Disusun Oleh
Ismania Hanna Rofiqo
NIM : R.17.01.036
Pemeriksaan Leopold
A. Definisi
Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan pada
ibu hamil dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat
pada perut ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi
tertentu, atau memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara
tertentu menggunakan tingkat tekanan tertentu. Teori ini dikembangkan
oleh Christian Gerhard Leopold. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan
setelah UK 24 minggu, ketika semua bagian janin sudah dapat diraba.
Teknik pemeriksaan ini utamanya bertujun untuk menentukan posisi dan
letak janin pada uterus, dapat juga berguna untuk memastikan usia
kehamilan ibu dan memperkirakan berat janin.
B. Pemeriksaan Leopold
Leopold I
Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada
dalam fundus uteri.
Prosedur
1. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu, menghadap ke arah kepala
ibu
2. Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri
3. Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau
kepala atau kosong)
Hasil
Leopold II
Bertujuan untuk menentukan di mana letak punggung ataupunkaki
janin pada kedua sisi perut ibu.
Prosedur
1. Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan
tekanan yang lembut tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua
sisi
2. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu, menghadap kepala ibu
3. Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun ke bawah sampai di
samping kiri dan kanan umbilikus
4. Secara berlahan geser jari –jari dari satu sisi ke sisi lain untuk
menentukan pada sisi mana terletak punggung, lengan dan kaki
5. Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi
DJJ nantinya.
Hasil
Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak
dapat digerakkan
Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil,
bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba
gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.
Leopold III
Bertujuan untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong)
yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin
tersebut sudah menyentuh pintu atas panggul.
Prosedur
1. Lutut ibu dalam keadaan fleksi
2. Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati –hati oleh karena dapat
menyebabkan perasaan tak nyaman bagi ibu. Coba untuk menilai
bagian janin apa yang berada di sana.
3. Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan
kanan
4. Tentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan apakah bagian
tersebut sudah mengalami engagement atau belum
Hasil
Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala
sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah
bokong
Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat
bagian bawah digoyang, sudah tidak bias (seperti ada tahanan).
Leopold IV
Untuk menentukan presentasi dan engagement(sampai berapa jauh
derajat desensus janin dan mengetahui seberapa bagian kepala janin
masuk ke pintu atas panggul).
Prosedur
1. Pemeriksa menghadap ke kaki ibu. Kedua lutut ibu masih pada
posisi fleksi
2. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan
coba untuk menekan ke arah pintu atas panggul
Hasil
Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen)
berarti bagian terendah janin belum memasuki pintu atas
panggul, sedangkan apabila kedua tangan pemeriksa membentuk
jarak atau tidak bertemu (divergen) mka bagian terendah janin
sudah memasuki Pintu Atas Panggul (PAP)
Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih
meraba kepala, kepala belum masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1
jari dari lima jari, bagian kepala yang sudah masuk 4 bagian),
dan seterusnya sampai 0/5 (seluruh kepala sudah masuk PAP)