KELOMPOK 5
Fibriyani P07220219007
Masliana (Masle) P07220219015
Noer Asiah P07220219022
Rita Ariani P07220219028
Siti Raudhatul Jannah P07220219034
Suparmi P07220219037
A. Latar Belakang
Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan
masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan
visi dan misi tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk
pelayanan kesehatan di rumah. Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh
perawat sebenarnya tidak harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung
puskesmas tetapi dapat juga dilaksanakan dimasyarakat maupun dirumah pasien.
Pelayanan keperawatan yang dilkukan dirumah pasien disebut Home Care.
Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu
dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan
masyarakat yakni melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau Home
Care. Berbagai faktor yang mendorong perkembangannya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yaitu melalui pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
Berbagai faktor yang mendorong perkembangan pelayanan keperawatan
kesehatan dirumah antara lain : Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK bidang
kesehatan, tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di
rumah. Dalam melakukan homecare perawat hendaknya mengetahui proses
keperawatan dalam home care dan mendokumentasikan setiap tindakan secara
terintegrasi guna memenuhi aspek hukum dan sebagai sarana evaluasi klien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari proses keperawatan pada pelayanan home care nursing?
2. Apa tujuan proses keperawatan pada pelayanan home care nursing?
3. Apa saja tahap proses keprawatan pada pelayanan home care nursing?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengerttian dari proses keperawatan pada pelayanan home care
nursing
2. Untuk mengetahui tujuan proses keperawatan pada pelayanan home care nursing
3. Untuk tahap proses keprawatan pada pelayanan home care nursing
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Proses keperawatan merupakan suatu metode berpikir untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi oleh pasien yang didasari oleh aspek legal praktik,
pengkajian yang sistematis, perencanaan yang didasarkan pada pengetahuan
berdasarkan hasil riset, berpusat pada pasien, dan bertujuan untuk mencapai tujuan
tertentu berdasarkan prioritas yang bersifat dinamis. Dalam home care aplikasi home
didasarkan pada kebutuhan terhadap pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhan
pasien. Tindakan yang dilakukan merupakan strategi yang dibuat perawat untuk
mencapai keinginan pasien, dan evaluasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan bersama antara pasien/keluarga dan perawat (Rice,2006).
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan ilmiah yang
digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau
mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang optimal,
melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan, penentuan rencana
keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan (Suarli,S & Bahtiar,2009).
Menurut Asmadi (2008), proses keperawatan merupakan suatu upaya
pemecahan masalah yang tujuan utamanya adalah membantu perawat menangani klien
secara komprehensif dengan dilandasi alasan ilmiah,keterampilan teknis, dan
keterampilan interpersonal.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan hasil pengkajian. Dalam
lingkup asuhan keperawatan individu, metode pengkajian dilakukan baik melalui
anamnesa, pemeriksaan, observasi respons klien, dan hasil pemeriksaan
penunjang. Pengkajian keluarga dilakukan melalui wawancara terhadap anggota
keluarga, pemeriksaan, dan observasi lingkungan rumah. Pengkajian komunitas
dilakukan melalui survei, wawancara, diskusi kelompok terfokus, observasi
lingkungan komunitas, dan studi dokumen. Data hasil pengkajian ditelaah melalui
proses analisis dan sintesa sebagai dasar mengidentifikasi diagnosis keperawatan.
Diagnosa keperawatan merupakan “clinical judgement” yang berfokus pada
respons manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan atau
kerentanan (vulnerability) terhadap respons dari individu, keluarga, kelompok,
atau komunitas (NANDA International, 2014).
a. Diagnosis berfokus pada masalah
Diagnosis befokus pada masalah, selama ini dikenal dengan label aktual.
Clinical judgement yang menggambarkan respons yang tidak diinginkan
klien terhadap kondisi kesehatan / proses kehidupan yang ada pada individu,
keluarga, kelompok, atau komunitas. Hal ini didukung oleh batasan
karakteristik kelompok data (manifestasi tanda dan gejala) yang saling
berhubungan.
Contoh diagnosis aktual antara lain:
1) Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh.
2) Gangguan pola tidur
3) Disfungsi proses keluarga.
4) Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga.
5) Ketidakefektifan manajemen kesehatan.
6) Defisiensi kesehatan komunitas.
b. Diagnosis resiko
Clinical judgement yang menggambarkan kerentanan individu,
keluarga, kelompok atau komunitas yang memungkinkan berkembangnya
suatu respons yang tidak diinginkan dari klien terhadap kondisi kesehatan /
proses kehidupan. Hal ini didukung oleh berbagai faktor risiko yang
berkontribusi pada peningkatan kerentanan. Seperti label dari diagnosis risiko
diawali dengan frasa, “risiko”.
Contoh diagnosis risiko diantaranya:
1) Risiko kekurangan volume cairan.
2) Risiko intoleran aktivitas.
3) Risiko ketidakmampuan menjadi orangtua.
4) Risiko distres spiritual.
5) Risiko penyimpangan perilaku kesehatan.
6) Risiko kontaminasi.
d. Diagnosis sindrom
Clinical judgement yang menggambarkan suatu kelompok diagnosis
keperawatan yang terjadi bersama, mengatasi masalah secara bersama, dan
melalui beberapa intervensi yang sama. Sindrom nyeri kronik
menggambarkan diagnosis nyeri kronik yang mempunyai dampak pada
respons klien lain seperti diagnosis gangguan pola tidur, isolasi sosial,
kelelahan, atau gangguan mobilitas fisik. Kategori diagnosis sindrom dapat
berupa risiko atau masalah.
Contoh diagnosis keperawatan sindrom, diantaranya:
1) Sindrom kelemahan lansia.
2) Sindrom tidak berguna.
3) Sindrom post-trauma.
4) Sindrom stres relokasi.
5) Sindrom kekerasan.
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan adalah acuan tertulis yang terdiri dari
berbagai intervensi keperawatan yang direncanakan dapat mengatasi diagnosis
keperawatan sehingga klien dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya
(Suprajitno,2004).
Data hasil pengkajian menjadi dasar menentukan diagnosis keperawatan dan
menentukan hasil dan indikatornya sebagai dampak dari dilakukannya intervensi.
Outcome dari NOC diidentifikasi memperhatikan harapan perubahan respons klien
yang diinginkan, dengan mempertimbangkan karakteristik klien. Pencapaian
masing-masing hasil dan indikator ditentukan oleh waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masing-masing intervensi.
Setiap hasil dari NOC (Nursing Outcome Classification) harus mewakili
sebuah konsep yang digunakan untuk mengukur keadaan klien (individu, keluarga,
kelompok, atau komunitas), sebelum dan sesudah intervensi dilakukan. Hasil
(outcome) dikembangkan oleh perawat, akan tetapi tidak menutup kemungkinan
bagi disiplin ilmu lain untuk menemukan outcome juga yang dapat membantu
mengevaluasi keefektifan program intervensi mandiri perawat maupun yang
bersifat kolaborasi. Outcome harus spesifik, dapat diukur, realistik, dan dapat
dicapai. NOC terdiri dari 7 domain; 32 kelas; 490 outcome, dan 17 skala
pengukuran (Library of Conggress Cataloging in Publication Data, 2013b).
Outcome diukur berdasarkan “a five point Likert type scale(1-5)” dimana 1
menyatakan respons negatif dan 5 menyatakan respons posif untuk setiap jenis
indikator respons. Komponen hasil yang diukur sesuai dengan 7 domain yang akan
diukur, terdiri dari (1) fuctional health, (2) physiological helath: basic dan
complex, (3) psychososial helath,(4) health knowledge & behavior, (5) perceived
health, (6) family health, (7) community healthy. Misalnya untuk hasil kesiapan
disaster komunitas, rentang skala Likert adalah dari 1 sampai dengan 5, masing-
masing skala mempunyai nilai: 1 tidak adekuat, 2 kurang adekuat, 3 cukup
adekuat, 4 adekuat, dan 5 sangat adekuat. Salah satu indikator hasil kesiapan
disaster komunitas adalah identifikasi tipe potensi disaster (280401). Dalam
menentukan perubahan skala indikator hasil, harus memperhatikan sumber daya di
komunitas, misalnya peningkatan dari 1 menjadi 4 atau mempertahankan pada
level 4, jika sumber daya di komunitas sudah relatif adekuat.
Perawat membuat rencana tindakan asuhan keperawatan untuk mengatasi
masalah dan meningkatkan kesehatan klien dengan kriteria proses meliputi:
a. Perencanaan terdiri atas penerapan prioritas masalah, tujuan dan rencana
tindakan keperawatan.
b. Bekrjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan.
c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.
d. Mendokumentasikan rencana keperawatan (Nursalam,2007).
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditujukan pada rencana strategi untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Efendi &
Makhfudli,2009).
Nursing Intervention Classification (NIC) merupakan standar klasifikasi
yang komprehensif dari intervensi yang dilakukan oleh perawat. NIC digunakan
dalam perencanaan perawatan; dokumentasi klinis, keefektifan penelitian;
pengukuran produktivitas, evaluasi kompetensi, sistem penggantian
“reimbusment”, serta pengajaran. NIC mencakup semua intervensi yang dilakukan
perawat baik mandiri maupun kolaborasi; perawatan langsung maupun tidak
langsung. NIC dapat digunakan pada semua area, acute care to intensive care unit;
home care; hospice care; primary care; dan semua perawatan yang spesialistik
(critical care; occupational health nursing; gerontological nursing).
NIC terdiri dari 7 domain, yaitu (1) psycological (basic & complex); (2)
psycological; (3) behavior; (4) safety; (5) family; (6) health system; (7)
community; 30 kelas; 554 intervensi; dan kurang lebih 13.000 aktivitas. Intervensi
merupakan salah satu treatment berdasarkan penelitian klinis dan pengetahuan
yang dapat dilakukan oleh perawat (Library of Conggress Cataloging in
Publication Data, 2013a).
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam
rencana asuhan keperawatan dengan kriteria proses. Hal ini meliputi:
a. Bekerja sama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien.
d. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep,
keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang
digunakan.
e. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan
respons klien (Nursalam, 2007).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan suatu aktivitas tindakan perawat untuk
mengetahui efektivitas tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien. Evaluasi
asuhan keperawatan merupakan fase akhir dari proses keperawatan terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan. Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan,
kelengkapan, kualitas data, teratasi atau tidaknya masalah klien, dan pencapaian
tujuan serta ketepatan intervensi keperawatan.
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam
bentuk pencapaian tujuan, dan merevesi data dasar dan perencanaan dengan
kriteria proses meliputi:
a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif,
tepat waktu, dan terus-menerus.
b. Menggunakan data dasar dan respons klien dalam mengukur perkembangan
ke arah pencapaian tujuan.
c. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan teman sejawat.
d. Bekerjasama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
e. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.
Efendi,F & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Library of Congress Cataloging in Publication Data. (2013a). Nursing intervention
classification (NIC), 6th Edition. Mosby:Elseveir Inc.
Library of Congress Cataloging in Publication Data. (2013a). Nursing outcome
classification (NOC), 5th Edition. Mosby:Elseveir Inc.
NANDA International. (2014). Nursing diagnoses: definitions and classification 2015-
2017, 10th edition. UK:Wiley Blackwell.
Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan. Jakarta
:Salemba Medika.
Rice, R.(2006).Home Care Nursing Practice Concepts And Application. St.Louis Missouri
:Msby,Inc.
Suardana,I.W.2013. Manajemen Dan Aplikasi Home Care. Jakarta : Pusat Pendidikan Dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Suarli,S & Bahtiar,Y.(2009). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis.
Jakarta:Erlangga.
Suprajitno. (2004). Asuhan keperawatan keluarga :Aplikasi dalam praktik.(Monica
Ester,Ed). Jakarta:EGC.