Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL

FACTORS OF HOST DEFINITIVE AND ENVIRONMENT FOR


DHF OCCURS / FAKTOR RISIKO DEFINITIF HOST DAN
LINGKUNGAN TERJADINYA DBD (Study In Semarang
Municipality, Central Java, Indonesia)

DI SUSUN OLEH
Kelompok 2 :
Rudy C. Kurniawan NIM. 30000221410014
Rosa Faradila NIM. 30000221410004
Hendri Hariyanto NIM. 30000221410023
Dian Rohmayanti NIM. 30000221410011
Puti Andalusia S. Banilai NIM. 30000221410001
PROGRAM STUDI MAGISTER EPIDEMIOLOGI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

LATAR BELAKANG

DBD atau Dengue Haemorhaege Fever Pada Tahun 2022 jumlah kasus DBD dan
(DHF) juga penyakit yang disebabkan DSS di Kota Semarang terdapat 391
01 virus dengue dan disebarkan oleh 02 kasus dengan kematian sebanyak 16
nyamuk Aedes aegypti yang disertai kasus lebih tinggi jika dibandingkan
manifestasi perdarahan dan cenderung dengan tahun 2021 yaitu sebanyak 332
menimbulkan shock dan kematian. kasus dengan kematian sebayak 9 kasus.

Angka IR DBD di Kota Semarang telah


mencapai 23,41 / 100.000 penduduk. Faktor lingkungan dan host berperan
03 Target CFR DBD Nasional tahun 2022 04 dalam menyebabkan tingginya kejadian
adalah ≤ 0,7%. Saat ini CFR DBD Kota DBD di suatu wilayah.
Semarang telah mencapai 4,09%.
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

RUMUSAN MASALAH

Apakah jenis kelamin berpengaruh


01 terhadap kejadian DBD di Kota
Semarang?

Apakah tingkat pendidikan


02 berpengaruh terhadap kejadian DBD
di Kota Semarang?

Apakah tingkat pendapatan


03 berpengaruh terhadap kejadian
DBD di Kota Semarang?
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

RUMUSAN MASALAH

Apakah pengetahuan berpengaruh


04 terhadap kejadian DBD di Kota
Semarang?

Apakah sikap pencegahan DBD


05 berpengaruh terhadap kejadian DBD
di Kota Semarang?

Apakah praktik Pemberantan Sarang


Nyamuk (PSN) berpengaruh
06 berpengaruh terhadap kejadian DBD di
Kota Semarang?
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

RUMUSAN MASALAH

Apakah kebiasaan tidur siang


07 berpengaruh terhadap kejadian DBD
di Kota Semarang?

Apakah kebiasaan menggantung


08 pakaian berpengaruh terhadap
kejadian DBD di Kota Semarang?

Apakah kebiasaan memakai


09 repellent berpengaruh terhadap
kejadian DBD di Kota Semarang?
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

RUMUSAN MASALAH

Apakah peran tokoh masyarakat


10 berpengaruh terhadap kejadian DBD
di Kota Semarang?

Apakah peran tenaga kesehatan


11 berpengaruh terhadap kejadian DBD
di Kota Semarang?

Apakah peran kader pemantau


12 jentik berpengaruh terhadap
kejadian DBD di Kota Semarang?
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui pengaruh jenis


01 kelamin terhadap kejadian DBD di
Kota Semarang.

Untuk mengetahui pengaruh tingkat


02 pendidikan terhadap kejadian DBD
di Kota Semarang.

Untuk mengetahui pengaruh tingkat


03 pendapatan terhadap kejadian DBD
di Kota Semarang.
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui pengaruh


04 pengetahuan terhadap kejadian DBD
di Kota Semarang.

Untuk mengetahui pengaruh sikap


05 pencegahan DBD terhadap kejadian
DBD di Kota Semarang.

Untuk mengetahui pengaruh praktik


Pemberantan Sarang Nyamuk
06 (PSN) terhadap kejadian DBD di
Kota Semarang.
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui pengaruh


07 kebiasaan tidur siang terhadap
kejadian DBD di Kota Semarang.

Untuk mengetahui pengaruh


kebiasaan menggantung pakaian
08
terhadap kejadian DBD di Kota
Semarang.
Untuk mengetahui pengaruh
kebiasaan memakai repellent
09 terhadap kejadian DBD di Kota
Semarang.
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui pengaruh peran


10 tokoh masyarakat terhadap kejadian
DBD di Kota Semarang.

Untuk mengetahui pengaruh peran


11 tenaga kesehatan terhadap kejadian
DBD di Kota Semarang.

Untuk mengetahui pengaruh peran


12 kader pemantau jentik terhadap
kejadian DBD di Kota Semarang.
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

KAJIAN PUSTAKA
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

Definisi DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan
oleh virus dengue yang ditandai dengan demam 2-7 hari disertai dengan manifestasi
perdarahan, penurunan trombosit (trombositopenia) dan adanya hemokonsentrasi yang
ditandai kebocoran plasma (peningkatan hematokrit, asites, efusi pleura,
hipoalbuminemia) selain itu penyakit DBD juga dapat disertai gejala-gejala tidak khas
seperti nyeri kepala, nyeri otot & tulang, ruam kulit atau nyeri belakang bola mata.
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

Etiologi DBD
Demam berdarah terjadi ketika seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi virus
Dengue. Nyamuk Aedes aegypti adalah spesies utama yang menyebabkan penyakit
DBD. Virus dengue termasuk dalam genus Flavirus, keluarga flaviridae dan memiliki
4 serotipe virus dimana serotipe Den-3 paling banyak ditemukan di Indonesia.
Seseorang yang tinggal di daerah epidemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4
serotipe selama hidupnya.
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

Patofisiologi DBD
Fenomena patologis utama pada penderita DHF adalah meningkatnya permeabilitas
dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan atau kebocoran plasma
sehingga mengakibatkan berkurangnya volume plasma yang secara otomatis jumlah
trombosit akan berkurang. Fenomena patologis lainnya yaitu terjadinya hipotensi
(tekanan darah rendah) yang terjadi karena berkurangnya haemoglobin, terjadinya
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20%) dan renjatan (syok).
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

Nyamuk Aedes aegypti Nyamuk Aedes albopticus


Aedes aegypti merupakan nyamuk yang Nyamuk Aedes albopictus dewasa memiliki
dapat berperan sebagai vektor penyakit ciri-ciri fisik yang hampir sama dengan
DBD. Aedes aegypti lebih senang pada Aedes aegypti hanya saja pada nyamuk
genangan air yang terdapat di dalam Aedes albopictus memiliki mesonotum
suatu wadah atau container bukan bergambar pita putih longitudinal. Aedes
genangan air di tanah. Tempat albopictus atau yang sering disebut tiger
perkembangbiakan yang potensial adalah mosquito atau forest mosquito adalah
tempat penampungan air yang digunakan spesies asli yang berasal dari daerah tropis,
untuk keperluan sehari-hari seperti drum, Selain menggigit manusia, nyamuk Aedes
bak mandi, bak WC, tempayan, ember albopictus menggigit hewan peliharaan dan
dan lain-lain. hewan buas.
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEJADIAN DBD
Penjamu / Host Penjamu / Host
Beberapa variabel yang berkaitan dengan Virus dengue dapat menginfeksi manusia dan
karakteristik pejamu adalah umur, jenis beberapa spesies primata. Manusia
kelamin, pendidikan, pekerjaan, imunitas, merupakan reservoir utama virus dengue di
status gizi, ras dan perilaku. daerah perkotaan.

Agent Agent
Penularan DBD terjadi melalui gigitan Virus dengue ditularkan kepada manusia
nyamuk Aedes sp. Betina yang sebelumnya melalui gigitan nyamuk Aedes spp.
telah membawa virus dalam tubuhnya dari
penderita baru.

Environment Environment
Kondisi geografis wilayah berupa ketinggian Faktor lingkungan merupakan salah satu
dari permukaan laut, curah hujan, angin, faktor penting yang berkaitan dengan
kelembaban serta musim/iklim dan demografis terjadinya infeksi dengue.
wilayah seperti kepadatan penduduk
mempengaruhi kejadia DBD di suatu wilayah.
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

KERANGKA KONSEP
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

HIPOTESA

Ada hubungan antara jenis kelamin


H1 terhadap kejadian DBD di Kota
Semarang.

Ada hubungan antara tingkat pendidikan


H2 terhadap kejadian DBD di Kota Semarang.

Ada hubungan antara tingkat


H3 pendapatan terhadap kejadian DBD
di Kota Semarang.
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

HIPOTESA

Ada hubungan antara pengetahuan


H4 terhadap kejadian DBD di Kota
Semarang.

Ada hubungan antara sikap


H5 pencegahan DBD terhadap kejadian
DBD di Kota Semarang.

Ada hubungan antara praktik


Pemberantan Sarang Nyamuk
H6 (PSN) terhadap kejadian DBD di
Kota Semarang.
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

HIPOTESA

Ada hubungan antara kebiasaan tidur


H7 siang terhadap kejadian DBD di Kota
Semarang.

Ada hubungan antara kebiasaan


H8 menggantung pakaian terhadap
kejadian DBD di Kota Semarang.

Ada hubungan antara kebiasaan


H9 memakai repellent terhadap
kejadian DBD di Kota Semarang.
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

HIPOTESA

Ada hubungan antara peran tokoh


H10 masyarakat terhadap kejadian DBD
di Kota Semarang.

Ada hubungan antara peran tenaga


H11 kesehatan terhadap kejadian DBD di
Kota Semarang.

Ada hubungan antara peran kader


H12 pemantau jentik terhadap kejadian
DBD di Kota Semarang.
VARIABEL DAN DEFINISI
OPERASIONAL
NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL KRITERIA OBJEKTIF

Jenis kelamin yaitu ciri biologis yang dilihat


dari penampilan luar yang disesuaikan
1: Jika responden berjenis kelamin laki-laki.
1 Jenis Kelamin berdasarkan pengamatan dan pengisian
2: Jika responden berjenis kelamin perempuan.
kuesioner, dibedakan menjadi laki-laki dan
perempuan.

1. Rendah: Jika responden mempunyai


pendidikan terakhir SD dan SMP.
Tingkat pendidikan merupakan sekolah terakhir 2. Menengah: Jika responden mempunyai
2 Tingkat Pendidikan
pendidikan formal yang dilalui responden. pendidikan terakhir SMA/sederajat.
3. Tinggi: Jika responden mempunyai pendidikan
terakhir Diploma/Sarjana.

Tingkat pendapatan adalah sejumlah uang atau 1. Rendah: Jika pendapatan keluarga responden <
barang yang dapat digunakan oleh keluarga UMK Kota Semarang (Rp 2.800.000/bulan.
3 Tingkat Pendapatan
selama satu bulan untuk pangan dan non 2. Tinggi: Jika pendapatan keluarga responden >
pangan. UMK Kota Semarang (Rp 2.800.000/bulan.
1. Rendah: Jika responden mempunyai skor
Pengetahuan yaitu wawasan ilmu yang dimiliki
jawaban 0-5.
4 Pengetahuan oleh responden mengenai pengertian,
2. Tinggi: Jika responden mempunyai skor
penyebab, pencegahan dan penanganan DBD.
VARIABEL DAN DEFINISI
OPERASIONAL
NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL KRITERIA OBJEKTIF

1. Tidak mendukung: Jika responden mempunyai skor


Sikap pencegahan yaitu tanggapan atau jawaban 0-5.
5 Sikap Pencegahan DBD
reaksi responden tentang DBD. 2. Mendukung: Jika responden mempunyai skor jawaban 6-
10.

1. Buruk: Jika responden tidak menguras TPA seminggu


sekali, tidak menutup TPA, tidak mendaur ulang barang
Kegiatan yang dilakukan untuk bekas, tidak memelihara ikan pemakan jentik, tidak
Praktik Pemberantasan Sarang mencegah kejadian penyakit demam memasang kawat kasa, tidur tidak menggunakan kelambu.
6
Nyamuk (PSN) berdarah dengan cara melakukan 3M 2. Baik: Jika responden menguras TPA seminggu sekali,
Plus. menutup TPA, mendaur ulang barang bekas, memelihara
ikan pemakan jentik, memasang kawat kasa, tidur
menggunakan kelambu.

1. Berisiko: Jika responden mempunyai kebiasaan tidur siang.


Tidur siang merupakan aktivitas
7 Kebiasaan Tidur Siang responden dalam beristirahat di siang
2. Tidak Berisiko: Jika responden tidak mempunyai kebiasaan
hari.
tidur siang.
Kebiasaan menggantung pakaian yang 1. Berisiko: Jika responden mempunyai kebiasaan
Kebiasaan Menggantung udah dipakai akan membuat nyamuk menggantung pakaian.
8
Pakaian Aedes aegypti untuk berdiam di tempat 2. Tidak Berisiko: Jika responden tidak mempunyai kebiasaan
tersebut. menggantung pakaian.
VARIABEL DAN DEFINISI
NO VARIABEL
OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL KRITERIA OBJEKTIF

1. Berisiko: Jika responden tidak menggunakan


Penggunaan obat anti nyamuk adalah kegiatan untuk obat anti nyamuk pada pukul 08.00-10.00 dan
menghindari gigitan nyamuk, berupa penggunaan 15.00-17.00.
9 Kebiasaan Memakai Repellent
repellent, obat nyamuk bakar, semprot, atau elektrik 2. Tidak Berisiko: Jika responden menggunakan
pada pukul 08.00-10.00 dan 15.00-17.00. obat Anti nyamuk pada pukul 08.00-10.00
dan 15.00-17.00.

Peran tokoh masyarakat untuk mau secara terus 1. Tidak Mendukung: Jika peran tokoh
menerus menggerakkan masyarakat melalui kegiatan masyarakat sangat kurang.
10 Peran Tokoh Masyarakat
promosi kesehatan, penyuluhan serta reward bagi 2. Mendukung: Jika peran tokoh masyarakat
yang berhasil melaksanakannya. cukup baik..

Peran tenaga kesehatan yaitu aktivitas tenaga


kesehatan yang mampu meningkatkan semangat 1. Tidak aktif: Jika peran tenaga kesehatan sangat
11 Peran Tenaga Kesehatan masyarakat dalam memerangi DBD dan selalu siap kurang.
melayani masyarakat yang berkonsultasi mengenai 2. Aktif: Jika peran tenaga kesehatan cukup baik.
DBD.

Peran Kader pemantau jentik sangat penting dalam


1. Tidak aktif: Jika peran kader pemantau jentik
pengendalian vektor demam berdarah dengue.
sangat kurang.
12 Peran Kader Pemantau Jentik Peningkatan partisipasi masyarakat melalui kader
2. Aktif: Jika peran kader pemantau jentik cukup
pemantau jentik perlu pemberdayaan masyarakat
baik.
dalam bentuk proses pembelajaran.
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

JENIS PENELITIAN

Penelitian Kasus Kontrol


Penelitian ini dimulai dengan identifikasi pasien
dengan efek atau penyakit tertentu (kelompok
kasus/kelompok yang menderita penyakit DBD) dan
kelompok tanpa efek (kelompok kontrol/kelompok
yang tidak menderita penyakit DBD), kemudian
secara retrospektif ditelusuri faktor risiko yang dapat
menerangkan mengapa kasus terkena efek,
sedangkan kontrol tidak.
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

POPULASI

Kasus
Populasi kasus dalam penelitian ini adalah orang
penderita Demam Berdarah Dengue pada bulan
Januari-Desember tahun 2021 yang terdaftar dalam
laporan bulanan Rumah Sakit yang berada di Kota
Semarang.

Kontrol
Populasi kontrol dalam penelitian ini adalah orang
yang bukan penderita Demam Berdarah Dengue
yang tinggal di sekitar rumah kasus (tetangga
penderita) yang terdaftar pernah sakit Demam
Berdarah Dengue pada bulan Januari-Desember
tahun 2021 di beberapa Rumah Sakit Kota
Semarang.
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

SAMPEL
Kasus

• Kriteria Inklusi
Tercatat sebagai penderita di Rumah Sakit di Kota
Semarang pada bulan Januari-Desember 2021.
Bersedia jadi responden.

• Kriteria Ekslusi
1. Nomor telepon seluler tidak ada di data
sekunder Dinas Kesehatan Kota Semarang dan
Rumah Sakit.
2. Sudah 3 kali didatangi untuk diwawancara
tetapi tidak ada.
3. Sudah 3 kali dihubungi untuk ditanya
kesediaan menjadi responden tetapi tidak
diangkat.
4. Tidak bersedia menjadi responden.
PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

SAMPEL
Kontrol

• Kriteria Inklusi
1. Bertempat tinggal dengan jarak rumah
100 meter dari rumah penderita Demam
Berdarah Dengue.
2. Memiliki jenis kelamin yang sama dengan
kasus.
3. Mempunyai umur yang hampir sama
dengan umur kasus.
4. Bersedia menjadi responden.
• Kriteria Ekslusi
1. Warga pendatang.
2. Warga yang tidak berada di tempat pada
saat penelitian berlangsung.
3. Tidak bersedia menjadi responden.
DAFTAR PUSTAKA
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Kementerian Kesehatan. Jakarta:
Ditjen P2PL; 2011.
• WHO. Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. 1st Ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2005.
• Iriani Y. Hubungan Antara Curah Hujan dan Peningkatan Kasus Demam Berdarah Dengue Anak di Kota Palembang. Sari Pediatr.
2016;13(6):378.
• Pratama Gy. Nyamuk Anopheles Sp dan Faktor Yang Mempengaruhi di Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.
• Sastroasmoro, Prof.Dr.Sudigdo Dan Ismail, P. D. S. (2011). (2011). Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Klinis (4th Ed.). Jakarta:
Sagung Seto.
• Hidayat. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Pengambilan Data. Jakarta: Selimba Medika.
DAFTAR PUSTAKA
• Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2010 Nomor 7, Peraturan daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pengendalian
Penyakit Demam Berdarah Dengue. Semarang, 2010.
• Misnadiarly. 2009. Demam Berdarah Dengue (DBD) : Ekstrak Daun Jambu Biji Bisa untuk Mengatasi DBD. Jakarta: Pustaka Populer
Obor.
• Wirayoga MA. Hubungan kejadian demam berdarah dengue dengan iklim di kota semarang pada tahun 2006-2011. Semarang:
Universitas Negeri Semarang, 2013:10-34.
• Ardha Dinata, dkk, 2012, Karakteristik Lingkungan Fisik, Biologi, dan Sosial di Daerah Endemis DBD kota Banjar tahun 2011, Jurnal
Ekologi Kesehatan: Vol. 11 No 4.
• Endo Dardjito, dkk, Beberapa Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di
Kabuapaten Banyumas, Jurnal : Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 3 Tahun 2008 : 126 – 136.
TERIMA KASIH
PROGRAM STUDI MAGISTER EPIDEMIOLOGI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Anda mungkin juga menyukai