Anda di halaman 1dari 27

SURVEILANS DEMAM BERDARAH

DENGUE (DBD)

Pembimbing: dr. H. Syamsul Arifin, M.Pd, DLP.

Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat


Program Studi Pendidikan Dokter 2011
PENDAHULUAN
 Demam berdarah adalah suatu penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui
nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
 Tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health
Organization (WHO) mencatat negara Indonesia
sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia
Tenggara.
 Penyakit akibat virus Dengue masih tetap
merupakan masalah kesehatan masyarakat
sampai saat ini. Meskipun angka mortalitas
cenderung menurun namun angka morbiditas
tetap.
ETIOLOGI

 Genus
Flavivirus,
Flaviviridae
Distribusi Kasus Dengue di Negara-negara AsiaTahun
2000-2009
Faktor Risiko

• Urbanisasi Tidak Terkontrol

Lingkungan •

Pengelolaan Limbah
Kurangnya Pengendalian Nyamuk yang Efektif
• Melemahnya Struktur KesMas

• Imunologi

Host •

Strain Virus
Usia
• Riwayat Genetik

Iklim • Kenaikan Rata-Rata Temperatur


• Pola Iklim Hujan dan Kemarau
Langkah Diagnosis

TDBD DD DBD
Panas
Panas DD
Prodromal Trombositopenia
Sindrom < 100.000
Perdarahan (Uji
Torniquet) Manifestasi
Kebocoran
Perdarahan
Plasma
Tidak ada Tidak Ada
Gejala Lain Tanda Grade I-IV
Kebocoran
Plasma
Epidemiologi
Insiden Rate (IR)
IR ╦ CFR

Insiden Rate DBD per 100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR) di Indonesia tahun
2005 – 2010
Kegiatan Pokok Pengendalian DBD

 Surveilans Epidemiologi

 Penemuan dan Tatalaksana Kasus

 Pengendalian Vektor

 Peningkatan Peran Serta Masyarakat

 Sistem Kewaspadaan Dini

 Penyuluhan

 Kemitraan Kerja
Uraian Pencegahan
dan Pemberantasan
Penyakit DBD

1. Penyelidikan Epidemiologi

2. Penanggulangan Fokus

3. Surveilans DBD
Penyelidikan Epidemiologi
Penatalaksanaan PE

Pelaporan Dinas
Wawancara Pencatatan Kabupaten/Kota

Penanggulangan
Apabila Fokus
Demam (Uji Periksa Ditemukan 1
Torniquet) Jentik DBD / 3
TDBD
Penatalaksanaan PE
Penanggulangan Fokus
Surveilans DBD

 Surveilans Demam Berdarah Dengue (DBD)


adalah proses pengumpulan, pengolahan,
analisis, dan interpretasi data, serta
penyebarluasan informasi ke penyelenggara
program.
Surveilans DBD

 Memantau kecenderungan penyakit DBD


 Mendeteksi dan memprediksi terjadinya KLB
DBD serta penanggulangannya
 Menindaklanjuti laporan kasus DBD dengan
melakukan PE, serta melakukan
 penanggulangan seperlunya,
 Memantau kemajuan program pengendalian DBD
 Menyediakan informasi untuk perencanaan
pengendalian DBD
 Pembuatan kebijakan pengendalian DBD
Istilah – istilah
Surveilans DBD

 Suspek Infeksi Dengue


Probable Demam Dengue
Demam Berdarah Dengue
Sindrom Syok Dengue
Kasus
Kewaspadaan Dini DBD
Laporan Kewaspadaan dini DBD
Kecamatan Endemis
Kecamatan Sporadis
Kecamatan Potensial
Kecamatan Bebas
Koordinasi Perencanaan

Pusat Provinsi Kabupaten / Kecamatan


Kota
• Unit Pelayanan
Pusat
• Unit Pelaksana
Tekhnis (Provinsi)
• Puskesmas
• Unit Pelaksana
• Pusat Data • Rumah Sakit (Kabupaten/Kota)
Informasi Pusat dan Provinsi • Rumah Sakit
• Badan Penelitian • Laboratorium (Kabupaten/Kota)
dan Provinsi • Laboratorium
Pengembangan (Kabupaten/Kota)
Kesehatan
PelaksanaanSurveilans
DBD

Pengumpulan Pengolahan Penyebarluasan


Analisis Data
Data Data Informasi
Alur Pelaporan DBD
Surveilans Vektor DBD

Surveilans Vektor DBD meliputi proses


pengumpulan, pencatatan, pengolahan, analisis
dan interpretasi data vektor serta
penyebarluasan informasi ke penyelenggara
program dan pihak instansi terkait secara
sistematis dan terus menerus.
Surveilans Vektor DBD

 a) Kimiawi dengan insektisida dan larvasida


 b) Biologi dengan menggunakan musuh alami
seperti predator, bakteri dll
 c) Managemen lingkungan seperti mengelola
atau meniadakan habitat perkembangbiakan
nyamuk yang terkenal dengan 3 M plus atau
gerakan PSN (pengendalian sarang nyamuk)
 d) penerapan peraturan perundangan
 e) meningkatkan peran serta masyarakat
dalam pengendalian vektor
PENUTUP
 Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi
virus yang dibawa melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Biasanya ditandai dengan demam yang bersifat bifasik
selama 2-7 hari, ptechia dan adanya manifestasi perdarahan
 Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini
masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang utama di Indonesia.
 Surveilans pada pengendalian DBD meliputi kegiatan surveilans
kasus secara aktif maupun pasif, surveilans vektor (Aedes sp),
surveilans laboratorium dan surveilans terhadap faktor risiko
penularan penyakit
 Pada dasarnya metode pengendalian vektor DBD yang paling efektif
adalahdengan melibatkan peran serta masyarakat (PSM).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai