Anda di halaman 1dari 29

MINI PROJECT

HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN


PENINGKATAN KASUS DEMAM BERDARAH
DENGUE DI RW 011 GUNUNG PUYUH WILAYAH
PUSKESMAS CIPELANG
Disusun oleh:
Dr. Harry Leksono Adhiputro
LATAR BELAKANG
Keputusan MenKes Nomor 581/MENKES/SK/VII/1992
tentang Pemberantasan penyakit Demam Berdarah Sikap
Penduduk

Keputusan MenKes Nomor 92 tahun 1994


tentang perubahan keputusan MenKes diatas,
dimana lebih menitikberatkan pada Upaya Tingginya
Pencegahan dengan Gerakan Pemberantasan angka
Sarang Nyamuk (PSN). kasus DBD

Keadaan Perilaku
Peraturan MenKes RI Nomor 374/MENKES/PER/III/2010 Lingkungan penduduk
tentang Pengendalian Vektor.

Pengendalian Vektor DBD yang paling efisien dan efektif


adalah dengan memutus rantai penularan melalui
pemberantasan jentik. Pelaksanaannya di masyarakat
dilakukan melalui upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk
Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) dalam bentuk
kegiatan 3 M plus.
LATAR BELAKANG
Penderita DBD
6

0
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Penderita DBD

Berdasarkan data yang di dapat dari Puskesmas Cipelang, pada tahun 2017
dan tahun 2018 tidak ada tercatat kasus DBD di wilayah RW 11 Gunung Puyuh.
Namun pada tahun 2019 pada bulan Januari hingga Februari, tercatat kasus
DBD di wilayah tersebut sekitar 5 orang menderita DBD.
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana perilaku masyarakat terkait


dengan peningkatan kasus DBD di RW
011 Gunung Puyuh wilayah Puskesmas
Cipelang?
TUJUAN MANFAAT
• Mengetahui perilaku masyarakat terkait • Masyarakat:
dengan persentase peningkatan kasus DBD • Mengetahui informasi tentang penyakit DBD
di RW 011 Gunung Puyuh wilayah dan penanganan dalam mengatasi penyakit
Puskesmas Cipelang. DBD
• Puskesmas:
• Mengetahui kondisi dan perilaku masyarakat
terkait dengan peningkatan angka kasus DBD di
RW 011 Gunung Puyuh wilayah Puskesmas
Cipelang.
TINJAUAN PUSTAKA
• Demam Berdarah Dengue (DBD) 

Demam yang berlangsung selama 2-7 hari disertai


dengan manifestasi perdarahan, Jumlah Trombosit
<100.000/mm3, adanya tanda kebocoran plasma dan
atau hasil pemeriksaan serologis menunjukkan hasil
positif pada IgG saja atau IgG dan IgM pada rapid test.

Tanda kebocoran plasma:


• Hematokrit ≥ 20% dari nilai normal
• Efusi pleura
• ascites
• Hipoproteinemia/ hipoalbuminemia

Dengue Shock Syndrome (DSS) 

Kasus DBD dimana sudah terjadi kegagalan sirkulasi


yang ditandai dengan denyut nadi yang cepat dan
lemah, menyempitnya tekanan nadi (≤ 20 mmHg) atau
hipotensi (kulit dingin dan lembab, pasien gelisah)
ETIOLOGI
• Penyebab Dengue  Arthrophod Borne Virus,
Genus Flavivirus.
• Virus berukuran kecil (50nm), memiliki single
stranded RNA
• Terbentuk dari 3 gen protein structural:
• Nucleocapsid/protein core (C)
• Membrane-associated protein (M)
• Dan Envelope protein (E)

Serotipe
Terdapat empat serotipe virus yang
disebut DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4.

Hasil penelitian di Indonesia 


Dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus
DBD berat dan merupakan serotipe yang
paling luas distribusinya disusul oleh
Dengue-2, Dengue-1 dan Dengue -4
PENULARAN DAN INKUBASI

