Anda di halaman 1dari 2

Nama : Viorika Amanda

NIM : 220612606545

Offering : G

ANALISIS DAMPAK KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE PROVINSI JAWA


TIMUR BERDASARKAN KEPADATAN PENDUDUK
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue dimana manusia sebagai pembawa utama virus, melalui hasil dari gigitan nyamuk
aedes aegypti dan aedes albopictus. Banyak faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi
perkembangbiakan nyamuk demam berdarah yaitu seperti perubahan iklim, faktor lingkungan
hingga kepadatan penduduk. Faktor yang menyebabkan terjadinya penyebaran dan
peningkatan kasus DBD memanglah sangat kompleks, salah satunya yaitu pertumbuhan
penduduk yang tinggi, pertumbuhan ini disebabkan oleh banyak hal seperti urbanisasi yang
tidak terencana atau tidak terkendali, adanya kontrol vektor nyamuk yang efektif di kalangan
ora, dan peningkatan sarana transportasi.
Pada umumnya, kenaikan jumlah penduduk yang pesat disebabkan oleh banyaknya
negara-negara yang terserang akibat penyakit demam berdarah dengue. Penyakit tersebut
akan dibawa oleh manusia sehingga menyebabkan virus semakin banyak lalu tersebar.
Contoh lainnya, terdapat pada perbaikan transportasi yang disertai dengan perpindahan
manusia dan barang dari daerah yang terpapar dengue ke daerah yang tidak terpapar oleh
dengue, hal tersebut akan memudahkan transmisi pada virus dengue karena terdapat sifat
multiple bitting yang berasal dari virus tersebut. (Farid, 2009)
Lalu ada hal lain yang dapat mengakibatkan kepadatan penduduk menjadi tinggi,
seperti jarak rumah yang saling berdekatan dan berdesakan, hal tersebut membuat penyebaran
penyakit DBD menjadi lebih intensif. Kasus jarak rumah yang berdekatan sering terlihat di
wilayah perkotaan atau lebih tepatnya di pinggiran kota dibandingan di pedesaan. Dari kasus
tersebut akan berdampak pada individu dan memudahkan nyamuk menyebarkan virus dengue
dari satu manusia ke manusia lain yang ada disekitarnya (Lestari, 2007 dalam Maria, 2013).
Kepadatan penghuni yang ada didalam rumah juga beresiko terhadap penyaluran
penyakit DBD. Rumah yang jumlah penghuninya banyak akan berpeluang lebih besar untuk
terjadinya penularan virus dengue dibandingkan dengan penghuni yang sedikit (Hakim
2010). Berdasarkan penelitian Hakim 2010, dari analisa multivariatnya ditunjukkan bahwa
keberadaan jentik atau pupa nyamuk aedes aegypti memiliki peranguh yang besar karena
frekuensi nyamuk menggigit yang lebih tinggi akan berpengaruh pada frekuensi anggota
rumah yang ada di dalamnya.
Kepadatan penduduk menjadi faktor non-kausatif dibeberapa daerah, penyebabnya
adalah karena rendahnya tingkat pencatatan dan pelaporan Kasus DBD hingga penegcekan
status penderita pada saat di diagnosis menderita penyakit DBD.
Provinsi Jawa Timur memiliki jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang
cukup tinggi. Terdapat 13 kabupaten atau kota mengalami peningkatan pada jumlah penderita
dan angka kematian (CFR), diantaranya yakni Surabaya, Jember, Lamongan, Gresik,
Nganjuk, Bojonegoro, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Kota Madiun, Kota Blitar,
Kabupaten Blitar dan Pamekasan.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur 2012, Surabaya menempati peringkat
pertama dengan jumlah kasus DBD terbanyak yaitu sekitar 1.091 kasus, sehingga dari
pemaparan tersebut penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Surabaya akan menjadi
masalah kesehatan yang diprioritaskan.
Sehingga dari masalah tersebut dibutuhkan upaya-upaya pencegahan terhadap penyakit
tersebut. Upaya yang dilakukan untuk memberantas penyakit tidak hanya dilakukan oleh
pemerintah saja, melainkan kita sebagai masyarakat juga harus berperan dalam
menanggulangi masalah tersebut, hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan :
1. meningkatkan pencegahan dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat
tentang penyakit DBD, salah satunya dengan melaksanakan 3M yaitu menutup,
menguras, dan mendaur ulang.
2. Memelihara ikan pemakan jentik dan menabur larvasida
3. Menggunakan kelambu di sekeliling kasur untuk melindungi serangan gigitan
nyamuk DBD pada saat waktu tidur
4. Memasang kasa
5. Melakukan pemeriksaan jentik dan pemantauan penyakit secara rutin dan berkala
sesuai dengan kondisi tempat
6. Melihat tren kasus dan penyebarannya secara eksklusif
7. Masyarakat di daerah padat penduduk dan endemis DBD di harapkan melakukan PSN
DBD secara rutin dan menjadi pemantau jentik di rumahnya sendiri agar terhindar
dari penyakit DBD

Daftar Pustaka
Prasetyowati, I., Km, S. and Kes, M. [no date]. KEPADATAN PENDUDUK DAN INSIDENS RATE
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) KABUPATEN BONDOWOSO, JAWA TIMUR
(Population Density and Incidence Rate of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Bondowoso Distric,
East Java).
Prasetyowati, I., Km, S. and Kes, M. [no date]. KEPADATAN PENDUDUK DAN INSIDENS RATE
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) KABUPATEN BONDOWOSO, JAWA TIMUR
(Population Density and Incidence Rate of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Bondowoso Distric,
East Java).

Anda mungkin juga menyukai