi dan
bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi serta
mencegah kekurangan vitamin dan zat besi
• Langkah V : Perencanaan
• Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional
sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya
• Rencana asuhan pada bayi baru lahir dengan
prematur menurut Arief (2009):
– Membersihkan jalan nafas
– Memotong tali pusat dan perawatan tali pusat
– Membersihkan badan bayi dengan kapas dan baby oil/
minyak
– Memberikan obat mata
– Membungkus bayi denga kain hangat
– Mempertahankan suhu tubuh bayi
– Pemberian nutrisi yang adekuat
• Langkah VI : Implementasi
• Pada langkah ini bidan mengarahkan atau melaksanakan
rencana asuhan secara efektif dan aman. Pelaksanaan
asuhan pada bayi baru lahir dengan prematur disesuaikan
dengan rencana tindakan yang telah dibuat
• Langkah VII : Evaluasi
• Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan,
mengulangi kembali proses manajemen dengan benar
terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan
tetapi belum efektif (Muslihatun, 2010).
• Menurut Muslihatun (2010), setelah dilakukan asuhan,
hasilnya :
– Suhu tubuh bayi stabil dan optimal (36,50C-37,50C)
– Kenaikan berat badan stabil
– Bayi dapat menetek kuat seperti normalnya

Anda mungkin juga menyukai