• Nyamuk Aedes betina  terinfeksi virus


dengue saat hisap darah dari penderita
yang masih fase demam akut/viraemia (2
hari sebelum panas – 5 hari setelah
demam timbul)
• Nyamuk infektif 8-12 hari sesudah
mengisap darah
• Kelenjar ludah nyamuk terinfeksi lalu
menularkan virus melalui gigitan nyamuk
ke tubuh orang lain  3-4 hari timbul
gejala awal penyakit (demam, pusing,
myalgia)
TANDA DAN GEJALA
• Demam terus-menerus 2-7 hari
• Perdarahan disebabkan oleh vaskulopati,
trrombositopenia, gangguan fungsi
trombosit serta koagulasi intravascular
menyeluruh.
• Perdarahan terbanyak adalah di kulit (uji
tourniquet/bendung)  dinyatakan positif
bila ada 10 atau lebih petekie di lengan
bawah bagian depan di sekitar tanda
lingkaran seluas 1 inci persegi.
• DSS terjadi saat atau segera setelah suhu
turun (hari ke 3-7)
PENATALAKSANAAN
DBD
• Bagan I:
• Kasus Tersangka DBD
PENATALAKSANAAN
DBD
• Bagan II :
• Kasus DBD derajat I dan II TANPA
peningkatan hematokrit
PENATALAKSANAAN
DBD
• Bagan III :
• Kasus DBD derajat I dan II DENGAN
peningkatan hematocrit >20%
PENATALAKSANAAN
DBD
• Bagan IV :
• Kasus DBD derajat III dan IV dan
Sindrom Syok Dengue (SSD)
PENCEGAHAN DENGAN 3M PLUS
METODE
• Metode Penelitian  secara observasional dengan menggunakan metode survei dan
wawancara dengan pendekatan crosssectional study, yakni suatu rancangan studi
epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian).

• Waktu dan Tempat Pengumpulan Data  wilayah RW 11 Gunung Puyuh, pada bulan
Maret 2019

• Instrumen Pengumpulan Data  kuesioner, leaflet, dan penyuluhan pada wilayah


yang ditentukan

• Perencanaan dan Pemilihan Intervensi 


• Petugas yang berperan dalam mini project ini yaitu petugas kesehatan puskesmas
terutama bagian pemegang program penyakit berbasis lingkungan di Puskesmas
Cipelang.

• Sasaran intervensi adalah warga pada wilayah RW 011 Gunung Puyuh.


METODE
• Subjek Penelitian  kepala keluarga/wakil kepala keluarga yang bertempat
tinggal di RW 11 Gunung Puyuh dan bersedia menjadi responden penelitian
• Sampel  pada penelitian ini perhitungan sampel yang digunakan adalah:

𝑁 65
𝑛= 𝑛=
1 + 65 𝑥 0,12
1 + 𝑁𝑒 2
• n = jumlah sampel 𝑛 = jumlah sampel = 40 orang

• N = jumlah populasi
• e = batas toleransi kesalahan (0,1)
METODE
• Variabel penelitian
• Variabel Bebas  pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap kejadian DBD
dimana terbagi menjadi kebiasaan menyimpan pakaian di tempat baju kotor,
kebiasaan menutup tempat penampungan air, kebiasaan pengurasan tempat
penampungan air, kebiasaan mengubur tempat pembuangan sampah, dan
kebiasaan memakai kelambu atau lotion anti nyamuk.
• Variabel Terikat  Kejadian DBD
• Pengumpulan data
• Sumber data  Primer (pengisian kuesioner), dan Sekunder (data dari
puskesmas)
• Pengolahan data
• Editing  coding  Entry  Cleaning
ALUR PENELITIAN
HASIL
Insiden Penyakit DBD
Jenis Kelamin
Penderita DBD
6

5 20%
4

2
80%
1

0
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Laki-Laki Perempuan
Penderita DBD

Grafik 1. Insiden DBD dari tahun 2017 hingga 2019 Grafik 2. Karakteristik Warga RW 11
Berdasarkan Jenis Kelamin
Insiden DBD pada wilayah RW 11 meningkat secara Sebanyak 40% memiliki usia < 50 tahun.
signifikan pada tahun 2019 dimana pada tahun Sedangan 60% lainhya memiliki usia ≥ 50
sebelumya tidak tercatat adanya penderita DBD. tahun
HASIL PENELITIAN
Pengetahuan Sikap

13% 0%

Baik Baik
Kurang Kurang

87% 100%

Pengetahuan dan sikap warga RW 11 terhadap DBD


masih terbilang sangat baik
PERILAKU
Menyimpan Pakaian di Menutup Tempat Menguras Bak Mandi
Tempat Baju Kotor Penampungan Air

35%
30% Tidak
40% Tidak Tidak
Ya
60% Ya Ya 65%
70%

Mengubur Sampah- Untuk perilaku dibagi menjadi 5 Memakai Kelambu


Sampah bagian. Dan terlihat bahwa warga RW atau Lotion Anti
11 Gunung Puyuh masih belum Nyamuk
menunjukkan perilaku yang baik
18%
dalam menangani DBD.
Tidak
43% Tidak
Ya
Kecuali untuk menguras bak mandi, 57% Ya
82%
warga RW 11 sudah mengurasnya
minimal seminggu sekali
HASIL FOTO KUNJUNGAN RUMAH

