Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Hirabbil Alamin.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat
rahmatnya lah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada tenggang waktu yang telah
ditentukan. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih, kepada dosen pembimbing
bidang mata kuliah ilmu gizi, yang telah mengarahkan, membimbing dan memberikan
masukan demi terselesaikannya makalah ini dan juga demi kematangan materi yang
kami bahas dalam makalah ini.
Pada makalah ini, kami selaku penulis membahas mengenai kebutuhan dan juga
peran pentingnya gizi bagi anak dan balita. Yang meliputi zat-zat nutrisi yang
diperlukan dalam masa pertumbuhannya, serta hal-hal lainnya yang menyangkut tentang
judul makalah kami, hingga bahan-bahan pokok apa saja yang menghasilkan zat nutrisi
yang dibutuhkan. Contohnya saja pada wortel, yang mengandung VIT. C yang baik bagi
kesehatan mata dan kulit, dan lain-lain.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih adanya kesalahan
dan kekurangan dalam pembahasan materi di makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharakan adanya kritikan, serta saran yang positif dari seluruh pembaca, agar
makalah dapat berdaya guna dimasa yang akan datang.

Samarinda, Oktober 2013

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan ...........................................................................................................1
C. Ruang Lingkup...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Definisi Gizi...................................................................................................3
B. Definisi Makanan...........................................................................................3
C. Kebutuhan Gizi Pada Anak Dan Balita.........................................................6
D. Masalah Gizi Pada Bayi.................................................................................22
BAB III PENUTUP..................................................................................................25
A. Kesimpulan ...................................................................................................25
B. Saran.............................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan serta peran gizi bagi tubuh manusia berbeda-beda. Hal itu
tergantung dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang diantaranya adalah
karena faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan atau status dalam masyarakat, dan
hal lain yang mempengaruhi kegiatan dan sirkulasi serta proses metabolisme
dalam tubuh maupun proses pembuangannya.
Pada makalah ini, penulis akan membahas mengenai kebutuhan dan
peran gizi dan keperluan gizi bagi tubuh manusia, khususnya bagi bayi dan
hingga balita. Suatu fenomena pada jaman sekarang ini, adalah ketidak
mampuan atau ketidaktahuan, bahkan ketidakpedulian terhadap pemenuhan
kebutuhan yang memang harus dipenuhi dalam fase pertumbuhan bayi dan
balita.
Sehingga beberapa kasus, penyakit yang diderita pada usia dewasa dapat
terjadi pada usia bayi dan balita. Namun, siapakah yang disalahkan dalam hal
ini? Kesalahan pemikiran dan penanganan dapat berpengaruh. Misalnya saja
pada bayi berusia 1-2 tahun yang tidak lagi memperoleh ASI, dan telah
diberikan asupan makanan. Pada masa kanak-kanak, tidak menutup
kemungkinan anak itu akan lebih beresiko mengidap penyakit maag, daripada
seorang anak yang memperoleh asupan makanan pada usia yang tepat.

B. TUJUAN

Hal yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan serta pemahaman mengenai kebutuhan dan peran gizi untuk anak
dan balita. Baik untuk penulis maupun bagi pembaca makalah ini. Sehingga
dapat berguna bagi kita semua.
C. RUANG LINGKUP
Makalah ini hanya membahas dan menuliskan penjelasan dan penjabaran
mengenai kebutuhan dan masalah-masalah kesehatan yang dapat dan terjadi
pada bayi dan balita.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. DEFINISI GIZI
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui
proses pencernaan, absobsi,
transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-
zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan
energi.
Gambar 1. Keb. Gizi bayi balita
Menurut Drs. Joko Pekik Irianto M.Kes. didalam bukunya Panduan Gizi
Lengkap Keluarga dan Olahragawan (2007: 2), istilah gizi berasal dari bahasa
arab “ giza” yang berarti zat makanan. Didalam bahasa inggris dikenal dengan
istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan
ilmu gizi.

B. DEFINISI MAKANAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, makanan adalah :


1.      Segala sesuatu yg dapat dimakan (seperti lauk-pauk, kue)
2.      Segala bahan yg kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk
atau mengganti jaringan tubuh, memberikan tenaga, atau mengatur semua
proses dalam tubuh. Didalam Buku Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan
Olahragawan, makanan mengandung banyak unsur seperti karbohidrat,
lemak, vitamin, protein, air, mineral dan lain sebagainya yang
dikelompokkan sesuai kegunaannya menjadi 3 yaitu :

1. Sumber Tenaga
a. Karbohidrat
Adalah satu atau beberapa senyawa kimia termasuk gula, pati, dan
serat yang mengadung atom C, H dan O dengan rumus kimia
Cn(H2O)n yang terdapat dalam tumbuhan seperti beras, jagung,
gandum, umbi-umbian dan terbentuk melalui proses asimilasi dalam
tumbuhan.

b. Lemak
Adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan
alcohol organic yang disebut gliserol atau gliserin.lemak yang dapat
mencair dalam suhu biasa disebut minyak. Sedangkan dalam bentuk
padat disebut lemak. Sperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas
molekul C, H dan Obdengan jumlah atom lebih banyak misalnya
stearin C57 H10 O6.
c. Protein
Adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino, tersusun atas
atom-atom C,H, O dan N.

Gambar 2. Bahan makanan pemenuh kebutuhan gizi


2. Sumber Zat Pembangun
Zat yang tergolong sebagai zat pembangun adalah, diantaranya.
a. Protein
Disebut juga zat putih telur karena protein pertama kali ditemukan
pada putih telur (ewit). Protein merupakan zat pembentuk sel
tumbuhan, hewan dan manusia, kurang lebih ¾ zat padat tubuh
adalah protein. Oleh karena itu protein disebut zat pembangun.
b. Air
Merupakan komponen terbesar dalam struktur tubuh manusia.
Kurang lebih 60-70% berat badan tubuh orang dewasa berupa air
sehingga air sangat diperlukan oleh tubuh terutama bagi mereka yang
memerlukan kegiatan olahraga atau kegiatan berat.

3. Sumber Zat Pengatur


a. Vitamin
Adalah senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
sedikit untuk mengatur fungsi-fungsi tubuh yang spesifik seperti
pertumbuhan normal, memelihara kesehatan dan reproduksi. Vitamin
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari
bahan makanan. Vitamin digolongkan dalam dua kelompok yaitu :
1. Vitamin larut dalam air
Terdiri dari vitamin B dan vitamin C. jenis vitamin ini tidak
dapatdisimpan dalam tubuh. Kelebihan vitramin ini akan dibuang
melalui urine.
2. Vitamin larut dalam lemak
Terdiri dari vitamin A, D, E, dan K. jenis vitamin ini dapat
disimpan dalam tubuh dengan jumlah cukup besar terutama
dalam hati.

b. Mineral
Adalah zat organik tang diperlukan oleh tubuh dalam jumalah kecil
untuk membantu reaksi funsional tubuh misalnya untuk memelihara
keteraturan metabolisme. Kurang lebih 4% berat tubuh manusia
tersiri dari mineral.
Secara umum fungsi mineral dalam tubuh adalah sebagai berikut :

1.      Menyediakan bahan sebagai komponen penyusun tulang dan


gigi.
2.      Membantu fungsi organ, memlihara irama jantung, kontraksi
otot, konduksi syaraf dan keseimbangan asam basa.
3.     Memelihara keteraturan metabolism.

C. KEBUTUHAN GIZI PADA ANAK DAN BALITA

1. Kebutuhan Gizi Atau Bagi Anak Dan Balita


          Kebutuhan nutrisi pada bayi dan balita sangatlah penting pada masa
pertumbuhan bayi dan balita. Berikut beberapa kebutuhan bayi yang perlu
dipenuhi oleh bayi dan balita.

a. Karbohidrat
      Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah
di setiap makanan dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup  sebab
kekurangan sekitar 15% dari kalori yang ada dapat menyebabkan terjadi
kelaparan dan berat badan menurun.. apabila jumlah kalori yang tersedia
atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat
menyebabkan terjadi peningkatan BB(obesitas). Jumlah karbohidrat yang
cukup dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sukrosa,
sirup, tepung, dan sayur-sayuran.
      Porsi terbesar dari energi tubuh ( 40- 50 %) kebutuhan kalori berasal
dari KH ( sumber energi utama). Karbohidrat merupakan makanan utama
yang terjangkau oleh masyarakat. KH disimpan terutama dalam bentuk
glikogen dalam jaringan hati dan otot. Bila energi tdk terdapat dari KH,
maka diambil dari protein dan lemak.
KH didapat dalam bentuk :

a. Monosakarida ( glukosa, fruktosa, galaktosa)


b. Disakarida ( laktosa, sukrosa, maltosa, isomaltosa)
c. Polisakarida ( tepung, dektrin, glikogen, selulosa)

b. Lemak
Pada dasarnya lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah
besar kecuali lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat.
Pada anak usia bayi sampai kurang lebih tiga bulan, lemak merupakan
sumber gliserida dan kolesterol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat.
Lemak berfungsi untuk mempermudah absorbsi vitamin yang larut
dalam lemak yaitu  vitamin A, D, E dan K.
Jumlah dan jenis lemak yang dikonsumsi sehari-hari berpengaruh
bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Pengaruh tersebut terjadi
melalui kandungan kalori atau energi yang dimiliki dan peranan asam-
asam lemak tertentu yang terdapat di dalamnya. Bagi bayi, sumber lemak
yang ideal dalam air susu ibu (ASI). Sekitar 50 – 60 Persen energi yang
yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak susu. Selama masa
penyapihan , konsumsi lemak harus dijaga jangn sampai terlalu rendah
dari jumlah yang dibutuhkan. Penggunaan lemak, terutama minyak
nabati dalam makanan sapihan atau makanan tambahan bagi bayi dn
balita adalah cara efektif untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.
Lemak merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan
aktifitas fisik bagi anak dan balita. Kebutuhan energi ini akan terpenuhi
jika konsumsi lemak/minyak hanya menyumbang 15 persen atau kurang
dari total energi yang dibutuhkan perhari. Sampai umur dua tahun, lemak
yang dikonsumsi oleh anak disamping sebagai sumber energi, harus
dilihat juga dari segi fungsi strukturalnya. Lemak akan menghasilkan
asam-asam lemak dan kolestrol yang ternyata dibutuhkan untuk
membentuk sel-sel membram pada semua organ. Organ-organ penting
seperti retina dan sisitim saraf pusat terutama disusun oleh lemak. Asam
lemak yang dangat dibutuhkan oleh jaringan tubuh tersebut terutama
adalah asam lemak yang esensial.Asam lemah yang esensial adalah asam
lemak yang tidak dapat dibuat didalam tubuh sehingga harus diperolaeh
dari makanan, terdiri dari asam Linoleat, linulenat dan arakhidonat.
ASI mempunyai komposisi asam lemak yang sangat tepat untuk
keperluan bayi dan anak-anak sampai dua tahun tersebut. Juga
mengandung faktor-faktor yang menyebabkan lemaknya mudah dicerna,
juga komposisi kimianya membuat ASI mudah dicerna dan juga
memberikan suplai yang seimbang antara asam lemak omega-6 dan
omega-3.
Bagi bayi dan balita, rekomendasi yang diberikan adalah sebagai
berikut (1) sedapat mungkin bayi diberikan ASI, (2) komposisi asam
lemak dalam formula makanan bayi harus disesuaikan dengan jumlah
dan proporsi asam lemak yang terkandung dalam ASI, dan (3) selama
masa sapihan atau paling sampai bayi umur 2 tahun, kebutuhan energi
yang berasal dari lemak harus sebanyak 30-40 persen dari total energi
yang dibutukan per hari, dengan komposisi asam lemak yang semirip
mungkin dengan ASI.

c. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam
pembentukan protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein dalam
jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel
jaringan dan sebagai larutan untuk menjaga keseimbangan osmoyik
plasma. Protein terdiri dari dua puluh empat asam amino, di antaranya
sembilan asam amino esensial (treonin, valin, leusin, isoleusin, lisin,
triptofan, fenilalanin, metionin, dan histidin) dan selebihnya asam amino
nonesensial. Jika jumlah protein dalam tubuh tinggi dapat memperburuk
insufisiensi ginjal. Jika jumlahnya kurang, dapat menyebabkan
kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi lebih buruk dapat
menyebabkan kwshiorkor(kurang protein) dan marasmus (kurang protein
dan kalori). Komponen zat ggizi protein dapat diperoleh dari susu, telur,
daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis, dan padi-padian.

d. Air
Air  merupakan kebutuhan nutris yang sangat penting,mengingat
kebutuhan air pada bayi mencapai 75-80% dari berat badan.air bagi
tubuh berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran selluler.

e. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok
mikro, yaitu :
1. Kalsium  merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur
tulang dan gigi, kontraksi otot, iritabilitas saraf, koagulasi darah,
kerja jantung dan produksi susu. Kalsium akan dieksresikN 70%
dalam tinja, 10% dalam urin, sedangkan 15-25% bertahan dan
tergantung dalam keceptan pertumbuhan.
2. Klorida sangat berguna dalam pengeluaran tekanan osmotic serta
keseimbangan  asam dan basa. Klorida dapat diperoleh dari garam,
daging, susus dan telur.
3. Kromium berguna untuk metabolism glukosa dan metabolism dalam
insulin. Kromium dapat diperoleh dari ragi.
4. Tembaga berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan
hemoglobin, penyerapan besi dan lain-lain. Tembaga dapat diperoleh
dari hati, daging, ikan, padi, dan kacang-kacangan.
5. Flour mnerupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan struktur 
gii dan tulang, sehingga jika kekurangan dapat menyebabkan karies
gigi. Sumber flour terdapat dsalam air, makanan laut, dan tumbuh-
tumbuhan.
6. Iodium harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan
iodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Iodium dapat diperoleh
dari garam.
7. Zat besi merupakan mineral yang menjadi bagian dari struktur 
hemoglobin untuk pengangkutanCO2 dan O2. Kekurangan zat besi
dapat mengakibatkan anemia dan osteoporosis. Sedangkan kelebihan
dapat mengakibatkan sirosis, gastritis, dan hemolisis. Zat besi dapat
diperoleh dari hati, daging, kuning telur, sayuran hijau, padi, dan
tumbuhan.
8. Maknesium berguna dalam aktifitas enzim pada metabolisme
karbohidrat dan sangat penting dalam proses
metabolisme.kekurangan mangnesium menyebabkan hipokalsemia
atau hipokalemia,maknesium dapat diperoleh dari biji-bijian, kavang-
kacangan,daging dan susu.
9. Mangan berfungsi dalam aktifitas enzim.mangan dapat diperoleh
kacang-kacanagn padi , biji-bijian, dan sayur-sayuran hijau.
10. Fosfor merupakan unsure pokok dalam pertumbuhan tulang dan
gigi.kekurangan fosfor dapat menyebabkan kelemahan otot.fosfor
dapat diperoleh dari susu,kuning telur,kacang-kacangan,padi-padian
dan lain-lain.
11. Kalium berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran implus
saraf,keseimbangan cairan,dan pengaturan irama jantung,kalium
dapat diperoleh dari semua makanan.
12. Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotic serta pengaturan
keseimbangan asam dan basa,dan cairan.kekurangan cairan dapat
mengakibatkan kram otot,nausea,dehidrasi dan hipotensi.natrium
dapat diperoleh dari garam,susu,telur,tepung dan lain-lain.
13. Sulfur merupakan unsure pokok protein seluler yang membantu
proses metabolism jarinagn saraf.sulfur dapat di peroleh dari
makanan protein.
14. Seng merupakan unsure pokok dari beberapa enzim karbonik
anhidrase yang penting dalam pertukaran CO2.seng dapat diperoleh
dari daging ,padi-padian,kacang-kacangan,dan keju.

f. Vitamin
Untuk memelihara kesehatan, rekuiremen bayi dan anak menurut
Recommended Dietary Allowance for Use in Indonesia yang dikeluarkan
oleh departemen Kesehatan RI pada tahun 1968 merencanakan
pengaturan makan untuk seorang bayi atau anak. Jika kita hendak
menentukan makanan yang tepat untuk seorang bayi atau anak, maka
perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrient dengan
menggunakan data tentang kebutuhan nutrient.
2. Menentukan jenis bahan makanan yang dipilih untuk
menterjemahkan nutrient dari berbagai macam bahan makanan.
3. Menentukan jenis makanan akan diolah sesuai dengan hidangan
(menu) yang dikehendaki.
4. Menentukan jadwal waktu dan menentukan hidangan .Perlu pula
ditentukan cara pemberian makan, misalnya dengan cara makan
biasa, dengan pipa penduga (sonde) dan lain lain.
5. Memperhatikan masukan yang terjadi terhadap hidangan
tersebut.Perlu dipertimbangkan kemungkinan factor kesukaan dan
ketidaksukaan terhadap suatu makanan.
Faktor-faktor yang perlu diperlukan untuk pengaturan makan yang
tepat adalah:
a. Umur
b. Berat Badan
c. Diagnosis dari penyakit, tahap serta keadaaan penyakit
d. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan
e. Kebiasaan makan, kesukaan dan ketidaksukaan, akseptabilitas
dari makanan dan toleransi anak terhadap makanan yang
diberikan.

Dengan memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut


di atas, umumnya tidak akan banyak terjadi kekeliruan dalam
mengatur makan untuk seorang bayi atau anak.

2. Total Energi dan Parenteral nutrisi


Komisi ahli FAO/WHO dalam tahun 1971 mengemukan bahwa
rekruitmen dari kalori harus disesuiakan dengan berat badan selama masa
pertumbuhan.
Nelson tidak membedakan jenis kelamin dalam masa remaja. Perbedaan
tersebut sebenarnya diperlukan, mengingat dalam masa remaja terjadi
perbedaan dari permulaan pubertas dan juga perbedaan rekruitmen dari
nutrient lain.
Kalori yang diberikan akan digunakan untuk :
a. Metabolism basal : bayi membutuhkan 55 kal/kgBB/hari, kemudian pada
usia selnjutnya berkurang dan setelah dewasa menjadi 25-30
kal/kgBB/hari. Metabolism basal meningkat 10% untuk tiap kenaikan
suhu  10C.
b. Specific dynamic Action (SDA) ialah kenaikan kalori yang diperlukan
diatas keperluan metabolism basal, yang disebabkan oleh peristiwa
makan dan mencerna makanan. Pada masa bayi rata-rata 7-8% dari
seluruh masukan kalori, sedangkan pada anak kira-kira 5% bila diberikan
makanan biasa.
c. Pembuangan ekskreta (sisa yang tidak terpakai): biasanya tidak lebih dari
10%.
d. Aktifitas jasmani : 15-25 kal/kgBB/hari. Pada saat sangat aktif dapat
mencapai 50-80 kal/kgBB untuk waktu yang singkat, misalnya saat
berolahraga (atletik, berenang, dan sebaginya).
e. Pertumbuhan merupakan jumlah kalori yang tidak digunakan untuk
keperluan tersebut diatas dan merupakan kalori yang disimpan.
Bergantung pada fase pertumbuhan, pad hari-hari permulaan kira-kira
20-40 kal/kgBB/hari, kemudian berkurang sehingga pada akhir masa
bayi menjadi 15-25 kal/kgBB/hari. Pada masa remaja kenutuhan kalori
untuk pertumbuhan akan menigkat lagi.
Kalori dalam makanan berasal dari nutrient protein, lemak, dan
karbohidrat. Setiap gram protein menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori
dan karbohidrat 4 kalori.
Distribusi kalori dalam makanan anak yang dalam keseimbangan diet
(balnced diet) ialah 15% berasal dari protein, 35% dari lemak, dan 50%
dari karbohidrat. Menurut Platt (1961), bila makanan tersebut diukur
nilai gizinya dengan Net Dietary protein calories % atau NDpCals %,
maka sesuatu makanan bernilai cukup (adekuat) sebagai berikut :

1. Masa bayi                       : 8,0


2. Balita 1-3 tahun              : 7,8
3. Balita 4-5 tahun              : 5,9

Kelebihan kalori yang tetap setiap hari sebanyak 500 kalori, dapat
menyebabkan kenaikan berat badan 500 gram dalam seminggu.
3. TUJUAN PEMBERIAN NUTRISI PADA BAYI DAN BALITA
Adapun tujuan dari pemberian nutrisi pada Bayi dan Balita ini adalah
sebagai berikut:
1. Mencapai berat badan normal dan mempertahankannya;
2. Mempertahankan status gizi dalam keadaan baik;
3. Menyediakan zat gizi untuk menjamin tumbuh kembang dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi; dan,
4. Membina kebiasaan makan yang baik, menumbuhkan pengetahuan
tentang makan dan    makanan yang baik pada anak

4. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP NUTRISI


PADA BAYI DAN BALITA
            Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEF
dan telah digunakan secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan
penyebab timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung,
tidak langsung, akar masalah dan pokok masalah. Berdasarkan Soekirman
dalam materi Aksi Pangan dan Gizi nasional , penyebab kurang gizi dapat
dijelaskan sebagai berikut:
          
 Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit
infeksi yang mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya
disebabkan makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Balita yang
mendapat makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare atau
demam  dapat menderita kurang gizi. Demikian pada Balita yang makannya
tidak cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah
terserang penyakit. Kenyataannya baik makanan maupun penyakit secara
bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi.
            Kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di
keluarga, pola pengasuhan Balita, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan
lingkungan. Ketahanan pangan adalah kemampuan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang
cukup dan baik mutunya. Pola pengasuhan adalah kemampuan keluarga
untuk menyediakan waktunya, perhatian dan dukungan terhadap anak agar
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental, dan sosial.
Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah tersedianya air bersih
dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh seluruh
keluarga.
            Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan,
pengetahuan, dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi pendidikan,
pengetahuan dan ketrampilan terdapat kemungkinan makin baik tingkat
ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan Balita dan
keluarga makin banyak memanfaatkan pelayanan yang ada. Ketahanan
pangan keluarga juga terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan,
dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.

5. PERHITUNGAN BERAT BADAN IDEAL


1.      Bayi (0-12 Bln)
 Penentuan BBI (Berat badan Ideal)
Bila tidak diketahui Berat Badan Lahir :
BBI = (USIA : 2) + 3 S/D 4 kg
Bila diketahui Berat Badan Lahir :
Usia 6 bulan : 2 X BBL
Usia 12 bulan: 3 X BBL
 Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi total per hari
1) Energi = 100-120 kalori/ kg BBI
2) Protein = 10 % X Energi atau= 2,5 – 3 gr/kg BBI
3) Lemak = 10- 20 % X Energi
4) KH = 60- 70 % X Energi

2. Balita
 Penentuan BBI (Berat badan Ideal)
Usia lebih dari 12 bulan : (usia dalam tahun X 2) + 8 kg
 Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi total per hari
a. Energi:
1000 + (100 X usia dalam tahun)
Usia 1-3 tahun : 100 kalori/ kg BBI
Usia 4-6 tahun : 90 kalori/ kg BBI
b. Protein = 10 % X Energi atau= 1,5 -2,0 gr/kg BBI
c. Lemak = 10- 20 % X Energi
d. KH = 60- 70 % X Energi

Cara menggunakannya dicontoh sebagai berikut :


Contoh pertama : anak balita usia 14 bulan, sebelum usia balita ini
dimasukan rumus terlebih dahulu usia 14 bulan diuraikan menjadi tahun dan
bulan yaitu 1 tahun 2 bulan dimana 1 tahun adalah 12 bulan. Karena n adalah
usia dalam tahun dan bulan maka 1 tahun 2 bulan ditulis dengan 1,2 ( dibaca
1 tahun 2 bulan). Selanjutnya baru dimasukan kedalam rumus yaitu:

(Usia anak dalam tahun*28)+


(2 x 1,2) + 8 = 2,4 + 8 = 10,4
Jadi hasilnya Berat Badan Ideal untuk anak balita usia 14 bulan
adalah 10,4 kg.

Contoh pertama diatas sangat praktis, tapi hati-hati, agak sedikit rumit
seperti contoh kedua dibawah ini:

Contoh kedua: Anak balita usia 2 tahun 10 bulan, seperti diatas ini ditulis
dengan n=2,10 dan selanjutnya dikali dengan 2 (sebagaimana rumus 2n) jadi
hasilnya adalah 4,20. Hasil ini jangan langsung ditambah dengan 8, karena
4,20 diartikan 4 tahun 20 bulan, 20 bulan artinya 1 tahun 8 bulan, jadi 4,20
berubah menjadi 5,8, baru kemudian ditambah dengan 8 maka Berat badan
Idealnya adalah 13,8 kg.

Untuk Berat badan ideal bayi usia 1-12 bulan dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:
1) Untuk usia 1-6 bulan dapat menggunakan rumus : 
BBL(gr) +(usia x 600 gram)
2) Untuk usia 7-12 bulan dapat menggunakan rumus 
BBL (gr) + (usia x 500 gram )
(usia/2) +3
Dimana : BBL adalah Berat Badan Lahir Usia dinyatakan dalam
bulan

6. INTEPRETASI BERAT BADAN IDEAL ANAK BALITA

Sebagaimana halnya dengan intepretasi Berat Badan Ideal Orang dewasa


(usia 15 tahun keatas) adalah +10 % BBI ini juga dapat berlaku untuk BBI
anak balita. Dimulai dari kisaran normalnya yaitu rumus diatas = (2n +8 ) +
10% (2n+8). Yaitu antara 9.6 -11.44. Orang tua perlu hati-hati bila
presentase Berat Badan Real telah berada dibawah atau diatas 20 % dapat
dikatakan bahwa anak balita tersebut mempunyai keadaan gizi yang tidak
seimbang, Bila berada diatas 20 % anak balita bisa dikatakan kegemukan
dan bila berada di bawah 20 % bisa dikatakan kurang gizi dan bisa berlanjut
ke Keadaan gizi buruk  untuk balita/anak dan busung lapar untuk orang
dewasa.

Sebenarnya untuk mengukur Berat Badan Normal anak balita sudah


ditentukan secara internasional yaitu dengan menggunakan standar WHO-
NCHS atau juga bisa dengan melihat Kartu Menuju Sehat  (KMS) tumbuh
kembang balita, seperti terlihat pada gambar disamping, setiap anak
mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan berat badan ideal (baik),
yang penting adalah bertambah umur bertambah berat badan dan pola
terlihat jelas, tidak tiba-tiba naik  berat badan bulan ini, bulan berikutnya 
turun lagi  kemudian naik lagi. Cara diatas menentukan BBI anak balita
hanya cara praktis yang bisa langsung digunakan tampa harus melihat
pedoman seperti pada standar WHO-NCHS atau juga kartu menuju sehat
yang biasa dilihat di posyandu.

7. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK BAYI DAN


BALITA
Kebutuhan protein per hari (per kg BB)

Usia Berat badan Tinggi badan (cm) Protein (gr)


(kg)
0-6   bulan 6 60 10
7-12 bulan 8,5 71 18

1-3   tahun 12 90 25

4-5   tahun 18 110 39

Table 1. Kebutuhan protein per hari (per kg BB)

Kecukupan gizi yang dianjurkan (menurut data Departemen kesehatan


RI,1968). Dalam daftar tersebut tersebut kebutuhan akan vitamin D tidak
dicantumkan, akan tetapi Nelson (1969) mengemukakan angka 400 untuk
semua umur.

Gol Ca Fe Vit.A Tiamin Riboflavin Niasin Vit.C Vit


Umur (g) (g) sebagai (mg) (mg) (mg) (mg) D
Karotin
(mg) (mg
)

Bayi 0,6 8 1200 0,4 0,5 6 25 (40


6-12bln 0)
Balita 0,5 8 1500 0,5 0,7 8 30
1-3 thn
0,5 10 1800 0,6 0,9 9 40
4-5 thn
0,5 10 2400 0,8 1,0 13 50

Table 2. kebutuhan akan zat nutrisi.

Kebutuhan energi rata-rata dari bayi.

Umur Kebutuhan energi (Kal/kgBB/hari)


FAO (1971)            Nelson (1969)

3 bulan 120
3-5 bulan 115
6-8 bulan 110
9-11 bulan 105
Rata-rata selama masa bayi 112                        110(100-
120)

Table 3. Keb. Energy Rata-Rata

Kebutuhan energi Balita diatas 1 tahun.


Umur Anak Kebutuhan energi (Kal/kgBB/hari)
FAO (1971)            Nelson (1969)

1 112                           110
1-3 101                           100
4-5 91                              90

Table 4. Keb. Energy Balita

Gizi balita adalah hal paling utama yang harus diperhatikan oleh orang
tua jika ingin tumbuh kembang putra putrinya maksimal.

Pemenuhan gizi pada setiap balita merupakan suatu keharusan karena


hal ini sangat berpengaruh pada masa depan si buah hati, terutama pada 5
tahun pertama, karena apa yang terjadi selama 5 tahun pertama tersebut
sangat menentukan tahun demi tahun pertumbuhan dan perkembangannya.
Hal inilah yang seharusnya mendasari setiap orang tua untuk berusaha
agar Gizi Balitanya terpenuhi semaksimal mungkin.
Tapi apa saja sih zat gizi yang dibutuhkan oleh anak kita agar tumbuh
kembangnya maksimal?
Berikut beberapa nutrisi penting yang dibutuhkan oleh setiap balita yang
sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya.

1. Vitamin A, D, E dan K
Ke-4 vitamin ini sangat vital bagi pertumbuhan balita Anda. Jadi,
usahakan agar asupan vitamin ini terpenuhi setiap harinya. Seperti kita
ketahui, vitamin A sangat baik untuk penglihatan dan kesehatan kulit
balita kita, sedangkan vitamin D berperan penting dalam meningkatkan
penyerapan kalsium serta membantu pertumbuhan tulang dan gigi anak.
Sementara vitamin E memiliki antioksidan yang membantu pertumbuhan
sistem syaraf dan pertumbuhan sel. Vitamin K membantu pembekuan
darah.
2. Kalsium
Merupakan mineral yang sangat dibutuhkan oleh balita dalam
pembentukan massa tulangnya. Kalsium sangat penting untuk
membentuk tulang yang kuat sehingga balita Anda terhindar dari patah
tulang ketika mulai belajar memanjat dan aktif bermain. Kebutuhan
harian balita akan kalsium umumnya sebesar 500mg/hari. Sumber
makanan dari kalsium antara lain susu, keju, tahu, brokoli, tomat,
oatmeal, kacang-kacangan, dan ikan salmon.

3. Vitamin B dan C
Fungsi dari vitamin B antara lain meningkatkan sistem syaraf dan
imun tubuh balita Anda, meningkatkan pertumbuhan sel, serta mengatur
metabolisme tubuh. Sementara vitamin C berfungsi untuk meningkatkan
penyerapan zat besi dalam tubuh balita serta mencegah sariawan.
Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin B antara lain
beras merah, pisang, kacang-kacangan, ikan, daging dan telur. Sementara
untuk memenuhi gizi balita Anda dengan vitamin C, Anda dapat
memperolehnya dari tomat, kentang, stroberi serta sayur-sayuran hijau.

4. Zat Besi
Balita sangat membutuhkan zat besi terutama untuk membantu
perkembangan otaknya. Jika kebutuhan gizi balita akan zat besi tidak
terpenuhi, kemungkinan ia akan mengalami kelambanan dalam fungsi
kerja otak. Sumber makanan yang mengandung zat besi antara lain
daging, ikan, brokoli, telur, bayam, kedelai serta alpukat.

D. MASALAH GIZI PADA BAYI


Masalah kesehatan yang biasa terjadi pada anak yang berhubungan dengan
masalah pemenuhan gizinya yaitu, diantara lain.
1. Anemia Defisiensi Besi
Keadaan ini terjadi karena terlalu sedikit kandungan zat besi dalam
makanan, terutama pada anak yang terlalu banyak mengonsumsi susu
sehingga menegendurkan keinginan untuk menyantap makanan lain. Untuk
mengatasi keadaan ini, disamping memberikan suplementasi zat besi (jika
dokter menganggap ini perlu), anak harus pula diberi dan dibiasakan
menyantap makanan yang mengandung banyak besi. Sementara itu, sebagian
susu diganti dengan air atau air jeruk. Meski tidak mengandung besi, air
jeruk kaya akan vitamin C yang dapat membantu penyerapan besi.
2. Penyakit Kronis
Penyakit yang tidak menguras cadangan energi sekalipun, jika
berlangsung lama dapat mengganggu pertumbuhan karena menghilangkan
nafsu makan anak. Di samping itu, ada pula jenis penyakit yang menguras
cadangan vitamin A.
3. Berat Badan Berlebih
Jika tidak tertasi, berat badan berlebih (apalagi jika telah mencapai
obesitas) akan berlanjut sampai remaja dan dewasa. Sama seperti orang
dewasa, kelebihan berat badan anak terjadi karena ketidakseimbangan
antara energi yang masuk dengan keluar, terlalu banyak makan, terlalu
sedikit olahraga, atau keduanya. Berbeda dengan dewasa, kelebihan berat
anak tidak boleh diturunkan, karena penyusutan berat akan sekaligus
menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan. Laju
pertambahan berat selayaknya dihentikan atau diperlambat sampai proposi
berat terhadap tinggi badan kembali normal. Perlambatan ini dapat dicapai
dengan cara mengurangi makan sambil memperbanyak olahraga.

4. Pica
Yaitu mengonsumsi sesuatu bukan makanan, semisal debu, tergolong
ke dalam pica. Perilaku tersebut tidak membahayakan hidup anak sejauh dia
tidak menyantap zat toksik. Pica harus dibedakan dengan ‘kebiasaan’ anak,
terutama balita, memasukkan barang kedalam mulut. Pada masa balita, anak
menggunakan mulut untuk belajar, misal menggigiti kelereng, dan ini bukan
pica.
5. Televisi
Sesungguhnya bukan televisi yang menimbulkan masalah gizi,
melainkan dampak tayangnya, terlebih iklan yang dilakonkan oleh anak.
Pemirsa anak yang belum dapat berpikir kritis mudah terbujuk dan hampir
seketika menyukai, misalkan keripik kentang, permen, atau makanan lain
yang “tak bergizi” yang iklannya dibintangi oleh sebaya mereka. Iklan
makanan anak bergizi jarang sekali ditayangkan. Hal ini sulit sekali diatasi.
Satu-satunya cara yang efektif untuk menghindarkan tayangan “buruk” itu
adalah dengan mematikan TV atau memindahkan ke saluran lain, yaitu
saluran yang tidak menayangkan iklan ketika iklan yang tidak diinginkan
itu tampil di layar TV. Jika anak (besar) sudah dapat diajak berkomunikasi,
berikan pengajaran tentang dampak negative makanan yang diiklankan.

6. Berat Badan Kurang


Kekurangan berat yang berlangsung pada anak yang sedang tumbuh
merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan
yang buruk. Sama seperti masalah klebihan berat, langkah penanganan harus
didasarkan pada penyebab serta kemungkinan pemecahannya.

7. Alergi
Secara literal, alergi makanan diartikan sebagai respons tidak normal
terhadap makanan yang orang biasa dapat menoleransinya. Alergi makanan
tidak jarang terlihat pada anak (5-8%) dan dewasa (1-2%), terutama mereka
yang memiliki riwayat keluarga sebagai penderita alergi. Angka kejadian ini
akan terus meningkat sama seperti kasus alergi lain semisal atopic atau asma.
Bergantung pada jenis makanan yang disantap, alergi boleh jadi
bersifat sementara atau bahkan menetap. Alergi yang dipicu oleh susu,
kedelai, telur, dan tepung terigu dapat reda sendiri, sementara yang
disebabkan oleh kacang, ikan dan kerang cenderung menetap. Kebanyakan
alergi susu muncul pada tahun pertama kehidupan ketika anak diperkenalkan
pada susu sapi atau susu formula yang dibuat dari susu sapi. Alergi ini
didapat mereda sejalan dengan pertambahan usia, kecuali mereka yang
memang bersifat ‘atopik’.
Prefalensi alergi terhadap telur diperkirakan sekitar 1,6-2,6% dari
populasi anak. Dikalangan penderita dermatitis atopic, angka ini lebih tinggi
lagi. Reaksi alergi terlihat kira-kira 30 menit setelah santap, yang
termanifestasi sebagai gangguan kulit (85%), saluran cerna saluran cerna
(60%), dan pernapasan (40%). Memasuki usia sekolah, sebagian anak (44%)
kembali dapat menikmati telur tanpa khawatir alergi, sementara sisanya
(56%) tidak.
Angka prevasi terhadap kacang hanya menyentuk angka 0,6%. Gejala
yang muncul pada kali pertama menyantap kacang terjadi kurang dari 30
menit (90%), bermanifestasi mulai dari gangguan kulit hingga pernapasan.
Gejala akan semakin berat (40% pada santapan berikutnya). Sementara 20%
anak yang tadinya alergi justru dapat mengunyah kacang dengan aman pada
santapan berikutnya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Makanan pertama dan utama pada bayi yaitu air susu ibu. Air susu ibu sangat
cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal. Namun bayi juga
memerlukan zat-zat gizi agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Zat-zat
gizi yang diperlukan tersebut termasuk kedalam golongan pembangun, pengatur
serta pembangun, yang disebut pula dengan zat atau sumber tenaga.
Semakin umur bayi bertambah maka makanan yang harus di konsumsi pun
mengalami perubahan, mulai dari ASI hingga menyapih makanan. Menyapih,
secara harfiah berarti membiasakan. Maksudnya, bayi secara berangsur-angsur
dibiasakan menyantap makanan orang dewasa. Selama masa penyapihan, makanan
bayi berubah dari ASI saja kemakanan yang lazim dihidangkan oleh keluarga,
sementara air susu diberikan hanya sebagai makanan tambahan. Dalam pemenuhan
kebutuhan tersebut, terdapat kendala yang dihadapi. Misalnya saja kemampuan
material untuk memenuhi kebutuhan tersebut atau ketidakmampuan tubuh bayi
atau balita untuk menerima zat-zat tersebut.

B. SARAN
Sebaiknya kita lebih meningkatkan pengtahuan mengenai kepekaan dan kepedulian
akan pentingnya gizi bagi tumbuh kembang seorang bayi dan balita. Terutama
pada masa tumbuh kembangnya. Dan itu juga akan berpengaruh pada
perkembangan stimulus maupun respon baik pada anak dan balita.
DAFTAR PUSTAKA

Arisman. (2004), Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC
Gabe Mirkin, M.D. dan Marshall Hoffman. 1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta:
PT.Grafidian Jaya

Moehji, Sjahmien, B.Sc. 1992. Ilmu Gizi. Jakarta: Bhratara Niaga Media
Wiryo, Hananto. (2002), Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil dan Menyusui
dengan Makanan Lokal. Jakarta: Sagung Seto

Tips Anak Bayi fikhar. (2012). Beberapa Nutrisi Penting Bagi Balita Anda
http://duniaanak.org/makanan-anak/gizi-balita-beberapa-nutrisi-penting-
balita.html.
http://kamusbahasaindonesia.org/ilmu/mirip#ixzz2eaK4mf00.

Anda mungkin juga menyukai