Jentik ditemukan disini


saat diberi cahaya senter

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3


Gambar 4
• Pada gambar 1,2, dan 3 dapat dilihat betapa kotornya
lingkungan di sekitar perumahan RW 11 Gunung Puyuh. Sampah • Pada Gambar 4 ini ditemukan adanya jentik nyamuk
juga dibiarkan berserakan di sebelah maupun di depan yang hinggap di permukaan air di bak mandi salah
rumahnya. satu perumahan di RW 11 saat kunjungan rumah
• Pada gambar 1 terlihat genangan pada kandang burung yang
tidak di bersihkan.
HASIL FOTO KUNJUNGAN RUMAH

• Pada gambar 7 diistu saya menemukan ember yang


sudah terisi air dan sudah lama tidak di buang dan
mencoba mencari jentik nyamuk di wadah tersebut
• Pada gambar 8 dan 9 disini dapat dilihat bahwa
sampah yang terdapat di gambar 9 tersebut berada
tepat di sebelah rumah pada gambar 8. sampah ini
nantinya dapat menjadi tempat bersarangnya nyamuk
aedes aegypti dan juga bibit penyakit lainya.

Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9


HASIL FOTO KUNJUNGAN RUMAH

• Kegiatan Penyuluhan DBD di Mesjid wilayah


RW 11 Kelurahan Gunung Puyuh
LEAFLET DBD
KESIMPULAN
• Frekuensi menguras bak mandi yang dilakukan warga
• Pengetahuan warga RW 11 Kelurahan Gunung RW 11 Kelurahan Gunung Puyuh sudah baik dan sudah
Puyuh tentang DBD masih terbilang baik. Dari minimal seminggu sekali. Walau beberapa masih ada
40 warga, didapatkan 35 warga (87.5%) masih yang belum menguras bak mandi dirumahnya.
tahu mengenai DBD, sedangkan 5 warga
sisanya (12.5%) masih cenderung kurang • Kebanyakan warga RW 11 Kelurahan Gunung Puyuh
mengetahui mengenai DBD. belum melakukan mengubur sampah-sampah atau
• Sikap warga RW 11 Kelurahan Gunung Puyuh barang bekas yang dibuang. Sehingga masih banyak
terhadap penyakit DBD sudah sangat baik, dari sampah dan barang bekas yang terdampar didekat
40 warga didapatkan seluruh 40 warga (100%) lokasi perumahannya dan menjadi salah satu tempat
masih memiliki sikap yang baik terhadap bersarangnya nyamuk Aedes Aegypti.
kejadian DBD.
• Sebagian besar warga RW 11 Kelurahan • Sebagian besar warga RW 11 Kelurahan Gunung Puyuh
Gunung Puyuh masih menyimpan pakaian belum memakai kelambu waktu tidur siang dan lotion
bekas pakai dengan cara digantung di anti nyamuk saat malam hari sehingga dapat rentan
belakang pintu daripada diletakkan di tempat terkena gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
baju kotor.
• Sebagian besar warga RW 11 Kelurahan • Kejadian DBD pada awal tahun 2019 ini dari bulan
Gunung Puyuh masih belum menutup tempat Januari hingga Februari mengalami peningkatan
penampungan air dengan benar. Jika ada dimana pada tahun-tahun sebelumnya tidak ada
juga dibiarkan dalam keadaan terbuka tidak kasus DBD di wilayah penelitian ini.
tertutup.
SARAN
• Puskesmas
• Puskesmas harus memberi perhatian lebih dalam promosi kesehatan
pada para warga di RW 11 Kelurahan Gunung Puyuh dengan
melakukan penyuluhan mengenai Demam Berdarah Dengue dan
pencegahannya.
• Warga RW 11 Gunung Puyuh
• Saling mengingatkan agar selalu menjaga kebersihan lingkungan
rumah dan sekitarnya agar tidak menjadi tempat bersarangnya
nyamuk Aedes Aegypti dan tidak menyebarnya penyakit Demam
Berdarah Dengue dan juga mengurangi resiko terkena penyakit
Demam Berdarah Dengue.
• Penelitian Selanjutnya
• Dapat meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian
Demam Berdarah Dengue yang tidak dilakukan di penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai